PENGAWASAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TERHADAP
PENGENDALIAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Yasir Al-Halim Ardi Koesoema, Dr. Tisnanta, S.H.M.H, Satria Prayoga,S.H.M.H,
Hukum Adsminitrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojomegoro, No. 1 Bandar Lampung 35154
Email. Alhalimyasir@yahoo.com
ABSTRAK
Berbagai permasalahan di laut lebih diwarnai oleh pelanggaran batas wilayah serta
aspek-aspek pelanggaran tindak pidana perikanan yang di lakukan oleh nelayan lokal, maka Dinas
Perikanan dan Kelautan Propinsi maupun Kabupaten/Kota dalam hal ini memiliki tanggung
jawab dalam melakukan penegakan hukum terhadap para pelaku pelanggaran tindak pidana
kelautan dan perikanan. Seperti yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang perikanan dan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang pengawasan oleh
dinas perikanan dan kelautan terhadap pengendalian sumberdaya perikanan dan kelautan.
Masalah dalam penelitian ini tentang pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan terhadap
pengendalian sumberdaya perikanan di Kota Bandar Lampung. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan hukum normatif dan empiris. Dari hasil penelitian menunjukan
bahwa Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bandar Lampung sangat berperan penting dalam
pengawasan terhadap pengendalian sumberdaya perikanan di Kota Bandar Lampung.
Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan
untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap pengendalian sumber daya perikanan,
adanya tindak tegas bagi nelayan yang melakukan penangkapan secara illegal dengan
menggunakan obat bius, bahan peledak dan jaring trawl. Memberikan arahan langsung
kepada nelayan untuk menggunakan alat-alat penangkap ikan yang tidak melanggar hukum.
Kata Kunci: Pengawasan, Dinas Perikanan dan Kelautan Sumber Daya Perikanan.
ABSTRACT
The problems at sea more tinged by the transgression of the boundary regions and aspects of
maritime province or district in this regard have responsibilities in the law enforcement
against the violating the criminal act of maritime and fisheries. As laid down in the law
number 31/ 2004 on fisheries and act number 45/ 2009 on fisheries service and maritime
surveillance by to control fisheries and maritime resources. The study is done in fisheries
service and maritime city lampung. The issue in this research monitoring on fisheries service
and maritime resources to control fisheries in the city of lampung and whatever into factors
the economy to control fisheries and maritime resources. This research is research with the
normative and legal approach empirical data using literature with adoption of the study and
the study of the field. From the research showed that fisheries service and maritime city
lampung has paid his dues in the supervision to control fisheries resources in the city of
lampung. Socialization and counseling done by dept. of fishery and maritime to further
improve the supervision to control fisheries resources, the act of expressly for a fisherman
who make arrests in illegal by the use of drugs, an explosive charge and a trawl net. Giving
directives directly to fishermen to use of tools fishers that are not breaking the law.
Keyword: Supervision, Marine fisheries service and fishery resources in the city.
PENDAHULUAN
Dasar kewenangan pengelolaan sumber
daya ikan di Indonesia mempunyai
peraturan kewenangan pengelolaan
wilayah laut antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah menyebabkan
munculnya konflik pada nelayan antar
daerah di Indonesia. Selain itu, berdampak
pada pengelolaan sumber daya ikan yang
saat ini telah mengalami overfishing (lebih tangkap) yang menyebabkan menipisnya
sumber daya ikan dan pada akhirnya
terjadi penurunan kualitas maupun
kuantitas dari sumber daya ikan tersebut.1
1
Johan, Erwin Isharyanto. 2006. Disentralisasi Kewenangan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Universitas Muhammadiyah. Yogyakarta
Undang-undang 45 Tahun 2009 tentang
Pengawasan oleh dinas perikanan dan
kelautan terhadap pengendalian
sumberdaya perikanan dan kelautan di
Pasal 25 a Ayat (2) pemerintah dan
pemerintah daerah membina dan
memfasilitasi pengembangan usaha
perikanan agar memenuhi standar mutu
hasil perikanan dan Pasal 41 a Ayat (2)
fungsi pelabuhan perikanan dalam
mendukung kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya ikan dan lingkungan sebagai
mana dimaksud pada ayat (1).2
2
Undang-Undang Nomor: 45 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Oleh Dinas Perikanan Dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2008 tentang
penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan perikanan Pasal 1 Angka 8
tentang Konservasi sumber daya ikan
adalah upaya perlindungan, pelestarian,
dan pemanfaatan sumber daya ikan,
termasuk ekosistem, jenis, dan genetik
untuk menjamin keberadaan, ketersediaan,
dan kesinambungannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keanekaragaman sumber daya
ikan.3
Kekayaan sumberdaya kelautan dan
perikanan yang cukup besar belum
dikelola dan dimanfaatkan secara optimal
dikarenakan antara lain: masih rendahnya
sumberdaya manusia nelayan dan
pembudidayaan ikan, sarana dan prasarana
yang masih terbatas, teknologi
penangkapan yang masih tradisional,
lemahnya permodalan serta adanya oknum
masyarakat yang memanfaatkan
sumberdaya yang tidak terkendali.
Dinas Perikanan dan Kelautan merupakan
unsur pelaksana Otonomi Daerah. Dinas
Perikanan dan Kelautan mempunyai tugas
melaksanakan urusan Pemerintahan
Daerah di bidang Perikanan dan Kelautan
3
Peraturan Pemerintah Nomor: 30 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penelitian Dan Pengembangan Perikanan.
berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan serta tugas lain sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan
berdasarkan peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku. Berdasarkan
fakta-fakta diatas maka muncul rumusan
permasalahan yakni: Bagaimanakah
pengawasan dinas perikanan dan kelautan
dalam pengendalian sumberdaya perikanan
di Kota Bandar Lampung, dan Apakah
yang menjadi faktor penghambat terhadap
pengendalian sumberdaya perikanan dan
kelautan?
Tinjauan Pustaka
Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam
Pengawasan Sumberdaya Kelautan
Saat ini permasalahan yang terkait dengan
penataan ruang di wilayah pesisir dan laut
adalah potensi konflik kepentingan dan
tumpang tindih tidak hanya terjadi antar
sektor (pemerintahan, masyarakat
setempat, maupun swasta), namun juga
antar penggunaan. Di pihak pemerintah
sendiri ada konflik kewenangan
(jurisdictional conflict) dalam pengelolaan pemanfaatan wilayah laut dan pesisir
berupa konflik antar wilayah. Dampak
yang muncul akibat kegiatan yang berada
di daerah otonom lainnya atau yang berada
ternyata belum diantisipasi dengan baik.
Hal ini juga akibat oleh lemahnya
kerangka hukum pengaturan pemanfaatan
sumber daya laut dan pesisir serta
perangkat hukum untuk penegakannya.
Pengawasan adalah proses dalam
menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang
telah ditetapkan tersebut. Pengawasan
adalah proses untuk memastikan bahwa
segala aktifitas yang terlaksana sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.4
Peran Masyarakat Terdidik dalam
Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan
Dengan potensi-potensi yang belum
ter-eksplor, maka peran masyarakat terdidik
akan sangat diperlukan guna mencari dan
memanfaatkan potensi-potensi yang belum
dikelola dengan baik. Salah satu contoh
peran masyarakat terdidik yang sudah
menjadi konsep matang dalam menangani
isu ini adalah penggunaan teknologi
informasi berbasis radio atau dinamakan
Monitoring Control and Surveillance
(MCS). Tekhnologi ini diharapkan
4
http://tips-belajar- internet.blogspot.com/2009/08/pengertian-pengawasan.html (di akses pada 19 Maret 2013)
memberikan kontribusi dalam pengawasan
wilayah laut.Monitoring Control and Surveillance (MCS) merupakan sistem yang telah dipergunakan di banyak negara.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Yuridis Normatif
Pendekatan yuridis normatif yaitu
penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari bahan-bahan pustaka yang
berupa literatur dan perundang-undangan
yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan dibahas, dalam hal ini adalah yang
berkaitan dengan pengawasan oleh dinas
perikanan dan kelautan terhadap
pengendalian sumberdaya kelautan dan
perikanan kota Bandar lampung.
Pendekatan Yuridis Empiris yaitu
pendekatan yang dilakukan dengan cara
menggali informasi dan melakukan
penelitian dilapangan guna mengetahui
secara lebih jauh mengenai permasalahan
yang dibahas. Dalam hal ini penulis
melakukan wawancara dengan Dinas
perikanan dan kelautan kota Bandar
Lampung.
Gambaran Umum dan Struktur
Organisasi Dinas Perikanan Dan
Kelautan Terhadap Pengendalian
Sumberdaya Perikanan Di Kota Bandar
Lampung
Dinas Perikanan dan Kelautan Kota
Bandar Lampung merupakan instansi
Pemerintah Daerah Kota Bandar yang
dibentuk Perda Nomor 12 Tahun 2000.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kota
Bandar Lampung adalah unsur pelaksana
di bidang Perikanan dan Kelautan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Walikota Bandar
Lampung.5
Tujuan Dinas Perikanan dan Kelautan
Kota Bandar Lampung menggambarkan
arahan strategik organisasi dan
perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan serta
merupakan hasil akhir yang akan dicapai
dalam jangka waktu lima tahun kedepan.
Untuk dapat mencapai tujuannya maka
Dinas Perikanan dan Kelautan mempunyai
visi dan misi.Visi nya adalah
“Terwujudnya masyarakat kelautan dan
perikanan yang sejahtera melalui
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan
perikanan yang berwawasan pada
lingkungan”.
5 LKAIP Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Bandar Lampung Tahun 2012
Pengawasan Dinas Perikanan Dan
Kelautan Terhadap Pengendalian
Sumberdaya Perikanan Di Kota Bandar
Lampung
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ir.
Mansur Agustinus Sinaga, M.M selaku
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan kota
Bandar Lampung juga mengatakan bahwa
Sumberdaya kelautan di Provinsi
Lampung menyimpan potensi sumberdaya
wilayah pesisir dan laut. Sumberdaya
pesisir dan laut tersebut menyediakan
sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan
yang sangat produktif baik sebagai sumber
pangan, tambang mineral dan energi,
media komunikasi maupun pariwisata
dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan dengan memperhatikan
keseimbangan antara konservasi dan
eksploitasi, dan untuk menjamin
terselenggaranya pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya kelautan yang
terpadu dan berkelanjutan perlu dilakukan
kegiatan pengawasan.
Kegiatan sosialisasi tentang pengawasan
sumberdaya kelautan yang dilakukan oleh
Dinas Perikanan dan Kelautan Kota
Bandar Lampung merupakan bentuk
penyeragaman pola fikir dan pola tindak
bagi aparat pengawas perikanan dan aparat
penegak hukum lain, dalam pengawasan
Sumber Daya Kelautan. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2011 di
Dinas Perikanan dan Kelautan ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada pengawas perikanan dan aparat
penegak hukum lainnya tentang
pengawasan sumberdaya kelautan, dan
mewujudkan pengawasan sumberdaya
kelautan yang efisien, efektif dan terpadu.
Bagaimana Cara Pengawasan Dinas
Perikanan Dan Kelautan Terhadap
Pengendalian Sumber Daya Perikanan
Di Kota Bandar Lampung
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ir.
Mansur Agustinus Sinaga, M.M selaku
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan
Kota Bandar Lampung menjelaskan bahwa
cara pengawasan Dinas Perikanan dan
Kelautan Terhadap Pengendalian
Sumberdaya Perikanan di Kota Bandar
Lampung adalah dengan menggunakan
fungsi kelompok pengawasan masyarakat
(POKWASMAS). Dalam hal ini Dinas
Perikanan dan Kelautan berfungsi untuk
mengawasi dan pengendalian terhadap
penangkapan ikan. Seperti yang tertera
pada Undang-undang 45 Tahun 2009
tentang Pengawasan oleh dinas perikanan
dan kelautan terhadap pengendalian
sumberdaya perikanan dan kelautan di
Pasal 25 a Ayat (2) pemerintah dan
pemerintah daerah membina dan
memfasilitasi pengembangan usaha
perikanan agar memenuhi standar mutu
hasil perikanan dan Pasal 41 a Ayat (2)
fungsi pelabuhan perikanan dalam
mendukung kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya ikan dan lingkungan sebagai
mana dimaksud pada ayat (1).
Berdasarkan wawancara di hari yang sama
dengan Ir. Mansur Agustinus Sinaga, M.M
selaku Kepala Dinas Perikanan dan
Kelautan Kota Bandar Lampung
mengatakan bahwa nelayan dan
masyarakat pesisir sering melakukan
penangkapan ikan secara illegal, maka dari
itu pihak Dinas Perikanan dan Kelautan
perlu memberikan penyuluhan dan
sosialisasi serta melakukan tindakan sesuai
dengan adanya peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan yang menyebutkan tentang
Kegiatan Penangkapan ikan, Pembudidaya
Ikan, Pengolahan hasil perikanan,
Pengangkutan, Distribusi dan Pemasaran
hasil Perikanan, Konservasi, Penelitian
dan Pengembangan, Pemanfaatan Plasma
Nutfah, yang menimbulkan kerusakan
sumberdaya ikan dan langkanya, kegiatan
yang dapat menimbulkan wabah hama dan
dan masyarakat pesisir kota Bandar
Lampung.
Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2011
tentang Retribusi Perizinan Tertentu yang
menyebutkan Pasal 31 Dengan nama
Retribusi Izin Usaha Perikanan dipungut
retribusi sebagai pembayaran atas
pemberian Izin Perikanan oleh Pemerintah
Daerah, lalu Pasal 32 menyebutkan bahwa
Objek Retribusi Izin Usaha Perikanan
adalah pemberian izin kepada Orang
Pribadi atau Badan untuk melakukan
kegiatan usaha penangkapan dan budidaya
ikan. Selanjutnya Pasal 33 Subjek
Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah
Orang Pribadi atau Badan yang
memperoleh Izin Usaha Perikanan dari
Pemerintah Daerah.
Demi terciptanya keindahan biota laut,
Dinas Perikanan dan Kelautan Kota
Bandar Lampung tidak hanya melakukan
penyuluhan, sosialisasi dan tindak tegas
terhadap nelayan maupun masyarakat
pesisir yang melakukan penangkapan
secara illegal, tetapi Dinas Perikanan dan
Kelautan juga turut serta turun kelapangan
untuk melihat secara langsung dan
memberikan penyuluhan tentang alat-alat
yang diperbolehkan terhadap nelayan
dalam melakukan penangkapan ikan.
Setiap usaha penangkapan ikan pada
dasarnya adalah bagaimana mendapatkan
daerah penangkapan, gerombolan ikan,
dan keadaan potensinya untuk kemudian
dilakukan operasi penangkapannya.
Beberapa cara untuk mendapatkan
kawasan ikan sebelum penangkapan
dilakukan menggunakan alat bantu
penangkap yang biasa disebut rumpon dan
sinar lampu. Kedudukan rumpon dan sinar
lampu untuk usaha penangkapan ikan di
perairan Kota Bandar Lampung sangat
penting ditinjau dari segala aspek baik
ekologi, biologi, maupun ekonomi.
Rumpon digunakan pada siang hari
sedangkan lampu digunakan pada malam
hari untuk mengumpulkan ikan pada titik
atau tempat laut tertentu sebelum operasi
penangkapan dilakukan dengan alat
penangkap ikan seperti jaring, huhate dan
sebagainya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab
sebelumnya maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dinas Perikanan dan Kelautan
Kota Bandar Lampung sangat
berperan penting dalam
pengendalian sumberdaya
perikanan didasarkan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
Tentang Perikanan dan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
Tentang Pengawasan Oleh Dinas
Perikanan dan Kelautan Terhadap
Pengendalian Sumber Daya
Perikanan dan Kelautan. Adapun
kegiatan sosialisasi yang dilakukan
oleh Dinas Perikanan dan Kelautan
untuk lebih meningkatkan
pengawasan terhadap pengendalian
sumber daya perikanan,
memberikan penyuluhan dan
tindak tegas bagi para nelayan dan
masyarakat pesisir yang
menangkap ikan secara illegal
dengan menggunakan obat bius,
bom dan jaring trawl. Memberikan
arahan untuk nelayan apa saja
alat-alat yang diperbolehkan dan tidak
diperbolekan untuk menangkap
ikan, waktu yang pas dalam
menangkap ikan serta hasil
tangkapan yang dilakukan oleh
nelayan dijual ke Tempat
Pelelangan Ikan (TPI), Pasar
Gudang Lelang dan para pengepul
ikan.
2. Setelah dilakukan penelitian dalam
pengawasan Dinas Perikanan dan
Kelautan terhadap pengendalian
sumber daya perikanan di Kota
Bandar Lampung terdapat faktor
penghambat internal dan ekternal,
yaitu keterbatasan sumber daya
manusia di bidang penyidik
perikanan, sarana dan prasarana
yang kurang memadai, koordinasi
antara stackholder yang masih
kurang, belum adanya penataan
wilayah pesisir yang jelas sebagai
dasar dalam pengendalian sumber
daya perikanan dan masih banyak
sumber kerusakan sumber daya
perikanan dan kelautan di Kota
1. Dinas Perikanan dan Kelautan di Kota
Bandar Lampung diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pengawasan
terhadap pengendalian sumber daya
perikanan dengan cara menambah
tenaga-tenaga ahli di bidangnya agar
dapat menunjang kinerja yang baik
dalam melaksanakan pengawasan
terhadap pengendalian sumber daya
perikanan.
2. Lebih dapat meningkatkan kualitas dan
sosialisasi, penyuluhan serta
memberikan tindakan bagi siapa saja
yang melakukan penangkapan secara
illegal.
DAFTAR PUSTAKA
Literatur Buku
Dendasurono, 2002. Pendidikan Lingkungan Kelautan. Rineka Cipta, Jakarta.
Johan, Erwin Isharyanto. 2006.
Disentralisasi Kewenangan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Universitas Muhammadiyah. Yogyakarta
LKAIP Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bandar Lampung Tahun 2012
M, Abdul Kadir. 2004. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Perundang-Undang
Undang-Undang Nomor: 45 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Oleh Dinas Perikanan Dan Kelautan Terhadap
Pengendalian Sumberdaya
Perikanan dan Kelautan.
Peraturan Pemerintah Nomor: 30 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penelitian Dan Pengembangan Perikanan.
Internet