• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL GEOGRAFI UNTUK SMA/ MA KELAS X SEMESTER II DISUSUN OLEH TIM MGMP GEOGRAFI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA SUKABUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL GEOGRAFI UNTUK SMA/ MA KELAS X SEMESTER II DISUSUN OLEH TIM MGMP GEOGRAFI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA SUKABUMI"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

DISUSUN OLEH TIM MGMP GEOGRAFI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA SUKABUMI

MODUL GEOGRAFI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan modul ini Modul ini kami susun berdasarkan kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya (KTSP 2006)

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antar manusia dengan lingkungannya, dalam kaitannya dengan aspek ruang dan waktu.

Mudah-mudahan modul ini bermanfaat bagi rekan-rekan pengajar maupun bagi para peserta didik.

Kami menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran kami harapkan untuk untuk menyempurnakan modul ini.

Sukabumi, September 2015 Penyusun TIM MGMP Geografi Kota Sukabumi Tim Penulis 1. Ade Fathurrahman, S.Pd 2. Iyas Saepudin, S.Pd 3. Imas Nuraeni, S.Pd 4. Wati Setiawati, S.Pd 5. Bayu Surya Pramana, S.Pd 6. Saripah, S.Pd 7. Resa Kartika, S.Pd 8. Juju Julaeha, M.Pd 9. Leni Sister, S.P,d, M.Pd 10. Santi Supriyantini, SKM 11. Danang R Hartoyo, S.Pd 12. Hardiana, S.Pd

(3)

DAFTAR

ISI

PENDAHULUAN ... 3

Kegiatan Belajar I ... 6

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA ATMOSFER .. 6

A. Kompetensi Dasar ... 6

B. Indikator ... 6

C. Uji Kompetensi Awal ... 6

D. Uraian Materi ... 7

1. Lapisan Atmosfer dan Sifat-Sifatnya ... 7

2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim... 9

3. Jenis-Jenis Iklim ... 19

4. Perubahan Iklim Global ... 24

E. Latihan ... 25 Pilihan Ganda ... 25 Essai ... 29 F. Lembar Pengamatan ... 30 G. Daftar Referensi ... 31 Kegiatan Belajar II ... 32

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER32 A. Kompetensi Dasar ... 32

B. Indikator ... 32

C. Uji Kompetensi Awal ... 32

D. Uraian Materi ... 33 1. Siklus Hidrologi ... 33 2. Perairan Darat ... 34 3. Perairan Laut... 39 E. Latihan ... 54 Pilihan Ganda ... 54 Essai ... 58 F. Lembar Pengamatan ... 59

(4)

G. Daftar Referensi ... 60

Kegiatan Belajar III... 61

ADAPTASI DAN MITIGASI BENCANA ALAM ... 61

A. Kompetensi Dasar ... 61

B. Indikator ... 61

C. Uji Kompetensi Awal ... 61

D. Uraian Materi ... 62

1. Konsep Mitigasi Dan Adaptasi Bencana Alam... 62

2. Tsunami ... 67

3. Gempa Bumi ... 68

4. Erupsi Gunung Api ... 71

5. Banjir ... 73 6. Tanah Longsor... 76 7. Kekeringan ... 78 E. Latihan ... 79 Pilihan Ganda ... 79 Essai ... 83 F. Lembar Pengamatan ... 83 G. Daftar Referensi ... 85 GLOSARIUM ... 86 DAFTAR PUSTAKA ... 89

(5)

PENDAHULUAN

Dewasa ini berbagai fenomena tentang kebumian menjadi berbagai wacana yang menarik untuk diperbincangkan. Mulai dari keunikan sampai kepada nilai estetika, dari yang umum sampai kepada yang jarang terjadi. Berbagai fenomena kehidupan yang sering terjadi di sekitar kita tidak pernah luput dari pandangan dan sentuhan ilmu geografi, mulai dari fenomena bencana, cuaca, dinamika sosial, sampai kepada fenomena penentuan kebijakan. Bahkan dari aspek fisik sampai kepada aspek sosial. Untuk itu, pemahaman mengenai lingkungan geography sangat penting untuk dikembangkan. Pemahaman tentang manusia dan sistem alam, penalaran geografis dan pengambilan keputusan yang sistematis dikenal dengan istilah

geography literacy.

Menurut Paul McDaniel (2005) dalam Enok Maryani (2010), ketiadaan ilmu geografi akan berpengaruh terhadap kehidupan bisnis, masyarakat dan negara. Artinya suatu negara tidak akan memiliki jati diri maupun kemajuan seperti yang dicantumkan di dalam UUD 1945 tentang mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia jika tidak mengetahui kondisi geografis negaranya. Melek geografi bukan hanya tentang mengenal peta Indonesia, tapi geografi merupakan ilmu yang multidisipliner yang menggabungkan ilmu dari bidang ilmu pengetahuan, seni, Kesehatan, humaniora, hukum, Bisnis, teknik, dan teknologi. Semuanya dapat dikaji dengan geografi menggunakan hubungan spasial berfokus pada pola dan sistem yang dinamis dalam keruangan. Sehingga Geografi bukan hanya sebatas pada sesuatu yang anda tahu, melainkan lebih kepada sesuatu yang anda lakukan.

Di usia negara yang semakin dewasa ini, alih-alih makin subur makmur gemah ripah loh jinawi kerta raharja aman sentosa, justru rakyat makin sengsara. Kekayaan sumberdaya alam semakin menipis bahkan hampir habis dikuras dan dieksploitasi oleh pihak asing dengan dalih “investasi”, keindahan alam sudah tidak tampak lagi karena tergerus oleh “keserakahan” orang-orang berkantong tebal yang berlindung dibalik “program pembangunan”. Hal ini menunjukkan bahwa sudah semakin banyak kekeliruan yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar,lingkungan kita makin tidak lestari seiring maraknya pembabatan hutan, perubahan fungsi lahan, tata kota yang buruk, pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan dan dinamika cuaca yang ekstrem serta fenomena alam lain yang tidak sewajarnya.

(6)

Tentunya kita sepakat bahwa hal itu terjadi karena kita tidak mengenal dengan baik, wilayah apa yang kita tinggali selama ini. Bahkan, sebagian besar pelajar di Indonesia tidak tahu letak Astronomi Indonesia. Bahkan mungkin tidak tahu juga letak geografis Indonesia.

Kita menikmati matahari sepanjang tahun dengan cuaca yang hangat hasil dari letak geografis yang berada di khatulistiwa. Harusnya kita tidak perlu mengalami krisis energi listrik, karena pengembangan energi listrik tenaga surya atau solar energy jauh lebih memungkinkan dan jauh lebih ekonomis dan berkelanjutan daripada tenaga air. Keberadaan rangkaian gunung api yang hamper tersebar di seluruh pulau di Indonesia, memberikan kita keuntungan di dalam panas bumi. Bukankan energi panas bumi ini adalah salah satu energi melimpah di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk tenaga listrik dan jauh lebih berpotensial dikembangkan. Selain itu Indonesia adalah negara maritim, gelombang lautnya pun dapat dimanfaatkan untuk menggerakan turbin sebagai pembangkit listrik sehingga tidak perlu ada wilayah yang masih jauh dari jangkauan listrik. Sampah yang dihasilkan masyarakat indonesiapun sangat banyak sehingga mampu merepotkan daerah administrasi sekelas Pusat Negara (DKI Jakarta), sampah ini mampu menghasilkan gas seperti gas metan, lalu kenapa tidak mampu dikonversi menjadi pusat tenaga listrik seperti negara lain. Bukankah sarjana teknik dan ilmuan banyak di Indonesia? Itulah mengapa kita tidak maju, karena bila kita berbicara sampah saja, kita selalu menganggap sebagai bencana, padahal sampah bisa bermanfaat.

Tidak hanya itu, tidak kalah ironis sebagai negara maritim yang terdiri dari 17.499 pulau dengan panjang garis pantai mencapai 99.093 Km namun untuk memenuhi kebutuhan garam dalam negeri harus mengimpor dari negara tetangga seperti australia, india, selandia baru, jerman, denmark dengan volume impor 1,85 miliar kg atau setara dengan US$ 85,6 juta (data BPS januari – november 2013).

Tidak hanya itu, kebutuhan air minum kita sendiri harus dipenuhi bahkan harus membeli justru dari sumber air di rumah kita sendiri. Belum lagi masalah sumber daya alam dan pengelolaannya, ancaman bencana, sampai kepada fenomena hilangnya budaya bangsa. Maka dari itu, sebagai warga negara yang baik diperlukan geography literacy yang baik sehingga kita dapat mengelola alam ini. Modul geography juga dapat membantu kita dalam menentukan pilihan sederhana seperti, kita akan tinggal dimana? Potensi apa saja yang ada di tempat kita? Bagaimana cara mencapai tempat lain dengan efisien? Bagaimana memanfaatkan alam untuk menghasilkan uang tanpa harus merusaknya? Pada konstelasi lebih luas, kita dapat memahami

(7)

diri sebagai warga negara yang hidup berdampingan, dapat memposisikan diri sebagai masyarakat dunia dan memahami keunggulan maupun kelemahan negara kita.

Dalam artikel berjudul “Saat Bencana: Ibu Pertiwi Menangis?” Darwin Saleh menutup dengan harapan “Mari kita mengenal sifat alam Nusantara kita, mensyukurinya dengan jalan agama maupun ilmu pengetahuan. Sahabat, Ibu pertiwi tidak senang menangis, ia mengajak kita untuk mengenal sifat dan kodrat yang diberikan Tuhannya”. Sejalan dengan harapan saya, mari menyadari bahwa kita hidup dalam ruang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki deretan pulau dengan lautan luas yang menyatukan kita semua. Mari menjadi warga negara yang memiliki rasa nasionalisme dan bela negara. Mari ikut dalam upaya pembangunan dan bergerak menjadikan negeri ini lebih baik.

Deskripsi di atas merupakan setumpuk PR bagi para pelajar masa kini, Sekaligus harapan kami sebagai generasi lama kepada generasi baru agar masa depan bangsa ini beserta seluruh sumber daya yang dimilikinya dapat lebih dioptimalkan untuk kesejahteraan penduduk dan bangsa Indonesia. Untuk itu, kepada para pelajar, kami mengingatkan bahwa masa masa menempuh pendidikan bukan sekedar masa menghabiskan dunia remaja, melainkan masa mempersiapkan kehidupan setelah masa remaja. Bersungguh – sungguhlah saat kesempatan itu ada. Agar kelak perubahan ke arah yang lebih positif tidak lagi menjadi angan angan semata melainkan kenyataan di depan mata. Sekali lagi kami berpesan kepada para generasi penerus, teruslah berusaha karena segala sesuatunya tidaklah mudah namun tidaklah pula tidak mungkin.

(8)

KEGIATAN BELAJAR I

HUBUNGAN

MANUSIA

DAN

LINGKUNGAN

AKIBAT

DINAMIKA

ATMOSFER

A. Kompetensi Dasar

KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Indikator

1.3 Menghayati jati diri manusia sebagai agent of change di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir batin.

3.3 Menunjukkan perilaku responsif dan bertanggungjawab terhadap masalah yang ditimbulkan oleh dinamika geosfer.

3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika atmosfer.

4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia dengan lingkungannya sebagai pengaruh dinamika atmosfer dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.

C. Uji Kompetensi Awal

Tahukah Kamu

1. Apakah perbedaan cuaca dan iklim?

2. Apakah unsur-unsur yang memengaruhi cuaca dan iklim? 3. Bagaimanakah cara kita mengklasifikasikan iklim? 4. Bagaimanakah peranan iklim dalam kegiatan manusia?

(9)

D. Uraian Materi

1. Lapisan Atmosfer dan Sifat-Sifatnya

Atmosfer berasal dari kata atmos yang berarti uap dan sphera yang berarti lapisan. Jadi, atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi Bumi. Ketebalan atmosfer yang mengelilingi Bumi diperkirakan lebih dari 1.000 km. Beberapa gas utama yang terdapat pada lapisan atmosfer adalah nitrogen/ N2 (78,088%), oksigen/ O2 (20,049%), argon/Ar (0,930%), dan karbon dioksida/ CO2 (0,030%). Atmosfer dapat dibagi menjaadi lima lapisan utama, yaitu troposfer, mesosfer, termosfer dan eksosfer

a. Lapisan Troposfer

Merupakan lapisan paling bawah dengan ketebalan rata-rata 12 km. Ketebalan lapisan troposfer di setiap tempat berbeda-beda. Di daerah kutub tebalnya sekitar 8 -9 km, di daerah lintang sedang kira-kira 11 km, dan di daerah equator/ khatulistiwa kira-kira 16 km. Lapisan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi, karena terjadi peristiwa-peristiwa cuaca seperti angin, hujan, awan, dan halilintar. Suhu udara pada lapisan ini bervariasi, setiap kenaikan 100 meter dari permukaan air laut, suhu akan berkurang 0,60C. Penurunan suhu ini sering disebut dengan gradien geothermis. Antara lapisan troposfer dan stratosfer dibatasi oleh lapisan tropopause. Merupakan lapisan atmosfer paling bawah.

b. Lapisan Stratosfer

Lapisan stratosfer berada pada ketinggian sekitar 12-50 km, dengan ditandai adanya proses intervensi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring denngan ketinggian mulai dari -560C sampai 30C. Di stratosfer tidk ditemukan lagi uap air, awan, maupun debu atmosfer. Ciri khas dari stratosfer adalah adanya lapisan ozon. Ozon yang terkonsentrasi pada lapisan ini merupakan tempat penyaringan sinar ultraviolet. Ozon diproduksi saat radiasi sinar ultraviolet gelombang pendek memanaskan molekul oksigen. Akibatnya, molekul oksigen (O2) terpecah menjadi dua atom oksigen. Selanjutnya, satu atom oksigen bergabung dengan molekul oksigen lain membentuk ozon (O3). Lapisan ozon berfungsi menyerap radiasi sinar ultraviolet sehingga melindungi Bumi dari bahaya radiasi sinar ultraviolet (UV) matahari. Antara lapisan stratosfer dan mesosfer terdapat lapisan stratopause.

c. Lapisan Mesosfer

Ketebalannya kira-kira 35 km (50- 85 km dpl), dengan temperatur kurang dari -810C, dan merupakan lapisan pelindung bumi dari kejatuhan meteor, sebab meteor sudah terbakar dan hancur pada lapisan ini. Batu-batu meteorit yang bergerak menembus atmosfer saat melewati lapisan mesosfer dihimpit oleh massa udara dingin sehingga terbakar hancur sebelum menyentuh permukaan Bumi. Lapisan ini dapat disebut sebagai lapisan pelindung Bumi

(10)

terhadap benturan benda atau batu meteor. Pada lapisan mesosfer terdapat lapisan D, yang bermuatan listrik pada ketinggian 70 km. Hal ini menyebabkan sering terjadinya fenomena awan pijar yang berasal dari uap air atau debu meteor. Antara lapisan mesosfer dengan termosfer terdapat lapisan mesopause.

d. Lapisan Termosfer (Ionosfer)

Berada pada ketinggian 85-500 km. Kenaikan suhu secara tajam di lapisan ini terjadi akibat penyerapan sinar X dan ultraviolet yang dipancarkan oleh Matahari. Pada ketinggian sekitar 100 km ke atas, terjadi proses ionisasi yang menyebabkan terkonsentrasinya ion positif (proton) dan ion negatif (elektron), sehingga pada ketinggian tersebut sering disebut ionosfer. Pada termosfer bagian atas, suhu udara mencapai 1.1000C -1.6500C. Selain itu, pada lapisan ini merupakan lapisan terjadinya refleksi (pantulan) gelombang radio yang dipancarkan dari bumi untuk kemudian diterima di tempat lain. Fenomena unik lainnya adalah aurora yang pada dasarnya merupakan hamburan partikel gas Matahari saat bersinggungan dengan atmosfer Bumi di bagian Kutub. Lapisan peralihan antara termosfer dan eksosfer disebut lapisan termopause.

e. Lapisan Eksosfer

Merupakan lapisan atmosfer yang paling luar yang berada di atas ketinggian 500 sampai 1.000 km. Pengaruh gaya berat pada lapisan ini sangat kecil, karena terdapat kandungan gas hidrogen. Lapisan eksosfer merupakan lapisan terluar. Gas utama yang ada, yaitu hidrogen yang kerapatannya makin tipis sampai hampir habis di luar angkasa. Pada lapisan ini terdapat

Sumber: Encarta Encylopedia, 2007:

(11)

fenomena zodiakal dan gegenschein yang merupakan pantulan sinar matahari oleh debu meteorit yang terdapat di angkasa.

2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim

Cuaca adalah keadaan rata-rata udara pada suatu daerah yang sempit pada wktu tertentu sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada periode atau waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas.Unsur-unsur cuaca meliputi beberapa hal, yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

a. Suhu Udara atau Temperatur

Tinggi rendahnya suhu udara suatu tempat banyak dipegaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

1) Lama penyinaran Matahari

Wilayah Indonesia terletak pada lintang 23°LU – 23°LS. Letak ini menyebabkan lama penyinaran matahari di wilayah ini lebih kurang 12 jam. Penyinaran matahari yang panjang akan memengaruhi peningkatan suhu di permukaan Bumi.

2) Sudut datang sinar matahari

Bentuk muka Bumi yang melengkung atau membulat menyebabkan sudut datang penyinaran matahari tidak sama. Apabila arah sinar matahari semakin tegak dengan bidang horizontal permukaan Bumi atau semakin kecil sudut datangnya, intensitas penyinaran matahari semakin tinggi. Besarnya sudut ini berkaitan dengan letak lintang.

Sumber:skepticalinquirer.files.wordpress.com:

(12)

3) Relief permukaan Bumi

Berdasarkan relief, persebaran suhu mempunyai dua tipe, yaitu berdasarkan ketinggian dan arah hadap lereng. Semakin tinggi relief akan semakin rendah suhunya. Setiap kenaikan ketinggian 100 m, kondisi suhu mengalami penurunan sekitar 0,6°C. Penurunan suhu ini sering disebut dengan gradien geothermis. Selain itu, relief yang menghadap ke arah datangnya sinar matahari akan mempunyai suhu yang lebih tinggi daripada lereng yang tidak berhadapan langsung dengan sinar matahari.

4) Banyak sedikitnya awan

Awan pada lapisan udara dapat menahan sinar matahari sebelum sampai di permukaan Bumi. Pada pagi hari awan

dapat menyebabkan temperatur rendah. Akan tetapi, pada siang hari menyebabkan temperatur tinggi karena awan dapat memantulkan kembali panas yang dipancarkan oleh permukaan Bumi. Semakin banyak uap air, semakin besar panas yang diserap, akibatnya temperatur menjadi tinggi.

5) Macam bentang alam

Daratan akan lebih cepat panas atau dingin dibandingkan dengan lautan yang lebih lambat menjadi panas atau dingin.

Energi sinar Matahari sebagian digunakan untuk memanaskan atmosfer. Pemanasan atmosfer dapat secara langsung atau tidak langsung.

Sumber: akrilikac.net:

Gb. 1.3 Ilustrasi penyerapan energi sinar Matahari saat cerah dan berawan

(13)

1) Pemanasan Langsung

Di dalam atmosfer terkandung uap air, debu, asam arang, dan zat asam. Zat-zat tersebut berfungsi menyerap panas sinar matahari. Jadi, sebelum sampai di permukaan Bumi, panas sinar matahari sebagian sudah diserap atau diabsorpsi zat-zat tersebut. Pemanasan secara lansung dapat terjadi menjadi beberapa proses, yaitu sebagai berikut.

a) Absorbsi

Penyerapan unsur-unsur radiasi matahari misalnya, sinar gamma, sinar X, dan ultra violet. Unsur-unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hydrogen dan debu.

b) Refleksi

Pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air, awan, dan partikel-partikel lain di atmosfer.

c) Difusi

Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.

2) Pemanasan Tidak Langsung

Sinar Matahari setelah melewati atmosfer, panasnya sebagian diserap oleh Bumi. Akibatnya, permukaan Bumi juga menjadi panas. Permukaan Bumi memengaruhi panas atmosfer bagian bawah. Pemanasan udara di dekat permukaan Bumi melalui beberapa cara sebagai berikut.

a) Konveksi, yaitu proses pemanasan udara secara vertikal karena adanya gerakan udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas akan menjadi panas karena pengaruh udara di bawahnya yang sudah panas.

b) Adveksi, yaitu proses pemanasan udara secara horizontal karena adanya gerakan udara secara horizontal, sehingga daerah lain menjadi panas.

c) Turbulensi, yaitu aliran udara yang arahnya tidak beraturan. Gerakan udara panas berputar-putar, simpang siur, dan tidak beraturan, sehingga daerah lain ikut menjadi panas.

d) Konduksi, yaitu pemanasan udara secara bersinggungan. Udara dingin yang bersinggungan dengan udara panas di bawahnya akan ikut menjadi panas. Demikian seterusnya terjadi hambatan panas sampai udara teratas, sehingga udara menjadi panas semua.

(14)

b. Angin

Angin adalah gerakan massa udara dari daerah yang bertekanan maksimum atau daerah kerapatan udaranya tinggi ke daerah yang bertekanan minimum atau daerah yang kerapatan udaranya renggang. Semakin besar perbedaan tekanan udara maka semakin kencang angin yang terjadi. Angin diberi nama berdasarkan arah dari mana angin itu datang, dan mengikuti Hukum Buys Ballot, yang berbunyi sebagai berikut.

1) Angin bergerak dari daerah yang bertekanan udara maksimum ke daerah yang bertekanan minimum.

2) Di belahan bumi utara angin dibelokkan ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan arahnya dibelokkan ke kiri.

Angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti berlayar, menggerakkan kincir, dan mengeringkan jemuran. Tetapi, jika angin memiliki kecepatan tinggi, maka tiupan bisa memorakporandakan daerah yang dilaluinya. Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin adalah sebagai berikut.

1) Perbedaaan tekanan udara di dua tempat (gradient barometris) 2) Relief permukaan bumi

3) Letak suatu tempat 4) Ketinggian suatu tempat 5) Panjangnya siang dan malam.

Macam-macam angin berdasarkan gerakan dan sifatnya dibagi sebagai berikut. 1) Angin Pasat dan Angin Antipasat

Angin pasat adalah angin yang bertiup di dua daerah bertekanan maksimum subtropika utara dan selatan secara terus menerus, menuju ke arah equator atau khatulistiwa. Sedangkan angin anti pasat adalah angin yang gerakannya berlawanan dengan angin pasat.

Sumber:http://3.bp.blogspot.com/

(15)

2) Angin Muson (Monsoon) atau Angin Musim

Angin muson bertiup setiap setengah tahun berganti arah dan berlawanan. Di Indonesia terjadinya angin muson disebabkan oleh hal-hal berikut.

a) Perbedaan sifat dan kapasitas daratan yang berbeda dengan lautan.

b) Pergeseran semu matahari, seakan-akan setengah tahun berada di belahan bumi utara dan setengan tahun berada di belahan bumi selatan.

c) Perbedaan tekanan udara di antara benua-benua karena intensitas pemanasan yang berbeda.

Berdasarkan sifat dan asalnya, angin muson dibedakan menjadi dua, yaitu angin muson barat dan angin muson timur.

a) Angin muson barat, bertiup pada bulan Oktober – Maret dari arah barat laut (Asia) ke arah selatan (Australia). Angin ini bersifat basah dan lembab, karena melewati Samudra Indonesia dan Laut Cina Selatan. Pada bulan-bulan tersebut di Indonesia umumnya merupakan musim penghujan.

b) Angin muson timur, bertiup pada bulan April – September dari Australia ke Asia. Angin muson timur bersifat kering, uap air sedikit, dan panas, sehingga di Indonesia terjadi musim kemarau.

Sumber: letakastronomisindonesia.blogspot.com:

(16)

3) Angin Lokal

Angin lokal terjadi pada wilayah yang relatif sempit yang dipengaruhi oleh sifat daratan dan perairan, intensitas pemanasan matahari, dan ketinggian. Berikut ini beberapa contoh angin lokal.

a) Angin Darat dan Angin Laut

Pada malam hari suhu air laut terasa panas, sementara darat sudah mendingin.Akibatnya, tekanan udara di darat tinggi dan tekanan udara di laut rendah. Oleh karena itu, bertiuplah angin darat yang bertiup dari darat menuju laut. Angin darat digunakan para nelayan untuk berangkat berlayar mencari ikan laut.

Pada siang hari daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan. Akibatnya, pada siang hari daratan bertekanan minimum dan laut bertekanan maksimum. Kondisi ini menyebabkan terjadinya angin laut yang berembus dari laut ke daratan. Angin ini digunakan nelayan untuk pulang dari melaut.

b) Angin Lembah dan Angin Gunung Pada siang hari

puncak gunung menjadi lebih cepat panas dibandingkan dengan lembah. Hal itu menyebabkan tekanan udara di gunung minimum dan tekanan udara di lembah

Sumber: Encarta Encylopedia, 2007:

Gb. 1.6 Ilustrasi angin darat dan angin laut

Sumber: Encarta Encylopedia, 2007:

(17)

maksimum. Akibatnya, angin bertiup dari lembah menuju gunung. Angin ini disebut angin lembah.

Pada malam hari puncak gunung lebih dingin daripada wilayah lembah. Hal itu menyebabkantekanan udara di gunung maksimum dan tekanan udara di lembah minimum. Akibatnya, angin bertiup dari gunung ke lembah. Angin ini disebut angin gunung.

c) Angin Fohn (Angin yang Bersifat Panas) Terjadinya angin ini merupakan

kelanjutan dari terjadinya hujan orografis. Hujan orografis hanya terjadi pada salah satu sisi lereng, angin yang sudah tidak membawa uap lagi terus berembus menuruni lereng daerah bayangan hujan. Oleh karena tidak membawa uap air, angin ini bersifat panas dan berakibat buruk bagi usaha pertanian. Angin

fhon, tidak mengandung uap air, sehingga

panas dan kering. Angin ini memiliki banyak julukan, di antaranya sebagai berikut.

(1) Angin gending di Probolinggo dan Pasuruan (2) Angin bahorok di Deli Serdang

(3) Angin brubu di Sulawesi Selatan (4) Angin kumbang di Cirebon

(5) Angin wambrau di Pulau Biak dan Papua d) Angin Siklon dan Angin Antisiklon

Angin siklon merupakan angin yang arah geraknya berputar. Di wilayah tropis angin siklon sering terjadi di laut dan hampir tidak pernah terjadi di daerah khatulistiwa. Angin siklon dan antisiklon antara belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan berbeda. Angin siklon merupakan udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekanan udara rendah tinggi menuju titik pusat daerah tekanan udara rendah di bagian dalam. Angin antisiklon bergerak dari dalam sebagai pusat tekanan tinggi menuju ke tekanan udara rendah yang mengelilinginya di bagian luarnya. Angin siklon di daratan sering kita kenal dengan tornado dan angin siklon di lautan kita kenal dengan taifun.

Sumber: Encarta Encylopedia, 2007:

(18)

c. Tekanan udara

Udara memiliki kekuatan untuk menekan. Hal itu disebabkan udara memiliki massa. Tekanan uang dihasilkan disebut tekanan udara. Makin tinggi tempat, makin rendah tekanan udara karena kerapatan udara makin kecil. Besarnya tekanan udara dinyatakan dengan milibar (mb). Besarnya tekanan udara bergantung pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

1) Temperatur (pada daerah bersuhu udara tinggi, tekanan udara lebih rendah) 2) Uap air (makin besar jumlah uap air, makin kecil tekanan udaranya)

3) Ketinggian (makin tinggi tempat dari permukaan laut, makin reandah tekanan udaranya).

Tekanan udara sangat dipengaruhi oleh kerapatan (densitas) udara itu sendiri. Di permukaan laut, densitas udara mencapai 1,23 kg/mm, dan menghasilkan tekanan sebesar 760 mm Hg, setara dengan 1.013,25 mb atau 1 satuan atmosfer (1 Atm).

d. Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam massa udara. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kondisi cuaca suatu wilayah. Kelembaban udara terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.

Sumber: http://pbs.twimg.com/:

(19)

1) Kelembaban spesifik, yaitu perbandingan uap air yang terkandung dalam setiap unit massa udara.

2) Kelembaban absolut, yaitu perbandingan uap air dalam setiap volume udara atau densitas uap air dalam udara.

3) Kelembaban relatif atau kelembaban nisbi (RH), mempunyai dua pengertian. e. Awan

Awan adalah uap air di dalam udara yang mengalami proses kondensasi atau pengembunan yang terbentuk dari titik-titik air. Menurut bentuknya, awan dapat digolongkan menjadi empat yaitu sebagai berikut.

1) Awan kumulus, yaitu awan putih bergumpal, sering tampak pada sore hari 2) Awan stratus, yaitu awan yang berbentuk seperti selimut berlapis-lapis.

3) Awan nimbus, yaitu awan gelap dengan bentuk tidak menentu, biasanya pertanda akan hujan

4) Awan sirus, yaitu awan tipis bagai tabir.

Menurut ketinggiannya, awan digolongkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

1) Awan tinggi(lebih dari 6.000 m), meliputi sirus (awan yang bentuknya seperti bulu burung), awan sirostratus (awan yang bentuknya seperti kelambu putih), dan sirokumulus (awan yang bentuknya seperti gerombolan domba).

Sumber: Encarta Encylopedia, 2007:

(20)

2) Awan sedang (2.000 – 6.000 m), meliputi altocumulus (awan yang bentuknya bergumpal-gumpal) dan altostratus (awan yang bentuknya berlapis-lapis tebal).

3) Awan rendah (di bawaah 2.000 m), meliputi stratus (awan yang bentuknya merata dan berlapis-lapis), stratocumulus ( awan yang tebal, luas, dan bergumpal-gumpal), serta nimbostratus (awan yang bentuknya tidak terartur dan dapat menimbulkan hujan).

4) Awan yang terjadi akibat udara naik (terendah 500-1.500 m), meliputi kumulus (awan tebal yang bagian dasarnya rata horizontal) dan kumulonimbus (awan degan besar yang berbentuk menara atau gunung).

f. Curah Hujan

Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh sampai ke permukaan bumi. Satuan curah hujan adalah mm. Curah hujan diukur selama 24 jam. Dari sini dapat diukur curah hujan harian, bulanan, maupun tahunan. Jumlah curah hujan setiap bulan dalam satu tahun sering berbeda.

1) Jika dalam satu bulan curah hujannya kurang dari 60 mm disebut bulan kering. 2) Jika dalam satu bulan curah hujannya antara 60 – 100 mm disebut bulan lembab. 3) Jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm, disebut bulan basah. Berdasarkan besar kecil dan banyak sedikitnya titik air, hujan dapat dibedakan menjadi:

1) hujan halus; 2) hujan rintik-rintik; 3) hujan sebenarnya; 4) hujan deras/ lebat; 5) hujan es;

6) dan hujan salju.

Berdasarkan terjadinya, hujan dapt dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1) Hujan zenithal, terjadi karena arus konveksi, terjadi di daerah tropis. Tipe hujan ini terjadi karena udara naik disebabkan oleh pemanasan pada suhu yang tinggi. Udara panas ini naik terus-menerus dan akhirnya terjadilah kondensasi yang mengakibatkan hujan. Hujan tipe ini sering terjadi di daerah tropis sehingga juga sering disebut sebagai hujan naik tropis.Selain itu, hujan tipe ini sering disebut hujan konveksi atau ekuatorial karena adanya arus konveksi menyebabkan uap air di ekuatorial naik secara vertikal sebagai akibat pemanasan air laut secara terus-menerus. Masih ada sebutan lain bagi hujan tipe ini, yaitu hujan zenithal. Disebut hujan zenithal karena biasanya hujan ini terjadi ketika matahari melalui zenith daerah ini. Hampir semua wilayah di daerah

(21)

2) Hujan orografis, terjadi karena gerakan udara yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan. Hujan ini terjadi apabila udara yang mengandung uap air didorong oleh angin naik ke lereng pegunungan, yang makin ke atas suhu semakin dingin. Kondisi ini membuat uap air membentuk awan dan terjadilah kondensasi. Hujan yang jatuh pada lereng yang dilalui oleh awan ini disebut hujan orografis. Pada lereng sebelahnya (lereng yang tidak dilalui awan) bertiup angin yang kering dan disebut sebagai daerah bayangan hujan (shadow rain).

3) Hujan frontal, terjadi karena pertemuan dua massa udara yang berbeda suhunya. Hujan frontal merupakan hujan yang terjadi di daerah front atau daerah yang terbentuk oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperatur (suhu). Massa udara panas bertemu dengan massa udara dingin sehingga massa udara terkondensasi dan terjadilah hujan.

3. Jenis-Jenis Iklim

Iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi garis lintang, angin, massa daratan dan benua, arus samudra, dan topografi.

Sumber: Pearson Prentice Hall Inc, 2005:

(22)

a. Iklim Matahari

Klasifikasi iklim matahari berdasarkan pada garis lintang. Hal itu berpengaruh pada jumlah energi matahari yang tersedia. Keadaan tersebut menyebabkan wilayah lintang rendah (khatulistiwa) memiliki jumlah penyinaran matahari lebih banyak sehingga suhunya lebih tinggi dibanding daerah lintang tinggi. 66°30'LU.

1) Iklim tropis = 00 – 231/2 0 LU/LS

2) Iklim subtropis = 231/2 0 LU/LS – 35 0 LU/LS 3) Iklim sedang = 35 1/2 0 LU/LS – 66 1/2 0 LU/LS 4) Iklim dingin = 66 1/2 0 LU/LS – 90 1/20 LU/LS

b. Iklim Koppen

Iklim Koppen diklasifikasikan berdasarkan pada curah hujan dan suhu udara. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi dari Jerman. Berikut ini pembagiannya.

1) Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)

Wilayah ini memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi, dan suhu rata-rata bulanan di atas 18°C. Wilayah beriklim tipe A dibagi menjadi tiga sebagai berikut.

a) Iklim tipe Af memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara panas sepanjang tahun sehingga terdapat banyak hutan hujan tropik. Contohnya di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

b) Iklim tipe Am memiliki ciri-ciri antara lain curah hujan tergantung musim, jenis tanaman pendek dan homogen, dan hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika kemarau. Wilayah yang beriklim Am antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.

c) Iklim tipe Aw memiliki ciri-ciri antara lain terdapat hutan yang berbentuk sabana, jenis tumbuhan padang rumput dan belukar, serta pohonnya berjenis rendah. Wilayah ini memiliki musim kemarau lebih panjang dibandingkan musim hujan. Contohnya terdapat di wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.

Sumber: dokumen penulis

(23)

2) Iklim Tipe B (Iklim Kering)

Iklim tipe B memiliki curah hujan rendah dan penguapan yang tinggi. Di wilayah ini tidak memiliki surplus air dan tidak dijumpai sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).

3) Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)

Di wilayah yang memiliki tipe C terdapat empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.

a) Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah dengan musim dingin yang kering. b) Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas yang kering. c) Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.

4) Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)

Iklim tipe D memiliki suhu udara rata-rata bulan terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan menjadi dua.

a) Iklim tipe Df, yaitu iklim dingin dengan semua bulan lembap.

b) Iklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering. 5) Iklim Tipe E (Iklim Kutub)

Wilayah beriklim tipe E memiliki ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut.

c. Iklim Schidmit-Fergusson

Pada tahun 1951 Schmidt-Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Dikatakan bulan kering jika dalam satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Dikatakan bulan basah jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm. Iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada nilai Q. Nilai Q dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Q = jumlah rata-rata bulan kering (Md) X 100 % jumlah rata-rata bukan basah (Mw)

Rata-rata bulan kering diperoleh melalui rumus: 𝑀𝑑 =∑ 𝑓𝑑

𝑇 Di mana: Md = rata-rata bulan kering

∑fd = banyaknya bulan kering T = tahun penelitian

(24)

Rata-rata bulan basah diperoleh melalui rumus: 𝑀𝑤 =∑ 𝑓𝑤

𝑇 Di mana: Mw = rata-rata bulan basah

∑fw = banyaknya bulan basah T = tahun penelitian

Nilai Q yang ditentukan untuk menentukan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson didasarkan pada tabel berikut.

Tipe Iklim Nilai Q Keterangan

A B C D E F G H 0 - 14,3 14,3 - 33,3 33,3 - 60 60 - 100 100 - 167 167 - 300 300 - 700 > 700 Sangat basah Basah Agak basah Sedang Agak kering Kering Sangat Kering Luar Biasa Kering

Sumber: http://pbs.twimg.com

(25)

d. Iklim Junghuhn

Klasifikasi iklim Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat yang dikaitkan dengan jenis tanaman yang dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal di Indonesia.

1) Daerah panas atau tropis

Tinggi tempat: 0 – 600 meter diatas permukaan air laut Suhu 26,3 0C – 22 0 C

Tanaman: Padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat 2) Daerah sedang

Tinggi tempat: 600 - 1500 meter diatas permukaan air laut Suhu 22,3 0C – 17 0 C

Tanaman: Padi, jagung, tembakau, tebu, coklat, kina, sayur-sayuran 3) Daerah sejuk

Tinggi tempat: 1500 - 2500 meter diatas permukaan air laut Suhu 17 0 C – 11,10 C

Tanaman: Kopi, teh kina, sayur-sayuran 4) Daerah dingin

Tinggi tempat: >2500 meter diatas permukaan air laut Suhu 11,10C

Tanaman: Tidak ada tanaman budidaya

Sumber: dokumen penulis

(26)

e. Iklim Fisik

Iklim fisik yaitu iklim yang dipengaruhi oleh keadaan fisik suatu daerah. Berdasarkan keadaan fisik suatu daerah terdapat iklim sebagai berikut.

1) Iklim kontinental dan iklim maritim

Iklim kontinental atau darat terjadi di daratan yang luas, sehingga angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angina darat yang kering. Di daerah ini pada siang hari panas sekali, sedangkan pada saat malam hari dingin sekali. Iklim maritime atau laut terjadi pada daerah kepulauan yang dikelilingi laut luas, sehingga angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angina laut yang lembab.

2) Iklim ugahari

Iklim ugahari yaitu iklim pada dataran tinggi dengan perbedaan temperatur siang dan malam yang besar.

3) Iklim pegunungan

Iklim pegunungan terdapat di daerah pegunungan. Di daerah-daerah pegunungan berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang naik ke lereng-lereng pegunungan. Hujan seperti itu disebut hujan orografis.

4. Perubahan Iklim Global

Perubahan iklim global adalah perubahan iklim secara keseluruhan pada permukaan bumi. Perubahan iklim global ini berdampak bagi ekosistem alam.Salah satu dampaknya adalah terjadinya El Nino dan La Nina.

Telah dijelaskan bahwa di dalam atmosfer terdapat berbagi gas, antara lain H2O, CO2, N dsb. Dengan adanya gas-gas itu di atmosfer, sebagian sinar inframerah terserap oleh atmosfer sehingga tidak dapat trlepas ke angkasa luar. Panas itu terperangkap di atmosfer. Akibatnya, suhu di troposfer dan permukaan bumi naik, dan terjadilah efek rumah kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah itulah yang disebut dengan gas rumah kaca.

Pemanasan global ini menyebabkan naiknya permukaan laut, melelehnya gletser (salju abadi) di Kutub Utara dan Kutub Selatan, mele;ehnya es di pegunungan-pegunungan, serta bergesernya zona iklim (daerah tropis, betambah luas dan daerah dingin berkurang sehingga hutan akan berkurang serta gurun dan padang rumput bertambah luas).

Dalam bidang meterologi, El Nino adalah menghangatnya suhu muka laut di atas rata-rata di daerah pasifik timur dan Pasifik Tengah. Adapun La Nina adalah mendinginnya suhu muka

(27)

El Nino dan La Nina sangat bepengaruh bagi Indonesia. Kekeringan yang berkepanjangan di Indonesia merupakan dampak dari El Nino. Sebaliknya, curah hujn yng tinggi, bahkan menyebabkan banjir di Indonesia merupakan dampak dari La Nina.

E. Latihan

PILIHAN GANDA

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. 1. Pemusatan ozon (O3) terdapat pada lapisan....

A. stratosfer B. ionosfer C. termosfer

D. eksosfer E. troposfer

2. Lapisan atmosfer tempat terjadinya gejala cuaca adalah lapisan.... A. stratosfer

B. troposfer C. ionosfer

D. eksosfer E. troposfer

3. Cuaca dan iklim memiliki perbedaan secara mendasar pada.... A. garis lintang dan garis bujur

B. suhu udara dan curah hujan C. curah hujan dan luas wilayah D. lama waktu dan luas wilayah

E. lama penyinaran matahari dan luas wilayah

4. Ahli yang mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian suatu tempat adalah.... A. Koppen

B. Oldemen C. Junghuhn D. Ptolomeus

E. Schmindt-Fergusson

5. Udara yang mengandung uap air menaiki lereng pegunungan sehingga mengalami kondensasi dan akhirnya turun sebagai hujan . . . .

A. zenital B. konveksi C. orografis D. frontal E. muson

(28)

6. Unsur yang berperan dalam perubahan uap air menjadi titik-titik embun adalah . . . . A. gerak horizontal udara

B. gerak vertikal udara C. peredaran harian matahari D. lereng pegunungan E. bidang pertemuan udara

7. Angin fohn adalah angin turun yang bersifat kering dan panas (angin lokal). Angin semacam ini terjadi apabila . . . .

A. angin naik dari pantai B. angin turun dari atas

C. angin naik ke pegunung an, melewati puncak, kemudian turun ke lem bah D. angin bertiup dari daerah yang panas

E. angin bertiup dari darat an menuju lautan

8. Suatu zona yang memiliki suhu ter tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya disebut . . . .

A. daerah peralihan musim B. daerah doldrum

C. daerah konvergensi antartropik D. daerah tekanan udara rendah E. daerah pancaroba

9. Dalam istilah meteorologi, penyebaran udara panas secara ber putar-putar disebut . . . . A. konduksi

B. turbulensi C. adveksi D. konveksi E. frontal

10. Suhu harian tertinggi pada suatu tempat terjadi pada . . . . A. beberapa saat sebelum matahari berkulminasi atas B. ketika matahari berkulminasi atas

C. beberapa saat setelah matahari berkulminasi atas D. saat sinar matahari tidak terhalang awan

E. saat matahari mencapai zenit 11. Perhatikan jenis-jenis angin berikut.

(29)

(2) Angin fohn. (3) Angin pasat. (4) Angin timur. (5) Angin laut.

Angin tetap ditunjukkan nomor . . . . A. 1, 2, dan 4

B. 1, 2, dan 5 C. 1, 3, dan 4 D. 2, 4, dan 5 E. 3, 4, dan 5

12. Perhatikan ciri-ciri iklim berikut. (1) Suhu bulanan lebih dari 18°C. (2) Kelembapan udara tinggi. (3) Curah hujan tahunan tinggi.

(4) Curah hujan lebih sedikit daripada penguapan. (5) Suhu terpanas kurang dari 18°C.

Ciri-ciri iklim wilayah Indonesia ditunjukkan nomor . . . . A. 1, 2, dan 3

B. 1, 3, dan 4 C. 2, 3, dan 4 D. 2, 4, dan 5 E. 3, 4, dan 5

13. Penggolongan tipe iklim matahari adalah . . . . A. iklim dingin, sedang, dan tropis

B. iklim kutub utara, sedang, dan kutub selatan C. iklim sedang, kutub utara, dan dingin D. iklim dingin, kutub selatan, dan kutub utara E. iklim tropis, subtropis, dan kutub

14. Penyebab utama Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi adalah . . . . A. terletak di antara dua benua dan dua samudra

B. memiliki flora dan fauna dengan ciri Oriental dan Australia C. memiliki iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi D. merupakan kepulauan yang terpisah dari benua Asia E. merupakan daerah yang dilalui DKAT

(30)

15. Kondisi yang termasuk sifat iklim Aw adalah . . . . A. sedikit hujan dengan musim dingin yang kering B. amplitudo suhu rendah dan hujan sepanjang tahun

C. banyak tutupan awan, banyak hujan dan amplitudo suhu tinggi D. banyak tutupan awan, banyak hujan dan amplitudo suhu rendah E. suhu rata-rata tinggi dan hujan turun sepanjang tahun

16. Berdasarkan data curah hujan kota X tahun 2009 di berikut, maka daerah X menurut Schmidt-Ferguson memiliki golongan iklim....

Bln 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 CH 240 170 155 90 65 20 10 5 25 105 150 200 A. A B. B C. C D. D E. E

17. Daerah Nusa Tenggara Timur jarang turun hujan, memiliki suhu udara tinggi, dan banyak terdapat hutan . . . .

A. tropis B. gugur C. stepa D. sabana E. musim

18. Yang tidak termasuk manfaat hutan adalah . . . . A. menyimpan dan mengatur persediaan air tanah B. mencegah terjadinya erosi

C. menghasilkan bahan baku industri D. mengurangi polusi udara

E. tempat hidup satwa liar

19. Daerah sangat dingin dengan ketinggian 2.500–3.000 meter di atas permukaan laut cocok untuk habitat tumbuhan . . . .

A. hutan musim

B. rumput-rumput kerdil C. hutan tropis

(31)

D. cokelat E. teh dan kopi

20. Hujan yang terjadi di daerah beriklim sedang yang disebabkan karena udara naik ke atas dan mendingin disebut . . . .

A. hujan musim dingin B. hujan naik ekuatorial C. hujan musim panas D. hujan musim E. hujan siklon

ESSAI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat.

1. Jelaskan apa arti dari lambang-lambang pada iklim Koppen berikut ini! a. ET

b. Am c. EF

2. Tentukanlah jenis iklim berdasarkan Schidmit-Ferguson untuk Kota Bogor, apabila diketahui banyaknya bulan kering 6 bulan dan banyaknya bulan basah 236 bulan!

3. Apakah yang dijadikan dasar untuk menentukan sistem iklim menurut Thornthwaite? 4. Uraikan hubungan antara faktor altitude (ketinggian) dengan besarnya presipitasi! 5. Mengapa tipe hujan di Nusa Tenggara Timur lebih kering?

6. Apabila Matahari sedang berkedudukan di Garis Balik Selatan, musim apakah di Kanada dan musim apakah di Argentina Selatan?

7. Apabila Matahari sedang berkedudukan di Garis Balik Utara, musim apakah di Jepang dan musim apakah di New South Wales (Australia)?

8. Apakah yang dimaksud Wilayah Konvergensi Antar Tropik? 9. Apakah perbedaan El-Nino dan La-Nina?

(32)

F. Lembar Pengamatan

PEMANASAN GLOBAL

Apa yang diperlukan

1. Botol soda 2. Gelas kecil 3. Termometer 4. Gunting/ cutter

Apa yang dilakukan

1. Potong bagian bawah botol soda dengan cutter/ gunting, jangan lupa untuk mencopot labelnya, tapi jangan copot tutupnya

2. Letakkan termometer di dalam gelas, jemur di terik matahari selama satu jam, kemudian ukur suhunya.

3. Lakukan langkah yang sama untuk kedua kalinya, akan tetapi kali ini letakkan gelas berisi termometer di dalam naungan botol soda, jemur di terik matahari selama satu jam, ukur kembali suhunya

Apa yang harus didiskusikan

1. Berapakah suhu termometer setelah satu jam saat belum ditutup botol soda? 2. Berapakah suhu termometer setelah satu jam saat setelah ditutup botol soda?

3. Adakah perubahan suhu pada langkah 2 dan langkah 3? Berapakah perbedaan suhunya? 4. Bagaimanakah pengaruh botol soda terhadap perubahan suhu pada termometer?

5. Apakah persamaan botol soda dengan kondisi gas-gas di atmosfer? 6. Apakah yang bisa kita lakukan untuk mengendalikannya?

(33)

G. Daftar Referensi

Cari tahu lebih banyak

1. Cosmos, Space Time Oddisey episode 12 The World Set Free

(34)

KEGIATAN BELAJAR II

HUBUNGAN

MANUSIA

DAN

LINGKUNGAN

AKIBAT

DINAMIKA

HIDROSFER

A. Kompetensi Dasar

KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Indikator

1.3 Menghayati jati diri manusia sebagai agent of change di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir batin.

3.3 Menunjukkan perilaku responsif dan bertanggungjawab terhadap masalah yang ditimbulkan oleh dinamika geosfer.

3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika hidrosfer.

4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia dengan lingkungannya sebagai pengaruh dinamika hidrosfer dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep.

C. Uji Kompetensi Awal

Tahukah Kamu 1. Dari manakah air berasal?

2. Apakah yang dimaksud siklus hidrologi?

3. Apakah yang dimaksud perairan darat dan perairan laut? 4. Bagaimanakah peranan air dalam kehidupan manusia?

(35)

D. Uraian Materi 1. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem yang di mulai dengan adanya proses pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik titik air, maka hujan akan turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai atau mengumpul di danau atau menguap lagi ke atmosfer.

Sumber: dokumen penulis:

Gb. 2.1 Siklus Hidrologi

Keterangan:

1. Transpirasi (penguapan dari tumbuhan)

2. Evaporasi (penguapan dari tanah, sungai/danau dan laut) 3. Kondensasi (pengembunan)

4. Hujan (precipitation) 5. Limpasan (run off) 6. Infiltrasi (infiltration) 7. Perkolasi (percolation)

8. Aliran tanah (ground water flow) 9. Intrusi air asin (salt water intrution)

(36)

Siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut.

a. Siklus Pendek, yaitu air laut menguap, terjadi kondensasi uap air membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi.

b. Siklus menengah, yaitu air laut menguap, terjadi kondensasi uap air terbawa angin dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di darata menjadi air darat, kemudian menuju laut.

c. Siklus panjang, yaitu air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air terbawa angin dan membentuk awan diatas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi.

2. Perairan Darat a. Air Tanah

Air tanah adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Hampir 98% air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah. Hanya sekitar 2% yang terlihat sebagai air di sungai, danau, dan reservoir. Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Meteoric water (vadose water), yaitu air tanah yang berasal dari hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tak jenuh.

2) Connate Water (air tanah turbin), yaitu air tanah yang terperangkapdalam rongga-rongga batuan endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku lelehan sewaktu magma tersembur

3) Fossil water (air fosil), yaitu air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang-kadang istilah ini di samakan dengan connate water

4) Juvenil water (air magma), yaitu air yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.

5) Pellicular water (air pelikular) yaitu air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah

6) Phreatis water (air freatis), yaitu air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang).

7) Artesian water (air artesis), yaitu air yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan.

(37)

b. Sungai

Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir. Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang paling rendah jika di bandingkan dengan daerah sekitarnya. Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut. (a) Arus Sungai deras

(b) Arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal) (c) Lembahnya curam

(d) Lembahnya berbentuk V

(e) Kadang-kadang terdapat air terjun. (f) Terdapat erosi mudik

(g) Tidak terjadi pengendapan (sedimentasi) (h) Terdapat batu-batu besar dan runcing

2) Bagian tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut. (a) Arus air sungai tidak begitu deras

(b) Erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal) (c) Aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan

(d) Mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang

(e) Batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu. 3) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut.

(a) Arus air sungai tenang (b) Terjadi banyak sedimentasi

(c) Erosi ke arah samping (horizontal)

(d) Sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering)

(e) Terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake)

(f) Di bagian muara kadang – kadang terbentuk delta. (g) Terdapat batu – batu kecil bersudut bulat.

Berdasarkan sumber airnya, sungai dapat dibagi menjadi tiga sebagai berikut.

1) Sungai hujan, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Contoh dari sungai jenis ialah sungai-sungai besar di Indonesia seperti Sungai Musi, Sungai Kapuas, dan Sungai Mahakam.

(38)

2) Sungai gletser, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari es yang mencair. Contohnya hulu Sungai Membramo.

3) Sungai campuran (air hujan dan gletser), yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan gletser dari puncak gunung. Contoh sungai campuran ialah Sungai Membramo dan Sungai Digul.

Berdasarkan pola aliran sungai, sungai dibagi menjadi delapan sebagai berikut.

1) Dendritik adalah suatu pola aliran sungai yang anak sungainya membentuk sudut yang tidak teratur. Terdapat di daerah dataran rendah.

2) Pinnate adalah suatu pola aliran sungai yang anak sungainya membentuk sudut lancip. Terdapat di daerah yang memiliki kemiringan lereng curam.

3) Trellis adalah suatu pola aliran sungai yang relative sejajar dengan anak-anak sungai yang bermuara pada sungai utama dan membentuk sudut 90⁰. Terdapat di daerah lipatan. 4) Radial Sentripetal adalah suatu pola aliran sungai yang memusat ke suatu daerah. Terdapat

di daerah cekungan atau ledok.

5) Anular adalah suatu pola aliran sungai yang anak sungainya melingkar. Terdapat di daerah kubah (dome).

6) Radial sentrifugal adalah suatu pola aliran sungai yang menyebar dari suatu puncak kea rah lereng.

7) Paralel merupakan pola aliran pada suatu daerah yang luas dan miring sekali.

8) Rektangular merupakan pola aliran di daerah dengan struktur patahan. Pola aliran yang terbentuk adalah siku-siku.

Sumber: dokumen penulis:

(39)

Berdasarkan volume atau debit airnya, sungai diklasifikasikan menjadi tiga sebagai berikut. 1) Sungai Ephemeral/Periodik, alirannya melimpah pada waktu musim hujan dan berkurang

pada waktu musim kemarau. Contoh sungai-sungai di pulau Jawa dan Nusa Tenggara. 2) Sungai Intermitten hanya berair pada waktu hujan. Contohnya, Sungai Wadi.

3) Sungai Permanen (Perenial), alirannya tetap sepanjang tahun. Contohnya, sungai-sungai di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

Seperti yang kita ketahui, aliran sungai mengikis berbagai material selama perjalanannya menuju lautan. Biasanya material yang terbawa dari hulu akan diendapkan pada bagian dalam tikungan sungai, hal ini dikarenakan pada bagian dalam tikungan sungai arusnya rendah. Sementara pada bagian luar tikungan sungai terjadi pengikisan (erosi), hal ini karena arus pada bagian luar tikungan sungai lebih kuat. Hal inilah yang menjadikan kelokan pada sungai terlihat indah, dan disinilah kita mengenal fenomena meander. Arus sungai akan semakin melambat terutama saat mendekati muaranya seperti danau, rawa, atau laut. Akibatnya, material yang terbawa oleh air sungai akan diendapkan di dareha tersebut. Lapisan yang semakin lama akan membantuk lapisan – lapisan sedimen. Lapisan – lapisan sedimen itu akan membentuk suatu dataran yang luas yang dikenal sebagai delta.

1) Meander, ialah aliran sungai yang berkelok-kelok secara teratur dengan arah pembelokan kurang lebih 180⁰.

2) Delta, ialah endapan batuan pasir, kerikil, dan lumpur yang terdapat di muara sungai.

Selain meander dan delta, fenomena lainnya berkaitan dengan sungai ialah fenomena daerah aliran sungai (DAS). Daerah aliran sungai merupakan bagian permukaan Bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan apabila hujan. Akibat tekanan jumlah penduduk yang meningkat pesat, pada umumnya daerah aliran sungai (DAS) banyak

Sumber: geographyiseasy.com:

(40)

mengalami penurunan fungsi. Hal itu dapat mengakibatkan kondisi kuantitas (debit) air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau. Kerusakan DAS dapat menurunkan cadangan air serta meningkatkan laju sedimentasi dan erosi. Dampak lanjutannya adalah banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau. Upaya mengatasi kerusakan DAS dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

1) Mengadakan usaha reboisasi dan penghijauan di bagian hulu. 2) Melarang penebangan hutan secara liar.

3) Membatasi daerah sekitar untuk pemukiman penduduk.

c. Danau

Danau adalah suatu cekungan yang digenangi air tawar dalam jumlah cukup banyak dan luas. Menurut proses terjadinya, danau di klasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Berikut ini pembagiannya.

1) Danau Tektonik

Danau Tektonik terjadi akibat adanya tenaga tektonik, misalnya patahan. Contoh, Danau Poso, Danau Towuti, Danau Singkarak dan Danau Anau.

2) Danau Vulkanik

Danau Vulkanik terjadi akibat erupsi gunung api. Contoh, Danau Kalimutu, Danau Kerinci dan Danau Batur.

3) Danau Tektovulkanik

Danau tektovulkanik terjadi karena adanya proses vulkanik dan tektonik. Contoh, Danau Toba.

4) Danau Kars/dolina

Danau Kars terdapat di daerah kapur. Contoh danau ini terdapat di daerah gunung kidul Yogyakarta.

5) Danau Glasial

Danau glasial adalah yang terjadi karena erosi glasial pada zaman es diluvium. Contoh, Danau Michigan dan Ontario.

6) Danau Bendungan

(41)

7) Danau Buatan

Danau buatan adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia, misalnya untuk irigasi dan PLTA. Contoh, Saguling dan Cirata.

d. Rawa

Rawa adalah daerah yang tergenang air, yang penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi). Hutan rawa memiliki keaneragaman hayati yang sangat kaya. Jenis-jenis floranya antara lain: durian burung (Durio Carinatus), ramin (Gonystylus sp) dan lain-lain. Faunanya antara lain: harimau, orang utan, rusa, buaya, babi hutan, badak, gajah dan berbagai jenis ikan. Peran dan manfaat hutan rawa antara lain sebagai berikut.

1) Sumber cadangan air, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering 2) Mencegah terjadinya banjir

3) Mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai

4) Sumber energi

5) Sumber makanan nabati maupun hewani.

3. Perairan Laut

Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumiyang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera. Umumnya perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup tinggi (rata-rata 3,45%). Laut memiliki sumberdaya alam yang melimpah dan sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan atau dikelola semuanya.

a. Zone pesisir dan pantai

Pantai (shore atau beach) adalah kenampakan alam yang menjadi batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan. Wilayah pantai dimulai dari titik terendah air laut pada saat surut hingga arah ke daratan sampai batas jauh gelombang atau ombak menjangkau daratan. Tempat pertemuan antara air laut dengan daratan dinamakan garis

Sumber: wikipedia.com

(42)

pantai (shore line). Garis ini setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang-surut air laut.

Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pada pantai. Wilayahnya mencakup wilayah daratan yang masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan ombak, rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimentasi dari darat). Menurut Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Batas wilayah pesisir ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi permikiman nelayan.

b. Batas Wilayah Perairan Laut Indonesia

Berdasrakan Konvensi Hulum Laut Internasional yang ditetapkan di Jenewa (1958) Montevideo (1982), perairan laut suatu Negara meliputi hal-hal berikut ini.

1) Laut Teritorial adalah batas laut yang diukur dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas sejauh 12 mil. Laut yang terletak pada sebelah dalam garis dasar disebut

laut pedalaman, Jsedangkan garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan

titik-titik dari ujung pulau.

2) Zone Ekonomi Eksklusif adalah wilayah perairan laut ekonomis suatu Negara yang tetapi berada di luar laut territorial selebar 200 mil laut ditarik dari garis dasar pantai pulau terluar kearah laut bebas. Di dalam batas ZEE, Negara bersangkutan memiliki prioritas untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi SDA (hayati dan non hayati) yang terdapat di permukaan, di dalam dan di dasar laut. Ditetapkan melalui UU No.5 Tahun

Sumber: belajargeografidenganhendri.blogspot.com:

(43)

3) Landas Kontinen adalah dasar laut yang secara geologis maupun morfologis merupakan lanjutan dari sebuah kontinen, batas Landas Kontinen diukur dari garis dasar kea rah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut. Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.1 tahun 1973 tentang Landas kontinen Indonesia yang secara tidak langsung mengukuhkan Perpu No. 4 Tahun 1960 tentang Wilayah Perairan Laut Indonesia. Adapun manfaat laut antara lain sebagai berikut.

1) Sebagai sarana transportasi. 2) Objek wisata.

3) Penghasil bahan pangan seperti ikan, rumput laut. 4) Sebagai peghasil tambang minyak bumi lepas pantai. 5) Pertahanan negara.

Agar perairan laut dapat memberi manfaat bagi kehidupan, maka kelestariannya perlu dijaga, Adapun cara melestraikan sumber daya laut antara lain sebagai berikut.

1) Mencegah pembuangan limbah industri ke laut. 2) Menjaga tumpahnya minyak dari kapal tengker.

3) Melarang penangkapan ikan dengan pukat harimau atau bahan peledak. 4) Melarang penebangan hutan bakai pantai.

5) Melarang pengambilan atau perusakan batu karang di pantai.

c. Klasifikasi Laut

Menurut kedalamannya, terdapat lima zonefikasi laut.

1) Zone litoral, wilayah laut yang pada saat terjadinya pasang naik tertutup oleh air laut dan ketika air laut surut wilayah ini menjadi kering.

2) Zone neritik (laut dangkal), wilayah laut mulai zone pasang surut air laut, dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Bagian dasar laut sampai ke dalaman 200 m. b) Sinar matahari tembus cahaya.

c) Tempat terkonsentrasinya biota laut terutama berbagai jenis ikan, zone ini penting artinya bagi kehidupanmanusia.

Contoh zone ini adalah Landas kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka. Dan Landas kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.

3) Zone batial (wilayah laut dalam), wilayah laut yang merupakan lereng benua yang tenggelam di lereng samudera, dengan ketentuan sebagai berikut.

(44)

b) Sinar matahari tidak tembus sampai ke dasar laut, karena itu tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang laut jumlahnya terbatas.

4) Zone abisal (wilayah laut sangat dalam), wilayah laut yang merupakan dasar samudera, dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Kedalaman antara 2.000 – 5.000 m. b) Tekanan airnya sangat besar. c) Suhu sangat rendah.

d) Tidak ada tumbuhan laut. e) Binatang laut sangat terbatas.

5) Zone hadal (wilayah laut yang paling dalam), ke dalamannya lebih dari 5.000m, termasuk palung laut dan lubuk laut.

Menurut proses terjadinya, laut dibagi menjadi tiga bagian.

1) Laut inggresi, laut dalam yang terjadi karena adanya penurunan dasar samudera (adanya patahan). Contoh, Laut Banda, Laut Sulawesi, Laut Flores, Laut Maluku, Laut Seram

2) Laut transgresi, laut yang terjadi karena daratan yang lebih rendah digenangi oleh es yang mencairpada zaman Dilivium. Contoh, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Jawa,

Sumber: en.wikipedia.com

(45)

3) Laut regresi, laut yang terjadi karena penyempitan permukaan laut. Contoh, Lubuk Laut Banda dan Selat Makasar.

Berdasarkan letaknya, laut dapat dikelompokkan menjadi tiga.

1) Laut tepi, yaitu laut yang terletak ditepian benua yang seolah-olah terpisah dari lautan oleh deretan pulau-pulau dan semenanjung. Contoh, Laut Cina Selatan, Laut Jepang, dan Laut Bering.

2) Laut pertengahan laut yang terletak diantara benua-benua. Biasanya merupakan wilayah laut dalam. Contoh Laut Mediterania dan laut Caribia.

3) Laut pedalaman, adalah laut yang terletak ditengah-tengah benua atau hampir seluruhnya dikelilingi daratan. Contoh: Laut Kaspia, Laut Hitam, Laut Baltik, Laut Mati.

d. Morfologi Laut

Permukaan dasar laut pada umumnya terlihat seperti bentukan-benrukan yang tidakrata, berupa pegunungan, gunung, palung, punggung samudera, lereng, cekungan.

1) Continental shelf (paparan benua), adalah dasar laut yang berbatasan dengan benua, yang kedalamannya antara 1 – 200 m dan lebarnya antara 0 – 1.200 km terhitung dari garis pantai dan kemiringan lerengnya antara 00 – 2,20%. Contohnya, Dangkalan Sahul yang merupakan bagian dari Benua Australia terletak antara Benua Australia Dan Pulau Irian. Contoh lainnya, Dangkalan Sunda yang merupakan bagian dari Benua Asia terletak antara Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatera. Bentukan yang terdapat pada paparan benua dan lereng benua antara lain sebagai berikut.

a) Saluran dangkalan (basin channels), bagian saluran dangkalan terdiri dari:

Sumber: dokumen penulis:

(46)

(1) lembah tenggelam;

(2) saluran akibat pengikisan air pasang; dan (3) palung glasial yang tenggelam.

b) Jurang submarine, adalah lembah yang dalam (tenggelam) dan lebar. Lembah tenggelam adalah lembah sungai yang tergenang air laut sebagai akibat penenggelaman daratan. Misalnya, lembah-lembah Sungai Purba di laut Jawa dan Selat Karimata.

2) Continental slope(lereng benua), adalah bidang miring yang antara paparan benua dengan laut dalam kemiringannya 30 – 60 mulai dari tepi dangkalan benua ke arah laut lepas, dengan kedalaman 200 – 1800 m. Menurut proses terjadinya lereng benua terbentuk sebagai hasil sedimentasi dan sesar.

3) Dasar samudera (ocean floor), wilayah dasar samudera yang dalam dan merupakan wilayah terluas di permukaan bumi sekitar 59,5 % dari seluruh muka bumi atau kira-kira 2/3 bagian dari dasar laut kedalamannya lebih dari 1.800m di bawah permukaan laut.

Bentukan negatif morfologi dasar laut meliputi hal-hal berikut.

1) The Deep Sea, adalah dasar laut yang menjorok ke bawah sehingga letaknya lebih rendah dari pada daerah sekitarnya dengan kedalamannya lebih 1.000 meter,

2) The Deep yaitu dasar laut yang terdalam yang berbentuk palung laut (trog), dibedakan menjadi 2 macam.

Sumber: marinebio.net:

(47)

a) Basin/Lubuk Laut/ledok laut, adalah depresi dasar laut bentuknya membulat atau agak memanjang potongan melintang nya berbentuk huruf U karena memiliki tebing yang curam dan dasar yang mendatar misalnya, Ledok Sulu, Ledok Sulawesi dan Ledok Banda. Lubuk Laut Canary, Cape Verde Mediterania, dan Teluk Meksiko

b) Palung laut/trough/ngarai dasar samudera (trench), adalah lembah yang sangat dalam dan bentuknya memanjang dan potongan melintangnya seperti huruf V. Trough ini terjadi karena inggresi, misalnya palung laut di sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, Kepulauan Banda kemudian menuju ke Pilipina Palung Mindanao, dan Palung Mariana.

Bentukan-bentukan positif morfologi dasar laut ialah sebagai berikut.

1) Cembungan (rise or swells), adalah bentukan positif dengan ukuran panjang dan lebar, lebih tinggi dari dasar laut rata-rata disekitarnya. Contohnya Cembungan Hawai panjang 3.500 km dan lebar 1.000 km.

2) Drampel atau ambang laut, adalah pegunungan di dasar laut/ relief dasar laut berupa bukit dalam laut atau punggung laut yang memisahkan dua buah pulau. Contoh Ambang Laut Sulu dipisahkan oleh Kep. Palawan dan Kep. Sulu dan Ambang Laut Sulawesi dipisahkan oleh Kep.Talaud dan Kep. Sangihe.

3) Punggung laut, adalah rangkaian perbukitan di dalam/dasar laut dan kadang-kadang sebagian muncul di permukaan laut akibat dari tenaga endogen berupa proses tekanan vertikal. Contoh punggung laut Sibolga.

Sumber: Encarta Digital Encyclopedia:

Referensi

Dokumen terkait

Patofisologi terjadinya disfagia fase esofageal pada pasien merupakan akibat dari skleroderma terkait terjadinya atrofi dan fibrosis otot polos. Hal ini

Analisis regresi adalah studi mengenai hubungan antara variabel terikat (variabel dependent, Respon, Y) pada satu atau lebih variabel bebas (variabel independent, pediktor,

Kegiatan pengembangan tanaman semusim dilaksanakan oleh petani/kelompok tani, dan koperasi yang telah ditetapkan melalui penetapan petani dan lokasi penerima kegiatan

Pemberi Fidusia tidak berhak untuk rnelakukan Fidusia ulang atas --- Obyek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga tidak diperkenankan --- untuk membebankan dengan cara

Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya keadilan dalam sistem perpajakan akan meningkatkan kepercayaan wajib pajak badan kepada otoritas pajak yang didasari oleh

dengan proses belajar manusia ( human learning ), perkembangan dari luar diri.. seseorang (Semiawan,

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikanskripsi dengan judul