• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Panjang Strand terhadap Kualitas Oriented Strand Board dari Bambu Tali (Gigantochloa apus Kurz.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Panjang Strand terhadap Kualitas Oriented Strand Board dari Bambu Tali (Gigantochloa apus Kurz.)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri kehutanan di Indonesia saat ini menghadapi beberapa masalah

yang kompleks yaitu terbatasnya kayu bulat yang dapat dihasilkan per tahunnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS (2013) menjelaskan bahwa produksi

kayu bulat untuk pertukangan dan komposit tahun 2012 sebanyak 25,33 juta m3

dan mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 23,22 juta m3.

Kondisi ini mengakibatkan sulitnya untuk memenuhi peningkatan

permintaan kebutuhan kayu yang ada, sehingga perlu dicari bahan baku alternatif

pengganti kayu untuk memenuhi industri perkayuan dan komposit. Beberapa

alternatif telah dilakukan dalam rangka mengatasi hal itu, yaitu

dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komposit seperti OSB

(oriented strand board), papan semen, papan serat, dan lain–lain

(Iswanto et al., 2010).

Seiring timbulnya berbagai isu lingkungan serta tuntutan konsumen akan

produk yang berkualitas, maka pemanfaatan bahan-bahan non-kayu

berlignoselulosa, seperti bambu sebagai bahan baku OSB, dapat menjadi salah

satu alternatif untuk mensubstitusi kebutuhan akan kayu sekaligus mengurangi

dampak negatif terhadap lingkungan (Setyawati et al., 2006). Bambu sebagai

material non-kayu mengandung lignoselulosa yang dapat dipertimbangkan

sebagai bahan baku komposit seperti OSB. Menurut SBA (2005) OSB adalah

panel struktur yang cocok untuk penggunaan yang luas dalam bidang konstruksi

dan industri. Panel berbentuk lembaran ini dibuat dari strand yang dipotong dari

(2)

2

pohon berdiameter kecil dan cepat tumbuh dan disatukan dengan perekat dan

dikempa panas. APA (2009) menyebutkan bahwa OSB dibuat dengan pola saling

tegak lurus mirip kayu lapis untuk menghasilkan panil struktur yang kuat dan

keras. OSB disusun oleh strand yang tipis dan berbentuk persegi panjang dengan

arah yang teratur satu sama lain. OSB disatukan dengan perekat tahan air.

Menurut Sulastiningsih et al., (2013), bambu di Indonesia terdiri atas 160

jenis; 38 jenis di antaranya merupakan jenis introduksi dan 122 jenis merupakan

tanaman asli. Menurut data FAO & INBAR (2005), luas tanaman bambu di

Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 2,1 juta ha yang terdiri atas 0,7

juta ha luas tanaman bambu di dalam kawasan hutan dan

1,4 juta ha luas tanaman bambu di luar kawasan hutan.

Pemahaman atas sifat-sifat bambu diperlukan karena akan digunakan

sebagai bahan baku, khususnya dalam pembuatan OSB. Sifat-sifat OSB

dipengaruhi oleh struktur lapisan, panjang strand, jenis perekat dan arah susunan

strand (Sumardi et al., 2008) . Penggunaan bahan baku yang sesuai dengan sifat

dasarnya akan memberikan manfaat yang lebih besar. Informasi sifat dasar bambu

(sifat anatomi, kimia, fisis, dan mekanis) menjadi dasar pertimbangan dalam

penggunaan bahan yang efisien (Nugroho et al., 2013).

Bambu tali dipilih sebagai bahan baku pembuatan OSB karena sifat bambu

tali yang memiliki serat lurus serta memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan

beban di atasnya. Fokus penelitian ini adalah melihat pengaruh panjang strand

terhadap kualitas OSB yang dihasilkan. Strand yang panjang memiliki nilai

slenderness (perbandingan antara panjang strand dengan tebal strand) yang tinggi

serta aspect ratio (perbandingan antara panjang strand dengan lebar strand) yang

(3)

3

tinggi. Nilai slenderness yang tinggi menghasilkan kekuatan mekanis yang tinggi

pada OSB yang dihasilkan, sedangkan nilai aspect ratio yang lebih dari

satu memudahkan penyusunan strand dalam proses pembentukan OSB

(Maloney, 1993).

Penelitian ini menggunakan bambu tali (Gigantochloa apus) sebagai

bahan baku utama pembuatan strand. Berdasarkan uraian tersebut, untuk

optimalisasi pemanfaatan bambu, maka penelitian mengenai pengaruh panjang

strand terhadap kualitas OSB dari bambu tali dilakukan.

Tujuan Penelitian

Menganalisis pengaruh panjang strand bambu tali terhadap kualitas OSB

berdasarkan standar JIS A 5908 (2003).

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pemanfaatan bambu tali

sebagai bahan baku pembuatan OSB

2. Diharapkan OSB dari bahan bambu tali ini dapat menjadi alternatif

material pengganti kayu

Hipotesis

Panjang strand berpengaruh terhadap kualitas OSB yang dihasilkan.

Referensi

Dokumen terkait

Board (OSB) yang terbuat dari tiga jenis bambu, yaitu bambu betung, bambu hitam, bambu tali.. dengan mrnggunakan perkat UF (Urea Formaldehid) yang telah

masa hidup bambu tali (Gigantochloa apus Kurz) segar tebang terhadap pengaruh baha11 pengawet. yang diberikan, melalui pengamatan terhadap kerontokan daun

Penelitian ini bertujuan mengangkat kearifan lokal yang ada di Bali tentang penggunaan bambu tali sebagai obat, mengetahui komponen kimia dasar penyusun bambu

Pengaruh Kombinasi Bambu Terhadap Kualitas Oriented Strand Board di bawah bibimbingan APRI HERI ISWANTO dan IRAWATI AZHAR.. Saat ini ada beberapa masalah dalam perkembangan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat fisis dan mekanis oriented particle board (OPB) berdasarkan panjang partikel dengan menggunakan campuran Urea Formaldehida

Keadaan fisik yang dimiliki oleh bambu tali adalah memiliki ruas yang panjang,.. diameter 4 – 8 cm, panjang batang 6 – 13 m, dan sifat batangnya yang

Penelitian ini bertujuan mengangkat kearifan lokal yang ada di Bali tentang penggunaan bambu tali sebagai obat, mengetahui komponen kimia dasar penyusun bambu

Nilai Rerata Kadar Air Papan OSB Berdasarkan Panjang Strand dan Kadar Perekat The Average Moisture Content of OSB Board Based on Strand Length and Resin Level Maloney 1993