• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Kaget Berastagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Kaget Berastagi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1.Pengertian Wirausaha

Menurut Suryana (2009:16), wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat. Seorang wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

Menurut Suryana (2009:270), wirausaha juga dapat didefinisikan sebagai orang yang memiliki, mengelola, dan melembagakan usahanya sendiri. Faktor yang mendorong seseorang mengambil keputusan berwirausaha dapat diketahui melalui penilaian kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. Biografi yang dimiliki seseorang bermanfaat karena dalam biografi dapat dilihat pengalaman, keterampilan, dan kompetensi untuk peningkatan kewirausahaan, pengembangan nilai-nilai kewirausahaan dan mendorong untuk mencetuskan ide-ide kewirausahaan seseorang.

(2)

Menurut Sukardi dalam As’ad (2009:155) pengertian wirausaha merujuk kepada kepribadian tertentu yaitu pribadi yang mampu berdiri di atas kekuatan sendiri, sehingga mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri, mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai atas dasar pertimbangannya, sehingga seorang wirausaha ini adalah seseorang yang merdeka lahir dan batin.

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2004:3) profil kewirausahaan digambarkan sebagai berikut:

a. Menyukai tanggung jawab

Wirausahawan merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempat mereka terlibat. Mereka lebih menyukai untuk dapat mengendalikan sumber daya mereka sendiri dan menggunakan sumber-sumber daya tersebut untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan sendiri. b. Lebih menyukai resiko menengah

Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar, melainkan selain seorang yang mengambil resiko yang diperhitungkan. Wirausahawan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman resiko pribadinya. Mereka biasanya melihat peluang di daerah yang sesuai dengan pengetahuan, latar belakang dan pengalamannya yang akan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.

c. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil

(3)

sepertiga dari wirausahawan menilai peluang berhasil mereka mencapai 100 persen. Tingkat optimisme yang tinggi kiranya dapat menjelaskan mengapa kebanyakan wirausahawan yang berhasil juga pernah gagal dalam bisnis sebelum akhirnya berhasil

d. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung

Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereke bekerja dan terus-menerus mencari pengukuhan

e. Tingkat energi yang tinggi

Wirausahawan lebih energetik dibandingkan orang kebanyakan. Energi ini merupakan faktor penentu mengingat luar biasanya bisnis yang diperlukan untuk mendirikan suatu perusahaan. Kerja keras dalam waktu yang lama merupakan sesuatu yang biasa.

f. Orientasi ke depan

Wirausahawan memiliki indera yang kuat dalam mencari peluang. Mereka melihat ke depan dan tidak mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan lebih mempersoalkan apa yang dikerjakan besok. Bila manajer tradisional memperhatikan pengelolaan sumber daya yang ada, wirausahawan lebih tertarik mencari dan memanfaatkan peluang.

g. Keterampilan mengorganisasi

(4)

memungkinkan para wirausahawan untuk mengubah pandangan ke depan menjadi kenyataan.

Menurut Hendro (2011:61-63) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneurship sebagai jalan hidupnya. Faktor-faktor itu adalah faktor individual/personal, suasana kerja, tingkat pendidikan, personality (kepribadian), pretasi pendidikan, dorongan keluarga, lingkungan/pergaulan, ingin lebih dihargai (self-esteem), serta keterpaksaan dan keadaan.

2.1.2.Kewirausahaan

Pengertian kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2009:2).

(5)

1. Perspektif Kewirausahaan Bidang Ekonomi

Dari sudut pandang bidang ekonomi, kewirausahaan adalah sebagian dari input atau faktor produksi selain bahan mentah, tanah dan modal. Biaya untuk bahan mentah ialah harga, biaya untuk tanah ialah sewa dan biaya untuk modal ialah bunga. Untuk seorang wirausaha ganjarannya (nilai atau perolehan) adalah keuntungan. Keuntungan adalah ganti rugi yang dibayar karena resiko yang diambil oleh seorang wirausaha.

2. Perspektif Kewirausahaan Bidang Psikologi

Di dalam bidang psikologi, sifat kewirausahaan dikaitkan dengan perilaku diri yang lebih cenderung kepada fokus dari dalam diri (dimana keberhasilan dicapai dari hasil kekuatan dan usaha diri, bukannya karena faktor nasib).Ini termasuk sifat-sifat pribadi seperti tekun, rajin, inovatif, kreatif, dan semangat yang terus menerus berkembang untuk bersikap independen.

3. Perspektif Kewirausahaan Bidang Sosiologi

Seorang wirausaha dari sudut pandang pengkaji sosial ialah seorang oportunis yang pandai mengambil peluang dan kesempatan yang ada dalam lingkungannya. Seorang wirausaha adalah orang yang pandai bergaul, mempengaruhi masyarakat untuk meyakinkan mereka bahwa apa yang ditawarkan olehnya sangat berguna untuk masyarakat.

(6)

1. Memiliki perspektif kedepan, sukses adalah sebuah perjalanan bukan tujuan, setiap saat mencapai target sasaran atau impian maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya.

2. Memiliki kreativitas tinggi, seorang wirausaha dibutuhkan daya kreasi dan inovasi yang lebih.

3. Memiliki sifat inovasi tinggi, seorang wirausaha harus dapat menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya.

4. Memiliki keberanian menghadapi resiko, seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu.

5. Memiliki jiwa kepemimpinan, seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu.

6. Memiliki jiwa kepemimpinan, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang disekelilingnya.

7. Memiliki kemampuan personal

(7)

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Suryana, 2009:13)

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai itu tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007:21).

2.1.3.Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha menurut Suryana (2009:285) adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuanya. Keberhasilan usaha merupakan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukanuntuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukan suatu keadaan yang lebih baik atau unnggul dari pada masa sebelumnya. Mudzakar dalam Andari (2011:21) keberhasilan usaha adalah sesuatau keadaan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainnya yang sederajat/sekelasnya.

(8)

aspek yang di nilai dari keberhasilan sebuah usaha, tetapi alasan laba yang menjadi faktor penting adalah karena laba merupakan tujuan dari orang yang melakukan bisnis. Jika terjadi penurunan laba atau ketidak stabilan laba, maka perusahaan akan kesulitan untuk mengoperasikan kegiatan usahanya dan menjaga kertahanan usahanya.

Menurut Kasmir (2006:27) sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, kepuasan pelanggan, mutu produk, perkembangan usaha serta penghasilan karyawan dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Astamoen (2005:251) Keberhasilan itu adalah “suatu proses dari sesorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Didalam proses tersebut termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami. Keberhasilan yang baik itu bisa membawa seseorang kepada kebahagiaan bagi dirinya dan adanya manfaat untuk orang lain”. Menurut Farisi (2013:27), keberhasilan usaha adalah “tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan”.

Menurut Suryana (2009:85), indikator keberhasilan usaha sebagai berikut: 1. Modal

(9)

2.1.4.Faktor Penentu Keberhasilan Usaha

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi usaha yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko (Widayana, 2006:45), langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya. Selain bekerja keras,agar usaha tersebut berhasil, wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha maupun pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan. Berikut ini adalah tahapan dalam membangun kewirausahaan yang sukses yang dikemukakan Steinhoffdan Burgess dalam Suryana (2009:66).

Faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil antara lain rasa percaya diri, selalu berorintasi pada hasil, suka tantangan dan resiko, jiwa kepemimpinan, mempunyai ide kreativitas, dan berorientasi pada masa depan (Zulkifi, 2009:33). Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi usaha yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankan.

Suryana (2009:67), mengemukakan tiga faktor penyebab keberhasilan seorang wirausaha, antara lain:

1. Kemampuan dan kemauan

(10)

memiliki kemauan untuk membuka toko tapi tidak memiliki kemampuan untuk mengelolanya, maka lama kelamaan tokonya akan tutup. Begitu juga dengan orang yang memiliki kemampuan mengelola usaha tetapi tidak memiliki kemauan untuk membuka usaha, maka selamanya orang tersebut tidak pernah memiliki usaha.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras

Orang yang tidak memiliki tekad kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang tidak mau bekerja keras tetapi memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.

3. Kesempatan dan peluang

Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang wirausaha.

2.2. Jiwa Kewirausahaan

2.2.1.Pengertian Jiwa Kewirausahaan

Jiwa adalah sesuatu yang abstrak, yang dipelajari hanya pernyataan-pernyataan yang tampak dengan tubuh, atau gejala-gejala yang tampak sebagai gerak-gerik sehingga jiwa merupakan roh, setiap manusia mempunyai sifat dan gejala abstrak terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan dan sebagainya (Hartanti, 2008:24).

(11)

kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (Hartanti, 2008:25).

Menurut Nickels (2005:176) untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan tersebut seorang pengusahaharus memiliki jiwakewirausahaan, yaitu:

1. Mengarahkan diri

Pengusaha hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki displin diri yang tinggi walaupunmerupakan pemilik usaha dan penanggungjawab akan keberhasilan maupun kegagalan usaha.

2. Percaya diri

Pengusaha harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang memikirkannya,dan harus melengkapi antusiasme pengusaha. 3. Berorientasi pada tindakan

Gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan.

4. Energik

Ini bisnis anda, dan anda harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lamadan keras.

5. Toleran terhadap ketidakpastian

Pengusaha sukses dengan menempuh resiko resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya.

(12)

dan Suryana 2006:3) yang menjelaskan bahwa proses kreatif dan inovatif hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri: (1) penuh pecaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab; (2) memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energy, cekatan dalam bertindak dan aktif; (3) memiliki inovatif dalam berprestasi, indikatornya terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan; (4) memiliki jiwa kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam betindak; dan (5) berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (oleh karena itu menyukai tantangan)

2.3. Motivasi

2.3.1.Pengertian Motivasi

Menurut Wibowo (2011:378), motivasi berasal dari kata motif yang merupakan suatu dorongan atau keinginan karyawan mengerjakan pekerjaannya sesuai tanggung jawab agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan karyawan agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.

(13)

Menurut Fahmi (2014:107), motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. Berdasarkan pengertian motivasi menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi maupun mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau tindakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti yang diinginkan. Dengan adanya motivasi dalam diri seseorang, maka akan dengan mudah mengarahkan dan menggerakan orang tersebut untuk melakukan sesuatu hal seperti yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

Robbins dalam Suyanto (2010:179) mengatakan bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu. Menurut Goleman dalam Ernawati (2010:77), motivasi yaitu kemampuan untuk mendorong dan menghasilkan energi untuk mencapai hasil atau tujuan.Sperling mengemukakan bahwa motivasi didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri (drive)dan diakhiri dengan penyesuaian diri dalam Mangkunegara (2005:93).

(14)

Menurut Wirasasmita dalam Suryana (2009:8), terdapat beberapa alasan mengapa seseorang menjadi wirausaha:

1. Alasan keuangan, yaitu mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.

2. Alasan sosial, yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi panutan, agar dapat bertemu dengan orang banyak. 3. Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat, membantu

anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan keluarga.

4. Alasan pemenuhan diri, yaitu menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.

(15)

2.4. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel

Penelitian

Teknik

Analisis Hasil Penelitian Nugraha Program Pendidikan PKn Angkatan 2012 )

Variabel mengambarkan (1)

Bahwa jiwa

kewirausahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa FKIP PKn universitas

Muhammadiyah surakarta variabel 37,8 %. (2) Bahwa budaya keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa FKIP PKn universitas

muhammadiyah surakarta variabel 62,2%.(3)

Bahwa jiwa

kewirausahaan dan budaya keluarga secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa FKIP PKn universitas

A Business Success Versus Failure Prediction Model For Small Business in Israel

1. Faktor Modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

2. Faktor

keuanganberpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

(16)

Peneliti Judul Variabel

Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian

dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 4. Faktor tenaga profesional

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

5. Faktor umur pemilik

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Budaya Keluarga

terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMKN 1

Wonosari dan SMKN 2 Wonosari di Kabupaten Gunungkidul

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan

jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa SMKN 1 dan SMKN 2 Wonosari di Gunungkidul, SMKN 1 Wonosari dengan t > t (5,207 > 1,686), hitung tabel koefisien determinan sebesar 41,6 % dan Y = Usaha pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Chideung Bandung Barat terhadap keberhasilan usaha sebesar 64,8%. Usaha pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung

Variabel

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jiwa

kewirausahaan dan kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung. Sumber : Diolah Dari Berbagai Jurnal (2016)

(17)

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan suatu sintetis berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang menggambarkan keterkaitan antar indikator yang diteliti. Hal ini tentu merupakan tuntutan penelitian dalam memecahkan masalah penelitian dengan menggunakan bagan alur disertai penjelasan. Keberhasilan usaha menurut Suryana (2009:285) adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuanya.

Menurut Astamoen (2005:251), keberhasilan itu adalah “suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan seorang wirausahawan harus mampu berkerja keras dalam menjalankan usahanya karena tanpa kerja keras keberhasilan tidak akan tercapai.

Keberhasilan dan kesuksesan yang biasanya dicapai oleh setiap orang tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung. Salah satu faktor pendukung dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu seorang wirausahawan harus memiliki jiwa kewirausahaan karena jiwa kewirausahaan merupakan nyawa kehidupan dalam berwirausaha yang pada dasarnya merupakan sikap dan perilaku kewirausahaan yang ditunjukkan melalui sifat, karakter, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (Hartanti, 2008:25).

(18)

mengembangkan kemauan yang tinggi serta menciptakan inovatif dan kreatif dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.

Motivasi juga dapat mempengaruhi keberhasilan usaha karena dengan adanya motivasi seorang wirausaha akan memiliki keinginan yang kuat serta dorongan dalam diri untuk menjalankan usaha. Menurut Goleman dalam Ernawati (2010:77), motivasi yaitu kemampuanuntuk mendorong dan menghasilkan energi untuk mencapai hasil atau tujuan. Tujuan yang maksimal dapat diperoleh dengan meningkatkan energi dalam diri serta memperkuat kemauan jiwa kewirausahaan, sehingga motivasi yang ditanamkan sesuai dengan tujuan awal kewirausahaan. Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut di atas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Sumber: Suryana (2009), Astamoen (2005), Hartanti (2008), Ernawati (2010)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

2.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah di atas penulis memberikan hipotesis dari penelitian ini adalah: Ada hubungan yang positif antara Jiwa Kewirausahaan dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Pedagang Kaki Lima Pasar Kaget Berastagi.

Keberhasilan Usaha (Y)

Jiwa Kewirausahaan (X1)

Gambar

Tabel 2.1.
tabel koefisien determinan
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Maka rumus kimia yang terbentuk adalah Na2O Ikatan ion adalah ikatan antara ion positip dengan ion negatip Atau antara unsur yg memiliki energi ionisasi dengan

[r]

Kita mungkin pernah mendengar tentang kata keylogger , tapi mungkin belum cukup mengenalnya, dengan adanya tulisan ini sedikit banyak kita akan lebih mengenalnya tentang

[r]

This study aims to determine the influence of local government spending on the labour productivity, the influence of government spending in the function of education

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Batuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

[r]

[r]