• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Rilis LSI Korupsi dan Ketidakpercayaan Publik pd Penegak Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bahan Rilis LSI Korupsi dan Ketidakpercayaan Publik pd Penegak Hukum"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KETIDAKPERCAYAAN PUBLIK PADA

KETIDAKPERCAYAAN PUBLIK PADA

LEMBAGA PEMBERANTASAN

KORUPSI

KORUPSI

SURVEI OPINI PUBLIK NASIONAL

(2)

Latar Belakang

Latar Belakang

† Sejak reformasi, penegakan hukum yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi menjadi salah satu perhatian utama publik.

† Semangat di balik gerakan reformasi yang menumbangkan Orde

† Semangat di balik gerakan reformasi yang menumbangkan Orde Baru adalah semangat membersihkan negara ini dari KKN.

† Setelah sepuluh tahun reformasi, suara ketidakpuasan publik terhadap pemberantasan korupsi tidak banyak berubah, bahkan dalam setahun terakhir terdengar makin kuat

dalam setahun terakhir terdengar makin kuat.

† Bagaimana rakyat menilai kondisi korupsi di negara kita? Bagaimana penilaian mereka pada kinerja lembaga-lembaga terkait dengan pemberantasan korupsi, terutama kepolisian, kejaksaan KPK dan Pengadilan? Apakah rakyat masih percaya kejaksaan, KPK, dan Pengadilan? Apakah rakyat masih percaya pada profesionalisme dan integritas lembaga-lembaga tersubut?

† Untuk itu, LSI mengamati secara nasional bagaimna suara rakyat terhadap masalah-masalah tersebut.

Survei Nasional (Okt_10)

(3)

Metodologi

Metodologi

• Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

• Sampel: Jumlah sampel awal 2000, dan jumlah sampel akhir 1.824 karena responden terpilih tidak bersedia diwawancarai dan tidak ada di tempat. Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar +/-2.4% pada tingkat kepercayaan 95%.

pada tingkat kepercayaan 95%.

• Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden

• Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti

kesalahan berarti.

• Waktu wawancara lapangan 10-22 Oktober 2010.

Survei Nasional (Okt_10))

(4)

Prosedur Multistage Random

Sampling dalam pemilihan sampel

† Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi

† Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi, dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi.

† Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan.

† Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori

† Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan (kelurahan, 40%).

Survei Nasional (Okt_10))

(5)

Lanjutan

Lanjutan…

† Cluster 1: Di masing masing provinsi ditentukan jumlah

† Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahan

secara random sebagai primary sampling unit Berapa secara random sebagai primary sampling unit. Berapa desa atau kelurahan? Tergantung jumlah pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara dipilih 10 pemilih (5 laki laki, dan 5 perempuan) secara random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 17%, dan di NTB 2%, maka kalau di Jabar dipilih 17 desa/kelurahan, di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan, dst.

d d p a ya desa/ e u a a , dst

† Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masing dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masing-masing RT akan dipilih secara random dua Keluarga.

Survei Nasional (Okt_10))

(6)

Lanjutan

Lanjutan…

† Cluster 3: Di masing masing RT terpilih populasi

† Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi

keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2

keluarga.

† Di masing masing keluarga terpilih kemudian didaftar

† Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi responden di antara mereka. siapa yang akan menjadi responden di antara mereka.

† Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah

responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki

harus laki laki.

Survei Nasional (Okt_10))

(7)

Flowchat penarikan sampel

Flowchat penarikan sampel

Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional

Desa/kelurahan di tingkat

Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional

Ds 1 Ds n RT dengan cara random

Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK KK1 KK2

Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan

Laki-laki Perempuan

7

(8)

Sumber Dana

Sumber Dana

†

Survei ini dibiyai oleh Yayasan

Pengembangan Demokrasi Indonesia

Pengembangan Demokrasi Indonesia

(YPDI), pendiri Lembaga Survei

Indonesia (LSI)

Indonesia (LSI).

Survei Nasional (Okt_10))

(9)
(10)

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN

KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS

Laki-laki 49.1 50.0 Islam 86.9 88.2 P 50 9 50 0 K t lik/P t t 10 2 8 9

AGAMA GENDER

Perempuan 50.9 50.0 Katolik/Protestan 10.2 8.9 Lainnya 2.9 2.9 Pedesaan 59.4 59.4

Perkotaa 40.6 40.6 Jawa 42.3 41.6

ETNIS DESA-KOTA

Sunda 16.8 15.4 Melayu 4.9 3.4 Madura 3.2 3.4 Bugis 2.5 2.5 Bugis 2.5 2.5 Betawi 1.3 2.5 Minang 2.7 2.7 Lainnya 26.3 28.5

Survei Nasional (Okt_10)

(11)

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN

PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN

KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS

NAD 2.4 2.0 BALI 1.5 1.5

SUMATERA UTARA 7.3 5.8 NTB 3.5 2.0

SUMATERA BARAT 2 4 2 1 NTT 2 0 2 0

PROVINSI PROVINSI

SUMATERA BARAT 2.4 2.1 NTT 2.0 2.0

RIAU 2.4 2.2 KALIMANTAN BARAT 2.0 1.9

JAMBI 1.6 1.3 KALIMANTAN TENGAH 1.0 0.9

SUMATERA SELATAN 4.3 3.3 KALIMANTAN SELATAN 1.6 1.5

BENGKULU 0.8 0.8 KALIMANTAN TIMUR 1.1 1.4

BENGKULU 0.8 0.8 KALIMANTAN TIMUR 1.1 1.4

LAMPUNG 3.3 3.3 SULAWESI UTARA 1.2 1.0

BANGKA BELITUNG 0.6 0.5 SULAWESI TENGAH 0.9 1.1

KEPULAUAN RIAU 0.6 0.6 SELAWESI SELATAN 3.5 3.4

DKI JAKARTA 2.6 3.3 SULAWESI TENGGARA 0.9 0.9

JAWA BARAT 17.2 17.2 GORONTALO 0.5 0.4

JAWA TENGAH 15.5 14.8 SULAWESI BARAT 0.5 0.5

DI YOGYAKARTA 1.5 1.5 MALUKU 0.2 0.6

JAWA TIMUR 16.5 16.4 MALUKU UTARA 0.4 0.5

BANTEN 3 8 4 1 PAPUA 0 9 1 2

BANTEN 3.8 4.1 PAPUA 0.9 1.2

IRJABAR 0.2 0.3

Survei Nasional (Okt_10)

(12)

Kondisi Makro Penegakan

H k

(13)

Trend Kondisi penegakan hukum

Trend Kondisi penegakan hukum

secara nasional (%)

6 0

Dalam 6 tahun terakhir, 2010 cenderung pada titik terendah penilaian publik terhadap kondisi penegakan hukum.

Survei Nasional (Okt_10)

13 .

(14)

Ti

k t k

i

i

l (%)

Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan tingkat korupsi di negara kita? Apakah sangat tinggi

Tingkat korupsi secara nasional (%)

90 100

Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan tingkat korupsi di negara kita? Apakah sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah?

47.2

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Tidak tahu/tidak

jawab

.

Warga pada umumnya merasakan bahwa korupsi di negeri ini tinggi atau sangat tinggi.

Survei Nasional (Okt_10)

14

(15)

Bagaimana kinerja pemerintah dalam memberantas Bagaimana kinerja pemerintah dalam memberantas

korupsi?…(%)

70 6

83.7 80

90

Century, Kasus Cicak-Bulan madu

Pilpres

70.6

54.6 56.2

50 60

70

Cicak-Buaya

Baik atau sangat baik Baik atau sangat baik

Secara umum publik menilai bahwa kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi semakin buruk

memberantas korupsi semakin buruk.

Survei Nasional (Okt_10)

(16)

PENILAIAN PUBLIK ATAS INTEGRITAS

APARAT LEMBAGA PEMBERANTASAN

(17)

Integritas

Integritas

†

Penilaian atas integritas aparat lembaga

†

Penilaian atas integritas aparat lembaga

pemberantasan korupsi adalah penilaian terutama

atas korup atau tidak korupnya aparat, dan

independen atau tidak independennya aparat dari

independen atau tidak independennya aparat dari

berbagai tekanan dan suap kelompok kepentingan,

terutama pengusaha dan politisi. Untuk itu digunakan

tiga pengukuran untuk menilai aparat dari empat

tiga pengukuran untuk menilai aparat dari empat

lembaga yang berwenang untuk pemberantasan

korupsi: kepolisian, kejaksaan, KPK, dan pengadilan.

Survei Nasional (Okt_10)

(18)

Pengukuran

Pengukuran

† Kinerja lembaga berikut dalam mencegah aparatnya

† Kinerja lembaga berikut dalam mencegah aparatnya melakukan korupsi: Sangat baik, baik, buruk, atau sangat buruk.

† Kinerja lembaga berikut untuk membuat aparatnya

† Kinerja lembaga berikut untuk membuat aparatnya independen dari pengaruh suap atau tekanan dari

berbagai kelompok masyarakat termasuk pengusaha: Sangat baik baik buruk atau sangat buruk

Sangat baik, baik, buruk, atau sangat buruk.

† Kinerja lembaga berikut untuk membuat aparatnya

independen dari pengaruh suap atau tekanan dari politisi atau partai: Sangat baik baik buruk atau sangat

atau partai: Sangat baik, baik, buruk, atau sangat buruk.

†

Skoring: % baik dan sangat baik minus % buruk dan

t b

k 100 /d 1 b

k 1 100 b ik

sangat buruk = -100 s/d – 1: buruk, 1-100: baik

Survei Nasional (Okt_10)

(19)

Integritas Lembaga-lembaga

Penegak Hukum (Baik – buruk) (%)

15

Kepolisian Kejaksaan Pengadilan KPK

Partai/politisi

Hanya KPK yang dinilai baik, selain institusi KPK dinilai buruk Hanya KPK yang dinilai baik, selain institusi KPK dinilai buruk

Survei Nasional (Okt_10)

(20)

Integritas Lembaga-lembaga

Penegak Hukum (-100 s/d + 100)

15 15

20

5 10 5

5 0 5

Kepolisian Kejaksaan Pengadilan KPK

-10 -5

-18.3 -17.6

-15 -20

-15

Survei Nasional (Okt_10)

(21)

Temuan

Temuan

†

Dari empat lembaga hanya KPK yang

†

Dari empat lembaga, hanya KPK yang

aparatnya dinilai punya integritas.

Sementara aparat kepolisian, kejaksaan,

Se

e ta a apa at epo s a , eja saa ,

dan pengadilan dinilai tidak punya

integritas, atau integritasnya buruk.

†

Lembaga-lembaga tersebut tidak mampu

mencegah aparatnya dari tindakan korupsi,

dan dari tekanan atau suap dari kelompok

dan dari tekanan atau suap dari kelompok

kepentingan masyarakat, termasuk

pengusaha, dan dari politisi atau partai

pengusaha, dan dari politisi atau partai

politik.

Survei Nasional (Okt_10)

(22)
(23)

Seberapa adil Jaksa dalam menuntut

Hukuman bagi koruptor?

Sejauh ini, menurut Ibu/Bapak seberapa adil atau tidak adil jaksa dalam menuntut hukuman bagi koruptor di pengadilan?

100

Sangat adil Cukup adil Kurang adil Sangat tidak adil Tidak tahu/tidak jawab

Sejauh ini lebih banyak yang merasa jaksa tidak adil dalam menuntut hukuman bagi koruptor

Survei Nasional (Okt_10)

(24)

Seberapa adil Hakim dalam

menghukum koruptor di pengadilan?

Sejauh ini, seberapa adil atau tidak adil hakim dalam menghukum koruptor di pengadilan?

100

Sangat adil Cukup adil Kurang adil Sangat tidak adil Tidak tahu/tidak jawab

Sejauh ini lebih banyak yang menilai bahwa hakim juga dinilai tidak adil dalam menjatuhkan hukuman pada para koruptor.

Survei Nasional (Okt_10)

(25)

Hukuman bagi koruptor

Hukuman bagi koruptor

Secara umum, lepas dari jabatan dan jumlah korupsi yang dilakukan, seberapa berat seharusnya seorang koruptor dihukum untuk menciptakan rasa takut melakukan korupsi di

negara kita?

100

Dihukum mati Dihukum seumur hidup

Dihukum 20 tahun

Dihukum 5-10 tahun

Dihukum di bawah 5

Tidak tahu/tidak tahun jawab

.

Koruptor umumnya dihukum di bawah 5 tahun, dan hukuman ini Mencedrai hamir semua rakyat.

Survei Nasional (Okt_10)

25

(26)

Hukuman bagi pejabat tinggi

yang melakukan korupsi

Seberapa berat pejabat tinggi atau tertinggi negara seperti Presiden, wakil presiden, anggota DPR, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pejabat Bank Indonesia, aparat penegak

hukum seperti hakim, jaksa, dan polisi, yang terbukti melakukan korupsi harus dihukum?

100

Dihukum mati Dihukum seumur hidup

Dihukum 20 tahun

Dihukum 5-10 tahun

Dihukum di bawah 5

Tidak tahu/tidak tahun jawab

.

Survei Nasional (Okt_10)

(27)

TEMUAN

TEMUAN

†

Polisi jaksa dan hakim dinilai tidak punya integritas

†

Polisi, jaksa, dan hakim dinilai tidak punya integritas.

Mereka dipercaya korup dan tidak kebal dari suap.

†

Penuntutan jaksa pada seorang yang didakwa

l k k

ti d k

k

i d

h k

melakukan tindakan korupsi, dan hukuman yang

dijatuhkan hakim terhadapnya sejauh ini dinilai

kurang atau tidak adil.

†

Rakyat sangat kecewa, dan karena itu mereka

menginginkan koruptor dihukum seberat-beratnya

untuk menciptakan rasa takut terhadap perbuatan

p

p p

korupsi.

†

Mayoritas rakyat menghendaki agar koruptor dihukum

setidaknya seumur hidup.

setidaknya seumur hidup.

Survei Nasional (Okt_10)

(28)

Kesimpulan

Kesimpulan

†

Rakyat menilai bahwa penegakan hukum secara

†

Rakyat menilai bahwa penegakan hukum secara

umum di negara kita semakin buruk.

†

Hampir semua rakyat merasakan begitu banyak

k

i di

i i

korupsi di negara ini.

†

Sejalan dengan itu rakyat menilai bahwa kinerja

pemerintah dalam upaya memberantas korupsi

cenderung semakin buruk.

†

Publik menilai bahwa aparat-aparat penegak hukum

tidak punya integritas. Lembaga-lembaga mereka

tidak punya integritas. Lembaga lembaga mereka

tidak mampu mencegah mereka dari tindakan korupsi

dan dari suap.

†

Hukuman terhadap koruptor sejauh ini dinilai tidak

†

Hukuman terhadap koruptor sejauh ini dinilai tidak

adil.

Survei Nasional (Okt_10)

(29)

Lanjutan

Lanjutan …

†

Rakyat umumnya menginginkan koruptor

†

Rakyat umumnya menginginkan koruptor

dihukum seberat-beratnya,

setidak-tidaknya dihukum seumur hidup untuk

t da

ya d u u

seu

u

dup u tu

menciptakan efek jera atau rasa takut

melakukan tindakan korupsi.

†

Apakah aparat dan lembaga-lembaga

terkait mau mendengarkan keinginan

rakyat ini?

rakyat ini?

†

Jangan sampai kekecewaan dan kemarahan

rakyat membuat mereka melakukan

rakyat membuat mereka melakukan

penghakiman sendiri pada para koruptor.

Survei Nasional (Okt_10)

(30)

Jl. Lembang Terusan D-57, Menteng - Jakarta Pusat 10310 Telp. (021) 391 9582, Fax (021) 391 9528

Referensi

Dokumen terkait

F.P; Kartika 2015) dan berdasarkan hasil analisis SEM pada permukaan paduan (Erryani, A; Lestari, F.P; Annur, D Kartika, I; Sriyono 2015), kenaikan laju korosi pada paduan

Sampel yang digunakan adalah Quota sampling yaitu sampel dikumpulkan sampai mencapai jumlah yang diinginkan, jumlah sampel yang diinginkan adalah 50 responden persalinan

Permainan mencari harta karun merupakan permainan yang dilakukan dengan tujuan mencari benda yang disembunyikan (Hidden Object). Secara umum permainan mencari harta

Dengan adanya sistem kotak sampah otomatis tersebut agar menjadi efektif serta efisien, karena ketika manusia membuang sampah maka akan secara otomatis tutup

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “TAKTIK IMPRESSION MANAGEMENT SANDIAGA UNO MELALUI AKUN

Telah dipelajari bioassay H-3 dalam urin dengan destilasi reflux. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metoda bioassay H-3 dalam urin, dalam rangka

Menurut Haeruman dalam Coutirie (1988) disebutkan bahwa salah satu pendekatan yang dapat berperan besar dalam penggunaan sumber daya alam adalah tata ruang. Salah

Selanjutnya, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian ( research questions ) sebagai berikut. Apakah diskrepansi harapan-persepsi guru terhadap pengembangan/pemeliharaan