• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM PESISIR KABU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM PESISIR KABU"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM KAWASAN PESISIR KABUPATEN LANGKAT UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

Markus Sembiring,S.Pi.,M.I.L Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Perairan

Disampaikan pada

(2)

WILAYAH ADMINISTRATIF

PESISIR KABUPATEN LANGKAT TERDIRI ATAS 9

KECAMATAN, 67

DESA/KELURAHAN

PANJANG GARIS PANTAI

110,393 KM

OTONOMI WILAYAH LAUT

KABUPATEN : 4 MIL ( ± 79.200 HA)

LUAS PERAIRAN UMUM

7.865 HA

JUMLAH PULAU KECIL : 5

BUAH (P.SEMBILAN, P..KAMPAI, P.RAWA,

P.PANJANG DAN

P.SELINGKAR)

(3)

EKOSISTEM MANGROVE TERDAPAT SELUAS

35.000 HA, TERDIRI DARI

9.520 HA SUAKA MARGA SATWA LANGKAT

TIMUR LAUT

15.500 HA HUTAN PRODUKSI, DAN9.980 HA HUTAN LAINNYA

EKOSISTEM TERUMBU KARANG ± 2 HA DI

(4)

1.PERIKANAN TANGKAP

Potensi SD Ikan Laut Selat Malaka :

303.500 Ton

Ikan Palagis Besar : 34.000 Ton Ikan Palagis Kecil : 149.500 Ton Ikan Demersal : 103.000 Ton

Ikan Karang : 300 Ton Udang : 14.300 Ton

Cumi – cumi, dll : 2.400 Ton

(5)

2.

PERIKANAN BUDIDAYA

NO URAIAN POTENS I

REALISA SI TH.

2013

%

PEMAN FAATAN 1. Budidaya

Tambak 10.000 Ha 1.821 Ha 18,2 % 2. Budidaya Laut 40.000

KJA/KJT

5.003 KJA/KJT

12,5 %

3. Budidaya Air

(6)

SARANA BUDIDAYA LAUT &

PENANGKAPAN IKAN

NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 1 Luas

4.850 4.900 5.00 3

2.145 2.834 3.15 6

5.59 3

(7)

PEMBANGUNAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Proses pengelolaan SDA pesisir dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia agar hidupnya sejahtera (lahir dan bathin)

Proses pemanfaatan SDA pesisir dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk generasi saat ini dan generasi mendatang agar hidupnya sejahtera serta kelestarian fungsi lingkungan tetap terjamin/terjaga (kualitas lingkungan tidak rusak atau turun)

PEMBANGUNAN YANG

BERKELANJUTAN DALAM

(8)

3 PILAR/ ORIENTASI/DIMENSI

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

EKONOMI (GROWTH)

SOSIAL (STABIL,

HARMONIS DAN SEJAHTERA)

EKOLOGI

(9)

Ekonomi (Growth)

Sosial

(stabil, harmonis dan sejahtera) Ekologi (aman & lestari) Kelembaga

an Penegakan hukum

DI INDONESIA SEHARUSNYA DITERAPKAN 5 PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Ekologi

Ekonomi Sosbud

Infrastruktur, Teknologi Kelembagaan

Ekologi

Ekonomi Sosbud

(10)

Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

dalam Pengelolaan SDA Pesisir

Pada konsep pembangunan berkelanjutan (suistainable development) terdapat beberapa prinsip penting, yaitu :

Pembangunan harus memenuhi kebutuhan masa kini

tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang.

Pembangunan harus tetap memperhatikan ekosistem

yang ada, sesuai dengan kemampuan daya dukungnya, sehingga tetap terjaga dan kualitas lingkungan tidak mengalami penurunan (lestari).

Setiap kagiatan pembangunan harus selalu mewujudkan

kepentingan kelompok atau masyarakat lain dimanapun berada, serta mengindahkan keberadaan kehidupan sekarang maupun kehidupan masa datang.

Pembangungan berkelanjutan bertujuan untuk

(11)

TANTANGAN PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DALAM PEMANFAATAN SDA PESISIR

1.Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan

pangan.

2.Semakin sempitnya luas kepemilikan lahan

akibat konversi menjadi lahan pemukiman dan

industri serta tingkat daya saing yang rendah.

3.Luas hutan semakin menyusut.

4.Kekurangan sumber daya air dan pencemaran

air.

5.Luas tanah kritis meningkat yang berkisar dari

penurunan kesuburan tanah hingga perluasan

proses penggurunan.

6.Pencemaran udara.

7.Perluasan

pemukiman

kumuh

dan

meningkatnya pengangguran.

(12)

12

1.

Lemahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat

peisir yang sebagian besar adalah nelayan

tradisional sehingga mereka tidak berdaya

untuk bersaing

2.

Adanya penggunaan alat tangkap yang

dilarang dan pemakaian alat tangkap

modifikasi yang teknisnya masih sama

dengan alat tangkap trawl, yang berpotensi

menimbulkan

konflik

antara

nelayan

tradisional dan nelayan pengguna alat

modifikasi serta merusak lingkungan.

P

P

ERMASALAHAN PESISIR

ERMASALAHAN PESISIR

KAB.LANGKAT

(13)

lanjutan

3. Konflik Pemanfaatan Daerah Penangkapan Ikan ( Fishing Ground) antara nelayan skala kecil dan skala besar.

4. Sering terjadinya pelanggaran wilayah tretorial, Nelayan melakukan operasi penangkapan tidak sengaja melanggar perairan Malaysia.

5. Alih fungsi lahan tambak dan hutan pesisir menjadi Perkebunan atau peruntukan lain (alih fungsi)

6. Keterbatasan penyediaan bibit ikan untuk usaha budidaya ikan di kwasan pesisir.

(14)

1. Pemanfaatan sumber daya pesisir tidak melebihi kemampuan regenerasi sumber daya hayati atau laju inovasi substitusi sumber daya non-hayati pesisir (Daya dukung daya tampung)

2. Pemanfaatan sumber daya pesisir Kabupaten Langkat saat ini tidak boleh mengorbankan (kualitas dan kuantitas) kebutuhan generasi yang akan datang atas sumber daya yang ada (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku);

3. Pemanfaatan sumber daya yang belum diketahui dampaknya harus dilakukan secara hati-hati dan didukung oleh penelitian ilmiah yang memadai (AMDAL, UKL/UPL atau KLHS dalam kebijakan pemanfaatan ruang)

PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM

KAWASAN PESISIR KABUPATEN LANGKAT UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN

(15)

4. Konsistensi dari berbagai instansi dan lapisan

pemerintahan, dari proses perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan untuk melaksanakan rencana zonasi/RDTR beserta indikasi program yang telah ditetapkan

5. Kepastian hukum diperlukan untuk menjamin kepastian hukum yang mengatur implementasi KRP secara jelas dan dapat dimengerti dan ditaati oleh semua pemangku kepentingan; serta keputusan yang dibuat berdasarkan mekanisme atau cara yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak memarjinalkan masyarakat sekitarnya.

6. Kemitraan: merupakan kesepakatan kerja sama antarpihak yang berkepentingan berkaitan dengan pengembangan kawasan.

7. Adanya keterbukaan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak

diskriminatif tentang pengembangan dan

pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kabupaten Langkat, dari tahap perencanan,

pemanfaatan, pengendalian, sampai tahap

pengawasan dengan tetap memperhatikan

(16)

8. Desentralisasi: merupakan penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah kepada pemerintah daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan di bidang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

9. Pemerataan: ditujukan pada manfaat ekonomi pengembangan WP3K Kabupaten Langkat yang dapat dinikmati oleh sebagian besar anggota masyarakat.

10.Akuntabilitas: dimaksudkan bahwa pengelolaan sumber daya dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.

11.Keadilan/Penegakan hukum: berpegang pada kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak, dan tidak sewenang-wenang dalam pemanfaatan sumber daya.

Ekonomi (Growth)

Sosial

(stabil, harmonis dan sejahtera) Ekologi (aman & lestari) Kelembaga

an Penegakan hukum

(17)

Jaring makanan

Mengapa Hutan Mangrove

(18)

STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN

KAWASAN LINDUNG

1. peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai

2. penghasil detritus bagi plankton sbg sumber makanan utama biota laut.

3. habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet).

4. daerah nursery grounds), feeding grounds, & spawning grounds

berbagai jenis ikan & biota laut lainnya. 5. penghasil kayu & tempat ekowisata

Kondisi Eksisting Mangrove &

Kebijakan Pengelolaan

•Jaga kelangsungan pola-pola alamiah; pasut

•Minimalisir penebangan mangrove dg pengawasn

•Perlindungan cagar & suaka alam •Rehabilitasi lahan kritis

•Pengendalian pencemaran •Mitigasi bencana alam

STRUKTUR

STRUKTUR NON-STRUKTURNON-STRUKTUR

•Detail tata ruang (Kab/kota) basis kawasan hutan (mangrove)

•Role sharing industri & kaw.pesisir

•Valuasi ekonomi (biodiversitas, kebunan, pertanian, tambang dll.)

•Penerapan dana kompensasi pasca konsumsi

•Pendidikan lingkungan & Pemberdayaan masyarakat •Penerapan peraturan daerah (penertiban/penataan ijin2)

(19)

Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove

Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove

yg

yg

berkelanjutan (Arah dan Sasaran)

berkelanjutan (Arah dan Sasaran)

1. DEGRADASI SUMBER DAYA ALAM (TEBANG HABIS)

2. KONVERSI LAHAN (PERTANIAN,

PERIKANAN, PERKEBUNAN) 3. PENCEMARAN

LINGKUNGAN (SAMPAH CARI, PADAT, MINYAK) 4. BENCANA ALAM

(TSUNAMI)

DAERAH

RAWAN

(SENSITIVE

AREA)

OLEH FAKTOR ALAM (NATURAL

INTERFERENCE)

OLEH FAKTOR MANUSIA (HUMAN INTERFERENCE)

ARAHAN STRATEGI

1. Pemulihan fungsi ekologi dan ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan

2. Pengendalian

pencemaran lingkungan 3. Pemberdayaan

masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran lingkungan, ketaatan hukum dan partisipasi dalam pengelolaan lingkungan

(20)

Proses implementasi pengelolaan Hutan Mangrover Terpadu dan berkelanjutan

Pemerintah

Propinsi PemerintahKab./Kota

Donor Bilateral/

regional

Pengelola Hutan Magrove

Implementasi Rencana Pengelolaan Kerangka kerja Ko-operasi

Dinas/Badan/Instansi Sektoral

Pemberdayaan Masyarakat Pendidikan & Kesempatan kerja

Pendidikan, Tenaga Kerja

Perikanan (Reabllitasi)

Pemantauan & Implementasi Rencana Pengelolaan Mangrove

Pariwisa

Kompensasi

Penyelarasan peraturan yang tumpang tindih (lembaga/instasi

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar klorida yang dilakukan. dengan mempergunakan AgNO 3 0.5M

Subjek penelitian diambil tiga siswa dalam menyelesaikan masalah pada lembar kerja, berdasarkan kemampuan matematikanya dari dua kelompok yang dipilih secara acak

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Baki tidak terjadi interaksi antara strategi pembelajaran yang

Pada studi ini penulis menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) dalam penentuan tebal perkerasan, untuk jalan Kisaran – Air Joman Di

Dampak e-commerce tidak hanya pada pengendalian internal tetapi juga membawa dampak dalam proses audit yang dilakukan auditor eksternal karena pada bisnis e-commerce bukti

Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan

diketahui secara keseluruhan hasil penelitian dari 50 responden menunjukkan bahwa nilai tertinggi untuk pengaruh teman sebaya terhadap perilaku merokok berada pada kategori

Kinerja link yang efektif menyerap gempa ditunjukkan dengan kelelehan yang mampu membentuk sudut rotasi inelastik yang cukup besar pada link, dimana hal ini direncanakan terjadi