SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN PENERIMA
BANTUAN DANA RUTILAHU DENGAN METODE AHP
Ikbal Jamaludin1, Nono Sudarsono2, Ai Ika Mustika3
1,2
Jurusan Teknik Informatika 3
STMIK Tasikmalaya, Jl. RE Martadinata No. 272 A Tasikmalaya
e-mail : [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Bantuan dana pembangunan rumah tidak layak huni (RUTILAHU) merupakan program pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan dari segi kebutuhan papan (tempat tinggal). Program tersebut telah dijalankan di berbagai daerah, termasuk di Kelurahan Panyingkiran Kota Tasikmalaya. Dalam pemberian bantuan tersebut, terlebih dahulu diperlukan penilaian indikator secara teliti dan terinci, agar menghasilkan suatu keputusan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini akan dibuat sebuah sistem penunjang keputusan (SPK) untuk memudahkan dalam pemilihan masyarakat yang layak medapatkan bantuan, serta memanfaatkan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode keputusannya. Karena AHP adalah sebuah hirarki fungsional yang memecahkan masalah kompleks dengan menstrukturkan suatu hirarki kriteria (indikator), penilaian indikator dilakukan dengan perbandingan berpasangan berdasarkan kepentingan dari masing-masing indikator tersebut. Jadi, penggunaan metode AHP sesuai dengan permasalahan RUTILAHU yang sedang dihadapi, yaitu permasalahannya belum terstruktur dan penggunaan indikator belum begitu terinci. Indikator yang akan dijadikan penghitungan adalah penghasilan, tanggungan, aset lain, luas rumah dan jenis rumah. Penghitungan tersebut akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dan database menggunakan Microsoft Access 2003. SPK ini bisa membantu pihak kelurahan dalam melakukan penilaian calon penerima bantuan dana RUTILAHU, sehingga akan didapatkan suatu keputusan terhadap masyarakat yang paling layak mendapatkan bantuan.
Kata Kunci : RUTILAHU, SPK, AHP dan Indikator
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perekonomian yang sedang terjadi di Indonesia tidak seimbang karena kesenjangan ekonomi yang cukup jauh antara satu wilayah dengan wilayah lain, hal ini terlihat jelas dari penghasilan masyarakat yang belum merata dan masalah kemiskinan yang terjadi baik dari segi sandang, pangan maupun papan.
Masyarakat mempunyai hak untuk mendapat sandang, pangan dan papan yang layak demi terciptanya masyarakat yang sejahtera. Apabila salah satunya masih ada yang belum terpenuhi, maka kesejahteraan tidak akan tercapai. Untuk terealisasinya hal tersebut, pemerintah mengadakan berbagai program penanggulangan kemiskinan, salah satunya berupa bantuan dana sosial yang diberikan kepada masyarakat miskin, seperti Program bantuan untuk rumah tidak layak huni. Di Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, program tersebut diberi nama RUTILAHU, bantuan ini diberikan kepada masyarakat miskin untuk merehabiitasi rumahnya. Dalam pemilihan target harus teliti dan dapat dipercaya agar bantuan bisa diterima oleh masyarakat yang benar-benar memerlukan atau
tepat sasaran. Terlebih dahulu diperlukan data kemiskinan yang akurat dan penggunaan indikator penilaian harus benar-benar terkonsep demi mendapatkan suatu keputusan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Di Kelurahan Panyingkiran penilaian indikator yang digunakan belum begitu terinci (detail) yaitu penilaian kondisi rumah hanya dilihat dari banyaknya kerusakan tanpa mempertimbangkan jenis rumah dan penghitungan kelayakan belum menggunakan suatu metode keputusan, sehingga penilaian antar calon penerima masih menggunakan prediksi atau perkiraan. Hal tersebut, dikhawatirkan dapat menimbulkan penilaian yang bersifat subjektif dan kecemburuan sosial antar masyarakat kemungkinan besar terjadi. Dari penilaian kelayakan yang berjalan ditemukan berbagai permasalahan seperti :
2. Tidak adanya metode penghitungan serta indikator-indikator yang pasti dalam pengambilan keputusan dan belum tersedianya alat (aplikasi) khusus untuk mendukung penilaian tersebut.
3. Data yang diperoleh masih diproses di buku catatan, sehingga untuk melakukan perhitungan kelayakannya membutuhkan waktu yang lama dan memungkinkan terjadinya kehilangan data serta proses pencarian data akan mengalami kesulitan. Permasalahan di atas, bisa diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi komputer untuk membuat sebuah Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dan Salah satu alternatif penghitungan prosesnya menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Karena pada dasarnya SPK digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur atau situasi yang tidak terstruktur serta penggunaan penilaian indikator yang kurang jelas[1]. Sedangkan AHP merupakan sebuah hirarki fungsional yang memecahkan masalah kompleks dengan menstrukturkan suatu hirarki kriteria (indikator), penilaian kriteria dilakukan dengan perbandingan berpasangan berdasarkan kepentingan dari masing-masing kriteria tersebut. Hasil dari sistem yang dibangun ini diharapkan bisa membantu pihak Kelurahan dalam menilai kelayakan masyarakat yang berhak menerima bantuan dana RUTILAHU secara obyektif. 2. METODE PENELITIAN
2.1.Sistem Penunjang Keputusan
Menurut Keen dan Scoot Morton (2006:15): “Sistem Penunjang Keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan”. Sistem Penunjang Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semistruktur[2].
Sistem penunjang keputusan berfungsi dalam berbagai macam cara. Bisa digunakan untuk mengatur informasi dari situasi-situasi keputusan, berinteraksi dengan para pembuat keputusan, mengembagkan horizon pembuat keptusan, menyediakan informasi-informasi untuk para pembuat keputusa, menambah struktur untuk keputusan-keputusan tersebut, serta menggunakan model pembuatan keputusan kriteria-ganda. Model kriteria-ganda meliputi proses-proses kekurangan, metode pembobotan dan metode eliminasi sekuensial, yang semuanya sangat sesuai untuk mengendalikan kerumitan dan sifat semiterstruktur dari berbagai problem yang didukung lewat SPK[3].
2.2.Analytical Hierarchy Process
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan metode untuk memecahkan suatu-situasi yang kompleks tidak terstruktur ke dalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.[4]
Adapun langkah-langkah dalam metode AHP adalah sebagai berikut[1] :
1. Mendefinisakan masalah dan menentukan solusi yang di inginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.
2. Membuat perbandingan matriks berpasangan indikator yang digunakan, berdasarkan kepentingan relatif dari masing-masing indikator. Menurut Saaty (1988) untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Adapun skala perbandingannya adalah sebagai berikut :
Tabel. 1.Skala Dasar Penilaian Perbandingan Berpasangan Tingkat
Kepentingan Definisi
1 Kedua elemen sama
pentingnya 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting dari pada yang lain. 7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya 2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbanganyang saling berdekatan
Kebalikan nya
Jika suatusifat (X) dibandingkan dengan sifat(y), maka nilainya saling berkebalikan.
3. Membuat matriks nilai indikator.
Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut : Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama / jumlah dari setiap kolom lama.
Khusus untuk sub indikator terdapat sub prioritas, dimana rumusnya adalah prioritas dibagi prioritas tertinggi.
4. Penghitungan rasio konsistensi.
Penghitungan ini digunakan untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria bersifat konsisten atau tidak. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian.
b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris. c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi
prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.
d. Hasil dari langkah 3 dibagi jumlah elemen, dan akan didapat λ maks.
e. Indeks Konsistensi.
(CI) = (λmaks-n) / (n-1) f. Rasio Konsistensi.
(CR) = CI/ RI
Di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika CR ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.
Tabel. 2. Nilai RI Ukuran Matriks Nilai RI
1,2 0,00
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
2.3.Metode Perancangan Perangkat Lunak Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SDLC (System Development Life Cycle).
Dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, SDLC berupa suatu proses pembuatan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi yang membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak[6].
Tahapan kerangka kerja SDLC adalah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap ini Menyangkut study tentang kebutuhan pengguna (User Spesification),
studi-studi kelayakan baik secara teknis maupun secara teknologi.
2. Tahap Analisis (Analysis)
Yaitu tahap untuk berusaha mengenali permasalahan yang muncul pada pengguna, komponen sistem/perangkat lunak, objek dan sebagainya.
3. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini, perancang mencoba mencari solusi permasalahan yang didapat dari tahap analisis. diantaranya :
a. Tahap perancangan yang lebih menekankan pada platform apa hasil dari tahap analisis kelak akan diimplementasikan.
b. Tahap perancangan dimana kita melakukan penghalusan (refinement) kelas-kelas yang didapat pada tahap analisis, menambahkan dan memodifikasi kelas-kelas yang akan mengefisienkan serta mengefektifkan sistem yang akan dikembangkan.
4. Tahap implementasi
Tahap implementasi ialah tahap mengimplementasikan perancangan sistem ke situasi nyata (pemilihan perangkat keras dan penyusunan perangkat lunak aplikasi). 5. Tahap Pengujian (Testing)
Dapat digunakan untuk menentukan apakah sistem atau perangkat lunak yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum.
6. Tahap pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan atau perawatan, mulai melakukan pengoperasian sistem dan melakukan perbaikan-perbaikan kecil (jika diperlukan).
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Penghitungan Indikator menggunakan
Metode AHP
Sebelum melakukan proses penghitungan kelayakan, terlebih dahulu menentukan indikator, diantaranya :
1. Penghasilan (P), Sub indikatornya : a. P < Rp.550.000 (A)
b. P = Rp.550.000 - Rp.1.250.000 (B) c. P > Rp.1.250.000 (C)
2. Tanggungan (T), Sub indikatornya : a. T > P (A)
b. T = P (B) c. T < P (C)
3. Aset lain (As), Sub indikatornya : a. As < Rp.1.000.000 (A)
b. As= Rp.1.000.000- Rp.3.000.000 (B) c. As > Rp.3.000.000 (C)
4. Luas rumah (L), Sub indikatornya : a. L < 7m2/orang (A)
c. L > 12m2/orang (C)
5. Jenis rumah (Jr), Sub Indikatornya : a. Panggung (A)
b. DudukJendela (B) c. Gedong (C)
6. Ketentuan untuk sub indikator ke2 pada indikator jenis rumah :
a. RB (Rusak Berat) >70% b. R (Rusak ) = 40,1%-70% c. RR (Rusak Ringan) = 1%-40% d. TR (Tidak Rusak) <1% atau 0% 7. Ketentuan nilai kelayakan :
a. Layak = Ʃpoint > 0,55
b. Dipertimbangkan = Ʃpoint 0,45-0,55 c. Tidak layak = Ʃpoint<45
8. Untuk semua sub indikator pada masing-masing indikator mempunyai nilai perbandingan kepentingan yang sama, jadi sub indikator tersebut dimisalkan dengan simbol A,B,C (berlaku untuk semua indikator).
Kemudian semua indikator yang terpilih diproses dengan penghitungan AHP, dan rincian penghitunganya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan nilai perbandingan
Perbandingan Indikator
Tabel. 3. Perbandingan Indikator
Indikator P T As L Jr
Perbandingan Sub Indikator ke 1.
Tabel. 4. perbandingan Sub Indikator
Sub Indikator A B C
A 1 2 3
B 0,5 1 2
C 0,33 0,5 1
Jumlah 1,83 3,5 6
Perbandngan Sub Indikator ke 2. Jenis Rumah
Tabel. 5. perbandingan Sub Indikator Ke2 Jenis Rumah
Sub Indikator2 RB R RR TR
2. Menentukan nilai prioritas
Matrik Nilai Prioritas Indikator
Tabel. 6. Matrik Nilai Prioritas Indikator
In
Matrik Nilai Prioritas Sub Indikator ke 1
Tabel. 7. Matrik Nilai Prioritas Sub Indikator
Sub1 A B C Jml Prio. Sub Untuk Jenis Rumah
Tabel. 8. Matrik Nilai Prioritas Sub Indikator Ke2 Jenis Rumah
Sub2 RB R RR TR Jml Pri
2. Membuat matriks penjumlahan setiap baris
Matrik Penjumlahan Setiap Baris Indikator
Matrik Penjumlahan Setiap Baris Sub Indikator
Tabel. 10. Matrik Penjumlahan Setiap BarisSub Indikator
Sub1 A B C Jml per brs A 0,54 1,08 1,62 3,24 B 0,15 0,30 0,59 1,04 C 0,05 ,08 0,16 0,30
Matrik Penjumlahan Setiap Baris Sub
Indikator Ke 2 Jenis rumah
Tabel. 11. Matrik Penjumlahan Setiap Baris Sub Indikator K2 Jenis Rumah
Sub2 RB R RR TR Jml per brs RB 0,48 0,97 1,45 2,41 5,31 R 0,14 0,27 0,54 0,82 1,77 RR 0,05 0,08 0,16 0,31 0,60 TR 0,02 0,03 0,04 0,09 0,18
3. Penghitungan rasio konsistensi
Nilai Rasio Konsistensi Untuk Indikator
Tabel. 12. Perhitungan CR Indikator
Indikator Jml per brs Prioritas Hasil
P 2,08 0,26 2,34
T 2,08 0,26 2,34
As 0,62 0,14 0,76
L 0,20 0,08 0,28
Jr 2,08 0,26 2,34
Jumlah 8,06
n = 5 dan IR = 1,12
λ maks = Hasil jumlah perbaris : n = 8,06 : 5
= 1,61
CI = (λ maks-n) : n = (1,61-5) : 5 = -3,39 : 5 = -0,68 CR = -0,68 : 1,12
= -0,61
Karena nilai CR < 0,1 jadi konsisten.
Nilai Rasio Konsistensi UntukSub Indikator
Tabel. 13. Perhitungan CR Sub Indikator
Sub Ind Jml per brs Prioritas Hasil
A 3,24 0,54 3,78
B 1,04 0,30 1,34
C 0,30 0,16 0,46
Jumlah 5,58
Untuk n = 3 dan IR = 0,58 λ maks = jumlah hasil : n
= 5,58 : 3 = 1,86
CI = (λ maks-n) : n = (1,86-3) : 3 = -1,14 : 3 = -0,38 CR = CI : RI
= -0,38 : 0,58 = -0,66 CR < 0,1 jadi konsisten
Nilai Rasio Konsistensi Untuk Sub Indikator Ke 2 Jenis Rumah
Tabel. 14. Perhitungan CR Sub Indikator Ke2 Jenis Rumah
Sub Ind2 Jml per brs Prioritas Hasil
RB 5,31 0,48 5,7
R 1,77 0,27 2,04
RR 0,60 0,16 0,76
TR 0,18 0,09 0,27
Jumlah 8,06
Untuk n = 4, dan RI = 0,90 λ maks = jumlah hasi : n
= 8,86 : 4 = 2,22
CI = (λ maks-n) : n = (2,22-4) : 4 = -1,79 : 4 = -0,45 CR = CI : RI
= -0,45 : 0,90 = -0,50 CR < 0,1 jadi konsisten
Dari perhitungan di atas, maka di dapat prioritas hasil seperti di bawah ini :
Tabel. 15. Prioritas Hasil
Prioritas Indikator
P T As L Jr
0,26 0,26 0,14 0,08 0,26
Prioritas A 1 1 1 1 1
Prioritas B 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 Prioritas C 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Prioritas RB 1
Prioritas R 0,56
Prioritas RR 0,33
3.2. Use Case
SPK Kelayakan Penerima Bantuan Dana RUTILAHU
Admin
Halaman Utama Sistem
Gambar. 1. Use case SPK penerima dana RUTILAHU
Admin
Login Data Masyarakat
Menghitung Bobot Perbandingan
Input Data Masyarakat
Simpan
Tambah
Ubah
Hapus
Indikator : Penghasilan, Tanggungan, Jenis Rumah, Aset Lain, Luas Rumah Sub Indikator ke1 (untuk semua indikator) : A, B, C Sub Indikator ke2 (hanya untuk jenis rumah) : RB, R, R, TR
Use Case Spesifikasi Data Masyarakat
Gambar. 2. Use Case Spesifikasi Data Masyarakat
3.3. Activity Diagram
Diagram aktivitas admin, dimulai dari admin masuk ke halaman utama sistem penilaian kelayakan penerima bantuan dana RUTILAHU baru bisa memilih menu yang diinginkan, dan untuk melakukan pengupdatean data admin harus melakukan login terlebih dahulu yaitu pengupdatean user, hitung prioritas indikator, input data masyarakat dan menghitung kelayakan masyarakat yang berhak menerima bantuan dana RUTILAHU.Adapun alurnya bisa dilihat seperti di bawah ini :
Masuk Halaman Utama Sistem
Login Laporan About Kelurahan Petunjuk
Add User Data Masyarakat
ADMIN
Gambar. 3. Activity Diagram SPK Penerima Bantuan Dana RUTILAHU
Masuk Halaman Utama Sistem
Login
Input Data masyarakat
Hitung Kelayakan Simpan Data Masyarakat
Tambah Data Masyarakat Ubah Data Masyarakat Hapus Data Masyarakat
ADMIN
Menghitung Bobot Perbandingan
Gambar. 4. Activity Diagram Spesifikasi Data Masyarakat
3.4. Sequence Diagram
Admin Halaman Utama Sistem Form : Login Laporan Form :About Kelurahan Form : Petunjuk GoTo() Display()
Display()
Display() Display()
Gambar. 5. Sequence Diagram SPK Penerima Bantuan Dana RUTILAHU
Database : RUTILAHU Admin PerbandinganForm : Bobot Form : Input Data Masyarakat
GoTo()
Gambar. 6. Sequence DiagramSpesifikasi Data Masyarakat
3.5. Class Diagram
Login
3.6. Implementasi Sistem
Program dibuat dengan mengikuti indikator-indikator yang ada, mudah dioperasikan (User Friendly), dan dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya. Adapun gambaran umum program yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Tampilan halaman utama sistem
Gambar. 8. Halaman Utama Sistem
2. Form Login
Gambar 9. Form Login
3. Form Penghitungan Indikator
Gambar 10. Form HitungPrioritas Indikator
4. Form Penghitungan Kelayakan
Gambar 11. Form Penghitungan kelayakan
5. Laporan Data Kelayakan Masyarakat
Gambar 12. Laporan Kelayakan Masyarakat
3.7. Pengujian Sistem
Pada tahapan ini, penyusun mengadakan black-box testing untuk menguji aplikasi yang telah dibuat. Pengujian black-box digunakan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi perangkat lunak adalah operasional; bahwa input diterima dengan baik dan output dihasilkan dengan tepat, serta integritas informasi eksternal (seperti file data) dipelihara.[5]
Tabel 18. pengujian Sistem Pengujian Yang
Diharapkan
Pengamat -an
Hasil
Form login
Admin melakukan login, maka form add user, penghitunga n prioritas dan penghi-tungan kelayakan masyarakat akan ditampilkan
Menampil kan form add user, penghitun gan prioritas indikator dan penghitun gan kelayakan masyarak at.
Ok
Form add user
Dapat menambahk an data user ke database
Menamba hkan data user ke database
Ok
Form hitung prioritas indikator
Data diproses untuk di hitung dan menghasilka n nilai prioritas
Nilai prioritas muncul
Ok
Form penghitung an kelayakan
Data yang di inputkan di proses dengan penghitunga n AHP, lalu disimpan ke database
Menghasi lkan nilai kelayakan dan data tersimpan ke database
4.
KESIMPULANDari penelitian tentang kelayakan penerima bantuan dana RUTILAHU, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Indikator-indikator yang digunakan secara
pasti dengan pembobotan penilaian kepada setiap indikator, menjadikan penilaian kelayakan penerima RUTILAHU menjadi lebih obyektif.
2. Penilaian berdasarkan indikator dengan pembobotan penilaian dengan memanfaatkan metode AHP menjadikan penilaian RUTILAHU lebih efektif.
3. Program SPK ini memberikan keputusan yang tepat, cepat dan obyektif.
5. SARAN
Berdasarkan penelitian di Kelurahan Panyingkiran Kota Tasikmalaya, penyusun memeberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut :
1. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan kebutuhan dan keadaan dikecamatan Panyingkiran yang dapat dijadikan sebagai indikator penilaian. Hasil penelitian ini bisa jadi tidak cocok untuk diterapkan di daerah lain yang memiliki kondisi sosial yang berbeda. Oleh karena itu penulis menyarankan para peneliti untuk
mengembangkan hasil penelitian ini dengan metode yang lain dan indikator yang lebih banyak, sehingga akan ditemukan metode yang tepat untuk untuk kasus seperti ini. 2. Diharapkan hal ini dapat menjadi pemicu
bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk terus mengembangkan penelitian ini, sehingga ditemukan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Kusrini M.kom, 2007, “Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Andi, Yogyakarta.[2]
Kusrini M.Kom, 2008,“Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Andi, Yogya.[3]
Kendall, Kenneth E. – Kendall, Julie E., “Analisis dan Perancangan Sistem Edisi Krlima jilid 1”, PT. INDEKS, Jakarta.[4]
Kusrini M.Kom, 2007, “StrategiPerancangan dan Pengolahan Basis Data,Yohanes D.Jati Purnama”,Andi, Bandung.