• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN PENERIMA BANTUAN DANA RUTILAHU DENGAN METODE AHP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN PENERIMA BANTUAN DANA RUTILAHU DENGAN METODE AHP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN PENERIMA

BANTUAN DANA RUTILAHU DENGAN METODE AHP

Ikbal Jamaludin1, Nono Sudarsono2, Ai Ika Mustika3

1,2

Jurusan Teknik Informatika 3

STMIK Tasikmalaya, Jl. RE Martadinata No. 272 A Tasikmalaya

e-mail : [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Bantuan dana pembangunan rumah tidak layak huni (RUTILAHU) merupakan program pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan dari segi kebutuhan papan (tempat tinggal). Program tersebut telah dijalankan di berbagai daerah, termasuk di Kelurahan Panyingkiran Kota Tasikmalaya. Dalam pemberian bantuan tersebut, terlebih dahulu diperlukan penilaian indikator secara teliti dan terinci, agar menghasilkan suatu keputusan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini akan dibuat sebuah sistem penunjang keputusan (SPK) untuk memudahkan dalam pemilihan masyarakat yang layak medapatkan bantuan, serta memanfaatkan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode keputusannya. Karena AHP adalah sebuah hirarki fungsional yang memecahkan masalah kompleks dengan menstrukturkan suatu hirarki kriteria (indikator), penilaian indikator dilakukan dengan perbandingan berpasangan berdasarkan kepentingan dari masing-masing indikator tersebut. Jadi, penggunaan metode AHP sesuai dengan permasalahan RUTILAHU yang sedang dihadapi, yaitu permasalahannya belum terstruktur dan penggunaan indikator belum begitu terinci. Indikator yang akan dijadikan penghitungan adalah penghasilan, tanggungan, aset lain, luas rumah dan jenis rumah. Penghitungan tersebut akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dan database menggunakan Microsoft Access 2003. SPK ini bisa membantu pihak kelurahan dalam melakukan penilaian calon penerima bantuan dana RUTILAHU, sehingga akan didapatkan suatu keputusan terhadap masyarakat yang paling layak mendapatkan bantuan.

Kata Kunci : RUTILAHU, SPK, AHP dan Indikator

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perekonomian yang sedang terjadi di Indonesia tidak seimbang karena kesenjangan ekonomi yang cukup jauh antara satu wilayah dengan wilayah lain, hal ini terlihat jelas dari penghasilan masyarakat yang belum merata dan masalah kemiskinan yang terjadi baik dari segi sandang, pangan maupun papan.

Masyarakat mempunyai hak untuk mendapat sandang, pangan dan papan yang layak demi terciptanya masyarakat yang sejahtera. Apabila salah satunya masih ada yang belum terpenuhi, maka kesejahteraan tidak akan tercapai. Untuk terealisasinya hal tersebut, pemerintah mengadakan berbagai program penanggulangan kemiskinan, salah satunya berupa bantuan dana sosial yang diberikan kepada masyarakat miskin, seperti Program bantuan untuk rumah tidak layak huni. Di Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, program tersebut diberi nama RUTILAHU, bantuan ini diberikan kepada masyarakat miskin untuk merehabiitasi rumahnya. Dalam pemilihan target harus teliti dan dapat dipercaya agar bantuan bisa diterima oleh masyarakat yang benar-benar memerlukan atau

tepat sasaran. Terlebih dahulu diperlukan data kemiskinan yang akurat dan penggunaan indikator penilaian harus benar-benar terkonsep demi mendapatkan suatu keputusan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Di Kelurahan Panyingkiran penilaian indikator yang digunakan belum begitu terinci (detail) yaitu penilaian kondisi rumah hanya dilihat dari banyaknya kerusakan tanpa mempertimbangkan jenis rumah dan penghitungan kelayakan belum menggunakan suatu metode keputusan, sehingga penilaian antar calon penerima masih menggunakan prediksi atau perkiraan. Hal tersebut, dikhawatirkan dapat menimbulkan penilaian yang bersifat subjektif dan kecemburuan sosial antar masyarakat kemungkinan besar terjadi. Dari penilaian kelayakan yang berjalan ditemukan berbagai permasalahan seperti :

(2)

2. Tidak adanya metode penghitungan serta indikator-indikator yang pasti dalam pengambilan keputusan dan belum tersedianya alat (aplikasi) khusus untuk mendukung penilaian tersebut.

3. Data yang diperoleh masih diproses di buku catatan, sehingga untuk melakukan perhitungan kelayakannya membutuhkan waktu yang lama dan memungkinkan terjadinya kehilangan data serta proses pencarian data akan mengalami kesulitan. Permasalahan di atas, bisa diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi komputer untuk membuat sebuah Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dan Salah satu alternatif penghitungan prosesnya menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Karena pada dasarnya SPK digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur atau situasi yang tidak terstruktur serta penggunaan penilaian indikator yang kurang jelas[1]. Sedangkan AHP merupakan sebuah hirarki fungsional yang memecahkan masalah kompleks dengan menstrukturkan suatu hirarki kriteria (indikator), penilaian kriteria dilakukan dengan perbandingan berpasangan berdasarkan kepentingan dari masing-masing kriteria tersebut. Hasil dari sistem yang dibangun ini diharapkan bisa membantu pihak Kelurahan dalam menilai kelayakan masyarakat yang berhak menerima bantuan dana RUTILAHU secara obyektif. 2. METODE PENELITIAN

2.1.Sistem Penunjang Keputusan

Menurut Keen dan Scoot Morton (2006:15): “Sistem Penunjang Keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan”. Sistem Penunjang Keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semistruktur[2].

Sistem penunjang keputusan berfungsi dalam berbagai macam cara. Bisa digunakan untuk mengatur informasi dari situasi-situasi keputusan, berinteraksi dengan para pembuat keputusan, mengembagkan horizon pembuat keptusan, menyediakan informasi-informasi untuk para pembuat keputusa, menambah struktur untuk keputusan-keputusan tersebut, serta menggunakan model pembuatan keputusan kriteria-ganda. Model kriteria-ganda meliputi proses-proses kekurangan, metode pembobotan dan metode eliminasi sekuensial, yang semuanya sangat sesuai untuk mengendalikan kerumitan dan sifat semiterstruktur dari berbagai problem yang didukung lewat SPK[3].

2.2.Analytical Hierarchy Process

Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan metode untuk memecahkan suatu-situasi yang kompleks tidak terstruktur ke dalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.[4]

Adapun langkah-langkah dalam metode AHP adalah sebagai berikut[1] :

1. Mendefinisakan masalah dan menentukan solusi yang di inginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.

2. Membuat perbandingan matriks berpasangan indikator yang digunakan, berdasarkan kepentingan relatif dari masing-masing indikator. Menurut Saaty (1988) untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Adapun skala perbandingannya adalah sebagai berikut :

Tabel. 1.Skala Dasar Penilaian Perbandingan Berpasangan Tingkat

Kepentingan Definisi

1 Kedua elemen sama

pentingnya 3

Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting dari pada yang lain. 7

Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya 2,4,6,8

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbanganyang saling berdekatan

Kebalikan nya

Jika suatusifat (X) dibandingkan dengan sifat(y), maka nilainya saling berkebalikan.

3. Membuat matriks nilai indikator.

Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut : Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama / jumlah dari setiap kolom lama.

(3)

Khusus untuk sub indikator terdapat sub prioritas, dimana rumusnya adalah prioritas dibagi prioritas tertinggi.

4. Penghitungan rasio konsistensi.

Penghitungan ini digunakan untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan kriteria bersifat konsisten atau tidak. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian.

b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris. c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi

prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.

d. Hasil dari langkah 3 dibagi jumlah elemen, dan akan didapat λ maks.

e. Indeks Konsistensi.

(CI) = (λmaks-n) / (n-1) f. Rasio Konsistensi.

(CR) = CI/ RI

Di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika CR ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.

Tabel. 2. Nilai RI Ukuran Matriks Nilai RI

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

2.3.Metode Perancangan Perangkat Lunak Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SDLC (System Development Life Cycle).

Dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, SDLC berupa suatu proses pembuatan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi yang membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak[6].

Tahapan kerangka kerja SDLC adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap ini Menyangkut study tentang kebutuhan pengguna (User Spesification),

studi-studi kelayakan baik secara teknis maupun secara teknologi.

2. Tahap Analisis (Analysis)

Yaitu tahap untuk berusaha mengenali permasalahan yang muncul pada pengguna, komponen sistem/perangkat lunak, objek dan sebagainya.

3. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini, perancang mencoba mencari solusi permasalahan yang didapat dari tahap analisis. diantaranya :

a. Tahap perancangan yang lebih menekankan pada platform apa hasil dari tahap analisis kelak akan diimplementasikan.

b. Tahap perancangan dimana kita melakukan penghalusan (refinement) kelas-kelas yang didapat pada tahap analisis, menambahkan dan memodifikasi kelas-kelas yang akan mengefisienkan serta mengefektifkan sistem yang akan dikembangkan.

4. Tahap implementasi

Tahap implementasi ialah tahap mengimplementasikan perancangan sistem ke situasi nyata (pemilihan perangkat keras dan penyusunan perangkat lunak aplikasi). 5. Tahap Pengujian (Testing)

Dapat digunakan untuk menentukan apakah sistem atau perangkat lunak yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum.

6. Tahap pemeliharaan

Pada tahap pemeliharaan atau perawatan, mulai melakukan pengoperasian sistem dan melakukan perbaikan-perbaikan kecil (jika diperlukan).

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Penghitungan Indikator menggunakan

Metode AHP

Sebelum melakukan proses penghitungan kelayakan, terlebih dahulu menentukan indikator, diantaranya :

1. Penghasilan (P), Sub indikatornya : a. P < Rp.550.000 (A)

b. P = Rp.550.000 - Rp.1.250.000 (B) c. P > Rp.1.250.000 (C)

2. Tanggungan (T), Sub indikatornya : a. T > P (A)

b. T = P (B) c. T < P (C)

3. Aset lain (As), Sub indikatornya : a. As < Rp.1.000.000 (A)

b. As= Rp.1.000.000- Rp.3.000.000 (B) c. As > Rp.3.000.000 (C)

4. Luas rumah (L), Sub indikatornya : a. L < 7m2/orang (A)

(4)

c. L > 12m2/orang (C)

5. Jenis rumah (Jr), Sub Indikatornya : a. Panggung (A)

b. DudukJendela (B) c. Gedong (C)

6. Ketentuan untuk sub indikator ke2 pada indikator jenis rumah :

a. RB (Rusak Berat) >70% b. R (Rusak ) = 40,1%-70% c. RR (Rusak Ringan) = 1%-40% d. TR (Tidak Rusak) <1% atau 0% 7. Ketentuan nilai kelayakan :

a. Layak = Ʃpoint > 0,55

b. Dipertimbangkan = Ʃpoint 0,45-0,55 c. Tidak layak = Ʃpoint<45

8. Untuk semua sub indikator pada masing-masing indikator mempunyai nilai perbandingan kepentingan yang sama, jadi sub indikator tersebut dimisalkan dengan simbol A,B,C (berlaku untuk semua indikator).

Kemudian semua indikator yang terpilih diproses dengan penghitungan AHP, dan rincian penghitunganya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan nilai perbandingan

Perbandingan Indikator

Tabel. 3. Perbandingan Indikator

Indikator P T As L Jr

Perbandingan Sub Indikator ke 1.

Tabel. 4. perbandingan Sub Indikator

Sub Indikator A B C

A 1 2 3

B 0,5 1 2

C 0,33 0,5 1

Jumlah 1,83 3,5 6

Perbandngan Sub Indikator ke 2. Jenis Rumah

Tabel. 5. perbandingan Sub Indikator Ke2 Jenis Rumah

Sub Indikator2 RB R RR TR

2. Menentukan nilai prioritas

Matrik Nilai Prioritas Indikator

Tabel. 6. Matrik Nilai Prioritas Indikator

In

Matrik Nilai Prioritas Sub Indikator ke 1

Tabel. 7. Matrik Nilai Prioritas Sub Indikator

Sub1 A B C Jml Prio. Sub Untuk Jenis Rumah

Tabel. 8. Matrik Nilai Prioritas Sub Indikator Ke2 Jenis Rumah

Sub2 RB R RR TR Jml Pri

2. Membuat matriks penjumlahan setiap baris

Matrik Penjumlahan Setiap Baris Indikator

(5)

Matrik Penjumlahan Setiap Baris Sub Indikator

Tabel. 10. Matrik Penjumlahan Setiap BarisSub Indikator

Sub1 A B C Jml per brs A 0,54 1,08 1,62 3,24 B 0,15 0,30 0,59 1,04 C 0,05 ,08 0,16 0,30

Matrik Penjumlahan Setiap Baris Sub

Indikator Ke 2 Jenis rumah

Tabel. 11. Matrik Penjumlahan Setiap Baris Sub Indikator K2 Jenis Rumah

Sub2 RB R RR TR Jml per brs RB 0,48 0,97 1,45 2,41 5,31 R 0,14 0,27 0,54 0,82 1,77 RR 0,05 0,08 0,16 0,31 0,60 TR 0,02 0,03 0,04 0,09 0,18

3. Penghitungan rasio konsistensi

Nilai Rasio Konsistensi Untuk Indikator

Tabel. 12. Perhitungan CR Indikator

Indikator Jml per brs Prioritas Hasil

P 2,08 0,26 2,34

T 2,08 0,26 2,34

As 0,62 0,14 0,76

L 0,20 0,08 0,28

Jr 2,08 0,26 2,34

Jumlah 8,06

n = 5 dan IR = 1,12

λ maks = Hasil jumlah perbaris : n = 8,06 : 5

= 1,61

CI = (λ maks-n) : n = (1,61-5) : 5 = -3,39 : 5 = -0,68 CR = -0,68 : 1,12

= -0,61

Karena nilai CR < 0,1 jadi konsisten.

Nilai Rasio Konsistensi UntukSub Indikator

Tabel. 13. Perhitungan CR Sub Indikator

Sub Ind Jml per brs Prioritas Hasil

A 3,24 0,54 3,78

B 1,04 0,30 1,34

C 0,30 0,16 0,46

Jumlah 5,58

Untuk n = 3 dan IR = 0,58 λ maks = jumlah hasil : n

= 5,58 : 3 = 1,86

CI = (λ maks-n) : n = (1,86-3) : 3 = -1,14 : 3 = -0,38 CR = CI : RI

= -0,38 : 0,58 = -0,66 CR < 0,1 jadi konsisten

Nilai Rasio Konsistensi Untuk Sub Indikator Ke 2 Jenis Rumah

Tabel. 14. Perhitungan CR Sub Indikator Ke2 Jenis Rumah

Sub Ind2 Jml per brs Prioritas Hasil

RB 5,31 0,48 5,7

R 1,77 0,27 2,04

RR 0,60 0,16 0,76

TR 0,18 0,09 0,27

Jumlah 8,06

Untuk n = 4, dan RI = 0,90 λ maks = jumlah hasi : n

= 8,86 : 4 = 2,22

CI = (λ maks-n) : n = (2,22-4) : 4 = -1,79 : 4 = -0,45 CR = CI : RI

= -0,45 : 0,90 = -0,50 CR < 0,1 jadi konsisten

Dari perhitungan di atas, maka di dapat prioritas hasil seperti di bawah ini :

Tabel. 15. Prioritas Hasil

Prioritas Indikator

P T As L Jr

0,26 0,26 0,14 0,08 0,26

Prioritas A 1 1 1 1 1

Prioritas B 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 Prioritas C 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30

Prioritas RB 1

Prioritas R 0,56

Prioritas RR 0,33

(6)

3.2. Use Case

SPK Kelayakan Penerima Bantuan Dana RUTILAHU

Admin

Halaman Utama Sistem

Gambar. 1. Use case SPK penerima dana RUTILAHU

Admin

Login Data Masyarakat

Menghitung Bobot Perbandingan

Input Data Masyarakat

Simpan

Tambah

Ubah

Hapus

Indikator : Penghasilan, Tanggungan, Jenis Rumah, Aset Lain, Luas Rumah Sub Indikator ke1 (untuk semua indikator) : A, B, C Sub Indikator ke2 (hanya untuk jenis rumah) : RB, R, R, TR

Use Case Spesifikasi Data Masyarakat

Gambar. 2. Use Case Spesifikasi Data Masyarakat

3.3. Activity Diagram

Diagram aktivitas admin, dimulai dari admin masuk ke halaman utama sistem penilaian kelayakan penerima bantuan dana RUTILAHU baru bisa memilih menu yang diinginkan, dan untuk melakukan pengupdatean data admin harus melakukan login terlebih dahulu yaitu pengupdatean user, hitung prioritas indikator, input data masyarakat dan menghitung kelayakan masyarakat yang berhak menerima bantuan dana RUTILAHU.Adapun alurnya bisa dilihat seperti di bawah ini :

Masuk Halaman Utama Sistem

Login Laporan About Kelurahan Petunjuk

Add User Data Masyarakat

ADMIN

Gambar. 3. Activity Diagram SPK Penerima Bantuan Dana RUTILAHU

Masuk Halaman Utama Sistem

Login

Input Data masyarakat

Hitung Kelayakan Simpan Data Masyarakat

Tambah Data Masyarakat Ubah Data Masyarakat Hapus Data Masyarakat

ADMIN

Menghitung Bobot Perbandingan

Gambar. 4. Activity Diagram Spesifikasi Data Masyarakat

3.4. Sequence Diagram

Admin Halaman Utama Sistem Form : Login Laporan Form :About Kelurahan Form : Petunjuk GoTo() Display()

Display()

Display() Display()

Gambar. 5. Sequence Diagram SPK Penerima Bantuan Dana RUTILAHU

Database : RUTILAHU Admin PerbandinganForm : Bobot Form : Input Data Masyarakat

GoTo()

Gambar. 6. Sequence DiagramSpesifikasi Data Masyarakat

3.5. Class Diagram

Login

(7)

3.6. Implementasi Sistem

Program dibuat dengan mengikuti indikator-indikator yang ada, mudah dioperasikan (User Friendly), dan dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya. Adapun gambaran umum program yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Tampilan halaman utama sistem

Gambar. 8. Halaman Utama Sistem

2. Form Login

Gambar 9. Form Login

3. Form Penghitungan Indikator

Gambar 10. Form HitungPrioritas Indikator

4. Form Penghitungan Kelayakan

Gambar 11. Form Penghitungan kelayakan

5. Laporan Data Kelayakan Masyarakat

Gambar 12. Laporan Kelayakan Masyarakat

3.7. Pengujian Sistem

Pada tahapan ini, penyusun mengadakan black-box testing untuk menguji aplikasi yang telah dibuat. Pengujian black-box digunakan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi perangkat lunak adalah operasional; bahwa input diterima dengan baik dan output dihasilkan dengan tepat, serta integritas informasi eksternal (seperti file data) dipelihara.[5]

Tabel 18. pengujian Sistem Pengujian Yang

Diharapkan

Pengamat -an

Hasil

Form login

Admin melakukan login, maka form add user, penghitunga n prioritas dan penghi-tungan kelayakan masyarakat akan ditampilkan

Menampil kan form add user, penghitun gan prioritas indikator dan penghitun gan kelayakan masyarak at.

Ok

Form add user

Dapat menambahk an data user ke database

Menamba hkan data user ke database

Ok

Form hitung prioritas indikator

Data diproses untuk di hitung dan menghasilka n nilai prioritas

Nilai prioritas muncul

Ok

Form penghitung an kelayakan

Data yang di inputkan di proses dengan penghitunga n AHP, lalu disimpan ke database

Menghasi lkan nilai kelayakan dan data tersimpan ke database

(8)

4.

KESIMPULAN

Dari penelitian tentang kelayakan penerima bantuan dana RUTILAHU, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Indikator-indikator yang digunakan secara

pasti dengan pembobotan penilaian kepada setiap indikator, menjadikan penilaian kelayakan penerima RUTILAHU menjadi lebih obyektif.

2. Penilaian berdasarkan indikator dengan pembobotan penilaian dengan memanfaatkan metode AHP menjadikan penilaian RUTILAHU lebih efektif.

3. Program SPK ini memberikan keputusan yang tepat, cepat dan obyektif.

5. SARAN

Berdasarkan penelitian di Kelurahan Panyingkiran Kota Tasikmalaya, penyusun memeberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut :

1. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan kebutuhan dan keadaan dikecamatan Panyingkiran yang dapat dijadikan sebagai indikator penilaian. Hasil penelitian ini bisa jadi tidak cocok untuk diterapkan di daerah lain yang memiliki kondisi sosial yang berbeda. Oleh karena itu penulis menyarankan para peneliti untuk

mengembangkan hasil penelitian ini dengan metode yang lain dan indikator yang lebih banyak, sehingga akan ditemukan metode yang tepat untuk untuk kasus seperti ini. 2. Diharapkan hal ini dapat menjadi pemicu

bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk terus mengembangkan penelitian ini, sehingga ditemukan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Kusrini M.kom, 2007, “Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Andi, Yogyakarta.

[2]

Kusrini M.Kom, 2008,“Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”, Andi, Yogya.

[3]

Kendall, Kenneth E. – Kendall, Julie E., “Analisis dan Perancangan Sistem Edisi Krlima jilid 1”, PT. INDEKS, Jakarta.

[4]

Kusrini M.Kom, 2007, “Strategi

Perancangan dan Pengolahan Basis Data,Yohanes D.Jati Purnama”,Andi, Bandung.

Gambar

Tabel. 2. Nilai RI
Tabel. 3. Perbandingan Indikator
Tabel. 13. Perhitungan CR Sub Indikator
Gambar. 1. Use case SPK penerima dana
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan dan penggunaan aplikasi sistem pendukung keputusan untuk penentuan rekomendasi kelayakan penerima beasiswa prestasi ini dapat menjadi alternatif lain

Tampilan halaman ini akan tampil jika admin memilih Menu Inputan Data Lokasi. Halaman ini digunakan admin untuk mendaftarkan data lokasi yang disesuaikan dengan

manager mengklik from hasil penilaian maka akan menampilkan halaman menu hasil penilaian yang digunakan untuk melihat hasil dari nasabah yang diterima atau

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis, perancangan dan pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Pangan Non Tunai di Desa Makamhaji

Tampilan menu utama untuk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ini terdiri dari menu Input Data Atribut

Pada form halaman metode AHP berisi tahapan-tahapan yang ada pada metode AHP. Pada saat user memilih menu Metode AHP, sistem akan menampilkan hasil perhitungan

Kesimpulan Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan penerima zakat fitrah dengan menggunakan metode AHP dapat di jadikan sebagai salah satu solusi dalam menyelesaikan permasalahan untuk

Blackbox Testing Admin Kondisi awal Kondisi yang diinginkan Kondisi Hasil Hasil Klik Menu Jenis Minat dan Bakat Masuk Ke Halaman Jenis Minat dan Bakat Masuk ke Halaman Jenis Minat