OLEH :
Rachman E, Rostiwati, T., Sofwan B. MATARAM, 12 SEPTEMBER 2012
POTENSI NYAMPLUNG TINGGI
Kemenhut mengembangkan nyamplung DME
dapat memberikan
Manfaat sosial dan ekonomi
Perlu diketahui
Peluang dan Tantangan pengembangan energi alternatif berbahan baku nyamplung
pada demplot DME yang dibangun
1. Bagaimana peluang dan tantangan
pengembangan energi alternatif berbahan
baku nyamplung ditinjau dari aspek teknis,
sosial dan ekonomi
2. Faktor-faktor apa yang perlu dikembangkan
dalam upaya meningkatkan keberhasilan
pengembangan energi alternatif berbahan
baku nyamplung.
1.Mengkaji peluang dan tantangan
pengembangan energi alternatif berbahan
baku nyamplung yang dilaksanakan di
Cilacap, Banyuwangi dan Purworejo tahun
2010 dan 2011
1.
Tersedianya informasi untuk
Nama perdagangan: Bintangur, nyamplung
Nama daerah : nyamplung, punaga (Melayu, Jawa Tengah, Sunda, Makasar, Minangkabau)
Nama ilmiah : Calophyllum inophyllum L, Family Clusiaceae (sinonim: Guttiferae).
Karakteristik : pohon bertajuk rimbun-menghijau (evergreen trees), Batang berkayu kulit kayu terdapat saluran getah berwarna
kuning. Daun tunggal bersilang-berhadapan bulat memanjang atau bulat telur, Bunga majemuk, Buah muda berwarna hijau
dan yang sudah tua berwarna kekuning-kuningan, Biji berbentuk bulat tebal dan keras.
PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
BIODIESEL NYAMPLUNGBIODIESEL
NYAMPLUNG
ESTERIFIKASI (E1)
C
PENGUPASAN, PENGERINGAN DAN PENGHANCURAN
Nama perdagangan: Bintangur, nyamplung
Nama daerah : nyamplung, punaga (Melayu, Jawa Tengah, Sunda, Makasar,
Minangkabau)
Nama ilmiah : Calophyllum
inophyllum L, Family Clusiaceae (sinonim: Guttiferae).
Karakteristik : pohon bertajuk rimbun-menghijau (evergreen trees), Batang berkayu kulit kayu terdapat saluran getah berwarna kuning. Daun tunggal bersilang-berhadapan bulat
memanjang atau bulat telur, Bunga majemuk, Buah muda berwarna hijau dan yang sudah tua berwarna kekuning-kuningan, Biji berbentuk
HASIL YANG TELAH
DICAPAI
Kelayakan pengusahaan budidaya nyamplung secara finansial layak, dengan kriteria kelayakan yaitu NPV sebesar Rp 81,537,500,-, BCR sebesar 1,32 dan IRR sebesar 13,90%, Kendala : proses pengolahan biji nyamplung belum dapat dilakukan
secara kontinyu, sehingga pemasarannya terhenti.
Kontribusi usaha pemungutan nyamplung : 11% thd total
pendapatan petani responden dan pengolahan biji nyamplung : 62% dari total pendapatan pegawai.
Beberapa hal yang perlu ditingkatkan : (1) produktivitas buah
nyamplung, (2) harga jual biji nyamplung, (3) rendemen pengolahan biji nyamplung, (4) Penurunan campuran methanol, (5) Alternatif menjadi pengganti minyak tanah.
Peningkatan efisiensi dan pengembangan teknologi pengolahan biji
nyamplung perlu ditingkatkan untuk memperoleh kelayakan
finansial pengolahan biji nyamplung keberhasilan Program DME
Lokasi penelitian:
1. Purworejo Sebagai
Demplot (DME)
2. Cilacap Sebagai Studi
Banding
Pengumpulan data
1. Wawancara 2. Observasi
3. Studi Pustaka
Jenis data :
Menguraikan komponen/struktur biaya budidaya
dan pengolahan nyamplung sebagai sumber
energi masyarakat,
Menghitung biaya dan pendapatan hutan rakyat
Nyamplung dengan pola agroforestry
Menghitung besarnya pendapatan masyarakat
dari usaha pengelolaan nyamplung dan total
pendapatan dari seluruh kegiatan per satuan
waktu.
Lokasi penelitian:
1. Purworejo Sebagai
Demplot (DME)
2. Cilacap Sebagai Studi
Banding
Pengumpulan data
1. Wawancara 2. Observasi
3. Studi Pustaka
Jenis data :
Analisis data
1. Untuk mengetahui faktor-faktor
sosial ekonomi yang mempengaruhi kelayakan finansial pengelolaan
nyamplung dgn persamaan regresi berganda :
y = f(x1, x2, x3,....xn)
dimana
y = peubah dependent yaitu pendapatan dari pengelolaan
2. Untuk menganalisis kelayakan usaha pengelolaan nyamplung dilakukan analisis ekonomi
dengan menghitung :
a. Present Value (NPV)
b. Benefit Cost Ratio (BCR)
c. Internal Rate Of Return (IRR)
dimana : jika nilai NPV dan BCR > >
1 dan IRR > tingkat sukubuga maka pengusahaan dapat