• Tidak ada hasil yang ditemukan

INKUBATOR PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PENIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INKUBATOR PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PENIN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL

PEKAN ILMIAH DAN KREATIVITAS (PIKIR IV) 2014

INKUBATOR PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI: PENINGKATAN DAYA SAING DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

MENGHADAPI ASEAN COMMUNITY 2015

SUB TEMA: PENDIDIKAN Diusulkan oleh:

Hasrullah 10539102012 2012

Sri Hardiyanti 2011

Amanda Juanda 10540885813 2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR KOTA MAKASSAR

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Inkubator Pendidikan dan Teknologi: Peningkat Daya Saing dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi ASEAN Community 2015

2. Sub Tema : Pendidikan

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Hasrullah

b. NIM : 10539102012

c. Jurusan : Pendidikan Fisika

d. Universitas : Universitas Muhammadiyah Makassar e. Alamat Rumah/ : BTN. Bumi Zarindah Blok J No. 12, Gowa

No. HP : 082348387486

f. Alamat Email : hasrullah.physics@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang

5. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar :

b. NIP :

c. Alamat dan No. Tel/ Hp :

d. Alamat Email :

Makassar, 17 Agustus 2014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua Tim Pelaksana

( ) (HASRULLAH)

NIP: NIM: 10539102012

Mengetahui,

Pembantu/Wakil Rektor/ Direktur Politeknik/ Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

( ………)

(3)

iii Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik dan lancar. Karya tulis ini membahas tentang pemanfaatan rumput laut sebagai sabun anti septik alami dalam menanggulani iritasi kulit. Selain itu tak lupa pula penulis mengririmkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SWA yang telah membawa kita dari dunia biadab ke dunia tak biadab.

Karya tulis ini disusun untuk memberikan informasi kepada masyarakat, pemerintah, maupun industri dalam pemanfaatan salah satu sumber daya hayati yang berada di bawah laut Indonesia khususnya rumput laut. Selain itu, memberikan pula informasi kepada masyarakat dalam menanggulangi penyakit iritasi kulit yang kerap terjadi dalam masyarakat.

Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan teria kasih kepada:

1. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan doa serta dukungan kepada penulis sehingga penulisan karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Kepada kakanda di LKIM-PENA yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan karya tulis ini serta memberikan motivasi dan saran kepada penulis.

3. Kepada rekan-rekan peserta Diklat Ilmiah VIII yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menjalani proses diklat ini.

Penulis berharap dalam penulisan karya tulis ini adapt dijadikan suatu referensi dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempuranaan karya tulis ini.

Makassar, 17 Agustus 2014

(4)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

RINGKASAN vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 3

D. Manfaat Penulisan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. pendidikan dan Teknologi 5

B. kinerja sumber daya manusia 7

C. prospek ASEAN community 2015 9

BAB III METODE PENULISAN

A. Jenis Tulisan 11

B. Objek Penulisan 11

C. Teknik Pengumpulan Data 11

D. Teknik Analisis Data 11

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

A. gambaran umum incubator pendidikan dan teknologi 13 B. Strategi-strategi tahap penyeleksian dan pelaksanaan 14

C. Keunggulan Sabun Rumput Laut Anti Septik 20

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 23

B. Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

(5)

v Tabel 1.1 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara ASEAN

Tahun 2010-2011 2

1.2 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Lain

(6)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kondisi Penduduk dan SDM Indonesia 3 Gambar 4.1 Peta Konsep Strategi Penyeleksian dan Pelaksanaan 14

(7)

vii Hasrullah, Sri Hardianti, Amanda Juanda. 2014. Inkubator Pendidikan dan Teknologi: Peningkatan Daya Saing dan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi Asean Community. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar

Pendidikan di Indonesia merupakan suatu pengaruh untuk bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan berkembang. Indonesia Sebagai Negara yang masih berkembang, pendidikan di Indonesia masih sangat kurang dan masih jauh tertinggal di bandingkan Negara-Negara di Asia maupun Negara berkembang lainnya. Programme for International Study Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Karya tulis ilmiah ini membahas masalah mengenai Kemampuan masyrakat dalam menghadapi terpaan arus persaingan global yang memang perlu dipikirkan lebih lanjut agar mutu pendidikan di Indonesia tetap stabil. Indonesia perlu melakukan peningkatan kapasitas dalam pengembangan sumber daya manusia karena Negara-negara Asia Tenggara lainnya sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi pasar regional Asean 2015. Selain itu faktor sumber daya manusia di dalamnya juga memiliki peran tersendiri. Dalam menghadapi tantangan masa depan untuk mencetak manusia yang tangguh dan berkualitas dalam mengubah pola piker. Metode yang dipakai adalah analisis deskriktif mengenai permasalahan tentang pendidikan. Dewasa ini, telah banyak lembaga pendidikan yang mengatur proses jalannya pendidikan namun dalam meratap prospek kedepannya menjelang Asean Community 2015, Indonesia dituntut untuk menjadi leader di Asean dengan memberikan wadah kepada pemuda yang tergolong gifted children. Inkubator Pendidikan dan Teknologi adalah suatu organisasi yang memiliki kapabilitas untuk menampung dan meningkatkan kapasitas gifted hasil binaan dari sekolah maupun perguruan tinggi. Dengan itu Indonesia dapat terlibat dalam persaingan global.

(8)

viii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA PIKIR IV TAHUN 2014

Judul Karya Tulis Ilmiah : Inkubator Pendidikan dan Teknologi: Peningkat Daya Saing dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

dalam Menghadapi ASEAN Community 2015

Nama Ketua : Hasrullah

Nama Anggota : 1). Sri Hardiyanti 2). Amanda Juanda

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul yang tersebut di atas memang benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan belum pernah dipublikasikan dan/ atau dilombakan di luar kegiatan ”Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Tingkat Mahasiswa PIKIR IV 2014” yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) Universitas Muhammadiyah Makassar. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Makassar,17Agustus 2014 Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua Tim Pelaksana

( ) (HASRULLAH)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi akan terus mempengaruhi proses berjalannya pendidikan. Indonesia sebagai negara yang masih berkembang, pendidikan di Indonesia masih sangat kurang dan masih sangat jauh tertinggal di bandingkan dengan negara-negara di asia maupun negara berkembang lainnya. Programme for Internasional Study Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut perkembangan disektor pendidikan perlu lebih ditingkatkan dan diperhatikan dalam upaya mencerdaskan bangsa yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 bahwa “Negara melindungi segenap bangsa dan tumpah darah dan untuk mencerdaskan bangsa. Selain daripada itu Undang-Undang Nomor 20 tahun 3003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Trianto, 2009).

Kecenderungan perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan akan terus terjadi perkembangan dalam menghadapi beberapa tantangan pendidikan kedepannya. Tuntutan yang menjadikan dunia pendidikan memiliki mutu yang baik memerlukan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Banyak orang mengusulkan beberapa program dalam pembelajaran akan tetapi kurangnya wadah atau lembaga yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka justru akan menjadikan suatu iming-iming terhadap pembaharuan dunia pendidikan.

(10)

2

berdasarkan data dari Pearson tentang Indeks of Cognitive Skill and Educational Attainment. Hal lain menunjukkan bahwa daya saing Indonesia masih kurang dibanding dengan negara lain dilihat dari data tahun 2011-2014 dibawah ini:

Tabel 1.1 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara ASEAN Tahun 2010-2011

Tabel 1.2 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Lain Tahun 2013-2014

Sumber: World Economic Forum (2013-2014)

(11)

diharapkan. Masalah SDM inilah yang menyebabkan pendidikan yang berjalan kurang didukung oleh produktivitas SDM yang memadai.

Gambar 1.1 Kondisi Penduduk dan SDM Indonesia

Sumber: BPS, 2012

Berdasarkan data yang telah tercatat dalam BPS (Badan Pusat Statistik) 2012 seperti data di atas menunjukkan bahwa masih kurangnya pengembangan sumber daya manusia dengan dilihat jumlah penduduk Indonesia yang relatif besar dan jumlah pengangguran yang juga cukup tinggi. Hal ini dikarenakan kurangnya sarana ataupun fasilitas serta terbatasnya wadah untuk menampung dan meningkatkan gifted children dalam pencapaian mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, maka inkubator pendidikan dan teknologi yang memiliki kapabilitas untuk menampung dan memiliki kapasitas untuk meningkatkan gift menjadi wadah yang tepat. Inkubator sebagai wadah pendidikan, menjadi produsen penghasil individu yang berkemampuan secara intelektual dan skill. Karenanya, inkubator perlu dirancang dan dikelola dengan baik.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 51: anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus dan pada pasal 107: pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,

JUMLAH

TIDAK/BELUM PERNAH/BELUM TAMAT SD : 877.265

SD : 11.046.75

SMP : 1.890.755

SMU/ SMK : 3.074.946

DIPLOMA/ AKADEMI : 244.687

(12)

4

mental, intelektual, sosial, serta memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis menawarkan sebuah solusi yaitu Inkubator Pendidikan dan Teknologi: Peningkatan Daya Saing dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Menghadapi ASEAN

Community 2015.

B. Rumasan Masalah

1. Bagaimana Strategi Inkubator Pendidikan dan Teknologi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan teknologi di Indonesia?

2. Bagaimana peran Inkubator Pendidikan dan Teknologi dalam menghadapi ASEAN Community 2015?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep incubator Pendidikan dan Teknologi dalam menigkatkan mutu pendidikan dan teknologi di Indonesia.

2. Untuk mengetahui peran inkubator pendidikan dan teknologi dalam menghadapi ASEAN Community 2015.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis: mendapatkan pengetahuan baru dari penulisan karya tulis ini khususnya dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat praktis:

a. Bagi pemerintah: sebagai inovasi baru dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pemanfaatan sumber daya manusia.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan dan Teknologi

Pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran- pemikiran filsafat untuk memecahkan permasalahan pendidikan. Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyaataan mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan falsafah yang dianutnya. Tujuan pendidikan di Indonesia bersumber dari pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pendidikan abad ke-21 (Commission on Education for the “21” Century), merekomendasikan empat strategi dalam menyukseskan pendidikan: pertama,

learning tulearn yaitu memuat bagaimana pelajar mampu menggali informasi yang ada di sekitarnya dari ledakan informasi itu sendiri; kedua, lerning to be

yaitu pelajar diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya; ketiga, lerning to do yaitu berupa tindakan atau aksi, untuk memunculkan ide yang berkaitan dengan sainstek; dan keempat, learning to be together yaitu memuat bagaimana kita hidup dalam masyarakat yang saling bergantung antara yang satu dengan yang lain, sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama serta mampu untuk menghargai orang lain (Trianto, 2009)

Menurut Roger (Rusman, 2011) teknologi adalah suatu rancangan desain untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang ingin diinginkan. Teknologi biasanya memiliki aspek, yaitu aspek hardware dan software. Sedangkan menurut

(14)

6

Selain dari itu, tingkat kemajuan dunia pendidikan selalu dipengaruhi oleh lembaga ataupun organisasi yang menaunginya serta manajeman pelaksanaan tujuan pendidikan yang baik pula. Definisi Humas menurut The International Public Relation Association (IPRA) adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang terencana dan berkesinambungan yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum di antara mereka, mengorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang terencana dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien (Effendi, 1998 dalam Haryanto).

Menurut (Slamet 1999, dalam Bresman, 2009:79) terdapat empat usaha mendasar yang harus dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan, yaitu : 1. Menciptakan situasi “menang-menang” (win-win solution) dan bukan

situasi “kalah-menang” diantara pihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan (stakeholders). Dalam hal ini terutama antara pimpinan lembaga dengan staf lembaga harus terjadi kondisi yang saling menguntungkan satu sama lain dalam meraih mutu produk/ jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.

2. Perlu ditumbuhkembangkan motivasi instrinsik pada setiap orang yang terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga pendidikan harus tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya mencapai mutu tertentu yang meningkat terus menerus, terutama sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna..

(15)

4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan, haruslah dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu

B. Kinerja Sumber Daya Manusia

Menurut Palupi, 2013. Sumber daya manusia atau biasa disingkat SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dan tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk mendukung produktivitas dan aktivitas agar tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai dengan sempurna. SDM merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi pendidikan, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global.

Gouzali dalam Kadarisman (2012) mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan organisasi agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) mereka sesuai tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan kegiatan pengembangan ini, maka diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang digunakan oleh organisasi.

(16)

8

Kadarisman (2012), Manfaat yang diperoleh dengan kegiatan pengembangan sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

a. Organisasi akan berkemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan sekarang

b. Organisasi akan mempunyai SDM yang selalu tampil meyakinkan dalan melaksanakan pekerjaan

c. Organisasi akan mampu menjawab tantangan perkembangan keadaan masa depan

d. Program organisasi akan tidak pernah ketinggalan dari para pesaingnya e. Organisasi dapat meningkatkan prestasi pegawai secara individual maupun

kelompok

f. Mekanisme organisasi lebih fleksibel dalam menggunakan teknologi baru g. Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien

h. Organisasi dapat mempersiapkan pegawai-pegawai untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.

Sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi perlu pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi. Apabila organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangaan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan.

(17)

aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan yang ada di organisasi tersebut.

Kinerja atau performance dipengaruhi oleh beberapa faktor yang disingkat "ACHIEVE" yaitu : ability (kemampuan pembawaan), capacity (kemampuan yang dapat dikembangkan), incentive (insentif material dan non-material), environment (lingkungan tempat kerja), validity (pedoman, petunjuk dan uraian kerja) dan evaluation (umpan balik hasil kerja). Dari beberapa faktor di atas, yang dapat diintervensi dengan pendidikan dan pelatihan adalah capasity

atau kemampuan pekerja yang dapat dikembangkan, sedangkan faktor lainnya diluar jangkauan pendidikan dan pelatihan.

C. Prospek ASEAN Community 2015

ASEAN Community merupakan suatu cita-cita dari negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Regional yaitu ASEAN, untuk membentuk suatu masyarakat yang damai, harmonis, makmur, sejahtera dan terintegrasi di wilayah ASEAN tersebut. Dasar dari upaya pembentukannya adalah untuk lebih memperkuat, mempercepat, dan mengimplementasikan kerjasama diantara negara anggota ASEAN. Adapun ASEAN Community ini mencakup 3 konsep besar yaitu Komunitas bidang politik, keamanan, dan hukum (ASEAN Political Security Community), Kerjasama dibidang ekonomi. (ASEAN Economic Society), Kerja sama di bidang ini mencakup Pembangunan Manusia, Kesejahteraan Sosial dan Perlindungan Sosial, Keadilan Sosial dan Hak-hak, penjaminan Kelestarian Lingkungan, Pembangunan Identitas ASEAN, serta Pengurangan Kesenjangan Pembangunan. (ASEAN Socio-cultural Community). Unsur pendidikan merupakan bagian dari ASEAN Socio-cultural Community.

(18)

10

pada tahun 1992 silam. Pendirian AUN ini tidak lain adalah untuk mempercepat solidaritas dan pengembangan identitas regional melalui promosi pengembangan sumber daya manusia dengan jalan penguatan jaringan yang sudah ada di tingkat universitas dan institut pendidikan unggulan di kawasan.

Aspek sosial budaya diperlukan untuk pengembangan rasa kebersamaan dan solidaritas, termasuk didalamnya pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan. Harapannya, ketika tingkat SDM masyarakat ASEAN sudah setara (equal), akan semakin mempercepat integrasi ekonomi sebagai pilar utama ASEAN Community. Hal ini sesuai dengan pemikiran Menko Kesra, Agung Laksono yang mengusulkan tentang peningkatan kerjasama negara ASEAN di bidang pendidikan. Kerjasama ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama siswa dan mahasiswa di kawasan ASEAN.

ASEAN Community 2015 tentunya memberikan pengaruh bagi sektor pendidikan di Indonesia, khususnya bagi perguruan tinggi di Indonesia. Ide persaingan yang terjadi sebagai akibat dari pasar bebas ataupun ASEAN

(19)

BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Tulisan

Berdasarkan data-data yang kami peroleh dari buku, jurnal maupun

website resmi yang relevan dengan topik serta permasalahan maka jenis tulisan pada karya tulis ini yaitu library research atau penelitian kepustakaan.

B. Objek Penulisan

Karya tulis ilmiah ini menitikberatkan pada inkubator pendidikan dan teknologi: peningkatan daya saing dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi ASEAN Community 2015 sebagai objek yang penulis teliti dengan melalui data-data pustaka.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari sumber-sumber bacaan berupa jurnal, buku, artikel ilmiah di internet, komunikasi pribadi dan sumber-sumber lain yang relevan dengan topik yang dibahas. Pada tahap ini data tersebut dicari dan diidentifikasi. Data diseleksi, yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan dari data yang tidak sesuai. Data yang sesuai dengan topik tulisan dipisahkan berdasarkan kesesuaiannya dengan sub-sub judul dalam kerangka tulisan. D. Teknik Analisis Data

(20)

12

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

Pendidikan di Indonesia merupakan suatu pengaruh yang besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menwujudkan Indonesia yang lebih berkembang dalam sector pendidikan. Tingkat kemajuan dunia pendidikan dapat dilihat dari berbagai aspek-aspek yakni tingkat kemampuan pelajar dalam pencapaian indicator pendidikan serta memenuhi segala tentang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sementara itu, komisi tentang pendidikan Abad ke- 21

(Commission on Education for the “21” Century) telah merekomendasi empat

strategi dalam menyukseskan pendidikan diantaranya learning to learn, learning to be, learning to do, dan learning to be together.

Mengacu pada konsep tersebut, maka dalam situasi yang selalu berubah terus menerus, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi terhadap perubahan tingkah laku seseorang akan tetapi mengacu pada masa kini dan masa depan untuk itu pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi di masa yang akan datang dengan meningkatkan daya saing global serta pengembangan sumber daya manusia yang ada.

(21)

A. Gambaran Umum Inkubator Pendidikan dan Teknologi

Lembaga pedidikan diartikan sebagai fasilitator serta mempunyai wewenang dalam mengawasi jalannya proses pendidikan yang sering terdapat permasalahan didalamnya yang kemudian diberikan suatu kebijakan yang tepat dalam menanganinya. Inkubator pendidikan dan teknologi adalah suatu organisasi yang memiliki kapabilitas untuk menampung dan meningkatkan kapasitas gift dan atau keterampilan yang dimilki oleh peserta didik maupun maha peserta didik hasil binaan dari sekolah maupun perguruan tinggi.

Secara umum inkubator dibentuk dengan tujuan :

(1) Memerikan wadah kepada pelajar yang memiliki suatu kapasitas dalam mengembangkan kemampuan berdasarkan indilator yang telah dicanangkan pemerintah dan membentuk karakter kapada pelajar yang masuk dalam kategori gifted children yang potensial untuk di ikutsertakan terhadap berbagai event-event tingkat nasional, sehingga mampu sukses menghadapi persaingan global,

(2) Menekankan kamampuan intelektual yang dimiliki individu dengan memberikan suatu sarana maupun prasaran dalam pembentukan konsep diri,

(3) Pengembangan deklaratif dengan memberikan media tepat guna terhadap kemampuan dan bakat yang dimiliki.

(4) Peningkatan kegiatan yang menarik dengan membuat kegiatan-kegiatan internal yang sesuai dengan standarlisasi strategi pembelajaran.

(22)

14

B. Strategi-Strategi Tahap Penyeleksian dan Pelaksanaan

Strategi penyeleksian adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mendapatkan pelajar-pelajar (individu) yang akan dibina dalam inkubator ini dengan melihat kriteria yang telah ditentukan. Kemudian, strategi pelaksanaan adalah tahapan yang dilakukan kepada pelajar setelah melewati penyeleksian. Adapun peta konsep dari strategi penyeleksian dan pelaksanaan adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Peta Konsep Strategi Penyeleksian dan Pelaksanaan 1. Analisa Individu

a. Seminar ilmiah

Seminar ilmiah adalah suatu pertumbuhan resmi yang berada di ruangan membahas suatu topik masalah tertentu. Pelaksanaan seminar dilakukan atas dasar pemahaman dan atau pemahaman tentang

(23)

inkubator pendidikan dan teknologi secara umum untuk menarik perhatian dari berbagai kalangan termasuk siswa dan mahasiswa. Kemudian peserta seminar diminta untuk membuat karya tulis atau proposal penelitian tentang pengembangan teknologi.

b. Tingkah laku dan karakteristik

Kegiatan yang dilakukan dalam pembentukan karakter individu dengan pemberiaan bahan ajar yang bermuatan keimaman dan ketakwaan. Individu pada saat sekarang ini sering kali mengahadapi tekanan dan kendala dalam disentegrasi kepribadian. Maka dari itu perlunya pembentukan karakter dengan pemberian pendekatan makna nilai-nilai religi dalam pengimplemntasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Tingkat kecerdasan

Tingkat kecerdasan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pendidikan. Kemampuan individu dapat ditentukan oleh tingkat kecerdasannya, dengan dilihat dari bakat bawaan (heredititas) dan faktor lingkungan. Pandangan tentang penyeleksian dilihat dari kemampuan berpikir, kemampuan belajar, dan penyesuaaian diri dengan intelejent questions (IQ) minimal 125-140, emotional questions

(EQ), spiritual questions (SQ) di atas rata-rata. Sehingga dapat dikategorikan sebagai gifted children yang disesuaikan dengan Three

-Ring Conceptions menurut Renzulli (1981, 2005)

(24)

16

Gambar 4.2 Piramida Gifted Children

Piramida Gifted children merupakan suatu tahapan dalam pemilihan atau yang dikategorikan oleh penulis dengan tinjauan tentang kemampuan intelektual diatas rata-arata maka dapat dikatakan anak cerdas berbakat yang kemudian akan berikan suatu komitmen untuk mengembangkan kemampuan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk yakni suatu karya cipta.

2. Pelaksanaan

a. Pengenalan Infrastruktur

Infrastruktur adalah suatu sarana dan prasarana penunjang dalam ketercapaian suatu tujuan. Bentuk pengenalan yang dilakukan dalam tahap ini tentang penggunaan dan fungsi dari infrastruktur yang disediakan oleh inkubator pendidikan dan teknologi seperti pangadaan laboratorium umum dan pusat penelitian. Sesuai dengan sifatnya infrastruktur disediakan oleh pemerintah yang dipergunaakan sebagaimana mestinya sebagai pengguna atau pihak yang bersangkutan.

b. Pelatihan

Pelatihan merupakan suatu tahap yang cukup penting dalam proses pelaksanaan tujuan inkubator pendidikan dan teknologi karena

Kreativitas

Komitmen

(25)

individu yang terpilih dalam proses penyeleksian sebelumnya diberikan suatu pembekalan tentang penggunaan infrastruktur yang telah disediakan. Pelatihan sendiri diberikan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang mengsiasati suatu proyek-proyek. Selain dari itu pelatihan juga bertujuan meningkatkan sumber daya manusia dalam bidang kompetensi terhadap perencanaan proyek. c. Observasi

Observasi dilakukan untuk membuat suatu peninjauan lebih cermat tentang kondisi ataupun teknisi pelaksanan yang dilakukan di lapangan yang bertujuan untuk mendekatkan atau menyesuaikan individu dengan lingkungan inkubator tersebut sehingga individu merasa nyaman dalam menerima pembinaan yang diberikan.

Ada beberapa hal yang menjadi bahan pengamatan oleh individu yaitu a) instruktur-instruktur yang terlibat dalam inkubator tersebut, b) tujuan yang menyangkut apa yang diharapkan individu dari kegiatan ini, c) ruang atau tempat yang menyangkut lokasi dari peristiwa yang diamati, dan d) benda atau alat yang menyangkut jenis, bahan, dan kegunaan benda atau alat yang dipakai pada saat kegiatan diadakan. 3. Infrastruktur dan Sumber Belajar

a. Fasilitas

Segala bentuk manifestasi dari tujuan sering kali terkait dengan kualitas dan fasilitas yang memenuhi segala kebutuhan terhadap pencapaian tujuan dari suatu lembaga atau instansi. Inkubator pendidikan dan teknologi menyediakan fasilitas menjadi 2 yaitu laboratorium dan pusat penelitian milik Negara dan dikelola oleh anak bangsa hasil binaan dari sekolah maupun universitas.

1) Pusat penelitian

(26)

18

pengembang rancangan dalam penelitian. Inkubator pendidikan dan teknologi dapat menjadi wadah dalam pengembangan teknologi yang mengurusi segala hal yang berkaitan dengan peningkatan teknologi dengan adanya pusat penelitian bagi individu.

Pengadaaan pusat penelitian yang dikelola anak bangsa dibawah pengawasan pemerintah diharapkan dapat menciptakan ketahanan dalam sector teknologi, selain itu jika suatu permasalahan yang berkaitan dengan penyelewengan melalui sarana teknologi maka inkubatorlah yang akan mengatasi permasalahan terkait.

2) Laboratorium Teknologi

Indonesia pada dasarnya telah memiliki beberapa laboratorium teknologi baik itu dibawah naungan perguruan tinggi maupun lembaga riset dan memiliki fungsi yang cukup sama namun, dalam menjalankan fungsi dari laboratorium itu sendiri masih kurang mampu memenuhi segala kebutuhan. Menanggapi hal itu incubator pendidikan dan teknologi diharapkan dapat memenuhi segala kebutuhan dengan memberikan sarana yang baik dan berstandarisasi internasional dengan anggaran yang diajukan dari APBN dan kerjasama dengan instansi swasta yang ada di Indonesia.

(27)

Pengadakan sarana penunjang atau fasilitas seperti diatas diharapkan mampu memberikan suatu konstribusi yang besar terhadap perkembangan IPTEK. Kemudian inkubator pendidikan dan teknologi diharapkan mampu membuat suatu produk dalam bidang teknologi yang dianggap masih kurang di Indonesia. Dalam menghadapi tantangan kedepannya untuk ASEAN Community 2015 indonesia dituntut untuk menjadi

leader di ASEAN dikarenakan potensi sumber daya manusia yang sangat besar, sehingga pengembangan sumber daya manusia bisa terisolasi dengan pemamfaatan sumber daya tersebut.

b. Permodalan Eksperimen

Eksperimen sering kali dikaitkan dengan dunia sains yang cakupannya berupa penelitian tentang segala hal yang bersifat ilmiah dan dibuktikan dengan produk atau hasil eksperimen yang dilakukan. Pada umumnya dana APBN dipakai dalam sector pendidikan 20 %, akan tetapi penulis merasa belum cukup dikarenakan yang menyangkut masalah pendidikan adalah masalah utama yang kedua selain ekonomi untuk pemberdayaan terhadap anggran pendidikan perlu diperhatikan dengan pertimbangan adanya penyaluran berupa bahan dan alat untuk melakukan suatu eksperimen terkait dunia pendidikan mapun riset tentang rekayasa teknologi sehingga jika diperkirakan anggaran yang mesti dikeluarkan sebesar 35% dan sudah mengcakup pengadaan sarana laboratrium yang berstandar.

(28)

20

teknologi yang kelola lansung oleh Negara dan bukan dari universitas-universitas yang dimaksudkan adalah LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat), ketika Negara telah menyediakan wadah untuk masyrakat yang yang termasuk kategori cerdas berbakat, Negara telah memjalankan UU tentang perlidungan anak yang diantara tentang penddidikan khusus anak yang mempunyai intelegensi dan berpeluang untuk di ikutkan dalam event internasional.

c. Penempatan kerja

Sumber daya manusia saat ini masih sangat kurang dilihat dari jumlah penduduk Indonesia dan tingginya angka pengangguran. Menaggapi hal ini incubator pendidikan dan teknologi secara lansung mengatasi sebahagian permasalahan tersebut dengan memberikan suatu pekerjaan yang menjanjikan untuk anak bangsa yang cerdas berbakat dikarekan ketika suatu individu telah melewati beberapa tahap penyeleksian sebelumnya yakni karya tulis atau proposal penelitian sampai penilaian dari segi kogniif, afektif, dan psikomotorik.

Penempatan kerja dapat dilakukan dengan proses seleksi atau hasil dari tahapan pelaksanaan yang berupa hasil observasi dan hasil dari proyek yang telah diajukan sebelumnya. Pandangan tentang suatu tugas dapat memberikan suatu respon positif dari individu karena dapat menyalurkan pemikiran dan aspirasi dalam bentuk ilmu pengetahuan serta menjadi instruktur dalam proses seleksi berikut yang kemudian akan melahirkan generasi-generasi yang kaya akan ilmu pengetahuan dan tidak cacat teknologi.

C. Peranan Inkubator dalam Menghadapi ASEAN Community 2015

(29)

spiritual. Lebih dari itu pendidikan menghendaki agar peserta didiknya menjadi individu yang menjalani kehidupan yang aman dan damai serta mampu untuk menerapkan ilmu yang dimiliki kepada masyarakat. Oleh karena itu pembangunan lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman, sejahtera serta berpengetahuan tinggi baik dari segi teknologi maupun dari segi ilmu pengetahuan. Sejalan dengan realitas kehidupan social yang berkembang dalam masyarakat maka pengembangan nilai-nilai serta peningkatan mutu pendidikan menjadi tema pokok rencana kerja pemerintah khususnya dalam mengahadapi ASEAN community 2015.

Lembaga pendidikan di Indonesia dalam UU diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu sekolah dan luar sekolah. kemudian pembagian ini lebih dirincikan lagi menjadi tiga bentuk yaitu:

1) Formal 2) Informal 3) nonformal

Ketiga bentuk dari lembanga pendidikan memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda dalam masyarakat namun dibutuhkan oleh masyarakat satu sama lain untuk pengembangan diri Non formal merupakan lembaga pendidikan kedua dan lembaga ini diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau ingin melengkapi pendidikan formal. Lembaga pendidikan ini berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. Salah satu contoh dari lembaga pendidikan nonformal yaitu incubator pendidikan dan teknologi. Adapun peran dan fungsi dari incubator ini terhadap masyarakat yaitu sebagai berikut:

(30)

22

penguasaan teknologi yang dimiliki. Melalui pendidikan seseorang dapat memperbaiki kehidupannya dari aspek finansial atau pendapatan yang di terima melalui pemanfaatan pengetahuan yang mereka miliki dengan keikutsertaan mereka dalam sebuah perlombaaan .

2. Bidang Sosial: Pentingnya lembaga pendidikan dalam bidang ini adalah dapat mengahasilkan output yang memiliki tingkat intelektual yang baik setidaknya dapat mengontribusikan dirinya kepada masyarakat, menjaga hubungan yang baik antar masyarakat, dan ikut berperan dalam mengahadapi ASEAN community dengan mengembangkan potensi yang ada dan mempromosikan sumber daya manusia.

3. Bidang Pendidikan: Pendidikan merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya, lalu mampu mengembangkannya dan setidaknya dapat memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat dalam bidang tertentu. Transformasi ini maksudnya adalah pendidikan dapat membuat seseorang dapat hidup dengan ilmu yang ia miliki. Selain itu individu juga mampu untuk meningkatkan daya saing dengan ilmu yang dimiliki baik teknologi maupun pengetahuan.

(31)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarlan beberapa uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa poin yaitu:

1. Strategi penyeleksian dan pelaksanaan dari inkubator pendidikan dan teknologi dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu analisa individu, pelaksanaan, dan infrastruktur dan sumber belajar. Analisa individu terbagi atas seminar ilmiah, tingkah laku dan karakteristik, tingkat kecerdasan dan gifted children sedangkan pelaksanaan terdiri atas beberapa tahapan pengenalan infrastruktur, pelatihan, dan observasi. Selain itu, pada infrastruktur dilakukan beberapa tahapan fasilitas, laboratorium, pusat penelitian, dan penempatan kerja.

2. Incubator pendidikan dan teknologi mempunyai beberapa peranan dan fungsi yang terpenting dalam kemajuan pendidikan dan teknologi diantaranya sebagai transformasi ilmu dan teknologi sreta budatya sehingga individu dapat mengktrobusikannya kepada masyarakat. B. Saran

Adapun saran pada karya tulis ini yaitu:

1. Pemerintah: diharapkan melaksanakan incubator pendidikan dan teknologi agar Indonesia mampu untuk mengahadapi Asean Community 2015 dengan pemberdayaan masyrakat Indonesia.

2. Masyarakat: diharapkan menanggapi secara positif tentang adanya inkubor pendidikan dan teknologi.

(32)

24

DAFTAR PUSTAKA

Ambar. T. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu Bresman. 2009. Paradigma baru dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam

Jurnal TABULARASA. PPS Unimed 06 (1): 79.

Hakim. Fathoni. 2013. ASEAN Community 2015 dan Tantangannya pada Pendidikan Islam di Indonesia. IAIN Sunan Ampel: Malang. Haryanto. Rudi, Silvia Russa. 2012. Pengembangan Strategi Pemasaran dan

Manajemen Hubungan Masyarakat dalam Meningkatkan Peminat Layanan Pendidikan dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis 11 (1): 30-31.

Kadarisman. M. 2012. Manejemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Pers.

Mahanani. 2013. Peran dan Fungsi Lembaga Pendidikan. www.m-edukasi.web.id. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2014 (19:42 WITA).

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Samuel.M.P Hutabarat. 2013. Perguruan Tinggi Indonesia dan ASEAN

community 2015. Online, www.persatuanIndonesia.or.id.. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2014 (15:05 WITA).

Sutarman, 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Jakarta: Rajawali Pers.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gambar

Tabel 1.2 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Lain
Gambar 1.1  Kondisi Penduduk dan SDM Indonesia
Gambar 4.1 Peta Konsep Strategi Penyeleksian dan Pelaksanaan
Gambar 4.2 Piramida Gifted Children

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, untuk nilai PISA (Programme for International Student Assessment) 2009 yang mengukur kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa berusia 15 tahun

PENGEMBANGAN SOAL MODEL PISA (PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT) PADA KONTEN QUANTITY UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS IX SMP

Judul Skripsi : Pengembangan Soal Serupa PISA ( Programme for International Student Assessment ) Pada Konten Space and Shape Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis

One point of view is that academic achievement tests, such as the Programme for International Student Assessment (PISA), Trends in International Mathematics and Science Study

Hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) 2000/2001 menunjukkan bahwa siswa lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk.

Analisis Profil Capaian Literasi Matematis Siswa Smp Di Kota Bandung Berdasarkan Kerangka Kerja PISA (Programme for International Student Assessment). Universitas Pendidikan Indonesia

Sementara itu penelitian PISA (The Programme for International Student Assessment) juga memberikan informasi hasil kemampuan siswa di bidang sains yang relatif

Kemudian hasil riset Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009 menyatakan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam Matematika memiliki rata-rata