• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Ilmu Dakwah Sejarah Perkembangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Ilmu Dakwah Sejarah Perkembangan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Perkembangan

Ilmu Dakwah

Oleh:

1.

Annisaa Ayuriska

2.

Maizal Ferdi Efsya

3.

Ulfa Khairun Nisa

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau

2014/2015

Dosen Pembimbing

Pipir Romadi, S.Kom.I

Mata Kuliah

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.

Makalah ini dengan judul “Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah” dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Dakwah.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah dan mengingat keterbatasan ilmu yang ada. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terujudnya kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kepada Allah swt. Kami mohon ampun, semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca maupun penulis sendiri.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah.

Aktivitas dakwah sebenarnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan mengajak manusia ke jalan Allah, namun kajian akademik keilmuannya masih tertinggal dibandingkan dengan panjangnya sejarah dakwah yang ada. Sebagai sebuah realita, dakwah merupakan bagian yang senantiasa ada sebagai aktivitas keagamaan umat Islam. Sementara sebagai kajian keilmuan pastinya hal ini memerlukan spesifikasi yang berbeda dan persyaratan tertentu.

Dewasa ini terdapat beberapa fenomena yang kemudian menempatkan kesadaran umat bahwa dakwah sebagai suatu aktivitas keagamaan memang memiliki kekutan yang besar dalam membentuk kecendrungan masyarakat. Hal ini sekaligus menumbuhkan secara jelas dan tegas sehingga ilmu ini dapat memberikan inspirasi yang baik bagi kecendrungan masyarakat.

(4)

A. Sejarah Ilmu Dakwah

Sama seperti ilmu-ilmu yang lainnya ilmu dakwah sendiri memiliki sejarah pemikirannya sendiri,dan juga tahap-tahap perkembangannya. Ilmu dakwah sendiri juga tak bisa dipisahkan dari sejarah itu sendiri.

Sebenarnya dakwah itu sudah dimulai bahkan sejak dari jaman kenabian, mulai dari nabi adam hingga kepada nabi terakhir, Muhammad saw. Secara garis besar perkembangan ilmu dakwah dibagi secara berikut :

1. Tahap Konvensional

Tahap konvensional ditandai dengan aktivitas dakwah sebagai kewajiban setiap muslim terhadap agamanya. Yakni masih dalam bentuk kegiatan kemanusiaan yang berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan mengamalkan ajaran Islam yang dilakukan secara konvensional, artinya dalam pelaksanaanya belum mendasar pada metode ilmiah, akan tetapi berdasarkan pengalaman perorangan. Oleh karena itu tahapan ini juga disebut dengan tahapan tradisional. Menurut Amrullah Ahmad, pola dakwah pada periode ini didominasi oleh kesadaran amaliah (beribadah) , bukan konsep ilmiah meskipun faktanya telah banyak ulama yang menulis tentang dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar seperti Imam Ghazali dan tokoh semasanya, namun itu belum utuh dan baru sebatas embrio bagi munculnya Ilmu Dakwah.

2. Tahap sistematis

Tahap ini merupakan pertengahan antara tahap konvensional dan tahap berikutnya, yaitu tahap ilmiah. Pada tahap ini , dakwah yang ada dalam tahap konvesional diatas sudah dibicarakan secara khusus oleh berapa kalangan, sehingga muncul beberapa literature yang secara khusus membahas dakwah. Selain itu, tahap ini juga ditandai dengan adanya perhatian masyarakat yang lebih luas terhadap permasalahan dakwah islam. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya penyelanggaraan seminar dan diskusi. Dan pertemuan-pertemuan ilmiah lainnya yang secara khusus membicarakan masalah yang berkenaan dengan dakwah.

(5)

Pada tahap ini, dakwah telah berhasil tersusun sebagai ilmu pengetahuan dan telah memenuhi beberapa persaratan pokoknya, yaitu, objektif, metodik, universal, dan sistematis. Ini adalah berkat jasa para ulama dan para sarjana muslim yang telah mengkaji secara serius, baik dalam penelitian lapangan maupun penelitian keperpustakaan. Kajian mereka menghasilkan teori-teori dakwah. Dengan teori yang kuat, masyarakat mendirikan sarana dan prasarana pengembangannya melalui institusi perguruan tinggi, yaitu dengan adanya jurusan-jurusan yang berkonsentrasi terhadap dakwah.

Pada awal abad ke-20, pemikiran dakwah mulai dirintis menjadi disiplin ilmu pengetahuan. Pada tahun 1912 di Kairo telah didirikan sebuah lembaga yang bernama Dar al Da’wah wa al-Irsyad untuk mengahadang gerakan Kristenisasi. Lembaga ini kemudian ditutup karena perang dunia II. Tahun 1918, Syekh ‘Ali Mahfuzh disebut sebagai peletak dasar terciptanya Ilmu Dakwah dengan penerbitan kitabnya, Hidayah al-Mursyidin ila Thuruq al-Wa’zh wa al-Khithabah (Petunjuk bagi Orang-orang yang Mendapat Petunjuk Menuju Teknik Pemberian Nasihat).Di Indonesia, keberadaan ilmu dakwah tidak bisa lepas dari lembaga pendidikan yang mencetak pendakwah seperti madarasah, pesantren, dan perguruan tinggi agama islam di Indonesia. Sejak Islam masuk ke Indonesia, para Ulama dan Sultan telah memikirkan cara untuk menyebarkan Islam secara efektif, mulai dari dayah sebagai lembaga kader pendakwah, pesantren-pesanteren hingga perguruan tinggi agama islam di Indonesia dengan Ilmu Dakwah yang telah menjadi fakultas tersendiri, sehingga Ilmu Dakwah dapat dikembangkan secara leluasa hingga saat ini.

B. Urgensi Ilmu Dakwah

Dengan banyaknya dakwah yang disampaikan dengan bil hal (perbuatan), bil lisan (perkataan), bil qalam (tulisan-tulisan), bil kitabah (buku), dan lain-lain. Maka sangatlah penting bagi kita untuk mengembangkan ilmu dakwah itu sendiri yang memiliki fungsi mengubah lingkungan yang menanamkan nilai-nilai keadilan, persamaan, persatuan, perdamaian, kebaikan, dan keindahan. Dan juga dalam misi mengemban amar ma’ruf dan nahi mungkar.

(6)

Sejarah perkembangan pemikiran dalam dakwah islam yang bersifat falsafi, sebagaimana di kemukakan oleh Syukriadi Sambas dapat di kategorikan menjadi beberapa periode, yakni :

• periode nubuwat : periode nubuwat ini adalah periode yang pertama, di mana semua nabi mengemban tugas memanggil, menyeru mengajak manusia kejalan Allah Swt , dengan materi seruannya menyangkut “tauhidullah”

• khulafa al-rasyiddin :

• tabi’in : masa tabi’in dengan rijal dakwah utama said bin Musayyab, Hasan al-basri, Umar bin Abd al-Aziz, dan Abu Hanifah, keempata tokoh ini menekan kan proses ihtisab dengan memulai perbaikan pada diri sendiri, keluarga, kemudian perbaikan umat, pengembangan dakwah dengan surat, membina rasa takut kepada allah, bepegang teguh pada agama, dan memperhatikan umat non muslim (toleransi), pada periode ini penalarannya cendrung pada metode muhadditsin, dengan kecendrungan agak lebih berat kepada nash daripada naql, sebagaimana umumnya digunakan pada nalar mutakalimin.

• tabi’ al-tabi’in : periode ini pada tokoh tokoh-tokoh : Malik bin Anas , Syafi’i dan Imam Ahmad, periode inilah yang di sebut periode transisi. Kajian lebih berorientasi pada syariat sebagai pesan dakwah.

• tabi’ al-tabi’ al-tabi’in : era dimulainya era khalaf, sekitar 300 tahun setelah periode nubuwat berakhi. Pada masa inilah sudah terjadi munculnya aneka corak pemikiran di berbagai bidang kajian ke-islam-an sebagai hasil dari akumulasi interaksai antara budaya dalam perjalanan aktivitas dakwah sebagai aktualisasi dari pemikiran filosofis dakwah.

• Modern : periode ini ditandai dengan semangat pemikiran untuk mengembalikan ballance of power terhadap hegemoni barat. Pada era ini pulalah dakwah sebagai ilmu mandiri mulai menggeliat, dan muncul ke permukaan.

D. Perkembangan Ilmu Dakwah diIndonesia

(7)

Muhammad Amin behasil mengembangkan Dayah Cot Kala dalam mencetak pendakwah yang menyebarkan islan di penjuru nusantara.

Para kiai jawa juga mengemban misi yang sama dengan para ulama aceh, yakni mencetak pendakwah. Penting dicatat bahwa saat itu pendakwah lebih populer dari pad\a guru Agama.

Sebagai pendakwah, para ulama banyak menghabiskan waktunya untuk berkelana menyebarkan agama islam. Kita mendapatkan informasi dakwah Wali Songo dari artefak yang di tinggalkan dan cerita rakyat secara lisan.

Sebelum dakwah menjadi jurusan tersendiri, ia kerap dijadikan tema dalam perdebatan di media massa ilam maupun forum forum ilmiah, di padang sumatera barat, kaum modernis membuat sebuah majalah berbahasa melayu dengan nama Al-munir, majalah yang didirikan oleh Haji Abdullah Ahmad ini mengedepankan dakwah purifikatif (pemurnian tauhid) dan menyuarakan ide-ide metode pembaruan islam. Dari majalah Al-Munir tersebut, muncul beberapa majalah islam lainnya di indonesia.

Sebelum kemerdekaan ilmiah tentang dakwah islam masih dilakukan secara informal.para ulama masih berkunjung untuk membicarakan masa depan umat islam indonesia. Dalam hal ini, belum ada institusi pendidikan islam yang memberikan fasilitas untuk mengadakan forum ilmiah tentang dakwah, setelah perguruan tinggi agama islam (PTAIN) di bentuk oleh pemerintah pada tanggal 26 september 1951, dakwah menjadi slah satu jurusannya selain jurusan tarbiyah, setelah PTAIN berganti nama menjadi IAIN dakwah masih menjadi sebuah jurusan dibawah fakultas ushuluddin pada tahun 1960 hingga 1968.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Aziz, Moh. Prof. Dr. M.Ag. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Bertanggung jawab atas pencapaian tujuan perusahaan melalui pengolahan usaha dengan optimalisasi seluruh sumber daya secara efisioen, efektif dan sinergi dalam pengelolaan

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diambil adalah Bagaimana pandangan masyarakat dan para tokoh Desa Bendung, Kabupaten Gunungkidul mengenai diskon bunga

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Parbuluan IV ditemukan bahwa dari berbagai indikator faktor-faktor yang mempengaruhin kualitas pelayanan publik, para

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Beberapa hakim mediator dalam melakukan mediasi memang sudah mengikuti aturan PERMA dan pedoman perilaku mediator, (2) Problem yang

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu ketika menafsirkan ayat dalam surah Al- Baqarah di atas, menyatakan, “Maksud dari ayat ini adalah wajib bagi seorang ayah

Perkembangan produksi pepaya di Indonesia selama tahun 2014-2019 disajikan dalam bentuk grafik, untuk mempermudah melihat dan mengamati naik- turunnya perkembangan luas

Program Studi yang mengalami penurunan peminat itu terutama berada di fakultas/jurusan Ushuluddin (Prodi Aqidah Filsafat, Tafsir Hadits, dan Perbandingan Agama), Dakwah

suatu model estimasi biaya konstruksi pembangunan kantor pelayanan masyarakat di Kota Surabaya dengan mengambil sampel atau data sekunder dari 5 tahun kebelakang mulai