• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAURAN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAURAN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN doc"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAURAN PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING LEMBAGA PENDIDIKAN (Studi Kasus di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01 Kayen Pati,

Tahun 2015/2016)

Faiq Nurul Izzah Pascasarjana STAIN Kudus Email: faiqnurulizzah@gmail.com

Abstrak

Penelitian dilakukan untuk mengetahui: (1). Bauran pemasaran jasa pendidikan di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01 (2). daya saing lembaga pendidikan di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01 (3) Bauran pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan daya saing lembaga pendidikan di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data berupa dokumen dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Unsur Bauran pemasaran yang di analisis yaitu 7p (product, price, place, promotion, physical evidence, people, process). (2).Daya saing di MI Nihayaturroghibin berupa product, price, place dan promotion sedangkan di SDN Rogomulyo 01 berupa product, place dan people. (3). Analisis bauran pemasaran bisa meningkatkan daya saing pendidikan karena kesesuaian unsur 7p dengan standar nasional pendidikan sebagai kriteria minimal pendidikan bermutu.

Kata kunci : Bauran Pemasaran, Daya saing, MI Nihayaturroghibin, SDN Rogomulyo 01

Abstract

(2)

marketing mix of education service to improve the competitiveness of educational institutions in MI Nihayaturroghibin and SDN Rogomulyo 01. This study was a qualitative research with the documents and interview result as source of data. The results of research showed that: (1). Marketing mix elements analyzed was 7p (product, price, place, promotion, physical evidence, people, process) (2).The competitiveness of MI Nihayaturroghibin is product, price, place and promotion, but the competitiveness of SDN Rogomulyo 01 is product, place and people. (3). The marketing mix analysis can improve the competitiveness because the compatibility of 7p unsure with the national standard of education as a minimum criteria for a quality education.

Keywords : Marketing Mix, Competitiveness, MI Nihayaturroghibin, SDN Rogomulyo 01

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu lembaga yang berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa. Ada banyak sekolah yang tersebar di seluruh daerah baik yang swasta maupun negeri. (Komariah dan Cepi Triatna, 2006:5) Banyaknya sekolah yang tersebar tersebut, memacu sebuah persaingan dari segi kualitas dan kuantitas. Untuk bisa bersaing dengan sekolah lain, terutama sekolah yang ada disekitarnya dalam satu daerah, ia harus mampu menunjukkan yang terbaik. Pada prinsipnya sekolah perlu memberikan ciri khas tersendiri agar sekolah tidak lagi ditinggal oleh masyarakat. Tidak lagi memandang tentang sekolah negeri, swasta, umum maupun sekolah berbasis agama. Masyarakat sekarang ini mulai mampu menilai dan menyesuaikan keinginan mereka dalam menyekolahkan anaknya.(Cahyono,2014:kompasiana.com).

(3)

kedua sekolah tersebut terlihat menonjol meskipun terletak berdekatan dengan sekolah lain tetapi kedua sekolah ini tetap mampu menarik perhatian masyarakat sehingga mempunyai banyak siswa.

MI Nihayatur Roghibin adalah MI dari sebuah yayasan pendidikan Islam di bawah naungan Kementerian Agama. MI ini terletak di pinggir jalan raya Kayen-Pati, desa sundoluhur. Sebagai sekolah MI yang mempunyai banyak saingan, yakni MI Miftahul Muhtadin, SDN Rogomulyo 01 dan 02, sekolah ini mampu menarik minat banyak masyarakat dibanding sekolah lain. Bahkan Salah satu SD tersebut ada yang hampir gulung tikar karena siswa yang tidak mencukupi standar minimal. Jumlah siswa yang mereka miliki pada tahun 2015/2016 adalah 258 dalam enam kelas 10 rombel. Pergerakan siswa yang didapatkan setiap tahunnya selalu naik dan bisa dikatakan sekolah favorit di desa sundoluhur. (Interview Kepala MI Nihayaturroghibin sundoluhur)

SDN Rogomulyo 01 adalah SD yang terletak dipinggir jalan raya kayen-Pati, satu komplek (berdampingan) dengan SDN Rogomulyo 02 serta tidak jauh juga dengan MI Rogomulyo. Sebagai sekolah inti, dan perwakilan SD bagian utara, SDN Rogomulyo 01 memiliki daya saing yang bagus terhadap sekolah lainnya di Rogomulyo. Terbukti dengan jumlah siswa yang dimiliki pada tahun 2015/2016 ini sebanyak 124 siswa. Jumlah ini sudah terbilang banyak mengingat letaknya yang bersebelahan dengan SD lain dan terus bersaing dalam mendapatkan siswa disetiap tahunnya. Tetapi pihak sekolah mempunyai strategi sendiri agar Pergerakan siswa yang didapatkan setiap tahunnya selalu naik.(Interview kepala SDN Rogomulyo 01).

Banyaknya siswa yang dimiliki oleh MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01 sampai tahun ini, menjadikan penulis ingin meneliti bauran pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan oleh kedua sekolah tersebut sebagai strategi dalam melakukan pemasaran lembaga pendidikan serta efeknya terhadap daya saing lembaga pendidikan.

2. Rumusan Masalah

(4)

SDN Rogomulyo 01 kayen, bagaimana daya saing lembaga pendidikan di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01 kayen, serta bagaimana bauran pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan daya saing lembaga pendidikan di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01 kayen.

B. Landasan Teori

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial.(Sugiyono, 2008:29)

1. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan

Pemasaran dalam bidang pendidikan menghasilkan kepuasan peserta didik serta kesejahteraan stake holder lembaga pendidikan dalam jangka panjang sebagai kunci utnuk memperoleh profit. (Alma, 2008:153)

Bauran pemasaran (marketing mix) jasa pedidikan adalah elemen-elemen organisasi pendidikan yang dapat dikontrol oleh organisasi dalam melakukan komunikasi dengan peserta didik dan akan dipakai untuk memuaskan peserta didik. Marketing mix merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga lembaga pendidikan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.(Alma, 2008:154). Unsur-unsur pemasaran menurut Philip Kotler adalah sebagai berikut.

a. Product (produk jasa)

(5)

Reputasi dan prospek lembaga madrasah menjadi daya tarik dan minat siswa. selama ini madrasah menawarkan produk sesuai dengan misinyayitu sebagai proses “character building” yaitu siswa berakhlaq mulia, agamis, religius, dan penuh nilai, termasuk di dalamnya adalah terpenuhinya standar kompetensi lulusan.(Hidayat, dan Imam Machali, 2012:239)

Untuk merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk, yaitu produk utama/inti, produk generik, produk harapan, produk pelengkap dan produk potensial. (Alma, 2008:156)

Jadi, produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hal yang dimiliki sekolah kemudian ditawarkan kepada masyarakat seperti fasilitas sekolah, kurikulum dan model pembelajaran, serta bukti lulusannya. Jika semua hal tersebut selalu di jaga dan diperbaiki, maka secara otomatis masyarakat akan memilih sekolah tersebut karena sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

b. Price (harga)

Elemen ini berjalan sejajar dengan mutu produk. Apabila mutu pruduk baik, maka calon siswa berani membayar lebih tinggi. Tetapi ada lembaga yang menetapkan SPP dengan biaya tinggi, peminatnya tetap banyak. Ini disebabkan karena situasi kelangkaan penyedia jasa pendidikan yang bermutu (sekurang-kurangnya menurut persepsi konsumen), melihat siapa dibelakang pengelola jasa pendidikan tersebut. Hal ini merupakan taktit “skimming price” yang terkenal dalam marketing, diimbangi dengan bayangan mutu meyakinkan.(Alma, 2013:283)

Harga dalam konteks jasa pendidikan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan. Elemen harga pendidikan dipertimbangkan mengenai penetapan harga seperti SPP, investasi bangunan, biaya laboratorium, dan lain-lain.(Hidayat, dan Imam machali, 2012:239)

(6)

bulannya karena adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Sehingga jika memang ada biaya maka biaya itu dipergunakan untuk membeli seragam, buku paket, buku lembar kerja, kegiatan-kegiatan sekolah yang tidak bisa didanai oleh BOS. Tetapi banyak juga sekolah yang tidak memungut biaya apapun. Meskipun sekolah memungut biaya atau tidak sama sekali, masyarakat tetap melihat kualitasnya. Jika memang kualitas proses dan keluarannya bagus, meskipun harus mengeluarkan biaya tambahanpun masyarakat tetap akan memilihnya, begitu juga sebaliknya jika sekolah gratis tetapi kualitas tidak bisa diandalkan masyarakat juga akan mempertimbangkannya kembali.

c. Place (tempat/ lokasi pelayanan)

Pada umumnya para pimpinan lembaga pendidikan sependapat bahwa lokasi letak lembaga yang mudah dicapai kendaraan umum, cukup berperan sebagai pertimbangan calon siswa untuk memasuki lembaga tersebut. Demikian pula para siswa atau konsumen menyatakan bahwa lokasi turut menentukan pilihan mereka, mereka menyenangi lokasi dikota dan yang mudah dicapai kendaraan umum, atau ada fasilitas alat transportasi dari lembaga atau bis umum yang disediakan oleh pemerintah daerah.(Alma, 2003:116)

Keamanan tempat atau lokasi yang dituju, dalam hal ini perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti: akses (kemudahan mencapai lokasi), vasibilitas (lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya), lalu lintas, tempat parkir, ekspansi (ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha), persaingan (dengan memperhitungkan lokasi pesaing).( Irianto dan Eka Prihati, 2009:344).

d. Promotion (promosi)

(7)

Promosi bertujuan untuk memberikan informasi dan meyakinkan konsumen akan manfaat produk yang dihasilkan. (Hidayat, dan Imam Machali 2012:239). Promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negatif terhadap daya tarik peminat. (Tim Dosen UPI,2011:343).

Promosi yang biasa dilakukan oleh sekolah tingkat dasar adalah dengan mengundang semua wali siswa dalam kegiatan pengambilan rapot dan kegiatan akhir tahun, pemasangan spanduk, mengadakan kegiatan seperti jalan santai, kirab siswa, lomba antar TK, lomba antar MI dan SD, pembuatan kalender sekolah, serta promosi dari satu orang ke orang lain. e. People (SDM)

Sumber daya manusia adalah semua orang yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau lembaga yang terlibat dalam proses penyampaian produk atau jasa kepada konsumen. Sumberdaya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu administrator, guru, dan karyawan. Ketiganya perlu memiliki kompetensi yang tinggi. Karena pada pelaksanaannya merekalah yang secara langsung menyampaikan jasa kepada para siswa dan orang tua siswa sehingga tingkat puas atau tidaknya tergantung dengan cara penyampaian jasa yang dilakukan oleh para sumberdaya tersebut. Untuk itu pemilihan sumber daya manusia yang akan bekerja dalam suatu lembaga pendidikan harus dilakukan dengan secermat mungkin, karena merekalah yang akan menjadi ujung tombak dalam penyampaina jasa pendiidkan kepada publik.(Tim Dosen UPI,2011:166)

Sumberdaya yang dimiliki sekolah harus benar-benar berkompeten, karena orang tua tetap memantau belajar anak. Jika guru kurang berkompeten maka siswa yang menjadi korbannya dan orang tua bisa mengetahuinya melalui pelajaran dan PR yang diberikannya. Seperti pada peraturan pemerintah nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru, bahwa kompetensi guru itu ada empat yakni kompetensi profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian.

(8)

mengantisipasi segala kemungkinan terjadinya permasalahan dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM) dari tahap seleksi hingga proses (MSDM) yang lebih komplek. (Lupiyoadi dan A. Hamdani, 2014:194)

f. Physical evidence (sarana fisik)

Menurut pendapat Kotler, Physical Evidence adalah sarana fisik dan lingkungan terjadinya penyampaian jasa, antara produsen dan konsumen berinteraksi dan setiap komponen lainnya yang memfasilitasi penampilan jasa yang ditawarkan. (Kotler, 1989:53).

Bangunan fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan tempat jasa diciptakan dan tempat penyedia jasa dan konsumen berinteraksi, ditambah unsur tangible apa saja yang digunakan untuk mengomunikasikan atau mendukung peranan jasa itu. Dalam bisnis jasa, pemasar perlu menyediakan petunjuk fisik untuk dimensi intangible jasa yang ditawarkan perusahaan, agar mendukung positioning dan citra serta meningkatkan lingkup produk (product surround). (Swastha dan Hani Handoko, 200087)

Pada sebuah lembaga pendidikan tentu yang merupakan Physical Evidence adalah gedung atau bangunan dan segala sarana dan fasilitas yang terdapat didalamnya. Termasuk pula bentuk-bentuk desain interior dan eksterior dari gedung-gedung yang terdapat di dalam lembaga tersebut. (Alma,2003;118). Apalagi sekolah tingkat dasar, gedung harus didesain semenarik mungkin. Anak usia sekolah dasar akan lebih tertarik pada bangunan sekolahnya tanpa mengetahui kuantitas dan kualitas sekolah.

g. Process (proses)

(9)

Seluruh aktifitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktifitas-aktifitas, dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang atau jasa) disalurkan ke pelanggan. Identifikasi manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa yang tidak dapat disimpan. (Alma,2008:167).

2. Daya Saing

Kaitannya dengan daya saing, seperti diketahui bahwa sekolah merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Peningkatan mutu, kualitas, dan kinerja layanan pendiidkan adalah tuntutan bagi lembaga pendidikan. dalam konteks pendidikan dasar dan menengah untuk mengacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu maka ditetapkan Standar nasional pendidikan. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaa, dan pengawasan pendiidkan dalm rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. (Hidayat, dan Imam Machali, 2012:236)

Standar Nasional Pendidikan diatur dalam PP Nomor 19 tahun 2005 tetapi sudah diperbarui dan diubah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan . ada delapan standar yang diatur dalam Standar Nasional pendidikan, yaitu standar Isi, standar kelulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

(10)

C. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya, penulis telah menemukan tema yang relevan dengan tema yang peneliti angkat, yakni (1).Tesis karya Dedik Fatkul Anwar, Jurusan Pendikan Islam, pascasarjana UIN sunan kalijaga Yogyakarta tahun 2014 dengan judul Pemasaran jasa Pendidikan dalam meningkatkan peminat layanan pendidikan di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. (2).Tesis karya cahaya Khaeroni, dengan judul strategi pemasaran pendidikan (studi komparasi di SD Masjid Syuhada dan MI Sultan Agung, Yogyakarta), tahun 2012. (3).Tesis karya Qiyadah Rabbaniyah, dengan judul Manajemen Pemasaran perguruan Tinggi di STIKes madani, tahun 2014.

D. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif dengan Sumber data dalam penelitian ini adalah MI Nihayatur Roghibin, Sundoluhur dan SDN Rogomulyo 01. Dalam penelitian ini, penulis menggali informasi secara mendalam kepada kepala sekolah,. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara kepada kepala TU (tata usaha) terkait dengan dokumentasi-dokumentasi sekolah. Pengumpulan data penulis lakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi penulis menggunakan observasi yang tersamar . Wawancara atau interview dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Dokumentasi yang dijadikan sumber penelitian adalah data-data profil sekolah, data guru, data siswa, data sarana prasarana, dan draft Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(11)

E. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1. Analisis Bauran Pemasaran di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01.

a. Bauran pemasaran 7p

Bauran pemasaran jasa pendidikan adalah elemen-elemen organisasi pendidikan yang dapat dikontrol oleh organisasi dalam melakukan komunikasi dengan peserta didik dan akan digunakan untuk memuaskan peserta didik.

1) Produk

a) Core benefit (produk inti).

Produk inti di MI Nihayaturroghibin berupa mata pelajaran inti yakni pelajaran al-Quran hadis, aqidah akhlaq, fikih, sejarah kebudayaan Islam, Pendidikan kewarganegaraan, IPA,IPS, dan Seni Budaya Keterampilan.

b) Generic Product (produk generik)

Produk generik di MI Nihayaturroghibin berupa mata pelajaran muatan lokal yakni bahasa jawa, bahasa Inggris, dan bahasa Arab.

c) Expected product (produk harapan)

Produk harapan yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati untuk dibeli. (Alma, 2008:156). Produk ini ada dalam bentuk program baru yaitu program tahfidzul quran, yang juga sebagai program unggulan.

d) Augmented Product (Produk Pelengkap)

Produk pelengkap yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.(Alma, 2008:156). Produk ini brupa kurikulum pengembangan diri dan pendidikan kecakapan hidup.

e) Produk potensial

(12)

Komponen produk yang ditawarkan oleh SDN Rogomulyo 01 adalah sebagai berikut:

a) Core benefit (produk inti).

Produk inti di SDN Rogomulyo 01 bisa dilihat pada kurikulum inti berupa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, serta penjaskes.

b) Produk generik, (generic product)

Produk generik di SDN Rogomulyo 01 ini ada pada kurikulum muatan lokal yakni Bahasa Jawa, Seni Suara daerah dan bahasa Inggris.

c) Produk harapan (expected product)

Produk harapan bisa dilihat pada Pendidikan pengembangan diri yakni berupa pelajaran komputer, Baca Tulis al-Quran dan pramuka d) Produk pelengkap (augmented product)

Produk ini berupa pengembangan pendidikan budaya. Pendidikan budaya pada SDN Rogomulyo 01 menyesuaikan budaya yang ada di desa kayen dan budaya daerah jawa tengah. Kegiatan ini antara lain adalah Seni tari, karawitan, tembang, budaya islami, budaya membaca, budaya kreatif.

e) Produk potensial

Produk potensial yang dimiliki oleh SDN Rogomulyo 01 ini adalah Rebana, Olahraga, Seni, Ilmiah, Kegiatan pembiasaan rutin, keteladanan, Kegiatan nasionalisme dan patriotisme, Pekan kreatifitas siswa, Pembinaan dan bimbingan lomba atau olimpiade, serta Outdoor learning dan training

2) Price (Harga)

(13)

LKS sendiri, serta untuk kegiatan perpisahan (kelas VI) dan juga infaq untuk pengembangan yayasan yang juga dibayarkan hanya sekali selama menjadi siswa MI. Sedangkan pada SDN Rogomulyo 01, SPP dibebaskan karena adanya BOS, seragam sekolah dibeli siswa secara mandiri dan tidak di handel oleh sekolah, sedangkan LKS diberikan kepada siswa secara gratis karena SD selain mendapat dana dari BOS, juga mendapatkan dana dari APBN dan APBD.

3) Place (tempat)

Keamanan tempat atau lokasi yang dituju, dalam hal ini perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti: akses , visibilitas, lalu lintas, tempat parkir, ekspansi, dan persaingan.(Irianto dan Eka Prihanti, 2009:344)

Akses MI Nihayaturroghibin dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, dari segi akses keberadaan lokasi MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulo 01 sangat strategis. Kedua, dari segi visibilitas, keberadaan MI Nihayaturroghibin yang berada di pinggir jalan raya menjorok ke dalam, sekaligus satu komplek dengan Masjid Sundoluhur dan Mts Nihayaturroghibin, membuat MI Nihayaturroghibin mudah dilihat oleh masyarakat umum. Sedangkan SDN Rogomulyo 01 ini berada di pinggir jalan raya dan ditengah desa. Letak SD 01 ini yang berdampingan dengan SD 02 dan dekat dengan pasar tradisional juga menjadikan masyarakat mudah melihatnya.

(14)

utara, timur dan barat karena adanya sekolah lagi masih jauh. Jadi ini merupakan peluang yang bagus, contohnya adalah desa tungklur, pucang, rogomulyo barat.

4) Promosi

Promosi dilakukan oleh MI Nihayaturroghibin secara sederhana yakni dengan konsisten terhadap programnya, Menjuarai lomba, pawai, outbond, sosialisasi ke TK/RA, sosialisasi ke wali murid serta melalui media brosur dan spanduk. Untuk meciptakan citra baik di mata masyarakat MI ini memunculkan program baru yang disebut program uggulan berupa Tahfidzul Quran agar lebih identik dan berbeda dengan MI yang di kecamatan kayen.

Promosi yang dilakukan SDN Rogomulyo 01 ini juga sederhana, yakni dengan cara sosialisai, rapat wali murid, memperbaiki sekolah, jalan santai dan selalu berusaha menjuarai setiap perlombaan. Bersaing secara sehat tanpa ada iming-iming suatu hal dan tidak door to door menjadi prinsip yang tetap dipegang oleh SD ini. pada intinya kedua sekolah ini berusaha untuk selalu konsisten dengan program-programnya dan selalu memperbaiki diri agar tetap dipercaya oleh masyarakat.

5) People (Sumber daya Manusia)

MI Nihayaturroghibin mempunyai 16 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus Non-PNS atau guru tetap yayasan, dan hanya satu guru saja yang berstatus PNS. Tetapi meskipun demikian, justru karena banyak yang berstatus Non-PNS, maka mereka lebih solid dan etos kerja tetap tinggi. Andaikan saja sebagian gurunya PNS dan sebagian lagi Non-PNS, maka kemungkinan akan terjadi pengelompokan lebih besar dan guru yang Non-PNS akan merasa bahwa mereka tidak perlu bersusah payah dan memilih untuk tetap santai karena mereka hanya guru swasta saja. Sedangkan SDN Rogomulyo 01 mempunyai 13 tenaga pendidik dan tenaga kependiikan yang sebagian besar adalah guru PNS dan sebagian kecil lainnya merupakan guru wiyata bhakti.

6) Physical Evidence (sarana fisik)

(15)

dasar. Perbedaan yang menonjol dari segi bangunan yang terlihat adalah tentang desain eksterior gedung yang mana desain di SDN Rogomulyo 01 lebih indah dan lebih menarik dibanding dengan di MI Nihayaturroghibin yang nampak monoton dengan cat lamanya serta dengan hiasan-hiasan atau taman di halamannya. Terkait perbaikan gedung, penambahan kelas, dan renovasi gedung, di SD hanya bisa mengandalkan dana dari pemerintah dan tidak berani menarik uang dari wali murid, tetapi untuk di MI karena berupa yayasan maka jika ingin melakukan renovasi sekolah mereka bisa menarik uang infaq dari wali murid atau bahkan dari para donatur.

Selain bukti fisik berupa bangunan, MI Nihayaturroghibin dan SDN rogomulyo 01 juga sama-sama mempunyai bukti pendukung yaang keberadaannya sangat penting. Bukti pendukung ini adalah berupa raport siswa per semester, absensi siswa, jurnal kelas, buku induk siswa, buku data lulusan siswa, draft Program Tahunan (prota), draft Program semester (promes), draft Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), dan draft Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM) yang masing-masing selalu diperbarui setiap semester atau setiap tahun. Sedikit perbedaan tentang bukti fisik yakni adanya laporan bulanan pada SD dan tidak untuk di MI, karena pemerintah yang menaunginya berbeda sehingga persyaratan adminstratif guru yang diminta terkadang juga berbeda.

7) Proses

(16)

siswanya berhasil dalam ujian dan menjadi lulusan yang mempunyai karakteristik baik khas sekolahnya sendiri.

Tetapi dalam prosesnya, ada beberapa hal yang berbeda. Kembali lagi dilihat pada produk yang ditawarkan masing-masing sekolah ini. Jika pada MI Nihayaturroghibin mempunyai program tahfidzul quran sehingga ciri khas yang nampak pada sekolah ini adalah budaya islami. Ini sudah jelas karena memang basicnya saja sudah Madrasah Ibtidaiyyah. Sedangkan pada SDN Rogomulyo tidak mempunyai program unggulan apapun tetapi pada produk yang ditawarkannya terdapat pembelajaran seni tari, tembang dan karawitan yang tujuannya adalah melestarikan budaya jawa, dan hal ini tidak ada di MI. Seharusnya, semua sekolah baik MI ataupun SD tetap menerapkan program tambahan kesian-kesenian jawa tersebut, meski telah mempunyai program unggulan yang berbasis budaya Islami ataupun belum. Karena melestarikan budaya jawa ini bukanlah tugas sekolah umum (SD) saja tetapi semua lapisan masyarakat jawa termasuk di Madrasah.

2. Analisis daya saing lembaga pendidikan di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01

Terkait dengan daya saing, mereka yang tampil dengan pola yang baik, ada yang memperkokoh sumber daya manusia (SDM), ada yang memperkuat bidang fasilitas termasuk gedung dan sarana lainnya, ada pula yang memperkuat dibidang dana, tetapi ada pula yang lebih memperhatikan dan memperkuat jaringan daripada yang lainnya. Menurut penulis, apa yang unik dan menjadi daya tarik masing-masing sekolah merupakan nilai dari daya saing sekolah itu sendiri. Karena dalam penelitian ini penulis membahas tentang bauran pemasaran, maka keunikan atau sesuatu yang menjadi daya tarik masyarakat itu penulis lihat dari unsur-unsur bauran pemasaran.

(17)

masyarakat sehingga keempat hal itulah yang menjadi daya saing MI Nihayaturroghibin. Di SDN Rogomulyo 01, yang menjadi daya tarik bisa dilihat pada keunggulan produk yaitu kesenian jawa, place dan people yang merupakan ke tiga hal yang menjadi daya tarik bagi masyarakat sehingga ketiga hal itulah yang menjadi daya saing

3. Analisis bauran pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan daya saing MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01.

Teori yang telah tertuang menyebutkan bahwa, jika sekolah telah memenuhi delapan standar nasional pendidikan, yakni standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pengelolaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pembiayaan, standar sarana prasarana, dan standar kompetensi lulusan, maka sekolah bisa disebut bermutu. Jika sekolah sudah bermutu maka sekolah tersebut berdaya saing bagus. Karena kedelapan standar nasional pendidikan tersebut merupakan kriterian minimal mutu pendidikan dalam sistem pendidikan nasional di seluruh wilayah hukum negara Kesatauan Republik Indonesia. Tujuh unsur bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, promosi, sumber daya manusia, sarana prasarana dan proses merupakan unsur-unsur saling berkaitan yang bisa digunakan untuk memenuhi kedelapan standar nasional pendidikan tersebut.

Pada kedua sekolah tersebut, Unsur produk telah memenuhi standar isi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Unsur Price dalam bauran pemasaran sudah sesuai dengan standar pembiayaan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Unsur place sudah sesuai dengan standar sarana prasarana yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Unsur promosi ini sesuai dengan standar pengelolaan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Selain itu, unsur proses ini sudah memenuhi standar isi, standar proses, standar pengelolaan, dan standar penilaian dan standar kompetensi lulusan.

(18)

belakang pendidikan tinggi dibidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi, dan memiliki sertifikat profesi guru untuk SD/MI. Tetapi di MI Nihayaturroghibin dari 18 pendidik / tenaga kependidikan, masih ada empat yang pendidikan terakhirnya masih tingkat SMA, dan di SDN Rogomulyo 01 dari ke tiga belas pendidik/ tenaga kependidikan, masih ada empat yang pendidikan terakhirnya msih setingkat SMA. Dengan demikian Unsur SDM di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01 belum sepenuhnya sesuai dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan yang ditetapkan dalam Standar nasional Pendidikan.

Unsur lain dalam bauran pemasaran yaitu sarana fisik (physical evidence) yang berupa bangunan atau gedung dan segala sarana dan fasilitas yang ada di dalamnya. Sarana prasarana yang dimiliki oleh kedua sekolah ini kurang memadai karena fasilitas yang ada masih berada di posisi standar minimal. Tetapi meskipun demikian, setidaknya kebutuhan guru dan siswa terpenuhi 75% oleh sarana prasarana yang ada. Yakni adanya lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, tempat olahraga, tempat ibadah, dan tempat bermain siswa. dengan demikian, unsur sarana fisik ini belum memenuhi standar sarana prasarana yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

(19)

tersebut . Jadi, penulis simpulkan, kedua sekolah ini sudah memenuhi 75% kriteria sekolah bermutu, dan meskipun belum sepenuhnya, kedua sekolah ini tetap mempunyai daya saing.

F. Kesimpulan

Dari kajian yang sudah penulis lakukan tentang strategi marketing dalam meningkatkan daya saing di MI Nihayaturroghibin dan SDN Rogomulyo 01 ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Unsur Bauran pemasaran yang di analisis yaitu produk yang berupa program tahfdzul quran sebagai produk unggulan di MI Nihayaturroghibin dan kesenian jawa di SDN Rogomulyo 01. Penetapan harga gratis , tempat yang strategis dan mudah di akses, promosi yang dilakukan di MI Nihayaturroghibin melalui sosialisasi ke RA/TK sedangkan di SDN Rogomulyo 01 berupa perbaikan fisik. SDM sudah memenuhi standar kualifikasi akademik, guru di MI Nihayaturroghibin merupakan guru swasta sedangkan di SDN Rogomulyo 01 merupakan guru PNS. Serta Sarana fisik yang sudah memadai, dan proses (input-proses-output) yang dilakukan sesuai Standar Nasional PendidikanDaya saing MI nihayaturroghibin ditemukan pada bauran pemasaran unsur product, price, place dan promotion. Sedangkan di SDN Rogomulyo 01 ditemukan pada bauran pemasaran unsur product, place dan people.

2. Daya saing MI nihayaturroghibin ditemukan pada bauran pemasaran unsur product, price, place dan promotion. Sedangkan di SDN Rogomulyo 01 ditemukan pada bauran pemasaran unsur product, place dan people.

(20)

memenuhi enam dari standar nasional pendidikan, dan dua standar yang belum terpenuhi seratus persen adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan dan standar sarana prasarana. Kedua sekolah tersebut baru memenuhi 75% kriteria minimum pendidikan bermutu. Jadi strategi marketing melalui analisis bauran pemasaran ini bisa digunakan untuk meningkatkan daya saing sekolah.

G. Daftar Pustaka

Alma, Buchori & Ratih Hurriyati. 2008. Manajemen Corporate & strategi pemasaran jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Alma, Buchari. 2013. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Anwar, Dedik Fatkul. 2014. Tesis. Pemasaran jasa Pendidikan dalam meningkatkan peminat layanan pendidikan di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Pascasarjana UIN sunan kalijaga. Cahyono, Guntur. 2014. Fenomena Sekolah Bubar. Dalam

edukasiana.Kompasiana.com. Downloaded at 15/10/2014; 23.10.

Hidayat, Ara & Imam Machali. Pengelolaan Pendidikan (konsep, prinsip, dan aplikasi dalam mengelola sekolah dan madrasah). Yogyakarta:Kaukaba. Khaerani, Cahaya.2012. Strategi Pemasaran Pendidikan (studi komparasi di SD

Masjid Syuhada dan MI Sultan Agung, Yogyakarta). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. Alih Bahasa, Alexander Sindoro. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran.. Jakarta: Prenhallindo.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat

Machali, Imam. 2012. Strategi Bauran Pemasaran (Mix Marketing) untuk peningkatan Mutu di SD Muhammadiyah sapen Yogyakarta. Laporan Penelitian Kompetitif fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mulyasana, Dedi. 2012. Pendidikan bermutu dan Berdaya saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(21)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Rabbaniyah, Qiyadah. 2014. Tesis. Manajemen Pemasaran Perguruan Tinggi Di Stikes Madani. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dam R&D. Bandung: Alfabeta.

Swastha, Basu dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : BPFE, 2000).

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tim Pustaka Merah putih. 2007. Undang-undang Sistem pendidikan Nasional, Yogyakarta: Pustaka Merah Putih.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003.

Irianto, Yoyon Bahtiar. Tt. Modul Pemasaran Pendidikan . Universitas Pendidikan Indonesia, hlm. 202.

Draft kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) MI Nihayaturroghibin sundoluhur

Draft kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) SDN Rogomulyo 01 Hasil wawancara dengan kepala MI Nihayaturroghibin Sundoluhur Hasil wawancara dengan kepala SDN Rogomulyo 01.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah praktikan jelaskan di bab sebelumnya, Praktikan dapat menarik kesimpulan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT

Berdasarkan hasil yang didapat,disimpulkan bahwa ekstrak air daun Bungur ( Lagerstroemia speciosa [L.] Pers) memiliki efek penurunan kadar glukosa darah pada tikus

(2) problematika dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dalam system full day school diantaranya yang pertama adalah masih ditemukan siswa yang belum mampu menyesuaikan

Siswa mengamati beberapa gambar yang disajikan di Buku Siswa, guru memberikan beberapa pertanyaan yang terkait dengan gambar dan sumber daya alam (usaha apa yang dilakukan

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa citra diri perempuan tokoh Norma dalam aspek psikis digambarkan sebagai perempuan yang tidak setia dan tidak pernah

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kompetensi pedagogik dan minat belajar dimana secara umum data kompetensi pedagogik guru

U istraživanom vremenskom periodu Republika Srbija ostvarila je pozitivan bilans spoljnotrgovinske razmene jabuke ( grafikon 2 ). Izvoz je bio veći u odnosu na uvoz, a bilans

Program pengukur field strength dan bit rate merupakan program yang bekerja untuk melakukan pengukuran nilai field strength dan bit rate berdasarkan data yang