• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOGRAFI UNTUK SMA MA KELAS XII SEMESTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GEOGRAFI UNTUK SMA MA KELAS XII SEMESTER"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

GEOGRAFI

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatuwahi wabarokaatu, segalah puji kita

panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karna atas rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan buku monograf “Percepatan Pertumbuhan Wilayah”. Tak lupa sholawat serta salam kita panjatkan kepada

junjungan Nabi besar kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang telah

membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju kecahaya keselamatan.

Buku monograf ini telah dinilai dan dievaluasi oleh Bapak

Dr. Ach. Amiruddin selaku Dosen pengampu mata kuliah pengembangan bahan

ajar geografi beserta Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Geografi Universitas

Negeri Malang (UM) dan telah ditetapkan sebagai monograf yang layak untuk

digunakan dalam proses pembelajaran. Adanya monograf ini semoga dapat

dimanfaatkan oleh siswa dan guru di seluruh Indonesia khususnya guru geografi

dalam mengkaji materi geografi di sekolah secara mendalam. Penulis berharap

semua pihak dapat menerima buku monograf ini, sebagai manusia yang jauh dari

kesempurnaan penulis berharap adanya masukan dari para siswa, guru dan

pembaca guna sama-sama memajukan pendidikan di Indonesia khususnya dalam

pembelajaran geografi.

Malang, Mei 2015

(3)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

PETA KONSEP ... iv

BAB 4 PERCEPATAN PERTUMBUHAN WILAYAH A. Wilaya dan Perwilayahan 1. Pengertian Wilayah ... 3

2. Konsep Wilayah . ... 4

3. Perwilayahan (Regionalisasi) . ... 4

4. Perwilayahan Wilayah Formal dan Fungsional . ... 7

5. Perwilayahan berdasarkan Fenomena Geografis . ... 12

B. Kutub dan Pusat Pertumbuhan Wilayah 1. Teori Dasar Kutub Pertumbuhan dan Pusat Pertumbuhan . ... 14

2. Interaksi antara Pusat Pertumbuhan dan Daerah Sekitarnya . ... 16

3. Menuntukan Batas Wilayah Pertumbuhan . ... 18

4. Kerjasama antar Wilayah untuk Memajukan Potensi Wilayah . ... 20

C. Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan 1. Pengertian dan Dimensi Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan . ... 24

2. Dimensi Pertumbuhan Ruang Wilayah dalam Hubungannya dengan Pembangunan Berkelanjutan . ... 24

3. Tujuan Pertumbuhan dan Perngembangan Wilayah Berkelanjutan . ... 25

D. Kajian Daya Dukung untuk Pertumbuhan Wilayah 1. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup ... 27

2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 28

3. Pendekatan KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) ... 29

E. Sistem Perencanaan Wilayah Nasional 1. Penyusunan Rencana Tata Ruang Willayah Nasional ... 31

2. Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ... 31

3. Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ... 32

4. Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ... 32

(4)

Percepatan Pertumbuhan

Kajian Daya Dukung Pertumbuhan Wilayah

Teori Kutub dan Pusat Pertumbuhan Wilayah

Interaksi Pusat Pertumbuhan dan Daerah Sekitarnya

Batas Wilayah Pertumbuhan

Kerja Sama Antar Wilayah

Potensi Wilayah

Tujuan Pertumbuhan Wilayah

(5)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian wilayah dan perwilayahan

2. Menjelaskan kutub dan pertumbuhan wilayah

3. Mendeskripsikan pertumbuhan wilayah berkelanjutan

4. Mengkaji daya dukung untuk pertumbuhan wilayah dan

5. Memahami sistem kajian perencanaan wilayah indonesia

Karakter yang dikembangkan

1. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupa untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajarinya. Contoh konsep wilayah, perwilayahan, pusat-pusat pertumbuhan, kerja sama wilayah dan perencanaan pembangunan

2. Berfikir Kreatif

Berfikir melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dalam konsep wilayah dan perwilayahan dalam perencanaan pembangunan Indonesia

3. Gemar Membaca

kebiasaan meluangkan waktu untuk membaca buku-buku yang dapat menambah wawasan yang berhubungan dengan wilayah dan perwilayahan.

KOMPETENSI DASAR

1. Menyusun konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan pembangunan nasional dan daerah masing-masing

(6)

Perhatikan Gambar di Atas , Gambar ini diharapkan menarik perhatian Anda

sehingga muncul berbagai pertanyaan tentang gambar ini. Rumuskan pertanyaan

tersebut dan diskusikanlah jawabannya berdasarkan pemahaman Anda.

1. ...

2. ...

3. ...

4. ...

5. ...

Dan seterusnya.

Sumber : Syamsunardi Gambar 1 : Wilayah Jakarta

(7)

A.

Wilayah dan Perwilayahan

1. Pengertian Wilayah

Sejauh ini belum ada pengertian wilayah terbaru yang dikeluarkan

pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang rencana tentang

tata ruang wilayah nasional masih dipakai dalam mengartikan wilayah. Wilayah

adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait

padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif

dan/aspek fungsional, begitulah bunyi dari peraturan pemerintah tersebut. Berikut

ini ada defenisih wilayah dari beberapa ahli geografi:

Menurut Cressey: Wilayah (region) adalah keseluruhan dari lahan, air, udara, dan manusia dalam hubungan yang saling menguntungkan. Setiap

region merupakan satu keutuhan (entity) yang batasnya jarang ditentukan secara tepat.

Menurut R. E. Dickinson: Wilayah adalah daerah tertentu yang terdapat sekelompok kondisi fisik yang telah memungkinkan terciptanya tipe-tipe

ekonomi tertentu.

Menurut W. I. G. Joerg: Wilayah adalah suatu area yang mempunyai kondisi fisik yang sama/homogen.

Menurut A. I. Herbertson: Wilayah adalah suatu kesatuan yang kompleks dan tanah, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia yang dipandang dari

hubungan mereka yang khusus yang secara bersama-sama membentuk suatu

ciri tertentu di atas permukaan bumi.

Menurut Fanneman: Wilayah adalah area yang mempunyai karakteristik kenampakan permukaan yang sama dan kenampakan ini sangat berbeda

dengan kenampakan-kenampakan lain di daerah sekitarnya.

Menurut Taylor: Wilayah dapat didefinisikan sebagai suatu satuan area di permukaan bumi yang dapat dibedakan dengan area lain melalui sifat-sifat

(8)

Menurut Platt: Wilayah adalah suatu daerah yang keberadaanya dikenal berdasarkan keseragaman (homogenitas) umum, baik didasarkan pada

keadaan lahan maupun keadaan penduduknya.

2. Konsep Wilayah

Secara umum konsep wilayah di permukaan bumi dibedakan atas keadaan

alamiah (natural region) dan keadaan tingkat kebuadayaan penduduknya (cultural region).

a. Berdasarkan keadaan alamiah

Wilayah yang didasarkan keadaan alamiah adalah sebagai berikut.

1) Berdasarkan variasi iklim, terdapat wilayah tropik, subtropik, sedang, arid

(gersang), dan kutub.

2) Berdasarkan tinggi rendahnya permukaan bumi, terdapat wilayah daratan

rendah, dataran tinggi, dan dataran pantai.

3) Bedasarkan persebaran vegetasi, terdapat wilayah hutan hutan tropis, hutan campuran, hutan musim, hutan berdaun jarum, tundra, sabana, dan stepa.

b. Berdasarkan tingkat kebudayaan penduduk

Wilayah yang didasarkan tingkat kebudayaan penduduk berupa wilayah

agraris, wilayah industri, dan wilayah perikanan.

1) Apabilah wilayah didasarkan suatu kenampakan disebut generic region,

contohnya areal tebu, areal padi dan areal gandum

2) Apabilah wilayah didasari ciri-ciri khusus lokasi dan kekhasannya dibanding

wilayah lain, disebut spesific region , contoh wilayah Timur Tengah, Amika Latin dan Asia Tenggara.

3. Perwilayahan (Regionalisasi)

Pewilayahan dalam suatu program perencanaan memegang peranan yang

sangat penting, sehingga mutlak perlu dipahami oleh para perencana. Hal ini

antara lain karena pewilayahan sangat berguna untuk mengetahui variasi karakter

dalam suatu wilayah tertentu.

(9)

mendasarkan pada criteria-kriteria tertentu seperti administrative, politis, ekonomis, sosial, cultural, fisis, geografis, dan sebagainya.

Pewilayahan di Indonesia berhubungan erat dengan pemerataan

pembanguynan dan mendasarkan pembagiannya pada sumberdaya-sumberdaya

local, sehingga prioritas pembangunan dapat dirancang dan dikeloila

sebaik-baiknya. Pewilayahan untuk perencanaan pengembangan wilayah di Indonesia

bertujuan untuk :

1) Menyebar-ratakan pembangunan sehingga dapat dihindarkan adanya

pemusatan kegiatan pembangunan yang berlebih-lebihan di daerah tertentu,

2) Menjamin keserasian dan koordinasi antara berbagai kegiatan pembangunan

yang ada di tiap-tiap daerah.

3) Memberikan pengarahan kegiatan pembangunan, bukan saja pada para

aparatur pemerintah, baik pusat maupun daerah, tetapi juga kepada

masyarakat umum dan para pengusaha.

Perwilayahan ditinjau dari berbagai negara mempunyai corak/ragam yang

bermacam-macam. Hal ini dikarenakan masing-masing negara memiliki present

problems yang memang sangat bervariasi. Perwilayahan dilakukan dengan tiga

metode, yaitu sebagai berikut.

a. Penyamarataan wilayah

Penyamarataan wilayah adalah usaha untuk membagi permukaan bumi

menjadi beberapa bagian. Penyamarataan dilakukan. Dengan cara mengubah

atau menghilangkan faktor-faktor tertentu yang diangggap kurang penting

atau tidak relevan. Pengubahan atau penghilangan itu dimaksudkan untuk

menonjolkan karakter-karakter tertentu untuk melakukan penyamarataan

wilayah dan perlu memperlihatkan skala peta yang digunakan dan tujuan

dilakukannya penyamarataan wilayah.

b. Delitimasi dalam penyamarataan wilayah

Delitimasi adalah cara-cara penentuan batas terluar suatu wilayah untuk

tujuan tertentu. Di dalam penyamarataan wilayah, delitimasi dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu delitimasi secara kualitatif dan delitimasi secara kuantitatif.

Delitimasi kualitatif merupakan cara penentuan batas terluar suatu wilayah

(10)

konsep ini, yang ditekankan bukan batas-batas wilayah , melainkan inti wilayah

tersebut. Hal ini disebabkan wilayah tersebut merupakan bagian yang dianggap

mewakili wilayah yang bersangkutan. Contoh delitimasi kualitatif adalah

pembagian wilayah indonesia kedalam sepuluh wilayah pembangunan.

Delitimasi kuantitatif adalah cara penentuan batas wilayah berdasarkan

ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif. Ukuran-ukuran tersebut diambil dari data

yang terkumpul kemudian digambarkan ke dalam peta sehingga memberikan

gambaran persebaran data tersebut secara keruangan. Contoh delitimasi kuantitatif

adalah perwilayahan klimatologis.

c. Klasifikasi wilayah

Klasifikasi wilayah adalah usaha untuk menggolongkan willayah secara

sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu. Di dalam penggolongan tersebut,

perlu diperhatikan keseragaman sifat dan semua individu yang ada dalam wilayah

yang bersangkutan. Yaitu untuk mengetahui perbedaan jenis dan tingkat.

1) Perbedaan jenis dan klasifikasi wilayah

Perbedaan jenis sangat diperlukan untuk mendapatkangambaran tentang

karakteristik suatu wilayah. Contohnya, klasifikasi yang mendasarkan pada

persebaran tata guna lahan dengan karakteristiknya masing-masing.

2) Perbedaan tingkat dan klasifikasi wilayah

Guna membuat perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah dapat

dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode interval dan

metode hierarkis.

a) Penggunaan metode interval harus memperhatikan parameter-parameter

kelas yang digunakan sebagai dasar penggolongan. Makin banyak kelas

yang digunakan, makin kecil interval kelas sehingga makin banyak

informasi yang dapat diperoleh dari data yang bersangkutan.

b) Metode hierarkis

Dalam metode ini tiap-tiap kelas mempunyai hubungan dengan

kelas-kelas di bawahnya atau di atasnya. Hal ini karena orde yang lebih tinggi

(11)

4. Perwilayahan Wilayah Formal dan Fungsional

Perwilayahan adalah suatu proses delineasi (pembatasan) suatu wilayah.

Dalam proses ini diperlukan suau kriteria yang sebagai dasar pendelineasian

wilayah. Apabilah kriteria yang digunakan bersifat sederhana, misalnya kepadatan

penduduk, pendelineasian akan mudah. Sebaliknya, jika kriteria yang digunakan

bervariasi, perwilayahan menjadi agak rumit.

Perwiyahan diperlukan terutama untuk merancang pengembangan wilayah

atau untuk hal-hal yang berkaitan dengan analisis wilayah. Sebagai contoh,

perwilayahan digunakan untuk mengetahui pengaruh wilayah sentral terhadap

wilayah sekitarnya. Kita akan membahas salah satu metode perwilayahan, yakni

metode nilai bobot indeks.

a. Perwilayahan wilayah formal

Penentuan suatu wilayah menjadi perwilayahan formal dapat dilakukan

dengan metode nilai bobot indeks. Perwilayahan formal bertujuan untuk

mengetahui bagian-bagian wilayah yang bersifat seragam atau homogen sesuai

dengan variabel atau kriteria yang digunakan.

Berdasarkan beberapa variabel atau kriteria maka penarikan batas wilayah

dapat dilakukan dengan metode nilai bobot indeks. Misalnya, variabel yang

digunakan untuk menentukan wilayah homogen secara sosial ekonomi adalah

pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan penduduk. Contoh penentuan nilai

bobot indeks kedua variabel tersebut di tujuh wilayah kota X dilakukan sebagai

berikut.

(12)

Tabel 1. Pendapatan per Kapita dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota X

Nilai indeks setiap wilayah dihitung dengan ketentuan sebagai berikut.

Pendapatan per kapita:

a. ≤ Rp 1.000.000,00 berbobot 1. b. > Rp 1.000.000,00 berbobot 2.

Tingkat pertumbuhan penduduk:

a. < 1% berbobot 4.

b. 1,0 – 1,1 % berbobot 3. c. 1,2 – 1,3 % berbobot 2. d. ≤ 1,4 % berbobot 1.

Tabel 2. Nilai Bobot Indeks Wilayah A–G

(13)

Rata-rata bobot wilayah kota X adalah:

Perwilayahan A–G kota X berdasarkan tabel 7.2 dapat dibedakan menjadi tiga wilayah homogen menurut kondisi sosial ekonomi (standar deviasi = 0,5), yaitu:

Wilayah I <2,9 (E).

Wilayah II 2,9–3,9 (B, C, F). Wilayah III > 3,9 (A, D, G).

Gambar 3 : Perwilayahan kota X berdasarkan tabel 1.2.

(14)

b. Perwilayahan wilayah fungsional

Perwilayahan fungsional ditentukan dengan adanya hubungan dari titik-titik

pertumbuhan pada unit-unit wilayah dengan titik pusat pertumbuhan. Jadi,

perwilayahan fungsional lebih menitikberatkan adanya arus hubungan dengan titik

pusat.

Penentuan perwilayahan fungsional umumnya menggunakan dua pendekatan

analisis, yaitu analisis aliran barang/orang dan analisis gravitasi. Analisis aliran

barang/orang menitikberatkan pada sesuatu yang dilakukan orang, sedang analisis

gravitasi menitikberatkan pada suatu kemungkinan yang akan dilakukan orang

menurut pengamatan.

Analisis aliran barang/orang memandang wilayah fungsional berdasarkan

pada arah dan intensitas aliran barang/orang antara titik pusat dan wilayah

sekitarnya. Jangkauan pengaruh titik pusat terhadap wilayah sekitar sampai pada

titik minimum arus aliran. Dengan demikian, pengaruh aliran barang/orang

berlangsung intensif di wilayah terdekat dengan titik pusat dan kurang intensif di

wilayah yang jauh dari titik pusat.

Beberapa jenis aliran barang/orang dapat disebutkan sebagai berikut.

a. Bidang informasi : surat kabar, tabloid, surat, telepon, dan telegram.

b. Bidang sosial : arus sumbangan dan kemanusiaan, pasien berobat, serta siswa sekolah.

c. Bidang ekonomi : arus penumpang angkutan bus, barang kebutuhan pokok, barang ekspor, dan orang yang pergi bekerja.

d. Bidang politik : arus pengungsi dan mencari suaka politik, serta arus

pembelanjaan negara.

Pendekatan analisis aliran barang/orang dapat dilakukan secara sederhana

dengan teori grafik. Contoh analisis aliran barang/orang adalah arus angkutan

penumpang yang menggunakan jalur bus umum di kota Y. Jalur bus angkutan

umum yang ada menunjukkan terjadinya hubungan sosial ekonomi antarwilayah.

(15)

Sumber : www.ssbelajar.net

Tabel 3. Contoh Matriks Metode Jalur Bus Umum Antarwilayah Kota Y

Gambar 4 : Jaringan hubungan fungsional jalur angkutan bus kota

(16)

5. Perwilayahan berdasarkan Fenomena Geografis

Perwilayahan secara geografis adalah pewilayahan yang didasarkan

atas gejala atau objek geografi dalam hubungannya dengan letak suatu tempat

di permukaan bumi. Misalnya, Indonesia merupakan suatu wilayah yang

terletak di Asia Tenggara yang memiliki lintang rendah dan berada di antara

Benua Asia-Australia, serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Adapun Inggris di Eropa Barat yang memiliki lintang sedang berada di

Samudra Atlantik, Laut Utara, dan Selat Channel di sebelah barat Benua

Eropa. Perbedaan letak dari setiap wilayah tersebut mempengaruhi terjadinya

perbedaan karak teristik yang khas dari setiap wilayah di permukaan bumi.

Karakteristik yang bersifat fisik, antara lain sebagai berikut.

1. Jenis iklim, seperti suhu udara dan kelembaban udara (Atmosfer).

2. Jenis batuan, seperti jenis, tekstur, dan struktur tanah (Litosfer).

3. Jenis air, seperti hujan, arus laut, suhu air laut, dan salinitas air laut

(Hidrosfer).

4. Jenis tumbuhan atau flora dan jenis binatang atau fauna (Biosfer).

Adapun karakteristik yang bersifat sosial budaya, antara lain administrasi

pemerintahan, struktur penduduk, kepartaian, pola dan jenis makanan, rumah,

pakaian, mata pencarian, transportasi, pendidikan, kesehatan, penguasaan

Iptek, kepadatan, dan persebaran penduduk (Antroposfer). Pada awal

perkembangannya, proses penggolongan wilayah hanya didasarkan pada

kriteria alamiah (fisik) tetapi sejak awal abad ke-19 penggolongan wilayah

berkembang secara sistematik dengan memasukan kriteria-kriteria lainnya

disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggolongan wilayah secara

garis besar terdiri dari lima bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik) adalah penggolongan wilayah yang didasarkan kepada ketampakan yang sebagian besar

didominasi oleh objek-objek yang bersifat alami, seperti peng golongan

wilayah pertanian dan kehutanan.

2. Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal) adalah penggolongan wilayah berdasarkan pada satu ketampakan, seperti

(17)

3. Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya) adalah penggolongan wilayah yang didasarkan kepada ketampakan jenis atau tema tertentu,

seperti di wilayah hutan hujan tropis (tropical rain forest), yang ditonjolkan hanyalah salah satu jenis flora tertentu di hutan tersebut,

seperti flora anggrek.

4. Spesifik Region (Wilayah Spesifik atau Khusus) adalah penggolongan wilayah secara spesifik yang dicirikan dengan kondisi geografis yang khas

dalam hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, dan

kependudukan secara umum, seperti wilayah Asia tenggara, Eropa timur,

dan Asia Barat Daya.

5. Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor) adalah penggolongan wilayah berdasarkan metoda statistik-deskriptif atau dengan metoda

statistik-analitik. Penentuan wilayah berdasarkan analisis faktor terutama

bertujuan untuk hal-hal yang bersifat produktif, seperti penentuan wilayah

yang cocok untuk tanaman jagung dan kentang.

1. Sebutkan contoh wilayah formal yang ada disekitarmu

2. Kabupaten atau kota termasuk wilayah formal atau fungsional ? Jelaskan jawaban anda!

(18)

B.

Kutub dan Pusat Pertumbuhan Wilayah

1. Teori Dasar Kutub Pertumbuhan dan Pusat Pertumbuhan Wilayah

Dalam geografi dikenal dua istilah yang memiliki arti hampir sama, yaitu

kutub dan pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan berkaitan dengan konsep

keruangan, sedangkan kutub pertumbuhan merupakan konsep ekonomi. Pusat

pertumbuhan adalah suatu kawasan yang perkembangannya sangat pesat

sehingga dapat dijadikan pusat pembangunan wilayah yang dapat

mempengaruhi daerah-daerah di sekitarnya. Menurut ilmu geografi,

pertumbuhan wilayah adalah pengembangan suatau wilayah, baik

pembangunan fisik maupun sosial budaya. Berikut ini beberapa teori yang

berhubungan dengan kutub pertubuhan dan pusat pertumbuhan menurut parah

ahli sebagai berikut.

a. Teori Kutub Pertumbuhan

Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan oleh Perroux, seorang ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut Perroux,

kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti keruangan yang abstrak,

sebagai tempat memancarnya kekuatankekuatan sentrifugal dan

tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal. Pembangunan tidak terjadi

secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan

kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota

atau wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis. Hubungan

kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara

sektor-sektor ekonomi.

Contoh: industri baja di suatu daerah akan menimbulkan kekuatan

sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan

dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan bahan mentah maupun

pasar. Industri tersebut juga menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu

rangsangan timbulnya kegiatan baru yang tidak berhubungan langsung

(19)

b. Teori polarisasi ekonomi

Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal.

Menurut Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang

menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat pertumbuhan

tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan

barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi.

Demikian terus-menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin lama

makin pesat atau akan terjadi polarisasi pertumbuhan ekonomi

(polarization of economic growth).

Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini menggunakan konsep

pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi dengan membatasi migrasi (urbanisasi),

mencegah keluarnya modal dari daerah pinggiran, membangun daerah

pinggiran, dan membangun wilayah pedesaan.

Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap daerah di

sekitarnya. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negatif.

Pengaruh positif terhadap perkembangan daerah sekitarnya disebut spread effect. Contohnya adalah terbukanya kesempatan kerja, banyaknya

investasi yang masuk, upah buruk semakin tinggi, serta penduduk dapat

memasarkan bahan mentah. Sedangkan pengaruh negatifnya disebut

backwash effect, contohnya adalah adanya ketimpangan wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya.

c. Teori pusat pertumbuhan

Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut

Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah sekumpulan

fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di permukaan Bumi.

Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai industri populasi yang

kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi

merupakan industri yang mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung

(20)

2. Interaksi antara Pusat Pertumbuhan dan Daerah Sekitarnya

Interaksi antara pusat pertumbuhan secara sosial, ekonomi, budaya, dan

ilmu pengetahuan dan teknologi dapat terjadi dalam lingkup daerah yang

sempit maupun luas, seperti penjelasan berikut.

a. Interaksi pada lingkup daerah yang sempit, yaitu antara kota dan daerah di

sekitar kota. Bentuk interaksi terlihat pada gambar. 5 berikut.

Gambar 5 : Interaksi sosial, ekonomi, budaya, dan iptek antara kota dan

daerah sekitarnya

Keterangan :

a. = produksi industri

b. = produk pertanian

c. = migrasi penduduk

d. = Investasi pertanian

e. = iptek

f. = pengaruh budaya

b. Interaksi pada lingkup daerah yang luas, yaitu interaksi pusat

pertumbuhan dengan wilayah sekitarnya dan negara lain. Bentuk

interaksinya terlihat pada Gambar 6 berikut.

(21)

Gambar 6 : Interaksi pusat pertumbuhan dengan daerah sekitar dan luar negeri

Menurut Hagett, sistem keruangan pada pertumbuhan kota berlaku sebagai

berikut.

a. Perbedaan keruangan dalam beberapa kelompok masyarakat menyebabkan

adanya keinginan untuk berinteraksi sehingga akan muncul pola perpindahan.

b. Proses pola perpindahan terlihat tanpa ada rintangan dan bergerak ke seluluh

arah tanpa melalui jalur tertentu. Umumnya perpindahan itu melalui jalur

kanal atau koridor. Gambaran tersebut menjelaskan elemen kedua yang perlu

dijadikan sebagai analisis adalah karakteristik perpindahan melalui kanal,

yaitu jaring-jaring jalan dari pinggiran sampai ke pusatnya. Hal ini sebgai

cerminan dari sistem transportasi dari pinggiran kota dan berakhir pada lokasi

yang unggul sebagai pusat suatu sistem.

c. Proses dekomposisi, yaitu pembentukan pusat atau nodes. Kemunculan dekomposisi dari pusat-pusat wilayah (nodal region). Yang disebabkan oleh keunggulan dari beberapa lokasi pusat yang satu akan unggul dari yang

lainnya.

Interaksi Luas

(22)

d. Perkembangan proses dekomposisi yang mengarah pada terbentuknya

perjenjangan hierarki pusat-pusat tersebut merupakan suatu sistem organisasi

dari pusat wilayah.

e. Perlu analisis daerah pembentukan asosiasi, tempat elemen yang ada di

permukiman tersebut. Surface yang berupa areal lahan yang disita terdapat fenomena pusat pemukiman dan jaringan-jaringan jalan yang tersusun dalam

bentuk bermacam-macam penggunaan lahan.

f. Perubahan yang terjadi tidak merata di seluruh permukaan bumi, hanya

terjadi pada satu atau beberapa lokasi tertentu. Lokasi tersebut disebarkan

sepanjang rute melalui pusat tertentu dan menyebar dengan sistem

perjenjangan. Proses perubahan melalui ruang dan waktu disebut difusi

keruangan.

3. Menentukan Batas Wilayah Pertumbuhan

Jika ingin membangun suatu wilayah, agar sasaran yang hendak dicapai dapat

terlaksana secara efisien, dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tepat, maka batas

wilayah harus jelas. Dengan demikian, semua sumber daya dapat difungsikan

secara optimal.

Ada dua cara untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan atau wilayah

pembangunan, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.

a. Kualitatif

Setiap wilayah pertumbuhan memiliki ciri-ciri tertentu sehingga dapat

dibedakan dengan wilayah pertumbuhan lainnya. Ciri-ciri tersebut jika dilihat

secara keseluruhan akan memunculkan gambaran (image) yang mencolok. Misalnya, wilayah perkebunan kelapa sawit memiliki ciri khas tanaman kelapa

sawit yang terhampar luas. Wilayah inti (core) seluruhnya ditanami kelapa sawit. Kian jauh dari daerah inti, persentase tanaman kelapa sawit makin berkurang.

Pada jarak tertentu, penduduk di wilayah tersebut masih banyak yang menanam

kelapa sawit, tetapi sebagian besar penduduknya menanam pohon karet. Lebih

jauh lagi, sudah tidak dijumpai penduduk yang menanam kelapa sawit dan seluruh

penduduk sudah menanam pohon karet. Dengan demikian, pada dua wilayah

(23)

Bagaimana menentukan batas wilayah perkebunan kelapa sawit dan wilayah

perkebunan karet ? Penentuan batas wilayah tersebut dilakukan melalui

pengamatan atau perkiraan yang didasarkan karakteristik wilayah tertentu.

Dengan demikian, batas yang dihasilkan bisa jadi kurang memuaskan dan bisa

menimbulkan masalah. Penentuan batas semacam itu disebut penentuan batas

secara kualitatif

b. Kuantitatif

Penentuan batas wilayah pertumbuhan secara kuantitatif, merupakan cara

penentuan batas wilayah berdasarkan ukuranukuran dari variabel tertentu.

Penentuan ini dapat dilakukan dengan perhitungan matematis, antara lain dengan

rumus teori titik henti.

Model ini dikemukakan oleh William J. Reilly. Teori ini dapat digunakan

untuk menentukan lokasi unit usaha ekonomi, sarana kesehatan, atau sarana

pendidikan. Rumus model titik henti:

Contoh soal:

Jumlah penduduk wilayah pertumbuhan A adalah 5.000 orang, wilayah

pertumbuhan B adalah 1.000 orang. Jarak antara wilayah pertumbuhan A dan B

adalah 20 km. Berapa lokasi titik henti antara A dengan B?

(24)

Jadi, lokasi titik henti antara wilayah pertumbuhan A dan B adalah 6,18 km

diukur dari wilayah pertumbuhan B. Apakah arti angka tersebut? Hal itu

menunjukkan wilayah B pertumbuhan wilayahnya memiliki jangkauan yang lebih

dekat dibandingkan dengan wilayah A. Dengan kata lain, wilayah A memberikan

pelayanan barang maupun jasa jangkauannya lebih jauh dibandingkan dengan

wilayah B.

4. Kerjasama antar Wilayah untuk Memajukan Potensi Wilayah

keterbatasan sumber daya yang dimiliki setiap daerah di Indonesia bisa saja

menghambat penyelenggaraan pemerintahan di daerah tersebut. Oleh karena itu,

daerah dituntut lebih proaktif dalam melakukan inovasi untuk mengatasi

keterbatasan-keterbatasan tersebut untuk mengembangkan dan mengoptimalkan

semua potensi yang ada di daerahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengadakan kerjasama antardaerah sebagaimana disebutkan dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 195 Ayat (1) dan pasal 196 Ayat (1), yaitu “

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyrakat bahwa daerah dapat

mengadakan kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan

efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, sinergi, dan saling menguntungkan.”

a. Maksud kerja sama antarwilayah

Tujuan kerja sama antarwilayah adalah sebagai berikut.

1) Menunjang upaya mewujudkan proses pembangunan yang

berkelanjutan didaerah. Memenuhi kewajiban

2) Pemerintah daerah dalam membangun dan menyelenggarakan fasilitas

pelayanan umum.

3) Menanggulangi masalah yang timbul baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan membawa

dampak terhadap kesejahteraan masyarakat.

4) Mengoptimalkan dan memberdayakan potensi yang dimiliki oleh

masing-masing pihak baik potensi sumber daya manusia, sumber daya

(25)

Pengaturan tentang kerja sama antar daerah telah diatur dalam UU Nomor 32

Tahun 2004 Pasal 195 sebagai berikut.

1) Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat

mengadakan kerja sama dengan daerah lain yang didasarkan pada

pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling

menguntungkan.

2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diwujudkan dalam

bentuk badan kerjasama antar daerah yang diatur dengan keputusan

bersama.

3) Dalam penyediaan pelayanan publik, daerah dapat bekerja sama dengan

pihak ketiga.

4) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) yang

membebani masyarakat dan daerah harus mendapatkan persetujuan

DPRD.

Beberapa faktor pendorong dalam kerja sama antardaerah adalah sebagai

berikut.

1) Adanya perbedaan sumber daya alam antardaerah.

2) Mobilitas faktor produksi dan pemasaran rendah

3) Perbedaan kualitas SDA, tekologi, dan modal

4) Adanya perbedaan hasil produksi setiap daerah

5) Perbedaan jumlah dan penyebaran penduduk

6) Kurang lancarnya perdagangan antardaerah

7) Kegiatan konsentrasi ekonomi berbeda-beda.

(26)

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kerjasama antar wilayah

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kerjasama antar wilayah adalah

sebagai berikut.

1) Perlu adanya upaya dari semua pihak untuk mendorong tumbuhnya

pemahaman akan urgensi pelaksanaan kerjasama antar daerah.

2) Untuk mendukung realisasi tersebut, pemerintah daerah dituntut

menyelenggarakan langkah-langkah untuk urusan pemerintahan dalam

kerangka kerja sama antar daerah.

3) Sosialisasi peraturan perundangan secara terus-menerus dan berkelanjutan

yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

4) Koordinasi yang lebih optimal antarpemerintah terkait, mulai dari tingkat

pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Upaya koordinasi yang intensif

diperlukan untuk menyamakan persepsi, sinkronisasi program, dan

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan nantinya.

5) Antara pemerintah provinsi dan kabupaten kota/kota perlu adanya upaya

peningkatan kerja sama di antara aparatur penyelenggara kerja sama

karena hal ini turut menentukan tingkat keberhasilan kerjasama.

6) Mengoptimalkan pelaksanaan model-model peran pemerintah provinsi

dalam mewujudkan kerja sama antardaerah

7) Menuangkan model-model peran pemerintah provinsi ke dalam dokumen

kebijakan sebagai landasan legalitas dalam mengoptimalkan peren

provinsi dalam kerja sama antardaerah.

8) Menumbuh kembangkan pemahaman dan kesadaran masyrakat dalam

berpartisipasi untuk pembangunan kerjasama antardaerah.

9) Untuk mendapatkan kesuksesan dalam pembangunan, perlu dilakukan

penggabungan proses politik dengan rencana pembangunan hasil proses

(27)

1. Carilah dari berbagai sumber bagaimana sejarah perkembangan wilayah tempat tinggal Anda. Kemudian simpulkan apakah wilayah Anda mampu mendorong pertumbuhan wilayah daerah lain disekitarnya!

2. Dari faktor-faktor pendorong dalam kerja sama antardaerah diatas cocokanlah faktor yang manakah yang paling banyak berperan mendorong pertumbuhan di wilayah tempat tinggalmu!

Tugas

Al-Idrisi adalah seorang ahli geografi dan kartografi Islam terkemuka di Zaman Pertengahan. Keturunan Rasulullah ini telah menghasilkan banyak peta yang hampir

menyamai peta-peta hari ini. Christopher Columbus sendiri menggunakan peta yang dilukis berdasarkan peta al-Idrisi semasa pelayarannya. Al-Idrisi paling terkenal di Barat sebagai seorang ahli geografi yang membina sebuah glob sfera perak berukuran berat 400 kg untuk Raja Roger II dari Sicily. Sesetengah sarjana menganggap beliau sebagai ahli geografi dan pelukis peta terhebat semasa Zaman Pertengahan. Beliau juga membuat sumbangan tulen dalam tumbuh-tumbuhan perubatan. Abu „Abd Allah Muhammad ibn Muhammad ibn „Abd Allah ibn Idris al-Sharif dilahirkan pada tahun 1099M di Ceuta, Sepanyol.

Al-Idrisi mendapat pendidikan di Cordova. Seperti apa yang lazim bagi ahli geografi Muslim, beliau mengembara ke banyak tempat yang jauh termasuklah Eropah untuk

mengumpul data geografi. Kemasyhuran dan kecekapan al-Idrisi akhirnya membawa kepada perhatian Roger II, Raja Sicily berketurunan Norman yang menjemput beliau untuk

menghasilkan peta dunia terkini. Adalah patut disebutkan bahawa Sicily pernah berada di bawah pemerintahan Muslim sebelum Raja Roger, yang hasil karya orang-orang Islam tersedia dengan bebas untuk dihantar ke Eropah melalui Barat Latin. Al-Idrisi menghasilkan sebuah bola perak berukuran berat 400 kg dan dengan teliti mencatatkan di atasnya tujuh benua berserta laluan-laluan perdagangan, tasik dan sungai, bandar-bandar utama, dataran dan gunung-ganang.

Sumber : iwangeodrs guru geografi

TOKOH GEOGRAFI

(28)

C.

Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan

1. Pengertian dan Dimensi Pertumbuhan Wilayah Berkelanjutan

Pertumbuhan wilayah berkelanjutan adalah proses pertumbuhan yang

berprinsip pada pengembangan dan keberlanjutan yang tidak mengorbankan dan

menimbulkan masalah bagi pertumbuhan wilayah lainnya.

a. Wilayah tersebut setiap tahunnya berkembang positif dan areal

pertumbuhan semakin luas.

b. Daerah tersebut menjadi incaran penduduk untuk berinteraksi dan

berusaha berinvestasi di wilayah tersebut.

c. Kegiatan ekonomi dan hubungan sosial berlangsung baik

d. Hasil dan kegiatan produksi, distribusi, serta konsumsi berjalan lancar.

e. Sumber daya alam yang ada dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk

kepentingan manusia

f. Sarana komunikasi dan transportasi tersedia dengan baik.

g. Sarana dan prasarana, seperti sekolah, rumah sakit, kebutuhan air, dan

kebutuhan listrik tercukupi..

h. Kondisi wilayah dan kehidupan masyarakat berlangsung aman.

2. Dimensi Pertumbuhan Ruang Wilayah dalam Hubungannya dengan

Pembangunan Berkelajutan

Untuk mewujudkan pertumbuhan wilayah berkelanjutan di suatu daerah,

diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Dari penduduk yang

berkualitas tersebut, memungkinkan untuk diperoleh potensi sumber daya

alam yang baik, tepat, efesien, dan maksimal dengan menjaga kelestarian

lingkungan. Oleh karena itu, diharapkan terjadi keseimbangan dan keserasian

antara jumlah penduduk, kapasitas dari daya dukung alam, dan daya tampung

(29)

Dimensi pertumbuhan ruang suatu wilayah dalam hubungannya dengan

pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut.

a. Pengentasan kemiskinan merupakan masalah mendasar yang harus segara

ditanggulangi. Kemiskinan adalah salah satu penyebab kemerosotan

lingkungan dan berdampak negatifbagi pembangunan.

b. Pola konsumsi dan produksi. Pola konsumsi kebutuhan dasar dan pola

hidup melalui pola produksi yang tidak berkelanjutan merupakan salah

satu penyebab utama kerusakan lingkungan. Hingga kini belum ada

kebijakan eksplisit mendorong mendorong pola konsumsi dan produksi

yang berkelanjutan.

c. Dinamika kependudukan dalam perencanaan pembangunan dapat

dilakukan dengan upaya memahami keterkaitan antara variabel

kependudukan dan lingkungan, serta dalam kaitannya dengan

pembangunan berkelanjutan.

d. Pengelolaan dan peningkatan kesehatan. Hal ini penting karena berkaitan

dengan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan. Hubungan ini bersifat

timbal balik.

e. Pengembangan perumahan dan pemukiman dalam pemanfaatan ruang

suatu wilayah dengan dinamika kependudukan. Pada suatu pemukiman,

baik perkotaan maupun pedesaan, sekitar 40%-60% didominasi oleh

kawasan perumahan.

3. Tujuan Pertumbuhan dan Pengembangan Wilayah Berkelanjutan

Adapun tujuan pertumbuhandan pembangunan wilayah berkelanjutan adalah

sebagai berikut.

a. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antargenerasi. Artinya,

pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu

memperhatikan batas-batas wajar dalam kendali ekosistem.

b. Pengamatan terhadap kelestarian sumber daya alam dan linngkungan

(30)

Teori tempat pusat disebutkan oleh Walter Christaller ( 1933) dan August Losch (1936), beliau mengembangkan satu teori yang dapat dipergunakan sebagai kerangka analisis untuk membahas hal tersebut. Teori pusat merupakan suatu permukiman yang menyediakan barang dan jasa- jasa bagi penduduk local dan daerah belakangnya. Pada teori tempat pusat juga menjelaskan tentang hubungan keterkaitan antara social – ekonomi dan fisik yang saling mempengaruhi. Guna mengetahui kekuatan dan keterbatasan hubungan ekonomi dan fisik suatu kota atau pusat dengan wilayah sekelilingnya, seorang ahli geografi, Walter Christaller, melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini dilakukan di Jerman bagian selatan, di daerah perdesaan (Hartshorn, 1980). Dan teori tersebut dinyatakan sebagai teori tempat pusat (Central Place Theory) oleh Christaller.

Menurut Christaller, tidak semua kota dapat menjadi pusat pelayanan. Dan pusat pelayanan harus mampu menyediakan barang dan jasa bagi penduduk di daerah dan kawasan sekitarnya. Christaller menyatakan bahwa dua buah pusat permukiman yang memiliki jumlah penduduk sama tidak selalu menjadi pusat pelayanan yang sama penting. Istilah kepusatan (centrality) digunakan untuk menggambarkan bahwa besarnya jumlah penduduk dan

pentingnya peran sebagai tempat terpusat (central place).

rangka menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik demi generasi

mendatang.

c. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam semata-mata hanya

untuk kepentingan mengejar pertumbuhan ekonomi dalam pemerataan

pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan antargenerasi.

d. Mempertahankan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan, baik masa kini

maupun yang mendatang.

e. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumber

daya alam dan lingkungan yang mempunyai manfaat jangka panjang

ataupun lestari antargenerasi.

f. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antargenerasi sesuai

dengan habitat.

TOKOH GEOGRAFI

(31)

D.

Kajian Daya Dukung untuk Pertumbuhan

Wilayah

1. Penurunan Kualitas Lingkungan Hidup

Menurut UU No. 32 Tahun 2009, Bab I, Pasal I, daya dukung lingkungan

hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan

manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. Penurunan

Kualitas lingkungan hidup dapat terjadi karena pengaruh dari luar sistem, yaitu

adanya tekanan terhadap ekosistem yang menimbulkan dampak lingkungan

sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyesuaikan diri. Jika tekanan itu

berlanjut maka dalam jangka waktu tertentu ekosistem yang bersangkutan dapat

berubah atau bahkan bisa pula menjadi hancur dan menghilang.

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau Stategic Enviromental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk

terwujudnya pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan

bahwa degradasi lingkungan hidup umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah

dan antarsektor.

Penurunan kualitas lingkungan hidup tersebut tidak dapat diselesaikan

melalui pendekatan parsial. Ia menemukan instrumen alat pengelolaan lingkungan

hidup yang memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang dari

pusat ke daerah, lintas wilayah, dan antar sektor wilayah, komprehensif tersebut,

1. Berdasarkan tujuan pertumbuhan dan pengembangan wilayah

berkelanjutan diatas, sebutkan tujuan dan berikan contoh tujuan yang sudah tercapai di wilayah Anda!

2. Berikan pendapat atau gagasan Anda supaya tujuan dari pertumbuhan dan perkembangan wilayah berkelanjutan diatas bisa tercapai di wilayah Anda!

(32)

diperlukan degradasi kualitas lingkungan hidup yang terkait dengan masalah

perumusan kebijakan dan rencana pembangunan yang tidak ramah lingkungan.

Pendekatan parsial biasanya memiliki kerangka berpikir bagaimana

menyelesaikan masalah dengan melihat penyebab masalah tersebut dan tidak

melihat suatu masalah secara sistem (secara keseluruhan dan menganalisa

komponen yang ada). Pendekatan parsial biasanya sering dilakukan oleh

orang-orang pemerintahan.

2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Ada dua definisi KLHS yang lazim diterapkan, yaitu definisi yang

menekankan pada pendekatan telaah dampak lingkungan (EIA-driven) dan pendekatan keberlanjutan (sustainability-driven). Pada definisi pertama, KLHS berfungsi untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan,

rencana atau program pembangunan. Sedangkan definisi kedua, menekankan pada

keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya.

Definisi KLHS untuk Indonesia kemudian dirumuskan sebagai proses

sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup dari, dan menjamin

diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam, pengambilan keputusan

yang bersifat strategis (SEA is a systematic process for evaluating the environmental effect of, and forensuring the integration of sustainability principles into, strategic decision-making).

Peran Peran KLHS dalam Perencanaan Tata Ruang. KLHS adalah sebuah

bentuk tindakan stratejik dalam menuntun, mengarahkan, dan menjamin tidak

terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan

secara inheren dalam kebijakan, rencana dan program (KRP). Posisinya berada

pada relung pengambilan keputusan. Oleh karena tidak ada mekanisme baku

dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan tata ruang,

maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing hirarki rencana tata

ruang wilayah (RTRW). KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa

(33)

(suplementer) dari penjabaran RTRW, atau kombinasi dari beberapa atau semua fungsi-fungsi diatas.

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk meningkatkan

efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

(AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya, menciptakan tata

pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif, kerjasama lintas batas wilayah

administrasi, serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah (kerap juga disebut “bio-region” dan/atau “bio-geo-region”). Sifat pengaruh KLHS dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu KLHS yang bersifat

instrumental, transformatif, dan substantif. Tipologi ini membantu membedakan

pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadapberbagai ragam RTRW,

termasuk bentuk aplikasinya, baik dari sudut langkah-langkah prosedural maupun

teknik dan metodologinya.

3. Pendekatan KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)

Pendekatan KLHSdalam penataan ruang didasarkan pada kerangka bekerja

dan metodologi berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4

(empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang, yaitu :

1. KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe) KLHS dilaksanakan menyerupai

AMDAL yaitu mendasarkan telaah pada efek dan dampak yang ditimbulkan

RTRW terhadap lingkungan hidup. Perbedaannya adalah pada ruang

lingkup dan tekanan analisis telaahannya pada tiap hirarhi KRP RTRW.

2. KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal) KLHS ditempatkan sebagai environmental appraisal untuk memastikan KRP RTRW menjamin pelestarian fungsi

lingkungan hidup, sehingga bisa diterapkan sebagai sebuah telaah khusus

yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan hidup.

3. KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan (Integrated

(34)

pandangnya merupakan paduan kepentingan aspek sosial, ekonomi, dan

lingkungan hidup. Dalam prakteknya, KLHS kemudian lebih ditempatkan

sebagai bagian dari kajian yang lebih luas yang menilai atau menganalisis

dampak sosial, ekonomi dan lingkungan hidup secara terpadu.

4. KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya Alam

(Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management) KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem

perencanaan penggunaan lahan dan sumberdaya alam, atau b) sebagai

bagian dari strategi spesifik pengelolaan sumberdaya alam. Model a)

menekankan pertimbanganpertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai

dasar dari substansi RTRW, sementara model b) menekankan penegasan

fungsi RTRW sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan

cadangan sumberdaya alam.

Aplikasi-aplikasi pendekatan di atas dapat diterapkan dalam bentuk

kombinasi, sesuai dengan : hirarki dan jenis RTRW yang akan dihasilkan/ditelaah,

lingkup isu mengenai sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang menjadi

fokus, konteks kerangka hukum RTRW yang dihasilkan/ditelaah, kapasitas

institusi dan sumberdaya manusia aparatur pemerintah selaku pelaksana dan

pengguna KLHS, serta tingkat kemauan politis atas manfaat KLHS terhadap

RTRW.

1. Amati tempat wilayah tinggal Anda kemudian jelaskan apakah disana terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup atau sebaliknya!

2. Carilah informasi dari berbagai sumber tentang bagaimana sejarah perkembangan wilayah tempat tinggal Anda. Kemudian simpulkan apakah wilayah Anda sudah menggunakan pendekatan KLHS dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan wilayah Anda!

(35)

E.

Sistem Perencanaan Wilayah Nasional

1. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Pemerintah kota/daerah dalam melaksanakan pembangunan harus

direncanakan dan diputuskan dengan baik. Beberapa hal harus diperhatikan dalam

penyusunan rencana tata ruang wilayah nasional adalah sebagai berikut.

a. Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional

b. Perkembangan permasalahan regional dan global serta hasil pengkajian

implikasi penantaan ruang nasional.

c. Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas

ekonomi.

Aspek lain yang harus menjadi perhatian dalam penyusunan rencana tata

ruang nasional adalah sebagai berikut.

a. Kaselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah

b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

c. Rencana pembangunan jangka panjang nasional

d. Rencana tata ruang kawasan strategis nasional

e. Rencana tat ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah

kabupaten/kota.

2. Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Rencana tata ruang wilayah nasional memuat hal-hal sebagai berikut.

a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional.

b. Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan

nasional, yang terkait dengan kawasan pedesaan dalam wilayah pelayanan

dan sistem jaringan prasarana utama.

c. Rencana pola ruang wilayah nasional, yang meliputi kawasan lindung

nasional dan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.

(36)

e. Arahan pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi arahan

peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan

disinsentif, serta arahan sanksi.

3. Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Fungsi rencana tata ruang wilayah nasional menjadi pedoman untuk hal-hal

sebagai berikut.

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional.

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menegah nasional

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah

nasional

d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan

antarwilayah provinsi serta keserasian antarsektor.

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota

4. Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Dalam jangka waktu rencana tata ruang terdapat pedoman batas waktu yang

disesuaikan dengan program. Hal-hal ini yang berhubungan dengan jangka waktu

rencana tata ruang adalah sebagai berikut.

a. Jangka waktu rencana tata ruang wilayah nasional adalah dua puluh tahun.

b. Rencana tata ruang wilayah nasional ditinjau kembali satu kali dalam lima

tahun

c. Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu, yang berkaitan dengan

bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan

perundang-undangan dan/atau perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan

dengan undang-undang, rencana tata ruang wilayah nasional tersebut

ditinjau kembali lebih dari satu kali dalam lima tahun.

(37)

1. Wilayah merupakan bagian permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu. Wilayah formal ditententukan berdasarkan konsep homogenitas, sedangkan wilayah fungsional ditentukan berdasarkan konsep heterogenitas.

2. Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah atau kawasan yang

pertumbuhannnya sangat pesat sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan dan mempengaruhi kawasan lain di sekitarnya.

3. Pusat pertumbuhan dapat berpengaruh terhadap pemusatan dan

persebaran sumber daya, perkembangan ekonomi, dan perubahan sosial budaya masyarakat.

4. Untuk menentukan batas wilayah pertumbuhan atau wilayah

pembangunan, dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif 5. Ada banyak faktor penentu yang belum berjalan dalam pembangunan

nasional dengan ketidakmerataan kebijakan pemerintah terhadap daerah terpencil dan kota. Akibatnya, pemerataan kesejahteraan di Indonesia pun masih belum bisa dirasakan oleh seluruh masyrakat indonesia, terutama untuk daerah yang sangat terbatas dalam hal saran adan prasarana.

6. Dalam mewujudkan cita-cita bangsa, dibutuhkan sebuah kerja sama antar masyarakat dan pemerintah. Akan tetapi, dalam hal ini

pemerintah memegang peranan yang cukup besar sehingga diharapkan semua perencanaan yang telah direncanakan dapat direalisasikan dengan penuh tanggung jawab dan diperoleh hasil yang sesuai dengan rencana. Di samping itu, kebijakan pemerintah tersebut diharapkan merata di setiap daerah dan tidak hanya berkembang di daerah kota saja.

Rangkuman

1. Carilah informasi dari berbagai sumber tentang bagaimana sejarah perkembangan wilayah tempat tinggal Anda. Kemudian simpulkan apakah wilayah Anda sudah membangun berdasarkan aspirasi dari masyarakat!

2. Amatilah pembangunan yang ada di daerah anda kemudian berikan contoh pembangunan yang gagal dan jelaskan penyebabnya serta berikan solusinya!

(38)

A. Pililah jawaban yang paling tepat.

1. Suatu wilayah merupakan kesatuan ekosistem terdiri dari komponen . . .

a. Ekonomi dan sosial c. Sosial dan budaya

b. Politik dan waktu d. Biotik dan abiotik

2. Pada dasarnya wilayah di permukaan bumi terbentuk karena adanya . . .

a. Perbedaan struktur sosial c. Persamaan Karakteristik tertentu

b. Perbedaan struktur ekonomi d. Persamaan struktur sosial

3. Generic region adalah penggolongan wilayah berdasarkan . . . a. Ciri Khusus c. Dua kenampakan

b. Ciri umum d. Tiga kenampakan

4. Specific region adalah penggolongan wilayah berdasarkan . . . a. Ciri khusus yang menunjukkan sifat khas suatu wilayah

b. Satu kenampakan

c. Heterogenitas kenampakan

d. Homogenitas kenampakan

5. Fungsi pusat pertumbuhan secara umum . . .

a. Memudahkan koordinasi dan meratakan pembangunan

b. Mengetahui kelemahan tiap daerah

c. Mencari alternatif untuk mengoptimalkan produksi

d. Melihat perkembangan dan upaya peningkatan pertanian

6. Secara umum pembagian wilayah di permukaan bumi berdasarkan keadaan . .

a. Alam c. Alam dan kebudayaan

b. Budaya d. Sosial dan budaya

7. Formal region terbentuk karena . . .

a. Kenampakan yang sama c. Perbedaan yang sama

b. Kenampakan hampir sama d. Kondisi sosial

(39)

8. Upaya membagi permukaan bumi menjadi beberapa bagian disebut . . . .

a. Klasifikasi regional c. Defimitasi kualitatif

b. General regional d. Defimitasi kuantitatif 9. Keadaan yang menjadi dasar perwilayahan antara lain . . .

a. Wilayah bertopik tunggal c. Wilayah bertopik banyak

b. Wilayah bertopik gubungan d. Compage

10.Penggolongan objek-objek ke dalam kelas-kelas dengan dasar adanya

beberapa persamaan dalam sifatnya disebut . . .

a. Divisi c. Regional

b. Klasifikasi d. Zona

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan pengertian wilayah dan perwilayahan ?

2. Apakah perbedaan wilayah formal dan wilayah fungsional ?

3. Sebutkan wilayh-wilayah yang termasuk wilayah formal dan wilayah

fungsional!

4. Apakah yang dimaksud dengan regionalisasi dan klasifikasi wilayah?

5. Jelaskan perwilayahan berdasarkan fenomena geografis?

6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pusat

pertumbuhan!

7. Apakah perbedaan antara pusat pertumbuhan dan kutub pertumbuhan ?

8. Jelaskan teori tempat sentral yang disampaikan oleh Walter Christaller!

9. Apakah pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya pusat pertumbuhan

terhadap perkembangan ekonomi dan sosial budaya?

10.Mengapa perwilayahan penting untuk dilakukan dalam perencanaan

(40)

Banyak kendala yang dihadapi oleh pemerintah indonesia terkait masalah

percepatan pertumbuhan wilayah serta pemerataan pembangunan. Masalah ini

hendaknya dapat segera diselesaikan. Pemerintah dapat menggunakan bantuan

ilmu geografi dalam pemetaan wilayah untuk menghasilkan suatu sistem

perencanaan wilayah nasional yang lebih optimal.

Untuk membantu Anda menilai diri setelah mempelajari materi dalam bab

ini, isilah tabel berikut dengan tanda tentang () sesuai dengan keadaan

sebenarnya.

No. Kemampuan yang diharapkan Sudah mampu Belum mampu

1. Pengertian wilayah dan perwilayahan

2. Kutub dan pusat pertumbuhan wilayah

3. Pertumbuhan wilayah berkelanjutan

4. Kajian dan daya dukung untuk pertumbuhan wilayah

5. Sistem perencanaan wilayah indonesia

Jika ada poin-poin yang belum dikuasai dengan baik. Kalian sebaiknya

mempelajari kembali materi yang ada, berdiskusi dengan guru, serta mencari

informasi tambahan dari beberapa sumber, misalnya buku-buku referensi dan

internet.

(41)

Glosarium

Alamiah : wajar, memang seharusnya begitu, berkembang dengan

sendirinya

Aparatur : perangkat atau alat (negara, pemerintah) dalam hal ini

para pegawai (negeri);

Amdal : analisis dampak lingkungan hidup

Antroposfer : lingkungan bagian permukaan bumi yang dihuni oleh

manusia

Arid : daerah yang mempunyai iklim kering dan curah hujan

yang tidak menentu sekitar 700 mm pertahun dan

kekeringan secara periodik

Atmosfer : selubung udara yang mengelilingi bumi

Backwash effect : pengaruh negatif

Biosfer : sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana

makhluk hidup tinggal danmelangsungkan kegiatan

hidupnya

Core periphery : konsep pembangunan pusat dan pinggiran, ada pusat

sudah pasti ada pinggiran

Cultural : kebudayaan

Cultural region : region budaya

Degradasi : suatu proses penurunan kemapuan atau kualitas

lingkungan

Dimensi : ukuran yang mencakup luas, panjang, tinggi, lebar dll.

Dinamika : adanya interaksi dan interdependensi antara anggota

(42)

Generic region : penggolongan wilayah berdasarkan ciri umum

Habitat : tempat suatu makhluk hidup tinggal dan

berkembang biak

Hidrosfer : lapisan air yang ada di permukaan bumi

Hirarki : suatu susunan hal (objek, nama, nilai, kategori, dan

sebagainya) bawah atau pada tingkat yang sama

dengan yang lainnya

Holistik : upaya untuk memahami sesuatu secara utuh-

menyeluruh-tidak terpecah belah

Homogen : menunjukkan bahwa sesuatu itu sama baik sifat dan

kualitasnya

Instrumen : alat untuk mendapatkan data penelitian

Institusi : suatu sistem norma yang dimaksudkan untuk

mencapai tujuan kemasyarakatan yang berguna

bagi kehidupan manusia.

Intensif : penghasilan tambahan yang akan diberikan kepada

para karyawan yang dapat memberikan prestasi

sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Interval : sebuah jarak antara wilayah satu ke wilayah yang

lainnya

Industri : salah satu kegiatan ekonomi yang cukup strategis

untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian

masyarakat

Klasifikasi : suatu cara pengelompokan (penggolongan) dan

pemberian nama makhluk hidup berdasarkan

persamaan dan perbedaan ciri-cirinya.

Koordinasi : menyelaraskan atau menyeimbangkan kegiatan

kerja dari satu pihak dagan pihak yang lain demi

mencapai tujuan masing-masing pihak dan berakhir

dengan tujuan bersama

Komplementer :fungsi untuk melengkapi fungsi wilayah lain

Komponen : bagian dari suatu sistem yang memiliki peran

(43)

Legalitas : sebuah aturan hukum yang tertulis dalam bentuk

undang-undang yang akan mengatur pelaku

pelanggaran hukum setelah adanya legalitas

tersebut

Litosfer : lapisan kulit bumi yang mengikuti bentuk muka

bumi yang bulat dan tersusun atas batuan dan

mineral

Migrasi : perpindahan penduduk dengan tujuan untuk

menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati

batas administratif (migrasi internal) atau batas

politik/negara (migrasi internasional)

Negara agraris : negara yang sebagian besar penduduknya

mempunyai mata pencarian sebagai petani

Parameter : Indikator atau alat ukur

Prioritas : elemen besar dalam hidup, tujuan utama

Regionalisasi : pembagian wilayah

Sabana : padang rumput yang dipenuhi oleh semak / perdu

dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang

tumbuh menyebar

Sanksi :tanggungan (tindakan, hukuman, dan sebagainya)

untuk memaksa orang menepati perjanjian atau

menaati ketentuan

Sektor : lingkungan suatu usaha

Sinergi : hubungan yang melebihi hubungan apapun

Sosial : bermasyrakat atau berhubungan dengan orang lain

Spesific region : wilayah khusus

Stabilitas : Sitiasi yang dihindarkan dari gejolak-gejolak

negatif dan sebaliknya justru sesuatu yang sangat

dibutuhkan untuk pembangunan dan pertumbuhan

wilayah

Stepa : padang rumput yang dipenuhi oleh semak / perdu

dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang

tumbuh menyebar,

Strategis : proses yang dilakukan suatu organisasi untuk

menentukan strategi atau arahan, serta mengambil

(44)

Teknokrat : cendekiawan yang berkiprah dalam pemerintahan

Tipologi : mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan

tipe atau jenis

Transformatif : bersifat berubah-ubah bentuk (rupa, macam, sifat,

keadaan, dan sebagainya)

Tropik : mengenai daerah tropik (sekitar khatulistiwa)

Tundra : suatu area bioma di mana pertumbuhan pohon

terhambat dengan rendahnya

suhu lingkungan sekitar karena itu disebut daerah

tanpa pohon.

Urbanisasi : perpindahan penduduk dari desa ke kota

Vegetasi : bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang

menempati suatu ekosistem

Wilayah administrative :lingkungan kerja perangkat pemerintah pusat yang

menyelenggarakan tugas pemerintahan umum di

(45)

Daftar Pustaka

Amir Khosim dan Kun Marlina Lubis. 2007. Geografi untuk SMA/MA kelas XII.

Jakarta: Grasindo.

Ayu.2009. Konsepsi Wilayah dan Prinsip Pewilayahan.

https://whitayu.wordpress.com/2009/01/11/konsepsi-wilayah-dan-prinsip-pewilayahan/. Diakses 29 April 2016

Ace. 2015. Mengidentifikasi Pusat Pertumbuhan Wilayah.

http://acehlook.com/mengidentifikasi-pusat-pertumbuhan-wilayah/. Diakses 27 April 2016

Ananto Bnagkit Perdana. 2012. Teori Christaller.

http://anantobp.blogspot.co.id/2012/10/teori-christaller.html. Diakses 29 April 2016

Bambang Setyabudi. 2015. Kajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah.

http://penataanruang.pu.go.id/bulletin/upload/data_artikel/Kajian%20 Lingkungan%20Hidup%20Strategis%20Sebagai%20Kerangka%20Be rfikir%20dalam%20Perencanaan%20Tata%20Ruang%20Wilayah-Ir.Bambang%20Setyabudi,MURP.PDF. Diakses 25 April 2016

Conan. 2007. Pendekatan parsial VS Pendekatan sistem.

https://conandole.wordpress.com/2007/12/14/pendekatan-parsial-vs-pendekatan-sistem/. Diakses 30 April 2016

Damaruta. 2014. Bagaimana hubungan aktivitas penduduk dengan kondisi geografis daerah tempat tinggalnya?.

http://damaruta.blogspot.co.id/2014/11/bagaimana-hubungan-aktivitas-penduduk.html. Diakses 27 April 2016

Eni, A & Tri H. 2012. Perwilayahan Fungsional dan Formal.

Ssbelajar.http://www.ssbelajar.net/2012/12/perwilayahan-formal-dan-fungsional-2.html. Diakses 27 April 2016

Eni, A & Tri H. 2012. Batas Pertumbuhan Wilayah 2.

http://www.ssbelajar.net/2012/12/batas-wilayah-pertumbuhan-2.html. Diakses 27 April 2016

Hartono, 2009, Geografi 3 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah Program Ilmu

(46)

Iwan. 2015. Menggenggam Dunia dengan Geografi

Islam.http://geografientrepreneur.yolasite.com/geografi-islam.php. Diakses 27 April 2016

Mulyadi. 2015. Teori Pusat Pertumbuhan.

https://mulyadifirdause.wordpress.com/teori-pusat-pertumbuhan/. Diakses 27 April 2016

Gambar

Gambar 1 : Wilayah Jakarta
Gambar 2 : Wilayah Formal
Tabel 2. Nilai Bobot Indeks Wilayah A–G
Gambar 3 : Perwilayahan kota X berdasarkan tabel 1.2.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik, untuk membantu siswa dalam mendeskripsikan dan menjelaskan tenaga eksogen yang dapat mengubah bentuk muka bumi..

 Peserta didik dapat menjelaskan arti geometri dari suatu tansformasi Translasi , refleksi , Dilatasi, Rotasi dan komposisi transformasi dengan matriks..  Peserta didik

Kita dapat membagi bentuk permukaan bumi berdasarkan topografi (tinggi-rendah) nya, misalnya menjadi wilayah pegunungan (wilayah ini merupakan kesatuan kenampakan yang sama yaitu

Suatu ilmu, seni, dan teknik untuk mendeteksi suatu alam dan sosial budaya di permukaan bumi dari jarak jauh dengan menggunakan alat berupa sensor buatan disebut ..... remote

Garis tepi merupakan garis pembatas peta yang mengelilingi peta, berguna untuk membantu saat menggambar pulau, kota, ataupun wilayah yang dimaksud tepat ditengah-tengahnya..

Sebuah pesawat ruang angkasa (P) mengorbit bumi (B) pada jarak tertentu dari permukaan bumi dengan kecepatan konstan membentuk lintasan elips seperti terlihat pada gambar..

bumi terhadap matahari). Waktu dimana posisi matahari berada di wilayah garis balik selatan adalah ... Arus laut yang mengalir kuat ke arah laut dari sekitar pantai,

Cabang dari ilmu geografi yang mempelajari gejala dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air dan udara dengan segala prosesnya termasuk …..