• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penegakan Hukum dan Solusi Meng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Penegakan Hukum dan Solusi Meng"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Penegakan Hukum dan Solusi Mengenai

Kualitas Udara Buruk di Perkotaan

Aisah Rahma Wati

aisyahrahma970@gmail.com

Abstrak

Kualitas udara perkotaan di Tanah Air dinilai masih buruk.Selain tercemar hidrokarbon dan benda partikulat dari kendaraan bermotor, udara di perkotaan juga tercemar sulfur.Untuk itu, pemerintah didorong menerapkan bahan bakar standar Euro IV. Menurut hasil evaluasi mutu udara perkotaan 2014, ada 17 kota dengan tingkat pencemaran polutan hidrokarbon dan benda partikulat (PM10) tinggi. “Ada 15 kota bermasalah pada hidrokarbon dan 2 kota bermasalah pada PM10,” kata Deputi Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan bidang Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Karliansyah, Rabu (18/2), di Jakarta. Pengukuran mutu udara dilakukan di 45 kota, terdiri dari 14 kota metropolitan, 15 kota besar, dan 16 kota sedang kecil. Selain mengukur tingkat polutan dari kendaraan bermotor, mutu emisi gas buang dan kinerja udara dijalan raya juga diukur.Pencemaran hidrokarbon di Kota besar terjadi di Bandar Lmpung, samarinda, Batam, Banjarmasin, dan pecan Baru. Di Provinsi DKI Jakarta pengukuran mutu udara dilakukan di tiap kota. Secara umum, menurut karliansyah, mutu udara perkotaan di Indonesia buruk, selain tercemar hidrokarbon dan PM10 dari kendaraan bermotor, udara di perkotaan tercemar sulfur.Untuk itu, pemerintahan perlu menerapkan bahan bakar berstandar Euro IV.Alasan penerapan standar Euro IV adalah menurangi pencemaran udara dan mempertahankan mutu udara di perkotaan.Kandungan polutan dari sarana transportasi mempengaruhi kesehatan manusia.Pakar kualitas udara dari Teknik Lingkungan Institusi Teknologi Bandung, driejana, mengatakan “paparan polutan dari kendaraan seperti hidrokarbon dan sulfur memicu gangguan pernafasan dan kanker.Pencemaran udara juga memicu penyakit kardovaskular.

Kata Kunci : PencemaranUdara, Kendaraan Bermotor, Perkotaan, Buruk.

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

(2)

dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia mengkhawatirkan akibat menurunnya kualitas lingkungan,maka keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sangat diharapkan. Keberadaan (RTH) diharapkan mampu meminimalisasi permasalahan lingkungan terutama pencemaran udara dan mutu lingkungan yang lebih baik. Menurut Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/ jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.RTH adalah salah satu komponen pembentuk ruang atau wilayah perkotaan yang memiliki peranan penting dalam menyangga (biofiltering),

mengendalikan (biocontroling), dan memperbaiki (bioengineering) kualitas lingkungan kehidupan suatu wilayah perkotaan.Karena itu, RTH juga dinyatakan sebagai bagian dari ruang fungsional suatu wilayah perkotaan yang dapat meningkatkan kualitas fisik, non fisik, dan estetika alami suatu kota (Dinas Pertamanan, 2007).

Kandungan polutan dari sarana transportasi memengaruhi kesehatan manusia. Berdasarkan laporan program Lingkungan PBB (UNEP) tahun 2012, biaya kesehatan akibat pencemaran udara di Jakarta Rp. 38,4 Triliun. Pakar berbagai kota besar di Indonesia seperti Bandar Lampung, Samarinda, Batam, dan Pekan Baru selain di kota besar pencemaran juga terjadi diberbagai kota metropolitan seperti Mataram, Jayapura, Pangkal pinang, Banda Aceh, Tanjung Pinang, Kota semarang di kota tersebut merupakan kota dengan tingkat pencemaran yang tinggi. Selain di kota besar maupun di kota metropolitan pencemaran udara terjadi ibukota Negara Indonesia Yaitu DKI Jakarta dengan pencemaran Udara yang buruk. Pencemaran Udara terjadi karena udara mengandung Hidrokarbon dan benda-benda partikulat dari kendaraan bermotor serta udara juga tercemar sulfur.

(3)

Ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Selain penataan ruang ruang terbuka juga perlu dilakukan penghijauan diberbagai kota dan mempertahankan hutan agar tidak ada pembalakan hujan diberbagai hutan di Indonesia.

2. KRONOLOGI KASUS

Kualitas pencemaran udara buruk terjadi setelah padatnya kendaraan bermotor yang mengeluarkan hidrokarbon dan benda-benda partikulat yang membahayakan kesehatan manusia.Menurut hasil evaluasi mutu udara perkotaan 2014, ada 17 kota dengan tingkat pencemaran polutan hidrokarbon dan benda partikulat (PM10) tinggi. “Ada 15 kota bermasalah pada hidrokarbon dan 2 kota bermasalah pada PM10,” kata Deputi Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan bidang Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Karliansyah, Rabu (18/2), di Jakarta. Pencemaran udara terjadi diberbagai kota di Indonesia. Pengukuran mutu udara dilakukan di 45 kota, terdiri dari 15 kota besar dan 16 kota kecil. Selain mengukur tingkat polutan dari kendaraan bermotor, mutu emisi gas buang dan kinerja udara jalan raya juga diukur. Banyak kota metropolitan yang mengandung pencemar hidrokarbon melebihi batas baku 160 mikrogram per meter kubik. Selain di kota kota metropolitan pemerintah juga melakukan pengukuran di DKI Jakarta di berbagai kota di Jakarta. Meskipun kualitas udara di Jakarta tidak melebihi ambang batas tetapi kualitas udara di Jakarta juga kurang baik. Penyebab dari pencemaran udara yang buruk di berbagai kota disebabkan oleh kendaraan bermotor, asap pabrik. Sekarang banyak orang membangun gedung-gedung tanpa memperhatikan aspek lingkungan dan akibatnya.Maka dari itu pemerintah harus tegas dalam menangani kasus seperti ini.

3. RUMUSAN MASALAH

3.1. Apakah peran pemerintah dan masyarakat dalam menangani pencemaran udara di perkotaan ?

3.2. Bagaimana penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan yang mengakibatkan pencemaran udara ?

PEMBAHASAN

1. Peran Pemerintah dan Masyarakat Dalam Menangani Pencemaran Udara di Perkotaan

1.1. Peran Masyarakat dalam Menangani Pencemaran Udara di Perkotaan Hak atas lingkungan merupakan hak subjektif setiap setiap manusia yang harus dipertahankan untuk mendapatkan perlindungan terhadap adanya gangguan dari luar. Heinhard Steiger c.s menyatakan bahwa apa yang dinamakan hak-hak subjektif (subjective right) adalah bentuk yang paling luas dari perlindungan seseorang. Hak tersebut memberikan kepada yang mempunyainya suatu tuntutan yang sah guna meminta kepentingannya akan suatu lingkungan hidup yang baik dan sehat itu dihormati, suatu tuntutan yang dapat didukung oleh prosedur hokum, dengan perlindungan hokum oleh pengadilan dan perangkat-perangkat lainnya.1

(4)

Lothar Gundling mengemukakan dasar bagi peran serta masyarakat ini sebagai berikut :2

1. Memberi Informasi kepada pemerintah

Peran serta masyarakat terutama akan menambah pengetahuan khusus masyarakat itu sendiri maupun dari para ahli yang dimintai pendapat oleh masyarakat. Peran serta masyarakat adalah penting dan tidak dapat diabaikan dalam rangka memberi informasi kepada pemerintah mengenai masalah-masalah dan konekuensi yang timbul dari tindakan yang direncanakan pemerintah.Meningkatkan kesedian masyarakat untuk menerima keputusan.Memberi informasi dalam kasus ini yaitu dengan memebri informasi kepada pemerintah daerah pencemaran udara di Indonesia.

2. Membantu perlindungan hukum.

Apabila sebuah keputusan akhir diambil dengan memperhatikan keberatan-keberatan yang diajukan oleh masyarakat selama proses pengambilan keputusan berlangsung, maka dalam banyak hal , tidak aka nada keperluan untuk mengajukan perkara ke pengadilan.

3. Mendemokrasikan pengambilan keputusan.

Dalam hubungan dengan peran serta masyarakat ini, ada pendapat yang menyatakan bahwa dalam pemerintah dengan system perwakilan, maka hak untuk melaksanakan kekuasaan ada pada wakil-wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat, dengan demikian tidak ada keharusan adanya bentuk-bentuk dari peran serta masyarakat, karena wakil-wakil itu bertindak untuk kepentingan rakyat.

4. Wewenang pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam Negara kesejahteraan (welfare state), maka pemerintah turut campur terhadap segenap kegiatan masyarakat, termasuk dalam pengaturan masalah lingkungan hidup.Lingkungan hidup merupakan sumber daya alam yang mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang pembangunan.

Jadi sebagai masyarakat yang merupakan subyek lingkungan harus menjaga lingkungan dengan baik. Misalnya dengan menaati peraturan yang dikeluarkan pemerintah yaitu membantu menggalakkan pengurangan kendaraan bermotor yang boros bahan bakar atau dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor misalnya menggunakan transportasi umum uintuk aktivitas sehari-hari, tidak melakukan hal yang menyebabkan pencemaran udara.

1.2. Peran Pemerintah dalam menangani pencemaran udara di perkotaan.

ketentuan pasal 12 UU Nomor 23 Tahun 1997, yang menyatakan bahwa : Untuk mewujudkan keterpaduan dan keserasian pelaksanaan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat; (a) melimpahkan wewenang tertentu pengelolaan lingkungan hidup kepada perangkat di wilayah; (b) mengikutsertakan peran pemerintah daerah untuk membantu pemerintah pusat dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di daerah.

Dalam rangka pelaksanaan otonom daerah, maka wewenang pengelolaan lingkungan hidup dapat diserahkan sebagian oleh pemerintah

(5)

pusat kepada pemerintah daerah menjadi urusan rumah tangganya. Hal ini berkaitan pula dengan dikeluarkannya UU Nomor 22 Thaun 1999 tentang pemerintah daerah dalam pasal 11 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 1999, diatur mengenai bidang pemerintah yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan daerah kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal,lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja.3

Dari hasil evaluasi tingkat pencemaran udara dari kota-kota besar, selain bahan bakar dan jenis kendaraan dan volume kendaraan yang mempengaruhi tingkat pencemaran udara, faktor lain adalah keadaan topografi daerah, faktor meteorologi dan reaktifitas kimia setiap parameter. Sehingga didalam melakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran udara, faktor tersebut diatas harus dipertimbangkan.4

Penerapan Kebijakan

Dalam melakukan pengendalianpencemaran udara di kota-kota besar pemerintah melakukan pengelolaan terhadap dua sumber yaitu sumber tidak bergerak (industri dan rumah tangga) dan sumber bergerak (kendaraan bermotor). Salah satu strategi yang diterapkan untuk

pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak adalah penetapan kebijakan dan aturan

serta program pengendalian lingkungan yang meliputi :

a. Standar emisi kendaraan serta persyaratan pemeriksaan dan pemeliharaan kendaraan

b. Menghentikan pemakaian atauretrofitting kendaraan yang boros bahan bakar danm enimbulkan pencemaran tinggi;

c. Teknologi dan kualitas bahan bakar

d. Manajemen efisiensi lalu lintas Investasi transportasi missal yang lebih baik, seperti busdan kereta api;

e. Program penghijauan dengan memanfaatkan lahan sekitar lingkungan jalan dan sekitar lingkungan rumah;

f. Program pemeriksaan dan perawatan kendaraan bermotor dengan melibatkan peran serta masyarakat.

2. Bagaimana penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan yang mengakibatkan pencemaran udara ?

Konstitusi (UUD 1945) sebagai hukum tertinggi yang menjadi sumber hukum formil maupun materiil telah diamandemen sebanyak 4 (empat) kali. Sejatinya perubahan tersebut dimaksudkan untuk merespon perkembangan dan dinamika zaman.Salah satu aspek penting dari amandemen UUD 1945 adalah lahirnya suatu gagasan tentang pentingnya lingkungan hidup (ecocracy) yang sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.ini kemudian dinormakan dalam UUD 1945.Secara jelas dalam Pasal 28 H ayat (1) “ Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”5

3Nanny Kusminingrum dan G. Gunawan,” Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor Di Jalan Perkotaanpusat”, ( Bandung :Litbang Jalan dan Jembatan,2008)

4Ismayadi Samsoedin, “Peran Pohon Dalam Menjaga Kualitas Udara Di Perkotaan”, (Bogor :Forda Press,2015) hlm.4

(6)

Adanya ketentuan hak asasi bagi setiap orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 H ayat (1), mengharuskan Negara untuk menjamin terpenuhinya hak tersebut. Disisi lain kita sebagai warga Negara mempunyai kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Disamping diatur dalam pasal 28 H ayat 1, pengelolaan lingkungan hidup yang suitable juga diatur dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Pengaturan lingkungan hidup yang pada awalnya dimuat dalam UU kemudian “diangkat” dalam UUD merupakan suatu upaya serius yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin keberlangsungan fungsi lingkungan hidup agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Konsekuensi dari diaturnya lingkungan hidup ke dalam UUD 1945 adalah kebijakan, rencana dan/atau nilai-nilai perlindungan daya dukung ekosistem dan fungsi lingkungan hidup yang pada umumnya diformalkan kedalam peraturan perundang-undangan, termasuk ketentuan yang mengatur baku mutu limbah atau emisi.7

Hukum pencemaran udara diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 mengatakanbahwa udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi makhluk hidup lainnya, agar udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestaria fungsi lingkungan hidup, maka udara perlu pelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian pencemaran udara.berdasarkan ketentuan tersebut dan sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Secara konstitusional, konsep baku mutu lingkungan dapat dianggap sebagai penegasan dan pelaksanaan UUD 1945 tentang kewajiban Negara dan tugas Negara untuk melindungi kekayaan alam sebagaimana tersebut dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV dan pasal 33 ayat (3), yaitu bahwa kekayaan alam Indonesia harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.8

Berdasarkan kasus pencemaran udara di perkotaan yang terjadi di beberapa kota di Indonesia padatnya kendaraan bermotor yang mengeluarkan hidrokarbon dan benda-benda partikulat yang membahayakan kesehatan manusia. Menurut hasil evaluasi mutu udara perkotaan 2014, ada 17 kota dengan tingkat pencemaran polutan hidrokarbon dan benda partikulat (PM10) tinggi. “Ada 15 kota bermasalah pada hidrokarbon dan 2 kota bermasalah pada

6Pandecta.Volume 9.Nomor 2. Desember 2014, hlm 158 7Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

(7)

PM10,” kata Deputi Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan bidang Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Karliansyah, Rabu (18/2), di Jakarta. Pencemaran udara terjadi diberbagai kota di Indonesia. Pengukuran mutu udara dilakukan di 45 kota, terdiri dari 15 kota besar dan 16 kota kecil. Selain mengukur tingkat polutan dari kendaraan bermotor, mutu emisi gas buang dan kinerja udara jalan raya juga diukur. Banyak kota metropolitan yang mengandung pencemar hidrokarbon melebihi batas baku 160 mikrogram per meter kubik. Selain di kota kota metropolitan pemerintah juga melakukan pengukuran di DKI Jakarta di berbagai kota di Jakarta. Meskipun kualitas udara di Jakarta tidak melebihi ambang batas tetapi kualitas udara di Jakarta juga kurang baik. Penyebab dari pencemaran udara yang buruk di berbagai kota disebabkan oleh kendaraan bermotor, asap pabrik. Sekarang banyak orang membangun gedung-gedung tanpa memperhatikan aspek lingkungan dan akibatnya.

Maka dari itu pemerintah akan menanggulangi dengan menerapkan bahan bakar berstandar Euro IV. Alasan penerapan standar Euro IV adalah menurangi pencemaran udara dan mempertahankan mutu udara di perkotaan.

KESIMPULAN

Sebagai masyarakat atau sebagai subyek mempunyai tanggung jawab dalam melindungi lingkungan terhadap bahaya kerusakan lingkungan. Menurut Lothar Gundling mengemukakan dasar bagi peran serta masyarakat yaitu member Informasi kepada pemerintah, membantu perlindungan hukum, mendemokrasikan pengambilan keputusan pemerintah, wewenang menjaga lingkungan hidup. Jadi sebagai masyarakat yang merupakan subyek lingkungan harus menjaga lingkungan dengan baik. Misalnya dengan menaati peraturan yang dikeluarkan pemerintah yaitu membantu menggalakkan pengurangan kendaraan bermotor yang boros bahan bakar atau dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor misalnya menggunakan transportasi umum uintuk aktivitas sehari-hari, tidak melakukan hal yang menyebabkan pencemaran udara.

(8)

lalu lintas Investasi transportasi missal yang lebih baik, seperti busdan kereta api, Program penghijauan dengan memanfaatkan lahan sekitar lingkungan jalan dan sekitar lingkungan rumah, Program pemeriksaan dan perawatan kendaraan bermotor dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Hukum pencemaran udara diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 mengatakanbahwa udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi makhluk hidup lainnya, agar udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestaria fungsi lingkungan hidup, maka udara perlu pelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian pencemaran udara.berdasarkan ketentuan tersebut dan sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

SARAN

1. Saran Untuk Pemerintah

a. Harus bertindak tegas terhadap peraturan mengenai masalah pencemaran Udara di perkotaan.

b. Mencari solusi terhadap masalah pencemaran udara di perkotaan maupun di wilayah Indonesia.

c. Menyediakan fasilitas transportasi umum dan memperbaiki fasilitas tranportasi umum agar masyarakat mau menggunakan fasilitas umum.

2. Saran Untuk masyarakat

a. Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan menggantinya menggunakan transportasi umum

b. Menaati peraturan pemerintah mengenai masalah pencemaran udara di perkotaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kusminingru, Nanny dkk, 2008,” Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor Di Jalan Perkotaan pusat”, Bandung : Litbang Jalan dan Jembatan.

2. Samsoedin Ismayadi, 2015, “Peran Pohon Dalam Menjaga Kualitas Udara Di Perkotaan”, Bogor :Forda Press.

3. Pandecta.Volume 9.Nomor 2. Desember 2014

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

5. M. Daud Silalahi, 2007, “Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia”, Bandung :PT alumni.

(9)
(10)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam budaya orang Dani laki- laki tinggal bersama saudara laki-laki atau anak laki- laki dengan ayah mereka beserta kerabat laki- laki mereka yang lainnya dalam satu tempat tempat

Menurut Kohangia (2002), bahwa kandungan bahan organik yang terdapat di sedimen perairan terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pecahan batuan dan

Untuk mendukung perancangan sistem informasi perparkiran, penulis menggambarkan data flow diagram pada Grand Angkasa International Hotel untuk dijadikan sebagai model yang nantinya

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, penyertaan serta pengasihan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “RELEVANSI

Peserta ujian masuk yang dinyatakan lulus dengan pemohon Fresh Graduate Berbeasiswa, Fast Track Berbeasiswa, Fast Track Mandiri, Program Kerjasama, dan Program Doktor

Kadar alum (1 yo ,2 oA dan3 Yo) tidak mempengaruhi ketahanan gosok cat baik secara kering maupun secara basah .Demikian juga perlakuan pemberian mordan (sebelum

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak atsiri jahe 1%, serum darah tikus, pakan standar dan pakan tinggi kolesterol (produksi PT. Indofeed), kit Human ®

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi android yang menerapkan kemampuan kapster salon dalam mengambil keputusan untuk menentukan model rambut