• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN P"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT

TANAMAN PADI MENGGUNAKAN

METODE FORWARD CHAINING

OLEH :

KELOMPOK IV (EMPAT)

1.

RISA GRACE OLIVIA GINTING

2.

ELISA PUTRI PURBA

3.

JEFRI DEKIA GULO

4.

YUSPINTER ZAI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN & INFORMATIKA

KOMPUTER PELITA NUSANTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini

dengan judul “SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA

TANAMAN PADI MENGGUNAKAN METODE FLOWARD CHAINING”.

Penulisan tugas ini adalah sebagai persyaratan yang wajib untuk

memenuhi salah satu syarat penilaian tugas matakuliah Sistem Pakar.

Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis telah banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya

tidak akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka dengan segenap

kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat

menyempurnakan penulisan ini sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk

pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Oktober 2016

Penulis

(3)

Daftar Isi

2.1.1 Pengertian Sistem Pakar ... 4

2.1.2 Fitur-fitur Sistem Pakar ... 5

2.1.3 Manfaat dan Kemampuan Sistem Pakar ... 6

2.1.4 Keterbatasan Sistem pakar ... 7

2.1.5 Ciri-ciri Sitem Pakar ... 8

2.1.6 Alasan Pengembangan Sistem Pakar ... 8

2.1.7 Arsitektur Sistem pakar ... 8

2.1.8 Representasi Pengetahuan ... 12

2.1.9 Kelebihan Sistem Pakar ... 17

2.1.10 Mekanisme Inferensi ... 18

2.2. Domain Permasalahan ... 19

2.2.1 Pengertian Padi ... 19

2.3. Alat Pengembang Sistem ... 19

2.3.1.1Visual Studio.NET... 19

2.3.1.2Microsoft Office Access ... 22

BAB III Analisis Dan Perancangan Sistem ... 24

(4)

3.1.1 Gambaran Umum ... 24

3.1.2 Spesifik Kebutuhan Perangkat Lunak ... 24

3.1.3 Kebutuhan Data ... 25

3.1.4 Kebutuhan Fungsi ... 28

3.1.5 Kebutuhan Antarmuka ... 32

3.2 Perancangan Data ... 33

3.2.1 Representasi Pengetahuan ... 33

3.2.2 Pembuatan Tabel Keputasan ... 33

3.2.3 Pembuatan Pohon Keputusan ... 34

3.2.4 Kaidah produksi ... 35

3.2.5 Mesin Inferensi ... 36

3.2.6 Perancangan Basis Data ... 38

3.2.7 Rancangan Sistem ... 39

BAB IV Hasil Dan Pengujian Sistem ... 42

4.1Hasil ... 42

4.2Desain antarmuka ... 42

4.3Pengujian sistem ... 47

BAB V Kesimpulan Dan Saran ... 50

5.1Kesimpulan ... 50

5.2Saran ... 50

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Padi merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.

Sebagian dari masyarakat kita sumber makanannya dapat berasal dari jagung,

sorghum, dan sagu. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut

gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Dalam praktek di

lapangan setiap penggunaan bibit baru sering menimbulkan atau mengundang

penyakit tanaman baru.

Hal yang sering terjadi, banyak kerugian yang diakibatkan karena adanya

penyakit tanaman yang terlambat untuk didiagnosis dan sudah mencapai tahap

yang parah dan penyebabkan terjadinya gagal panen. Sebenarnya setiap penyakit

tanaman tersebut sebelum mencapai tahap yang lebih parah dan meluas umumnya

menunjukkan gejala-gejala penyakit yang diderita tetapi masih dalam tahap yang

ringan dan masih sedikit. Tetapi petani sering mengabaikan hal ini karena

ketidaktahuannya dan menganggap gejala tersebut sudah biasa terjadi pada masa

tanam, sampai suatu saat timbul gejala yang sangat parah dan meluas, sehingga

sudah terlambat untuk dikendalikan. Ahli pertanian dalam hal ini mempunyai

kemampuan untuk menganalisa gejala-gejala penyakit tanaman tersebut, tetapi

untuk mengatasi semua persoalan yang dihadapi petani terkendala oleh waktu dan

banyaknya petani yang mempunyai masalah dengan tanamannya. Oleh karena itu,

pada penelitian ini akan dibuat suatu aplikasi sistem pakar yang memberikan

informasi mengenai penyakit tanaman dan dapat mendiagnosis gejala-gejala

penyakit tanaman, khususnya tanaman padi, sekaligus memberikan solusi

penanggulangannya, yang nantinya dapat digunakan untuk mengurangi atau

memperkecil resiko kerusakan tanaman. Implementasi sistem pakar ini dibuat

dengan menggunakan Visual Basic.NET.

Dengan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi dengan

Menggunakan Metode Forward Chaining diharapkan akan membantu masyarakat

(6)

tahu cara membasmi penyakit pada padi tersebut sehingga tidak mengalami gagal

panen.

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah memang merupakan salah satu bagian yang sangat

penting di dalam sebuah pembuatan sistem, sebab dengan adanya rumusan

masalah akan memudahkan untuk pembuatan sistem tersebut. Maka perumusan

masalah dalam sistem ini, yaitu sebagai berikut :

1) Bagaimana tatacara mendeteksi penyakit pada padi secara efektif

dengan menggunakan metode forward chaining?

2) Bagaimana membuat sistem pengambilan keputusan seperti apa yang

diperlukan untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami padi?

1.3. Batasan Masalah

Di dalam pembuatan sistem ini ada pula batasan masalah yang di buat,

yaitu sebagai berikut :

1) Tatacara mengenali penyakit yang sedang dialami padi sesuai dengan gejala yang dialami.

2) Tatacara penanggulangan penyakit padi.

3) Mendeteksi menyakit pada padi.

4) Metode yang digunakan adalah metode Forward Chaining.

1.4. Tujuan

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan dan yang telah di identifikasi

maka tujuan dari pembuatan sistem ini adalah :

1) Membantu mengetahui penyakit yang sedang di alami padi agar para

petani tidak mengalami gagal panen dan tahu bagaimana

mengatasinya.

2) Meningkatkan hasil panen petani sehingga panen para petani akan

(7)

1.5. Manfaat

Dari perancangan pembuatan sistem ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1) Mempermudah cara mengetahui penyakit yang sedang dialami padi.

2) Diharapakan dapat meningkatkan panen petani.

3) Mempermudah petani mengatasi penyakit yang sedang dialami oleh padi.

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

2.1.1 Pengertian Sistem Pakar

a. Menurut Durkin (dalam Sri Kusumadewi, 2003 : 109), sistem

pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk

memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan

oleh seorang pakar.

b. Menurut Giarratono dan Riley (dalam Anita Desiani dan

Muhammad Arhani, 2006 : 09) sistem pakar adalah sistem

komputer yang bisa melayani atau meniru kemampuan seorang

pakar.

Sistem pakar merupakan bagian software speasialisasi

tingkat tinggi atau bahasa pemrograman tingkat tinggi (High

Level Language), yang berusaha menduplikasi fungsi seorang

pakar dalam satu bidang keahlian tertentu. Program ini bertindak

sebagai konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu

lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan

pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar.

Dengan demikian seorang awam sekalipun bisa menggunakan

sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai persoalan yang

dihadapi.

Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam

bentuk Rule-Based Sistem, yang mana pengetahuan disimpan

dalam bentuk aturan-aturan dan biasanya berbentuk IF-THEN.

Sistem pakar dengan desain yang benar dan sejumlah

komponen yang saling bekerja sama untuk membentuk suatu

kesatuan integrasi, akan dapat digunakan oleh orang awam untuk

membantu memecahkan masalah tertentu dan bagi seorang ahli,

sistem pakar dapat dijadikan alat untuk menunjang aktivitasnya

(9)

Menurut Durkin (dalam Muhammad Arhami, 2005 : 6),

seorang pakar dengan sistem pakar memiliki banyak perbedaan.

Berikut ini table perbandingan kemampuan antara sorang pakar

dengan sistem pakar.

Tabel 2.1. Perbedaan pakar manusia dengan sistem pakar

Fitur Pakar Manusia Sistem Pakar

Mortalitas Ya Tidak

Transfer pengetahuan Sulit Mudah

Dokumentasi pengetahuan Sulit Mudah

Konsistensi keputusan Rendah Tinggi

Unit biaya pengguna Tinggi Rendah

Kreativitas Tinggi Rendah

Adaptabilitas Tinggi Rendah

Lingkup pengetahuan Luas Sempit

Tipe pengetahuan Umun dan teknis Teknis

Isi pengetahuan Pengalaman Simbol

2.1.2 Fitur-fitur sistem pakar

Sistem pakar harus memiliki fitur berikut (TUR2005):

1) Keahlian. Sistem pakar harus memiliki keahlian yang akan

memungkinkan sistem membuat keputusan tingkat pakar.

Sistem harus menampilkan performa pakar dan kekuatan yang

cukup.

2) Pertimbangan Simbolik. Pengetahuan harus direpresentasikan

secara simbolik, dan mekanisme pertimbangan primer juga

harus simbolik. Mekanisme pertimbangan simbolik biasanya

menyertakan backward chaining dan forward chaining, yang

akan dideskripsikan pada bagian selanjutnya.

3) Deep knowledge (kedalaman pengetahuan). Basis pengetahuan

harus berbasis pengetahuan yang kompleks yang tidak mudah

(10)

4) Self-knowledge. Sistem pakar harus dapat menganalisis

pertimbangannya sendiri dan menjelaskan mengapa dicapai

suatu kesimpulan.

2.1.3 Manfaat dan Kemampuan Sistem Pakar

Adapun manfaat dan kemampuan Sistem pakar [TUR2005], adalah

sebagai berikut :

1) Meningkatkan output dan produktifitas.

2) Menurunkan waktu pengambilan keputusan.

3) Meningkatkan kualitas proses dan produk.

4) Mengurangi downtime.

5) Menyerap keahlian langka.

6) Fleksibilitas.

7) Operasi peralatan yang lebih mudah.

8) Eliminasi kebutuhan peralatan yang mahal.

9) Operasi dilingkungan yang berbahaya.

10) Aksesibilitas ke pengetahuan dan help desk

11) Kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak

lengkap/tidak pasti.

12) Kelengkapan pelatihan.

13) Peningkatan pemecahan masalah dan pengamblan keputusan.

14) Meningkatkan proses pengambilan keputusan.

15) Meningkatkan kualitas keputusan.

16) Kemampuan untuk memecahkan persoalan kompleks.

17) Transfer pengetahuan ke lokasi terpencil.

Sistem konvensional berbeda dengan sistem pakar, berikut adalah

perbandingan sistem konvensional dan sistem pakar [TUR2005]:

Tabel 2.2 Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar

Sistem Konvensional Sistem Pakar

Informasi dan pengolahannya biasanya digabungkan dalam satu program berurutan.

Basis pengetahuan secara nyata dipisahkan dari mekanisme pengolahan (inferensi).

Program tidak melakukan kesalahan (programer atau pengguna yang

(11)

melakukan kesalahan).

Biasanya tidak menjelaskan mengapa data input diperlukan atau bagaimana kesimpulan dihasilkan.

Penjelasan adalah bagian dari sebagian besar ES.

Memerlukan semua data input. Berfungsi dengan tidak tepat jika ada data yang hilang kecuali jika telah dirancang demikian.

Tidak memerlukan semua fakta awal. Biasanya dapat tiba pada kesimpulan yang masuk akal sekalipun ada fakta yang hilang. Perubahan dalam program sangat

membosankan (kecuali dalam DOS).

Perubahan dalam aturan mudah dilakukan.

Sistem beroperasi hanya jika telah lengkap.

Sistem dapat beroperasi dengan hanya sedikit aturan.

Eksekusi dilakukan pada basis algoritma langkah demi langkah.

Eksekusi dilakukan dengan menggunakan heuristik dan logika.

Manipulasi efektif pada database besar.

Manipulasi efektif pada basis pengetahuan besar.

Representasi dan penggunaan data. Representasi dan penggunaan pengetahuan.

Efisiensi biasanya menjadi tujuan utama. Efektivitas penting hanya untuk DSS.

Efektivitas adalah tujuan utama.

Mudah menangani data kuantitatif. Mudah menangani data kualitatif. Menggunakan representasi data

numerik.

Menggunakan representasi pengetahuan simbolik dan numerik.

Menyerap, memperbesar, dan mendistribusikan akses ke data atau informasi numerik.

Menyerap, memperbesar, dan mendistribusikan akses ke penilaian atau pengetahuan.

2.1.4 Keterbatasan Sistem Pakar

Adapun kelemahan Sistem pakar [TUR2005], adalah sebagai

berikut:

1. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.

2. Akan sulit mengekstrak keahlian dari manusia.

3. Pendekatan tiap pakar pada suatu penilaian situasi mungkin

berbeda tetapi benar.

4. Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi, untuk

mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berada

dalam tekanan waktu.

(12)

6. ES bekerja dengan baik hanya dalam domain pengetahuan

sempit.

7. Kebanyakan pakar tidak memiliki sarana mandiri untuk

memeriksa apakah kesimpulannya masuk akal.

8. Kosa kata yang digunakan pakar untuk menyatakan fakta dan

hubungan.

2.1.5 Ciri-ciri Sistem Pakar

Memiliki informasi yang handal

Mudah dimodifikasi

• Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak sempurna) untuk memndapatkan penyelesaiannya.

Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

Memiliki kemampuan untuk beradaptasi

2.1.6 Alasan Pengembangan Sistem Pakar

Sistem pakar sendiri dikembangkan lebih lanjut dengan alasan

[KUS2006]:

• Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.

• Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.

Seorang pakar akan pensiun atau pergi (meninggal dunia).

Pengetahuan seorang pakar mahal nilainya.

• Kepakaran dibutuhkan juga pada situasi yang kurang mendukung.

2.1.7 Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan

pengembangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan

digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan

Sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan pengguna bukan

(13)

  a. Pakar

Merupakan orang yang memiliki pengetahuan, penilaian,

pengalaman dan metode khusus, serta kemampuan untuk

menerapkan bakat ini dalam memberikan nasihat dan

memecahkan persoalan.

b. Akuisisi Pengetahuan

Merupakan akumulasi, transfer dan transformasi keahlian

pemecahan masalah dari pakar atau sumber pengetahuan

terdokumentasi ke program komputer, untuk membangun atau

memperluas basis pengetahuan. Sumber pengetahuan potensial

antara lain pakar manusia, buku teks, dokumen multimedia,

database (publik dan privat), laporan riset khusus dan informasi

yang terdapat dalam Web.

c. Knowledge Engineer

Yaitu seorang spesialis sistem yang menterjemahkan pengetahuan

yang dimiliki seorang pakar menjadi pengetahuan yang akan

tersimpan dalam basis pengetahuan pada sebuah sistem pakar.

d. Basis Pengetahuan

Berisi pengetahuan relevan yang diperlukan untuk memahami,

merumuskan, dan memecahkan persoalan. Basis pengetahuan

mencakup dua elemen dasar, yaitu :

(14)

rule atau aturan khusus yang mengarahkan penggunaan pengetahuan untuk memecahkan persoalan khusus dalam

domain tertentu (referensi logika, misalnya, antara gejala dan

penyebab).

e. Perbaikan Pengetahuan

Pakar manusia memiliki sistem perbaikan pengetahuan, yakni

mereka dapat menganalisis pengetahuannya sendiri kegunaannya,

belajar darinya, dan meningkatkannya untuk konsultasi

mendatang. Serupa pula, evaluasi tersebut diperlukan dalam

pembelajaran komputer sehingga program dapat menganalisis

alasan keberhasilan atau kegagalannya. Hal ini dapat mengarah

kepada peningkatan sehingga menghasilkan basis pengetahuan

yang lebih akurat dan pertimbangan yang lebih efektif. Dengan

komponen ini, pakar mampu menganalisis kinerja dari Sistem

pakar, belajar daripadanya, dan meningkatkannya pada konsultasi

selanjutnya.

f. Mesin Inferensi

Merupakan otak dari Sistem pakar. Komponen ini sebenarnya

adalah program komputer yang menyediakan metodologi untuk

reasoning (pertimbangan) mengenai informasi dalam basis

pengetahuan dan dalam ”workplace”, dan digunakan untuk

merumuskan kesimpulan. Mesin Inferensi mempunyai 3 elemen

utama, yaitu :

Interpreter adalah elemen yang mengeksekusi item agenda

yang dipilih dengan mengaplikasikannya pada basis

pengetahuan rule yang berhubungan.

Scheduler adalah elemen yang menjaga kontrol di sepanjang

agenda. Memperkirakan akibat dari pengaplikasian rule

inferensia yang menampakkan prioritas item atau kriteria lain

pada agenda.

Consistency enforcer adalah elemen yang mencoba menjaga

(15)

g. Workplace

Merupakan area kerja memori yang disimpan sebagai database

untuk deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input

digunakan juga untuk perekaman hipotesis dan keputusan

sementara. Tiga tipe keputusan dapat direkam dalam workplace:

rencana (bagaimana mengatasi persoalan), agenda (tindakan

potensial sebelum eksekusi), dan solusi (hipotesis kandidat dan

arah tindakan alternatif yang telah dihasilkan sistem sampai

dengan saat ini).

Perhatikan contoh berikut: Pada saat mobil Anda mengalami

kerusakan, Anda memasukkan gejala kerusakan ke dalam

komputer untuk disimpan dalam workplace, komputer kemudian

menyarankan Anda melakukan beberapa pemeriksaan tambahan

(misalnya, perhatikan apakah baterai Anda terhubung dengan

tepat) dan laporkan hasilnya. Informasi ini direkam dalam

workplace.

h. Fasilitas Penjelasan

Ini adalah kemampuan penelusuran kebenaran dari konklusi yang

didapat dari sumber-sumbernya. Hal ini krusial untuk

transformasi kepakaran dan penyelesaian masalah. Komponen ini

mampu menelusuri kebenaran dan untuk menerangkan perilaku

Sisem Pakar secara interaktif, menjawab pertanyaan seperti:

Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh Sistem pakar?

Bagaimana konklusi tertentu dicapai? Mengapa alternatif tertentu

ditolak?

Rencana apakah yang ada untuk mencapai solusi? Dan apa-apa

saja selanjutnya yang harus dilakukan sebelum diagnosis final

dapat ditentukan?

i. Antarmuka (Interface)

Sistem pakar berisi prosesor bahasa untuk komunikasi

berorientasi persoalan yang mudah antara pengguna dan

(16)

alami. Dikarenakan batasan teknologi, maka kebanyakan sistem

yang ada menggunakan pendekatan pertanyaan dan jawaban

untuk berinteraksi dengan pengguna.

j. Aksi yang direkomendasikan

Merupakan saran atau solusi yang direkomendasikan untuk

permasalahan yang sedang dihadapi oleh user.

k. User, Umumnya user yang dimaksud ini adalah :

Klien (yaitu bukan pakar) yang menginginkan advis/nasehat.

Di sini Sistem pakar bertindak seperti seorang konsultan atau

penasehat.

Learner (pelajar) untuk mempelajari bagaimana Sistem pakar

menyelesaikan permasalahan. Disini Sistem pakar bertindak

sebagai seorang instruktur.

• Pembangun Sistem pakar yang ingin meningkatkan basis pengetahuannya. Di sini Sistem pakar bertindak sebagai

seorang rekan.

• Pakar. Di sini Sistem pakar bertindak sebagai seorang kolega atau asisten.

2.1.8 Representasi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model

mental yang menggambarkan obyek dengan tepat dan merepresentasikannya

dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu obyek [MAR1988].

Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk

mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis

pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat

penting problema dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur

pemecahan problema.

2.1.8.1 Tabel Keputusan

Pengetahuan relasi dapat pula direpresentasikan dalam tabel

(17)

format spreadsheet menggunakan kolom dan baris. Tabel dibagi

menjadi dua bagian. Pertama, dikembangkan suatu daftar atribut, dan

untuk tiap aribut dirinci semua kemugkinan nilai. Kemudian daftar

kesimpulan dikembangkan. Akhirnya, kombinasi atribut yang

berbeda dissuaikan terhadap kesimpulan.

Pengetahuan untuk tabel dikumpulkan dalam sesi akuisisi

pengetahuan. Setelah terbentuk, pengetahuan dalam tabel dapat

digunakan sebagai input untuk metode representasi pengetahuan

yang lain. Tidak mungkin melakukan inferensi dengan hanya tabel

domain kecuali pada saat digunakan induksi aturan.

2.1.8.2 Pohon Keputusan

Pohon keputusan dihubungkan ke tabel dan populer di

banyak tempat. Pohon ini terdiri dari node yang menyatakan tujuan

dan link yang menyatakan keputusan. Manfaat utama pohon

keputusan adalah dapat menyederhanakan proses akuisisi

pengetahuan. Pohon keputusan dapat dengan mudah diubah ke

aturan. Berikut adalah contoh dari pohon keputusan.

  Gambar 2.2 contoh pohon keputusan

Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang

sederhana atau kompleks, tergantung dari masalahnya [SCH1989]

(18)

1) Logika (logis)

Logika adalah bentuk representasi pengetahuan yang paling tua.

Proses logika adalah proses membentuk kesimpulan atau

menarik suatu inferensi berdasarkan fakta yang telah ada. Input

dari proses logika berupa premis atau fakta-fakta yang diakui

kebenarannya sehingga dengan melakukan penalaran pada

proses logika dapat dibentuk suatu inferensi atau kesimpulan

yang benar pula.

Ada 2 penalaran yang dapat dilakukan untuk mendapat

konklusi:

• Penalaran Deduktif

Penalaran dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan

konklusi yang lebih khusus.

Contoh:

Premis Mayor : jika bulir padi hampa (kosong)

berarti terserang hama walang

langit

Premis Minor : Bulir padi hampa

Konklusi : Oleh karena itu padi terserang

hama walang sangit

• Penalaran Induktif

Penalaran dimulai dari fakta-fakta khusus

untukmendapatkan kesimpulan umum.

Contoh :

Premis-1 : Penyakit blas adalah penyakit berbahaya

Premis-2 : Penyakit gosong adalah penyakit berbahaya

Premis-3 : Penyakit bercak daun adalah penyakit berbahaya

(19)

2) Jaringan semantik (semantic nets)

Jaringan semantik merupakan jaringan data dan informasi, yang

menunjukan hubungan antar berbagai objek dimana informasi yang

terhubung tersebut adalah informasi yang proporsional (suatu

pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah). Dalam matematika,

istilah jaringan semantik merupakan suatu label atau graph berarah.

Struktur jaringan semantik terdiri dari node atau simpul dan

busur atau arc yang menghubungkannya. Simpul menyatakan objek

sedangkan busur menyatakan links. Links dari jaringan semantik

digunakan untuk menunjukkan hubungan (relationship) antar

simpul-simpul tersebut.

Gambar 2.3 adalah contoh dari suatu salah satu jaringan semantik

dalam bidang penyakit padi

  Gambar 2.3 Implementasi jaringan semantik untuk penyakit padi

Pada gambar 2.3 ditunjukan bahwa simpul penyakit blast memiliki

link dengan label “Jenis dari” ke simpul penyakit padi, hubungan

tersebut menunjukan bahwa penyakit blast merupakan salah satu

jenis penyakit padi. Sedangkan penyakit padi itu sendiri memiliki

link dengan label “Termasuk” ke simpul Penyakit berbahaya,

sehingga hubungan tersebut menunjukan bahwa penyakit blast

merupakan salah satu jenis penyakit padi, serta merupakan penyakit

yang berbahaya. Di sisi lain simpul penyakit blast memiliki link

dengan label “gejalanya” ke simpul bulir kosong, hubungan tersebut

menunjukan bahwa bulir kosong merupakan salah satu gejala dari

(20)

3) Bingkai (frame)

Bingkai adalah struktur data yang mengandung semua

informasi/pengetahuan yang relevan dari suatu obyek. Pengetahuan

ini diorganisasi dalam struktur hirarkis khusus yang memungkinkan

pemrosesan pengetahuan. Bingkai merupakan aplikasi dari

pemrograman berorientasi obyek dalam AI dan Sistem Pakar.

Pengetahuan dalam bingkai dibagi-bagi ke dalam slot atau atribut

yang dapat mendeskripsikan pengetahuan secara deklaratif ataupun

prosedural. Contohnya adalah bingkai untuk merepresentasikan

pengetahuan mengenai gajah:

Mamalia

4) Kaidah produksi (production rule)

Pada pengetahuan ini disajikan dalam aturan-aturan yang

berbentuk pasangan keadaan-aksi (condition-action): “IF keadaan

terpenuhi atau terjadi THEN suatu aksi akan terjadi”. Sistem Pakar

yang basis pengetahuannya disajikan dalam bentuk aturan produk

(21)

terdiri atas banyak bagian, demikian pula dengan aksi. Urutan

keduanya juga dapat dipertukarkan letaknya.

Contoh : Gejala Hama Walang Sangit

Kaidah 1 : IF Bulir padi hampa (kosong)

THEN terserang hama walang sangit

Kaidah 2 : IF Daun busuk

THEN terserang hama walang sangit

Kaidah 3 : IF Bulir padi hampa (kosong) AND Daun busuk

THEN terserang hama walang sangit

ELSE tidak terserang hama walang sangit

5) Object-Atribut-Value (OAV)

Object dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Attribute

adalah karakteristik atau sifat dari object tersebut. Values (nilai) –

besaran/nilai/takaran spesifik dari attribute tersebut pada situasi

tertentu, dapat berupa numeric, string atau bolean. Sebuah object

bias memiliki beberapa attribute, biasa disebut OAV Multi-attribute.

Contoh representasi pengetahuan dengan OAV ditunjukkna pada

tabel

Object Atrribute Value

Mangga Warna Hijau, orange

Mangga Berbiji Tunggal

Mannga Rasa Asam, manis

Pisang Warna Hijau, kuning

Tabel 2.3 Representasi pengetahaun dengan OAV

2.1.9 Kelebihan Sistem Pakar

1. Orang awam bisa menggunakannya

2. Melestarikan keahlian sorang pakar

3. Mamapu beroperasi dalam llingkan yang berbahaya

4. Kemampuan dalam mengakses pengetahuan

(22)

6. Media pelengkap dalama penelitian

7. Menghemat waktu dalam mengambil suatu keputusan

8. Proses secara otomatis

9. Keahlian sama dengan seorang pakar

10.Produktifitas (Rahmat, 2005)

2.1.10Mekasnisme Inferensi

1. Pelacakan ke depan (Forward Chaining)

Pelacakan ke depan (Forward Chaining). Pelacakan ke depan

(Forward Chaining) merupakan strategi pencarian dari sekumpulan

data atau fakta, dari data-data tersebut dicari suatu kesimpulan yang

menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi. Forward Chaining

memulai proses pencarian dengan data sehingga startegi ini disebut

juga data-driven.

Gambar 2.3 Pelacakan ke depan

2. Pelacakan ke Belakang (Backward Chaining)

Backward Chaining merupakan strategi pencarian yang arahnya

kebalikan dari forward chaining. Proses pencarian dimulai dari

tujuan, yaitu kesimpulan yang menjadi solusi permasalahan yang

dihadapi. Mesin inferensi mencari kaidah-kaidah dalam basis

pengetahuan yang kesimpulannya merupakan solusi yang ingin

dicapai, kemudian dari kaidah-kaidah yang diperoleh,

masing-masing kesimpulan dirumut balik jalur yang mengarah ke

kesimpulan tersebut. Jika informasi-informasi atau nilai dari

atribut-atribut yang mengarah ke kesimpulan tersebut sesuai dengan data

yang diberikan maka kesimpulan tersebut merupakan solusi yang

dicari. Rumut balik (Backward Chaining) memulai proses pencarian

(23)

Gambar 2.4 Pelacakan ke belakang

2.2 Domain Permasalahan

2.2.1 Pengertian Padi

Padi atau yang memiliki nama latin Oryza sativa merupakan sumber

utama makanan pokok masyarakat kebanyakan. Sehingga setiap hal yang

berdampak pada hasil panenya harus terus dipantau . Hal yang sering

mengakibatkan dampak parah yaitu adanya penyakit dan hama. Hal yang

harus ditekankan adalah mencegah penyebaran penyakit tersebut. Sehingga

dari masalah tersebut sudah menjadi perhatian pemerintah.(Tjahjono, 2003).

2.3 Alat Pengembang Sistem

2.3.1 Visual Studio.NET

Visual Studio.NET adalah Repid Integrated Development Environmen

yang dapat diartikan sebagai tool atau alat bantu yang menyediakan

lingkungan pemrograman terintegrasi bagi developer dalam membangun

aplikasi secara terpadu dan visual secara cepat. Sebelum Visual Studio

merupakan IDE yang terpisah antara bahasa pemrograman yang berbeda

(Visual C++ 6, Visual Basic 6), tetapi saat ini Visual Studio.NET

menyediakan lingkungan pembuatan aplikasi untuk berbagai bahasa

pemrograman dengan tampilan dan lingkungan pemrograman sama persis.

Bahasa pemrograman utama yang didukung oleh Visual Studio adalah Visual

Basic.NET, Visual C++.NET, dan Visual C#.NET. (Budiharto, widodo.

2006)

2.3.1.1Visual Basic.NET

Visual Basic.NET adalah generasi penerus Visual Basic 6 dari

(24)

Windows, Web Services da aplikasi web dengan ASP.NET secara

cepat dan mudah. Visual Basic memiliki banyak fasilitas baru dan

ditingkatkan seperti inheritance, interface dan overloading yang

menjadikannya bahasa pemrograman berorientasi objek yang tangguh.

Fasilitas lain adalah threading dan penanganan exception yang

terstruktur. Visual Basic terintegrasi penuh dengan .NET Framework

dan common language runtime yang bersama-sama menyediakan

interaksi dengan pemrograman lain, garbage collection, security yang

baik dan dukungan versioning.

Visual Basic.NET memiliki perbedaan dengan versi

sebelumnya, sehingga memerlukan usaha dan waktu bagi programmer

Visual Basic sebelumnya untuk berpindah. Namun karena sebagian

besar konsep dan sintaks masih sama, tentunya waktu dan usaha yang

diperlukan tidaklah menyulitkan.

1. Visual Basic Menyediakan fasilitas untuk membangun

beberapa projek, termasuk :

a. Aplikasi Windows

b. Class Library

c. Windows Control Library

d. Aplikasi Web ASP.NET

Selain itu visual basic juga menawarkan berbagai kemudahan

dalama mengelola semua database. Kemudahan ini masih ditambah

lagi dengan tersedianya sarana dan peranti yang lengkap.

(25)

Gambar 1.2 Tampilan Awal Visual Basic.NET

Gambar 2.6 Lembar Kerja Visual Basic.NET

2.3.1.2Sejarah Singkat Visual Basic.NET

Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis softwarenya

dengan mengembangkan interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800,

untuk kemudian ia ubah agar dapat berjalan diatas IBM PC dengan

system operasi DOS. Perkembangan berikutnya ialah diluncurkannya

BASICA (basic-advanced) untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft

meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga

sebagai Basic Compiler). Sejarah BASIC ditangan Microsoft sebagai

bahasa yang di interpretasi (BASICA) dan juga bahasa yang dikopilasi

(BASCOM) membuat Visual Basic diimplementasikan sebagai

gabaungan keduanya.

Visual Basic diperkenalkan pertama kali tahun 1991 yaitu

program Visual Basic untuk DOS dan Windows. Visual Basic 3.0

dirilis tahun 1993, Visual Basic 4.0 dirilis pada akhi tahun 1995

(tambahan dukungan untuk aplikasi 32 bit), sementara Visual Basic

6.0 dirilis pada tahun 1998. 11 Juli 2000: Microsoft menyampaikan

Tool Platform .NET untuk XML Web Services. Dalam pidatonya yang

ditujukan pada acara Microsoft Professional Developers Conference

(PDC) 2000 yang kedelapan, Paul Maritz, wakil presiden kelompok

dari Platform Group di Microsoft, memperlihatkan Microsoft .NET

Framework dan Microsoft Visual Studio .NET. Visual Studio.NET

menyediakan dukunngan untk pengembang drag-and-drop terhadap

(26)

menyediakan produktivitas yang tinggi kepada para pengembang,

suatu lingkungan yang terdiri dari banyak bahasa untuk pembangunan,

pengantaran, dan pengintegrasian XML Web Services pada plaform

Microsoft.NET (http://id.wikipedia.org/wiki/Visual_Basic)

2.3.1.3Komponen Penting dari Visual Basic.NET

Komponen penting dari Visual Basic.NET antara lain adalah:

1. Start Page

2. Menu

3. Toolbar

4. Form Designer

5. Solution Explorer

6. Toolbox

7. Properties Windows

8. Object Browser

9. Help

2.3.2 Microsoft Office Access

Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah

sebuah program aplikasi basis data komputer relasional yang

ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga

menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa

aplikasi Microsoft Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft

Excel, dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin

basis data Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan

tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna.

Microsoft Access dapat menggunakan data yang disimpan di

dalam format Microsoft Access, Microsoft Jet Database

Engine,Microsoft SQL Server, Oracle Database, atau semua kontainer

basis data yang mendukung standar ODBC. Para

(27)

mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara

para programmer yang kurang mahir dapat menggunakannya untuk

mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang sederhana. Access

juga mendukung teknik-teknik pemrograman berorientasi objek, tetapi

tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman

(28)

BAB III

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Kebutuhan

Pada bab ini menjelaskan gambaran umum dari sistem yang akan

dibangun, kebutuhan data, kebutuhan fungsi dan kebutuhan antarmuka dari sistem

pakar untuk mengidentifikasi penyakit padi.

3.1.1 Gambaran Umum

Peranan seorang pakar penyakit padi sangat dibutuhkan terutama bagi

para petani yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit

padi. Sangat disayangkan jika petani hanya bisa menanam saja tanpa

mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi penyakit padi beserta cara

menanggulanginya. Sementara itu jika petani harus berkonsultasi dahulu

dengan seorang pakar akan memakan waktu yang cukup lama serta harus

mengeluarkan biaya lebih untuk membayarnya. Keadaan akan berbeda jika

petani mempunyai cukup pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana

cara mengidentifikasi penyakit padi serta cara menanggulanginya.

Petani akan dapat segera mengatasi permasalahan saat padi

menunjukkan gejala-gejala terserang penyakit sebelum menjadi lebih parah.

3.1.2 Spesifik Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi kebutuhan fungsional dari perangkat lunak ini adalah:

1. Daftar penyakit, berisi daftar jenis-jenis penyakit padi.

2. Konsultasi, proses tanya jawab antara user dengan sistem untuk

mengidentifikasi penyakit padi dan untuk memastikan jenis

penyakit apa yang menyerang tanaman padi.

3. Login admin, hanya administrator yang memiliki hak untuk

menggunakan aplikasi ini, karena hanya administrator yang

mengetahui username dan password yang sesuai dengan database.

4. Entry penyakit, meliputi proses meng-input, meng-edit dan

(29)

5. Entry gejala, meliputi proses meng-input, meng-edit dan

menghapus data gejala penyakit padi.

6. Entry basis aturan, meliputi proses meng-input, meng-edit dan

meng-hapus data aturan.

3.1.3 Kebutuhan Data

Kebutuhan data dalam sistem pakar mengidentifikasi penyakit padi

yaitu akuisisi pengetahuan. Akuisisi pengetahuan merupakan suatu proses

untuk mengumpulkan data pengetahuan akan suatu masalah dari pakar

(wawancara dari seorang pakar, dari buku, artikel dari internet dan lain

sebagainya). Data yang digunakan dalam identifikasi penyakit padi ini adalah

dari internet. Berikut ini adalah nama penyakit padi beserta gejala dan

solusinya :

1. Penyakit Kresek

Gejala:

• Daun pertama dan kedua berwarna hijau pucat, kemudian layu seperti disiram air panas

• Terdapar bercak kuning pada daun yang dimulai dari ujung daun kemudian menjalar ke bawah

Solusi:

• Menanam varietas yang resisten, mengadakan rotasi tanaman dan memusnahkan tanaman yang telah terserang.

2. Penyakit Blast

Gejala:

• Bulir padi hampa (kosong)

• Daun busuk yang dimulai dengan adanya bercak berbentuk belahketupat kemudian bercak maeluas menuruti urat tulang

daun, kadang-kandang beberapa bercak daun bergabung menjadi

satu seperti terbakar (malai belum keluar)

(30)

• Pangkal batang tanaman mengkerut, berwarna coklat kehitamandan mudah rebah

Solusi:

• Penyakit ini dikendalikan melalui penanaman varietas tahan

secara bergantian untuk mengantisipasi perubahan ras blas yang

sangat cepat dan pemupukan NPK yang tepat. Penanaman

dalam waktu yang tepat serta perlakuan benih dapat pula

diupayakan. Bila diperlukan pakai fungisida yang berbahan aktif

metil tiofanat, fosdifen, atau kasugamisin.

3. Penyakit Bercak Daun

Gejala:

• Terdapat bercak pada daun, pelepah daun, malai dan bulir padi

• Jumlah malai sedikit

• Tanaman mati Solusi:

• Memotong dan membakar bagian tanaman yang terserang, mengurangi kelembaban dengan membersikan gulma di sekitar

tanaman.

4. Penyakit Gosong (smut)

Gejala:

• Terjadi gumpalan besar berwarna hitam pada buah Solusi:

• Mengumpulkan dan membakar bagian tanaman yang terserang. 5. Penyakit Busuk Batang

Gejala:

• Pelepah daun terlihat bercak basah berbentuk bulat, bercak membesar dengan bagian tengah berwarna abu-abu dan bagian

tepi berwarna coklat

(31)

Solusi:

• Pemupukan tanaman dengan dosis 250 kg urea, 100kg SP36,

dan 100 kg KCl per ha dapat menekan perkembangan penyakit.

Untuk mengurangi penyebaran lebih luas lagi, keringkan

tanaman sampai saat panen tiba. Cara pencegahan penyakit ini

antara lain adalah: tunggultunggul padi sesudah panen dibakar

atau didekomposisi, keringkan petakan dan biarkan tanah

sampai retak sebelum diari lagi, gunakan pemupukan

berimbang; pupuk nitrogen sesuai anjuran dan pemupukan K

cenderung dapat menurunkan infeksi penyakit, gunakan

fungisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif belerang atau

difenokonazol.

6. Penyakit Virus Kerdil Rumput

Gejala:

• Tanaman kerdil

• Daun pendek

• Jumlah anakan lebih banyak

• Tidak menghasilkan malai Solusi:

• Pemilihan bibit yang unggul jika sudah terserang segera musnahkan atau pengendalian dilakukan terhadap vektornya

yaitu wereng coklat Nilaparvata lugens.

7. Penyakit Virus Tungro

Gejala:

• Warna daun menjadi kuning sampai coklat yang dimulai dari ujung daun

• Pembentukan dan perkembangan akar terhambat

• Pembentukan bunga tertunda

• Waktu panen tertunda Solusi:

• Pergiliran varietas tahan yang memiliki tetua berbeda,

(32)

sumber tanaman sakit, dan penekanan populasi wereng hijau

dengan insektisida. Beberapa varietas tahan tugro antara lain

Tukad Petanu, Tukad Unda, Tukad Balian, Kalimas, dan

Bondoyudo. Beberapa cara yang juga dapat dilakukan adalah:

mengatur waktu tanam serempak minimal 20 ha luasan sawah,

menanam bibit pada saat yang tepat, yaitu dengan menanam

bibit sebulan sebelum puncak, kepadatan wereng hijau tercapai,

menanam dengan cara jajar legowo, pada saat tanaman umur 2-3

minggu setelah tanam bila dijumpai 2 tanaman bergejala lebih

dari 10 rumpun segera aplikasikan insektisida yang efektif

mematikan wereng hijau, dan sawah jangan dikeringkan,

biarkan kondisi air pada kapasitas lapang agar wereng hijau

tidak aktif berpencar menyebarkan tungro.

8. Penyakit Virus Kerdil Kuning

Gejala:

• Bulir padi hampa (kosong)

• Terjadi perubahan warna daun menjadi kuning kehijau-hijauansampai kuning keputihan

Solusi:

• Pemusnahan serangga vector dan penanaman varietas yang tahan dan membakar tanaman yang telah terserang.

3.1.4 Kebutuhan Fungsi

Pada subbab ini akan dijelaskan tentang fungsi/proses dari sistem pakar

untuk mengidentifikasi penyakit padi.

1. Data Contex Diagram

Data Context Diagram (DCD) disebut juga DFD level 0, karena

merupakan data arus awal. DCD ini memiliki sebuah proses yaitu:

(33)

  2. DFD Level 1

DFD level 1 merupakan penjabaran dari proses DCD. Pada DFD

level 1 ini mempunyai dua proses yaitu proses pada menu user dan

proses pada menu admin. Menu user ditujukan untuk pengguna biasa

agar dapat melakukan proses konsultasi. Sedangkan menu admin

ditujukan untuk seorang admin yang memiliki data nama dan password

yang sesuai dengan yang ada di database sehingga dapat mengedit dan

menambah pengetahuan pada sistem. Berikut adalah gambar DFD

Level 1:

   

3. DFD Level 2 Proses 1

DFD level 2 proses 1 merupakan penjabaran dari DFD level 1

menu user. Pada DFD level 2 proses 1 ini memiliki dua proses yaitu

(34)

a. Proses daftar penyakit, user dapat mengetahui semua gejala

dan solusi berdasarkan penyakitnya.

b. Proses konsultasi, user akan diminta untuk menjawab semua

pertanyaan yang akan diajukan oleh sistem.

Berikut adalah gambar DFD Level 2 proses 1:

4. DFD Level 2 proses 2

DFD level 2 proses 2 pada gambar 3.4 merupakan proses untuk

seorang admin, meliputi login admin, entry penyakit, entry gejala, dan

entry basis aturan.

Berikut adalah penjelasannya:

a. Login admin, hanya administrator yang memiliki hak untuk

menggunakan aplikasi ini, karena hanya administrator yang

mengetahui username dan password yang sesuai dengan

database.

b. Entry penyakit, meliputi proses meng-input, meng-edit dan

meng-hapus data penyakit padi.

c. Entry gejala, meliputi proses input, edit dan

meng-hapus data gejala penyakit padi.

d. Entry basis aturan, meliputi proses meng-input, meng-edit dan

(35)

 

5. DFD Level 3 proses 1.2

DFD Level 3 proses 1.2 (gambar 3.5) merupakan proses

penjabaran dari DFD level 2 proses 1.2 yang meliputi entry user,

konsultasi forward chaining, konsultasi backward chaining, konsultasi

periksa dan hasil analisa.

a. Entry user, user dapat melakukan proses konsultasi dengan

terlebih dahulu memasukkan identitas dirinya.

b. Konsultasi forward chaining, proses konsultasi untuk

mengidentifikasi penyakit padi. User dapat menjawab (YA)

atau (TIDAK) dari setiap pertanyaan yang akan diajukan oleh

c. Konsultasi periksa, proses menyimpan jawaban dan

menampilkan pertanyaan berikutnya.

d. Hasil analisa, proses pengelolaan laporan hasil konsultasi

(36)

3.1.5 Kebutuhan Antarmuka

Kebutuhan antarmuka dalam sistem pakar untuk mengidentifikasi

penyakit padi meliputi kebutuhan antarmuka pengguna, kebutuhan antarmuka

perangkat keras, kebutuhan antarmuka perangkat lunak.

3.1.5.1Kebutuhan Antarnuka Pengguna

Pengguna akan berinteraksi dengan aplikasi sistem pakar ini

dengan menggunakan alat bantu seperti berikut:

a) Keyboard, digunakan untuk memasukkan perintah ke dalam aplikasi.

b) Mouse, digunakan untuk menjalankan perintah terhadap aplikasi.

c) Monitor, digunakan untuk melihat tampilan dalam aplkasi.

3.1.5.2Kebutuhan Perangkat Keras

Kebutuhan perangkat keras yang digunakan dalam sistem pakar

ini adalah seperangkat komputer atau laptop dengan spesifikasi sebagai

berikut:

1) Laptop dengan Processor Intel(R) Celeron(R) CPU N2920

1.86Ghz (4CPUs).

(37)

3) VGA 775 MB.

4) Harddisk 500 GB.

3.1.5.3Kebutuhan Perangkat Lunak

Sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit padi ini

didukung kebutuhan perangkat lunak seperti:

1) Sistem operasi Microsoft Windows 7 Ultimate 64-bit..

2) Microsoft Visual Basic 2010 Ultimate

3) Microsoft Office Access 2007 untuk pembuatan database.

3.2 Perancangan Data

Perancangan data dalam sistem pakar untuk mengidentifikasi penyakit

padi ini meliputi representasi pengetahuan, pembuatan tabel keputusan,

pembuatan pohon keputusan, kaidah produksi dan perancangan basisdata.

3.2.1 Representasi Pengetahuan

Setelah melakukan proses akuisisi pengetahuan, maka pengetahuan

tersebut harus direpresentasikan menjadi basis pengetahuan yang selanjutnya

dikumpulkan, dikodekan diorganisasikan dan digambarkan dalam bentuk

rancangan lain menjadi bentuk sistematis. Menurut (Schnupp, 1989)

pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana dan

kompleks, tergantung dari masalahnya. Untuk melakukan representasi

pengetahuan dalam sistem pakar mengidentifikasi hama dan penyakit padi

adalah dengan pohon keputusan, tabel keputusan dan kaidah produksi.

3.2.2 Pembuatan Tabel Keputusan

Tabel keputusan berisi pengetahuan dari sesi akuisisi pengetahuan,

setelah terbentuk pengetahuan dalam tabel keputusan dapat digunakan

sebagai input untuk metode representasi yang lain.

Kode Gejela

Kode Penyakit

P001 P002 P003 P004 P005 P006 P007 P008

G001 X

(38)

G003 X

3.2.3 Pembuatan Pohon Keputusan (Decision Tree)

Pembuatan decision tree digunakan untuk membantu menyederhanakan

dalam proses akuisisi pengetahuan agar lebih mudah diubah dalam bentuk

kaidah. Decision tree dapat dilihat pada gambar lampiran.

Diasumsikan bahwa untuk gejala-gejala penyakit padi adalah G001,

G002, .., G022 dan penyakit di asumsikan P001,P002,…,P008. Misal kode

gejala G001 memang dialami, pilihan jawaban adalah (YA), maka kode

gejala G002 akan dijadikan sebagai pertanyaan selanjutnya. Dan apabila

jawabannya adalah (TIDAK), maka kode gejala G027 akan ditanyakan

sebagai pertanyaan selanjutnya.

Apabila gejala G019 memang dialami, dijawab (YA), maka

penelusuran akan berakhir dan didapatkan suatu kesimpulan bahwa tanaman

tersebut terserang penyakit P001, tetapi jika dijawab (TIDAK), maka akan

(39)

Apabila gejala G020 memang dialami, dijawab (YA), maka

penelusuran akan berakhir dan didapatkan suatu kesimpulan bahwa tanaman

tersebut terserang penyakit P019. Selanjutnya dalam asumsi jawaban selalu

(TIDAK) maka akan mendapatkan kesimpulan bahwa padi tidak terserang

penyakit.

3.2.4 Kaidah Produksi

Representasi kaidah produksi adalah menghadirkan pengetahuan yang

ada sebagai kaidah produksi dalam bentuk aksi yaitu pasangan IF kondisi

(premis) terjadi THEN aksi (konklusi atau kesimpulan). Berikut adalah

sebagian kaidah produksi untuk hama/penyakit padi:

No Aturan

1 IF

AND

THEN

Daun pertama dan kedua berwarna hijau pucat, kemudian layu

seperti disiram air panas is True

Terdapar bercak kuning pada daun yang dimulai dari ujung daun

kemudian menjalar ke bawah is True

Penyakit Kresek

Bulir padi hampa (kosong) Is True

Daun busuk yang dimulai dengan adanya bercak berbentuk

belahketupat kemudian bercak maeluas menuruti urat tulang

daun, kadang-kandang beberapa bercak daun bergabung menjadi

satu seperti terbakar (malai belum keluar) Is True

Buku berwarna coklat, mengkerut dan mudah patah (gejala pada

tanaman yang telah keluar malai) Is true

Pangkal batang tanaman mengkerut, berwarna coklat

kehitamandan mudah rebah Is true

Penyakit Blast

3 IF

AND

AND

Terdapat bercak pada daun, pelepah daun, malai dan bulir padi Is

True

Jumlah malai sedikit Is True

(40)

THEN Penyakit Bercak Daun Is True

4 IF

THEN

Terjadi gumpalan besar berwarna hitam pada buah Is True

Penyakit Gosong (smut)

5 IF

AND

THEN

Pelepah daun terlihat bercak basah berbentuk bulat, bercak

membesar dengan bagian tengah berwarna abu-abu dan bagian

tepi berwarna coklat Is True

Tanaman mati Is True

Penyakit Busuk Batang

6 IF

AND

AND

AND

THEN

Tanaman kerdil Is True

Daun pendek Is True

Jumlah anakan lebih banyak Is True

Tidak menghasilkan malai Is True 

Penyakit Virus Kerdil Rumput

7 IF

AND

AND

AND

THEN

Warna daun menjadi kuning sampai coklat yang dimulai dari

ujung daun Is True

Pembentukan dan perkembangan akar terhambat Is True

Pembentukan dan perkembangan akar terhambat Is True

Waktu panen tertunda Is True

Penyakit Virus Tungro

8 IF

AND

THEN

Bulir padi hampa (kosong) Is True

Terjadi perubahan warna daun menjadi kuning kehijau-hijauan

sampai kuning keputihan Is True

Penyakit Virus Kerdil Kuning

3.2.5 Mesin Inferensi

Mesin inferensi merupakan komponen yang mengandung mekanisme

pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam

menyelesaikan suatu masalah. Proses penelusuran yang akan digunakan

dalam sistem ini adalah dengan menggunakan metode forward chaining

(41)

¾ Floward Chaning

Pada forward chaining ini user telah mengetahui gejala-gejala

penyakit yang terjadi sebagai bahan untuk menjawab sejumlah

pertanyaan yang akan diberikan oleh sistem, baru kemudian dapat

ditarik kesimpulan diagnosa hama/penyakit yang dialami oleh

tanaman padi user.

Proses forward chaining dapat dilihat pada gambar 3.7,

berikut adalah penjelasannya: setelah start, program akan

memproses dan menampilkan pertanyaan dari tabel pertanyaan, jika

pertanyaan yang tampil dijawab YA maka jawaban akan disimpan

dan kemudian akan memproses pertanyaan berikutnya. Tetapi jika

TIDAK maka langsung memproses pertanyaan selanjutnya tanpa

menyimpanya terlebih dahulu. Jika saat memproses pertanyaan

sudah dapat mengidentifikasi jenis penyakit maka tidak perlu

mengulang untuk memproses pertanyaan selanjutnya dan akan tampil

output berupa hasil analisis, selesai. Tapi jika belum maka harus

mengulang untuk memproses pertanyaan selanjutnya sampai dapat

mengidentifikasi jenis penyakit.

(42)

3.2.6 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dimulai dari data dictionary (kamus data),

yang merupakan daftar semua elemen/field. Basis data digunakan untuk

menyimpan data-data gejala penyakit, jenis penyakit beserta solusinya, data

admin dan tabel pengetahuan untuk menampung pertanyaan dan aturan-aturan

pada sistem pakar saat melakukan diagnosa pada penyakit tanaman padi

sebagai inputan sistem dan kemudian diolah menjadi output sistem. Basis data

yang dibuat dalam tugas ini yaitu dengan menggunakan Microsoft Office

Access 2007. Berikut adalah tabel yang dibutuhkan dalam sistem pakar ini:

a. Pembuatan tabel penyakit tanaman padi

Tabel 3.1 Tabel Penyakit

No Field Tipe

1 kode_penyakit Text

2 nama_penyakit Text

3 solusi Memo

b. Pembuatan tabel gejala penyakit tanaman padi

Tabel 3.2 Tabel Gejala

No Field Tipe

1 kode_gejala Text

2 nama_gejala Text

3 kode_penyakit text

c. Pembuatan tabel pengetahuan

Tabel 3.3 Tabel Pengetahuan

No Field Tipe

1 kode Text

2 pertanyaan Memo

3 ya Text

(43)

d. Pembuatan tabel admin

Tabel 3.4 Tabel Admin

No Field Tipe

1 UserName Text

2 Password Text

3.2.7 Rancangan Sistem

Tahap perancangan berikutnya yaitu perancangan sistem secara detail

yang meliputi rancangan output sistem dan rancanagan input sistem.

3.2.7.1 Rancangan output sistem

a. Form diagnosa

  Gambar 3.6 rancangan form diagnosa

b. Form hasil diagnosa

(44)

3.2.7.2 Rancangan input sistem

a. Form data gejala

  Gambar 3.8 rancangan form data gejala

b. Form data penyakit

  Gambar 3.9 rancangan form data penyakit

c. Form basis pengetahuan

(45)

d. Form data admin

(46)

BAB IV

HASIL DAN PENGUJUAN SISTEM

4.1 Hasil

Pembuatan program ini dimulai dari menentukan data-data tentang

gejala-gejala dari penyakait tanaman padi dan solusi penanganannya yang diperlukan,

dalam pembuatan program sistem pakar mendiagnosa penyakit tanaman padi

menggunakan metode forward chaining.

Setelah semua data yang dibutuhkan jelas barulah dirancang database

dengan menggunakan Microsoft Office Access 2007. Pemilihan Software ini

didasari atas beberapa hal diantaranya, mudah digunakan karena mempunyai

fitur-fitur yang telah familiar, mudah dikoneksikan dengan bahasa pemrograman Visual

Studio 2010 dan software mudah didapat.

Selanjutnya dirancang antar muka (Interface) sistem. Interface terdiri dari

Form-Form yang dirancang menggunakan Bahasa Pemograman Visual Studio

2010. Form-Form yang dirancang dilengkapi dengan tombol-tombol operasi

(Simpan, Hapus, Cari, Ubah, Batal dan Close serta tombol-tombol navigasi untuk

memudahkan konsultasi data ke record pertama, berikutnya, sebelumnya atau

terakhir.

4.2 Desain Antarmuka

Desain antarmuka pada sistem ini terdiri dari form-form yang memiliki

fungsinya masing-masing. Form-form tersebut adalah form menu utama, form

diagnosa, form hasil diagnosa, form data gejala, form data penyakit, form tambah

admin, form login dan form ganti password.

4.2.1 Form Menu Utama

Form akan pertama kali muncul apabila program dijalankan. Form

menu utama memiliki 4 pilihan yaitu home, konsultasi, login dan exit. Bila

pilihan home dipilih maka program akan menampilkan pengertian sistem

pakar padi dan penjelasan tentang fasilitas yang disediakan program. Bila

(47)

pilihan login dipilih maka program akan menampilkan form login

sedangkan pilahan exit berfungsi untuk menutup program. Form menu

utama ditunjukkan pada gambar 4.1 sebagai berikut.

Gambar 4.1 tamiplan form menu utama

4.2.2 Form Hasil Diagnosa

Form hasil diagnosa digunakan untuk menampilkan hasil dari

diagnosa terhadap gejala-gejala dari penyakit tanaman padi. Form hasil

diagnosa ditunjukkan seperti pada gambar 4.2 sebagai berikut.

(48)

4.2.3 Form Diagnosa

Form diagnosa digunakan untuk melakukan diagnosa berdasarkan

gejala-gejala yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman padi. Form

diagnosa ditunjukkan seperti pada gambar 4.3 sebagai berikut.

  Gambar 4.3 tampilan diagnosa

 

4.2.4 Form Login

Form login berfungsi untuk login ke program, form login ini disatukan

pada form menu utama. Pada form login admin diminta untuk memasukkan

username dan password, apabila username dan password yang dimasukkan

admin sesuai dengan data yang ada pada database maka pilihan pada form

menu utama akan bertambah yaitu basis aturan dan logout. Pada pilihan

basis aturan, admin memiliki keistimewaan untuk menambahkan data

gejala, data penyakit, basis pengetahuan, data admin dan ganti password

admin. Sedangkan pada plihan logout berfungsi untuk mengeluarkan admin

setelah login. Form login ditunjukkan seperti pada gambar 4.4 dan form

menu utama setelah admin berhasil login ditunjukkan seperti pada gambar

(49)

Gambar 4.4 tampilan form login

Gambar 4.5 tampilan setelah berhasil login

4.2.5 Form data penyakit

Form data penyakit digunakan mengelolah data penyakit seperti

menambahkan, mencari, menghapus dan mengubah data penyakit. Hanya

seorang admin yang memilik hak akses pada form ini. Form data penyakit

(50)

Gambar 4.6 form data penyakit

4.2.6 Form data gejala

Form data gejala digunakan untuk mengelolah data gejala seperti

menambahkan, mencari, menghapus dan mengubah data penyakit. Pada

form ini hanya seorang admin yang memiliki hak akses. Form data gejala

ditunjukkan pada gambar 4.7 sebagai berikut.

Gambar 4.7 form data gejala

4.2.7 Form basis pengetahuan

Form basis pengetahuan digunakan untuk mengelolah aturan-aturan

(51)

disediakan pada form basis pengetahuan ini yaitu; simpan, edit, delete, cari

dan batal. Pada form ini hanya seorang admin yang memiliki hak akses.

Form basis pengetahuan ditunjukkanpada gambar 4.8 sebagai berikut.

Gambar 4.8 form basis pengetahuan

4.2.8 Form data admin

Form data admin digunakan untuk mengelolah data admin seperti

menambahkan, mencari, menghapus, dan mengubah data admin. Pada form

ini hanya seorang admin yang memiliki hak akses. Form data penyakit

ditunjukan pada gambar 4.9 sebagai berikut.

Gambar 4.9 form data admin

4.2.9 Form ganti password

Form ganti password digunakan untuk mengubah password admin

(52)

seorang admin yang memiliki hak akses. Form ganti password ditunjukkan

pada gambar 4.10 sebagai berikut.

Gambar 4.10 form ganti password

4.3 Pengujian Sistem

Pengujian sistem pakar ini meliputi pengujian diagnosa dengan

menggunakan metode forward chaining.

Data yang akan dipilih sebagai asumsi untuk melakukan pengujian ini

adalah data penyakit kresek dengan gejala penyakit sebagai berikut :

Gejala penyakit kresek

1. Terdapat bercak kuning pada daun yang dimulai dari ujung daun

kemudian menjalar ke bawah

2. Daun pertama dan kedua berwarna hijau pucat, kemudian layu seperti

disiram air panas

Untuk melakukan proses konsultasi, user harus memilih menu konsultasi

(53)

Gambar 4.11 tampilan untuk memilih menu konsulatasi

Setelah user memilih konsultasi penyakit, user langsung disuguhi

beberapa pertanyaan. Berikut adalah contoh pertanyaan konsultasi dan

jawabannya:

1. Apakah terdapat bercak kuning pada daun yang dimulai dari ujung daun

kemudian menjalar ke bawah? (gambar 4.12)YA

2. Apakah daun pertama dan kedua berwarna hijau pucat, kemudian layu

seperti disiram air panas? (gambar 4.13) YA

Rangkaian pertanyaan yang muncul dapat dilihat pada gambar

4.12-4.13. Setelah user menjawab semua pertanyaan maka program akan menyimpan

data gejala-gejala penyakit yang dimasukan user sehingga mendapatkan hasil

(54)

Gambar 4.12 pertanyaan pertama (jawab YA)

Gambar 4.13 pertanyaan kedua (jawab YA)

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari uraian implementasi dan pengujian program aplikasi untuk

mengidentifikasi hama dan penyakit padi dapat disimpulkan sebagai berikut,

bahwa:

a. Proses pembuatan program aplikasi ini mencakup beberapa langkah yang

harus diperhatikan, antara lain yaitu: akuisisi pengetahuan,

representasi pengetahuan, penyusunan basis data, mesin inferensi, data

flow diagram, desain interface, implementasi dan pengujian.

b. Dengan perangkat lunak Visual Basic.NET dan Microsoft Access 2007

dapat menghasilkan suatu program yang dapat mengidentifikasi hama

dan penyakit padi beserta solusinya.

5.2 SARAN

1. Perlu meningkatkan pengetahuan agar program dapat memiliki

akuisisi pengetahuan yang cukup untuk membantu penelusuran ole

user.

2. Melibatkan banyak pengalaman serta keahlian pakar saat

melakukan pengembangan basis pengetahuan.

3. Program aplikasi ini dapat dikembangkan tampilan interface-nya,

(56)

DAFTAR PUSTA

Hartini, Sri; Iswanti, Sari. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusrini, S.Kom. 2006. Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.

Martin, James; Oxman, Steven. 1988. Building Expert System: A Tutorial. New

York: Prentice-Hall.

Pranata, Antony. 2005. Algoritma dan Pemrograman.Yoyakarta: Graha Ilmu.

Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Pendekatan Praktisi (Buku

Satu). Yogyakarta: Andi.

Sutedjo, Budi, S.Kom, MM; AN, Michael, S.Kom. 2000. Algoritma dan Teknik

Pemrograman. Yogyakarta: Andi.

Tjahjadi, Ir. Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Kanisus

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan pakar manusia dengan sistem pakar
Tabel 2.2 Perbandingan Sistem Konvensional dan Sistem Pakar
Gambar 2.2 contoh pohon keputusan
Gambar 2.3 Implementasi jaringan semantik untuk penyakit padi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan lainnya yang mendukung pelaksanaan pembaharuan pada masyarakat Desa Mlatiharjo; (2) wawancara, yang dugnakan untuk mewawancarai kepala desa sebagai agen perubahan

Sindrom Steven-Johnson (SSJ) merupakan suatu kumpulan gejala klinis erupsi mukokutaneus yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel/

Untuk mengatasi hal ini perlu dirancang suatu model sistem informasi pembukuan dalam bentuk use case diagram sebagai model rancangan dan class diagram sebagai model

Hasil uji regresi logistik ordinal terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat alih fungsi lahan di Kabupaten Pandeglang menyatakan faktor yang berpengaruh secara

Pemerintah Diharap Komitmen Dorong PTN Menuju Kelas Dunia UNAIR NEWS – Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) sebagai anggota baru dari sebelas Perguruan

 Transformasi Laplace adalah metoda operasional yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial linier..  Dapat mengubah fungsi umum (fungsi

Investasi adalah pengambilan keputusan tentangalokasi dana yang dimiliki oleh organisasi,pembelanjaan

Metode ini dilakukan cara melakukan pengamatan untuk mengetahui peluang usaha distro kaos, daerah pemasaran dan kebutuhan masyarakat akan kaos yang bertema