GEOGRAFI
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatuwahi wabarokaatu, segalah puji kita
panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karna atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan buku monograf “Percepatan Pertumbuhan Wilayah”. Tak lupa sholawat serta salam kita panjatkan kepada
junjungan Nabi besar kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang telah
membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju kecahaya keselamatan.
Buku monograf ini telah dinilai dan dievaluasi oleh Bapak
Dr. Ach. Amiruddin selaku Dosen pengampu mata kuliah pengembangan bahan
ajar geografi beserta Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Geografi Universitas
Negeri Malang (UM) dan telah ditetapkan sebagai monograf yang layak untuk
digunakan dalam proses pembelajaran. Adanya monograf ini semoga dapat
dimanfaatkan oleh siswa dan guru di seluruh Indonesia khususnya guru geografi
dalam mengkaji materi geografi di sekolah secara mendalam. Penulis berharap
semua pihak dapat menerima buku monograf ini, sebagai manusia yang jauh dari
kesempurnaan penulis berharap adanya masukan dari para siswa, guru dan
pembaca guna sama-sama memajukan pendidikan di Indonesia khususnya dalam
pembelajaran geografi.
Malang, Mei 2015
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
PETA KONSEP ... iv
BAB 4 PERCEPATAN PERTUMBUHAN WILAYAH A. Wilaya dan Perwilayahan 1. Pengertian Wilayah ... 3
2. Konsep Wilayah . ... 4
3. Perwilayahan (Regionalisasi) . ... 4
4. Perwilayahan Wilayah Formal dan Fungsional . ... 7
5. Perwilayahan berdasarkan Fenomena Geografis . ... 12
B. Kutub dan Pusat Pertumbuhan Wilayah 1. Teori Dasar Kutub Pertumbuhan dan Pusat Pertumbuhan . ... 14
2. Interaksi antara Pusat Pertumbuhan dan Daerah Sekitarnya . ... 16
3. Menuntukan Batas Wilayah Pertumbuhan . ... 18
4. Kerjasama antar Wilayah untuk Memajukan Potensi Wilayah . ... 20
C. Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan 1. Pengertian dan Dimensi Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan . ... 24
2. Dimensi Pertumbuhan Ruang Wilayah dalam Hubungannya dengan Pembangunan Berkelanjutan . ... 24
3. Tujuan Pertumbuhan dan Perngembangan Wilayah Berkelanjutan . ... 25
D. Kajian Daya Dukung untuk Pertumbuhan Wilayah 1. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup ... 27
2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 28
3. Pendekatan KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) ... 29
E. Sistem Perencanaan Wilayah Nasional 1. Penyusunan Rencana Tata Ruang Willayah Nasional ... 31
2. Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ... 31
3. Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ... 32
4. Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ... 32
Percepatan Pertumbuhan
Kajian Daya Dukung Pertumbuhan Wilayah
Teori Kutub dan Pusat Pertumbuhan Wilayah
Interaksi Pusat Pertumbuhan dan Daerah Sekitarnya
Batas Wilayah Pertumbuhan
Kerja Sama Antar Wilayah
Potensi Wilayah
Tujuan Pertumbuhan Wilayah
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian wilayah dan perwilayahan
2. Menjelaskan kutub dan pertumbuhan wilayah
3. Mendeskripsikan pertumbuhan wilayah berkelanjutan
4. Mengkaji daya dukung untuk pertumbuhan wilayah dan
5. Memahami sistem kajian perencanaan wilayah indonesia
Karakter yang dikembangkan
1. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupa untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajarinya. Contoh konsep wilayah, perwilayahan, pusat-pusat pertumbuhan, kerja sama wilayah dan perencanaan pembangunan
2. Berfikir Kreatif
Berfikir melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dalam konsep wilayah dan perwilayahan dalam perencanaan pembangunan Indonesia
3. Gemar Membaca
kebiasaan meluangkan waktu untuk membaca buku-buku yang dapat menambah wawasan yang berhubungan dengan wilayah dan perwilayahan.
KOMPETENSI DASAR
1. Menyusun konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan pembangunan nasional dan daerah masing-masing
Perhatikan Gambar di Atas , Gambar ini diharapkan menarik perhatian Anda
sehingga muncul berbagai pertanyaan tentang gambar ini. Rumuskan pertanyaan
tersebut dan diskusikanlah jawabannya berdasarkan pemahaman Anda.
1. ...
2. ...
3. ...
4. ...
5. ...
Dan seterusnya.
Sumber : Syamsunardi Gambar 1 : Wilayah Jakarta
A.
Wilayah dan Perwilayahan
1. Pengertian Wilayah
Sejauh ini belum ada pengertian wilayah terbaru yang dikeluarkan
pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang rencana tentang
tata ruang wilayah nasional masih dipakai dalam mengartikan wilayah. Wilayah
adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/aspek fungsional, begitulah bunyi dari peraturan pemerintah tersebut. Berikut
ini ada defenisih wilayah dari beberapa ahli geografi:
Menurut Cressey: Wilayah (region) adalah keseluruhan dari lahan, air, udara, dan manusia dalam hubungan yang saling menguntungkan. Setiap
region merupakan satu keutuhan (entity) yang batasnya jarang ditentukan secara tepat.
Menurut R. E. Dickinson: Wilayah adalah daerah tertentu yang terdapat sekelompok kondisi fisik yang telah memungkinkan terciptanya tipe-tipe
ekonomi tertentu.
Menurut W. I. G. Joerg: Wilayah adalah suatu area yang mempunyai kondisi fisik yang sama/homogen.
Menurut A. I. Herbertson: Wilayah adalah suatu kesatuan yang kompleks dan tanah, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia yang dipandang dari
hubungan mereka yang khusus yang secara bersama-sama membentuk suatu
ciri tertentu di atas permukaan bumi.
Menurut Fanneman: Wilayah adalah area yang mempunyai karakteristik kenampakan permukaan yang sama dan kenampakan ini sangat berbeda
dengan kenampakan-kenampakan lain di daerah sekitarnya.
Menurut Taylor: Wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu satuan area di permukaan bumi yang dapat dibedakan dengan area lain melalui sifat-sifat
Menurut Platt: Wilayah adalah suatu daerah yang keberadaanya dikenal berdasarkan keseragaman (homogenitas) umum, baik didasarkan pada
keadaan lahan maupun keadaan penduduknya.
2. Konsep Wilayah
Secara umum konsep wilayah di permukaan bumi dibedakan atas keadaan
alamiah (natural region) dan keadaan tingkat kebuadayaan penduduknya (cultural region).
a. Berdasarkan keadaan alamiah
Wilayah yang didasarkan keadaan alamiah adalah sebagai berikut.
1) Berdasarkan variasi iklim, terdapat wilayah tropik, subtropik, sedang, arid
(gersang), dan kutub.
2) Berdasarkan tinggi rendahnya permukaan bumi, terdapat wilayah daratan
rendah, dataran tinggi, dan dataran pantai.
3) Bedasarkan persebaran vegetasi, terdapat wilayah hutan hutan tropis, hutan campuran, hutan musim, hutan berdaun jarum, tundra, sabana, dan stepa.
b. Berdasarkan tingkat kebudayaan penduduk
Wilayah yang didasarkan tingkat kebudayaan penduduk berupa wilayah
agraris, wilayah industri, dan wilayah perikanan.
1) Apabilah wilayah didasarkan suatu kenampakan disebut generic region,
contohnya areal tebu, areal padi dan areal gandum
2) Apabilah wilayah didasari ciri-ciri khusus lokasi dan kekhasannya dibanding
wilayah lain, disebut spesific region , contoh wilayah Timur Tengah, Amika Latin dan Asia Tenggara.
3. Perwilayahan (Regionalisasi)
Pewilayahan dalam suatu program perencanaan memegang peranan yang
sangat penting, sehingga mutlak perlu dipahami oleh para perencana. Hal ini
antara lain karena pewilayahan sangat berguna untuk mengetahui variasi karakter
dalam suatu wilayah tertentu.
mendasarkan pada criteria-kriteria tertentu seperti administrative, politis, ekonomis, sosial, cultural, fisis, geografis, dan sebagainya.
Pewilayahan di Indonesia berhubungan erat dengan pemerataan
pembanguynan dan mendasarkan pembagiannya pada sumberdaya-sumberdaya
local, sehingga prioritas pembangunan dapat dirancang dan dikeloila
sebaik-baiknya. Pewilayahan untuk perencanaan pengembangan wilayah di Indonesia
bertujuan untuk :
1) Menyebar-ratakan pembangunan sehingga dapat dihindarkan adanya
pemusatan kegiatan pembangunan yang berlebih-lebihan di daerah tertentu,
2) Menjamin keserasian dan koordinasi antara berbagai kegiatan pembangunan
yang ada di tiap-tiap daerah.
3) Memberikan pengarahan kegiatan pembangunan, bukan saja pada para
aparatur pemerintah, baik pusat maupun daerah, tetapi juga kepada
masyarakat umum dan para pengusaha.
Perwilayahan ditinjau dari berbagai negara mempunyai corak/ragam yang
bermacam-macam. Hal ini dikarenakan masing-masing negara memiliki present
problems yang memang sangat bervariasi. Perwilayahan dilakukan dengan tiga
metode, yaitu sebagai berikut.
a. Penyamarataan wilayah
Penyamarataan wilayah adalah usaha untuk membagi permukaan bumi
menjadi beberapa bagian. Penyamarataan dilakukan. Dengan cara mengubah
atau menghilangkan faktor-faktor tertentu yang diangggap kurang penting
atau tidak relevan. Pengubahan atau penghilangan itu dimaksudkan untuk
menonjolkan karakter-karakter tertentu untuk melakukan penyamarataan
wilayah dan perlu memperlihatkan skala peta yang digunakan dan tujuan
dilakukannya penyamarataan wilayah.
b. Delitimasi dalam penyamarataan wilayah
Delitimasi adalah cara-cara penentuan batas terluar suatu wilayah untuk
tujuan tertentu. Di dalam penyamarataan wilayah, delitimasi dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu delitimasi secara kualitatif dan delitimasi secara kuantitatif.
Delitimasi kualitatif merupakan cara penentuan batas terluar suatu wilayah
konsep ini, yang ditekankan bukan batas-batas wilayah , melainkan inti wilayah
tersebut. Hal ini disebabkan wilayah tersebut merupakan bagian yang dianggap
mewakili wilayah yang bersangkutan. Contoh delitimasi kualitatif adalah
pembagian wilayah indonesia kedalam sepuluh wilayah pembangunan.
Delitimasi kuantitatif adalah cara penentuan batas wilayah berdasarkan
ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif. Ukuran-ukuran tersebut diambil dari data
yang terkumpul kemudian digambarkan ke dalam peta sehingga memberikan
gambaran persebaran data tersebut secara keruangan. Contoh delitimasi kuantitatif
adalah perwilayahan klimatologis.
c. Klasifikasi wilayah
Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk menggolongkan willayah secara
sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu. Di dalam penggolongan tersebut,
perlu diperhatikan keseragaman sifat dan semua individu yang ada dalam wilayah
yang bersangkutan. Yaitu untuk mengetahui perbedaan jenis dan tingkat.
1) Perbedaan jenis dan klasifikasi wilayah
Perbedaan jenis sangat diperlukan untuk mendapatkangambaran tentang
karakteristik suatu wilayah. Contohnya, klasifikasi yang mendasarkan pada
persebaran tata guna lahan dengan karakteristiknya masing-masing.
2) Perbedaan tingkat dan klasifikasi wilayah
Guna membuat perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah dapat
dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode interval dan
metode hierarkis.
a) Penggunaan metode interval harus memperhatikan parameter-parameter
kelas yang digunakan sebagai dasar penggolongan. Makin banyak kelas
yang digunakan, makin kecil interval kelas sehingga makin banyak
informasi yang dapat diperoleh dari data yang bersangkutan.
b) Metode hierarkis
Dalam metode ini tiap-tiap kelas mempunyai hubungan dengan
kelas-kelas di bawahnya atau di atasnya. Hal ini karena orde yang lebih tinggi
4. Perwilayahan Wilayah Formal dan Fungsional
Perwilayahan adalah suatu proses delineasi (pembatasan) suatu wilayah.
Dalam proses ini diperlukan suau kriteria yang sebagai dasar pendelineasian
wilayah. Apabilah kriteria yang digunakan bersifat sederhana, misalnya kepadatan
penduduk, pendelineasian akan mudah. Sebaliknya, jika kriteria yang digunakan
bervariasi, perwilayahan menjadi agak rumit.
Perwiyahan diperlukan terutama untuk merancang pengembangan wilayah
atau untuk hal-hal yang berkaitan dengan analisis wilayah. Sebagai contoh,
perwilayahan digunakan untuk mengetahui pengaruh wilayah sentral terhadap
wilayah sekitarnya. Kita akan membahas salah satu metode perwilayahan, yakni
metode nilai bobot indeks.
a. Perwilayahan wilayah formal
Penentuan suatu wilayah menjadi perwilayahan formal dapat dilakukan
dengan metode nilai bobot indeks. Perwilayahan formal bertujuan untuk
mengetahui bagian-bagian wilayah yang bersifat seragam atau homogen sesuai
dengan variabel atau kriteria yang digunakan.
Berdasarkan beberapa variabel atau kriteria maka penarikan batas wilayah
dapat dilakukan dengan metode nilai bobot indeks. Misalnya, variabel yang
digunakan untuk menentukan wilayah homogen secara sosial ekonomi adalah
pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan penduduk. Contoh penentuan nilai
bobot indeks kedua variabel tersebut di tujuh wilayah kota X dilakukan sebagai
berikut.
Tabel 1. Pendapatan per Kapita dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota X
Nilai indeks setiap wilayah dihitung dengan ketentuan sebagai berikut.
Pendapatan per kapita:
a. ≤ Rp 1.000.000,00 berbobot 1. b. > Rp 1.000.000,00 berbobot 2.
Tingkat pertumbuhan penduduk:
a. < 1% berbobot 4.
b. 1,0 – 1,1 % berbobot 3. c. 1,2 – 1,3 % berbobot 2. d. ≤ 1,4 % berbobot 1.
Tabel 2. Nilai Bobot Indeks Wilayah A–G
Rata-rata bobot wilayah kota X adalah:
Perwilayahan A–G kota X berdasarkan tabel 7.2 dapat dibedakan menjadi tiga wilayah homogen menurut kondisi sosial ekonomi (standar deviasi = 0,5), yaitu:
Wilayah I <2,9 (E).
Wilayah II 2,9–3,9 (B, C, F). Wilayah III > 3,9 (A, D, G).
Gambar 3 : Perwilayahan kota X berdasarkan tabel 1.2.
b. Perwilayahan wilayah fungsional
Perwilayahan fungsional ditentukan dengan adanya hubungan dari titik-titik
pertumbuhan pada unit-unit wilayah dengan titik pusat pertumbuhan. Jadi,
perwilayahan fungsional lebih menitikberatkan adanya arus hubungan dengan titik
pusat.
Penentuan perwilayahan fungsional umumnya menggunakan dua pendekatan
analisis, yaitu analisis aliran barang/orang dan analisis gravitasi. Analisis aliran
barang/orang menitikberatkan pada sesuatu yang dilakukan orang, sedang analisis
gravitasi menitikberatkan pada suatu kemungkinan yang akan dilakukan orang
menurut pengamatan.
Analisis aliran barang/orang memandang wilayah fungsional berdasarkan
pada arah dan intensitas aliran barang/orang antara titik pusat dan wilayah
sekitarnya. Jangkauan pengaruh titik pusat terhadap wilayah sekitar sampai pada
titik minimum arus aliran. Dengan demikian, pengaruh aliran barang/orang
berlangsung intensif di wilayah terdekat dengan titik pusat dan kurang intensif di
wilayah yang jauh dari titik pusat.
Beberapa jenis aliran barang/orang dapat disebutkan sebagai berikut.
a. Bidang informasi : surat kabar, tabloid, surat, telepon, dan telegram.
b. Bidang sosial : arus sumbangan dan kemanusiaan, pasien berobat, serta siswa sekolah.
c. Bidang ekonomi : arus penumpang angkutan bus, barang kebutuhan pokok, barang ekspor, dan orang yang pergi bekerja.
d. Bidang politik : arus pengungsi dan mencari suaka politik, serta arus
pembelanjaan negara.
Pendekatan analisis aliran barang/orang dapat dilakukan secara sederhana
dengan teori grafik. Contoh analisis aliran barang/orang adalah arus angkutan
penumpang yang menggunakan jalur bus umum di kota Y. Jalur bus angkutan
umum yang ada menunjukkan terjadinya hubungan sosial ekonomi antarwilayah.
Sumber : www.ssbelajar.net
Tabel 3. Contoh Matriks Metode Jalur Bus Umum Antarwilayah Kota Y
Gambar 4 : Jaringan hubungan fungsional jalur angkutan bus kota
5. Perwilayahan berdasarkan Fenomena Geografis
Perwilayahan secara geografis adalah pewilayahan yang didasarkan
atas gejala atau objek geografi dalam hubungannya dengan letak suatu tempat
di permukaan bumi. Misalnya, Indonesia merupakan suatu wilayah yang
terletak di Asia Tenggara yang memiliki lintang rendah dan berada di antara
Benua Asia-Australia, serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Adapun Inggris di Eropa Barat yang memiliki lintang sedang berada di
Samudra Atlantik, Laut Utara, dan Selat Channel di sebelah barat Benua
Eropa. Perbedaan letak dari setiap wilayah tersebut mempengaruhi terjadinya
perbedaan karak teristik yang khas dari setiap wilayah di permukaan bumi.
Karakteristik yang bersifat fisik, antara lain sebagai berikut.
1. Jenis iklim, seperti suhu udara dan kelembaban udara (Atmosfer).
2. Jenis batuan, seperti jenis, tekstur, dan struktur tanah (Litosfer).
3. Jenis air, seperti hujan, arus laut, suhu air laut, dan salinitas air laut
(Hidrosfer).
4. Jenis tumbuhan atau flora dan jenis binatang atau fauna (Biosfer).
Adapun karakteristik yang bersifat sosial budaya, antara lain administrasi
pemerintahan, struktur penduduk, kepartaian, pola dan jenis makanan, rumah,
pakaian, mata pencarian, transportasi, pendidikan, kesehatan, penguasaan
Iptek, kepadatan, dan persebaran penduduk (Antroposfer). Pada awal
perkembangannya, proses penggolongan wilayah hanya didasarkan pada
kriteria alamiah (fisik) tetapi sejak awal abad ke-19 penggolongan wilayah
berkembang secara sistematik dengan memasukan kriteria-kriteria lainnya
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggolongan wilayah secara
garis besar terdiri dari lima bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik) adalah penggolongan wilayah yang didasarkan kepada ketampakan yang sebagian besar
didominasi oleh objek-objek yang bersifat alami, seperti peng golongan
wilayah pertanian dan kehutanan.
2. Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal) adalah penggolongan wilayah berdasarkan pada satu ketampakan, seperti
3. Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya) adalah penggolongan wilayah yang didasarkan kepada ketampakan jenis atau tema tertentu,
seperti di wilayah hutan hujan tropis (tropical rain forest), yang ditonjolkan hanyalah salah satu jenis flora tertentu di hutan tersebut,
seperti flora anggrek.
4. Spesifik Region (Wilayah Spesifik atau Khusus) adalah penggolongan wilayah secara spesifik yang dicirikan dengan kondisi geografis yang khas
dalam hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, dan
kependudukan secara umum, seperti wilayah Asia tenggara, Eropa timur,
dan Asia Barat Daya.
5. Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor) adalah penggolongan wilayah berdasarkan metoda statistik-deskriptif atau dengan metoda
statistik-analitik. Penentuan wilayah berdasarkan analisis faktor terutama
bertujuan untuk hal-hal yang bersifat produktif, seperti penentuan wilayah
yang cocok untuk tanaman jagung dan kentang.
1. Sebutkan contoh wilayah formal yang ada disekitarmu
2. Kabupaten atau kota termasuk wilayah formal atau fungsional ? Jelaskan jawaban anda!
B.
Kutub dan Pusat Pertumbuhan Wilayah
1. Teori Dasar Kutub Pertumbuhan dan Pusat Pertumbuhan Wilayah
Dalam geografi dikenal dua istilah yang memiliki arti hampir sama, yaitu
kutub dan pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan berkaitan dengan konsep
keruangan, sedangkan kutub pertumbuhan merupakan konsep ekonomi. Pusat
pertumbuhan adalah suatu kawasan yang perkembangannya sangat pesat
sehingga dapat dijadikan pusat pembangunan wilayah yang dapat
mempengaruhi daerah-daerah di sekitarnya. Menurut ilmu geografi,
pertumbuhan wilayah adalah pengembangan suatau wilayah, baik
pembangunan fisik maupun sosial budaya. Berikut ini beberapa teori yang
berhubungan dengan kutub pertubuhan dan pusat pertumbuhan menurut parah
ahli sebagai berikut.
a. Teori Kutub Pertumbuhan
Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan oleh Perroux, seorang ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut Perroux,
kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti keruangan yang abstrak,
sebagai tempat memancarnya kekuatankekuatan sentrifugal dan
tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal. Pembangunan tidak terjadi
secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan
kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota
atau wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis. Hubungan
kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara
sektor-sektor ekonomi.
Contoh: industri baja di suatu daerah akan menimbulkan kekuatan
sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan
dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan bahan mentah maupun
pasar. Industri tersebut juga menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu
rangsangan timbulnya kegiatan baru yang tidak berhubungan langsung
b. Teori polarisasi ekonomi
Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal.
Menurut Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang
menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat pertumbuhan
tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan
barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi.
Demikian terus-menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin lama
makin pesat atau akan terjadi polarisasi pertumbuhan ekonomi
(polarization of economic growth).
Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini menggunakan konsep
pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi dengan membatasi migrasi (urbanisasi),
mencegah keluarnya modal dari daerah pinggiran, membangun daerah
pinggiran, dan membangun wilayah pedesaan.
Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap daerah di
sekitarnya. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positif terhadap perkembangan daerah sekitarnya disebut spread effect. Contohnya adalah terbukanya kesempatan kerja, banyaknya
investasi yang masuk, upah buruk semakin tinggi, serta penduduk dapat
memasarkan bahan mentah. Sedangkan pengaruh negatifnya disebut
backwash effect, contohnya adalah adanya ketimpangan wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya.
c. Teori pusat pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut
Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah sekumpulan
fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di permukaan Bumi.
Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai industri populasi yang
kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi
merupakan industri yang mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung
2. Interaksi antara Pusat Pertumbuhan dan Daerah Sekitarnya
Interaksi antara pusat pertumbuhan secara sosial, ekonomi, budaya, dan
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat terjadi dalam lingkup daerah yang
sempit maupun luas, seperti penjelasan berikut.
a. Interaksi pada lingkup daerah yang sempit, yaitu antara kota dan daerah di
sekitar kota. Bentuk interaksi terlihat pada gambar. 5 berikut.
Gambar 5 : Interaksi sosial, ekonomi, budaya, dan iptek antara kota dan
daerah sekitarnya
Keterangan :
a. = produksi industri
b. = produk pertanian
c. = migrasi penduduk
d. = Investasi pertanian
e. = iptek
f. = pengaruh budaya
b. Interaksi pada lingkup daerah yang luas, yaitu interaksi pusat
pertumbuhan dengan wilayah sekitarnya dan negara lain. Bentuk
interaksinya terlihat pada Gambar 6 berikut.
Gambar 6 : Interaksi pusat pertumbuhan dengan daerah sekitar dan luar negeri
Menurut Hagett, sistem keruangan pada pertumbuhan kota berlaku sebagai
berikut.
a. Perbedaan keruangan dalam beberapa kelompok masyarakat menyebabkan
adanya keinginan untuk berinteraksi sehingga akan muncul pola perpindahan.
b. Proses pola perpindahan terlihat tanpa ada rintangan dan bergerak ke seluluh
arah tanpa melalui jalur tertentu. Umumnya perpindahan itu melalui jalur
kanal atau koridor. Gambaran tersebut menjelaskan elemen kedua yang perlu
dijadikan sebagai analisis adalah karakteristik perpindahan melalui kanal,
yaitu jaring-jaring jalan dari pinggiran sampai ke pusatnya. Hal ini sebgai
cerminan dari sistem transportasi dari pinggiran kota dan berakhir pada lokasi
yang unggul sebagai pusat suatu sistem.
c. Proses dekomposisi, yaitu pembentukan pusat atau nodes. Kemunculan dekomposisi dari pusat-pusat wilayah (nodal region). Yang disebabkan oleh keunggulan dari beberapa lokasi pusat yang satu akan unggul dari yang
lainnya.
Interaksi Luas
d. Perkembangan proses dekomposisi yang mengarah pada terbentuknya
perjenjangan hierarki pusat-pusat tersebut merupakan suatu sistem organisasi
dari pusat wilayah.
e. Perlu analisis daerah pembentukan asosiasi, tempat elemen yang ada di
permukiman tersebut. Surface yang berupa areal lahan yang disita terdapat fenomena pusat pemukiman dan jaringan-jaringan jalan yang tersusun dalam
bentuk bermacam-macam penggunaan lahan.
f. Perubahan yang terjadi tidak merata di seluruh permukaan bumi, hanya
terjadi pada satu atau beberapa lokasi tertentu. Lokasi tersebut disebarkan
sepanjang rute melalui pusat tertentu dan menyebar dengan sistem
perjenjangan. Proses perubahan melalui ruang dan waktu disebut difusi
keruangan.
3. Menentukan Batas Wilayah Pertumbuhan
Jika ingin membangun suatu wilayah, agar sasaran yang hendak dicapai dapat
terlaksana secara efisien, dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tepat, maka batas
wilayah harus jelas. Dengan demikian, semua sumber daya dapat difungsikan
secara optimal.
Ada dua cara untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan atau wilayah
pembangunan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
a. Kualitatif
Setiap wilayah pertumbuhan memiliki ciri-ciri tertentu sehingga dapat
dibedakan dengan wilayah pertumbuhan lainnya. Ciri-ciri tersebut jika dilihat
secara keseluruhan akan memunculkan gambaran (image) yang mencolok. Misalnya, wilayah perkebunan kelapa sawit memiliki ciri khas tanaman kelapa
sawit yang terhampar luas. Wilayah inti (core) seluruhnya ditanami kelapa sawit. Kian jauh dari daerah inti, persentase tanaman kelapa sawit makin berkurang.
Pada jarak tertentu, penduduk di wilayah tersebut masih banyak yang menanam
kelapa sawit, tetapi sebagian besar penduduknya menanam pohon karet. Lebih
jauh lagi, sudah tidak dijumpai penduduk yang menanam kelapa sawit dan seluruh
penduduk sudah menanam pohon karet. Dengan demikian, pada dua wilayah
Bagaimana menentukan batas wilayah perkebunan kelapa sawit dan wilayah
perkebunan karet ? Penentuan batas wilayah tersebut dilakukan melalui
pengamatan atau perkiraan yang didasarkan karakteristik wilayah tertentu.
Dengan demikian, batas yang dihasilkan bisa jadi kurang memuaskan dan bisa
menimbulkan masalah. Penentuan batas semacam itu disebut penentuan batas
secara kualitatif
b. Kuantitatif
Penentuan batas wilayah pertumbuhan secara kuantitatif, merupakan cara
penentuan batas wilayah berdasarkan ukuranukuran dari variabel tertentu.
Penentuan ini dapat dilakukan dengan perhitungan matematis, antara lain dengan
rumus teori titik henti.
Model ini dikemukakan oleh William J. Reilly. Teori ini dapat digunakan
untuk menentukan lokasi unit usaha ekonomi, sarana kesehatan, atau sarana
pendidikan. Rumus model titik henti:
Contoh soal:
Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan A adalah 5.000 orang, wilayah
pertumbuhan B adalah 1.000 orang. Jarak antara wilayah pertumbuhan A dan B
adalah 20 km. Berapa lokasi titik henti antara A dengan B?
Jadi, lokasi titik henti antara wilayah pertumbuhan A dan B adalah 6,18 km
diukur dari wilayah pertumbuhan B. Apakah arti angka tersebut? Hal itu
menunjukkan wilayah B pertumbuhan wilayahnya memiliki jangkauan yang lebih
dekat dibandingkan dengan wilayah A. Dengan kata lain, wilayah A memberikan
pelayanan barang maupun jasa jangkauannya lebih jauh dibandingkan dengan
wilayah B.
4. Kerjasama antar Wilayah untuk Memajukan Potensi Wilayah
keterbatasan sumber daya yang dimiliki setiap daerah di Indonesia bisa saja
menghambat penyelenggaraan pemerintahan di daerah tersebut. Oleh karena itu,
daerah dituntut lebih proaktif dalam melakukan inovasi untuk mengatasi
keterbatasan-keterbatasan tersebut untuk mengembangkan dan mengoptimalkan
semua potensi yang ada di daerahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengadakan kerjasama antardaerah sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 195 Ayat (1) dan pasal 196 Ayat (1), yaitu “
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyrakat bahwa daerah dapat
mengadakan kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan
efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, sinergi, dan saling menguntungkan.”
a. Maksud kerja sama antarwilayah
Tujuan kerja sama antarwilayah adalah sebagai berikut.
1) Menunjang upaya mewujudkan proses pembangunan yang
berkelanjutan didaerah. Memenuhi kewajiban
2) Pemerintah daerah dalam membangun dan menyelenggarakan fasilitas
pelayanan umum.
3) Menanggulangi masalah yang timbul baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan membawa
dampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
4) Mengoptimalkan dan memberdayakan potensi yang dimiliki oleh
masing-masing pihak baik potensi sumber daya manusia, sumber daya
Pengaturan tentang kerja sama antar daerah telah diatur dalam UU Nomor 32
Tahun 2004 Pasal 195 sebagai berikut.
1) Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat
mengadakan kerja sama dengan daerah lain yang didasarkan pada
pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling
menguntungkan.
2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diwujudkan dalam
bentuk badan kerjasama antar daerah yang diatur dengan keputusan
bersama.
3) Dalam penyediaan pelayanan publik, daerah dapat bekerja sama dengan
pihak ketiga.
4) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) yang
membebani masyarakat dan daerah harus mendapatkan persetujuan
DPRD.
Beberapa faktor pendorong dalam kerja sama antardaerah adalah sebagai
berikut.
1) Adanya perbedaan sumber daya alam antardaerah.
2) Mobilitas faktor produksi dan pemasaran rendah
3) Perbedaan kualitas SDA, tekologi, dan modal
4) Adanya perbedaan hasil produksi setiap daerah
5) Perbedaan jumlah dan penyebaran penduduk
6) Kurang lancarnya perdagangan antardaerah
7) Kegiatan konsentrasi ekonomi berbeda-beda.
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kerjasama antar wilayah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kerjasama antar wilayah adalah
sebagai berikut.
1) Perlu adanya upaya dari semua pihak untuk mendorong tumbuhnya
pemahaman akan urgensi pelaksanaan kerjasama antar daerah.
2) Untuk mendukung realisasi tersebut, pemerintah daerah dituntut
menyelenggarakan langkah-langkah untuk urusan pemerintahan dalam
kerangka kerja sama antar daerah.
3) Sosialisasi peraturan perundangan secara terus-menerus dan berkelanjutan
yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
4) Koordinasi yang lebih optimal antarpemerintah terkait, mulai dari tingkat
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Upaya koordinasi yang intensif
diperlukan untuk menyamakan persepsi, sinkronisasi program, dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan nantinya.
5) Antara pemerintah provinsi dan kabupaten kota/kota perlu adanya upaya
peningkatan kerja sama di antara aparatur penyelenggara kerja sama
karena hal ini turut menentukan tingkat keberhasilan kerjasama.
6) Mengoptimalkan pelaksanaan model-model peran pemerintah provinsi
dalam mewujudkan kerja sama antardaerah
7) Menuangkan model-model peran pemerintah provinsi ke dalam dokumen
kebijakan sebagai landasan legalitas dalam mengoptimalkan peren
provinsi dalam kerja sama antardaerah.
8) Menumbuh kembangkan pemahaman dan kesadaran masyrakat dalam
berpartisipasi untuk pembangunan kerjasama antardaerah.
9) Untuk mendapatkan kesuksesan dalam pembangunan, perlu dilakukan
penggabungan proses politik dengan rencana pembangunan hasil proses
1. Carilah dari berbagai sumber bagaimana sejarah perkembangan wilayah tempat tinggal Anda. Kemudian simpulkan apakah wilayah Anda mampu mendorong pertumbuhan wilayah daerah lain disekitarnya!
2. Dari faktor-faktor pendorong dalam kerja sama antardaerah diatas cocokanlah faktor yang manakah yang paling banyak berperan mendorong pertumbuhan di wilayah tempat tinggalmu!
Tugas
Al-Idrisi adalah seorang ahli geografi dan kartografi Islam terkemuka di Zaman Pertengahan. Keturunan Rasulullah ini telah menghasilkan banyak peta yang hampir
menyamai peta-peta hari ini. Christopher Columbus sendiri menggunakan peta yang dilukis berdasarkan peta al-Idrisi semasa pelayarannya. Al-Idrisi paling terkenal di Barat sebagai seorang ahli geografi yang membina sebuah glob sfera perak berukuran berat 400 kg untuk Raja Roger II dari Sicily. Sesetengah sarjana menganggap beliau sebagai ahli geografi dan pelukis peta terhebat semasa Zaman Pertengahan. Beliau juga membuat sumbangan tulen dalam tumbuh-tumbuhan perubatan. Abu „Abd Allah Muhammad ibn Muhammad ibn „Abd Allah ibn Idris al-Sharif dilahirkan pada tahun 1099M di Ceuta, Sepanyol.
Al-Idrisi mendapat pendidikan di Cordova. Seperti apa yang lazim bagi ahli geografi Muslim, beliau mengembara ke banyak tempat yang jauh termasuklah Eropah untuk
mengumpul data geografi. Kemasyhuran dan kecekapan al-Idrisi akhirnya membawa kepada perhatian Roger II, Raja Sicily berketurunan Norman yang menjemput beliau untuk
menghasilkan peta dunia terkini. Adalah patut disebutkan bahawa Sicily pernah berada di bawah pemerintahan Muslim sebelum Raja Roger, yang hasil karya orang-orang Islam tersedia dengan bebas untuk dihantar ke Eropah melalui Barat Latin. Al-Idrisi menghasilkan sebuah bola perak berukuran berat 400 kg dan dengan teliti mencatatkan di atasnya tujuh benua berserta laluan-laluan perdagangan, tasik dan sungai, bandar-bandar utama, dataran dan gunung-ganang.
Sumber : iwangeodrs guru geografi
TOKOH GEOGRAFI
C.
Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan
1. Pengertian dan Dimensi Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan
Pertumbuhan wilayah berkelanjutan adalah proses pertumbuhan yang
berprinsip pada pengembangan dan keberlanjutan yang tidak mengorbankan dan
menimbulkan masalah bagi pertumbuhan wilayah lainnya.
a. Wilayah tersebut setiap tahunnya berkembang positif dan areal
pertumbuhan semakin luas.
b. Daerah tersebut menjadi incaran penduduk untuk berinteraksi dan
berusaha berinvestasi di wilayah tersebut.
c. Kegiatan ekonomi dan hubungan sosial berlangsung baik
d. Hasil dan kegiatan produksi, distribusi, serta konsumsi berjalan lancar.
e. Sumber daya alam yang ada dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
kepentingan manusia
f. Sarana komunikasi dan transportasi tersedia dengan baik.
g. Sarana dan prasarana, seperti sekolah, rumah sakit, kebutuhan air, dan
kebutuhan listrik tercukupi..
h. Kondisi wilayah dan kehidupan masyarakat berlangsung aman.
2. Dimensi Pertumbuhan Ruang Wilayah dalam Hubungannya dengan
Pembangunan Berkelajutan
Untuk mewujudkan pertumbuhan wilayah berkelanjutan di suatu daerah,
diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Dari penduduk yang
berkualitas tersebut, memungkinkan untuk diperoleh potensi sumber daya
alam yang baik, tepat, efesien, dan maksimal dengan menjaga kelestarian
lingkungan. Oleh karena itu, diharapkan terjadi keseimbangan dan keserasian
antara jumlah penduduk, kapasitas dari daya dukung alam, dan daya tampung
Dimensi pertumbuhan ruang suatu wilayah dalam hubungannya dengan
pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut.
a. Pengentasan kemiskinan merupakan masalah mendasar yang harus segara
ditanggulangi. Kemiskinan adalah salah satu penyebab kemerosotan
lingkungan dan berdampak negatifbagi pembangunan.
b. Pola konsumsi dan produksi. Pola konsumsi kebutuhan dasar dan pola
hidup melalui pola produksi yang tidak berkelanjutan merupakan salah
satu penyebab utama kerusakan lingkungan. Hingga kini belum ada
kebijakan eksplisit mendorong mendorong pola konsumsi dan produksi
yang berkelanjutan.
c. Dinamika kependudukan dalam perencanaan pembangunan dapat
dilakukan dengan upaya memahami keterkaitan antara variabel
kependudukan dan lingkungan, serta dalam kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan.
d. Pengelolaan dan peningkatan kesehatan. Hal ini penting karena berkaitan
dengan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan. Hubungan ini bersifat
timbal balik.
e. Pengembangan perumahan dan pemukiman dalam pemanfaatan ruang
suatu wilayah dengan dinamika kependudukan. Pada suatu pemukiman,
baik perkotaan maupun pedesaan, sekitar 40%-60% didominasi oleh
kawasan perumahan.
3. Tujuan Pertumbuhan dan Pengembangan Wilayah Berkelanjutan
Adapun tujuan pertumbuhandan pembangunan wilayah berkelanjutan adalah
sebagai berikut.
a. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antargenerasi. Artinya,
pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu
memperhatikan batas-batas wajar dalam kendali ekosistem.
b. Pengamatan terhadap kelestarian sumber daya alam dan linngkungan
Teori tempat pusat disebutkan oleh Walter Christaller ( 1933) dan August Losch (1936), beliau mengembangkan satu teori yang dapat dipergunakan sebagai kerangka analisis untuk membahas hal tersebut. Teori pusat merupakan suatu permukiman yang menyediakan barang dan jasa- jasa bagi penduduk local dan daerah belakangnya. Pada teori tempat pusat juga menjelaskan tentang hubungan keterkaitan antara social – ekonomi dan fisik yang saling mempengaruhi. Guna mengetahui kekuatan dan keterbatasan hubungan ekonomi dan fisik suatu kota atau pusat dengan wilayah sekelilingnya, seorang ahli geografi, Walter Christaller, melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini dilakukan di Jerman bagian selatan, di daerah perdesaan (Hartshorn, 1980). Dan teori tersebut dinyatakan sebagai teori tempat pusat (Central Place Theory) oleh Christaller.
Menurut Christaller, tidak semua kota dapat menjadi pusat pelayanan. Dan pusat pelayanan harus mampu menyediakan barang dan jasa bagi penduduk di daerah dan kawasan sekitarnya. Christaller menyatakan bahwa dua buah pusat permukiman yang memiliki jumlah penduduk sama tidak selalu menjadi pusat pelayanan yang sama penting. Istilah kepusatan (centrality) digunakan untuk menggambarkan bahwa besarnya jumlah penduduk dan
pentingnya peran sebagai tempat terpusat (central place).
rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik demi generasi
mendatang.
c. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam semata-mata hanya
untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi dalam pemerataan
pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan antargenerasi.
d. Mempertahankan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan, baik masa kini
maupun yang mendatang.
e. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan yang mempunyai manfaat jangka panjang
ataupun lestari antargenerasi.
f. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antargenerasi sesuai
dengan habitat.
TOKOH GEOGRAFI
D.
Kajian Daya Dukung untuk Pertumbuhan
Wilayah
1. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup
Menurut UU No. 32 Tahun 2009, Bab I, Pasal I, daya dukung lingkungan
hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. Penurunan
Kualitas lingkungan hidup dapat terjadi karena pengaruh dari luar sistem, yaitu
adanya tekanan terhadap ekosistem yang menimbulkan dampak lingkungan
sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyesuaikan diri. Jika tekanan itu
berlanjut maka dalam jangka waktu tertentu ekosistem yang bersangkutan dapat
berubah atau bahkan bisa pula menjadi hancur dan menghilang.
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau Stategic Enviromental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk
terwujudnya pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan
bahwa degradasi lingkungan hidup umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah
dan antarsektor.
Penurunan kualitas lingkungan hidup tersebut tidak dapat diselesaikan
melalui pendekatan parsial. Ia menemukan instrumen alat pengelolaan lingkungan
hidup yang memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang dari
pusat ke daerah, lintas wilayah, dan antar sektor wilayah, komprehensif tersebut,
1. Berdasarkan tujuan pertumbuhan dan pengembangan wilayah
berkelanjutan diatas, sebutkan tujuan dan berikan contoh tujuan yang sudah tercapai di wilayah Anda!
2. Berikan pendapat atau gagasan Anda supaya tujuan dari pertumbuhan dan perkembangan wilayah berkelanjutan diatas bisa tercapai di wilayah Anda!
diperlukan degradasi kualitas lingkungan hidup yang terkait dengan masalah
perumusan kebijakan dan rencana pembangunan yang tidak ramah lingkungan.
Pendekatan parsial biasanya memiliki kerangka berpikir bagaimana
menyelesaikan masalah dengan melihat penyebab masalah tersebut dan tidak
melihat suatu masalah secara sistem (secara keseluruhan dan menganalisa
komponen yang ada). Pendekatan parsial biasanya sering dilakukan oleh
orang-orang pemerintahan.
2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Ada dua definisi KLHS yang lazim diterapkan, yaitu definisi yang
menekankan pada pendekatan telaah dampak lingkungan (EIA-driven) dan pendekatan keberlanjutan (sustainability-driven). Pada definisi pertama, KLHS berfungsi untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan,
rencana atau program pembangunan. Sedangkan definisi kedua, menekankan pada
keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya.
Definisi KLHS untuk Indonesia kemudian dirumuskan sebagai proses
sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup dari, dan menjamin
diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam, pengambilan keputusan
yang bersifat strategis (SEA is a systematic process for evaluating the environmental effect of, and forensuring the integration of sustainability principles into, strategic decision-making).
Peran Peran KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang. KLHS adalah sebuah
bentuk tindakan stratejik dalam menuntun, mengarahkan, dan menjamin tidak
terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan
secara inheren dalam kebijakan, rencana dan program (KRP). Posisinya berada
pada relung pengambilan keputusan. Oleh karena tidak ada mekanisme baku
dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan tata ruang,
maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing hirarki rencana tata
ruang wilayah (RTRW). KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa
(suplementer) dari penjabaran RTRW, atau kombinasi dari beberapa atau semua fungsi-fungsi diatas.
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk meningkatkan
efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya, menciptakan tata
pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif, kerjasama lintas batas wilayah
administrasi, serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah (kerap juga disebut “bio-region” dan/atau “bio-geo-region”). Sifat pengaruh KLHS dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu KLHS yang bersifat
instrumental, transformatif, dan substantif. Tipologi ini membantu membedakan
pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadapberbagai ragam RTRW,
termasuk bentuk aplikasinya, baik dari sudut langkah-langkah prosedural maupun
teknik dan metodologinya.
3. Pendekatan KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)
Pendekatan KLHSdalam penataan ruang didasarkan pada kerangka bekerja
dan metodologi berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4
(empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang, yaitu :
1. KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe) KLHS dilaksanakan menyerupai
AMDAL yaitu mendasarkan telaah pada efek dan dampak yang ditimbulkan
RTRW terhadap lingkungan hidup. Perbedaannya adalah pada ruang
lingkup dan tekanan analisis telaahannya pada tiap hirarhi KRP RTRW.
2. KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal) KLHS ditempatkan sebagai environmental appraisal untuk memastikan KRP RTRW menjamin pelestarian fungsi
lingkungan hidup, sehingga bisa diterapkan sebagai sebuah telaah khusus
yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan hidup.
3. KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan (Integrated
pandangnya merupakan paduan kepentingan aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Dalam prakteknya, KLHS kemudian lebih ditempatkan
sebagai bagian dari kajian yang lebih luas yang menilai atau menganalisis
dampak sosial, ekonomi dan lingkungan hidup secara terpadu.
4. KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya Alam
(Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management) KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem
perencanaan penggunaan lahan dan sumberdaya alam, atau b) sebagai
bagian dari strategi spesifik pengelolaan sumberdaya alam. Model a)
menekankan pertimbanganpertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai
dasar dari substansi RTRW, sementara model b) menekankan penegasan
fungsi RTRW sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan
cadangan sumberdaya alam.
Aplikasi-aplikasi pendekatan di atas dapat diterapkan dalam bentuk
kombinasi, sesuai dengan : hirarki dan jenis RTRW yang akan dihasilkan/ditelaah,
lingkup isu mengenai sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang menjadi
fokus, konteks kerangka hukum RTRW yang dihasilkan/ditelaah, kapasitas
institusi dan sumberdaya manusia aparatur pemerintah selaku pelaksana dan
pengguna KLHS, serta tingkat kemauan politis atas manfaat KLHS terhadap
RTRW.
1. Amati tempat wilayah tinggal Anda kemudian jelaskan apakah disana terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup atau sebaliknya!
2. Carilah informasi dari berbagai sumber tentang bagaimana sejarah perkembangan wilayah tempat tinggal Anda. Kemudian simpulkan apakah wilayah Anda sudah menggunakan pendekatan KLHS dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan wilayah Anda!
E.
Sistem Perencanaan Wilayah Nasional
1. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Pemerintah kota/daerah dalam melaksanakan pembangunan harus
direncanakan dan diputuskan dengan baik. Beberapa hal harus diperhatikan dalam
penyusunan rencana tata ruang wilayah nasional adalah sebagai berikut.
a. Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional
b. Perkembangan permasalahan regional dan global serta hasil pengkajian
implikasi penantaan ruang nasional.
c. Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas
ekonomi.
Aspek lain yang harus menjadi perhatian dalam penyusunan rencana tata
ruang nasional adalah sebagai berikut.
a. Kaselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
c. Rencana pembangunan jangka panjang nasional
d. Rencana tata ruang kawasan strategis nasional
e. Rencana tat ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota.
2. Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rencana tata ruang wilayah nasional memuat hal-hal sebagai berikut.
a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional.
b. Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan
nasional, yang terkait dengan kawasan pedesaan dalam wilayah pelayanan
dan sistem jaringan prasarana utama.
c. Rencana pola ruang wilayah nasional, yang meliputi kawasan lindung
nasional dan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.
e. Arahan pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi arahan
peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.
3. Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Fungsi rencana tata ruang wilayah nasional menjadi pedoman untuk hal-hal
sebagai berikut.
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional.
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menegah nasional
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
nasional
d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi serta keserasian antarsektor.
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota
4. Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Dalam jangka waktu rencana tata ruang terdapat pedoman batas waktu yang
disesuaikan dengan program. Hal-hal ini yang berhubungan dengan jangka waktu
rencana tata ruang adalah sebagai berikut.
a. Jangka waktu rencana tata ruang wilayah nasional adalah dua puluh tahun.
b. Rencana tata ruang wilayah nasional ditinjau kembali satu kali dalam lima
tahun
c. Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu, yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan dan/atau perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan
dengan undang-undang, rencana tata ruang wilayah nasional tersebut
ditinjau kembali lebih dari satu kali dalam lima tahun.
1. Wilayah merupakan bagian permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu. Wilayah formal ditententukan berdasarkan konsep homogenitas, sedangkan wilayah fungsional ditentukan berdasarkan konsep heterogenitas.
2. Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang
pertumbuhannnya sangat pesat sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan dan mempengaruhi kawasan lain di sekitarnya.
3. Pusat pertumbuhan dapat berpengaruh terhadap pemusatan dan
persebaran sumber daya, perkembangan ekonomi, dan perubahan sosial budaya masyarakat.
4. Untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan atau wilayah
pembangunan, dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif 5. Ada banyak faktor penentu yang belum berjalan dalam pembangunan
nasional dengan ketidakmerataan kebijakan pemerintah terhadap daerah terpencil dan kota. Akibatnya, pemerataan kesejahteraan di Indonesia pun masih belum bisa dirasakan oleh seluruh masyrakat indonesia, terutama untuk daerah yang sangat terbatas dalam hal saran adan prasarana.
6. Dalam mewujudkan cita-cita bangsa, dibutuhkan sebuah kerja sama antar masyarakat dan pemerintah. Akan tetapi, dalam hal ini
pemerintah memegang peranan yang cukup besar sehingga diharapkan semua perencanaan yang telah direncanakan dapat direalisasikan dengan penuh tanggung jawab dan diperoleh hasil yang sesuai dengan rencana. Di samping itu, kebijakan pemerintah tersebut diharapkan merata di setiap daerah dan tidak hanya berkembang di daerah kota saja.
Rangkuman
1. Carilah informasi dari berbagai sumber tentang bagaimana sejarah perkembangan wilayah tempat tinggal Anda. Kemudian simpulkan apakah wilayah Anda sudah membangun berdasarkan aspirasi dari masyarakat!
2. Amatilah pembangunan yang ada di daerah anda kemudian berikan contoh pembangunan yang gagal dan jelaskan penyebabnya serta berikan solusinya!
A. Pililah jawaban yang paling tepat.
1. Suatu wilayah merupakan kesatuan ekosistem terdiri dari komponen . . .
a. Ekonomi dan sosial c. Sosial dan budaya
b. Politik dan waktu d. Biotik dan abiotik
2. Pada dasarnya wilayah di permukaan bumi terbentuk karena adanya . . .
a. Perbedaan struktur sosial c. Persamaan Karakteristik tertentu
b. Perbedaan struktur ekonomi d. Persamaan struktur sosial
3. Generic region adalah penggolongan wilayah berdasarkan . . . a. Ciri Khusus c. Dua kenampakan
b. Ciri umum d. Tiga kenampakan
4. Specific region adalah penggolongan wilayah berdasarkan . . . a. Ciri khusus yang menunjukkan sifat khas suatu wilayah
b. Satu kenampakan
c. Heterogenitas kenampakan
d. Homogenitas kenampakan
5. Fungsi pusat pertumbuhan secara umum . . .
a. Memudahkan koordinasi dan meratakan pembangunan
b. Mengetahui kelemahan tiap daerah
c. Mencari alternatif untuk mengoptimalkan produksi
d. Melihat perkembangan dan upaya peningkatan pertanian
6. Secara umum pembagian wilayah di permukaan bumi berdasarkan keadaan . .
a. Alam c. Alam dan kebudayaan
b. Budaya d. Sosial dan budaya
7. Formal region terbentuk karena . . .
a. Kenampakan yang sama c. Perbedaan yang sama
b. Kenampakan hampir sama d. Kondisi sosial
8. Upaya membagi permukaan bumi menjadi beberapa bagian disebut . . . .
a. Klasifikasi regional c. Defimitasi kualitatif
b. General regional d. Defimitasi kuantitatif 9. Keadaan yang menjadi dasar perwilayahan antara lain . . .
a. Wilayah bertopik tunggal c. Wilayah bertopik banyak
b. Wilayah bertopik gubungan d. Compage
10.Penggolongan objek-objek ke dalam kelas-kelas dengan dasar adanya
beberapa persamaan dalam sifatnya disebut . . .
a. Divisi c. Regional
b. Klasifikasi d. Zona
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan pengertian wilayah dan perwilayahan ?
2. Apakah perbedaan wilayah formal dan wilayah fungsional ?
3. Sebutkan wilayh-wilayah yang termasuk wilayah formal dan wilayah
fungsional!
4. Apakah yang dimaksud dengan regionalisasi dan klasifikasi wilayah?
5. Jelaskan perwilayahan berdasarkan fenomena geografis?
6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pusat
pertumbuhan!
7. Apakah perbedaan antara pusat pertumbuhan dan kutub pertumbuhan ?
8. Jelaskan teori tempat sentral yang disampaikan oleh Walter Christaller!
9. Apakah pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya pusat pertumbuhan
terhadap perkembangan ekonomi dan sosial budaya?
10.Mengapa perwilayahan penting untuk dilakukan dalam perencanaan
Banyak kendala yang dihadapi oleh pemerintah indonesia terkait masalah
percepatan pertumbuhan wilayah serta pemerataan pembangunan. Masalah ini
hendaknya dapat segera diselesaikan. Pemerintah dapat menggunakan bantuan
ilmu geografi dalam pemetaan wilayah untuk menghasilkan suatu sistem
perencanaan wilayah nasional yang lebih optimal.
Untuk membantu Anda menilai diri setelah mempelajari materi dalam bab
ini, isilah tabel berikut dengan tanda tentang () sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
No. Kemampuan yang diharapkan Sudah mampu Belum mampu
1. Pengertian wilayah dan perwilayahan
2. Kutub dan pusat pertumbuhan wilayah
3. Pertumbuhan wilayah berkelanjutan
4. Kajian dan daya dukung untuk pertumbuhan wilayah
5. Sistem perencanaan wilayah indonesia
Jika ada poin-poin yang belum dikuasai dengan baik. Kalian sebaiknya
mempelajari kembali materi yang ada, berdiskusi dengan guru, serta mencari
informasi tambahan dari beberapa sumber, misalnya buku-buku referensi dan
internet.
Glosarium
Alamiah : wajar, memang seharusnya begitu, berkembang dengan
sendirinya
Aparatur : perangkat atau alat (negara, pemerintah) dalam hal ini
para pegawai (negeri);
Amdal : analisis dampak lingkungan hidup
Antroposfer : lingkungan bagian permukaan bumi yang dihuni oleh
manusia
Arid : daerah yang mempunyai iklim kering dan curah hujan
yang tidak menentu sekitar 700 mm pertahun dan
kekeringan secara periodik
Atmosfer : selubung udara yang mengelilingi bumi
Backwash effect : pengaruh negatif
Biosfer : sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana
makhluk hidup tinggal danmelangsungkan kegiatan
hidupnya
Core periphery : konsep pembangunan pusat dan pinggiran, ada pusat
sudah pasti ada pinggiran
Cultural : kebudayaan
Cultural region : region budaya
Degradasi : suatu proses penurunan kemapuan atau kualitas
lingkungan
Dimensi : ukuran yang mencakup luas, panjang, tinggi, lebar dll.
Dinamika : adanya interaksi dan interdependensi antara anggota
Generic region : penggolongan wilayah berdasarkan ciri umum
Habitat : tempat suatu makhluk hidup tinggal dan
berkembang biak
Hidrosfer : lapisan air yang ada di permukaan bumi
Hirarki : suatu susunan hal (objek, nama, nilai, kategori, dan
sebagainya) bawah atau pada tingkat yang sama
dengan yang lainnya
Holistik : upaya untuk memahami sesuatu secara utuh-
menyeluruh-tidak terpecah belah
Homogen : menunjukkan bahwa sesuatu itu sama baik sifat dan
kualitasnya
Instrumen : alat untuk mendapatkan data penelitian
Institusi : suatu sistem norma yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan kemasyarakatan yang berguna
bagi kehidupan manusia.
Intensif : penghasilan tambahan yang akan diberikan kepada
para karyawan yang dapat memberikan prestasi
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Interval : sebuah jarak antara wilayah satu ke wilayah yang
lainnya
Industri : salah satu kegiatan ekonomi yang cukup strategis
untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian
masyarakat
Klasifikasi : suatu cara pengelompokan (penggolongan) dan
pemberian nama makhluk hidup berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri-cirinya.
Koordinasi : menyelaraskan atau menyeimbangkan kegiatan
kerja dari satu pihak dagan pihak yang lain demi
mencapai tujuan masing-masing pihak dan berakhir
dengan tujuan bersama
Komplementer :fungsi untuk melengkapi fungsi wilayah lain
Komponen : bagian dari suatu sistem yang memiliki peran
Legalitas : sebuah aturan hukum yang tertulis dalam bentuk
undang-undang yang akan mengatur pelaku
pelanggaran hukum setelah adanya legalitas
tersebut
Litosfer : lapisan kulit bumi yang mengikuti bentuk muka
bumi yang bulat dan tersusun atas batuan dan
mineral
Migrasi : perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional)
Negara agraris : negara yang sebagian besar penduduknya
mempunyai mata pencarian sebagai petani
Parameter : Indikator atau alat ukur
Prioritas : elemen besar dalam hidup, tujuan utama
Regionalisasi : pembagian wilayah
Sabana : padang rumput yang dipenuhi oleh semak / perdu
dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang
tumbuh menyebar
Sanksi :tanggungan (tindakan, hukuman, dan sebagainya)
untuk memaksa orang menepati perjanjian atau
menaati ketentuan
Sektor : lingkungan suatu usaha
Sinergi : hubungan yang melebihi hubungan apapun
Sosial : bermasyrakat atau berhubungan dengan orang lain
Spesific region : wilayah khusus
Stabilitas : Sitiasi yang dihindarkan dari gejolak-gejolak
negatif dan sebaliknya justru sesuatu yang sangat
dibutuhkan untuk pembangunan dan pertumbuhan
wilayah
Stepa : padang rumput yang dipenuhi oleh semak / perdu
dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang
tumbuh menyebar,
Strategis : proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil
Teknokrat : cendekiawan yang berkiprah dalam pemerintahan
Tipologi : mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan
tipe atau jenis
Transformatif : bersifat berubah-ubah bentuk (rupa, macam, sifat,
keadaan, dan sebagainya)
Tropik : mengenai daerah tropik (sekitar khatulistiwa)
Tundra : suatu area bioma di mana pertumbuhan pohon
terhambat dengan rendahnya
suhu lingkungan sekitar karena itu disebut daerah
tanpa pohon.
Urbanisasi : perpindahan penduduk dari desa ke kota
Vegetasi : bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang
menempati suatu ekosistem
Wilayah administrative :lingkungan kerja perangkat pemerintah pusat yang
menyelenggarakan tugas pemerintahan umum di
Daftar Pustaka
Amir Khosim dan Kun Marlina Lubis. 2007. Geografi untuk SMA/MA kelas XII.
Jakarta: Grasindo.
Ayu.2009. Konsepsi Wilayah dan Prinsip Pewilayahan.
https://whitayu.wordpress.com/2009/01/11/konsepsi-wilayah-dan-prinsip-pewilayahan/. Diakses 29 April 2016
Ace. 2015. Mengidentifikasi Pusat Pertumbuhan Wilayah.
http://acehlook.com/mengidentifikasi-pusat-pertumbuhan-wilayah/. Diakses 27 April 2016
Ananto Bnagkit Perdana. 2012. Teori Christaller.
http://anantobp.blogspot.co.id/2012/10/teori-christaller.html. Diakses 29 April 2016
Bambang Setyabudi. 2015. Kajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah.
http://penataanruang.pu.go.id/bulletin/upload/data_artikel/Kajian%20 Lingkungan%20Hidup%20Strategis%20Sebagai%20Kerangka%20Be rfikir%20dalam%20Perencanaan%20Tata%20Ruang%20Wilayah-Ir.Bambang%20Setyabudi,MURP.PDF. Diakses 25 April 2016
Conan. 2007. Pendekatan parsial VS Pendekatan sistem.
https://conandole.wordpress.com/2007/12/14/pendekatan-parsial-vs-pendekatan-sistem/. Diakses 30 April 2016
Damaruta. 2014. Bagaimana hubungan aktivitas penduduk dengan kondisi geografis daerah tempat tinggalnya?.
http://damaruta.blogspot.co.id/2014/11/bagaimana-hubungan-aktivitas-penduduk.html. Diakses 27 April 2016
Eni, A & Tri H. 2012. Perwilayahan Fungsional dan Formal.
Ssbelajar.http://www.ssbelajar.net/2012/12/perwilayahan-formal-dan-fungsional-2.html. Diakses 27 April 2016
Eni, A & Tri H. 2012. Batas Pertumbuhan Wilayah 2.
http://www.ssbelajar.net/2012/12/batas-wilayah-pertumbuhan-2.html. Diakses 27 April 2016
Hartono, 2009, Geografi 3 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah Program Ilmu
Iwan. 2015. Menggenggam Dunia dengan Geografi
Islam.http://geografientrepreneur.yolasite.com/geografi-islam.php. Diakses 27 April 2016
Mulyadi. 2015. Teori Pusat Pertumbuhan.
https://mulyadifirdause.wordpress.com/teori-pusat-pertumbuhan/. Diakses 27 April 2016