• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pola Makan dan Status Gizi Dengan Terjadinya Anemia Defisiensi Besi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013 Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pola Makan dan Status Gizi Dengan Terjadinya Anemia Defisiensi Besi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013 Tahun 2013"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia defisiensi besi merupakan anemia terbanyak baik di negara maju

mau pun di negara berkembang. Besi sangat penting untuk mengangkut oksigen dalam aliran darah dan untuk mencegah anemia (Story, 2005).Kemajuan ekonomi

dan ilmu pengetahuancukupdalam beberapa dekade terakhir, namun masih saja ada prevalensi anemia secara global (Benoist et al., 2008). WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2004, anemia defisiensi besi (ADB) mengakibatkan 273.000 kematian: 45% di Asia Tenggara, 31% di Afrika, 9% di MediteraniaTimur, 7% di Amerika, 4% di Pasifik Barat, dan 3% di Eropa, dengan 97% terjadi di negara berpenghasilan rendahdan menengah (Mathers et al., 2009).

Berdasarkan hasil penelitian Cruz-Gongora, et all (2012), prevalensi

anemia secara keseluruhan yaitu sebesar 8,5%. Prevalensi anemia lebih besar

terjadi pada perempuan dibanding pria. Perempuan menderita anemia sebesar

11,8% dan pria 4,6%. Anemia yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi.

Prevalensi anemia defisiensi besi yaitu 41,6% dari seluruh kasus anemia. Anemia

defisiensi besi lebih sering terjadi pada perempuan (43,5%) dan pada pria

(36,1%).

Pada masa remaja, kebutuhan besi meningkat untuk laki-laki dan

perempuan. Pada perempuan, kebutuhan besi meningkat saat menstruasi.

Kekurangan zat besi di kalangan remaja adalah 3-4% untuk pria dan perempuan

usia 11-14 tahun, 6-7% untuk perempuan usia 15-19 tahun, dan 0,6% untuk

laki-laki usia 15-19 tahun (Story, 2005).

Prevalensi defisiensi besi diderita remaja perempuan sebanyak 23,7 % dan

40,9 % diderita oleh perempuan dewasa, 12,2 % dari perempuan remaja tersebut

menderita anemia defisiensi besi dan 3,8 % pada perempuan dewasa

(Akramipour, 2008).

Defisiensi besi dapat menimbulkan masalah, karena mengganggu fungsi

motorik dan fungsi mental anak, pada ibu hamil dapat mengakibatkan kelahiran

(2)

bayi premature, pada orang dewasa dapat menimbulkan kelelahan sehingga

mengakibatkan penurunan kualitas kerja (CDC, 2013).

Pola konsumsi pangan masyarakat masih belum mencerminkan pola

makan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Karakteristik pola konsumsi

pangan masyarakat, antara lain konsumsi kelompok minyak dan lemak sudah

diatas anjuran kecukupan, konsumsi sayur/buah baru mencapai 63,3%, konsumsi

pangan hewani 62,1%, konsumi kacang-kacangan 54%, konsumsi umbi-umbian

35,8%, dan kontribusi pangan olahan dalam pola makan sehari-hari sudah tinggi

(Depkes, 2012). Selain itu, status sosial ekonomi keluarga yang terkait dengan

kebiasaan makan dan pola makan di daerah tertentu mempengaruhi rasa takut

akan berat badan yang berlebih sehingga pola makan tidak teratur dan merupakan

faktor penghubung terjadi anemia di kalangan remaja di Denizli (Balci, 2012).

Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri

pengolahan pangan, jasa, dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola

konsumsi makan masyarakat terutama di perkotaan. Dalam waktu relatif singkat

diperkenalkan makanan fast food yang tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat,

dan rendah zat gizi mikro (Baliwati, 2004). Berdasarkan hasil survey yang

dilakukan Darlina (2004) pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,

89 % mahasiswa putri dan 92 % putra mengkonsumsi mie instant sebagai

makanan pengganti pada saat-saat tertentu. Sayogo (2006) mengatakan bahwa

aktivitas yang meningkat, kehidupan sosial, dan kesibukan mahasiswa akan

mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola makan tidak teratur, sering jajan,

sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang. Banyak mahasiswa

lebih memilih mengkonsumsi fast food.

Penyebab tersering anemia adalah defisiensi besi dan anemia masih

merupakan masalah yang sering dijumpai terutama di negara berkembang, dimana

status gizi masyarakat belum stabil yang disebabkan oleh pola makan yang buruk,

maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pola Makan dan Status Gizi

dengan Terjadinya Anemia Defisiensi Besi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013 Tahun 2013.

(3)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian

ini adalah Bagaimana Hubungan Pola Makan dan Status Gizi dengan Terjadinya

Anemia Defisiensi Besi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara Angkatan 2013 Tahun 2013.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola makan dan status gizi dengan terjadinya

anemia defisiensi besi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara angkatan 2013 tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui status gizi responden penelitian.

b. Mengetahui jenis dan frekuensi makan mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

c. Mengetahui faktor risiko terjadinya anemia defisisensi besi pada

responden yang memiliki pola makan yang baik mau pun buruk dengan

status gizi underweight, normal, overweight, mau pun obese.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1. Bagi Objek Penelitian

a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

responden tentang bagaimana hubungan pola makan dan status gizi

dengan kejadian anemia defisiensi besi.

b. Sebagai dasar upaya pencegahan terjadinya anemia defisiensi besi pada

responden yang memiliki pola makan baik mau pun buruk dengan status

gizi underweight, normal, overweight, mau pun obese.

(4)

1.4.2. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

a. Menambah informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

anemia defisiensi besi, sehingga berguna sebagai dasar upaya pencegahan

terjadinya anemia defisiensi besi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dalam penulisan

karya tulis ilmiah serta menambah pengalaman dalam bidang penelitian

khususnya mengenai anemia defisiensi besi.

1.4.3. Bagi Peneliti

a. Sebagai kesempatan untuk mengintegrasikan ilmu yang telah didapat di

bangku kuliah dalam bentuk melakukan penelitian ilmiah secara mandiri.

b. Memenuhi tugas mata kuliah Community Research Program sebagai

prasyarat untuk menyelesaikan program pendidikan Sarjana Kedokteran.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Kamis tanggal dua puluh dua bulan September Tahun dua ribu enam belas, mulai pukul 09.00 sampai dengan 10.00 WIB, Pokja/ ULP Kantor Kementerian

[r]

[r]

3.1 Mengenal teks deskrip-tif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau te- man dalam bahasa

Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini4. Bahasa

Sasaran 1 Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar

Di awal semester, mahasiswa mengisi KRS dan di akhir semester, mahasiswa mengisi kuesioner kinerja dosen untuk tiap-tiap dosen per mata kuliah, LPPM mengirimkan rekap

Hal yang layak diperhatikan adalah realitas mengenai tidak dijumpainya seorang pun di antara para pengikut Khawa > rij yang berasal dari keturunan suku Quraisy sehingga