• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA LIMBAH MINYAK TRAFO PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA DI TITI KUNING MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA LIMBAH MINYAK TRAFO PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA DI TITI KUNING MEDAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA LIMBAH MINYAK TRAFO PT PLN (PERSERO)

PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA DI TITI KUNING MEDAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

YOGA REZA FAUZI 152401054

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

ANALISIS KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA LIMBAH MINYAK TRAFO PT PLN (PERSERO)

PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA DI TITI KUNING MEDAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

YOGA REZA FAUZI 152401054

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

ANALISIS KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA LIMBAH MINYAK TRAFO PT PLN (PERSERO)

PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA DI TITI KUNING MEDAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2018

YOGA REZA FAUZI 152401054

(4)

i PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul : Analisis Kadar Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) pada Limbah Minyak Trafo PT PLN (PERSERO)

Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan

Kategori : Laporan Tugas Akhir

Nama : Yoga Reza Fauzi

Nomor Induk Mahasiswa : 152401054

Program Studi : Diploma Tiga (D3) Kimia

Fakultas : MIPA - Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Agustus 2018

Ketua Program Studi D3 Kimia Pembimbing,

Dr. Minto Supeno. MS Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D NIP.196105091987031002 NIP.195204181980021001

(5)

ii ANALISIS KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA

LIMBAH MINYAK TRAFO PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN

UTARA DI TITI KUNING MEDAN

ABSTRAK

Analisis kadar logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) pada limbah minyak trafo PT PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) telah dilakukan. Sampel limbah minyak trafo diambil dari PT PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Medan. Sampel terlebih dahulu dipisahkan dan diambil kandungan minyaknya dengan menambahkan Akuades(l) sehingga terbentuk dua lapisan. Kemudian diambil lapisan bawah dan ditambahkan dengan HNO3(P) lalu dipanaskan hingga volume 15-20 ml. Penentuan kadar Fe dan Zn pada limbah minyak trafo dilakukan dengan metode SSA dengan λspesifik= 248,3 nm untuk logam Fe, dan λspesifik= 213,9 nm untuk logam Zn. Hasil analisa yang diperoleh yakni, kadar logam Fe ialah 0,0013 mg/L sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar logam Fe pada limbah minyak trafo masih memenuhi standar yang ditetapkan PERMEN-LH NO. 5 TAHUN 2014. Sementara kadar logam Zn ialah 0,0080 mg/L sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar logam Zn pada limbah minyak trafo masih memenuhi standar yang ditetapkan PERMEN-LH NO. 5 TAHUN 2014.

Kata kunci : besi (Fe), limbah minyak trafo, seng (Zn), SSA

(6)

iii ANALYSIS OF IRON (Fe) AND ZINC (Zn) METAL CONTENT ON

TRAFO OIL WASTE PT PLN (PERSERO) NORTH SUMATERA IN TITI KUNING MEDAN

ABSTRACT

Analysis of iron con of Fe (Fe) and Zinc (Zn) on trafo oil waste PT PLN (PERSERO) North Sumatra In Titi Kuning Medan by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) had been done. Trafo oil waste samples were taken from PT PLN (PERSERO) North Sumatra. The samples were separated and extracted by adding 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡(𝑙) to form two layers. Then the bottom layer was taken and added with 𝐻𝑁𝑂3(𝐶), then it was heated to a volume of 15-20 ml. Determination of Fe and Zn content on trafo oil waste was derformed by AAS method with 𝜆𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘 of 248,3 nm for Fe metal, and 𝜆𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘 of 213,9 nm for Zn metal. The result obtained Fe metal content was 0,0013 mg / L, so it could be concluded that Fe metal content presenced that trafo oil waste met the standard that was determined by PERMEN-LH NO. 5 YEAR 2014. While, the result obtained Zn metal content was 0,0080 mg / L, so it could be concluded that Zn metal content presenced that trafo oil waste met the standard that was determined by PERMEN-LH NO. 5 YEAR 2014.

Keywords: AAS, iron (Fe), trafo oil waste, zinc (Zn)

(7)

iv PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Analisis Kadar Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) Pada Limbah Minyak Trafo PT PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan.

Adapun Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar ahli madya pada program diploma Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan tugas akhir ini banyak mengalami kendala. Namun berkat bantuan, penulis banyak mendapatkan dorongan, motivasi, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan kendala tersebut dengan baik. Atas bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepada orang tua saya, Ayah Syakhban dan Ibunda Asnizar dan seluruh keluarga yang sangat saya sayangi, yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil, serta doa kesuksesan yang telah menguatkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya dan banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.

(8)

v

5. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Staff Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membimbing kepada saya selama duduk dibangku kuliah.

7. Bapak Dr. Sahat Hasiholan Pasaribu, M.Kes selaku Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah Medan yang banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan kepada saya.

8. Teman-teman seperjuangan D-3 Kimia Stambuk 2015 khususnya kelas B, Abang Kakak Alumni D-3 Kimia, serta adinda stambuk 2016 dan 2017 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah memberikan dukungan dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Teman seperjuangan Khitamul Hasan, Halomoan Barutu, Zakaria Elprada, Douglas Brian dan Ok. Afim Azhari yang telah memberikan dukungan selama masa perkuliahan.

10. Dan Gita Juli Hapsari yang telah menemani saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dari awal hingga akhir.

Dalam penulisan tugas akhir ini masih memiliki kekurangan dalam materi dan cara penyajiannya, dengan kata lain masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, Agustus 2018 Penulis

YOGA REZA FAUZI

(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i

ABSTRAK ii

ABSTRACK iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

DAFTAR SINGKATAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 2

1.3. Hipotesis 2

1.4. Tujuan Penelitian 2

1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Minyak Trafo 4

2.1.1 Pengertian Minyak Trafo 4

2.1.2 Fungsi Minyak Trafo 4

2.1.3 Kualitas minyak Trafo 5

2.2 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) 5

2.2.1 Prinsip dan Teori Spektrofotometri Serapan Atom 6 2.2.2 Gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom

dan Cara Mengatasinya 6

2.2.3 Rangkaian Spektrofotometri Serapan Atom 6

2.3 Besi (Fe) 8

2.4 Seng (Zn) 9

2.5 Limbah 10

BAB 3 METODE PENELITIAN 13

1.1 Waktu dan Tempat Penelitian 13

1.2 Alat dan Bahan 13

1.2.1 Alat 13

1.2.2 Bahan 13

1.3 Prosedur Penelitian 13

1.3.1 Preparasi Sampel 13

1.3.2 Pembuatan Larutan Standar Besi (Fe) 14 1.3.3 Pembuatan Larutan Standar Seng (Zn) 14 1.3.4 Penentuan Konsentrasi Logam Besi (Fe) 15 1.3.5 Penentuan Konsentrasi Logam Seng (Zn) 15

(10)

vii

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 16

4.1 Hasil 16

4.1.1 Uji Kualitatif dengan Spektrofotometri Serapan Atom 16 4.1.1.1 Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) 16 4.1.1.2 Penurunan Persamaan Garis Regresi 16 4.1.1.3 Penentuan Koefisien Korelasi 21

4.2 Pembahasan 21

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 22

5.1 Kesimpulan 22

5.2 Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPIRAN 24

(11)

viii DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Judul Halaman

4.1 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Besi dan Seng pada limbah minyak trafo dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom pada λspesifik= 248,3 nm dan λspesifik= 213,9 nm

16

4.2 Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Besi (Fe)

16 4.3 Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar

Seng (Zn)

17 4.4 Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi

Larutan Seri Standar Fe

18 4.5 Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi

Larutan Seri Standar Zn

20

(12)

ix DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar

Judul Halaman

2.1 Rangkaian ringkas Spektrofotometri Serapan Atom 7

4.1 Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Fe 17

4.2 Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Zn 18

(13)

x DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Judul Halaman

1 Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Besi dan Seng pada limbah minyak trafo dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom pada λspesifik= 248,3 nm dan λspesifik= 213,9 nm

24

2 Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Besi (Fe)

24 3 Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar

Seng (Zn)

24

4 Konsep Hasil Pengujian Limbah Cair 25

5 Spektrofotometri Serapan Atom 240FS 25

(14)

xi DAFTAR SINGKATAN

PERMEN-LH = Peraturan Mentri Lingkungan Hidup

PT. PLN = Perseroan Terbatas Perusahan Listrik Negara SSA = Spektrofotometri Serapan Atom

(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.6. Latar Belakang

PT PLN (Persero) adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang ketenagalistrikan baik dari mulai mengoprasikan pembangkit listrik sampai dengan melakukan transmisi kepada masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Trafo/transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya, tanpa mengubah frekuensi melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan elektromagnetik (Dwinanto, 2016).

Minyak transformator berfungsi sebagi media pendingin dan juga media isolasi. Minyak transformator terbuat dari bahan organik, ikatan atom Carbon (C) dengan atom H. Dalam transformator minyak, transformator mengalami suhu relatif tinggi (diatas 50°C) dan juga mengalami busur listrik apabila ada on load tap changer (pengubah sadapan berbeban). Disamping itu dalam transformator terdapat oksigen (O2) dari udara dan juga air (H2O) dari kelembaban udara. Hal ini menyebabkan ada sebagian minyak transformator yang terurai dan membentuk H2O, asam karbonat dan karbon (C). Pembentukan zat-zat ini menyebabkan turunnya kualitas isolasinya bahkan pembentukan asam karbonat ini akan menimbulkan korosi terhadap bagian-bagian yang terbuat dari logam seperti transformator dan tangki (Mardusi, 2005).

Logam Besi (Fe) merupakan logam esensial yang keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun demikian jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun. Tingginya kandungan logam Fe akan berdampak pada kesehatan manusia diantaranya bisa menyebabkan keracunan (muntah), kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, sirosis ginjal, simbelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, hepatitis dan insomnia (Parulian, 2009).

Kelebihan penyerapan Seng (Zn) dapat menyebabkan gejala mual, muntah, pusing, sakit perut, demam, diare dan kebanyakan terjadi pada setelah terjadi asupan

(16)

2

antara 4–8 g Zn. Asupan 2 g ZnS dapat menyebabkan keracunan akut yang berdampak sakit perut dan muntah-muntah. Yang lebih penting adalah Zn merupakan unsur satu golongan dengan kadmium (Cd) dan raksa (Hg) yang keduanya merupakan racun (Palar, 1994).

Salah satu anlisa penentuan kadar logam adalah metode Spektrofotometri Serapan Aton (SSA). Dengan adanya analisa tersebut dapat diketahui apakah kadar logam pada limbah minyak trafo memenuhi standard mutu yang di tetapkan atau tidak. Berdasarkan hal tersebut penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul

“ANALISIS KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN SENG (Zn) PADA LIMBAH MINYAK TRAFO PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA DI TITI KUNING MEDAN.”

1.7. Perumusan Masalah

1. Berapakah kadar logam besi (Fe) dan seng (Zn) pada limbah minyak trafo PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan.

2. Apakah hasil dari kadar logam besi (Fe) dan Seng (Zn) yang di uji pada proses limbah minyak trafo PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan memenuhi strandard mutu logam yang ditetapkan.

1.8. Hipotesis

Limbah minyak trafo PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan memenuhi strandard mutu logam yang ditetapkan atau tidak memenihi standard mutu logam.

1.9. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kadar logam besi (Fe) pada limbah minyak trafo PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan.

2. Untuk mengetahui kadar logam seng (Zn) pada limbah minyak trafo PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utaradi Titi Kuning Medan.

(17)

3

3. Untuk mengetahui apakah hasil dari kadar logam besi (Fe) dan Seng (Zn) yang di uji pada proses limbah cair minyak trafo PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan memenuhi strandard mutu logam yang ditetapkan.

1.10. Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui kadar logam besi (Fe) pada limbah minyak trafo PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan.

2. Untuk mengetahui kadar logam seng (Zn) pada limbah minyak trafo PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan.

3. Dapat mengetahui apakah hasil dari kadar logam besi (Fe) dan Seng (Zn) yang di uji pada proses limbah cair minyak trafo di PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan memenuhi strandard mutu logam yang ditetapkan.

(18)

4

BAB 2

TUNJAUAN PUSTAKA

2.6 Minyak Trafo

Peralatan transformator tenaga merupakan bagian penting dalam jaringan tenaga listrik. Peralatan isolasi transformator terdiri dari isolasi cair (minyak) dan isolasi padat (kertas) (Kadir, 1979).

2.6.1 Pengertian Minyak Trafo

Minyak trafo/transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin transformator. Sebagian bahan isolasi minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditembuskan, sehingga dengan kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformator dan gangguan. Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya : kertas, kayu, tekstil), dammar dan sebagainya, hal ini dapat mempengaruhi kemurnian minyak transformator. Dengan adanya kotoran maka akan terjadi perubahan warna pada minyak dan tegangan tembus minyak akan menurun ini berarti mengurangi atau menurunnya umur pemakaian dan kualitas minyak (Oldilas, 2004).

2.6.2 Fungsi Minyak Trafo

Jika kita ketahui bahwa minyak trafo memegang peranan yang sangat penting. Adapun peranan dari minyak trafo tersebut antara lain :

a. Sebagai Insulator

Disini, minyak transformator berfungsi sebagai bahan untuk mengisolasi antara kumparan yang terdapat di dalam transformator. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi percikan api listrik (Spark Over) akibat tegangan yang sangat tinggi.

b. Sebagai Pendingin

Minyak transformator juga dapat digunakan sebagai pendingin yaitu dengan menyerap panas tersebut kemudian melepaskan melalui saluran udara.

(19)

5

c. Sebagai Pelindung Komponen- Komponen di dalam Trafo

Minyak transformator juga dapat berperan sebagai pelumas untuk melindungi komponen-komponen yang berada di dalam transformator (Dedy, 2004).

2.6.3 Kualitas minyak Trafo

Warna pada pada minyak transformator ada beberapa tingkatan sehingga pada pengolahan citra nanti dapat dilihat pada tingkatan yang mana kualitas minyak transformator tersebut bisa dikatakan masih layak dipakai atau sudah waktunya diadakan reklamasi ataupun diregenerasi (diganti). Tingkat warna pada minyak transformator yaitu :

1. Kuning pucat : kondisi minyak bagus.

2. Kuning : sudah ada endapan tipis.

3. Kuning kecoklatan : terjadi endapan tipis pada lilitan trafo.

4. Coklat pucat : terjadi endapan tipis pada lilitan dan inti trafo.

5. Coklat : endapan beroksidasi dan mengeras sehingga kertas isolasi mudah retak atau sobek yang akan terlarut dalam minyak trafo.

6. Coklat gelap : endapan mulai menyumbat sirip-sirip pendingin.

7. Hitam : kondisi minyak sudah rusak sebaiknya minyak diganti yang baru atau diregenerasi (Oldilas, 2004).

2.7 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) adalah metoda pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam suatu cuplikan berdasarkan penerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom-atom bentuk gas dalam keadaan dasar. Telah lama ahli kimia menggunakan pemancaran radiasi oleh atom yang dieksitasikan dalam suatu nyala sebagai alat analisis. Fraksi atom-atom yang tereksitasi berubah secara eksponensial dengan temperatur. Teknik ini digunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam dan sampel yang sagat beraneka ragam (Walsh, 1955).

(20)

6

2.7.1 Prinsip dan Teori Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada bahwa atom-atom pada suatu unsur dapat mengabsorpsi energi sinar pada panjang gelombang tertentu. Banyak energi sinar yang diabsorpsi berbanding lurus dengan jumlah atom-atom unsur yang mengabsorpsi. Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton bermuatan positif dan neutron berupa partikel netral dimana inti atom dikelilingi oleh elektron- elektron bermuatan negatif pada tingkat energi yang berbeda-beda (Clark, 1979).

2.7.2 Gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom dan Cara Mengatasinya

Gangguan nyata pada SSA adalah sering kali didapatkan suatu harga yang tidak sesuai dengan konsentrasi sampel yang ditentukan. Penyebab dari gangguan ini adalah faktor matriks sampel.

Sampel dalam bentuk molekul karena diasosiasi yang tidak sempurna akan cenderung mengabsorpsi radiasi dari sumber radiasi. Demikian juga terjadinya ionisasi atom akan menjadi kesalahan pada spektrofotometer serapan atom eleh karena spektrum radiasi oleh jauh berbeda dengan spektrum absorpsi atom netral yang memang akan ditentukan. Ada beberapa usaha untuk mengurangi gangguan kimia pada SSA yaitu dengan cara :

1. Menaikan temperatur nyala agar mempermudah penguraian untuk itu dipakai gas pembakar campuran C2H2+ N2O yang memberikan nyala dengan temperatur yang tinggi.

2. Menambahkan elemen pengikat gugus atom penyangga, sehingga terikat kuat akan tetapi logam yang ditentukan bebas sebagai atom netral. Misalnya penentuan logam yang terikat sebagai garam, dengan penambahan logam yang lainnya akan terjadi ikatan lebih kuat dengan anion penggangu.

3. Pengeluaran unsur pengganggu dari matriks sampel dengan cara eksitasi (Mulja, 1995).

2.7.3 Rangkaian Spektrofotometri Serapan Atom

Komponen penting yang membentuk Spektrofotometri Serapan Atom diperlihatkan pada gambar 2.1 dibawah ini.

(21)

7

A B C D E F

Gambar 2.1. Rangkaian ringkas Spektrofotometri Serapan Atom (Khopkar, 2003) Keterangan Gambar :

A = Lampu Katoda Berongga B = Nyala

C = Monokromator D = Detektor E = Amplifier F = Recorder

Adapun penjelasan rangkaian alat spektrofotometri serapan atom adalah sebagai berikut :

a. Sumber Sinar

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon) dengan tekanan rendah. Neon biasanya lebih disukai karena memberikan intensitas pancaran lampu yang lebih rendah (Khopkar,2003).

Tempat Sampel

Dalam analisis dengan Spektrofotometri Serapan Atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan gas.

Ada berbagai macam yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala dan tanpa nyala (Mulja, 1995b).

b. Nyala (Flame)

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi.

(22)

8

Tanpa Nyala (Flameless)

Pengatoman dapat dilakukan dalam tungku dari grafit. Sampel diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus grafit. Akibat pemanasan ini, maka gas yang akan dianalisa berubah menjadi atom-atom netral (Rohman, 2007).

c. Monokromator

Monokromator memisahkan, mengisolasi dan mengontrol intensitas dari radiasi energi yang mencapai detektor. Pada hakekatnya mungin saja dapat dianggap sebagai suatu saringan yang dapat disesuaikan dengan suatu daerah yang spesifik, yang mana spektrum transmisi yang tidak sesuai akan ditolak. Idealnya monokromator harus mampu memisahkan garis resonansi. Karena ada beberapa unsur yang mudah dan ada beberapa unsur yang sulit (Haswell, 1991).

d. Detektor

Detektor dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak memberikan respon terhadap nilai emisi yang berasal dari eksitasi (Khopkar, 2003b).

e. Read Out

Merupakan suatu alat petunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem beberapa pencatat hasil (Khopkar, 2003).

2.8 Besi (Fe)

Besi (Fe) merupakan logam berat yang dibutuhkan dimana zat ini dibutuhkan dalam proses untuk menghasilkan oksidasi enzim cytochrome dan pigmen pernafasan. Logam ini akan menjadi racun apabila keadaannya terdapat dalam konsentrasi di atas normal (Hasbi, 2007).

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:

(23)

9

1. Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.

2. Pengolahannya relatif mudah dan murah.

3. Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi (Khopkar, 2003).

Walaupun logam ini termasuk dalam kelompok logam esensial, tetapi kasus keracunan Fe sering dilaporkan terutama pada anak-anak. Keracunan pada anak terjadi secara tidak sengaja. saat anak memakan makanan atau benda yang mengandung Fe. Sedangkan pada orang dewasa hal ini jarang terjadi. Walaupun toksisitas Fe jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan gangguan serius. Kasus terjadinya toksisitas Fe pada anak kemungkinan besar terjadi karena preparat yang mengandung Fe diberikan pada anak, baik berupa obat maupun vitamin. Disamping itu kebiasaan anak makan sembarangan di lingkungan sekitarnya juga mempengaruhi hal tersebut. Sumber utama pencemaran oleh Fe ialah pabrik besi dan baja. Inhalasi Fe oksida dari asap dan debu yang sering terjadi dilokasi pertambangan dapat menyebabkan radang paru-paru (Heryanto, 2004).

2.9 Seng (Zn)

Seng (Zn) merupakan logam berwarna putih kebiru biruan dengan nomor atom 30, berat atom 65,37 dan berat jenis 7,14 kg/dm3 dan sistem periodik termasuk dalam golongan II b dengan Bilangan oksidasi + 2. Logam ini larut dalam asam dan alkali, mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer. Logam seng mudah menghantarkan arus listrik.

Penyebaran seng dalam lingkungan cukup luas dapat ditemukan dalam air, udara dan organisme hidup. Di alam apabila dalam keadaan terkontaminasi hampir selalu bersama sama dengan kadmium. Perbandingan seng dengan kadmium berperan penting dalam efek seng terhadap organisme.

Seng dalam keadaan tertentu mempunyai toksisitas yang rendah pada manusia tetapi mempunyai toksisitas yang tinggi pada ikan sehingga standar suplai air untuk keperluan domestik kandungan sengnya maksimum 5 mg/L. Toksisitas

(24)

10

seng sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, diantaranya temperatur dan tingkat kelarutan oksigen (O2).

Seng mempunyai banyak fungsi karena merupakan unsur essensial. Seng adalah unsur yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk aktivitas insulin dan bekerjanya enzim enzim tertentu pada tubuh secara normal otot, hati, ginjal dan pankreas mengandung seng dalam jumlah besar. Keracunan seng dapat mengakibatkan kerusakan saluran cerna dan diare serta menyebabkan kerusakan pankreas. Adapun gejala keracunan ini adalah demam, muntah, lambung kejang dan diare (Syamsudin, 1987).

2.10 Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah lebih dikenal sebagai sampah, yang keberadaannya sering tidak dikehendaki dan mengganggu lingkungan, karena sampah di pandang tidak memiliki nilai ekonomis.

Limbah industri berasal dari kegiatan industri, baik karena proses langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah dari kegiatan industri adalah limbah yang diproduksi bersamaan dengan proses produksi, di mana produk dan limbah hadir pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun sesudah proses produksi (Arif, 2016).

Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat dibagi menjadi empat bagian sebagai berikut :

a. Limbah Cair

Limbah cair merupakan cairan yang dihasilkan dari proses produksi. Limbah cair ini umumnya akan dikumpulkan terlebih dahulu kemudian akan mengalami proses pengolahan ataupun kadangkala langsung dibuang ke perairan atau lingkungan. Pembuangan limbah cair langsung ke lingkungan akan sangat membahayakan karna kemungkinan adanya bahan-bahan berbahaya dan beracun ataupun kandungan limbah yang ada tidak mampu dicerna oleh mikroorganisme yang ada di lingkungan.

(25)

11

Limbah cair pada dasarnya adalah limbah yang mengandung banyak polutan.

Polutan inilah yang menjadikan air tersebut dapat atau tidak digunakan untuk berbagai keperluan. Polutan dalam air limbah dapat dikelompokkan dalam :

2. Substansi terlarut yang mencakup bahan organik mudah dirombak dan sulit dirombak serta bahan anorganik.

3. Koloid banyak ynag berupa bahan organik ataupun anorganik yang membentuk partikel kecil ataupun minyak yang berupa tetesan dan tidak terendapkan.

4. Padatan tersuspensi mencakup partikel organik dan anorganik. Partikel organik misalnya mikroorganisme dan sisa-sisa makanan sedangkan partikel anorganik misalnya pasir, lempung, mineral, dan sebagainya (Hidayat, 2016).

b. Limbah Padat

Limbah padat atau sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, atau bubuk yang berhasil dari suatu proses pengolahan (Arif, 2016).

Limbah padat yang dihasilkan oleh industri nakan sangat merugikan bagi lingkungan umum, jika tidak ada cara pengolahan yang baik dan benar. Limbah padat dapat menimbulkan pencemaran seperti :

1. Timbulnya gas beracun, sereti asam sulfida (H2S), amoniak (CH4), metana (NH3) dan sebagainya.gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk karena mikroorganisme. Selain itu, adanya musim hujan dan kemarau menyebabkan terjadinya proses pencemaran bahan organuk oeleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.

2. Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara.

3. Penurunan kualitas air. Limbah padat yang langsung dibuang dalam air bersama-sama air limbah akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan ras air pun berubah (Arif, 2016).

(26)

12

c. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun, yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlah secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup lainnya.

Pengolahan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3.

Pengolahan limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatkan kemempuan dan fungsi kualitas lingkungan (Arif, 2016).

d. Limbah Gas

Proses pembakatran untuk industri pembangkit listrik, produksi tenaga panas dan pembakaran limbah rumah tangga menghasilkan produk samping yang berwujud gas yang hampir dikategorikan tidak berguna juka gas bakar tersebut berada pada temperatur lebih rendah 200°C. Cerobong gas hasil bakar menyebarkan gas ke atmosfer tanpa menimbukan masalah lingkungan di sekitarnya. Gas hasil bakar dari fasilitas pembahakaran mempunyai komposisi yang sangat berbeda dibanding udara oleh karena tingginya konsentrasi senyawa yang bersumber dari produk pembakaran.

Selain itu pada gas hasil bakar kerapkali erdapat pula unsur-unsur runtutan yaitu merkuri dan nikel serta dioksin yang sangat beracun. Semua komponen tersebut merupakan produk samping yang tidak dikehendaki keberadaannya bagi industri tenaga listrik atau insinerator limbah. Dengan demikian proses pembahakaran sesungguhnya bertujuan utama untuk mengubah bahan bakar hidrokarbon membentuk CO2 dan H2O serta panas dan tenaga sedang. Tujuan lainnya adalah mengurangi volume limbah padat atau limbah gas yang tidak dikehendaki. Padahal dewasa karbon dioksida termasuk spesies yang tidak diizinkan untuk dibuang ke udara semuanya (Ismuyanto, 2017).

(27)

13

BAB 3

METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2018 di Laboratorium Kesehatan Daerah Sumatera Utara.

4.2 Alat dan Bahan 4.2.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam analisis ini adalah atang pengaduk, labu erlenmeyar, beakerglass, gelas ukur, labu takar, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, hot plate, lemari asam, kertas saring, neraca analitik, spatula, botol akuades, matt pipet, pipet volumetri dan Spektrofotometri Serapan Atom.

3.3.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam analisis ini adalah Limbah minyak trafo, HNO3(P), Serbuk logam Seng (Zn), Akuades(l), FeSO4(s).

4.3 Prosedur Penelitian 4.3.1 Preparasi Sampel

Dimasukkan 50 mL limbah minyak trafo yang diambil di PT PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Jl. Brigjend Katamso KM 5.5 Titi Kuning Medan kedalam erlenmeyer, ditambahkan akuades 100 mL kemudian dihomogenkan, didiamkan dan terbentuk dua lapisan lalu diambil bagian bawah, ditambahkan 5 mL HNO3(P) kemudian dipanaskan perlahan hingga sisa volume 15- 20 mL dan didinginkan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

(28)

14

4.3.2 Pembuatan Larutan Standar Besi (Fe) a. Larutan Standar Fe 1000 mg/L

Ditimbang 2,174 g FeSO4(s) dan dimasukkan kedalam beakerglass yang telah berisi akuades, diaduk hingga larut sempurna, dimasukkan kedalam labu takar 1000 mL, ditambahkan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

b. Larutan Standar Fe 100 mg/L

Dipipet 10 mL larutan induk Fe 1000 mg/L dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, ditambahkan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

c. Larutan Standar Fe 10 mg/L

Dipipet 10 mL larutan induk Fe 100 mg/L dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, ditambahkan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

d. Larutan Seri Standar Fe 0,5; 1,0; 2,0; 4,0 mg/L

Dipipet 2,5; 5,0; 10; 20 mL larutan induk Fe 10 mg/L dan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL, ditambahkan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

4.3.3 Pembuatan Larutan Standar Seng (Zn) a. Larutan Standar Zn 1000 mg/L

Ditimbang 1,0 g serbuk logam Zn dan dimasukkan kedalam beakerglass yang telah berisi akuades, diaduk hingga larut sempurna, dimasukkan kedalam labu takar 1000 mL, ditambahkan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

b. Larutan Standar Zn 100 mg/L

Dipipet 10 mL larutan induk Zn 1000 mg/L dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, ditambahkan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

c. Larutan Standar Zn 10 mg/L

Dipipet 10 mL larutan induk Zn 100 mg/L dan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL, ditambahkan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

(29)

15

d. Larutan Seri Standar Zn 0,3; 0,6; 0,9; 1,2 mg/L

Dipipet 1,5; 3,0; 4,5; 6,0 mL larutan induk Fe 10 mg/L dan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL, ditambahkan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

4.3.4 Penentuan Konsentrasi Logam Besi (Fe)

Disiapkan larutan seri standar Fe dengan konsentrasi 0,5; 1,0; 2,0; 4,0 ppm dan diukur absorbansi larutan standar dan larutan pada panjang gelombang 248,3 nm, dibuat kurva kalibrasi dan dihitung konsentrasi pada larutan sampel

4.3.5 Penentuan Konsentrasi Logam Seng (Zn)

Disiapkan larutan seri standar Fe dengan konsentrasi 1,5; 3,0; 4,5; 6,0 ppm dan diukur absorbansi larutan standar dan larutan pada panjang gelombang 213 nm, dibuat kurva kalibrasi dan dihitung konsentrasi pada larutan sampel

(30)

16

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil

4.3.1 Uji Kualitatif dengan Spektrofotometri Serapan Atom 4.3.1.1 Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn)

Data hasil pengukuran absorbansi logam besi dan seng pada limbah minyak trafo dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom adalah pada Tabel 4.1. di bawah ini :

Tabel 4.1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Besi dan Seng pada limbah minyak trafo dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom pada λspesifik= 248,3 nm dan λspesifik= 213,9 nm

No Logam Satuan Absorbansi

1 Besi mg/L 0,0013

2 Seng mg/L 0,0080

4.3.1.2 Penurunan Persamaan Garis Regresi

Berikut hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar Besi (Fe). Data pengukuran absorbansi larutan seri standar Besi (Fe) dapat ditunjukkaan pada Tabel 4.2. berikut ini :

Tabel 4.2. Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Besi (Fe)

No Sampel (mg/L) Absorbansi

1 0,00 0.0020

2 0,50 0,0505

3 1,00 0,1171

4 2,00 0,2115

5 4,00 0,4250

(31)

17

Data absorbansi yang diperoleh untuk larutan seri standar Besi (Fe) diplotkan terhadap berbagai konsentrasi larutan standar yaitu pada pengukuran 0,0; 0,5; 1,0;

2,0; 4,0 sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang berupa garis linear pada Gambar 4.1. di bawah ini :

Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Fe

Berikut hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar Seng (Zn). Data pengukuran absorbansi larutan seri standar Seng (Zn) dapat ditunjukkaan pada tabel 4.3. berikut ini :

Tabel 4.3. Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Seng (Zn)

No Sampel (mg/L) Absorbansi

1 0,00 0,0010

2 0,30 0,1970

3 0,60 0,3864

4 0,90 0,5415

5 1,20 0,6638

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45

0 1 2 3 4 5

Absorbansi

Konsentrasi Larutan Seri Standar Fe (mg/L)

(32)

18

Data absorbansi yang diperoleh untuk larutan seri standar Seng (Zn) diplotkan terhadap berbagai konsentrasi larutan standar yaitu pada pengukuran 0,0;

0,3; 0,6; 0,9; 1,2 sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang berupa garis linear pada Gambar 4.1. di bawah ini :

Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Zn

Persamaan regresi logam Seng (Zn) ini diturunkan dengan metode least square, dimana konsentrasi larutan standar dinyatakan sebagan Xi dan absorbansi

dinyatakan sebagai Yi dengan data pada Tabel berikut :

Tabel 4.4. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Larutan Seri Standar Fe

No Xi Yi (Xi - X̅) (Yi - Y̅) (Xi - X̅)

(Yi - Y̅) (Xi − X̅)2 (Yi − Y̅)2 1 0,00 0,0020 - 1,5 - 0,15924 0,23886 2,25 0,025357 2 0,50 0,0505 - 1 - 0,11074 0,11074 1 0,012263 3 1,00 0,1172 - 0,5 - 0,04404 0,02202 0,25 0,001940 4 2,00 0,2115 0,5 0,05026 0,02513 0,25 0,002526 5 4,00 0,4250 2,5 0,26376 0,65940 6,25 0,069569 Σ 7,50 0,8062 0,0 0,00000 1,05615 10 0,111655

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4

Absorbansi

Konsentrasi Larutan Seri Standar Zn (mg/L)

(33)

19

Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Larutan Seri Standar Fe

X̅ = ΣXi n = 7,5

5 = 1,5 Y̅ = ΣYi

n = 0,8062

5 = 0,16124

Penurunan persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis :

Y = aX + b

Dimana : a = slope b = intersept

Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

a = Σ(Xi − X̅) (Yi − Y̅)

Σ(Xi − X̅)2 = 1,05615

10 = 0,105615 b = ΣYi−a ΣXi

n = 0,8062−0,105615 . 7,5

5 = 0,001408

Maka diperoleh Persamaan Garis Regresi sebagai berikut : y = 0,105615 X + 0,001408

Persamaan regresi logam Seng (Zn) ini diturunkan dengan metode least square, dimana konsentrasi larutan standar dinyatakan sebagan Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi dengan data pada Tabel berikut :

(34)

20

Tabel 4.5. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Larutan Seri Standar Zn

No Xi Yi (Xi - X̅) (Yi - Y̅) (Xi - X̅)

(Yi - Y̅) (Xi − X̅)2 (Yi − Y̅)2 1 0,00 - 0,0010 - 0,6 - 0,35854 0,215124 0,36 0,128551 2 0,30 0,1970 - 0,3 - 0,16054 0,048162 0,09 0,025773 3 0,60 0,3864 0,0 0,02886 0,000000 0,00 0,000818 4 0,90 0,5415 0,3 0,18396 0,055188 0,09 0,033842 5 1,20 0,6638 0,6 0,30626 0,183756 0,36 0,093795 Σ 3,0 1,7877 0,0 0,00000 0,502230 0,90 0,282779

Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi Larutan Seri Standar Zn X̅ = ΣXi

n = 3,0 5 = 0,6 Y̅ = ΣYi

n = 1,7877

5 = 0,35754

Penurunan persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis :

Y = aX + b

Dimana : a = slope b = intersept

Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode least square sebagai berikut :

a = Σ(Xi − X̅) (Yi − Y̅)

Σ(Xi − X̅)2 = 0,50223

0,9 = 0,58033 b = ΣYi−a ΣXi

n = 1,7877−0,58033 . 3,0

5 = 0,02272

Maka diperoleh Persamaan Garis Regresi sebagai berikut :

(35)

21

y = 0,58033 X + 0,02272

4.3.1.3 Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi besi (Fe) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

r = Σ(Xi − X̅) (Yi − Y̅)

√Σ(Xi − X̅)2(Yi − Y̅)2 = 1,05615

√10 . 0,11165510 = 0,9994

Koefisien korelasi seng (Zn) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

r = Σ(Xi − X̅) (Yi − Y̅)

√Σ(Xi − X̅)2(Yi − Y̅)2 = 0,50223

√0,9 . 0,282779 = 0,9996

4.4 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah kadar logam besi (Fe) dan seng (Zn) yang terkandung dalam limbah minyak trafo rsebut masih memenuhi standar yang ditetapkan PERMEN-LH NO. 5 TAHUN 2014. Menurut syarat PERMEN-LH NO. 5 TAHUN 2014 kadar maksimum logam besi dan seng pada limbah cair adalah 5 mg/L.

Dari penelitian ini diperoleh kadar logam besi (Fe) dalam minyak limbah trafo adalah 0,0013 mg/L. Hal ini berarti limbah minyak trafo masih dalam kategori di bawah standar baku limbah cair. Dan kadar logam seng (Zn) dalam minyak limbah trafo adalah 0,0080 mg/L. Hal ini berarti limbah minyak trafo masih dalam kategori di bawah standar baku limbah cair.

(36)

22

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasi penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kadar logam Besi (Fe) pada limbah minyak trafo di PT PLN (PERSERO) Sumatera Bagian Utara ialah 0,0013mg/L.

2. Kadar logam Seng (Zn) pada limbah minyak trafo di PT PLN (PERSERO) Sumatera Bagian Utara ialah 0,0080 mg/L.

3. Kadar logam Besi (Fe) pada limbah minyak trafo PT PLN (PERSERO) Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan masih memenuhi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan PERMEN-LH NO. 5 TAHUN 2014 yang berlaku. Sementara itu, kadar logam Seng (Zn) pada limbah minyak trafo PT PLN (PERSERO) Sumatera Bagian Utara di Titi Kuning Medan masih memenuhi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan PERMEN-LH NO. 5 TAHUN 2014 yang berlaku. Hal ini dibuktikan dengan analisa kadar logam yang diteliti tidak ada yang melewati batas maksimum baku mutu limbah cair.

5.2 Saran

Sebaiknya agar diuji kandungan logam yang lain yang ada di PERMEN-LH NO. 5 TAHUN 2014 yang berlaku.

(37)

23

DAFTAR PUSTAKA

Arif LM, 2016. Pengolahan Limbah Industri. CV Andi Offset. Jakarta.

Clark DV, 1979. Approach to Atomic Absorption Spectroscopy Analitic Chemistry Consultans. Pty Ltd Sidney – Australia.

Dedy KS, 2004. Studi Pengaruh Temperatur Terhadap Karakteristik Dialektrik Minyak Transformator Jenis Shell Diala B. ITB. Bandung.

Dwinanto, 2016. Studi Kelayakan Kondisi Minyak Trafo Exciting. Universitas Sultan Ajeng Tirtayasa. Banten.

Hasbi R, 2007. Analisis Polutan Logam Tembaga (Cu) dan Timbal (Pb) dalam Sedimen Laut Pelabuhan Pantoloan Berdasarkan Kedalamannya. UNTAD Press. Palu.

Haswell SJ, 1991. Atomic Absorption Spectrofotometry Theory Design And Application. Elseviera. Amsterdam.

Heryanto, 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.

Hidayat N, 2016. Bioproses Limbah Cair. CV Andi Offset. Jakarta.

Ismuyanto JB, 2017. Teknik Perlakuan Limbah Gas Hasil Bakar Industri. UB Press.

Malang

Kadir A, 1979. Transformator. Pranda Pratama. Jakarta.

Khopkar SM, 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Marsudi D, 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Erlangga. Jakarta.

Mulja M, 1995. Water Treatmen Principles And Design. John Willey and Sons, Inc.

New York.

Oldilas AF, 2004. Karakteristik Dialektrik dan Partial Discarge Minyak Transformator Shell Diala B Pada Berbagai Tingkat Warna. ITB. Bandung.

Palar, 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Parulian A, 2009. Minitoring dan Analisis Kadar Aluminium (Al) dan Besi (Fe) Pada Pengolahan Air Minum PDAM Tirtanadi Sunggal. Pascasarjana USU Press.

Medan.

Rohman A, 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Syamsudin, 1987. Logam Berat dan Antagonis Dalam Farmakologi dan Terapi.

Farmakologi UI. Jakarta.

Walsh A, 2005. Potensi Kitosan Pada Sisa Udang Sebagai Koagulan Logam Berat Limbah Cair Industri Tekstil. ITS. Surabaya.

(38)

24

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Logam Besi dan Seng pada limbah minyak trafo dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom pada λspesifik= 248,3 nm dan λspesifik= 213,9 nm

No Logam Satuan Absorbansi

1 Besi mg/L 0,0013

2 Seng mg/L 0,0080

Lampiran 2. Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Besi (Fe)

No Sampel (mg/L) Absorbansi

1 0,00 0.0020

2 0,50 0,0505

3 1,00 0,1171

4 2,00 0,2115

5 4,00 0,4250

Lampiran 3. Data Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Seng (Zn)

No Sampel (mg/L) Absorbansi

1 0,00 0,0010

2 0,30 0,1970

3 0,60 0,3864

4 0,90 0,5415

5 1,20 0,6638

(39)

25

Lampiran 4. Konsep Hasil Pengujian Limbah Cair

No

Parameter PERMEN-LH NO.5

TAHUN 2014

Satuan

Golongan Baku Mutu Limbah Cair

Metode Pengujian

I II

1 Besi (Fe) mg/L 5 10 SSA

2 Seng (Zn) Mg/L 5 10 SSA

Lampiran 5. Spektrofotometri Serapan Atom 240FS

Referensi

Dokumen terkait

pada kurangnya promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pelalawan dalam mempromosikan objek wisata Bono. Berdasarkan hasil

Perhitungan manday (gaji perhari) dari masing-masing karyawan yang ada, perhitungan manday digunakan untuk menghitung beban proyek pada setiap bulannya.Dari aplikasi

bekerja yang bersangkutan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan kata lain, tenaga kerja disebut sebagai pekerja/buruh bila

Prosedur dari analisis TOPSIS adalah normalisasi jawaban responden, mengalikan hasil normalisasi dengan bobot normal yang diperoleh dari perhitungan AHP dan ANP sehingga

Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI RUPA DENGAN PAPER QUILLING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat tersebut bukan hanya berasal dari Hasil Hutan Kayu yang hanya memberikan sumbangan 20%, melainkan juga manfaat hasil hutan non kayu (HHNK) dan jasa

Sosialisasi prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG serta kebijakan terkait lainnya, seperti corporate values dan corporate behaviours