BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pembangunan sebagai salah satu teori perubahan sosial ialah fenomena yang luar biasa, karena sebuah gagasan dan teori begitu mendominasi dan mempengaruhi
pikiran umat manusia secara global, yakni bahkan seakan menjanjikan harapan baru untuk memecahkan masalah - masalah kemiskinan dan keterbelakangan bagi
terkhusus di negara-negara dunia ketiga (Fakih Mansour, 2001:11).
Indonesia sebagai Negara agraris, bagian terbesar dari penduduk bermata pencaharian pokok sebagai petani berfungsi sebagai penjamin kedaulatan pangan
bangsa, sektor ini juga telah menjadi tulang punggung kekuatan ekonomi nasional. Dengan demikian, persoalan pertanian sesungguhnya merupakan masalah pokok bagi
masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu dari berbagai teori perubahan sosial, teori pembangunan pada dewasa ini menjadi meanstream dan teori yang paling dominan
mengenai perubahan sosial.
Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber daya
alam yang besar dan beragam, pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada
sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis. Potensi pertanian yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan
sektor pertanian (anakpintarunja.blogspot.com/2012/06-sistem-pertanian Indonesia,
Pada 12 september 2014 puku 23.05).
Meski telah terbukti bahwa sektor pertanian telah mampu menjadi tumpuan kehidupan masyarakat yang sedang menghadapi krisis ekonomi, untuk menjadikan
sektor pertanian menjadi “Leading sector” dalam proses pembangunan bukanlah suatu hal yang mudah. Membutuhkan investasi yang mahal untuk membangun
sebuah agroindustri yang mampu menjadi mesin pendorong pembangunan ekonomi yang handal.
Pertanian yang merupakan sektor penghasilan utama di Indonesia masih modal
dalam melangsungkan proses hidup. Namun kenyataannya masih banyak petani yang terhambat karena kurangnya persediaan modal untuk pertaniannya. Keadaan ini
diperburuk dengan banyak kebijakan pemerintah yang tidak pro petani. Kebijakan yang ada sering kali bertimpangan dengan yang sebetulnya petani butuhkan. Hal ini lah yang menjadi dasar betapa pentingnya perumusan kebijakan perlu diadakan
terlebih dahulu pengkajian keadaan dalam masyarakat sebenarnya melihat bagaimana petani bereaksi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi petani baik
yang bersifat eksternal maupun internal perlu di jabarkan agar solusi yang dibuat tepat sasaran.
Penyelesaian permasalahan pangan yang ada, pemerintah mencetuskan dengan
apa yang dinamakan revolusi hijau yang berideologi developmentalisme-modernisme, dari ideologi inilah yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap
struktur ekonomi, sosial budaya, demografi, dan struktur penguasaan sumber agraria.
adanya ketimpangan pendapatan dan penguasaan lahan antar kelompok yang
semakin menajam dan semakin meningkatkan potensi konflik serta melumpuhkan etika kehidupan sosial.
Konflik yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat pada dewasa ini ialah
konflik agraria. Salah satu penyebab konflik agraria adalah ketidak adilan dalam struktur penguasaan dan pemilikan terhadap sumber-sumber agraria.Hal ini lah yang
menyebabkan petani di Indonesia tidak maju bahkan mengalami kemunduran dimana hasil dari pertanian yang mereka tanam tidak bisa dinikmati dengan semestinya, bahkan mengalami kerugian yang besar belum lagi pupuk yang mahal yang
disiapkan pemerintah dan menyebabkan tanah lahan untuk bertani bergantung terhadap pupuk yang dijual pemerintah. Banyak pupuk yang dijualkan pemerintah
kepada petani adalah pupuk buatan luar negri oleh kaum kapitalis.
Situasi agraria yang tidak menentu ini diakibatkan begitu banyaknya sistem yang menyimpang dari kepentingan rakyat petani. Ini tercermin dari keberpihakan
pemerintah sebagai eksekutor kepada sistem kapitalisme yang memakai semangat modal, industrialisasi dan pasar. Kesemua hal itu mengakibatkan petani
terpinggirkan oleh zaman, karena model yang selalu diinginkan oleh para petani ini adalah model perekonomian yang harmonis dan berorientasi pada azas-azas kerakyatan.
Petani juga masih merupakan sektor strategis bagi Indonesia untuk waktu lima sampai sepuluh tahun yang akan datang. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar
penduduk hidup dengan mata pencarian utama sebagai petani. Keberadaan merupakan suatu kekuatan tersendiri bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu
begitu banyak memberikan partisipasinya terhadap pembangunan seolah tidak
disadari, hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian terhadap masyarakat petani. Semakin lama petani semakin kurang terjamin kesejahteraannya, kemiskinan petani semakin memprihatinkan. Masyarakat petani khususnya petani di kota, anak-anak
para petani banyak yang berpendidikan rendah bahkan banyak sekali yang tidak pernah mengecap pendidikan (Samsudin, 2011 pelatihan peningkatan pertaniansehat
di akses 12 desember 2014 pukul 20.00 wib).
Masalah pertanian dari tahun ke tahun tidak banyak berubahnya, masalah yang sama selalu membuat petani semakin miskin. Adapun masalah yang dihadapi
pertanian Indonesia dari tahun ke tahun ini ialah:
1) Masalah tidak adanya ketersediaan saprodi (pupuk, benih unggul).
2) Masalah tidak adanya modal usaha.
3) Sempitnya luas lahan milik petani sehingga biaya cost/musim tanam sangat tinggi.
4) Harga produk pertanian sangat rendah.
5) Teknologi pasca panen dikalangan petani sangatlah minim sehingga
pada saat panen langsung dijual, padahal jika diolah menjadi bahan olahan harga akan mahal.
6) Tidak punya bargaining yang kuat dalam memasarkan hasil-hasil
pertanian.
Permasalahan tersebut menyebabkan petani semakin miskin bahkan dampak
permasalahan ini bukan hanya kepada petani akan tetapi rakyat Indonesia pun menerimanya
Aktivitas usaha petani yang lebih baik dapat dilihat dari adanya peningkatan-peningkatan dalam produktivitas usaha petani pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani sehingga akan mendukung terciptanya kesejahteraan yang lebih
baik bagi petani dan keluarganya.
Pertanian juga berdampak pada krisis pangan yang telah melanda dunia,
termasuk gejalanya di Indonesia. Produksi pangan telah menyusut. Krisis pangan dunia saat ini sudah mencapai tahap yang sangat memprihatinkan. Bahwa krisis harga pangan yang terjadi sekarang ini, sebagai akibat dari diterapkannya sistem
neoliberalisme (Saragih, 2004). Dan seperti yang sekarang ini banyak masyarakat kota yang tidak mempunyai pekerjaan dan pendapatan yang minim akibat sedikitnya
lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah daerah dan pendidikan rendah yang menyebabkan masyarakat tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Banyaknya bangunan-bangunan yang menyebabkan
lahan untuk bercocok tanam sudah tidak ada dan menyebabkan masyarakat beralih menjadi buruh pabrik yang jelas-jelas pendapatan yang di dapat tidak bisa
mencukupi kebutuhan pokok keluarga.(Saragih Henry, 2004)
Dengan sedikitnya lapangan pekerjaan di kota, SPI (Serikat Petani Indonesia)
mempunyai program. Program ini dinamakan dengan pertanian berkelanjutan. Tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan menjadi pertanian berkelanjutan digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif
berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di desa maupun kota. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi lingkungan,
khususnya di Kelurahan Pangkalan Mansyur dapat meningkatkan stabilitas dan
kualitas kehidupan masyarakat. Tiga indikator besar yang dapat dilihat adalah lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera), dan secara sosial diterima masyarakat. (www.spi.or.id diakses pada tanggal 24 desember 2014)
Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi rendah (LISA) adalah
membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya. Gulma, penyakit dan hama tanaman dikelola melalui pergiliran tanaman, pertanian campuran, boiherbisida, insektisida organik yang dikombinasikan dengan
pengelolaan tanaman yang baik. Kesalahan persepsi yang sekarang berkembang bahwa apabila kita tidak melaksanakan pertanian modern, maka kita dianggap
kembali pada pertanian tradisional dan tanaman yang kita produksi akan turun drastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila pertanian organik dilaksanakan dengan baik dan cepat memulihkan tanah yang sakit akibat penggunaan bahan kimia
pertanian. Hal ini terjadi apabila fauna tanah dan mikroorganisme yang bermanfaat dipulihkan kehidupannya. Pada prinsipnya, pertanian organik sejalan dengan
masukan teknologi rendah (low-input technology) dan upaya menuju pembangunan pertanian berkelanjutan. Kita mulai sadar tentang potensi teknologi, kerapuhan lingkungan, dan kemampuan budi daya manusia dalam merusak lingkungan. Suatu
hal yang perlu dicatat bahwa ketersediaan sumber daya alam ada batasnya. Potensi dan ketersediaan sumber daya lahan untuk mendukung ketahanan pangan.(AnyMulyani jurnal Litbang pertanian, 30(2): 73-80).
Karena itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh Pertanian Berkelanjutan oleh Serikat Petani Indonesia Sumatera Utara dalam peningkatan kesejahteraan dan
Berkelanjutan yang dapat meningkatkan ekonomi, kesejahteraan dan menjaga
kelestarian lingkungan dengan judul Pengaruh Program Pertanian Berkelanjutan
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah ada pengaruhnya program Pertanian Berkelanjutan terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani Indonesia di
Kelurahan Pangkalan Mansyur Medan Johor”.
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan program pertanian berkelanjutan terhadap ekonomi masyarakat oleh Serikat Petani
Indonesia di kelurahan Pangkalan Mansyur Medan johor.
1.3.2. Manfaat penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:
a. Sebagai bahan pengemban konsep-konsep serta teori-teori yang berkenaan dengan pertanian.
b. Menambah wawasan dalam bidang pertanian khususnya Pertanian Berkelanjutan.
c. Untuk mengetahui ada pengaruh Pertanian Berkelanjutan dalam mensejahterakan petani dan melestarikan lingkungan.
1.4. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah objek yang akan diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik
analisis data.
BAB IV : Deskripsi Lokasi Penelitian
Bab ini berisikan gambaran umum tentang lokasi dimana
penulis melakukan penelitian.
BAB V : Analisis Data
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian serta analisis pembahasannya.
BAB VI : Penutup