• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Seng (Zn) Pada Limbah DI PT. Industri Karet Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Kadar Seng (Zn) Pada Limbah DI PT. Industri Karet Nusantara"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR SENG ( Zn) PADA LIMBAH CAIR

DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

KHAIRUN NISYA RAMBE 072401005

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENENTUAN KADAR SENG (Zn) PADA LIMBAH CAIR

DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

KHAIRUN NISYA RAMBE 072401005

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR SENG (Zn) PADA LIMBAH

DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : KHAIRUN NISYA RAMBE

Nomor Induk Mahasiswa : 072401005

Program Studi : DIPLOMA III KIMIA ANALIS

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Disetujui di

Medan, 1 Juli 2010

Diketahui / disetujui oleh :

Ketua Departemen Kimia FMIPA USU Dosen Pembimbing

DR. Rumondang Bulan, MS

NIP. 195408301985032001 NIP. 194805131971072001

(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR SENG ( Zn) PADA LIMBAH CAIR

DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 1 Juli 2010

072401005

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

tugas akhir ini telah selesai disusun dalam rangka memenuhi kewajiban penulis

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam

penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat

beliau.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan

terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua tercinta, Nenek ku tersayang,dan

buat adik-adikku Fahri, Mira, Witri, Yunda, atas cinta kasih, dukungan, pengorbanan,

serta doa tulus tiada hentinya demi kebaikan dan kebahagian penulis.

Selain itu penulis juga ingin megucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Dr.Tini Sembiring,MS selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah

begitu sabar dan banyak meluangkan waktu, tenaga, pemikiran serta masukan

kepada penulis sehingga telah dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Ibu DR. Rumodang Bulan,MS selaku ketua departemen kimia Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof.Dr.Eddy Marlianto, M.Sc selaku dekan FMIPA USU.

4. Ibu Dr.Marpongahtun, M.Sc selaku ketua program studi D3 Kimia Analis.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan di FMIPA USU yang telah memberikan

ilmu dan bantuannya kepada penulis.

6. Bapak Erwin Lubis,ST selaku pembimbing praktek kerja lapangan dan

manager di PT. Industri Karet Nusantara.

7. Sahabat – sahabatku : Sabet Bonenk, Wayn, Lisa lambe, Fander ku ( Goi,

Gopit, Godek, Gomi, Eva jawa, Cenot ) terimakasih atas kebersamaan dan

pelajaran – pelajaran gila nya, tetaplah jadi sahabat terbaikku.

8. Anak kost sarmin 23 : Lita, Dije, Rizem, Wiwin, Hani, Lia, Kiki, terimakasih

(6)

9. Deni ariyuda.ST terima kasih untuk tetap ada dan selalu memberikan semangat

dan cinta kepada penulis.

Dengan kerendahan hati penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat

memberikan sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa tugas akhir ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

yang bersifat memperbaiki dan membangun penulisan tugas akhir ini sangat

diharapkan untuk kesempurnaan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi para

pembaca.

Medan, 1 Juli 2010

Penulis

(7)

ABSTRAK

Seng merupakan logam berat yang terdapat pada limbah cair industri karet.

Seng termasuk senyawa anorganik yang mempengaruhi sifat kimia pada karakteristik

limbah cair. Pengujian terhadap senyawa Seng dilakukan untuk mengkaji seberapa

jauh air limbah dapat dikeluarkan kelingkungan masyarakat dan memenuhi mutu

standart yang telah ditentukan oleh PT. Industri Karet Nusantara, serta pengaruh

peracunan dalam pengolahan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar Seng yang terdapat pada limbah

cair adalah 0,921 ppm. Dalam hal ini kadar Seng yang terdapat pada limbah cair

PT.Industri Karet Nusantara telah sesuai dengan mutu standart yang telah

(8)

TO DETERMINE THE ZINK QUALITY LIQUID EFFLUENT IN THE RUBBER THREAD FACTORY PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA.

ABSTRAC

Zink is a heavy metal wich find in liquid effluent. Where the zink is a

anorganic compound to influence chemistry characteristic in effluent. And there was

the test Zink compound to do for to know how far the water effluent can out for to

society around and to complete quality at rubber thread factory to match with standart

and influence poisoning in treatment.

From the result of analisys,to find if the Zink quality in liquid effluent is 0.921

ppm. and The Zink quality at rubber thread factory to match with standart which fixed

(9)
(10)

2.3.3.4. Limbah B3 ... 15

2.3.4. Volume Limbah ... 17

2.3.5. Pengolahan limbah Cair ... 17

2.3.5.1. Pengolahan Awal ... 17

2.3.5.2. Pengolahan Primer ... 18

2.3.5.3. Pengolahan Skunder... 18

2.3.5.4. Pengolahan Akhir ... 18

2.3.5.5. Pengolahan Lanjutan ... 18

2.3.6. Karakter Limbah ... 21

3.1.3. Penyediaan Pereaksi... 25

(11)

ABSTRAK

Seng merupakan logam berat yang terdapat pada limbah cair industri karet.

Seng termasuk senyawa anorganik yang mempengaruhi sifat kimia pada karakteristik

limbah cair. Pengujian terhadap senyawa Seng dilakukan untuk mengkaji seberapa

jauh air limbah dapat dikeluarkan kelingkungan masyarakat dan memenuhi mutu

standart yang telah ditentukan oleh PT. Industri Karet Nusantara, serta pengaruh

peracunan dalam pengolahan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar Seng yang terdapat pada limbah

cair adalah 0,921 ppm. Dalam hal ini kadar Seng yang terdapat pada limbah cair

PT.Industri Karet Nusantara telah sesuai dengan mutu standart yang telah

(12)

TO DETERMINE THE ZINK QUALITY LIQUID EFFLUENT IN THE RUBBER THREAD FACTORY PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA.

ABSTRAC

Zink is a heavy metal wich find in liquid effluent. Where the zink is a

anorganic compound to influence chemistry characteristic in effluent. And there was

the test Zink compound to do for to know how far the water effluent can out for to

society around and to complete quality at rubber thread factory to match with standart

and influence poisoning in treatment.

From the result of analisys,to find if the Zink quality in liquid effluent is 0.921

ppm. and The Zink quality at rubber thread factory to match with standart which fixed

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu

sumber aktivitas manusia maupun proses – proses alam atau belum mempunyai nilai

ekonomi bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negative.

Menurut sumbernya limbah dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Limbah domestic ( rumah tangga )

b. Limbah industri

c. Limbah rembesan dan limpasan air hujan

Limbah cair atau limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan

hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari – hari. Dengan semakin bertambah dan

meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya, maka limbah air juga

mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang melebihi kemampuan

alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.

Limbah adalah sampah dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air

yang telah dipergunakan dengan hamper 0,1% daripadanya berupa benda – benda

padat yang terdiri dari zat organik.

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestic (rumah

tangga) Maupun industri kebadan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah. Terdapat sebuah

(14)

tanah telah rercemar oleh bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak

memenuhi baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsure nitrat, nitrit,

besi, seng, dan mangan.

Logam berat dalam air limbah merupakan penyebab pencemaran lingkungan

yang potensial. Pencemaran logam berat pada umumnya berasal dari industri

penyepuhan logam, tekstil, barang jadi lateks, serta industri lain. Pada proses industri

barang jadi lateks digunakan logam berat dalam bentuk ZnO sebagai akselator proses

vulkanisasi karet. sehingga ion Zn2+ terbawa dalam air limbah industri barang jadi.

Dari penelitian ini penulis tertarik untuk menganalisis kadar zink yang terdapat

pada limbah cair PT. Industri Karet Nusantara, apakah kandungan zink pada limbah

cair tersebut telah layak dibuang kelingkungan masyarakat tanpa pengolahan dan

pencemaran.

1.2. Permasalahan

Apakah kadar seng dalam limbah cair di PT. Industri Karet Nusantara Medan

baik dan telah memenuhi standart baku mutu yang telah ditetapkan oleh PT. Industri

Karet Nusantara, sehingga limbah cair dapat dikeluarkan kelingkungan masyarakat.

1.3.Tujuan

- Untuk mengetahui kadar seng pada limbah cair di PT. Industri Karet Nusantara

- Untuk mengetahui apakah jumlah kandungan seng yang terdapat dalam limbah

cair telah memenuhi standart baku mutu yang ditetapkan oleh PT. Industri

(15)

1.3. Manfaat

Dapat memberikan informasi bahwa kandungan seng pada limbah cair PT.

Industri karet Nusantara Medan telah memenuhi persyaratan mutu standart yang telah

ditetapkan oleh PT. Industri Karet Nusantara sehingga layak dibuang ke badan air

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Latar Belakang Industri Karet

Perkembangan karet dan industri karet dewasa ini sangat pesat. Masyarakat

modern sekalipun mempergunakan karet, karena setiap hari menggunakan barang dari

karet dalam kehidupannya, untuk melakukan olahraga dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Pabrik industri karet PT. I ndustri Karet Nusantara Medan merupakan salah satu

perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi barang jadi karet

seperti L: karet gelang dan benang karet dengan menggunakan lateks sebagai bahan

bakunya.

Banang karet (rubber thread) merupakan salah satu komoditi ekspor non migaa

yang memilikki prospek yang cukup cerah karena bahan bakunya adalah lateks yang

banyak terdapat dalam negeri.

Lateks pekat dari kebun diolah menjadi benang karet melalui proses pengolahan

karet dengan fasa cair. Dikatakan fasa cair, karena lateks dan bahan-bahan kimia

dicampur dengan fasa cair dengan bantuan air bebas mineral (demin water). Produksi

benang karet (rubber thread) dari lateks berlangsung dari beberapa departemen (unit).

Unit laboratorium kendali mutu bertugas memeriksa bahan baku lateks, bahan kimia,

memeriksa dispersi, emulsi, solution, dan memeriksa kompon.

Unit kompon bertugas mengolah bahan baku utama, bahan baku penolong menjadi

suatu persenyawaan (kompon), serta menjaga kompon sehingga dapat digunakan

sesuai dengan formulasi laboratorium kendali mutu. Unit ekstrusi bertugas untuk

mengolah kompon yang telah dibuat unit kompon menjadi benang karet. Unit

(17)

itu dengan tegangan tarik 300%, tegangan tarik 500%, tegangan putus, dan lain-lain.

Unit gudang merupakan tempat penyimpanan / persediaan barang dari hasil produksi.

Proses pembuatan benang karet berlangsung dalam beberapa unti proses, yaitu :

Compounding inactive, compounding active, compounding cooling, feeding system,

header capillary, acid bath, drying oven, talcum area, ribboning, curing, cooling

drum, receiving, boxes weighing, packing, market customer.

Pada proses pembuatan benang karet dilakukan pencampuran antara lateks

dengan bahan baku dengan beberapa zat pendukung lainnya seperti bahan pemantap,

vulkanisator, akselator, activator, dan antioksidan serta zat pengisi sehingga

menghasilkan benang karet dengan kualitas baik. Setelah pencampuran lateks dengan

zat pendukung, lateks dialirkan kedalam tanki inaktif kompon dengan menambahkan

disperse, emulsi, dan solusi aktif untuk mengaktifkan kompon.

Pabrik telah menetapkan bahan baku mutu, bahwa untuk menghasilkan benang

karet yang baik diantaranya kandungan padatan total lateks kompon (TSC). Dimana

kandungan padatan total lateks kompon haruslah sesuai dengan standart yaitu

54,14-60,54%. Tetapi karena faktor kandungan lateks itu sendiri dan zat pengisi kandungan

padatan total lateks kompon tersebut agar dapat dilakukan beberapa tindakan

penanggulangan bila kandungan padatan total lateks kompon kurang dari

54,14-60,54%.

Untuk memperoleh benang karet dengan mutu tinggi serta dapat bersaing

dipasaran maka selama proses pembuatan benang karet haruslah selalu

(18)

Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet

(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon

karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama

getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia

menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan,

namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet

di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia

menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, diikuti oleh

Indonesia, dan Malaysia. Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam

keperluan antara lain bola karet, penghapus pensil, baju tahan air, dll.

Saat Christopher Columbus dan rombongannya menemukan benua Amerika pada

tahun 1476,mereka terheran-heran melihat bola yang dimainkan orang-orang Indian

yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah. Di sinilah sejarah karet dimulai, tetapi

baru pada tahun 1530 ada laporan tertulis mengenai gummi optimum, sebutan Pietro

Martire d’Anghiera untuk karet. Pada tahn 1535, Ahli sejarah mengenai bangsa

Indian, Captain Gonzale Fernandez de Oveida menulis bahwa dia melihat 2 tim orang

Indian yang bermain bola. Bola itu terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput,

yang dicampur dengan suatu bahan (latex) kemudian dipanaskan di atas unggun dan

dibulatkan seperti bola. Bola oran Indian ini bisa melambung lebih tinggi daripada

bola yang umum dibuat orang-orang Eropa waktu itu. Oviedo mengatakan bahwa bila

bola buatan Indian itu dijatuhkan, bola itu bisa melambung lebih tinggi dan kemudian

jatuh, lalu melambung lagi walaupun agak rendah daripada lambungan yang pertama,

dst. Pada tahun 1615 seorang penulis, F.J. Torquemada melaporkan bahwa orang

(19)

2.2. Bahan Baku Benang Karet

Lateks merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk pembuatan

benang karet, sebelum lateks digunakan menjadi benang karet atau bahan jadi karet

lainnya, lateks tersebut terlebih dahulu dipekatkan disebutr lateks pekat.

Lateks adalah cairan berwarna putih yang menyerupai susu yang dihasilkan

dari pohon karet bila disadap atau dilukai. Lateks merupakan sistem koloid yang

kompleks, yang terdiri dari partikel karet dan bahan – bahan karet yang terdispersi

dalam cairan yang disebut serum. Bahan bukan karet jumlahnya relatif kecil, sebagian

besar terlarut dalam serum, lainnya teradsorbsi dalam permukaan partikel karet.

Tabel 2.1. Komposisi Lateks Pekat

No Nama Bahan Kadar ( % )

1 Karet Kering 25 – 40

2 Air 60 – 70

3 Protein dan senyawa Nitrogen 1,0 – 1,5

4 Lipid dan Terpen 1,0 – 1,5

5 Senyawa Anorganik 0,1 – 0,5

6 Karbohidrat 1,0 – 2,0

7 pH 6,7 – 7,5

Lateks yang dipekatkan mempunyai Kadar Karet Kering (KKK) minimum 60% dan

berupa cairan yang mantap.

(20)

1. Untuk memperoleh kadar karet kering sekurang-kurangnya 60%

2. Untuk mengurangi kenaikan biaya produksi

3. Untuk mengetahui jumlah air ditambahkan pada pengenceran lateks sampai

kadar yang dikehendaki.

Penggolongan lateks pekat didasarkan atas cara pemekatan. Dalam perdagangan

dijumpai 4 (empat) cara pemekatan lateks pekat, yaitu :

1. Pemusingan (Centrifuging )

2. Pendadihan ( Creaming )

3. Penguapan ( Evaporating )

4. Dekantasi listrik

2.3. Pengertian Air Limbah

Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang telah dipergunakan

untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan

hidup yang sehat dan baik. Unsur – unsur dari suatu sistem pengolahan air limbah

yang modern terdiri dari :

1. Masing – masing sumber air limbah

2. Sarana pemrosesan setempat

3. Sarana pengumpul

4. Sarana penyaluran

5. Sarana pengolahan, dan

6. Sarana pembuangan.

Dan dua faktor yang penting yang harus diperhatikan dalam sistem pengolahan air

(21)

2.3.1. Tahap – Tahap Pengolahan Air Limbah

a. Collecting Reservoir

Air buangan yang berasal dari pengolahan benang karet dialirkan melalui

saluran parit ke bak collecting reservoir. Didalam bak collecting reservoir terdapat 3

sekat atau sisi dimana pada tiap-tiap pintu/ sekat tersebut ada terdapat saringan. Bak

ini berguna sebagai bak pengontrol sludge atau residu asam asetat dan karet sehingga

diharapkan waste water yang akan mengalir keproses selanjutnya terbebas dari sludge

dan karet tersebut.

b. Equalisation Basin

Air buangan dari collecting reservoir dialirkan kedalam bak Equalisation

Basin. Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau mengembalikan variasi – variasi

karakteristik air limbah agar segera tercapai kondisi yang optimum pada proses

pengolahan selanjutnya. Dengan adanya bak equalisasi ini diharapkan debit aliran dan

beban pencemaran yang bervariasi dapat diubah menjadi konstan atau mendekati

konstan.

Fungsi bak equalisasi adalah :

1. Meredam bahan akibat adanya fluktasi bahan organis yang dapat mengganggu

proses biologis aerob.

2. Mengendalikan pH air limbah.

3. Mengurangi fluktasi debit air, sehingga bahan homogeny secara merata atau

(22)

4. Mencegah terjadinya konsentrasi bahan – bahan homogen beracun yang tinggi

memasuki unit pengolahan biologis yang aerobic.

Pada bak equalisasi ini dilakukan aerasi agar terjadinya homogenitas air

limbah serta dapat terjadinya pencapaian Biochemical Oxygen Demand (BOD) yang

diinginkan.

c. Alkalization Basin

setelah dari bak equalisasi, air kemudian dipompakan kedalam bak alkalization basin.

Proses alkalisasi ini dilakukan untuk memisahkan logam berat dari air limbah dengan

menaikkan pH asam menjadi basa. Dimana dalam hal ini air limbah mengandung

kadar zink yang tinggi, dan zink merupakan salah satu jenis logam yang mudah terikat

dengan zat – zat lainnya.

Pada bak alkalization ini dilakukan pengandjusan larutan caustic soda

(penambahan NaOH 30%) dan penambahan polielektrolit yang secara otomatis akan

membentuk endapan. Dan yang berupa sludge cair akan dialirkan ke bak sedimentasi

basin.

d. Sedimentasi Basin

Air buangan yang berasal dari bak alkalization akan dialirkan kedalam bak

sedimentasi. Proses sedimentasi ini bertujuan untuk mengendapkan fase lumpur yang

terdapat pada air limbah sebagai hasil dari proses alkalisasi. Partikel air harus cukup

besar agar dapat diendapkan dalam jangka waktu tertentu. Kecepatan pengendapan

akan berbanding langsung dengan kuadrat diameter partikel – partikelnya. Jika

(23)

Bak sedimentasi ini berbentuk spiral atau dapat dikatakan berbentuk lingkaran

yang mempunyai 3 lapisan. Air limbah yang akan diolah akan masuk kebagian tengah

pada bak pengendapan, kemudian dialirkan kebagian bawah dan kesamping. Pada

waktu air mengalir kepermukaan sludge akan jatuh ke dasar bak secara gravitasi,

kemudian air keluar melalui saluran yang dipasang secara radial.

e. Lifhting Pump Station

Air limbah dari bak sedimentasi akan dialirkan ke Lifhting pump station,

dimana lifhting pump station ini berfungsi sebagai post sementarauntuk pengumpulan

phase cair. Kemudian air akan dimasukkan kedalam neutralisasi Basin.

f. Neutralisasi Basin

Bak netralisai dilakukan untuk menetralkan air limbah dari pH 10 menjadi pH

7 (netral). Pada proses ini dilakukan pengadjusan dengan menambahkan asam sulfat

30%. Proses netralisasi ini bermanfaatuntuk proses biologi, dimana diperlukan pH air

limbah antara 6 - 8 sehingga tercapainya kondisi yang optimum.

g. Bak Aerasi Lagon

Air limbah kemudian dimasukkan ke dalam Bak Aerasi Lagon. Fungsi dari bak

aerasi lagon ini adalah untuk menurunkan kadar COD dan BOD pada air limbah. Bak

aerasi inni terdiri dari 5 lagon, dimana setiap lagon dilengkapi dengan aerator dengan

jumlah yang berbeda. Adapun jumlah aerator pada tiap – tiap lagon yaitu :

• Lagon I terdapat 105 pcs aerator.

(24)

• Lagon III terdapat 56 pcs aerator.

• Lagon IV terdapat 56 pcs aerator.

• Lagon V terdapat 56 pcs aerator.

Dalam bak aerasi ini terjadi reaksi penguraian zat organic yang terkandung di

dalam air buangan secara biokimia oleh mikroba yang menjadi gas karbin monoksida

dan sela yang baru. Jumlah mikroorganisme dalam lagon akan bertambah banyak

dengan dihasilkannya sel – sel yang baru.

Air buangan yang berasal dari lagon yang terakhir yaitu lagon V yang akan

dialirkan ke dalam bak clarifier, dimana pada bak ini terdapat 3 lingkaran. Prinsip

kerja dari bak clarifier ini yaitu dengan menggunakan system spuy. Di dalam clarifier

terjadi proses pengendapan, yang dilakukan untuk memisahkan padatan tepung atau

kotoran – kotoran yang mempunyai berat jenis yang lebih rendah dari sludge akan di

kembalikan ke bak equalisasi.

Kemudian air di masukkan ke Post Aeration I dan Post Aeration II. Dimana

pada bak ini terjadi penguraian yang berlangsung dalam kondisi cukup O2 yang

berguna untuk kelangsungan kehidupan mikroorganisme. Dari Post Aeration air

buangan dapat dibuang langsung kebadan sungai, yang tentunya terlebih dahulu

dianalisa di dalam laboratorium.

h. Thickening Basin

Selanjutnya Sludge phase limbah yang berasal dari bak sedimentasi akan

(25)

i. Diagfragma Pump Station (DPS) dan Filter Press

Phase sludge kemudian akan di tarik ke dalam Diagfragma Pump Station,

selanjutnya akan dimasukkan ke dalam Filter Press. Filter press berfungsi untuk

mengepress kadar air dalam phase sludge, dan phase sludge dapat dibuang secara

langsung ke lingkungan.

j. Incenerator

Phase sludge juga dapat dibakar di Incenerator dengan suhu 800◦C. Dimana dari 100

kg phase sludge setelah dibakar di incinerator akan berukuran menjadi 30 kg, dengan

kata lain mengurangi phase sludge sebanyak 70%.

2.3.2. Cirri – Ciri Air Limbah

Disamping kotoran yang biasanya terkandung dalam persediaan air bersih air

limbah mengandung tambahan kotoran akibat pemakaian untuk keperluan rumah

tangga, komersial dan industri. Beberapa analisis yang dipakai untuk penentuan ciri –

ciri fisik, kimiawi, dan biologis dari kotoran yang terdapat dari air limbah.

2.3.2.1. Ciri – Ciri Fisik

Ciri – ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna, bau, dan

suhunya.

2.3.2.1.1. Bahan padat total

terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung serta

senyawa – senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan

dengan mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan. Contoh

(26)

2.3.2.2.2. Warna

adalah cirri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum air

limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna abu –

abu muda sampai setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami

pembusukanatau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama. Bila

warnanya abu – abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk setelah mengalami

pembusukan oleh bakteri dengan kondisi anaerobik.

2.3.2.2.3. Penentuan bau

menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai kepentingan

langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air limbah.

Senyawa utama yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa – senyawa lain seperti

indol skatol, cadaverin dan mercaptan yang terbentuk pada kondisi anaerobik dan

menyebabkan bau yang sangat merangsang dari pada bau hidrogen sulfida.

2.3.2.2.4 Suhu

air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya tambahan

air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim

ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya.

2.3.2.2. Ciri – Ciri Kimia

Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang utama adalah

yang bersangkutan dengan Amonia bebas, Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor

(27)

nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan

gulma air. Pengujian – pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas

diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai

kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan. (Linsley.K.R. 1995)

2.3.3. Jenis limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Limbah cair

2. Limbah padat

3. Limbah gas dan partikel

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

2.3.3.1. Limbah cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud

cair (PP 82 thn 2001).

2.3.3.2. Limbah padat

Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik

pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan

perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.

Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal,

(28)

2.3.3.3. Limbah gas dan partikel

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah)

yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen

oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.

2.3.3.4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan

berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak

langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan

kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang

berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan,

tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan

pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu

atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,

beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada

pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang

stabil dan mudah menguap

Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan

(29)

Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan

dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa

lumpur dari hasil proses tersebut.

Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan

digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan

cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

Macam Limbah Beracun

• Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalu

menghasilka

merus

• Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,

percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau

terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

• Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena

melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organi

stabil dalam suhu tinggi.

• Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi

manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit

bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

• Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi

penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh

(30)

Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau

mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang

bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

2.3.4. Volume Limbah

Semakin besar volume limbah, pada umumnya, bahan pencemarnya semakin

banyak. Hubungan ini biasanya terjadi secara linier. Oleh sebab itu dalam

pengendalian limbah sering juga ditipayakan pengurangan volume limbah. Kaitan

antara volume limbah dengan volume badan penerima juga sering digunakan sebagai

indikasi pencemaran. Perbandingan yang mencolok jumlahnya antara volume limbah

dan volume penerima limbah juga menjadi ukuran tingkat pencemaran yang

ditimbulkan terhadap lingkungan. Misalnya limbah sebanyak 100 m3 air per 8 jam

mempunyai konsentrasi plumbum 4 mg/hari dialirkan ke suatu sungai. Yang

mempunyai debit 8.000 m3 perjam.

2.3.5.

Secara umum penanganan air limbah dapat dikelompokkan menjadi

2.3.5.1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)

Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada

pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan,

penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat

(31)

2.3.5.2. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan

partikel-artikel padat organik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan

flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel

lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease).

2.3.5.3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk

menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air

limbah. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film,

suspended film dan lagoon system.

2.3.5.4. Pengolahan Akhir (Final Treatment)

Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan

organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet

2.3.5.5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)

Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai

dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun

amonia dari air limbah. (http://aimyaya.com/)

Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari

rumah tangga, industry, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung

(32)

mengganggu kelestarian lingkungan.

Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:

1. Rumah tangga

Contoh: air bekas cucian,air bekas memasak, air bekas mandi, dan sebagainya.

2. Perkotaan

Contoh: air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari

tempat-tempat ibadah.

3. Industri

Contoh: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan pabrik karet.

Industri dan kegiatan lainnya yang mempunyai air buangan yang membentuk

limbah cair dalam skala besar harus melakukan penanganan agar tidak berdampak

pada lingkungan disekitarnya. Apabila limbah cair tersebut tidak dilakukan

pengolahan dan dibuang langsung ke lingkungan umum, sungai, danau, laut akan

berdampak pada lingkungan karena jumlah polutan di dalam air menjadi semakin

tinggi. Pada dasarnya ada dua alternative penanganan yaitu membawa limbah cair ke

pusat pengolahan limbah atau memiliki sendiri instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

proses pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu

proses pengolahan primer, sekunder, dan tersier. ( Sunu.P., 2001)

Air limbah sebelum dilepas kepembuangan akhir harus menjalani pengolahan

terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif

diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah

(33)

1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.

2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup dalam air.

3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.

4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vector penyakit.

Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi

persyaratan berikut.

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air

didalam penggunaannya sehari-hari.

4. Tidak dihinggapi oleh vector atau serangga yang menyebabkan penyakit.

5. Tidak terbuka dan harus tertutup.

6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap. (Chandra.B.2007)

Pabrik yang secara kontiniu membuang limbah berbeda dengan pabrik yang

membuang limbah secara periodik walau konsentrasi pencemar sama, dan jumlah

buangan nya pun sama. Pengaruh terhadap lingkungan mengalami perbedaan.

Dalam hal sering tidaknya suatu pabrik membuang limbah tergantung terhadap

proses pengolahan dalam pabrik. Artinya volume air buangannya tergantung dari

volume produksinya. Semakin tinggi produksi semakin tinggi volume limbahnya. Ada

(34)

sehari-hari. Setiap lima hari dalam sebulan volume limbahnya sangat berlebih, kecuali bila

pabrik blow down. Atau ada pabrik yang hanya membuang limbah sekali dalam

seminggu sedangkan pada hari-hari lainnya tidak. Semakin banyak frekuensi

pembuangan limbah, semakin tinggi tingkat pencemaran yang ditimbulkan.

Dampak pencemaran limbah terhadap lingkungan harus dilihat dari jenis

parameter pencemar dan konsentrasinya dalam air limbah. Dari satu sisi suatu limbah

mempunyai parameter tunggal dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Disisi lain ada

limbah dengan 10 parameter tapi dengan konsentrasi yang juga melewati ambang

batas. Persoalannya bukan yang mana lebih baik dari pada yang terburuk, melainkan

seharusnya lebih mendapat prioritas. ( Gintings.p.1992)

2.3.5. Karakter limbah

2.3.5.1. Domestik

Limbah domestic adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi,

kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek, rumah sakit,

rumah makan dan sebagainya yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri fari zat

organic baik berupa zat padat ataupun cair, bahan berbahaya, dan beracun, garam

terlarut, lemah dan bakteri terutama golongan fekal coli, jasad pathogen, dan parasit.

2.3.5.2. Non domestik

Limbah domestic sangat bervariasi, terlebih lebih untuk limbah industry.

Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang besifat

organis, bahan pemberantas hama dan penyakit ( peptisida bahan pupuk yang

mengandung nitrogen, fosfor, sulfur, mineral, dan sebagainya. (Sastrawijaya.T.A.

(35)

Dalam air buangan terdapat zat organic yang terdiri dari unsure karbon,

hydrogen, dan oksigen dengan unsure tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang

dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen.

Bentuk lain untuk mengukur oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini

diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organic yang sukar

dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator

yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebh kecil dari pada nilai COD

diukur pada senyawa organic yang dapat diuraikan maupun senyawa organic yang

tidak dapat berurai. ( Agusnar.H.2008 )

Semua air limbah perlu dikarakterisasi terlebih dahulu sebelum rancangan

prosesproses dimulai. Sifat air limbah yang perlu diketahui adalah volume aliran,

konsentrasi organic, sifat-sifat karakteristik dan toksisitas.

Laju aliran dan keragaman laju aliran merupakan factor penting dalam

rancanganproses. Sejumlah unit dalam kebanyakan system penanganan harus

dirancang berdasarkan puncak laju aliran dan memberikan pertimbangan untuk

meminimumkan keragaman laju aliran bila mana mungkin. ( Jenie.L.S.1993 )

2.3.6. Logam Berat

Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantaranya berbagai

jenis logam berat yang berbahaya, yang beberapa diantaranya banyak digunakan

dalam skala industri. Industri – industri logam berat tersebut harus mendapatkan

pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja maupun

(36)

Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang terutama

adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr),

Nikel (Ni), dan Zink (Zn). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat mengumpul

dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang

lama sebagai racun yang terakumulasi. ( Kristanto.P. 2002 )

Seng (zink) termasuk unsur yang terdapat dalam jumlah berlimpah di alam.

Kadar seng pada kerak bumi sekitar 70 mg/kg. kelarutan unsure seng dan oksida seng

dalam air relative rendah. Seng yang berikatan dengan klorida dan sulfat mudah

terlarut, sehingga kadar seng dalam air sangat dipengaruhi oleh bentuk senyawanya.

Ion seng mudah terserap kedalam sedimen dan tanah. Silica terlarut dapat

meningkatkan kadar seng. Jika perairan bersifat asam, kelarutan seng meningkat.

Kadar seng diperairan alami < 0,05 mg/l, pada perairan asam mencapai 50 mg/l, dan

pada perairan laut 0,01 mg/l.

Sumber alami utama seng adalah calamine (ZnCO3), sphalerite (ZnS),

smithsonite (ZnCO3), dan wilemite (Zn2SiO4). Seng digunakan dalam industri besi,

baja, cat, karet, tekstil, kertas, dan bubur kertas.

Seng termasuk unsur yang essensial bagi makhluk hidup, yakni berfungsi

untuk membantu kerja enzim. Seng juga diperlukan dalam proses fotosintesis sebagai

agen bagi transfer hidrogen dan berperan dalam pembentukan protein. Davis dan

Cornwell (1991) mengemukakan bahwa seng tidak bersifat toksik bagi manusia, akan

(37)

2.4. Pemisahan Seng

pemisahan dari dua kation didasarkan pada perbedaan dalam kecendrungannya

dari kompleks anionic. Chlorozincate kompleks stabil seperti ZnCl3- dan ZnCl42-)

terbentuk dalam kontras. Untuk nikel tidak complex berarti dalam media ini dan

melewati cepat melalui kolom. Setelah pemisahan selesai elusi dengan air secara

efektif terurai kloro complex dan pemisahannya dari seng.

Baik nikel dan seng ditentukan oleh titrasi dengan EDTA standart pada pH 10.

sebuah titrasi berat dianjurkan.karena Kelarutan logam seng dalam air dipengaruhi

oleh suhu dan pH. Pada pH yang cenderung netral, logam seng tidak larut. Kelarutan

semakin besar dengan kenaikan keasaman. Diatas pH 11, kelarutan juga akan

mengalami kenaikan. Logam seng terlarut sebagai ZnOH+(aq) atau Zn2+ (aq).

Eriochrome Black T merupakan indikator untuk titrasi seng. bromopyrogallol atau

(38)

BAB 3

METODE DAN ANALISIS

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1.Alat

− Pipet volume 25 ml

− Beaker glass 250 ml

− Magnetic bar stirrer

− Buret pallet

3.1.2. Bahan – Bahan

− Sampel air limbah

− NH4F 3M

Larutan buffer ammonia pH 10 3ml

Larutan EDTA 0,02 N

Eriochrome black T

3.1.3. Penyediaan Pereaksi

1. Pembuatan Ammonium Florida 3 M

111 gram NH4F di encerkan dalam 1000 aquadest.

(39)

54 gram NH4Cl ditambahkan 350 ml NH3 25% kemudian diencerkan dengan 100

ml aquadest.

3. Pembuatan Larutan EDTA 0.02 N

7.488 gram triptiplex dilarutkan dalam 2000 ml aquadest.

4. Pembuatan Eriochrome black T

45 ml TEA ditambahkan dengan 15 ml etanoil.

3.2. Preparasi Sample

Siapkan tempat air limbah

Siapkan timba kecil untuk mengambil air limbah

Bilas tempat sample dan timba dengan air limbah

Diambil sample limbah dengan timba dari pintu keluar air limbah setiap lagon.

3.2.1. Prosedur Analisis

− Pipet sample sebanyak 50 ml, tambahkan Ammonium Florida 3M sebanyak

15ml, buffer ammonia 3 ml

Stirrer dengan magnetic bar stirrer

− Tambahkan indicator eriochrome black T sebanyak 5 tetes, titrasi dengan

EDTA 0,02N

Lihat perubahan warna dari merah anggur menjadi biru

(40)

Zn ppm = ml EDTA 0.02N x f.EDTA 0.02N x 20

3.3. Bagan Prosedur

Penentuan kadar Zink

sample

Dipipet sebanyak 50 ml, Ditambahkan Ammonium

Florida 3 M sebanyak 15 ml, Buffer Ammonia 3 ml.

Stirer dengan magnetic bar stirer

Tambahkan indikator Eriochrome black T sebanyak

5 tetes, titrasi dengan EDTA 0.02 N

Lihat perubahan warna dari merah anggur menjadi

biru.

Catat kadar Zn pada air limbah.

BAB 4

Sample

(41)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Contoh data analisa pengendalian limbah cair dipabrik benang karet PT. Industri Karet

Nusantara Medan.

Sampel ◦C pH EDTA Zn (ppm)

Equalizator 27 4,64 7,45 137,33

Storage Tank 28 9,87 1,20 22,12

Lagon 1 27 7,53 2,50 46,09

Lagon 2 27 8,41 2,20 40,55

Lagon 3 27 8,59 0,70 12,90

Lagon 4 27 0,82 0,25 4,61

Lagon 5 27 8,95 0,15 2,76

Post Aeration 1 26 8,97 0,05 0,921

Post Aeration 2 26 8,99 0,05 0,921

(42)

Contoh perhitungan sample dari post aeration 2.

Zn ppm = ml EDTA 0,02N x (f.EDTA) x 20

Diketauhi : ml EDTA 0,02N =0.05

: f.EDTA 0,02N = 0,9127

Berapakah kadar Zink dalam sampel ?

Penyelesaian : Zn ppm = ml EDTA 0,02N x f.EDTA 0,02N x 20

= 0.05 x 0,9217 x 20

= 0.921 ppm

4.2. Pembahasan

Logam berat dalam air limbah merupakan penyebab pencemaran lingkungan

yang potensial. Pencemaran logam berat pada umumnya berasal dari industri

penyepuhan logam, tekstil, barang jadi lateks, serta industri lain. Pada proses industri

barang jadi lateks digunakan logam berat dalam bentuk ZnO sebagai akselator proses

vulkanisasi karet. sehingga ion Zn2+ terbawa dalam air limbah industri barang jadi.

Dari data yang diperoleh di ketauhi bahwa kadar zink yang terdapat pada

equalizator sangat tinggi. Ini disebabkan sampel masih dalam keadaan murni tanpa

penambahan zat – zat lain. Setelah di alirkan ke storage tank, sample di tambahkan

NaOH 30% dan polielektrolit yang akan membentuk endapan sehingga terpisah dari

larutan lain dan kadar zink menurun. Kemudian di alirkan ke setiap lagon, dimana

sampel dari setiap lagon sampai ke post aeration kadar zink nya menurun. Ini

(43)

Dimana aerasi digunakan untuk memecah senyawa – senyawa yang ada di dalam

limbah. Sehingga limbah yang terdapat pada Post Aeration 2 sudah dapat di alirkan ke

lingkungan masyarakat.

(44)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kadar Seng 0,921 ppm. Dan

berada di bawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh PT. Industri Karet

Nusantara yaitu maksimal 10 ppm.

5.2. Saran

Sebaiknya parameter parameter yang digunakan dalam pengolahan limbah

PT.Industri Karet Nusantara lebih lengkap, agar diperoleh hasil pengolahan limbah

yang sesuai dengan kepentingan umum dan dapat memberi masukan kepada

PT.Industri Karet Nusantara untuk pengolahan limbah yang baik.

(45)

Agusnar.H. 2008. Analisa Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan.

. Sixth Edition. London.

Sounders College Publishing.

Telaah Kualitas Air.

Gintings.P. 1992.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/,diakses pada tanggal 23 April 2010. diakses pada tanggal 23 April 2010.

tanggal 23 april 2010.

Jenie.L.S. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan.

Kristanto.P. 2002.

Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.

Ekologi Industri.

Linsley.K.R. 1995.

Yogyakarta : Penerbit Andi.

Teknik Sumber Daya Air.

Sastrawijaya.T.A. 2001.

Edisi Ketiga. Jilid 2. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Pencemaran Lingkungan.

Sunu.P. 2001.

Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta :

(46)

LAMPIRAN 1 : PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA MEDAN

(47)

PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA MEDAN

NO Parameter Satuan Standart Outlet

1 Temperatur ◦C Max 40

2 pH - 6,0 – 9,0

3 COD mg/l Max 250

4 BODS mg/l Max 100

5 Seng ( Zn ) mg/l Max 10

6 Nitrogen Total (N) mg/l Max 25

7 TSS mg/l Max 400

Gambar

Tabel 2.1. Komposisi Lateks Pekat

Referensi

Dokumen terkait

Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri, bila ditinjau secara kimiawi, bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan

Lateks pekat (Concetrated latex) merupakan bahan baku industri karet yang paling fleksibel dibanding dengan sit, atau karet remah namun lateks ini harus dipekatkan terlebih dahulu

logam berat adalah dengan cara memanfaatkan limbah udang yang tidak.

Perbandingan kadar seng (Zn) contoh uji dengan baku mutu limbah cair untuk industri pelapisan logam. Kadar Tembaga

Dapat memberikan informasi tentang kadar Kebutuhan Oksigen Kimia pada limbah cair industri karet yang layak untuk dibuang ke badan air menurut keputusan Menteri Lingkungan

Dengan demikian dapat dilihat bahwa kadar Kebutuhan Oksigen Kimia pada limbah cair industri karet dua diantaranya belum memenuhi persyaratan baku mutu air limbah dan sisanya

Berdasarkan hasil penelitian dengan pemanfatan tanaman Typha latifolia dan media tanaman jerami fermentasi untuk menurunkan kadar logam berat seng (Zn) dalam

Telah dilakukan analisa kadar besi (Fe) dan kadar seng (Zn) pada pengolahan air limbah industri di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian