• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilannya Menggunakan USG Di Praktek Swasta Dokter Spesialis Obgin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilannya Menggunakan USG Di Praktek Swasta Dokter Spesialis Obgin"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri

dari ovulasi (pelepasan ovum), terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi

pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (inplantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,

tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2009).

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya

dalam kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Yeyeh, et

all.2009).

Kehamilan dibagi dalam tiga bagian: 1. Kehamilan triwulan pertama: 0-12

minggu; 2. Kehamilan triwulan kedua: 13-29 minggu; 3. kehamilan triwulan ketiga:

29-40 minggu. Selama kehamilan ibu dianjurkan melakukan kunjungan ulang untuk

mengetahui masalah dalam kehamilannya baik bersifat fisiologis maupun patologis

yang dapat mengancam kehamilannya (Sarwono, 2006).

B. Pengertian USG (Ultrasonografi)

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan yang

merupakan alat bantu, yang memakai gelombang suara ultra untuk pencitraan

(membuat tampilan gambar) dari suatu objek yang dipapari suara ultra tersebut.

Ultrasound atau suara ultra adalah gelombang suara yang berfrekuensi lebih dari

(2)

C. Komponen USG

Komponen utama peralatan USG adalah :

1. Probe, tempat transduser terletak

Probe adalah tempat transduser tertempel. Transedur adalah Kristal piezoelektrik yang jika diaktifkan secara elektronik, akan menghasilkan pulsasi suara

pada frekuensi sangat tinggi yang dikenal dengan ultrasound. Kristal tersebut juga

dapat bekerja sebaliknya, dengan mengubah echo yang kembali dari tubuh menjadi

sinyal elektrik hingga dihasilkan gambar USG. Dalam praktiknya, istilah probe dan

transducer dapat dianggap sama. Tampilan informasi kiri dan kanan pada monitor

USG ditentukan oleh probe (Gondo & Suwardewa, 2012).

Dalam bahasa sederhana transduser adalah alat yang digunakan dalam

pemeriksaan USG yang langsung bersentuhan dengan tubuh pasien. Dalam bidang

obstetri dan ginekologi transduser yang digunakan adalah bentuk linear, kurvilinear

atau sektor. Bentuk paling sering digunakan adalah kurvilinear dan bulat atau sektor

(untuk pemeriksaan transvaginal). Bentuk linear masih dapat dipergunakan dalam

USG obstetri dengan kehamilan diatas 12 minggu. Tranduser transrektal hanya

digunakan pada keadaan tertentu (Endjun, 2007).

Transducer mentransmisikan ultrasound dengan frekunsi tertentu. Namun

semua akan memiliki frekuensi sentral yang menegaskan frekuensi probe tersebut.

Probe transabdominal yang digunakan dalam obstetri biasanya memiliki frekuensi

3,5 MHZ atau 5 MHZ, sedangkan probe transvaginal dapat menggunakan frekuensi

yang lebih tinggi yaitu 7 MHZ atau 8 MHZ. frekuensi berhubungan dengan resolusi

gambar namun berbanding terbalik dengan penetrasi suara kedalam jaringan yang

(3)

akan semakin baik tetapi kedalaman jaringan yang dapat diperiksa juga semakin

dangkal (Gondo & Suwardewa, 2012).

2. Panel control

Kontrol volume yang mengatur suara audible maupun ultrasound. Besarnya

suara yang dihasilkan transducer dan ditransmisikan ke pasien oleh mesin ditentukan

oleh control gain (panel control) secara keseluruhan. Informasi yang diperoleh dari

echo yang kembali ke transducer dari pasien diterima oleh transducer dimanipulasi

oleh kontrol receiver compensation gain dan time compensation gain. Karena

paparan akustik ditentukan oleh besarnya suara yang ditransmisikan ke pasien, maka

kontrol gain secara keseluruhan harus dijaga serendah mungkin (Gondo &

Suwardewa, 2012).

3. Freeze frame

Kontrol freeze frame penting untuk melakukan pengukuran dan penyimpanan

gambar. Posisi kontrolnya bervariasi, dapat diposisikan pada kcontrol panel atau

yang paling nyaman. Operator berpengalaman selalu meletakkan jarinya dengan

jarak tertentu dari kontrol freeze frame pada panel control (Gondo & Suwardewa,

2012).

4. Fasilitas pengukuran dapat tampil dalam layar monitor (onscreen)

Semua mesin menyediakan fasilitas untuk pengukuran linear, lingkaran, dan

area. Pengukuran dapat ditampilkan sendiri atau interpretasi. Misalnya jika memilih

program kalkulasi obstetrik, akan tampak pula interpretasi usia kehamilan dan berat

janin. Direkomendasikan agar para sonographer menginterpretasikan sendiri

(4)

Agar pasien dapat mengikuti jalan pemeriksaan dengan baik, sebaiknya

disediakan monitor TV yang mudah dilihat oleh pasien. Sebaiknya disediakan dua

layar monitor, untuk pemeriksa dan untuk pasien (Gondo & Suwardewa, 2012).

5. Menyimpan gambar dan sistem perekaman gambar USG

Penyimpanan atau perekaman dengan video adalah metode yang dipilih

untuk merekam secara permanen gambar yang menarik maupun yang abnormal.

Thermal imager (printer dengan tehnik pemanasan) adalah paling ideal untuk

menghasikan gambar terkait pemeriksaan obstetrik. Sensivitas kertas termal berarti

perubahan kecil pada kontrol keterangan atau kontrol kontras akan menghasilkan

perubahan yang besar dalam kualitas gambar. Idealnya, control tersebut harus diatur

saat mesin diinstal. Menurunnya kualitas gambar biasanya disebabkan oleh gain

setting yang buruk. Tidak cukupnya gel, atau kotoran yang terjebak dalam roller

peralatan pencitraan suhu tersebut .

Saat ini penyimpanan hasil USG dapat dalam bentuk digital, sehingga dapat

dilihat secara real time, seperti saat melakukan scanning USG. Bentuk media

penyimpanan dapat dalam bentuk CD, flash disk dan hard disk (Gondo &

Suwardewa, 2012).

D. Prinsip Cara Kerja USG

Ultrasound adalah gelombang suara berfrekuensi lebih dari 20.000Hz.

peralatan diagnostik kedokteran memakai frekuensi 1-10MHz. dimana gelombang

suara melalui medium bergerak maju mundur secara longitudinal sehingga terjadi

(5)

memadat dan meregang disebut panjang gelombang yang mana menentukan resolusi

gambar USG. Makin pendek gelombang suara resolusi makin baik (Endjun, 2007).

Ultrasonik adalah gelombang suara yang berfrekuensi lebih dari 20.000Hz.

melalui arus listrik yang diberikan pada Kristal piezoelektrik maka dihasilkan getaran

frekuensi tinggi melelu transduser menghasilkan pulsed ultrasonic system dan

mendengarkan suara kembali dalam waktu sisanya. Transduser dirangkaikan pada

tubuh dengan cairan seperti air memungkinkan pancaran ultrasonic menembus

tubuh. Pada saat pancaran melewati antar permukaan dipantulkan suatu gema yang

ditangkap transduser kembali dan mengubah menjadi energi listrik dan

memperkuatnya menjadi suara dan bisa merekamnya dalam keragaman jumlah

energi dan dipantulkan kembali ke receiver, yang menghasilkan gambar pada layar

(Oxorn & R.Forte , 2010).

E. Jenis USG

1. USG 2 Dimensi

Dalam USG 2 dimensi bisa mencatat asal kejadian dan perkembangan fetus

secara spesifik. Dalam USG 2 dimensi sulit untuk menginterpretasikan secara klinis

secara anatomis tanpa pengetahuan atau asumsi terperinci sebelumnya sehingga nilai

klinisnya juga terbatas. Untuk menghasilkan scan 2 dimensi diperlukan A-scan serial

dan menjadikannya dalam format yang sesuai.

2. USG 3 Dimensi

USG 3 dimensi diperkenalkan pada praktek klinis untuk mengatasi

kelemahan USG 2 dimensi. Dikembangkan melalui metode dan tehnik yang abru

untuk menghindari degradasi gambar akibat pergerakan anatomis dan untuk

(6)

3. USG 4 Dimensi

Alat USG 4 dimensi memberikan gambaran dari seluruh tubuh fetus dan

pergerakannya yang merupakan pengembangan dari USG 3 dimensi, yang

memungkinkan mendapatkan dinamika morfologi janin seprti menguap, menyedot,

tersenyum, menangis dan mengedipkan mata.

4. USG Doppler

Doppler adalah alat USG yang memberikan informasi kecepatan arah dan

aliran darah. Karena pada frekuensi ultrasonik pada tubuh terjadi pergeseran

frekuensi yang disebabkan efek Doppler. Frekuensi yang diterima transduser lebih

rendah jika aliran darah menjauhi transduser dan lebih tinggi bila aliran darah

mendekati transduser (Gondo & suwardewa, 2012).

Pemeriksaan ultrasonografi 3D sebenarnya dilakukan dengan menggunakan

mesin yang sama dengan USG 2D. Perbedaannya adalah bahwa pada visualisasi

janin pada pemeriksaan USG 2D tergambar dalam bidang datar sedangkan USG 3D

dapat melihat lekuk permukaan tubuh janin. Sedangkan USG 4D berarti

menambahkan unsur gerak ke dalam gambar USG 3D. Ultrasonografi 4D juga

disebut sebagai “Live 3D”.

F. Tehnik Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG obsteri dan ginekologi dapat dilakukan dengan cara:

1. Transabdominal

Pemeriksaan USG transabdominal ini adalah paling banyak digunakan saat

ini karena pemeriksaannya tidak ada intervensi yang membuat pasien merasa tidak

(7)

sehingga pada pemakaian transuder tidak boleh ditekan terlalu kuat karena

meransang pasien ingin berkemih. Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan

transduser yang telah diolesi jelly pada abdomen ibu. Pengukuran dilakukan dari

batas luar uterus pada penampang longitudinal dan antero-posterior. Pada

pemeriksaan USG sebaiknya dicantumkan posisi transduser terhadap tubuh ibu atau

organ kandungan (body-mark). Seperti gambaran massa yang terletak diabdomen

bagian bawah tengah pada potongan longitudinal.

2. Transvaginal

Dalam pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan transduser yang

telah diolesi jelly ke dalam vagina. Pemeriksaan USG ini memberikan informasi

lebih akurat dan rinci dari organ atau jaringan dirongga pelvis dibandingkan

pemeriksaan USG transabdominal. Oleh Karena itu perlu penyesuaian mesin dengan

operator, terutama pengenalan organ genetalia internal dan kehamilan trimester

pertama serta terbatas ruang untuk melakukan gerak transduser. Kenali aspek tehnik

dari transduser, cara-cara melakukan pemeriksaan dan faktor keamanan

pemeriksaan.

3. Transparietal/Translabial

Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada

wanita yang tidak mungkin dilakukan pemeriksaan transvaginal atau transrektal.

Dalam pemeriksaan ini transduser diberi jelly dan diletakkan didaerah perineum dan

digerakkan keatas dan kebawah untuk mencari gambaran organ genetalia, cara ini

memang tidak dapat memberikan gambaran organ genetalia sebaik pemeriksaan

(8)

4. Transrektal

Pemeriksaan ini hampir sama dengan pemeriksaan transvaginal.

Perbedaannya terletak pada bentuk dan ukuran diameter transduser. Pemeriksaan ini

dilakukan dengan memasukkan transduser yang diolesi jelly kedalam rectum.

Pergerakan transduser per rektal sangat terbatas dan sering menimbulkan rasa tidak

nyaman.

5. Pemeriksaan USG invasif

USG ini dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa atau tindakan

terapeutik, misalnya biopsy villi koriales , amniosintesis, kordosintesis, ovum pick-up (OPU), atau transfuse intra uterin. Pemeriksaan USG ini untuk menilai kondisi

kehamilan. Pada umumnya hanya diperlukan anastesi lokal untuk memasukkan

jarum punksi, tetapi dapat juga dengan anestesi umum pada tindakan OPU. Tehnik

yang dipakai bias secara “free-hand” atau dipandu USG melalui maker fungsi yang

ada pada transduser (Endjun, 2007).

G. Manfaat Pemeriksaan USG Dalam Kehamilan

American Institute of Ultrasound in Medicine (AIUM) memberikan

panduan dalam Pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi yang berdasarkan

kebutuhan minimal (minimum requirements) untuk pemeriksaan dan dokumentasi

pemeriksaan USG obstetri yaitu dibagi atas dua tingkat yaitu tingkat satu merupakan

pemeriksaan penapisan awal (pemeriksaan obstetri dasar), sedangkan tingkat dua

merupakan pemeriksaan lanjut atau spesialistik (pemeriksaan obstetri lanjut) yang

dilakukan oleh seorang pakar dan Institusi pendidikan. Sedangkan di Indonesia

sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang hal ini . Pemeriksaan obstetri yang

(9)

1. Pemeriksaan USG Obstetri Tingkat I

Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester pertama dapat dilakukan melalui

transabdominal, transvaginal atau keduanya.

Evaluasi pada trimester pertama adalah :

a. Evaluasi uterus dan adneksa untuk diagnosis kehamilan

b. Evaluasi denyut jantung janin

c. Evaluasi jumlah janin

d. Evaluasi uterus, adneksa dan kavum douglas dan Retzii ( Endjun, 2007).

2. Pemeriksaan USG obstetri tingkat II

Pemeriksaan USG ini adalah pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Evaluasi

pemeriksaan pada trimester dua dan ketiga adalah :

a. Evaluasi tanda kehidupan, jumlah, presentasi, dan aktivitas janin

b. Volume cairan amnion

c. Plasenta, servik, dan tali pusat

d. Usia gestasi

e. Taksiran berat janin

f. Uterus dan adneksa

g. Anatomi janin (Endjun, 2007).

Salah satu manfaat USG adalah prediksi usia kehamilan dengan USG adalah

yang paling akurat jika dilakukan sebelum usia kehamilan 24 minggu. Usia

kehamilan tidak akurat setelah umur kehamilan >28 minggu (Gondo & Suwardewa,

(10)

H. Indikasi Pemeriksaan USG

National Institute of Health (NIH), USA (1983-1984) menentukan indikasi

untuk pemeriksaan USG sebagai berikut :

1. Menentukan usia gestasi secara tepat pada kasus yang akan menjalani seksio

sesarea berencana, induksi persalinan atau pengakhiran kehamilan secara selektif

2. Evaluasi pertumbuhan janin pada pasien yang telah diketahui menderita

insufisiensi uteroplasenter, misalnya preeklamsia berat, hipertensi kronik,

penyakit ginjal kronik, diabetes melitus berat atau menderita gangguan nutrisi

sehingga dicurigai terjadi pertumbuhan janin terhambat atau makrosomia

3. Perdarahan pervaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui

4. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian bila pada saat

persalinan bagian terendahnya sulit ditentukan atau letak janin masih

berubah-ubah pada trimester ketiga akhir

5. Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan ditemukannya dua DJJ yang

berbeda frekuensinya atau tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia gestasi,

atau ada riwayat pemakaian obat-obatan pemicu ovulasi

6. Membantu tindakan amniosentesis atau biopsy villi koriales.

7. Perbedaan makna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan tanggal

haid pertama haid terakhir

8. Teraba massa pada daerah pelvik

9. Kecurigaan adanya mola hidatidosa

10. Evaluasi tindakan pengikatan servik uteri (cervical cerclage)

11. Suspek kehamilan ektopik

(11)

13. Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetuskopi, transfusi intra uterin,

tindakan “shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan chorionic villi

sampling (CVS)

14. Kecurigaan adanya kematian mudigah/janin

15. Kecurigaan adanya abnormalitas uterus

16. Lokalisasi alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

17. Pemantauan perkembangan folikel

18. Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas kehamilan 28 minggu

19. Observasi pada tindakan intra partum, miasalnya versi atau ekstraksi pada janin

kedua gemeli, plasenta manual, dll

20. Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion

21. Kecurigaan terjadinya solusio plasenta

22. Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong

23. Menentukan taksiran berat janin atau presentasi janin pada kasus ketuban pecah

preterm atau persalinan preterm

24. Kadar serum alfa feto protein abnormal

25. Pengamatan lanjud pada kasus yang dicurigai menderita cacat bawaan

26. Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya

27. Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda

28. Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (diatas 35 tahun) yang hamil (Endjun,

(12)

I. Keamanan Pemeriksaan USG

Gelombang suara ultra yang digunakan dalam bidang diagnostik kedokteran

memiliki energy yang sangat kecil (kurang dari 20 milliwatt per sentimeter persegi)

sehingga saat ini belum ada bukti secara klinis yang menyatakan suara gelombang

suara ultra berbahaya bagi janin. AIUM (American Institute of ultrasound in

medicine) memberikan panduan dalam melakukan pemeriksaan diagnostik

menyatakan bahwa USG aman digunakan dalam pemeriksaan obstetri dan ginekologi

oleh mereka yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai (kompeten)

(Endjun, 2007).

Namun beberapa hasil penelitian menyatakan mengenai kemungkinan

dampak negatif pemeriksaan USG pada janin. Dalam percobaan RADIUS

menyimpulkan bahwa penapisan ultrasonografi untuk wanita beresiko rendah tidak

memperbaiki hasil akhir perinatal sehingga tidak membenarkan pemeriksaan rutin.

Hal ini menjadi kontroversi saat ini penapisan ultrasonografi rutin pada kehamilan

wanita beresiko rendah tersebut didefenisikan sedemikian ketat dan dokter harus

tetap waspada perubahan status risiko (Cunningham et al, 2006).

Pemeriksaan USG selama masa kehamilan merupakan suatu pemeriksaan

standar yang tidak wajib untuk dilakukan ibu hamil. Namun, peranannya yang cukup

penting selama masa kehamilan, tidak bisa dipungkiri karena dapat mencegah secara

dini kelainan ataupun masalah yang bisa segera ditangani (Sianipar, 2010).

Oleh karena itu indikasi medis tetap menjadi suatu keharusan yang ditaati oleh

pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan USG. Selain pengetahuan tentang anatomi

dan fisiologi sonografer harus dapat mengenali artefak yang dapat terjadi saat

(13)

Untuk mendapatkan informasi maksimal dari pemeriksaan ultrasonografi

(USG) obstetrik, kita harus mengamati 3 hal yaitu:

1. Peralatan USG harus sesuai dengan pemeriksaan yang dibutuhkan dan

berfungsi dengan baik,

2. Ibu (pasien) harus disiapkan, dan

3. Operator harus percaya akan kemampuannya dalam melakukan pemeriksaan

(Gondo & suwardewa, 2012).

J. karakteristik Ibu Hamil Memeriksakan kehamilannya dengan Menggunakan USG

Tingginya AKI dan AKB di Indonesia tersebut erat kaitannya dengan kurangnya

pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan

selama kehamilan (Widodo, Angraini, Halim, et al, 2005). Kurangnya partisipasi ibu

hamil melakukan pemeriksaan kesehatan yang disebabkan tingkat pendidikan ibu

rendah, kemampuan ekonomi Kemiskinan ( kemampuan ekonomi keluarga rendah),

ketidaktahuan dan kebodohan (kurangnya pengetahuan) serta rendahnya status

wanita dalam masyarakat merupakan beberapa faktor yang ikut berperan pada

tingginya AKI (Wikjosastro, 2002).

Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan

antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara

memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan rujukan

(14)

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya

dengan menggunakan USG di praktek swasta dokter spesialis obgin antara lain :

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan, penciuman,

rasa dan raba sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoadmojo, 2010).

Pengetahuan diperoleh dari berbagai pengalaman dan jika semakin banyak

pengetahuan ibu tentang pemenuhan kesehatan yang tinggi pada umumnya ibu hamil

lebih mudah menerima informasi dan ide-ide baik dari media massa maupun

elektronik maka akan mempengaruhi para ibu memenuhi kesejahteraanya dengan

pemenuhan kebutuhan kesehatannya.

b. Ekonomi

Ekonomi merupakan bagian ilmu sosial yang berfungsi meneliti mempelajari dan

menganalisa berbagai kesulitan yang muncul disaat manusia berkeinginan memenuhi

kebutuhan hidup dengan sumber-sumber ekonomi yang relatif terbatas.

Ekonomi merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusiadalam

memproduksi barang ataupun jasa untuk memenuhi kehidupannya. Dalam

kesehariannya manusia akan mengalami kesulitan ekonomi manusia senanatiasa

akan berhadapan dengan kesulitan ekonomi yang menghalangi manusia untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhannya (Sutisna, 2002)

Tingkat kesejahteraan kehidupan keluarga

(15)

a. Keluarga sempurna sejahtera, yaitu keluarga yang sudah memenuhi

kebutuhannya dasar hidupnya baik sandang pangan dan papan, perumahan

pendidikan, hiburan dan pekerjaan serta komunikasi dan informasi. Dengan

jumlah penghasilan >RP.3.000.000,-

b. Keluarga sejahtera yaitu keluarga yang memenuhi kebutuhan dasar minimal

yang berupa cukup sandang, pangan , perumahan yang layak, . dengan jumlah

penghasilan Rp.1.500.000,- s/d Rp.3.000.000,-

c. Keluarga pra sejahtera, yaitu keluarga memenuhi kebutuhan dasar minimal

yang berupa cukup sandang, pangan , perumahan yang layak dengan jumlah

penghasilan < Rp.1.500.000,-

Upah minimum regional provinsi sumatera utara adalah Rp.1.500.000,-

(http//www.upah minimumsumut.ac.id.).

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah faktor yang mempengaruhi presepsi seseorang untuk

lebih mudah menerima ide-ide dan tehnologi baru, berhubungan dengan kemampuan

seseorang terhadap memaknai pesan dan memaknai sesuatu.(Sobur, 2003)

Menurut siagian (1999) semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi juga

keinginananya untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

dimana pengetahuannya akan mempengaruhi persepsinya. Menurut GBHN

pendidikan adalah suatu usaha dasar mengembangkan kepribadian dan kemampuan

didalam dan diluar sekolah berlangsung seumur hidup.

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang digunakan utuk

merencanakan mempengaruhi orang lain baik individu dan secara kelompok untuk

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas tidur dan pola tidur ibu hamil adalah buruk karena perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami ibu hamil dan Hasil

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kebidanan atau kesehatan terhadap wanita pada usia pruduktif, lebih dari 90% kematian ibu disebabkan

Latar belakang : Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih. Perubahan fisik pada ibu dengan kehamilan ganda pada umumnya sama

Hasil penelitian lain menurut Masturoh (2014) menunjukan bahwa ibu hamil dengan usia &lt; 20 tahun dan &gt; 35 tahun mempunyai resiko terjadi pre eklampsi 7,9

Menurut Sorensen (1996), tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah.. diastolik lebih dari

Peneliti mengasumsikan bahwa umur ibu hamil dengan resiko tinggi atau kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun adalah faktor yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada ibu

DAFTAR PUSTAKA.. Asna wi,

Didapatkan hasil bahwa karakteristik ibu hamil yang melakukan Section Caesarean berdasarkan usia yang tertinggi adalah usia 20–35 tahun sebanyak 69% dibandingkan dengan kelompok usia