• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilannya Menggunakan USG Di Praktek Swasta Dokter Spesialis Obgin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilannya Menggunakan USG Di Praktek Swasta Dokter Spesialis Obgin"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan konsep “Four Pillars of Safe Motherhood” dari WHO yang

salah satu konsepnya adalah tentang asuhan antenatal yang bertujuan untuk

mencegah adanya komplikasi obstetri untuk memastikan bahwa komplikasi dideteksi

sedini mungkin serta ditangani secara memadai untuk menurunkan angka kematian

ibu dan anak yang masih tinggi terjadi di Indonesia (Saiffuddin, et al.2006).

Tahun 1999 WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer)

yakni adanya deteksi sedini mungkin komplikasi dalam kehamilan dan pelanyanan

obstetri yang khusus untuk ibu hamil dengan resiko tinggi. Lebih dari 50% kematian

di Negara berkembang dapat dicegah dengan tehnologi yang ada serta biaya relatif

rendah (Karwati, Dewi & Mujiwati, 2011).

Sarana pelayanan kesehatan ibu hamil telah tersedia dengan rujukan

berjenjang dengan mata rantai rujukan mulai dari posyandu, polindes, puskesmas

hingga rumah sakit kabupaten oleh bidan desa, bidan/dokter puskesmas hingga

dokter spesialis obstetri ginekologi dengan pemanfaatan alat tehnologi canggih.

Namun pemanfaatan sarana alat tehnologi masih rendah, dimana terdapat 60%-80%

ibu belum menggunakannya karena merasa tidak membutuhkannya, jarak yang jauh

dengan kesulitan transportasi, dan biaya yang harus disediakan (Rochjati, 2003).

Salah satu pemanfaatan tehnologi mengenai pemeriksaan kehamilan adalah

USG. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan yang merupakan

alat bantu dengan menggunakan gelombang suara ultra untuk pencitraan (membuat

(2)

dampak bagi pendidikan dan penelitian kesehatan salah satunya adalah pemeriksaan

USG dasar obstetri dan ginekologi. Perkembangan USG telah dimulai sejak tahun

1960 oleh professor Ian Donald dan perkembangan USG di Indonesia dimulai sekitar

tahun 1970 (Endjun, 2007).

Dampak ultrasonografi pada praktik obstetrik sangat besar. Pemeriksaan

ultrasonografi dilakukan oleh yang ahli dalam bidang ultrasonografi yang dilakukan

dengan cermat yang dapat mengungkapkan informasi penting tentang anatomi janin,

serta lingkungan, pertumbuhan, dan kesejahteraan janin. Luasnya pemakaian

ultrasonografi mendorong dikeluarkannya rekomendasi untuk standarisasi

komponen pemeriksaan ultrasonografi selama berbagai trisemester kehamilan.

Meskipun pemakaian USG secara rutin masih diperdebatkan, namun sampai saat ini

belum ada pembuktian terjadinya gannguan pada janin selama pemakaian lebih dari

30 tahun (J.Leveno, 2009).

Pemeriksaan USG merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam asuhan

antenatal karena USG mempunyai spectrum diagnostik yang luas dan harganya

relatif terjangkau (low cost) dan dianjurkan secara selektif melakukan pemeriksaan

USG terarah (targeted imaging) pada kelompok resiko tinggi. AIUM (American

Institusi of Ultrasound in Medicine) memberikan panduan dalam melakukan

pemeriksaan USG diagnostik dan menyatakan bahwa USG aman dipergunakan

dalam pemeriksaan obstetri dan ginekologi oleh mereka yang memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang memadai (Endjun, 2007).

Penelitian RADIUS (Ewigman BG et al, 1993) dilakukan terhadap 15.151

kasus menunjukkan rendahnya kemampuan deteksi kelainan pada kelompok risiko

rendah yaitu hanya 16,6% (pemeriksaan USG rutin pada kehamilan 15-22 minggu

(3)

Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan deteksi anomali hanya 34,8% dan

tidak mempunyai dampak pada luaran perinatal (perinatal outcome). Penelitian di

Helsinki (Newhan JP et al, 1993) dan multisenter di Belgia (Levi S et al, 1995)

memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan RADIUS dimana penapisan sebelum

kehamilan 24 minggu mampu mendeteksi 44,5% kelainan (Endjun, 2007).

Di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta dilakukan penapisan kelainan bawaan

(screening) USG sebanyak dua kali, yaitu pada usia kehamilan 10-14 minggu

(penapisan pertama) dan 18-22 minggu (penapisan kedua). Pada pasien yang baru

pertama kali diketahui hamil atau baru memeriksakan diri ke RSPAD Gatot

Soebroto, juga dilakukan pemeriksaan USG (Endjun, 2007).

Pemeriksaan ultrasonografi saat ini dipandang sebagai standar baku yang

tidak dapat dipisahkan dari pelanyanan obstetri ginekologi modern (praktek

sehari-hari). Pada beberapa Negara, diperkirakan 90% - 100% wanita hamil yang

memeriksakan diri, minimal satu kali pernah menjalani pemeriksaan USG obstetri.

Di Gaslow, Skotlandia, rata-rata wanita hamil menjalani pemeriksaan USG sebanyak

2,8 kali. Di Jerman, dilakukan pemeriksaan rutin USG obstetri sebanyak tiga kali

yakni pada kehamilan 9-12 minggu, 19-22 minggu, dan 29-32 minggu. Di Indonesia

beberapa pusat pendidikan menganjurkan pemeriksaan USG rutin satu kali, yaitu

pada kehamilan 18-20 minggu (Endjun, 2007).

Saari kempainen dkk (1990) membagi secara acak lebih dari 9300 wanita

Finlandia untuk menjalani ultrasonografi secara rutin pada usia gestasi 16 dan 20

minggu atau perawatan rutin pada pemeriksaan bila ada indikasi. Angka kematian

perinatal bermakna lebih rendah pada pasien dengan menggunakan USG berkat

terminasi kehamilan atas indikasi malformasi janin dan deteksi dini serta penangan

(4)

Berdasarkan penelitian di Kabupaten Jombang yakni “Pengembangan

Metode Skreening dengan Menggunakan USG” diperoleh dari 6 Puskesmas yang

menyediakan pemeriksaan dengan menggunakan USG dievaluasi mengalami

peningkatan kunjungan. Salah satunya adalah Puskesmas Mojoagung yang memiliki

dokter spesialis Obgin dan radiologi dievaluasi memiliki kunjungan pasien USG

paling banyak yakni 850 pasien tahun 2007 menjadi 1008 pasien pada tahun 2008

dimana kenaikan kunjungan 84% (Sugiharto & Oktarina, 2008).

Makna yang bisa dipetik tentang keberadaan USG di puskesmas Jombang

adalah secara langsung USG telah mengggugah kepedulian masyarakat perdesaan

terhadap pemeliharaan kesehatan, khususnya perawatan kesehatan kandungan, dan

telah menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan puskesmas

dengan kata lain meski di puskesmas perdesaan masyarakat perdesaan sudah bisa

mendapatkan pelayanan teknologi canggih USG seperti pelayanan USG di rumah

sakit atau unit pelayanan swasta di kota besar. Meningkatnya kunjungan pasien

setiap tahun menunjukkan antusiasnya masyarakat terhadap diagnosis dengan USG,

hal ini membuktikan bahwa kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

menempatkan USG di puskesmas perawatan sangat tepat (Dinkes jombang (2008)

dalam Sugiharto & Oktarina (2008)).

Berdasarkan penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Pemeriksaan Ultrasonografi selama Masa Kehamilan di Rumah Sakit Umum Haji

Adam Malik Medan Tahun 2010, hasil yang diperoleh adalah dari 68 responden yang

mengikuti penelitian ini, sebanyak 45 orang yaitu sekitar 66% memiliki tingkat

pengetahuan yang cukup mengenai USG. Sedangkan sisanya sebanyak 23 orang

yaitu 33% memiliki pengetahuan yang kurang. Oleh karena itu, masih sangat perlu

(5)

pemeriksaan ultrasonografi dilakukan bertujuan lebih dari sekedar mengetahui jenis

kelamin bayi (N.sianipar, 2010).

Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya menggunakan USG di

praktek swasta dokter spesialis obgin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat

merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimanakah karakteristik ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya menggunakan USG di praktek swasta dokter spesialis

obgin?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya

menggunakan USG di praktek swasta dokter spesialis obgin.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya

menggunakan USG di praktek swasta dokter spesialis obgin ditinjau berdasarkan

pengetahuan.

b. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya

menggunakan USG di praktek swasta dokter spesialis obgin ditinjau berdasarkan

(6)

c. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya

menggunakan USG di praktek swasta dokter spesialis obgin ditinjau berdasarkan

pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau sumber informasi untuk penelitian

berikutnya dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan.

2. Bagi Ibu Hamil

Menambah pengetahuan ibu mengenai penggunaan tepat dan manfaat pemeriksaan

USG bagi kehamilannya.

3. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan penulis tentang karakteristik ibu hamil yang memeriksakan

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang diperoleh dari anda sangat berguna bagi peneliti untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa5. Data yang peneliti

Pada tahun 2016 anggota pembiayaan KSPPS BMT ANDA Cabang Salatiga mencapai angka 1.823 jumlah yang banyak untuk BMT. sebesar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Partisipasi

Sertifikat tidak mencakup semua jenis pelayanan atau tidak sepenuhnya mengacu UU 25/2009.. SMM mencakup semua jenis pelayanan mengacu UU 25/2009

Mata Kuliah ini merupakan miniatur dari suatu proyek yang akan dihadapi oleh mahasiswa, yang berisi perencanaan suatu struktur gedung secara lengkap mulai dari

Umum : Mahasiswa secara berkelompok dapat merencanakan suatu bangunan teknik sipil (struktur gedung) secara utuh dan menyeluruh hingga proyek tersebut

mengidentifikasi kebutuhan perntah kendali pada contoh masalah – membuat diagram alir dari contoh masalah yang mengandung perintah kendali, membedakan bentuk perintah IF

[r]