• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paperta Paper Fiji National S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paperta Paper Fiji National S"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGELOLA PUBLIKASI

INFORMASI REKLAME KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN MAPSERVER

Paulus Saritosa, Ary Mazharuddin S. S.Kom, M.Comp.Sc

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email : suketi @gmail.com

Abstrak - Informasi reklame saat ini terutama billboard menjadi hal penting dalam publikasi sebuah industri. Pada penerapannya tidak banyak yang tahu lokasi lokasi mana saja yang dapat di gunakan atau di pasang sebuah reklame. Karena ketidak tahuan itu terkadang banyak pihak yang memasang reklame secara ilegal sehingga mengganggu tata ruang kota di sertai banyaknya reklame billboard yang telah habis ijin operasionalnya dan tidak segera di tangani.

Aplikasi berbasis web ini bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat dan pengusaha pada khususnya tempat dimana saja yang bisa di pasangi sebuah reklame billboard. Dengan menggunakan teknologi mapserver, khalayak umum akan mengetahui titik lokasi reklame berada melalui peta. Mapserver akan mengolah data spasial dan data reklame yang ada untuk di tampilkan dalam sebuah layer peta. Peta juga di sertai dengan skala grafis, navigasi, legenda dan tentu pula nama jalan yang ada.

Penggunaan mapserver dan pemanfaatan teknologi peta sangat aplikatif untuk menampilkan informasi titik lokasi reklame yang tersebar sehingga dapat di ketahui oleh umum.

Kata kunci: Reklame Billboard, Data Spasial, Mapserver

1. Pendahuluan

Saat ini setiap event yang ingin acaranya sukses akan banyak melakukan cara promosi, begitu juga dengan suatu produk barang, apabila produk barang tersebut ingin di kenal masyarakat luas maka salah satu cara adalah dengan media reklame. Pemasangan papan reklame pada setiap tempat tidak boleh sewenang wenang. Oleh karena itu pemasangan reklame harus mendapat ijin dari Dinas Kota yang mempunyai wewenang untuk menangani perijinan tersebut.

Namun masalahnya publik sering tidak tahu dimana saja lokasi yang tepat untuk di jadikan tempat pemasangan baliho, poster, spanduk atau reklame yang lain. Hal ini menyebabkan publik menjadi enggan untuk memasang reklame di suatu tempat. Banyak juga pemasangan reklame yang tidak menaati peraturan atau pemasangannya di sembarang tempat. Reklame ilegal seperti ini sangat mengganggu, terlebih lagi karena menggunakan tempat yang sudah di pasangi oleh reklame dari pihak lain.

Informasi yang di dapat oleh pengguna berupa peta yang menunjukkan tempat mana saja yang bisa di pasangi sebuah reklame. Penggunaan peta sangat efektif karena pengguna akan mengetahui secara detail dimana lokasi tersebut berada. Pengguna juga akan mendapat legenda peta, informasi tempat pemasangan reklame tersebut secara detail. Sistem informasi dengan teknologi pemetaan digital di kerjakan menggunakan data spasial.

Oleh karena itu dalam tugas akhir ini, pengusul mengajukan pembuatan sebuah aplikasi informasi desain geografis pemasangan reklame pada kota surabaya. Aplikasi ini akan digunakan untuk mengakses hasil pengolahan data yang sebelumnya telah dilakukan di server untuk kemudian ditampilkan kepada pengguna sebagai informasi tempat pemasangan iklan mana saja yang bisa di gunakan.

2. Dasar Teori

Berikut merupakan dasar teori yang berkaitan dengan perangkat lunak yang di implementasikan.

2.1 Web GIS

GIS yang merupakan singkatan dari Geographic Information System, secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif dalam suatu informasi berbasis geografis. Arsitektur minimum sebuah sistem web GIS digambarkan pada gambar 2.1 seperti yang terlihat di bawah ini:[1]

Gambar 2.1 Arsitektur Minimum Web GIS

(2)

mengatur komunikasi dengan komponen server side GIS. Komponen server side GIS bertanggung jawab terhadap koneksi kepada database spasial seperti menerjemahkan query kedalam SQL dan membuat representasi yang diteruskan ke server. 2.2 Data Spasial

Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi.

Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya. Contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan per tahun, dsb.[2]

Dalam GIS, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu:[2] 1. Vektor : Dalam data format vektor, bumi

direpresentasikan sebagai garis (arc atau line), polygon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik atau point.

2. Raster : Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel.

2.3 Database Spasial

Pengertian dari database spasial adalah database yang dioptimalkan untuk menyimpan data dan melakukan query data yang berhubungan dengan obyek dalam ruang termasuk garis, titik, dan polygon. Database spasial mendukung operasi spasial seperti pengukuran spasial dan menciptakan fitur baru dengan query SQL menentukan vertex (titik-titik node) yang dapat membuat garis. - PostgreSQL : merupakan object-relational

database management system (ORDBMS). PostgreSQL bersifat open source juga mendukung penyimpanan database spasial dengan menggunakan postgis sebagai ekstensinya. PostgresSQL berbasis Client/Server. Setiap session pada PostgreSQL terdiri dari beberapa proses, yaitu proses pada server, mengatur file database, menerima koneksi dari client ke database, serta melakukan kegiatan yang diminta oleh client dan aplikasi user/client yang ingin melakukan operasi-operasi database.[3]

- Postgis : extension dari PostgreSQL yang bersifat object relational database server yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan fitur GIS dalam database server.[4]

2.4 Mapserver

MapServer merupakan aplikasi freeware dan open source untuk menampilkan data spasial (peta) di web. Cara kerja MapServer ditunjukkan seperti pada gambar 2.2 di bawah ini.

Client

Gambar 2.2 Cara Kerja Mapserver

Konfigurasi mapserver terdiri dari konfigurasi antara mapscript dan mapfile. Proses dari cara kerja mapserver diawali dengan request dari client ke server. Web server akan menjalankan fungsi-fungsi yang ada dalam library mapscript. Dengan perantara mapfile sebagai pengatur setting dari data yang akan ditampilkan, mapscript akan memprosesnya sesuai request dari client kemudian menyimpannya ke dalam bentuk file gambar. File gambar ini kemudian akan di load ke client dalam bentuk object image HTML. MapServer menggunakan file *.map sebagai file konfigurasi peta. File ini akan berisi komponen tampilan peta seperti definisi layer, definisi proyeksi peta, pengaturan legenda, skala dan sebagainya.Gambar 2.3 menunjukkan contoh kerangka sebuah file *.map dalam bentuk hirarki :

Gambar 2.3 Hirarki pada file Map

(3)

LAYER

CONNECTIONTYPE postgis NAME "roads"

CONNECTION " dbname=thedb host=theserver port=theport

user=theuse

password=thepass"

DATA "the_geom from roads USING UNIQUE gid USING SRID=4326"

STATUS DEFAULT TYPE LINE CLASS STYLE

COLOR 0 0 0 END

END END

Gambar 2.4 Koneksi layer file map ke database

MapScript adalah antarmuka pemrograman MapServer. MapScript tersedia dalam bahasa pemrograman PHP berorientasi objek. Antarmuka MapScript menggunakan bahasa pemrograman PHP, atau biasa disebut dengan PHP/MapScript. PHP/MapScript memungkinkan untuk melakukan akses terhadap MapScript API (Application Programing Interface) dari lingkungan PHP, dengan menggunakan berbagai kelas PHP. PHP/MapScript tersedia sebagai sebuah modul PHP, dalam bentuk shared object pada platform Linux.[5]

2.5 P. Mapper

P.mapper merupakan suatu framework yang menawarkan fungsi luas dan berbagai konfigurasi untuk memfasilitasi setup dari aplikasi MapServer berbasis PHP/ MapScript. Beberapa fungsi yang ditawarkan diantaranya adalah:

- Menggunakan prinsip Object Oriented dengan bahasa javascript

- Mendukung layer berbasis shapefile dan postGIS

- Terdapat legenda peta dan tampilan tree view untuk menampilkan list dari layer yang ingin ditampilkan. Tampilan P.Mapper terlihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Tampilan P.Mapper

Beberapa fungsi yang di tawarkan di antaranya adalah :

- Menggunakan prinsip Object Oriented dengan

- Mendukung layer berbasis shapefile dan postgis.

- Terdapat legenda petadan tampilan tree view untuk menampilkan list dari layer yang ingin di tampilkan.

3. Metodologi

Berikut ini merupakan ringkasan penjelasan hal hal yang berkaitan dengan perancangan sistem yang akan di buat pada aplikasi ini.

3.1 Arsitektur Sistem

Web GIS ini merupakan aplikasi berbasis web yang terdiri atas client dan server dimana yang berlaku sebgai client adalah web browser pada suatu komputer. Data reklame dan data spasial akan disimpan ke database yang terletak pada komputer server, yang kemudian dapat diakses oleh client. Bentuk umum arsitektur aplikasi web GIS berbasis MapServer dapat dilihat pada gambar 3.1:

Database Web Server MapServer Client

Server

Web Browser

Request Response

Spatial Text

Gambar 3.6 Arsitektur Sistem

Pada gambar 3.1, interaksi antar client dengan server berdasarkan skenario request dan respon. Web browser di sisi client mengirim request ke web server. Karena web server tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh web server ke MapServer. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui web server terbungkus dalam bentuk file HTML dan gambar. File gambar ini kemudian akan di load ke client dalam bentuk object image HTML.

3.2 Use Case Diagram

(4)

Gambar 3.7 Use Case Sistem

3.3 Struktur Database

Perancangan basis data aplikasi menggunakan perancangan model konseptual basis data seperti yang terlihat pada gambar 3.3

Gambar 3.8 Model Basis data Aplikasi

4. Implementasi Sistem

Salah satu implementasi sistem adalah membuat file *.map. File map yang digunakan diberi nama misalnya reklame.map. Berikut ini merupakan salah satu dari konfigurasi layer surabaya_kecamatan yang ada dalam file reklame.map.

LAYER

NAME 'surabaya_kecamatan' TYPE POLYGON

TEMPLATE "void"

EXTENT 208173.770318 686712.079688 240255.260932 705167.732812

CONNECTIONTYPE postgis

CONNECTION "dbname='reklame'

host=localhost port=5432 user='tosa' password='123' sslmode=disable"

DATA "the_geom from (select the_geom, id_kecamatan, kecamatan from surabaya_kecamatan) AS new_tab USING UNIQUE id_kecamatan USING srid=4326"

Gambar 4.9 Layer surabaya_kecamatan

Berikut ini merupakan konfigurasi koneksi dan query untuk menampilkan titik-titik kisaran lokasi reklame pada peta beserta metadatanya

CONNECTIONTYPE postgis

CONNECTION "dbname='reklame'

host=localhost port=5432 user='tosa'

password='123' sslmode=disable"

DATA "the_geom from (Query untuk menampilkan titik reklame beserta atributnya) AS new_tab USING UNIQUE gid USING srid=4326"

METADATA

'ows_title' 'reklame' "DESCRIPTION" "reklame"

"RESULT_FIELDS" "data kolom pada database"

"RESULT_HEADERS" "header kolom" "LAYER_ENCODING" "UTF-8"

Gambar 4.10 Koneksi dan query data reklame

Pada saat memasukkan data reklame baru di perlukan suatu koordinat point pada layer. Berikut merupakan pseudocode untuk mengetahui koordinat x dan y

opendialog_koordinat (x,y) {

Initial variabel point_lon dan point lat

var point = geocoordinat (koordinat x, koordinat y)

var point_x = ambil

koordinat_pointx() dan lakukan pembulatan decimal;

var point_y = ambil

koordinat_pointy() dan lakukan pembulatan decimal;

Gambar 4.11 pseudocode koordinat x dan y

Kemudian selanjutnya adalah membuat titik reklame dan memasukkan datanya. Berikut pseudocodenya

list(input kolom, input nilai) = mendapatkan kolom textfield beserta nilainya();

variabel val = query untuk membuat point dan mengeset SRID;

jika (angka srid_geom tidak sama dengan angka srid_map) Maka

variabel val = melakukan

transformasi SRID pada kolom the_geom; memasukkan nilai ke array(input kolom, input the_geom);

memasukkan nilai ke aray(input val); $sql = query untuk melakukan insert dengan nilai dari masing masing textfield;

Gambar 4.12 Memasukkan data lokasi reklame

Berikut ini merupakan pseudocode untuk menampilkan data reklame yang ada pada gridtabel

variabel sql = sintaks query

variabel result = execute(koneksi, sql)

fungsi logcall (result) //fungsi untuk mengconvert menjadi xml

header xml

while (variabel row = fetch_array (result)){

row[kolom] }

Gambar 4.13 menampilkan data reklame

(5)

CREATE OR REPLACE VIEW statusreklame AS SELECT gid, nama_reklame, isi_reklame, tanggal_pasang, tanggal_selesai, id_tipe, pengguna, id_jenis, id_biro, lokasi,

CASE

WHEN (reklame.tanggal_selesai -date(now())) > 0 THEN 'berlaku'::text

ELSE 'expired'::text

END AS status, r.point_x, point_y, the_geom

FROM reklame

ORDER BY reklame.gid;

Gambar 4.14 query view statusreklame

5. Uji Coba dan Evaluasi

Pada bagian ini akan dibahas mengenai uji coba dan evaluasi perangkat lunak. Pembahasan meliputi uji coba, penjelasan mengenai skenario pengujian dan hasil uji coba. Perangkat lunak ini diuji coba dari segi fungsionalitas dan performa ketika dijalankan.

5.1 Uji Coba Fungsionalitas

Uji coba ini dilakukan untuk melihat apakah fungsi-fungsi dasar dari perangkat lunak ini berjalan sebagaimana mestinya atau tidak. Hasil uji coba ditunjukkan melalui tampilan dari aplikasi web gis yang diakses melalui web browser. Pada gambar 5.1 merupakan proses melihat data reklame dalam gridtabel beserta fitur pencariannya

Gambar 5.15 Melihat Data Reklame

Apabila ingin melihat peta dapat mengklik link ‘lihat peta’ di bagian paling kanan gridtabel dan akan terlihat peta digitasi seperti pada gambar 5.2

Gambar 5.16 Melihat titik lokasi reklame

Apabila ingin memasukkan data reklame baru, terlebih dahulu pengguna harus login sebagai admin.

Gambar 5.17 Proses login admin

Setelah dapat login akan terlihat seperti gambar 5.4

Gambar 5.18 Halaman utama admin

Gambar 5.19 Input lokasi reklame

Admin dapat membuat titik lokasi reklame pada peta dan memasukkan data seperti yang terlihat pada gambar 5.5 kemudian admin dapat melakukan perubahan data reklame apabila terdapat reklame yang telah habis masa berlakunya dan di pasang dengan content yang baru. Tampilan halaman editreklame terlihat seperti pada gambar 5.6

Gambar 5.20 Halaman edit data reklame

(6)

Gambar 5.21 Form edit reklame

Pencarian titik reklame di lakukan dengan cara memasukkan nama reklame. Setelah klik tombol pencarian maka akan muncul info reklame yang di cari seperti pada gambar 5.8

Gambar 5.22 Pencarian lokasi reklame

5.2 Uji coba performa

Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui performa perangkat lunak dalam melakukan fungsi fungsi yang terdapat di dalamnya. Ada 2 skenario uji coba performa yang akan dilakukan antara lain:

Melakukan uji coba terhadap waktu penggambaran layer peta sampai terbentuk output gambar peta pada URL dengan menggunakan package mapserver bin shp2img.

Melakukan uji coba terhadap waktu load halaman map.phtml sampai muncul peta pada panel dengan menggunakan plugin mozilla firebug.

Akan dilakukan perbandingan performa pada tiap jenis uji coba antara peta dan data kecelakaan yang berasal dari database dan langsung dari shapefile. 5.2.1 Uji coba performa terhadap waktu

penggambaran layer peta

Uji coba dilakukan dengan mengunakan package mapserver bin shp2img untuk mendapatkan waktu penggambaran layer peta sampai terbentuk output gambar peta pada URL. Skenario Uji Coba dengan data peta berasal dari database dan shapefile

Uji coba dilakukan dengan mendapatkan waktu penggambaran layer peta dengan data peta yang berada di database dan shapefile. Waktu penggambaran dihitung pada setiap penggambaran layer peta. Dari 10 kali uji coba yang di lakukan dapat di ambil data sebagai berikut :

Tabel 5.1 Uji coba performa terhadap waktu penggambaran layer peta

Proses waktu untuk penggambaran

layer peta

Waktu (detik)

database shapefile

Uji coba 1 4.504 2.175

Uji coba 2 3.457 2.165

Uji coba 3 3.447 2.146

Uji coba 4 3.441 2.151

Uji coba 5 3.512 2.112

Uji coba 6 3.587 2.172

Uji coba 7 3.503 2.184

Uji coba 8 3.495 2.182

Uji coba 9 3.503 2.153

Uji coba10 3.566 2.167

Rata rata 3.602 2.161

5.2.2 Uji Coba Performa terhadap Waktu Load Halaman Peta

Uji coba dilakukan dengan menggunakan plugin firebug untuk mendapatkan waktu load halaman map.phtml sampai muncul peta pada panel. Uji coba di lakukan dengan membuka halaman web gis pada localhost pada jam 11.00-12.00.

Skenario Uji Coba dengan data peta berasal dari database dan shapefile

Uji coba performa ini dilakukan untuk mengetahui seberapa lama browser akan menampilkan peta pada halaman map.phtml jika data peta diambil dari database dan shapefile. Uji coba akan dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk mengetahui perbedaan waktu load halaman peta dengan data peta berasal dari database atau shapefile. Dari 10 uji coba yang dilakukan, dapat diambil data sebagai berikut :

Tabel 5.2 Uji Coba Performa terhadap Waktu Load Halaman Peta

Proses waktu untuk penggambaran

layer peta

Waktu (detik) database shapefile

Uji coba 1 2.17 3.73

Uji coba 2 2.04 1.64

Uji coba 3 2.31 2.04

Uji coba 4 3.92 1.68

Uji coba 5 5.3 1.96

Uji coba 6 5.37 1.93

Uji coba 7 2.84 2

Uji coba 8 3.04 3.41

Uji coba 9 5.38 1.96

Uji coba10 5.56 1.83

Rata rata 3.793 2.218

(7)

yang diambil dari database lebih lama jika dibandingkan dengan dengan penggambaran layer peta dengan data yang diambil dari shapefile. Begitu juga dengan waktu load halaman peta dengan data yang diambil dari database lebih lambat dari waktu load halaman peta dengan data yang diambil dari shapefile. Hal ini disebabkan adanya waktu yang digunakan dalam koneksi database, transformasi data, dan pengiriman data antara database dan Mapserver. Untuk peta yang relatif terdiri dari sedikit fitur dan data, waktu yang diperlukan untuk penggambaran peta dari sumber data dalam database dengan bantuan postgis dapat lebih cepat. Namun untuk peta yang memiliki kepadatan fitur dan data yang tinggi, waktu yang diperlukan untuk penggambaran peta dari sumber data dalam database dengan bantuan postgis selalu lebih lambat.

6. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan selama perancangan, implementasi perangkat lunak yang dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Telah di implementasikan sebuah aplikasi berbasis web dengan menggunakan arsitektur aplikasi web berbasis mapserver sehingga dapat mengakses data spasial dan dapat melakukan proses update informasi reklame.

2. Data yang di gunakan mapserver untuk menampilkan halaman layer dapat di ambil dari database.

3. Berdasarkan hasil ujicoba, dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk penggambaran layer peta dengan data peta yang diambil dari database lebih lama jika dibandingkan dengan dengan penggambaran layer peta dengan data yang diambil dari shapefile.

7. Daftar Pustaka

[1] Charter, Denny. 2004. Desain dan Aplikasi GIS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. [2] Puntodewo, A., Dewi S., dan Tarigan J. 2003.

Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam. Bogor Barat: Center for International Forestry

Research.

[3] PostgreSQL, Development Team. 2010. PostgreSQL 8.4.3 Documentation, <URL:

http://www. postgresql .org/>

[4] Postgis, Team. 2010. Postgis 1.5.1 Manual,

<URL: http:// postgis .refractions.net/>. [5] Nuryadin, Ruslan. 2005. Panduan

Gambar

Gambar 2.1 Arsitektur Minimum Web GIS
Gambar Disimpan
Gambar 2.4 Koneksi layer file map ke database
Gambar 3.7 Use Case Sistem
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kode yang berwujud bahasa Ambon merupakan kode bahasa daerah yang digunakan dalam interaksi sosial komunitas tutur Pasar Baruga. Hal tersebut terjadi karena di Pasar

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif nilai investasi, nilai upah dan nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri mebel di

Berdasarkan penelitian Mochizuki maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol kulit buah apel terhadap penurunan

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui proses pembelajaran berbasis kontekstual pada bidang studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga,

didefinisikan mengalami keracunan akut sianida bila kadar sianida serumnya  0.5 mg/L. Tapi kadar sianida serum tidak bisa dijadikan parameter untuk menentukan

4) proses belajar interaktif untuk men ”translasi” hasil penelitian pengembangan menjadi inovasi tidak terjadi sehingga dalam jangka pendek daya saing perusahaan tidak akan bergeser

Peringkat kedua faktor organisasi atau manajemen yang menyebabkan terbentuknya perilaku berbahaya menurut staf perusahaan adalah kurangnya pengarahan yang jelas dari

(2001) keunggulan dari penggunaan analisis titik impas (break-even) adalah bahwa itu mampu memberikan perkiraan yang cepat tentang seberapa banyak produk yang harus dijual untuk