i
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh
IMA KHABIB DIYASTUTI
NIM B12 131
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VI TENTANG
MENARCHE
DI SD N 3 PLOSOREJO
PURWODADI
Diajukan Oleh :
Ima Khabib Diyastuti NIM B12 131
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal Juli 2015
Pembimbing
iii
MENARCHE
DI SD N 3 PLOSOREJO
PURWODADI
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Ima Khabib Diyastuti NIM B12 131
Telah diperiksa di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal Juli 2015
PENGUJI I PENGUJI II
Arista Apriani, S.ST., M.Kes Yunia Renny A, S.ST NIK. 201188069 NIK. 201188092
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VI
TENTANG MENARCHE DI SD N 3 PLOSOREJO PURWODADI TAHUN 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah
satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Yunia Renny A, S.ST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis
4. Bapak Tabut, S.Pd selaku Kepala Sekolah di SD N 3 Plosorejo Purwodadi yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam penelitian ini. 5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 2015
v
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VI TENTANG
MENARCHE DI SD N 3 PLOSOREJO PLOSOREJO
PURWODADI
(xii + 42 halaman + 20 lampiran + 5 tabel + 2 gambar)
ABSTRAK
Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan masa kanak – kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Menstruasi pertama atau menarche adalah hal yang wajar yang pasti dialami oleh wanita normal dan tidak perlu digelisahkan. Ketika muncul menarche, seorang individu akan merasakan adanya keluhan – keluhan fisiologis maupun kondisi psikologis yang tidak stabil. Hal ini karena ketidaktahuan remaja tentang perubahan – perubahan fisiologis yang terjadi pada awal kehidupan seorang remaja wanita, maka mestruasi dianggap sebagai sesuatu hal tidak baik. Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2014 di SD N 3 Plosorejo Purwodadi kepada 30 siswi kelas VI didapatkan belum mengalami menarche.
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi dalam tingkat baik, cukup, dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, penelitian dilakukan pada tanggal 2 Mei 2015 dengan jumlah responden 30 siswi, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Menggunakan analisa data univariat.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian terhadap 30 siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi diperoleh hasil yang pengetahuan baik sejumlah 5 responden (16,7%), cukup sejumlah 18 responden (60,0%), dan kurang sejumlah 7 responden (23,3%).
Simpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menarche yaitu sebanyak 18 responden (60,0%)
Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Menarche
vi
MOTTO
· Kemalasan adalah suatu bagian dari zona nyaman yang selalu menjagamu dari kemajuan dan kesuksesan.
· Sukses yang sempurna itu dimana kita bisa diterima baik dan mudah beradaptasi kepada lingkungan dimanapun kita berdiri saat itu.
· Kebahagiaan yang sempurna adalah dimana kita selalu mendapat kasih sayang, cinta dan do’a oleh semua orang, terlebih pada orang yang kita
kasihi.
· Aturan dan etika membangun kepribadian yang baik dan berkualitas.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kemudahan dan keajaiban setiap kesulitan yang saya hadapi.
2. Bapak dan ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan, perhatian baik moril maupun materiil. 3. Kakakku (Ali dan Nurul), Adikku (Lufita) dan
kakak” Q ipar (kurniawan dan kholisatun) yang
telah memberiku semangat dan do’anya J
4. Keluarga besar “green kost” khususnya mb desy dan mita, terima kasih canda tawa kalian.
5. Teman – teman Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta, terima kasih canda tawa, suka duka, kekonyolan, kesombongan, keegoisan dan perbedaan yang menyatukan kita menjadi saudara dari kita berjumpa hingga lepas.
vii
Nama : Ima Khabib Diyastuti
Tempat / Tanggal Lahir : Grobogan, 13 Desember 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ds Plosorejo Rt 05/01 Kec. Tawangharjo Kab.Grobogan
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 1 Plosorejo Lulus Tahun 2006
viii
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori ... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 24
ix
I. Etika Penelitian ... 34
J. Jadwal Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Tempat Penelitian ... 36
B. Hasil Penelitian ... 36
C. Pembahasan ... 38
D. Keterbatasan ... 40
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 42
B. Saran ... 43
x
DAFTAR TABEL
Tabel2.1 KarakteristikPerubahanFisikRemaja ... 14
Tabel 3. 1 Definisi Operasional ... 25
Tabel 3. 2 Kisi – kisi Kuesioner ... 27
Tabel 4. 1 Hasil Pengolahan Data ... 37
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Tempat Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Tempat Penelitian Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI Tentang Menarche Di SD N 3 Plosorejo
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Tabulasi Kuesioner Penelitian
Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Perhitungan Penelitian Lampiran 17. Perhitungan Manual Penelitian
1
A. Latar Belakang
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (2012), menunjukkan jumlah remaja putri 30 % dari jumlah penduduk atau sekitar 1,2 juta jiwa. Jumlah remaja usia 10 sampai dengan 19 tahun di Indonesia adalah 21.279.147 jiwa sedangkan di Jawa Tengah ada 2.761.577 jiwa (Sensus Penduduk, 2010). Masa remaja adalah proses melewati masa pubertas yang merupakan tahap seorang individu beranjak dewasa. Hal tersebut yang ditandai dengan perubahan ciri - ciri fisik dan sifat yang memungkinkannya untuk mampu bereproduksi. Pada remaja putri pubertas terlihat saat dimulainya perkembangan payudara pada usia 8 sampai 10 tahun dan mencapai puncaknya saat terjadi menstruasi. Usia rata – rata untuk menstruasi pertama (menarche)adalah kurang lebih 12 tahun
(Heffner dan Schust, 2008).
Pengetahuan tentang menstruasi sangat dibutuhkan oleh remaja putri karena masalah fisik seperti infeksi saluran kemih (ISK). Hal tersebut dapat timbul karena kurangnya hygienetas secara personal, walaupun menstruasi pertama (menarche) adalah hal yang wajar dan pasti dialami oleh setiap perempuan normal, tetapi tidak setiap mereka memperhatikan personal
2
Keluhan – keluhan fisiologis yang timbul pada menarche seperti sakit kepala, sakit pinggang, mual, muntah maupun kondisi psikologis yang tidak stabil seperti bingung, sedih, stres, cemas, mudah tersinggung, marah, emosional. Hal ini dapat terjadi karena ketidaktahuan remaja tentang perubahan – perubahan fisiologis yang terjadi pada dirinya. Pemberian informasi yang benar tentang perubahan masa – masa remaja oleh orang tua maupun guru disekolah sangat diperlukan, agar dapat mengurangi ketidaktahuan bagi remaja (Mansur dan Budiarti, 2014).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2014 di SD N 3 Plosorejo Purwodadi didapatkan jumlah seluruh siswa kelas VI sebanyak 48 anak, terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 18 anak dan siswi perempuan sebanyak 30 anak. Penulis melakukan wawancara kepada 10 siswi kelas VI dengan pertanyaan seperti pengertian menarche itu apa, ganti pembalut berapa kali sehari dan saat haid melakukan keramas tidak. Dari hasil wawancara tersebut terdapat 3 siswi (30%) tahu tentang menarche dan 7 siswi lainnya (70%) tidak tahu tentang menarche. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI tentang Menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi Tahun 2014”. Karena dari hasil wawancara didapatkan masih
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI tentang Menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi Tahun 2014?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Siswi kelas VI tentang
menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang
menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi tahun 2014 pada tingkat
pengetahuan baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang
menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi tahun 2014 pada tingkat
pengetahuan cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang
menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi tahun 2014 pada tingkat
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat menambah wacana kepustakaan mengenai menarche dan memberi sumbang pikiran bagi penelitian serupa dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2. Bagi Penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu dibangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tingkat pengetahuan tentang menarche.
3. Bagi Institusi
Dapat dijadikan bahan bacaan dan wawasan bagi mahasiwa serta sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang, khususnya tentang menarche.
E. Keaslian Penelitian
10-12 tahun di SD Negeri 1 Sinyoharjo Eromoko tentang menarche diperoleh hasil 7 siswi (23,33%) dalam kategori baik, 20 siswi (66,67%) dalam kategori cukup, 3 siswi (10%) dalam kategori kurang.
2. Puspitasari Ati (2009), Fakultas Kedokteran Prodi D IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche Pada Siswi Sekolah Dasar Negeri III Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo”. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner pada sejumlah 30 siswi Sekolah Dasar kelas V dan VI, dengan menggunakan teknik pengambilan sampelnya yaitu sampling jenuh. Hasil penelitian 30 responden diperoleh hasil 9 siswi (30,0%) dalam kategori baik, 18 siswi (60,0%) dalam kategori cukup, 3 siswi (10,0%) dalam kategori kurang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba terhadap suatu objek tertentu (WHO, dikutip Nursalam, 2013). Pengetahuan manusia merupakan hasil dari berbagai pemeriksaan, penyelidikan dan mengetahui (mengenal) benda (Jalal, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Terdapat 6 tingkat domain kognitif pengetahuan, yaitu : 1) Tahu (know)
Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (comprehenzion)
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (applicatoin)
Aplikasi (application) merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi riil atau pengalaman yang sebenarnya.
4) Analisis (analysis)
Analisis (analysis) kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis (synthesis) merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
8
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup, dengan pendidikan tinggi seseorang akan mendapat informasi dan pengetahuan yang semakin banyak. Perlu diketahui pula bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek. Inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.
2) Media Massa / informasi
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
radio, surat kabar majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat menggerakkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan
10
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar serta ilmiah dan etika yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
perkembangan selama hidup:
a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
b) Tidak dapat mengerjakan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat dipikirkan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia
(Health, 2009).
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Untuk mengetahui kebenaran rasa ingin taunya, manusia menggunakan 2 cara, yaitu:
1) Cara tradisional
12
a) Cara coba salah (trial and eror)
Cara yang paling tradisional, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh ilmu pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau dengan kata lain “Trial and Eror”. Cara ini merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya pemecahannya dilakukan dengan cara coba- coba, bila satu cara tidak berhasil dicoba cara yang lain.
b) Cara kekuasaan (otoritas)
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dalam tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun menurun dari generasi ke generasi berikutnya. Pengetahuan diperoleh pada otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
dihadapi pada masa lalu. 2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif, induktif, verifikatif, maka lahirlah suatu cara peneliti yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah
(Wawan dan Dewi, 2010).
2. Remaja
a. Pengertian
14
b. Karakteristik Perubahan Fisik Remaja
Tabel 2.1 Karakteristik Perubahan Fisik Remaja
Karakteristik Remaja Wanita Usia
Pertumbuhan payudara
Pertumbuhan rambut kemaluan (pubic hair) pertumbuhan badan / tubuh Sumber : Mansur dan Budiarti (2014)
Ciri-ciri perubahan fisik remaja terbagi menjadi 2 macam, yaitu: 1) Ciri-ciri kelamin primer
a) Mulai berfungsinya organ reproduksi
Organ reproduksi pada laki-laki (testis) mulai berfungsi menghasilkan hormon testosteron. Testosteron berfungsi untuk merangsang testis untuk menghasilkan sperma. Organ reproduksi perempuan (ovarium) mulai memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini mempengaruhi perkembangan organ reproduksi perempuan. Selain itu, juga mempengaruhi ovulasi, yaitu pematangan sel telur dan pelepasan sel telur dari ovarium. b) Laki-laki mengalami mimpi basah dan perempuan
mengalami menstruasi.
sedangkan organ reproduksi pada anak perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi dan indung telur (ovarium) pada perempuan mulai aktif dan mampu menghasilkan sel telur (ovum).
2) Ciri-ciri kelamin sekunder
Ciri-ciri kelamin sekunder berupa perubahan fisik, terjadi pada anak laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan, antara lain payudara tumbuh membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan disekitar alat kelamin, serta membesarnya panggul sedangkan ciri-ciri kelamin sekunder anak laki-laki adalah tumbuhnya kumis dan jambang, tumbuhnya rambut diketiak dan disekitar alat kelamin, serta dada menjadi lebih bidang (Proverawati dan Misaroh, 2009).
c. Perubahan Psikologi pada Remaja
Perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah: 1) Perubahan emosi sensitif atau peka, misalnya mudah marah,
menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas.
2) Perkembangan integelensia.
3) Cenderung mengembangkan cara pikir yang abstrak, suka memberi kritik.
16
perilaku ingin mencoba-coba
(Kumalasari dan Andhyantoro 2012). d. Faktor mempengaruhi perilaku Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja menurut Hunlock adalah:
1) Faktor dari dalam
Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan- perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh faktor dari dalam yang bersifat herediter yang diturunkan oleh orang tuanya, misalnya postur tubuh, bakat minat, kecerdasan, kepribadian, dan sebagainya.
2) Faktor dari luar
Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor - faktor yang berada dari luar individu yang mencakup berupa kondisi sekolah atau pendidikan formal yang cukup berperan terhadap perkembangan remaja dalam mencapai kedewasaannya.
3) Faktor dari masyarakat
3. Menarche
a. Pengertian
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa
terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Hal tersebut merupakan suatu tanda awal adanya perubahan seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila, serta lemak pada daerah pinggul (Proverawati dan Misaroh, 2009). Remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun dan mengalami
menarche rata-rata pada usia 12 tahun. Menarche adalah perdarahan
dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali (Marmi, 2014).
b. Fisiologi menarche
Fisiologi menarche diantaranya, meliputi:
1) Peningkatan pelepasan follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH) dari kelenjar hipofisis.
2) Pengenalan dan respons ovarium terhadap gonadrotopin sehingga memungkinkan terjadinya produksi steroid ovarium
18
3) Terbentuknya peraturan umpan balik positif pada kelenjar
hipotalamus dan hipofisis oleh estrogen
(Heffner dan Schust, 2008).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche
Beberapa faktor yang mempengaruhi menarche antara lain:
1) Aspek Psikologi yang menyatakan bahwa menarche merupakan bagian dari masa pubertas. Menarche merupakan suatu proses yang melibatkan sistem anatomi dan fisiologi dari proses pubertas yaitu sebagai berikut:
a) Diskresikannya hormon estrogen oleh ovarium yang distimulasi oleh hormon ptuitari.
b) Hormon estrogen menstimulasi pertumbuhan uterus.
c) Fluktuasi tingkat hormon yang dapat menghasilkan
perubahan suplai darah yang adekuat ke bagian endometrium
d) Kematian beberapa jaringan endometrium dari hormon ini dan adanya peningkatan fluktuasi suplai darah ke desidua.
2) Menarche dan kesuburan
datangnya kembali untuk mengukur tingkat kesuburan seorang wanita.
3) Pengaruh waktu terjadinya menarche
Menarche biasanya terjadi sekitar dua tahun setelah
perkembangan payudara. Namun akhir-akhir ini menarche terjadi pada usia yang lebih muda dan tergantung dari pertumbuhan individu tersebut, diet dan tingkat kesehatannya.
4) Menarche dan lingkungan sosial
Lingkungan sosial berpengaruh terhadap waktu terjadinya menarche. Lingkungan keluarga yang harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dan dapat mencegah terjadinya
menarche dini sedangkan anak yang tinggal ditengah-tengah
keluarga yang tidak harmonis dapat mengakibatkan terjadinya
menarche dini.
5) Umur menarche dan status sosial ekonomi
Menarche terlambat terjadi pada kelompok sosial
ekonomi sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan. Orang yang non-vegetarian menarchenya lebih awal dari pada yang vegetarian.
d. Tanda yang menyertai menarche
Beberapa tanda yang menyertai menarche antara lain: 1) Rasa tidak nyaman
20
3) Pegal-pegal di kaki dan pinggang untuk beberapa jam 4) Kram perut dan sakit perut
5) Perasaan suntuk,marah dan sedih (Erna, 2008). e. Reaksi Remaja Wanita terhadap Menarche
Reaksi remaja wanita terhadap datangnya haid pertama (menarche) terbagi menjadi 2, yaitu:
1) Reaksi negatif, yaitu seorang remaja wanita ketika dirinya memandang kurang baik terhadap munculnya menstruasi pertama yang mengalami keluhan-keluhan fisiologis maupun kondisi psikologis yang tak stabil.
2) Reaksi positif, yaitu individu yang mampu memahami, menghargai, dan menerima adanya menstruasi pertama sebagai tanda kedewasaan seorang wanita. Ditandai dengan konsep diri
(self concept) yang positif, yakni memiliki kemampuan untuk
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Health (2009), Proverawati dan Misaroh (2009)
Pengetahuan
1. Pengertian 2. Tingkat 3. Faktor
4. Cara Memeroleh
Remaja
1. Pengertian
2. Karakteristik perubahan fisik 3. Perubahan psikologis
4. Faktor perkembangan
Menarche
1. Pengertian 2. Fisiologis 3. Faktor
22
C. Kerangka Konsep Penelitian
: Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka konsep Penelitian Sumber : Riwidikdo (2013)
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif Kantitatif.
Deskriptif Kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Hidayat, 2014). Penelitian ini meneliti tingkat pengatahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Mubarok, 2007). Lokasi penelitian ini dilakukan di SD N 3 Plosorejo Purwodadi.
2. Waktu Penelitian
24
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Santjaka, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi kelas VI di SD N 3 Plosorejo Purwodadi sebanyak 30 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Santjaka, 2011). Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Hidayat, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Mubarok, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2014)
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala
Ukur Hasil Ukur yang berkaitan dengan
menarche pada lembar
26
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat – alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Hidayat, 2007). Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban (Hidayat, 2007).
Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup maksudnya dimana sudah terdapat pilihan jawabannya dan skala yang digunakan adalah skala Guttman, skala Guttman merupakan skala pengukuran dengan jawaban ya atau tidak, setuju atau tidak, benar atau salah sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia (Hidayat, 2014). Ada dua pernyataan dalam penskoran, yaitu pernyataan
favorable (positif) dan pernyataan unfovarable (negatif), kriteria penilaian
pada pernyataan favorable adalah skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Sedangkan penilaian pada pernyataan unfovarable adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah (Hidayat, 2014).
Tabel 3.2 Kisi – kisi Kuesioner Variabel
Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Item
Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana penelitian tersebut akan dilaksanakan (Riwidikdo, 2013). Uji coba instrument penelitian ini akan dilakukan di SD N 1 Jono Purwodadi.
1. Uji Validitas
28
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik product
moment, dengan rumus sebagai berikut :
ݎ ൌ
ேǤσ Ǥିσ Ǥσ ඥሼσ ଶିሺσ ሻ మሽሼσ ଶିሺσ ሻೊ మሽ
Keterangan :
r : koefisien korelasi x : pernyataan y : skor total xy : skor pernyataan N : jumlah sampel
Penghitungan dilakukan dengan rumus pearson product moment. Instrumen di katakan valid jika nilai Rhitung > Rtabel, yaitu Rhitung > 0,361. Uji validitas dilakukan di SD N 1 Jono dengan jumlah responden 30 orang. Penghitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS (Riwidikdo, 2013).
Hasil dari uji validitas didapatkan 32 soal valid dan 3 soal yang tidak valid. Nomor soal yang tidak valid ditandai dengan tanda bintang. Soal yang tidak valid akan dihapus didalam kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas dengan rumus koefisien reliabilitas alpha cronbach dengan bantuan program komputer SPSS yang dapat digunakan baik untuk instrumen yang jawabannya berskala maupun hanya bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan salah). Rumusnya adalah sebagai berikut :
ݎ
ଵଵୀ
݇ െ ͳ
݇
൨ ቈͳ െ
σ ܾܽ
ଶ
ܽ
ଶݐ
Keterangan
ݎͳͳ : Reabilitas instrumen
k : Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal
σߪܾʹ : Jumlah varian butir ܽʹݐ : Varian total
Kuesioner dinyatakan reliabel atau baik bila nilai alpa
cronbach’s dengan kriteria minimal 0,7 dengan menggunakan rumus
alpa cronbach, angket dikatakan baik apabila nilai alpa lebih dari 0, 7
(Riwidikdo, 2013).
Hasil dari uji reabilitas dengan rumus alpha cronbach yang dibantu oleh aplikasi SPSS yaitu dikatakan baik karena didapatkan hasil 0,860 yang diartikan bahwa nilai alfa cronbach lebih besar dari 0,7.
G. Teknik Pengumpulan Data
30
kelas VI di SD N 3 Plosorejo, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek atau subjek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2013). Data primer pada penelitian ini di dapatkan dari kuesioner yang langsung diisi oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari Kepala Bagian Tata Usaha untuk mengetahui jumlah siswi kelas VI di SD N 3 Plosorejo.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan Data
a. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum
editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner tersebut. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing dilapangan, semua data kuesioner dari responden terisi dengan lengkap.
b. Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Kode yang dipakai adalah angka yaitu 0 dan 1, untuk pernyataan positif (favorable) bila jawaban benar nilai 1 dan jawaban salah nilai 0, sedangkan untuk pertanyaan negatif (unfavorable) bila jawaban benar nilai 0 dan bila jawaban salah nilai 1. Pada penelitian ini peneliti melakukan coding dilapangan, semua data kuesioner dari responden terisi dengan lengkap.
c. Data Entry (Memasukan Data) atau Processing
Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak
32
d. Tabulasi
Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peniliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tabel, karena berguna untuk mempermudah dalam penyusunan kedalam instrumen.
e. Pembersihan Data (Cleaning)
Cleaning yaitu mengecek kembali data dari sumber data atau
responden untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan dan koreksi. Pada penelitian ini, peneliti bisa langsung mengecek atau meneliti kuesioner ditempat tersebut jika ada kesalahan kode atau ketidak lengkapan dalam mengisi. (Hidayat, 2007).
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat (Analisis Deskriptif ) yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari setiap variabel (Hidayat, 2007).
Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku
a. Pengetahuan baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Pengetahuan cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Pengetahuan kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai mean dan standard deviation yaitu :
1. Mean
Untuk mencarinilai rata-rata(means) di perolehdenganrumus : Rumus :
ൈൌ
σ ௫ Keterangan
X : Rata-rata (mean)
σݔ : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah maksimal yang harus di peroleh responden
2. Standard Deviation
34
Skor prosentase =
ே
ݔͳͲͲΨ
Keterangan:
n : Skor yang diperoleh responden
N : Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian kebidanan merupakan penting dalam penelitian, karena penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia, maka dari segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah :
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2014).
J. Jadwal Penelitian
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 3 Plosorejo yang terletak di Dukuh Ploso, Kelurahan Plosorejo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Secara umum, keadaan lingkungan SD N 3 Plosorejo terlihat bersih dan tertata rapi dengan luas ±16.608 m2. Batas sebelah timur, selatan dan utara dibatasi pemukiman penduduk sedangkan batas sebelah barat dibatasi oleh jalan raya. SD N 1 Plosorejo terdiri dari 6 ruang kelas, 1 kantor guru, 1 ruang perpustakaan, 1 sekolah TK, 1 mushola, 1 kantin, 1 kamar mandi siswa, 1 kamar mandi guru dan halaman. Jumlah siswa di SD N 3 Plosorejo adalah 298 siswa terdiri dari 146 siswa dan 152 siswi. Jumlah siswa kelas VI adalah 48 siswa, terdiri dari 18 siswa dan 30 siswi.
B. Hasil Penelitian
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Devisiasi
Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI SD Tentang Menarche
21, 7 4, 7
Sumber : SPSS (2013)
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas responden, berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2 Kuantitas Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI Tentang Menarche di SD N 3 Plosorejo.
No Kategori Jumlah Prosentase (%)
1 Baik 5 16,7
2 Cukup 18 60,0
3 Kurang 7 23,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer (2015)
Menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang
menarche di SD N 3 Plosorejo dengan kategori baik ada 5 responden
38
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan siswi kelas VI tentang
menarche di SD N 3 Plosorejo, didapatkan bahwa pengetahuan siswi tentang
menarche dalam kategori baik ada 5 responden (16,7%), kategori cukup ada
18 responden (60,0%), dan kategori kurang ada 7 responden (23,3%).
Kategori pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo dalam kategori cukup 18 responden (60,0%) memungkinkan faktor usia, pengalaman, lingkungan, informasi, sosial budaya dan ekonomi.
dan sosial ekonomi keluarga yang rendah sehingga pengetahuannya cukup tentang menarche.
Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Health (2009) yang menyebutkan bahwa kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang – orang tanpa melalui penalaran tentang yang dilakukan itu baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. Dengan baiknya tingkat pengetahuan siswi kelas VI SD tentang menarche diharapkan siswi siap dalam menghadapi menstruasi pertama. Reaksi positif terhadap menarche dapat dirasakan remaja putri sebagai indeks kedewasaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Micky Ardila Sari (2011), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan
Siswi Usia 10-12 Tahun Tentang Menarche di Sekolah Dasar Negeri 1 Sukoharjo Eromoko Wonogiri”, hasil penelitiannya yaitu dalam kategori baik
(23,3%), kategori cukup (66,6%), kategori kurang (10,0%), dan penelitian dari Puspita Ati (2009), dengan judul ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche Pada Siswi Sekolah Dasar Negeri III Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo”, diperoleh hasil dalam kategori baik (30,0%), kategori cukup (60,0%), kategori kurang (10,0%).
40
sosial budaya dan ekonomi sehingga sangat diperlukan tenaga kesehatan untuk memberi pemahaman dan informasi lebih baik tentang menarche.
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan, yaitu : 1. Kendala Penelitian
Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar sehingga harus mencari waktu diluar kegiatan pembelajaran.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Peneliti ini hanya mengukur tingkat pengetahuan siswi kelas VI SD tentang menarche. Jadi penelitian tidak melakukan intervensi secara langsung terhadap responden.
41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, perhitungan hasil dan pembahasan, maka penulis menyimpulkan bahwa hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3
Plosorejo termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 siswi (16,7%). 2. Tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3
Plosorejo termasuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 siswi (60,0%).
3. Tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo termasuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 7 siswi (23,3%).
42
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswi kelas VI SD tentang menarche, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Bagi Siswi
Diharapkan siswi lebih aktif mencari informasi tentang menarche baik dari orang tua, guru maupun media massa agar siswi lebih siap dalam menghadapi menarche dan tidak menimbulkan kecemasan.
2. Bagi SD N 3 Plosorejo
Diharapkan dapat memberikan penyuluhan dan menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat/ Puskesmas) untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya menarche.
3. Bagi Institusi Kampus
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk menambah bahan pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa serta pembaca khususnya tentang tingkat pengetahuan menarche.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ardila Sari, M. 2011.Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi Usia 10 – 13 Tahun
Tentang Menarche Di SD Negeri 1 Sinyoharjo Eromoko Wonogiri.
Surakarta. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah.
Ati, P. 2009. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang menarche pada siswi sekolah dasar Blimbing III Kecamatan Gatak Kabupaten
Sukoharjo. Surakarta. Fakultas Kedokteran Prodi IV Kebidanan
Universitas Sebelas Maret. KaryaTulis Ilmiah.
Erna. 2008. Menarche Pada Remaja Putri. Error! Hyperlink reference not valid. faktor - yang- mempengaruhi.
Health. 2009. Pengetahuan dan Faktor - faktor Yang Mempengaruhi. http://forbetterhealth.worddpress.com/2009/04/14/21 menarche pada -remaja
Jalal, A. 2010. Pengertian Pengetahuan (knowledge) (http:// forbetterhealth. wordpress. com/20/09/10//24/ pengertian – pengetahuan - knowledge.
Kumalasari, I dan Andhiyantoro, I. 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Mansur, H dan Budiarti, T. 2014. Psikologi ibu dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Nursalam. 2013. Pengertian Pengetahuan (knowledge) http:// forbetterhealth. wordpress. com/26/12/13//14/ pengertian – pengetahuan – knowledge..
Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. MENARCHE Menstruasi Pertama Penuh
Makna.Yogyakarta: Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
SDKI, 2012. http://www.kalyanamitra.or/2013/09/kesehatan-
reproduksi-remaja/8 agustus 2014.
Sensus Penduduk, 2010. Jumlah- penduduk –jawa-tengah (penduduk jawa tengah
–knowledge.
Santjaka, A. 2011. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.