|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
1
BUKU PANDUAN ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
DISUSUN OLEH: TIM ASISTEN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KEAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
1
OSMOREGULASI
Definisi
Osmoregulasi bagi ikan adalah merupakan upaya ikan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungan melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik (Fitria, 2010).
Dalam osmoregulasi terdapat proses :
1. Transpor Aktif : Perpindahan zat dari larutan konsentrasi lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi lebih tinggi, dengan bantuan energi yang berasal dari sel. Membran menyediakan energi yang dihasilkan dari pemecahan ATP. Contoh : Pompa Ca2+ pada sel otot dan Pompa Na+ dan K+ pada setiap sel. Pompa Na+ dan K+ bekerja untuk mempertahankan Na diluar sel tetap lebih tinggi daripada didalam sel, dan kadar Kalium didalam sel tetap lebih tinggi daripada diluar sel ( Isnaeni, 2006).
2. Difusi: perpindahan molekul atau partikel zat terlarut dari larutan yang pekat (konsentrasi zat terlarut tinggi) ke larutan yang lebih encer (konsentrasi zat terlarut rendah) (Isnaeni, 2006).
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
2
(konsentrasi tinggi) melalui lapisan semipermeabel (zat pelarut berpindah).
b. Dialisis: adalah perpindahan zat terlarut melalui membrane semipermeable dengan cara difusi menuruni gradient konsentrasi (James et al., 2008).
Membran Osmoregulasi (menurut Pudjaatmaka, 2002).
1. Membran Permeabel : membran yang dapat ditembus zat perlarut dan zat terlarut.
2. Membran Semipermeabel : membran yang dapat ditembus (permeabel) oleh beberapa zat, tetapi tidak dapat ditembus (impermeabel) oleh zat yang lain.
3. Membran Impermeabel : membran tak terlewati. Pola Regulasi Ion dan Air (Fujaya, 2008).
1. Regulasi Hipertonik atau hiperosmotik: pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi media/ lingkungan. Contoh pada ikan air tawar. 2. Regulasi Hipotonik atau Hipoosmotik: Pengaturan secara aktif
konsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media/lingkungan. Contoh pada ikan Air Laut.
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
3
Toleransi Ikan atau Hewan Air terhadap Salinitas
Menurut Ghufran dan Kordi (2010), toleransi ikan atau hewan air terhadap salinitas, yaitu :
Euryhaline: ikan yang dapat beradaptasi pada kisaran salinitas yang cukup luas. Contoh ikan Bandeng (Chanoschanos), ikan Nila (Oreochromis niloticus), ikan kakap putih (Lates calcarifer) (Said, 2007) dan Ikan Mujair (Oreochromis mossambica).
Stenohalyne: ikan yang mempunyai toleransi salinitas yang kecil atau sempit. Contoh Ikan Layang (Decapterus ruselli), ikan Queen angelfish (Holocanthus ciliaris), ikan lele (Clarias
sp), ikan mas (Cyprinus carpio), ikan zebra (Dascyllus melanurus).
Organ pada ikan yang berperan dalam proses osmoregulasi 1. Menurut Martin et al. (2000), sel Chloride dalam Insang
berfungsi untruk transport dan memompa ion-ion (Na+, K+, Ca+, Mg2+, Cl-).
2. Menurut Burhanuddin (2014), kulit berguna untuk osmoregulasi karena sebagai lapisan semi-permeabel. 3. Menurut Robert (2010), pada ikan teleostei, ginjal berfungsi
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
4
4. Menurut Greenwell et al. (2003), dinding usus bersifat permeable yang dapat menyerap air dan ion-ion terutama untuk menyerap ion-ion Mg.
Faktor yang mempengaruhi proses osmoregulasi Internal
6. Migrasi (katadromous dan anadromous).
Eksternal (Boyd and Tucker, 1998).
1. pH 2. Salinitas 3. Suhu
Proses osmoregulasi pada ikan air tawar
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
5
Proses osmoregulasi pada ikan air laut
Menurut Lantu (2010), untuk ikan air laut, air laut mengandung konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan garam yang ada di tubuh ikan (hipoosmotik). Sebagai hasilnya, air banyak keluar dari tubuh dan garam cenderung masuk ke tubuh ikan sehingga ikan harus menggunakan ginjalnya untuk mengelurkan kelebihan garam dalam bentuk urine yang pekat. Sedangkan untuk menghindari kekurangan air, ikan air laut akan banyak minum.
Teleostei Diadorm dan Eurihalin (ikan bertulang sejati yang bermigrasi antara air laut dan air tawar)
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
6
Hagfish
Menurut Bone and Moore (2008), volume darah ikan Hagfish sangat isotonis terhadap air laut sehingga tidak berosmoregulasi, melainkan hanya regulasi ion karena komposisi Na+ dan Cl- dalam darah Hagfish sama dengan yang di air laut.
Elasmobranchii (ikan bertulang rawan)
Menurut Trischitta et al. (2012), ikan elasmobranchii menyimpan urea dan trimethilamin oxides (TMAO) di dalam darah agar cairan di dalam tubuhnya isotonic atau sedikit hipertonik dari lingkungan. Sedangkan untuk mempertahankan homoestatis ion, ia akan mengekresikan garam (NaCl) bukan dari insang melainkan dari rectal gland.
Sebab-Sebab Hewan Air Berosmoregulasi (Fujaya, 2008). 1. Harus seimbang antara substansi tubuh dan lingkungan
2. Adanya membran sel permeabel sebagai tempat lewatnya beberapa substansi yang bergerak cepat
3. Perbedaan tekanan osmose cairan tubuh dan lingkungan.
Salinitas Perairan (Kadar Garam Terlarut) Menurut Ghufran dan Kordi (2010):
Air Tawar : 0 – 0,5 ppt
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
7
Air Asin : >17 ppt Umumnya ikan laut memijah pada perairan dengan salinitas tinggi antara 30 – 35 ppt.
Derajat Keasaman ( pH )
1. pH air pemeliharaan larva ikan yang baik : 7,75 – 8,21 (Hadie dan Jatna, 1984).
2. pH air yang cocok untuk semua jenis ikan : 6,7 – 8,6 (Susanto, 2009).
3. pH air untuk ikan yang hidup di rawa-rawa : 4 – 9.Misal ikan Sepat Siam (Susanto, 2009).
4. pH pertumbuhan optimal ikan : 7 – 8 (Ghufran dan Kordi, 2010).
5. pH air akan mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena memengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh ikan. Pada pH rendah (keasaman tinggi), DO berkurang, akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas pernapasan naik, dan selera makan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana basa (Ghufran dan Kordi, 2010).
Komposisi cairan dalam empedu (Supriyatna et al., 2014) 1. Biliverdin (biru).
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
8
3. Air
4. Kolestrol 4% 5. Lemak 22%
Rumus bujur sangkar
Larutan I = 2 ppt, larutan II = 45 ppt. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi 15 ppt sebanyak 10 liter dibutuhkan berapa liter dari masing-masing larutan?
Larutan I 2 30
15 (konsentrasi larutan yang dibutuhkan)
Larutan II 45 13 +
43 Larutan I =
liter = 6,98 liter
Larutan II =
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
9
Skema Kerja
A. Pengamatan Empedu
- Diisi air 2,25 liter
- Ditimbang sesuai toleransi yang diinginkan
- Dilarutkan ke dalam air
- Ditimbang berat awal (W0)
- Dimasukkan ke dalam toples dengan perlakuan:
Meja 1 = 0 ppt
Meja 2 = 15 ppt Meja 3 = 30 ppt Meja 4 = 45 ppt Meja 5 = 60 ppt
- Diamati perubahannya setiap 20 menit selama 2 jam
- Ditimbang berat akhir (Wt) Toples
NaCl
Empedu
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
10
B. Toleransi Salinitas
- Diisi air 2,25 liter
- Ditimbang sesuai toleransi yang diinginkan
- Ditimbang ikan sebagai berat awal (Wo)
- Ditimbang berat awal (W0)
- Dimasukkan ke toples dengan perlakuan:
Meja 1 = 0 ppt Meja 2 = 15 ppt Meja 3 = 30 ppt Meja 4 = 45 ppt Meja 5 = 60 ppt
- Diamati tingkah laku setiap 20 menit selama 2 jam
- Ditimbang berat akhir (Wt) Toples
NaCl
Ikan Nila, Lele, Damsel
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
11
RESPIRASI
Definisi Respirasi
Respirasi (Pernapasan) adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan (Fujaya, 2008).
Respirasi adalah suatu proses perombakan bahan makanan dengan menggunakan oksigen, sehingga diperoleh energi dan gas CO2. Energi yang dihasilkan dalam proses ini tidak langsung
digunakan untuk aktivitas sel dalam pembentukan ATP dari ADP dan H3PO4 ( Akbulut, 2002).
Ikan bernapas pada insang yang terdapat di sisi kanan dan kiri kepala (kecuali ikan Dipnoi yang bernapas dengan paru-paru). Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang (Salmin,2000).
Mekanisme pemapasan ikan menurut Murtidjo (2001), meliputi dua tahap, yakni fase inspirasi dan ekspirasi :
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
12
2. Fase ekspirasi : Fase ekspirasi adalah fase pengeluaran air dan gas karbondioksida. Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang membuka, tekanan yang lebih besar di dalam rongga mulut menyebabkan air ke luar melewati celah tutup insang yang akan menyentuh lembaran-lembaran insang, sehingga terjadi pertukaran gas dimana oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah, sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi pertukaran 02 dan CO2 pada ikan terjadi pada fase ekspirasi.
Macam-macam respirasi menurut Tewari and Vishwanathan (2009), adalah sebagai berikut:
1. Aaerob (proses respirasi yg membutuhkan oksigen) 2. Anaerob (proses respirasi yg tidak membutuhkan oksigen)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respirasi
1. Faktor Internal menurut Coche et al. (1997), usia, spesies, sexual maturity, ukuran, psikologi ikan.
2. Faktor Eksternal menurut Hoar dan Randall (1970), suhu, lingkungan, kadar O2, CO2, PH, aktivitas, kepadatan.
Alat tambahan pernapasan menurut Rahardjo et al. (2011),: Labirin (gurami, betook, sepat)
Aboresent (lele)
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
13
Kulit (ikan glodok)
Sumber oksigen (Manurung et al., 2015).
fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton, difusi oksigen di atmosfer, dan arus.
Mekanisme :
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
14
Skema kerja
- Diisi air hingga permukaan toples - Disesuaikan suhu air dengan perlakuan - Dimasukkan termometer dalam toples - Ditunggu media air sampai pada suhu
Perlakuan : 1 = 25 0 C 2 = 28 0 C 3 = 32 0 C 4 = 25 0 C 5 = 28 0 C
- diukur DO awal (DOo) dengan DO meter
- Dimasukkan dalam toples
- Ditutup toples dengan plastic
- Ditunggu selama 5 menit agar ikan beradaptasi
- Dihitung bukaan operculum selama 10 menit dengan handtally counter
- Diukur DO akhir (DOt)dengan DO meter - Diulangi sebanyak 2 kali
Hasil Toples
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
15
PENCERNAAN
Definisi Pencernaan
Menurut Burhanuddin (2014), mencerna makanan merupakan proses di dalam tubuh organisme yang mengubah atau menyederhanakan bahan-bahan makanan yang dapat diserap oleh dinding usus yang berguna bagi tubuh.
Pencernaan adalah proses pemecahan komponen makanan berupa (karbohidrat, protein dan lemak) yang dikonsumsi oleh organisme dari bentuk kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis dengan bantuan gigi atau penggantinya (misalnya gigi parut dari bahan tanduk) dan secara kimia (dengan bantuan enzim pencernaan atau senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme).
Saluran Pencernaan
Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut : mulut rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus dan anus (Burhanuddin, 2014).
fungsi saluran pencernaan adalah:
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
16
b. Mensekresi cairan cairan pencernaan c. Mencerna makanan
d. Mengabsorbsi makanan
Adapun fungsi dari saluran atau oragan pencernaan masing-masing menurut (Rahardjo, 2011), adalah sebagai berikut : 1) Mulut
Alat untuk mengambil dan menghisap makanan. 2) Rongga mulut
- mempermudah jalannya makanan ke saluran pencernaan berikutnya.
- penerima rasa. - penyeleksi makanan. 3) Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap (paringeal). Pada ikan omnivore berfungsi sebagai penyaring plankton. Pada ikan karnivora dan herbivore berfungsi sebagai penghalus makanan karena terdapat gigi faring.
4) Esofagus
Untuk menelan makanan dan penyerapan garam melalui difusi (ikan air laut).
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
17
Lambung ditutupi oleh sel mukus yg mengandung mukopolisakarida yang agak asam sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik).
6) Pilorus
Pengatur pengeluaran makanan dari lambung menuju usus (tidak semua ikan memiliki pyloric caeca).
7) Usus
Tempat penyerapan sari-sari makanan. 8) Rectum
Penyerapan air dan ion-ion sehingga feses ikan lebih padat. 9) Kloaka : bermuaranya saluran pencernaan dan saluran
urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut. 10) Anus
Ujung saluran pencernaan, sebagai tempat pengeluran feses.
Organ Pencernaan (menghasilkan enzim untuk proses pencernaan)
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
18
HCl : untuk memecah jaringan (makanan),
mempertahankan osmolaritas lambung, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, menurunkan pH sesuai dgn aktivitas enzim pepsin dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Enzim pepsin : menguraikan ikatan peptida 2. Hati dan kantung empedu (Burhanuddin, 2014).
Berwarna merah kecoklatan. Letaknya di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas. Hati kanan dan kiri tidak bersatu dan masing-masing mempunyai saluran empedu yang menuju ke dalam kantong empedu.
Fungsi Hati (Wijayakusuma, 2008).
Hati : sebagai tempat metabolism karbohidrat, protein dan lemak serta memproduksi cairan empedu.
Kantung empedu : menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati.
3. Pankreas (Baert et al., 1999).
Enzim proteolytic : melanjutkan menguraikan protein yang dimulai dari lambung oleh pepsin
Enzim amlolytic : menguraikan ikatan polysakarida
Enzim lipolytic : menguraikan 2 ikatan triasilgliserol menjadi 2 asam lemak bebas dan 1 monogliserol
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
19
- Enzim amylase : menguraikan ikatan polysakarida - Enzim lipase : menguraikan ikatan ester
4. Usus (Driskell, 2000).
Enzim phosphatase alkaline : melepas fosfat dari komponen organic seperti protein
Enzim tri peptidase : menguraikan ikatan peptide
Enzim sellulase, amylase : menguraikan dekstrin (polysakarida)
Prinsip Pencernaan (Mahyuddin, 2008).
Pencernaan mekanik
Pencernaan bahan makanan secara fisik/mekanik dimulai dari bagian rongga mulut, yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan.
Gerak peristaltik: gerakan meremas dan mendorong.
Pencernaan kimiawi
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
20
Proses Pencernaan (Marks et al., 1996). Pencernaan Karbohidrat
Dalam mulut, makanan bercampur dengan amylase yang mengubah pati menjadi dekstrin. Kemudian dari lambung makanan masuk ke usus. Amylase pangkreatic memecah pati menjadi disakarida. Di dalam usus, enzim lactase (mengubah disakarida menjadi galaktosa dan fruktosa). Di dinding usus galaktosa dan fruktosa diubah menjadi glukosa. Terdapat pula enzim sellulase (mngubah sellulosa mjd sellobiose), kemudian oleh enzim sellobiase (sellobiose dihidrolisis mjd glukosa). Pada bentuk glukosa karbohidrat dapat diserap oleh sel dinding usus (entrocyte)
Pencernaan Protein
Dimulai di lambung adanya enzim pepsin (protein mjd peptid) dan enzim-enzim proteolitik (tripsin) yang bekerja di lumen usus. Di segmen usus peptid dihidrolisis mjd oligopeptid oleh enzim tripsin, selanjutnya oligopeptid dihidrolisis oleh enzim peptidase menjadi asam amino.
Pencernaan Lemak
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
21
Digestibility
Menurut Casei (2014), digestibility merupakan banyaknya nutrisi pakan yang mampu dicerna di dalam pencernaan. Karena semakin tinggi daya cerna makanan menunjukan semakin banyak nutrisi yang diserap.
Faktor yang mempengaruhi digestibility (Silva and Anderson, 1995).
Internal : kondisi fisiologis ikan, ukuran, umur jenis kelamin dan jenis ikan (herbivore, karnivora, omnivore).
Eksternal : kondisi lingkungan (suhu), komposisi pakan, waktu dan frekuensi pemberian pakan dan padat tebar
Gastric Evacuation Time
Menururt Rogge and Taft (2010), GET adalah waktu yang dibutuhkan perut atau lambung untuk mengosongkan pencernaan hingga dikeluarkannya feses pertama kali
Faktor yang mempengaruhi GET (Rogge and Taft, 2010).
Internal : umur ikan, organ pencernaan, digestibility, kondisi fisiologi ikan, ukuran ikan
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
22
Jenis Pakan
1. Pakan alami : pakan yang berasal dari alam (Tiana dan Murhananto, 2004).
Contoh: fitoplankton dan zooplankton
2. Pakan buatan : pakan yang sengaja dibuat, misal oleh pabrik tertentu yang kadar nutrisinya sudah ditentukan (Tiana dan Murhananto, 2004).
Contoh: pelet
3. Pakan tambahan : pakan ini hanya diberikan sebagai alternative atau tambahan nutrisi (Roy 2013).
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
23
Pembagian Kebiasaan Makan Ikan
Organ/Segmen Herbivora Omnivora Karnivora
Tapis insang Banyak,
panjang dan
Rongga mulut Umumnya
tidak bergerigi
Hubungan GET dan Digestybility
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
24
Skema Kerja
A. Daya Cerna (Digestibility)
- Diadaptasikan selama 24 jam
- Diisi air 2,25 liter - Diberi aerasi - Ditimbang ikan Nila - Dimasukan ke toples
- Ditimbang 5 % dari berat tubuh ikan Perlakuan jenis pakan :
1 = lumut jaring (Chaertomorfa sp.) 2 = tubifex (cacing sutra)
3 = cacing darah (Chironomous sp.) 4 = pellet
5 = Azolla pinnata (mata lele)
- Diberi pada ikan secara adlibitum (secara terus-menerus hingga kenyang
- Ditunggu dengan lama waktu 3 jam Nila
Toples
Pakan
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
25
Lanjutan . . .- Dioven dengan suhu 100oC selama 15 menit - Didesikator selama 15 menit
- Ditimbang kain
- Diletakkan kain dalam saringan
- Diambil sisa pakan dan feses dengan kain saring yang berbeda
- Dioven sisa pakan dan feses kemudian ditimbang - Dihitung digestibility dengan rumus:
Digestibility = BTM-BTF
Keterangan : BTM: Berat Total Makanan (gram)
BTM = total pakan diberikan–(sisa pakan kering+sisa pakan di perairan)
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
26
B. Waktu Pengosongan Lambung (Gastric Evacuation Time)
- Diadatapsikan selama 24 jam
- Diisi air hingga 3/4 bagian
- Diberi aerasi
- Diambil 4 ekor ikan nila, ditimbang ikan nila - Dimasukan ke toples
- Dibedah masing-masing sesuai perlakuan - Diambil lambung dan ditimbang
- Dibandingkan dengan lambung ikan kontrol Toples
Pakan
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
27
PEWARNAAN TUBUH
Pembagian warna tubuh menjadi 2 yaitu:
1. Schemachrome : konfigurasi fisis dipengaruhi oleh lingkungan 2. Biochrome : pembawa warna
a. Cromathophore
Menurut Solichin et al. (2012), Warna pada ikan disebabkan oleh adanya sel kromatofora yang terdapat pada kulit bagian dermis. Sel ini diklasifikasikan menjadi lima kategori warna dasar, yaitu :
eritrofora yang menghasilkan warna merah dan oranye
xanthofora yang menghasilkan warna kuning
melanofora yang menghasilkan warna hitam
leukofora yang meghasilkan warna putih dan
iridofora yang memantulkan refleksi cahaya. b. Guanophore : warna bening
Menyerap sinar yang diterimanya untuk dipantulkan dalam spektrum warna yang ada di sel sisik ikan. Pigmen
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
28
Faktor yang Mempengaruhi Pewarnaan a. Internal
Menurut Strrebaken dan No (1992) dalam Prayogo et al.
(2013), beberapa faktor yang mempengaruhi pigmentasi pada ikan antara lain ukuran ikan, umur ikan, perkembangan seksual dan faktor genetik dari ikan tersebut.
Jumlah sel pigmen warna warna ikan
Kedalaman pigmen warna (semakin lama menyerap, lama memendar)
Usia (semakin tua, warna pigmen semakin memudar/pucat)
Genetic
Tingkat kematangan gonad
Jenis kelamin b. Eksternal
Habitat, ex: terumbu karang (berwarna-warni, permukaan, dasar). Pada ikan pelagis (warna lebih hitam pada punggung dan perak pada perut).
Pakan
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
29
kecerahan warna ikan, karena ikan akan menyerapnya dari pakan dan menggunakan langsung sebagai sel pigmen warna merah (Gupta and Jha, 2006; Lesmana dan Satyani, 2002 dalam Indarti et al., 2012).
Lingkungan :
Menurut Said et al. (2005) dalam Sembiring et al. (2013), menyatakan bahwa selain faktor makanan, lingkungan pemeliharaan dapat mempengaruhi penampakan warna pada ikan. Ikan yang dipelihara pada kondisi terang akan memberikan reaksi warna yang berbeda dengan ikan yang dipelihara di tempat gelap karena adanya reaksi
melanosom yang mengandung pigmen melanofor terhadap rangsangan cahaya yang ada.
Panjang gelombang warna (Kusuma, 2006).
- Warna merah : 630 – 760 nanometer.
- Warna oranye : 585 - 620 nanometer.
- Warna kuning : 565 - 590 nanometer.
- Warna hijau : 520 - 570 nanometer.
- Warna biru : 420 - 490 nanometer.
- Warna nila : 420 - 440 nanometer.
- Warna ungu : 380 - 420 nanometer.
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
30
Skema Kerja
Ikan sepat 1, sebagai ikan kontrol - Disiapkan
- Diisi air ¾ bagian - Diberi aerasi
- Dimasukkan dalam toples 1 - Diberi aerasi
- Diadaptasikan selama 15 menit
- Dimasukan kedalam toples 2 - Diberi aerasi
- Diadaptasikan selama 15 menit - Dicatat warna tubuh awal
- Ditutupi plastik dengan perlakuan : kelompok : 1 = hijau
- Dicatat perubahan warna (difoto) - Dicatat waktu saat kembali normal - Diamati warna akhir
Toples 3 Liter 2 Buah
Hasil
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
31
FOTOTAKSIS Definisi
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan berupa cahaya. Ikan tertarik pada cahaya melalui penglihatan dan rangsangan melalui otak. Peristiwa tertariknya ikan pada cahaya disebut fototaksis. Dengan demikian ikan yang tertarik oleh cahaya hanyalah ikan ikan fototaksis, yang umumnya adalah ikan-ikan pelagis dan sebagian kecil ikan demersal, sedangkan ikan-ikan yang tertarik oleh cahaya atau menjauhi cahaya biasa disebut fotophobi (Ardiwilaga, 2010
dalam Yuda et al., 2012).
Fototaksis dibagi menjadi 3 yaitu: a. Fototaksis positif : mendekati cahaya b. Fotaksis negative : menjauhi cahaya
c. Fototaksis netral : tidak memberikan respon
Faktor yang mempengaruhi fototaksis (Setiawan et al., 2015). a. Factor Internal
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
32
Penuh atau tidak penuhnya perut ikan : ikan yang sedang lapar lebih bersifat fototaksis positif daripada ikan yang kenyang.b. Faktor External
Suhu air : ikan akan mempunyai sifat fototaksis yang kuat ketika berada pada lingkungan dengan suhu air yang optimal ( sekitar 28 0C).
Tingkat cahaya lingkungan : kondisi diwaktu siang hari atau pada saat bulan purnama akan mengurangi sifat fototaksis pada ikan.
Intensitas dan warna sumber cahaya :jenis ikan yang berbeda akan berbeda maka akan berbeda juga cara merespon intensitas dan warna cahaya yang diberikan.
Ada atau tidaknya makanan : ada beberapa jenis ikan akan bersifat fototaksis apabila trdapat makanan, sedangkan jenis ikan yang lain akan berkurang sifat fototaksisnya.
Kehadiran predator akan mengurangi sifat fototaksis pada ikan.
Alasan menggunakan alat :
Pembelokan cahaya : tidak ada pembelokan cahaya pada akuarium
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
33
Cone (sel kerucut) berfungsi saat ada cukup cahaya, untuk memberikan kita detil-detil obyek beserta warnanya. Sel kerucut hanya dapat dirangsang oleh cahaya terang dan ini penting untuk melihat pada saat terang dan untuk melihat warna( Adisendjaja, 2003).
Rod (sel batang) merupakan sel-sel yang paling sensitif karena walaupun hanya ada sedikit cahaya (misalnya hanya ada satu partikel foton) sel-sel ini masih tetap dapat mendeteksinya. Sel-sel batang tersebar di bagian perifer (tepi, samping) dari retina dan dirangsang oleh cahaya redup oleh karena itu penting untuk melihat pada saat cahaya redup dan dalam gelap ( Adisendjaja, 2003).
Mekanisme
Menurut Aslan (2011), Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus).
Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna.
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
34
lensa dan ditutupi oleh pigmen melanin, sedangkan pada keadaan gelap rod digerakkan menuju lensa. Gerakan cone berlawanan dengan rod, dengan perkataan lain ia akan kemuka menuju lensa pada keadaan terang dan sebaliknya.
Jumlah Cone dan Rod
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
35
Skema Kerja
-Fototaksis
Akuarium
Gurami, Mas koi, Guppy, Black ghost, LAT - Disiapkan
- Diisi air 2,25 liter dan diberi aerasi
- Dilapisi seluruh sisi akuarium dengan plastik gelap
- Dimasukkan dalam akuarium
- Ditunggu sampai keadaan gelap
- Diberi biasan cahaya
- Diamati tingkah laku
- Ditentukan jenis fototaksis
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
36
HEMATOLOGI
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah (Aryadnyani, 2010).
Darah adalah suatu fluida (plasma) tempat beberapa substansi terlarut dan tempat eritrosit, leukosit dan beberapa hal lainnya yang tersuspensi (Suprihatin, 2009).
Darah adalah satu-satunya jaringan dalam tubuh yang berbentuk fluida yang berfungsi mentransport oksigen dan zat- zat gizi ke jaringan dan membuang produk sisa seperti karbondioksida (James et al., 2008)
Komponen penyusun darah (Dopongtonung, 2008):
Plasma darah (cairan)
Sel-sel darah (komponen seluler)
Eritrosit (sel darah merah)
Trombosit (keeping darah)
Leukosit (sel darah putih)
Granulosit (terdapat butir/granul dalam sitoplasma)
- Heterofil
- Eosinofil
- Basofil
Agranulosit (tidak terdapat butir-butir)
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
37
- Limfosit
Menurut Sumardjo (2008), Darah tersusun atas 2 komponen : a) Substansi padat, volumenya terdiri atas 45 % yang terdiri
atas sel- sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku (trombosit).
b) Substansi cair, volumenya sekitar 55 % yang disebut plasma darah. Sebagian besar plasma darah (90- 92 %) tersusun atas air dan bahan- bahan kimia terlarut lainnya.
Fungsi Darah
Transportasi
Mengambil O2, mengangkut CO2, dan mengedarkan sari-sari makanan serta hormone.
Termoregulasi
Pengatur suhu tubuh, yaitu menyebarkan panas ke seluruh tubuh
Imunologi
Mengandung antibody yaitu Sebagai pertahanan tubuh
terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuhdengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
Homeostasis
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
38
Fungsi darah dalam tubuh menurut Sumardjo (2008), antara lain: a) Alat transport berbagai jenis bahan kimia, seperti
transport bahan makanan yang akan diserap pada usus ke jaringan-jaringan yang membutuhkan, zat sampah atau sisa metabolisme ke organ ekskretori,
b) Benteng pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing oleh sel darah putih
c) Pengatur, mengatur stabilitas suhu dalam tubuh, keseimbangan cairan darah dan cairan jaringan dan pemeliharaan kesetimbangan asam- basa dalam tubuh Tempat Pengambilan Darah
No Nama Tempat Kelebihan Kekurangan
1 Linea Lateralis Banyak
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
39
Contoh: lintah, lamprey, kelelawar. Sistem Peredaran Darah
a. Terbuka (Crustacea)
Peredaran darah tidak melalui pembuluh darah
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
40
dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu sel hyalin, semigranular dan granular. Sel hyalin berperan dalam proses fagositosis sehingga jumlah total sel hyalin berubah-ubah agar diperoleh keadaan homeostasis (Rozik, 2014). b. Tertutup (Mamalia, vertebrae)
Peredaran darah melalui pembuluh darah,terdiri dari :
Tunggal
Hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah (1 kali melewati jantung)
Sistem peredaran darah tunggal yaitu hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah, yakni darah dari jantung dipompa ke insang untuk melakukan pertukaran gas kemudian ke berbagai organ tubuh. Setelah itu darah akan kembali ke jantung (Mahyuddin, 2008)
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
41
Sumber: Fujaya (2004) dalam Mahyuddin (2008)
Ganda
Terdapat dua jalur sirkulasi peredaran darah (2 kali melewati jantung)
Mekanisme peredaran darah Effendie (1972) dalam Suprihatin (2009).
Proses Pembekuan Darah
Luka – trombosit pecah - mengaktifkan enzim trombokinase - bantuan ion Ca2+ + K – protombin – trombin – fibrinogen – fibrin-Luka Tertutup.
Polikiloterm (berdarah dingin)
Bisa menyesuaikan dengan suhu lingkungan. Contoh : Ikan Homoiterm (berdarah panas)
Kepala dan
Seluruh Tubuh
Ginjal
Jantung
Hati
Jantung
Ventral
Aorta
Insang
Dorsal
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
42
Tidak bisa menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan. Contoh : Mamalia
Perbedaan sistem imun ikan dan udang
Udang
Terdapat hemolimfa yang berfungsi mengangkut O2 dan sari makanan. Terkena penyakit – respon awal – tidak berhasil – mati. Sistem imun pada udang disebut lektin.
Ikan
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
43
Skema Kerja
-Darah Ikan
Pengambilan sampel darah ikan
- Diaseptiskan dengan alkohol 70%
- Dibilas dengan Na sitrat 0.1 ml
- Diaseptiskan bagian yang akan disuntikkan dengan alkohol 70%
- Diambil darahnya dilinea lateralis, caudal peduncle, dorsal aorta, anal dan jantung
- Dimasukkan ke dalam appendorf
-Pembuatan Film Darah Tipis
- Diteteskan pada objek glass (1 tetes)
- Diratakan dengan metode smear
- Difiksasi methanol (1tetes) selama 5 menit
- Dibilas dengan akuades
- Diwarnai dengan pewarna giemsa (1-2 tetes) selama 15 menit
- Dibilas dengan air mengalir
- Dikeringkan
- Diamati di bawah mikroskop
- Didokumentasikan Spuit
Ikan lele dumbo
Hasil
Hasil
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
44
Hasil
-Pengamatan Eritrosit
Darah Ikan lele
- Diambil dengan pipet toma 0,5 ml
- Dicampur dengan larutan hayem
- Dibuang 3 tetes pertama
- Diteteskan ke haemochytometer
- Diamati dibawah mikroskop
perbesaran 40 x
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
45
-Pengamatan Leukosit Darah Ikan lele
- Diambil dengan pipet toma 0,5 ml
- Dicampur dengan larutan turk dan dikocok
- Dibuang 3 tetes pertama
- Diteteskan ke haemochytometer
- Diamati dibawah mikroskop perbesaran 40 x
- Dihitung Leukosit = n x x 20
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
46
SYARAF IKAN
Definisi
Sel saraf merupakan sel fungsional pada system saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara dari sel saraf dalam memindahkan informasi dan melaksanakan fungsi koordinasi tubuh (Isnaeni, 2006).
Saraf adalah sistem koordinasi pada makhluk hidup yang terdiri atas sel neuron.
Fungsi
Untuk mengkoordinasikan tindakan dan mengirimkan sinyal antara berbagai bagian tubuh.
- Reseptor : untuk mengenali rangsang tertentu dari luar atau dalam.
- Efektor : sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsang.
Hubungan antara Rangsangan dan Tanggapan
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
47
yang dihasilkan oleh hewan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemberian suatu jenis rangsang dengan kekuatan yang sama tidak selalu menghasilkan tanggapan yang sama. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan reseptor untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang diterimanya (Isnaeni, 2008).
System saraf tangga tali
Sepasang simpul saraf dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang melintang seperti tangga.
Neuron berdasarkan fungsi:
a. Apparance : impuls saraf dari reseptor ke otak b. Epperance : impuls saraf dari otak ke afektor.
Menurut Isnaeni (2006), ditinjau dari fungsinya neuron dibedakan menjadi:
a) Neuron sensorik, ialah sel saraf yang berfungsi membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf otak (otak dan sumsum tulang belakang atau medulla spinalis)
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
48
c) Interneuron atau saraf penghubung, ialah sel saraf yang terdapat di pusat saraf yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik.
Pembagian saraf:
Pembagian otak ikan a. Embrio
1. Prosencephalon (bag depan) : untuk penciuman 2. Mesencephalon (bag tengah) : untuk pengelihatan
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
49
Rangsang Indra Neuron
sensorik
3. Rhombencephalon (bag belakang): untuk keseimbangan dan koordinasi
b. Dewasa
1. Prosencephalon
a. Telencephalon: pembau
b. Diencephalon: hormone dan organ pineal (pigmen). 2. Mesencephalon -- mesencephalon : pengelihatan 3. Rhombencephalon
a. Metencephalon (cerebellum): mengatur kordinasi otot, keseimbangan tubuh, orientasi berenang dan maintenance musculator
b. myelencephalon (medulla oblongata): pusat saraf sensorik, mengatur osmoregulasi dan repirasi; keseimbangan berenang; inderan peraba dan perasa (ct. barbel)
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
50
2. Gerak Refleks
Rangsang Reseptor Neuron Sensorik Sumsum tulang belakang Neuron motorik Efektor Gerak
Bagian Sel Saraf
Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut.
a. Badan Sel (Perikarion)
Bagian sel ini menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler
b. Dendrit
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
51
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.
1. Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabut-serabut halus. Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan implus.
2. Selubung Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel
Schwann. Selubung mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi
dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
mempertahankan kegiatan dari akson. 3. Nodus Ranvier
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
52
Fungsi Organ Ikan
a. Sirip dorsal : pergerakan naik turun
b. Sirip ventral : keseimbangan saat berhenti c. Sirip anal : mundur dan menggulung d. Sirip pectoral : keseimbangan saat belok e. Sirip caudal : kemudi
f. Linea lateralis : sensor arus dan lingkungan, keseimbangan
Fungsi organ udang
a. Capit : mencari makan b. Uropad : keseimbangan c. Kaki jalan : untuk berjalan
d. Telson : mendorong dan loncat e. Antena : sensor jarak jauh f. Antenula : sensor jarak dekat g. Kaki renang: tempat telur
Sistem Syaraf Tangga Tali
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
53
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
54
Skema Kerja
A. Keseimbangan Tubuh Ikan
Toples 3 L
- Disiapkan 4 buah - Diisi air 2,25 liter 4 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
- Dimasukkan ke dalam masing- masing toples
- Diadaptasikan selama 15 menit
- Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan
- Diamati tingkah laku sebagai ikan control selama 15 menit
- Ditetesi minyak cengkeh 5 tetes untuk pembiusan
- Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan
- Diamati tingkah laku
- Diberi perlakuan universal
- Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan
- Diamati tingkah laku
- Meja 1: ditusuk mata
2: ditusuk linea lateralis Ikan Nila (Oreochromis niloticus) satu
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) kedua
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ketiga
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
55
Lanjutan …3: dipotong sirip anal 4: dipotong sirip caudal 5: dipotong sirip pectoral
- Diberi kejutan arus, bunyi dan sentuhan
- Diamati tingkah laku
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
56
B. Reaksi Syaraf pada Udang
- Disiapkan 4 buah - Diisi air ¾ bagian
- Dimasukkan ke dalam masing- masing toples - Diadaptasikan selama 15 menit
- Diberi kejutan arus, bunyi dan ketukan - Diamati tingkah laku sebagai udang kontrol
- Diberi 3 tetes cengkeh untuk pembiusan - Diberi kejutan arus, bunyi, dan ketukan - Diamati tingkah laku
- Diberi perlakuan universal
- Diberi kejutan arus, bunyi dan ketukan - Diamati tingkah laku
- Meja 1: dipotong capit
2: dipotong telson dan kaki renang 3: ditusuk mata
4: dipotong kaki jalan
5: dipotong antenna dan antenula - Diberi kejutan arus, listrik dan ketukan - Diamati tingkah laku
Toples 3L
4 ekor udang galah (Macrobrancium rosenbergii)
Udang Galah (Macrobrancium rosenbergii) pertama
Udang Galah (Macrobrancium rosenbergii) kedua
Udang Galah (Macrobrancium rosenbergii) ketiga
Udang Galah (Macrobrancium rosenbergii) keempat
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
57
ENDOKRIN
Definisi
Endokrinologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi kelenjar endokrin.
Endokrin
Menurut Isnaeni (2006), endokrin adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan skretnya. Skretnya dari kelenjar endokrin dinamakan hormone yang penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan. Kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin
Pmenurut Sudewo (2009), kelenjar eksokrin mengeluarkan produk yang disebut hormone eksokrin yang di sekresikan melalui aliran darah (Permukaan epitel) atau berdifusi dari sel ke sel. Contoh : kelenjar keringat
Kelenjar endokrin, hasil ekskresinya akan dialirkan bersama sama darah. Contoh : kelenjar pituitary. (Firmansyah et al, 2002).
Perbedaan Sistem endokrin dan sistem syaraf
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
58
Selain memilki perbedaan,system endokrin dan system syaraf juga memilki persamaan yaitu pusat system tertingginya berada pada hypothalamus serta system kerjanya secara tidak sadar (involuntary).
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
59
distribuasinya lebih luas daripada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf (Sloane, 2004).
Beberapa Kelenjar Endokrin (Gambino, 1992).
1. Hipotalamus (monitoring dan mengontrol aktivitas dan suhu tubuh serta mengatur pituitari)
2. Pituitary (memproduksi banyak hormone, reproduksi, pertumbuhan, stimulasi kelenjar tiroid)
3. Tiroid (mengontrol metabolism tubuh dan membantu proses pertumbuhan)
4. Paratiroid (mengontrol tingkat kalsium dan fosfor dalam darah dan tulang)
5. Pankreas (mengeksresikan hormon insulin, untuk metabolism karbohidrat, protein dan lemak)
6. Kelenjar Adrenal (bentuk segitiga diatas ginjal sebagai respon stress)
7. Gonad (mengeksresikan GTH/ gonadotropin hormon)
8. Kelenjar Pineal (peka terhadap cahaya dan bayangan, memproduksi hormone untuk membantu kerja gonad)
9. Kelenar Timus (merangsang sel-sel kekebalan tubuh)
Hormon adalah suatu zat atau bahan kimia yang mengatur aktivitas sel atau organ tertentu (Indah, 2012).
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
60
Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang sfenoid. Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH, LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. Hipofisa terletak dibawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak.
Hipofisasi
Hipofisasi merupakan salah satu teknik untuk mempercepat pemijahan ikan melalui injeksi kelenjar hipofisa. Hipofisasi dapat dilakukan dengan menyuntikkan suspensi kelenjar hipofisa pada tubuh ikan yang akan dibiakkan. Kelenjar hipofisa ini terletak di bawah otak sebelah depan, mengandung hormon gonadotropin yang berfungsi untuk mempercepat ovalusi dan pemijahan (Milne, 1999).
Keunggulan Hipofisasi
1. Bisa disimpan dalam waktu yang lama 2. Relatif mudah
3. Dosis dapat diperkirakan 4. Merangsang pemijahan
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
61
Kekurangan Hipofisasi
1. Kemungkinan terjadi penolakan hormone dalam tubuh (berbeda jenis)
2. Kemungkinan terjadinya penularan penyakit 3. Harus mematikan indukan jantan
Teknik Penyuntikan (Andrianto dan Indarto, 2009)
1. Intramuscular : pada bagian otot punggung atau pangkal ekor. 2. Intraperitonial : dalam rongga perut (antara kedua sirip perut
sebelah depan).
3. Intracranial : dalam rongga otak
Cara yang umum digunakan adalah cara yang no. 1 dengan menyuntikkan jarum sedalam 1,5 cm.
Syarat Ikan Donor dan Ikan Resipien 1. 1,5 kg jantan dan 1 kg betina
2. Masih dalam satu family 3. Dalam keadaan segar 4. Matang gonad
5. Tidak sedang atau sudah memijah
Ciri sekunder Jantan :
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
62
3. Warna menarik (mencolok)
4. 2 lubang (genital : feses – urine+sperma) lebih menonjol 5. Operculum kasar
6. Gerakan lebih lincah Betina
1. Rahang bawah lebih lebar 2. Kepala bulat
3. Warna kurang menarik (lebih pucat) 4. 3 lubang (urogenital : feses – telur – urine) 5. Gerakan lebih lambat
6. Operculum halus
Menurut Cahyono (2010), Ikan nila jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan alat kelamin sekunder. Ikan nila jantan memiliki perut dan gadu bewarna gelap, bentuk hidung dan rahang agak lebar dan warna lebih cerah. Sedangkan ikan nila betina memiliki perut dan dagu bewarna putih, hidung dan rahang agak lancip dan bewarna tidak jelas.
Gonado Indeks (GI) Alamsyah et al., (2013). : Gonado Indeks dapat diperoleh dari perbandingan antara berat gonad dengan pangkat tiga panjang total tubuh ikan dan dikali sepuluh pangkat tujuh. Atau dengan rumus berikut ini yaitu GI = Wg/(TL)3 x 107
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
63
Gonado Somatik Indeks (GSI) : Menurut Solang (2010), untuk mengetahui indeks kematangan gonad seekor ikan dapat dicari dengan membandingkan antara berat gonad dengan berat total ikan tersebut. GSI dapat dihitung dengan rumus GSI = Wg/Wt x 100%. Dimana Wg sebagai berat gonad , sedangkan Wt adalah berat total ikan.
Otot penyangga gonad (Kotpal, 2008). Jantan : Mesorcia
Betina : Mesovaria Faktor TKG
Menurut Yuniarta et al. (2013), kematangan gonad dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam antara lain spesies, umur, dan ukuran. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi antara lain suhu, arus dan curah hujan.
1. Internal : usia, hormone, jenis kelamin, genetic
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
64
Alur Hormonal
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
65
- Diletakkan pada kertas saring
- Dihancurkan + 1 ml Na Fis - Dimasukkan dalam tabung - Dibungkus aluminum foil
- Disentrifugasi 3200 rpm selama 10 menit
- Diambil dengan spuit seluruhnya
- Diamati seks sekunder - Ditimbang berat awal (Wo) - Diukur panjang tubuh (TL) - Disuntik supernatant
- Dihitung Latency Time (LT) dengan rumus :
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
66
Definisi
Sel sperma adalah sel padat yang tidak tumbuh atau membelah diri. Cairan sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan dihasilkan oleh hidrasi testis.Sperma memiliki bagian antara lain, kepala yang berinti tebal dan sedikit sitoplasma diselubungi oleh selubung tebal yang disebut akrosom. Badan sperma terletak dibagian tengah sperma dan banyak mengandung mitokondria sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma, dan ekor untuk alat pergerakan sperma ( Melati et al, 2011).
Spermatogenesis
Pembentukan sel gamet jantan (Sperma)
Epitelium spermatogonia spermatosit primer spermatosit
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
67
.
Spermatozoa
Menurut Hafe (1970) dalam Christijanti (2009), spermatozoa adalah sel benih jantan yang dihasilkan dalam spermatogenesis ketika hewan jantan sudah dewasa. Satu siklus spermatogenesis pada mencit membutuhkan waktu anatara 40-60 hari.
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
68
Bagian ekor mengandung banyak mitokondria yang merupakan bagian utama dari ujung fibril-fibril (Partodihardjo, 1992 dalam
Scolichah, 2007).
Istilah
Spermatozoa: sel gamet jantan Sperma: Kumpulan dari spermatozoa
Spermatogenesis: Proses pembentukan sperma Oogenesis: Proses pembentukan ovum
Ovulasi: adalah proses keluarnya sel telur (oosit) yang telah matang dari folikel dan masuk ke dalam rongga ovarium atau rongga perut
Ovoposisi: proses keluarnya sel telur yang siap dibuahi dari rongga ovarium ke lingkungan (perairan)
Viabilitas: daya hidup sperma Motilitas: pergerakan sperma
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
69
Striping: proses pengurutan bagian perut ikan untuk mengeluarkan sperma atau telur
Mesorchium: otot yang menyangga gonad
Mesofaria: otot yang menyangga gonad pada ikan betina (ovum)
Parameter Kualitas Sperma
Secara makroskopis: volume, tekstur, warna
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
70
PEWARNAAN DAN PENGAMATAN GONAD
Definisi
Menurut Effendi (1997) dalam Kurniawan et al. (2013), Gonad Merupakan alat kelamin yang dimiliki oleh setiap individu jantan maupun betina . pada individu jantan beruoa testes yang merupakan organ penghasil sperma, sedangkan individu betina berupa ovarium sebagai penghasil sel telur.
Gametogenesis
Spermatogenesis
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
71
terdiri dari sepasang ada yang sama panjang dan ada pula yang satu lebih pendek dari yang lainnya. Struktur testes terdiri atas rongga-rongga yang tidak teratur dan banyak sekali. Di sekitar dinding rongga terdapat sel spermatogenin yang nantinya akan
berkembang menjadi spermatozon melalui proses
spermatogenesis. Proses spermatogenesis diawali degan membelahnya spermatogenesis secara mitosis berkali-kali sampai menjadi spermatosit I,II dan berlanjut menjadi spermatid. Kemudian spermatid akan megalami perubahan bentuk menjadi gamet yang dapat bergerak aktif yang disebut spermatozoa. Proses pembentukan spermatid menjadi spermatozoa dinamakan spermiogenesis.
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
72
spermatid. Spermatid adalah calon sperma yang belum berekor. Spermatid yang sudah mempunyai ekor disebut dengan sperma. Oogenesis
Menurut Isnaeni (2006), oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang terjadi didalam ovarium. Proses ini ditandai dengan perubahan oogonium menjadi oosit yang akan mengalami pemasakan sehingga menjadi ovum yang siap dibuahi. Selama perkembangan oosit, terjadi proses pembentukan kuning telur/vitelus melalui proses vitelogenesis. Semakin banyak timbunan kunig telur, maka oosit akan semakin membesar pula. Pada akhir oogenesis, oosit megalami pembelahan meiosis yang menghasilkan ovum haploid yaitu ovum yang memiliki kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk. Namun biasanya proses meiosis tidak berlangsung hingga tuntas dan berhenti pada meiosis tahap pertama. Penyelesaian pembelahan meiosis akan terjadi jika ada rangsangan yaitu masuknya sperma ke ovum. Pada saat inti sperma bertemu dengan inti ovum, pembelahan meiosis tahap dua sudah berlangsung. Dan hasil akhir dari tahapan oogenesis yaitu ovum haploid yang siap dibuahi.
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
73
pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan tersebut berapa dua sel haploid, yaitu sel yang besar disebut oosit sekunder dan yang berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer. Kemudian, oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis II (apabila terjadi fertilisasi). Oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub hancur. Dengan demikian, dalam setiap pembuahan oosit primer hanya menghasilkan satu ovum matang.
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
74
adalah untu memperjelas bayangan pada preparat pewarnaan gonad yang diamati.
Letak gonad pada ikan, relatif sama yaitu dibawah atau disamping gelembung renang (Burhanuddin, 2014) di sebelah atas rongga perut dan letaknya mengikuti jalan keluaran anus. Selanjutnya pengamatan dilanjutkan dengan pengamatan kematangan pada gonad. Menurut Burhanuddin (2014), pada gonad jantan otot yang menyangga gonad adalah mesorchium. Sedangkan otot yang menyangga gonad pada ikan betina (ovum) adalah mesofaria.
Warna gonad biasanya disesuaikan dengan tingkat kematangan gonad sebagai berikut :
TKG menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968)
1. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung. Testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.
2. Dara berkembang. Testes dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu dapat dilihat dengan kaca pembesar.
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
75
mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat dilihat seperti serbuk putih.
4. Perkembangan II. Testes berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna kemerah-merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira dua pertiga ruang bawah.
5. Bunting. Organ seksual mengisi ruang bawah. Testes berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat, beberapa ada yang jernih dan masak. 6. Mijah. Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan di
perut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal didalam ovarium.
7. Mijah/Salin. Gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.
8. Salin. Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali. 9. Pulih salin. Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu
|
ASISTEN FISIOLOGI HEWAN AIR
76
Skema Kerja
- Disiapkan
- Diamati seksual sekunder
- Diukur TL
- Ditimbang berat tubuh
- Dipotong kepala
- Disectio
- Dibersihkan organ-organnya (kecuali gonad)
- Diamati gonadnya (letak, TKG, warna)
- Ditimbang
- diletakkan diatas kertas saring
- ditimbang, dihitung GI dan GSI
GSI
x 100 % GI =
x 107
Keterangan: Wg = berat gonad (gram)
L = panjang tubuh ikan total (mm) Wt = berat tubuh (gram)
- diambil sebagian
- diletakkan diatas obyek glass
- dicacah
- ditetesi asetokarmin
- didiamkan selama 2-3 menit
- ditutupi dengan cover glass dengan sedikit di tekan
- diamati di bawah mikroskop dan didokumentasikan Ikan resepien
Kertas saring
Gonad