BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari ovulasi (pelepasan ovum), terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (inplantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2009).
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya
dalam kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Yeyeh, et
all.2009).
Kehamilan dibagi dalam tiga bagian: 1. Kehamilan triwulan pertama: 0-12
minggu; 2. Kehamilan triwulan kedua: 13-29 minggu; 3. kehamilan triwulan ketiga:
29-40 minggu. Selama kehamilan ibu dianjurkan melakukan kunjungan ulang untuk
mengetahui masalah dalam kehamilannya baik bersifat fisiologis maupun patologis
yang dapat mengancam kehamilannya (Sarwono, 2006).
B. Pengertian USG (Ultrasonografi)
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan yang
merupakan alat bantu, yang memakai gelombang suara ultra untuk pencitraan
(membuat tampilan gambar) dari suatu objek yang dipapari suara ultra tersebut.
Ultrasound atau suara ultra adalah gelombang suara yang berfrekuensi lebih dari
C. Komponen USG
Komponen utama peralatan USG adalah :
1. Probe, tempat transduser terletak
Probe adalah tempat transduser tertempel. Transedur adalah Kristal piezoelektrik yang jika diaktifkan secara elektronik, akan menghasilkan pulsasi suara
pada frekuensi sangat tinggi yang dikenal dengan ultrasound. Kristal tersebut juga
dapat bekerja sebaliknya, dengan mengubah echo yang kembali dari tubuh menjadi
sinyal elektrik hingga dihasilkan gambar USG. Dalam praktiknya, istilah probe dan
transducer dapat dianggap sama. Tampilan informasi kiri dan kanan pada monitor
USG ditentukan oleh probe (Gondo & Suwardewa, 2012).
Dalam bahasa sederhana transduser adalah alat yang digunakan dalam
pemeriksaan USG yang langsung bersentuhan dengan tubuh pasien. Dalam bidang
obstetri dan ginekologi transduser yang digunakan adalah bentuk linear, kurvilinear
atau sektor. Bentuk paling sering digunakan adalah kurvilinear dan bulat atau sektor
(untuk pemeriksaan transvaginal). Bentuk linear masih dapat dipergunakan dalam
USG obstetri dengan kehamilan diatas 12 minggu. Tranduser transrektal hanya
digunakan pada keadaan tertentu (Endjun, 2007).
Transducer mentransmisikan ultrasound dengan frekunsi tertentu. Namun
semua akan memiliki frekuensi sentral yang menegaskan frekuensi probe tersebut.
Probe transabdominal yang digunakan dalam obstetri biasanya memiliki frekuensi
3,5 MHZ atau 5 MHZ, sedangkan probe transvaginal dapat menggunakan frekuensi
yang lebih tinggi yaitu 7 MHZ atau 8 MHZ. frekuensi berhubungan dengan resolusi
gambar namun berbanding terbalik dengan penetrasi suara kedalam jaringan yang
akan semakin baik tetapi kedalaman jaringan yang dapat diperiksa juga semakin
dangkal (Gondo & Suwardewa, 2012).
2. Panel control
Kontrol volume yang mengatur suara audible maupun ultrasound. Besarnya
suara yang dihasilkan transducer dan ditransmisikan ke pasien oleh mesin ditentukan
oleh control gain (panel control) secara keseluruhan. Informasi yang diperoleh dari
echo yang kembali ke transducer dari pasien diterima oleh transducer dimanipulasi
oleh kontrol receiver compensation gain dan time compensation gain. Karena
paparan akustik ditentukan oleh besarnya suara yang ditransmisikan ke pasien, maka
kontrol gain secara keseluruhan harus dijaga serendah mungkin (Gondo &
Suwardewa, 2012).
3. Freeze frame
Kontrol freeze frame penting untuk melakukan pengukuran dan penyimpanan
gambar. Posisi kontrolnya bervariasi, dapat diposisikan pada kcontrol panel atau
yang paling nyaman. Operator berpengalaman selalu meletakkan jarinya dengan
jarak tertentu dari kontrol freeze frame pada panel control (Gondo & Suwardewa,
2012).
4. Fasilitas pengukuran dapat tampil dalam layar monitor (onscreen)
Semua mesin menyediakan fasilitas untuk pengukuran linear, lingkaran, dan
area. Pengukuran dapat ditampilkan sendiri atau interpretasi. Misalnya jika memilih
program kalkulasi obstetrik, akan tampak pula interpretasi usia kehamilan dan berat
janin. Direkomendasikan agar para sonographer menginterpretasikan sendiri
Agar pasien dapat mengikuti jalan pemeriksaan dengan baik, sebaiknya
disediakan monitor TV yang mudah dilihat oleh pasien. Sebaiknya disediakan dua
layar monitor, untuk pemeriksa dan untuk pasien (Gondo & Suwardewa, 2012).
5. Menyimpan gambar dan sistem perekaman gambar USG
Penyimpanan atau perekaman dengan video adalah metode yang dipilih
untuk merekam secara permanen gambar yang menarik maupun yang abnormal.
Thermal imager (printer dengan tehnik pemanasan) adalah paling ideal untuk
menghasikan gambar terkait pemeriksaan obstetrik. Sensivitas kertas termal berarti
perubahan kecil pada kontrol keterangan atau kontrol kontras akan menghasilkan
perubahan yang besar dalam kualitas gambar. Idealnya, control tersebut harus diatur
saat mesin diinstal. Menurunnya kualitas gambar biasanya disebabkan oleh gain
setting yang buruk. Tidak cukupnya gel, atau kotoran yang terjebak dalam roller
peralatan pencitraan suhu tersebut .
Saat ini penyimpanan hasil USG dapat dalam bentuk digital, sehingga dapat
dilihat secara real time, seperti saat melakukan scanning USG. Bentuk media
penyimpanan dapat dalam bentuk CD, flash disk dan hard disk (Gondo &
Suwardewa, 2012).
D. Prinsip Cara Kerja USG
Ultrasound adalah gelombang suara berfrekuensi lebih dari 20.000Hz.
peralatan diagnostik kedokteran memakai frekuensi 1-10MHz. dimana gelombang
suara melalui medium bergerak maju mundur secara longitudinal sehingga terjadi
memadat dan meregang disebut panjang gelombang yang mana menentukan resolusi
gambar USG. Makin pendek gelombang suara resolusi makin baik (Endjun, 2007).
Ultrasonik adalah gelombang suara yang berfrekuensi lebih dari 20.000Hz.
melalui arus listrik yang diberikan pada Kristal piezoelektrik maka dihasilkan getaran
frekuensi tinggi melelu transduser menghasilkan pulsed ultrasonic system dan
mendengarkan suara kembali dalam waktu sisanya. Transduser dirangkaikan pada
tubuh dengan cairan seperti air memungkinkan pancaran ultrasonic menembus
tubuh. Pada saat pancaran melewati antar permukaan dipantulkan suatu gema yang
ditangkap transduser kembali dan mengubah menjadi energi listrik dan
memperkuatnya menjadi suara dan bisa merekamnya dalam keragaman jumlah
energi dan dipantulkan kembali ke receiver, yang menghasilkan gambar pada layar
(Oxorn & R.Forte , 2010).
E. Jenis USG
1. USG 2 Dimensi
Dalam USG 2 dimensi bisa mencatat asal kejadian dan perkembangan fetus
secara spesifik. Dalam USG 2 dimensi sulit untuk menginterpretasikan secara klinis
secara anatomis tanpa pengetahuan atau asumsi terperinci sebelumnya sehingga nilai
klinisnya juga terbatas. Untuk menghasilkan scan 2 dimensi diperlukan A-scan serial
dan menjadikannya dalam format yang sesuai.
2. USG 3 Dimensi
USG 3 dimensi diperkenalkan pada praktek klinis untuk mengatasi
kelemahan USG 2 dimensi. Dikembangkan melalui metode dan tehnik yang abru
untuk menghindari degradasi gambar akibat pergerakan anatomis dan untuk
3. USG 4 Dimensi
Alat USG 4 dimensi memberikan gambaran dari seluruh tubuh fetus dan
pergerakannya yang merupakan pengembangan dari USG 3 dimensi, yang
memungkinkan mendapatkan dinamika morfologi janin seprti menguap, menyedot,
tersenyum, menangis dan mengedipkan mata.
4. USG Doppler
Doppler adalah alat USG yang memberikan informasi kecepatan arah dan
aliran darah. Karena pada frekuensi ultrasonik pada tubuh terjadi pergeseran
frekuensi yang disebabkan efek Doppler. Frekuensi yang diterima transduser lebih
rendah jika aliran darah menjauhi transduser dan lebih tinggi bila aliran darah
mendekati transduser (Gondo & suwardewa, 2012).
Pemeriksaan ultrasonografi 3D sebenarnya dilakukan dengan menggunakan
mesin yang sama dengan USG 2D. Perbedaannya adalah bahwa pada visualisasi
janin pada pemeriksaan USG 2D tergambar dalam bidang datar sedangkan USG 3D
dapat melihat lekuk permukaan tubuh janin. Sedangkan USG 4D berarti
menambahkan unsur gerak ke dalam gambar USG 3D. Ultrasonografi 4D juga
disebut sebagai “Live 3D”.
F. Tehnik Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG obsteri dan ginekologi dapat dilakukan dengan cara:
1. Transabdominal
Pemeriksaan USG transabdominal ini adalah paling banyak digunakan saat
ini karena pemeriksaannya tidak ada intervensi yang membuat pasien merasa tidak
sehingga pada pemakaian transuder tidak boleh ditekan terlalu kuat karena
meransang pasien ingin berkemih. Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan
transduser yang telah diolesi jelly pada abdomen ibu. Pengukuran dilakukan dari
batas luar uterus pada penampang longitudinal dan antero-posterior. Pada
pemeriksaan USG sebaiknya dicantumkan posisi transduser terhadap tubuh ibu atau
organ kandungan (body-mark). Seperti gambaran massa yang terletak diabdomen
bagian bawah tengah pada potongan longitudinal.
2. Transvaginal
Dalam pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan transduser yang
telah diolesi jelly ke dalam vagina. Pemeriksaan USG ini memberikan informasi
lebih akurat dan rinci dari organ atau jaringan dirongga pelvis dibandingkan
pemeriksaan USG transabdominal. Oleh Karena itu perlu penyesuaian mesin dengan
operator, terutama pengenalan organ genetalia internal dan kehamilan trimester
pertama serta terbatas ruang untuk melakukan gerak transduser. Kenali aspek tehnik
dari transduser, cara-cara melakukan pemeriksaan dan faktor keamanan
pemeriksaan.
3. Transparietal/Translabial
Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada
wanita yang tidak mungkin dilakukan pemeriksaan transvaginal atau transrektal.
Dalam pemeriksaan ini transduser diberi jelly dan diletakkan didaerah perineum dan
digerakkan keatas dan kebawah untuk mencari gambaran organ genetalia, cara ini
memang tidak dapat memberikan gambaran organ genetalia sebaik pemeriksaan
4. Transrektal
Pemeriksaan ini hampir sama dengan pemeriksaan transvaginal.
Perbedaannya terletak pada bentuk dan ukuran diameter transduser. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan memasukkan transduser yang diolesi jelly kedalam rectum.
Pergerakan transduser per rektal sangat terbatas dan sering menimbulkan rasa tidak
nyaman.
5. Pemeriksaan USG invasif
USG ini dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa atau tindakan
terapeutik, misalnya biopsy villi koriales , amniosintesis, kordosintesis, ovum pick-up (OPU), atau transfuse intra uterin. Pemeriksaan USG ini untuk menilai kondisi
kehamilan. Pada umumnya hanya diperlukan anastesi lokal untuk memasukkan
jarum punksi, tetapi dapat juga dengan anestesi umum pada tindakan OPU. Tehnik
yang dipakai bias secara “free-hand” atau dipandu USG melalui maker fungsi yang
ada pada transduser (Endjun, 2007).
G. Manfaat Pemeriksaan USG Dalam Kehamilan
American Institute of Ultrasound in Medicine (AIUM) memberikan
panduan dalam Pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi yang berdasarkan
kebutuhan minimal (minimum requirements) untuk pemeriksaan dan dokumentasi
pemeriksaan USG obstetri yaitu dibagi atas dua tingkat yaitu tingkat satu merupakan
pemeriksaan penapisan awal (pemeriksaan obstetri dasar), sedangkan tingkat dua
merupakan pemeriksaan lanjut atau spesialistik (pemeriksaan obstetri lanjut) yang
dilakukan oleh seorang pakar dan Institusi pendidikan. Sedangkan di Indonesia
sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang hal ini . Pemeriksaan obstetri yang
1. Pemeriksaan USG Obstetri Tingkat I
Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester pertama dapat dilakukan melalui
transabdominal, transvaginal atau keduanya.
Evaluasi pada trimester pertama adalah :
a. Evaluasi uterus dan adneksa untuk diagnosis kehamilan
b. Evaluasi denyut jantung janin
c. Evaluasi jumlah janin
d. Evaluasi uterus, adneksa dan kavum douglas dan Retzii ( Endjun, 2007).
2. Pemeriksaan USG obstetri tingkat II
Pemeriksaan USG ini adalah pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Evaluasi
pemeriksaan pada trimester dua dan ketiga adalah :
a. Evaluasi tanda kehidupan, jumlah, presentasi, dan aktivitas janin
b. Volume cairan amnion
c. Plasenta, servik, dan tali pusat
d. Usia gestasi
e. Taksiran berat janin
f. Uterus dan adneksa
g. Anatomi janin (Endjun, 2007).
Salah satu manfaat USG adalah prediksi usia kehamilan dengan USG adalah
yang paling akurat jika dilakukan sebelum usia kehamilan 24 minggu. Usia
kehamilan tidak akurat setelah umur kehamilan >28 minggu (Gondo & Suwardewa,
H. Indikasi Pemeriksaan USG
National Institute of Health (NIH), USA (1983-1984) menentukan indikasi
untuk pemeriksaan USG sebagai berikut :
1. Menentukan usia gestasi secara tepat pada kasus yang akan menjalani seksio
sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara selektif
2. Evaluasi pertumbuhan janin pada pasien yang telah diketahui menderita
insufisiensi uteroplasenter, misalnya preeklamsia berat, hipertensi kronik,
penyakit ginjal kronik, diabetes melitus berat atau menderita gangguan nutrisi
sehingga dicurigai terjadi pertumbuhan janin terhambat atau makrosomia
3. Perdarahan pervaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui
4. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian bila pada saat
persalinan bagian terendahnya sulit ditentukan atau letak janin masih
berubah-ubah pada trimester ketiga akhir
5. Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang
berbeda frekuensinya atau tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi,
atau ada riwayat pemakaian obat-obatan pemicu ovulasi
6. Membantu tindakan amniosentesis atau biopsy villi koriales.
7. Perbedaan makna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan tanggal
haid pertama haid terakhir
8. Teraba massa pada daerah pelvik
9. Kecurigaan adanya mola hidatidosa
10. Evaluasi tindakan pengikatan servik uteri (cervical cerclage)
11. Suspek kehamilan ektopik
13. Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetuskopi, transfusi intra uterin,
tindakan “shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan chorionic villi
sampling (CVS)
14. Kecurigaan adanya kematian mudigah/janin
15. Kecurigaan adanya abnormalitas uterus
16. Lokalisasi alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
17. Pemantauan perkembangan folikel
18. Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas kehamilan 28 minggu
19. Observasi pada tindakan intra partum, miasalnya versi atau ekstraksi pada janin
kedua gemeli, plasenta manual, dll
20. Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion
21. Kecurigaan terjadinya solusio plasenta
22. Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong
23. Menentukan taksiran berat janin atau presentasi janin pada kasus ketuban pecah
preterm atau persalinan preterm
24. Kadar serum alfa feto protein abnormal
25. Pengamatan lanjud pada kasus yang dicurigai menderita cacat bawaan
26. Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya
27. Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda
28. Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (diatas 35 tahun) yang hamil (Endjun,
I. Keamanan Pemeriksaan USG
Gelombang suara ultra yang digunakan dalam bidang diagnostik kedokteran
memiliki energy yang sangat kecil (kurang dari 20 milliwatt per sentimeter persegi)
sehingga saat ini belum ada bukti secara klinis yang menyatakan suara gelombang
suara ultra berbahaya bagi janin. AIUM (American Institute of ultrasound in
medicine) memberikan panduan dalam melakukan pemeriksaan diagnostik
menyatakan bahwa USG aman digunakan dalam pemeriksaan obstetri dan ginekologi
oleh mereka yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai (kompeten)
(Endjun, 2007).
Namun beberapa hasil penelitian menyatakan mengenai kemungkinan
dampak negatif pemeriksaan USG pada janin. Dalam percobaan RADIUS
menyimpulkan bahwa penapisan ultrasonografi untuk wanita beresiko rendah tidak
memperbaiki hasil akhir perinatal sehingga tidak membenarkan pemeriksaan rutin.
Hal ini menjadi kontroversi saat ini penapisan ultrasonografi rutin pada kehamilan
wanita beresiko rendah tersebut didefenisikan sedemikian ketat dan dokter harus
tetap waspada perubahan status risiko (Cunningham et al, 2006).
Pemeriksaan USG selama masa kehamilan merupakan suatu pemeriksaan
standar yang tidak wajib untuk dilakukan ibu hamil. Namun, peranannya yang cukup
penting selama masa kehamilan, tidak bisa dipungkiri karena dapat mencegah secara
dini kelainan ataupun masalah yang bisa segera ditangani (Sianipar, 2010).
Oleh karena itu indikasi medis tetap menjadi suatu keharusan yang ditaati oleh
pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan USG. Selain pengetahuan tentang anatomi
dan fisiologi sonografer harus dapat mengenali artefak yang dapat terjadi saat
Untuk mendapatkan informasi maksimal dari pemeriksaan ultrasonografi
(USG) obstetrik, kita harus mengamati 3 hal yaitu:
1. Peralatan USG harus sesuai dengan pemeriksaan yang dibutuhkan dan
berfungsi dengan baik,
2. Ibu (pasien) harus disiapkan, dan
3. Operator harus percaya akan kemampuannya dalam melakukan pemeriksaan
(Gondo & suwardewa, 2012).
J. karakteristik Ibu Hamil Memeriksakan kehamilannya dengan Menggunakan USG
Tingginya AKI dan AKB di Indonesia tersebut erat kaitannya dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan
selama kehamilan (Widodo, Angraini, Halim, et al, 2005). Kurangnya partisipasi ibu
hamil melakukan pemeriksaan kesehatan yang disebabkan tingkat pendidikan ibu
rendah, kemampuan ekonomi Kemiskinan ( kemampuan ekonomi keluarga rendah),
ketidaktahuan dan kebodohan (kurangnya pengetahuan) serta rendahnya status
wanita dalam masyarakat merupakan beberapa faktor yang ikut berperan pada
tingginya AKI (Wikjosastro, 2002).
Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan
antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara
memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan rujukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya
dengan menggunakan USG di praktek swasta dokter spesialis obgin antara lain :
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan, penciuman,
rasa dan raba sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmojo, 2010).
Pengetahuan diperoleh dari berbagai pengalaman dan jika semakin banyak
pengetahuan ibu tentang pemenuhan kesehatan yang tinggi pada umumnya ibu hamil
lebih mudah menerima informasi dan ide-ide baik dari media massa maupun
elektronik maka akan mempengaruhi para ibu memenuhi kesejahteraanya dengan
pemenuhan kebutuhan kesehatannya.
b. Ekonomi
Ekonomi merupakan bagian ilmu sosial yang berfungsi meneliti mempelajari dan
menganalisa berbagai kesulitan yang muncul disaat manusia berkeinginan memenuhi
kebutuhan hidup dengan sumber-sumber ekonomi yang relatif terbatas.
Ekonomi merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusiadalam
memproduksi barang ataupun jasa untuk memenuhi kehidupannya. Dalam
kesehariannya manusia akan mengalami kesulitan ekonomi manusia senanatiasa
akan berhadapan dengan kesulitan ekonomi yang menghalangi manusia untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya (Sutisna, 2002)
Tingkat kesejahteraan kehidupan keluarga
a. Keluarga sempurna sejahtera, yaitu keluarga yang sudah memenuhi
kebutuhannya dasar hidupnya baik sandang pangan dan papan, perumahan
pendidikan, hiburan dan pekerjaan serta komunikasi dan informasi. Dengan
jumlah penghasilan >RP.3.000.000,-
b. Keluarga sejahtera yaitu keluarga yang memenuhi kebutuhan dasar minimal
yang berupa cukup sandang, pangan , perumahan yang layak, . dengan jumlah
penghasilan Rp.1.500.000,- s/d Rp.3.000.000,-
c. Keluarga pra sejahtera, yaitu keluarga memenuhi kebutuhan dasar minimal
yang berupa cukup sandang, pangan , perumahan yang layak dengan jumlah
penghasilan < Rp.1.500.000,-
Upah minimum regional provinsi sumatera utara adalah Rp.1.500.000,-
(http//www.upah minimumsumut.ac.id.).
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah faktor yang mempengaruhi presepsi seseorang untuk
lebih mudah menerima ide-ide dan tehnologi baru, berhubungan dengan kemampuan
seseorang terhadap memaknai pesan dan memaknai sesuatu.(Sobur, 2003)
Menurut siagian (1999) semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi juga
keinginananya untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
dimana pengetahuannya akan mempengaruhi persepsinya. Menurut GBHN
pendidikan adalah suatu usaha dasar mengembangkan kepribadian dan kemampuan
didalam dan diluar sekolah berlangsung seumur hidup.
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang digunakan utuk
merencanakan mempengaruhi orang lain baik individu dan secara kelompok untuk