• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Strategi Pemasaran Berdaya Saing Produk Ayam Kampung Organik (Studi Pada Lembaga Pusat Pelatihan Pengembangan Masyarakat Huria Kristen Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Strategi Pemasaran Berdaya Saing Produk Ayam Kampung Organik (Studi Pada Lembaga Pusat Pelatihan Pengembangan Masyarakat Huria Kristen Indonesia)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi dan kemajuan teknologi yang perkembangannya demikian

pesat dapat dipandang sebagai bentuk kekuatan yang mempengaruhi perilaku

manusia terhadap tingkat kebutuhan dan keinginannya akan barang dan jasa,

berikut dengan keanekaragaman selera. Tentu hal ini membawa pengaruh positif

terhadap perubahan dan perkembangan usaha/bisnis dalam hal pemanfaatan

peluang (opportunities) yang muncul untuk diusahakan dalam tujuan meraih keuntungan usaha atau bisnis yang digeluti. Keuntungan menjadi motivasi bagi

para pelaku bisnis untuk mengembangkan usaha yang dijalankan untuk lebih

besar dan menghasilkan laba yang lebih tinggi.

Namun, dengan terciptanya peluang sebagai dampak positif dari

datangnya era globalisasi secara alami muncul pula persaingan di antara para

pelaku bisnis. Persaingan bukanlah hal baru di dunia bisnis. Persaingan

mendorong terciptanya inovasi, efektifitas dan efisiensi kinerja diberbagai bidang

dalam organisasi bisnis yang tujuannya memotivasi dalam perumusan strategi

baru sebagai alat menghadapi persaingan yang sifatnya dinamis dan kompleks.

Dengan kompleksitas persaingan dan cenderung dinamis perusahaan dituntut

untuk tidak hanya sekedar mampu berproduksi dan memenuhi ekspektasi

konsumen akan kebutuhannya, namun harus memiliki kemampuan dalam

(2)

ide-ide baru, mampu melihat peluang dan yang paling penting tahu bagaimana

memasarkan produk yang dihasilkan dengan baik dan benar.

Penerapan konsep pemasaran yang baik bertujuan untuk mengidentifikasi

dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial dengan cara yang menguntungkan,

diharapkan mampu menghadapi dan sekaligus memenangkan persaingan.

Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan

lingkungan eksternal, oleh karena itu program pemasaran memainkan peranan

penting dalam mengembangkan strategi. Pelaksanaan program kegiatan

pemasaran membutuhkan adanya suatu formulasi strategi pemasaran agar terdapat

kesatuan arah dalam setiap keputusan dan tindakan yang akan di ambil.

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya

dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,

positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah

pada semua fungsi manajemen suatu organisasi (Tjiptono, 2008: 6). Menurut

Suharno dan Sutarso (2010: 8), strategi pemasaran adalah kerangka kerja jangka

panjang yang memandu seluruh aktifitas teknis dalam pemasaran dimana

didasarkan kepada semangat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pentingnya

strategi pemasaran tidak hanya ditujukan pada usaha skala besar saja, usaha yang

berskala kecil dan menengah sangat membutuhkan adanya formulasi strategi

pemasaran yang tepat untuk mampu berkembang.

Globalisasi sebagai sebuah kekuatan besar, mempengaruhi kehidupan

(3)

selera dan trend yang sedang terjadi di masyarakat. Setiap orang memiliki selera masing-masing yang dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola konsumsi yang

bergeser dalam mengikuti trend yang sedang terjadi dan berkembang. Trend dapat merambat dengan cepat ke segala jenis kebutuhan manusia, salah satunya trend yang sedang berkembang saat ini sering disebut dengan “back to nature”. Salah

satu elemen yang mendasari munculnya “back to nature” ialah pola hidup sehat

yang akrab lingkungan telah menjadi trend baru dan telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian dan peternakan

yang menghasilkan bahan pangan harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes), dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Dalam upaya menghasilkan bahan pangan yang dimaksud ditemukan alternatif sistem pertanian dan peternakan organik

yaitu yang mengutamakan kealamian selama proses produksi sampai pada posisi

pra-konsumsi oleh manusia dengan menghindarkan penggunaan bahan-bahan

kimia sintesis yang pada kenyataannya sangat berpotensi menimbulkan penyakit

berbahaya jika terakumulasi dalam tubuh manusia.

Salah satu contoh yang telah berhasil menerapkan konsep organik adalah

sekelompok peternak ayam yang tergabung dalam sebuah Lembaga

Pemasyarakatan dan Pengembangan masyarakat HKI di jalan Parapat Kecamatan

Tiga Dolok Kabupaten Simalungun dan sekitarnya untuk menghasilkan produk

daging ayam sebagai bahan pangan sehat, aman dan bebas residu kimia yang

disebut ayam kampung organik. Ayam kampung organik yang dihasilkan oleh

(4)

Indonesia yang sering juga disebut dengan ayam buras (bukan ras) yang dikelola

secara intensif dan inovatif dari segi teknik pemeliharaan dengan menerapkan

konsep organik. Berdasarkan hasil kegiatan pra penelitian, peneliti mendapatkan

informasi bahwa pada proses pemeliharaan berdasarkan prinsip organik

mengutamakan keunggulan kualitas pakan ternak yang mengandung gizi dan

nutrisi tinggi. Pakan dihasilkan sendiri oleh peternak dengan memanfaatkan

sistem bioteknologi yaitu proses fermentasi dengan bantuan mikrobiologi dalam

mengubah struktur dan kandungan gizi dan nutrisi pakan. Manajemen pakan

dengan baik yang dilakukan peternak ayam kampung organik ini memberikan

keunggulan pada kualitas daging dan efisiensi biaya produksi yang lebih

terjangkau dan relatif lebih murah. Keunggulan lainnya adalah tingkat kesehatan

ternak yang lebih terjamin.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui kegiatan pra penelitian,

didapatkan informasi tentang prospek bagus untuk pada usaha peternakan ayam

kampung organik. Hal ini dapat dilihat dari selera konsumen terhadap ayam

kampung masih sangat tinggi dan tingkat pertumbuhan populasi dan permintaan

daging ayam kampung secara keseluruhan yang terus meningkat setiap tahun

khususnya untuk daerah provinsi sumatera utara untuk memenuhi permintaan.

(5)

Tabel 1.1 Populasi ayam buras tahun 2009-2013 Tahun Jumlah Populasi

(Ekor)

Jumlah permintaan (ton)

Provinsi Nasional Provinsi Nasional 2009 11.417.842 249.963.000 12.769 247.725 2010 11.929.543 257.544.000 13.735 267.635 2011 11.963.682 264.340.000 12.419 264.795 2012 12.073.428 274.564.00 14.314 267.492 2013 12.447.014 290.445.000 14.757 287.438 Sumber: Ditjen Peternakan 2013

Dari tabel di atas, jumlah populasi ayam kampung setiap tahunnya

mengalami peningkatan, namun belum mampu mencukupi tingkat permintaan

yang mencapai jumlah tertinggi pada tahun 2013 sebesar 14.757 ton untuk daerah

sumatera utara. Prospek lain, sama halnya dengan kebutuhan akan daging ayam,

kebutuhan akan telur juga mengalami peningkatan setiap tahunnya terutama telur

ayam kampung.

Berdasarkan hasil analisis finansial yang dilakukan, investasi yang

dilakukan sangat menguntungkan peternak. Investasi modal dengan percepatan

pengembalian modal usaha saling mendukung, artinya pengembangan skala usaha

dapat dilakukan dengan bertahap setiap tahunnya. Sedangkan untuk peternak

ayam kampung organik sendiri, selain prospek di atas peluang lainnya yang

dikhusus untuk peternak organik adalah perkembangan akan komunitas

peternakan organik itu sendiri global yang semakin baik dan disertai dengan

peningkatan permintaan akan produk-produk organik. Hal ini juga menjadi salah

satu fokus pemerintah dalam mewujudkan program produk pertanian dan

peternakan yang mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mencapai

(6)

Dari kegiatan pra penelitian ditemukan juga beberapa kendala yang

dialami oleh peternak. Kendala utama yang dialami oleh peternak adalah

perumusan dan penerapan strategi pemasaran yang belum sepenuhnya terlaksana

dengan baik, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang jika dikaitkan dengan

lingkungan eksternal usaha antara lain, belum adanya jaminan pasar terhadap

tingkat permintaan dan pola pasar yang stabil, dan belum adanya keteraturan

segmentasi pasar terhadap produk organik. Dalam hal ini peternak mengharapkan

adanya peran serta pemerintah dalam kegiatan promosi yang bertujuan mengubah

sikap calon konsumen terhadap produk organik sebagai alternatif baru dalam

pemenuhan kebutuhan pangan bergizi, dengan demikian segmentasi pasar dapat

diperluas lagi. Selain itu diharapkan inisiatif pemerintah di bidang standarisasi

produk organik untuk memudahkan peternak menjajaki pasar yang lebih luas.

Sejauh ini kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh peternak belum

mampu memberikan laba maksimal dikarenakan belum mampu bersaing dengan

produk ayam pedaging/broiler yang ketersediaanya melimpah dan harga yang

relatif lebih murah. Dengan demikian kegiatan pemasaran belum mampu

dilakukan secara mandiri oleh peternak, sejauh ini peternak hanya mampu

menjual melalui pedagang ayam di pasar. Kendala lain yang dihadapi oleh

peternak adalah kestabilan harga bibit ayam kampung/DOC (day old chickens) yang belum terkendali dengan jelas.

Berdasarkan hasil penelitian yaang dilakukan Ratna Sogian Siwang (2009)

mengenai strategi pemasaran produk susu kuda organik “asambugar” di UKM

(7)

dengan menggunakan matrik IFE dan EFE didapat posisi perusahaan pada

kuadran II yaitu pada posisi grow and build (tumbuh dan berkembang) dan strategi yang cocok untuk posisi ini adalah strategi intensif atau strategi integratif. Hal tersebut menunjukkan UKM Diana Hermawati memiliki kemampuan yang rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan

kelemahan, serta memiliki kemampuan yang tinggi untuk memanfaatkan peluang

dan menghindari ancaman. Analisis SWOT UKM Diana Hermawati

menghasilkan enam alternatif strategi yang berkaitan dengan posisi perusahaan

dalam matriks IE. Pemilihan prioritas strategi UKM Diana hermawati berdasarkan

analisis QSPM adalah meningkatkan strategi pemasaran langsung.

Kaharudin (2006) melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran

jambu biji organik di PT Sawangan Bumi Makmur, Parung Bogor. Hasil

penelitiannya menunjukkan nilai IFE dan EFE menempatkan PT SBM pada posisi

hold and maintain. Maka, strategi yang digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis SWOT didapatkan empat strategi

yang disarankan yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT, dan dari keempat strategi ini

akan didapat delapan alternatif strategi. Pemilihan strategi terbaik dengan

menggunakan QSPM merekomendasikan strategi bekerjasama dengan pihak lain

untuk mengolah jambu biji organik agar dapat memberikan nilai tambah, karena

strategi ini memiliki skor TAS yang paling besar.

Penelitian yang dlakukan oleh Vandi Jufri Marpaung (2014) Universitas

Sumatera Utara dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Pada Usaha Sepatu

(8)

hasil analisis lingkungan internal diketahui nilai strenght (kekuatan) lebih kecil dari nilai weakness (kelemahan). Sedangkan dari hasil analisis lingkungan eksternal diketahui nilai opportunity (peluang) lebih besar dari nilai threat (ancaman). Sehingga diketahui posisi UD. Boenoet Shoes berada pada kuadran

III. Pada kondisi ini, strategi yang dapat ditempuh adalah strategi turnaround dengan alternatif strategi pemasaran berdasarkan matrik SWOT, yaitu: (1)

meningkatkan promosi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi, (2) memperbaiki saluran distribusi untuk memperluas wilayah

pemasaran, (3) mencari akses pendanaan untuk mengatasi kendala permodalan.

Penelitian yang dilakukan oleh Melinda Agustien (2013) dengan judul

“Analisis Strategi Pemasaran Pada Tauko Medan Melalui Analisis SWOT”.

Analisa SWOT menunjukkan posisi Tauko Medan berada pada kuadran I. Hal

tersebut berarti Tauko Medan mempunyai peluang lingkungan dan kekuatan

internal perusahaan yang besar, maka strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah

strategi agresif atau strategi ekspansi untuk memaksimalkan kekuatan internal dan

eksternal perusahaan.

Berdasarkan hal di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan meneliti

lebih jauh mengenai permasalahan yang dihadapi oleh peternak ayam organik

mengenai perumusan dan penerapan strategi pemasaran dengan mengangkat judul

penelitian: “ Analisis Strategi Pemasaran Berdaya Saing Pada Produk Ayam

Kampung Organik” (Studi pada Lembaga Pusat Pelatihan Pengembangan

(9)

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa sajakah faktor-faktor internal dan eksternal usaha yang

mempengaruhi pemasaran produk ayam kampung organik?

2. Bagaimana rumusan strategi pemasaran sebagai alternatif lain dalam

memasarkan produk ayam kampung organik berdasarkan analisis faktor-

faktor internal dan eksternal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang

mempengaruhi pemasaran produk ayam kampung organik.

2. Merumuskan strategi pemasaran yang dapat direkomendasikan untuk

diterapkan pada produk ayam kampung organik.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis USU, yaitu bahan rujukan

untuk dibaca dan sebagai bahan referensi untuk mahasiswa/i di jurusan

(10)

2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

serta pertimbangan mengenai penerapan strategi pemasaran memenangkan

persaingan.

3. Bagi peneliti, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan

mengembangkan wawasan dan untuk memperdalam pengetahuan tentang

perumusan alternatif strategi pemasaran dan sebagai bahan perbandingan

antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktek nyata dalam

perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam lima bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisikan tentang latar belakang,rumusan masalah,batasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II : Kerangka Teori

Bab ini berisikan tentang kerangka teori.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang bentuk penelitian,waktu dan lokasi

penelitian,teknik pengumpulan data,dan teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian

Bab ini memuat deskripsi lokasi penelitian, penyajian data, hasil penelitian

(11)

Bab V : Penutup

Bab ini merumuskan beberapa kesimpulan serta saran dari hasil penelitian

Gambar

Tabel 1.1 Populasi ayam buras tahun 2009-2013

Referensi

Dokumen terkait

paling tengah dalam masalah hukum shalat berjamaah adalah sunnah muakkadah. Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa hukumnya fardhu 'ain, fardhu kifayah atau syarat

Hasil penelitian diatas yang menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah (PAD) tidak berpengaruh terhadap penyusunan anggaran belanja modal pada kabupaten dan kota se-Provinsi

seperti vested interests, pencarian rente, inersia birokrasi, korupsi, dan kebijakan diskresi yang tidak akuntabel dan tidak adil... Keterbatasan porsi infrastruktur

“D” selama kehamilan Trimester II dengan bengkak pada kaki, pada Persalinan secara spontan dan tidak ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan BBL normal

(2) Komite IKON Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah paling sedikit 10 (sepuluh) orang yang mempunyai komitmen terhadap pelestarian warisan dokumenter Indonesia

a) Pelaksanaan sosialisasi dan penyampaian informasi tentang pembatalan UU No 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dalam berbagai kesempatan seperti ketika

Dalam konteks pembangunan di Kabupaten Malang saat ini dan pada masa mendatang, terdapat tiga permasalahan lingkungan hidup yang menjadi fokus perhatian akibat akselerasi

Dusun Mantran Wetan secara admistrasi masuk Desa Girirejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Lokasi Dusun Mantran Wetan berjarak 25 km dari Kota Magelang. Sama