• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK SCAFFOLDING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK SCAFFOLDING DITINJAU DARI GAYA BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan paparan data yang telah disajikan sebelumnya yang merujuk

pada indikator kemampuan representasi matematis siswa yang dikemukakan oleh

suryana dapat diketahui bahwa penelitian mengenai efektivitas teknik scaffolding

terhadap kemampuan representasi matematis siswa dalam memecahkan masalah

matematika berdasarkan teori Vygostky pada kelas VIII materi phytagoras di SMP Negeri 3 Kedungwaru berdasarkan gaya belajar siswa, sebagai berikut :

A.Efektivitas Teknik Scaffolding Berdasarkan Gaya Belajar Visual Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 3 Kedungwaru

Subjek dengan gaya belajar visual dalam menyelesaikan masalah materi

phytagoras memenuhi semua Indikator kemamuan representasi matematis

(KRM) 1 samapai 3. Berikut ini rincian pemecahan masalah subjek dengan gaya

belajar visual :

Subjek mampu memahami masalah dengan baik, hal ini dibuktikan

dengan subyek dalam memecahkan masalah phytagoras, mampu

mengidentifikasi fakta-fakta yang ada dalam permasalahan dengan membuat

sketsa gambar dari permasalahan yang diberikan secara jelas dan tepat. Dalam

merencanakan penyelesaian mampu menerapkan metode yang pernah dipelajari

sebelumnya (bangun datar segitiga) memenuhi KRM 1.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa dalam

(2)

sebagai berikut, Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi

diagram, grafik, atau tabel.1

Subjek mampu merencanakan penyelesaian dengan benar, dibuktikan

dengan subjek mampu mengungkapkan data atau definisi dalam menyelesaikan

permasalahan dengan tepat. Subjek mampu menentukan rumus dengan tepat

yang akan digunakan dalam pemecahan masalah, yaitu menentukan rumus ( c2

= a2 + b2 ) pada masalah 2 serta rumus (c2 = a2 - b2 ) pada masalah 3. Sehingga

subyek memenuhi KRM 2.

Subjek mampu memeriksa kembali dengan baik, dibuktikan dengan

subjek mampu melakukan pemecahan masalah dengan teliti dan mampu

memberikan kesimpulan yang tepat dengan bahasanya sendiri secara. Subjek

merasa yakin dengan jawabannya saat menjelaskan jawaban kepada peneliti dan

tidak ada keraguan dalam menyelesaian masalah 2 dan masalah 3. Sehingga

subyek memenuhi KRM 3

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa

representasi sebagai alat yang digunakan untuk menyatakan ide matematis

berupa tabel, grafik, dan persamaan.2 Berdasarkan uraian diatas teknik

scafolding efektif terhada kemampuan representasi subyek dengan gaya belajar

visual karena telah mampu menggunakan kemampuan representasi

1Andri Suryana, Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Lanjut (AdvancedMathematical

Thinking) dalam Mata Kuliah Statistika Matematika 1, Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MatematikaFPMIPA UNY, 10 November 2012, hal. 40 – 41

2 Katini Hutagaol, Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan

(3)

matematisnya untuk menyampaikan ide matematisnya dalam menyelesaikan

permasalahan yang telah diberikan.

B.Efektivitas Teknik Scaffolding Berdasarkan Gaya Belajar Auditori Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 3 Kedungwaru

Subjek dengan gaya belajar Auditori dalam menyelesaikan masalah

materi phytagoras memenuhi semua Indikator kemamuan representasi

matematis (KRM) 1 samapai 3. Berikut ini rincian pemecahan masalah subjek

dengan gaya belajar auditori :

Subjek mampu memahami masalah dengan baik, hal ini dibuktikan

dengan subyek dalam memecahkan masalah phytagoras, mampu

mengidentifikasi fakta-fakta yang ada dalam permasalahan dengan membuat

sketsa gambar dari permasalahan yang diberikan secara jelas dan tepat pada

permasalahan tes 2. Namun pada permasalahan tes 3 subyek dalam

menggambarkan sketsa segitiga siku-siku masih belum maksimal karena

identifikasi masalah yang diketahui dalam soal belum dicantumkan ada seketsa

yang dibuatnya. Meskipun demikian dalam merencanakan penyelesaian subyek

mampu menerapkan metode yang pernah dipelajari sebelumnya (bangun datar

segitiga) sehingga dikatakan memenuhi KRM 1.

Subjek mampu merencanakan penyelesaian dengan benar, dibuktikan

dengan subjek mampu mengungkapkan data atau definisi dalam menyelesaikan

permasalahan dengan tepat. Subjek mampu menentukan rumus dengan tepat

(4)

= a2 + b2 ) pada masalah 2 serta rumus (c2 = a2 - b2 ) pada masalah 3. Sehingga

subyek memenuhi KRM 2.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa

representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat

menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara.3

Dalam hal tersebut subyek dengan gaya belajar auditori telah mamu

menggunakan kemampuan representasi matematisnya untuk menyampaikan ide

matematisnya dalam menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan.

Subjek mampu memeriksa kembali dengan baik, dibuktikan dengan

subjek mampu melakukan pemecahan masalah dengan teliti dan mampu

memberikan kesimpulan yang tepat dengan bahasanya sendiri secara. Subjek

merasa yakin dengan jawabannya saat menjelaskan jawaban kepada peneliti dan

tidak ada keraguan dalam menyelesaian masalah 2 dan masalah 3. Sehingga

subyek memenuhi KRM 3

Berdasarkan uraian diatas teknik scafolding efektif terhada kemampuan

representasi subyek dengan gaya belajar auditori karena telah mampu

menggunakan kemampuan representasi matematisnya untuk menyampaikan ide

matematisnya dalam menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan.

3 Gerald Goldin, Representation in Mathematical Learning and Problem Solving,

(5)

C.Efektivitas Teknik Scaffolding Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 3 Kedungwaru

Subjek dengan gaya belajar kinestetik dalam menyelesaikan masalah

materi phytagoras memenuhi semua Indikator kemamuan representasi

matematis (KRM) 1 samapai 3. Berikut ini rincian pemecahan masalah subjek

dengan gaya belajar kinestetik :

Subjek mampu memahami masalah dengan baik, hal ini dibuktikan

dengan subyek dalam memecahkan masalah phytagoras, mampu

mengidentifikasi fakta-fakta yang ada dalam permasalahan dengan membuat

sketsa gambar dari permasalahan yang diberikan secara jelas dan tepat. Dalam

merencanakan penyelesaian mampu menerapkan metode yang pernah dipelajari

sebelumnya (bangun datar segitiga) memenuhi KRM 1.

Subjek mampu merencanakan penyelesaian dengan benar, dibuktikan

dengan subjek mampu mengungkapkan data atau definisi dalam menyelesaikan

permasalahan dengan tepat. Subjek mampu menentukan rumus dengan tepat

yang akan digunakan dalam pemecahan masalah, yaitu menentukan rumus ( c2

= a2 + b2 ) pada masalah 2 serta rumus (c2 = a2 - b2 ) pada masalah 3. Sehingga

subyek memenuhi KRM 2.

Subjek mampu memeriksa kembali dengan baik, dibuktikan dengan

subjek mampu melakukan pemecahan masalah dengan teliti dan mampu

memberikan kesimpulan yang tepat dengan bahasanya sendiri secara. Subjek

(6)

tidak ada keraguan dalam menyelesaian masalah 2 dan masalah 3. Sehingga

subyek memenuhi KRM 3

Uraian diatas sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa

representasi sebagai alat yang digunakan untuk menyatakan ide matematis

berupa tabel, grafik, dan persamaan.4 Sehingga dalam hal tersebut teknik

scaffolding efektif terhadap subyek dengan gaya belajar kinestetik karena telah

mamu menggunakan kemampuan representasi matematisnya untuk

menyampaikan ide matematisnya dalam menyelesaikan permasalahan yang

telah diberikan.

D.Efektivitas Teknik Scaffolding ditinjau dari gaya belajar terhadap kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII SMPN 3 Kedungwaru.

Semua subjek memiliki kesamaan dalam memecahkan masalah

matematika materi phytagoras berdasarkan tahap-tahap pemecahan masalah dari

teknik scaffolding vygostky, yaitu dari tahap siswa melakukan pemodelan,

dengan penjelasan secara verbal, dimana siswa membuat sketsa dari

permasalahan yang diberikan, peniruan terhadap pemodelan oleh pendidik, yaitu

ketika siswa mendapatkan bantuan dari peneliti bagaimana cara menyelesaikan

masalah dari soal yang diberikan pada tes 1, taha selanjutnya yaitu masa ketika

pendidik mulai menghilangkan bantuannya, dimana peneliti sudah sama sekali

tidak memberikan bantuan kepada siswa (pada tes 2 dan 3) dan yang terakhir

pesertadidik telah mencapai level penguasaan seorang ahli, dimana siswa telah

4 Katini Hutagaol, Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan

(7)

mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan tanpa bantuan dari peneliti

dengan hasil yang tepat.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, sejalan

dengan pendapat yang menyatakan bahwa representasi adalah suatu konfigurasi

atau sejenisnya, yang berkorespondensi dengan sesuatu, mewakili,

melambangkan atau menyajikan sesuatu. representasi adalah bentuk interpretasi

pemikiran siswa terhadap suatu masalah, yang digunakan sebagai alat bantu

untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.5 Sehingga bisa ditarik kesimulan

bahwa teknik scaffolding efektif terhadap kemampuan representasi matematis

siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kedungwaru pada materi teorema pythagoras

ditinjau dari gaya belajar siswa tersebut.

5 Muhamad Sabirin, Representasi dalam Pembelajaran Matematika, JPM IAIN Antasari

Referensi

Dokumen terkait

Siswa yang memiliki kecendrungan gaya belajar kinestetik setelah diberikan tes kemampuan representasi matematis diperoleh siswa mampu untuk membuat langkah-langkah

Siswa yang memiliki kecendrungan gaya belajar kinestetik setelah diberikan tes kemampuan representasi matematis diperoleh siswa mampu untuk membuat langkah-langkah

Peneliian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan translasi representasi matematis siswa materi himpunan kelas VIII SMPI Husnul Yaqin Siantan, dan secara khusus

untuk melihat efektivitas model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMPN 11 Batam;(c) untuk mengetahui

memiliki gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik Mendeskripsikan kemampuan representasi visual, representasi persamaan atau ekspresi Matematika, dan

c) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan penalaran dan representasi matematis terhadap hasi belajar matematika kelas VIII SMP Besarnya pengaruh yang diberikan

Tujuan dari penelitian yaitu: 1 Untuk mendeskripsikan kemampuan representasi matematis siswa yang memiliki self efficacy tinggi pada pokok bahasan teorema Pythagoras siswa kelas VIII

Hal ini dipengaruhi kurangnya kemampuan representasi dalam menggambar, ekspresi matematis, dan kata-kata, subjek masih bingung menggambar untuk menyelesaikan, subjek menggunakan