• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sufiah, Suryani, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak Email : sufiahrachmadyahoo.com Abstract - PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE TIM KUIS S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sufiah, Suryani, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak Email : sufiahrachmadyahoo.com Abstract - PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE TIM KUIS S"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN

METODE TIM KUIS SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Sufiah, Suryani, Hery Kresnadi

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak

Email : sufiahrachmad@yahoo.com

Abstract

The purpose of this research is to know the increased civic education learning activities using methods on student quiz team SD Negeri Pontianak 24. The methods used in this research is descriptive method, a form of research is Research Action class (PTK), the research is qualitative research approach, whereas the nature of his work is collaborative. The subject in this study are grade IV SD Negeri Pontianak Southeast 24 of 24 people consisting of 7 male students and 17 female students, by setting research in class. The data collecting techniques used direct observation techniques. Results achieved in this study already good that is as follows: (1) the ability of teachers in the learning plan increased from 3.6 on cycle I increased to 3.89 cycle IV. Going on an increase of 0.29. (2) the ability of teachers in implementing learning increased from 3.59 on cycle I increased to 3.91 cycle IV. Going on an increase of 0.32. (3) the activity of the students in the learning process increased from 39.5% in cycle I increased to 80.1% in cycle IV. Going on an increase of 40.6%. Conclusion the application of, methods of a class IV quiz team SD Negeri Pontianak 24 Southeast can improve civic education learning activities.

Keywords : Quiz Team Method, Learning Activity

Pendukung keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada pertemuan nantinya, dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor lain yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di kelas. Kegagalan dan keberhasilan belajar sangat bergantung pada siswa itu sendiri karena individu mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Semakin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun di sekolah makin baik tercapai prestasi belajarnya.

Menurut Sardiman, (2014:100) menyatakan bahwa yang dimaksud “Aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008: 31) “Aktivitas berarti kegiatan, keaktifan, atau salah

satu kegiatan kerja yang dilaksanakan di tiap bagian perusahaan”.

(2)

2 negara serta pendidikan pendahuluan bela

negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Aktivitas pembelajaran berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar karena bila materi pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu menarik perhatian siswa maka dapat dipastikan siswa tidak dapat belajar dengan baik.

Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan aktivitas pembelajaran sangatlah penting untuk ditingkatkan, mengingat tujuan dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diamanatkan oleh Pancasila dalam UUD 1945 (BSNP KTSP 2006 : 271 ) ialah: berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif, berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab serta dapat tercapai apabila terjadi aktivitas belajar di dalam kelas.

Berdasarkanobservasi yang telah dilakukan pada siswa kelas IV semester I SD Negeri 24 Pontianak Tenggara Selasa tanggal 15 dan 22 September 2015 diperoleh hasilnya sebagai berikut : (1) aktivitas bertanya 10,41% , (2) aktivitas menjawab pertanyaan 10,38% , (3) aktivitas menanggapi 12,5%, dan (4) aktivitas berdiskusi 35,38 %.

Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Agar hasil yang dicapai memuaskan diperlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat dan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn yaitu dengan penggunaan metode belajar aktif tipe Tim Kuis.

Pembelajaran tipe Tim Kuis merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Melvin L Silberman dimana siswa dibagi kedalam tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Dengan adanya pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi dan meningkatkan kerja sama agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam

pertandingan, siswa akan memiliki minat untuk belajar.

Model pembelajaran aktif Tipe tim kuis yang dikemukakan oleh Dalvi (2012) Metode Team Quiz dan Talking Stick. (online) http://miratriani.blogspot.co.id/2012/07/metode -team-quiz-dan-talking-stick.html (diakses 3 maret 2016). bahwa: “Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar”. Dalam tipe ini siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam tipe team kuis ini, diwali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

(3)

3 keluhan tentang kurangnya aktivitas

pembelajaran siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dirasa perlu untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan penelitian

yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Metode Tim Kuis pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara“.

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2013 : 2) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:203) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Hadari Nawawi (2012:66-99) menyatakan “ Ada empat metode penelitian, yaitu metode filosofis, metode deskriptif, metode historis, dan metode eksperimen”. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi yang akurat dan mendeskripsikan adanya aktivitas dalam pembelajaran maka jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Menurut Hadari Nawawi (2012:67) “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya”

Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action research). Suharsimi, Arikunto (2014:3) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa”.

Mills ( dalam IGAK Wardhani, dkk 2010:14 ) mendefiniskan “Penelitian tindakan sebagai systematic inquiry yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya”. Sedangkan menurut Suhardjono ( dalam

Mohammad Asrori 2012:5) mendefinisikan “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh guru kepada siswanya untuk memperoleh sebuah informasi dengan tujuan untuk meningkatkan/memperbaiki mutu kegiatan pembelajaran.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Moleong (2007:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif. Di dalam penelitian tindakan kelas diperlukan kerjasama antara peneliti dan guru kelas IV A yang bertindak sebagai observer.

Penelitian Tindakan Kelas ini diadakan di Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara pada semester II tahun pelajaran 2015-2016, dengan subjek penelitian guru dan siswa berjumlah 24 orang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan.

(4)

4 Teknik pengumpul data yang dapat

dipergunakan dalam kegiatan penelitian menurut Nawawi (2012:100-101) dalam skripsi Mausul (2015:35) antara lain teknik observasi langsung, observasi tidak langsung, teknik komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, teknik pengukuran, dan teknik studi dokumenter. Dalam penelitian ini teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik observasi langsung, yakni cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti saat penelitian tindakan kelas berlangsung dalam pembelajaran. Alat pengumpul data lainnya berupa lembar observasi.

Adapun alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah (a) Lembar observasi adalah pencatatan data yang dilakukan oleh peneliti terhadap jenis gejala yang akan diamati, yaitu kemampuan guru merancang dan melaksanakan pembelajaran serta aktivitas siswa selama pembelajaran. (b) Lembar IPKG adalah alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberikan penilaian terhadap guru baik itu kemampuan merencanakan maupun melaksanakan pembelajaran. Dalam penelitian ini lembar IPKG hanya digunakan sebagai data pembantu meningkatkan atau memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas.

Indikator Kinerja Tindakan adalah aspek-aspek variabel yang akan di tingkatkan untuk mengukur keberhasilan tindakan perbaikan yang dilakukan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini menitikberatkan kemampuan guru merancang pembelajaran, kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dan aktivitas pembelajaran siswa dalam proses belajar PKn kelas IV, khususnya materi tentang jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi

kebudayaan Internasional. Indikator kinerja tindakan yang di ukur dengan menggunakan lembar observasi untuk guru dan siswa. Aspek aktivitas siswa yang akan diamati terdiri dari (a) aktivitas bertanya, (b) aktivitas menjawab pertanyaan, (c) Aktivitas menanggapi, dan (d) aktivitas diskusi

Analisis instrumen lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran ditentukan oleh laporan dari hasil pengamatan yang dilakukan teman sejawat selaku observer aktivitas pengelolaan pembelajaran oleh guru dengan mengadopsi IPKG I dan IPKG II. (1) Untuk menjawab sub masalah 1 dan 2 digunakan rumus menurut Anas Sudijono (2012:81):

𝑀𝑥= ∑ 𝑋

𝑁

𝑀𝑥 = mean yang dicari

∑ 𝑋 = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada.

𝑁 = Number of Cases ( banyaknya skor-skor itu sendiri)

(2) Untuk menjawab sub masalah 3 Menurut Anas Sudijono (2012:43) :

P = 𝑓

𝑁x 100%

Dengan keterangan sebagai berikut: P = angka persentase

N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu (number of cases)

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya. Selanjutnya hasil presentase tersebut dirata-rata disesuaikan dengan kriteria rata-rata persentase :

81% s/d 100% tergolong Sangat Tinggi 61% s/d 80% tergolong Tinggi

Penelitian ini dilakukan sebanyak empat siklus dengan hasil sebagai berikut, (a) Pada siklus I kemampuan guru kemampuan guru merencanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara memperoleh total skor

(5)

5 Sedangkan aktivitas siswa pada pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis pada siklus I memperoleh jumlah rata-rata hanya 39,5 % sehingga perlu diadakan dengan siklus berikutnya. (b) Pada siklus II kemampuan guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara diperoleh total skor IPKG I adalah 85 dengan skor rata-rata 3,67. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara pada siklus II diperoleh total skor IPKG 2 adalah 148 dengan skor rata-rata 3,86. Aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis pada siklus II memperoleh jumlah rata-ratanya 54,5 %. (c) Pada siklus III kemampuan guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara diperoleh total skor IPKG I adalah 89 dengan skor rata-rata 3,76. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak

Tenggara pada siklus III diperoleh total skor IPKG 2 adalah 152 dengan skor rata-rata 3,87. Aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis pada siklus III memperoleh jumlah rata-ratanya 73,9 %. (d) Pada siklus IV kemampuan guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara diperoleh total skor IPKG I adalah 92 dengan skor rata-rata 4. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara pada siklus IV diperoleh total skor IPKG 2 adalah 153 dengan skor rata-rata 3,91. Aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis pada siklus IV diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,1%.

Hasil peningkatan dari siklus I sampai ke siklus IV ini mencapai 40,6%. Dengan ini sudah dapat dikatakan bahwa menerapkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan aktivitas siswa.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap siklus bahwa terjadinya

peningkatan kemampuan guru serta aktivitas siswa, dapat disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1

Rekapitulasi Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran (RPP) Menggunakan Metode Tim Kuis.

No. Aspek yang Diamati Rata-rata Siklus

I II III IV

A. Perumusan Tujuan Pembelajaran

3,6 3,67 3,76 3,89

B. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar

C. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran

D. Skenario/kegiatan Pembelajaran E. Penilaian Hasil Belajar

Tabel di atas adalah tabel yang berisi data tentang kemampuan guru (peneliti) dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis. Berdasarkan data yang terdapat pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan

(6)

6 Peningkatan kemampuan guru dalam

merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim

kuis juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 1

Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Tim Kuis

Berdasarkan grafik 4.1 menunjukkan Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini dapat dilihat pada siklus I dengan rata-rata skor yang diperoleh 3,6 dengan Kategori Baik Sekali. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,07 dengan rata-rata skor yang diperoleh 3,67 dengan kategori Baik Sekali. Sementara itu pada siklus

III juga mengalami peningkatan sebesar 0,09 dengan rata-rata skor yang diperoleh mencapai 3,76 dengan kategori Baik Sekali. Pada siklus IV mengalami peningkatan sebesar 0,13 dengan rata-rata skor yang diperoleh sudah mencapai 3,89 dengan kategori Baik Sekali. Ini berarti kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus IV mengalami peningkatan sebesar 0,29.

Tabel 2

Rekapitulasi Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Tim Kuis.

No. Aspek yang Diamati Siklus

I II III IV

I. Pra Pembelajaran

3,59 3,86 3,87 3,91

II. Membuka Pelajaran III.

A.

Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan Materi Pembelajaran B. Pendekatan/strategi Pembelajaran C. Pemanfaatan Media Pembelajaran D. Pembelajaran yang Memicu dan

Memelihara Keterlibatan Siswa 3.45

3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9 3.95

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III SIKLUS IV

3,6

3,67

3,76

(7)

7 E. Kemampuan Khusus Pembelajaran

di SD Pendidikan

Kewarganegaraan

F. Penilaian Proses dan Hasil Belajar G. Penggunaan Bahasa

IV. Penutup

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus IV. Pada Siklus I skor yang diperoleh sebesar 3,59 meningkat ke siklus II menjadi 3,86. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah 0,27. Pada Siklus II mengalami

peningkatan ke siklus III sebesar 0,01 menjadi 3,87. Dan pada siklus III ke siklus IV mengalami peningkatan sebesar 0,04 menjadi 3,91.

Peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik 2

Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Tim Kuis.

Berdasarkan grafik 4.2 menunjukkan

bahwa Pembelajaran dengan menggunakan

metode tim kuis dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

Hal ini dapat dilihat pada siklus I dengan

rata-rata skor yang diperoleh 3,59 dengan

kategori Baik Sekali. Dari siklus I ke siklus

II mengalami peningkatan sebesar 0,27

dengan rata-rata skor yang diperoleh 3,86

dengan kategori Baik Sekali. Sementara itu

pada siklus III mengalami peningkatan

sebesar 0,01 dengan rata-rata skor yang

diperoleh mencapai 3,87 yaitu dengan

kategori Baik Sekali. Pada siklus IV

mengalami peningkatan sebesar 0,04 dengan

rata-rata skor yang diperoleh sudah mecapai

3,91 yaitu dengan kategori Baik Sekali. Ini

berarti

kemampuan

guru

dalam

melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke

siklus IV mengalami peningkatan sebesar

0,32.

0 1 2 3 4 5

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III SIKLUS IV

Series 1 Column1 Column2

3,59 3,86 3,87

(8)

8 Tabel 3

Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunakan Metode Tim Kuis

No. Indikator Siklus

I II III IV

1. Aktivitas Bertanya 29,1% 37,5% 41,6% 54,1%

2. Aktivitas Menjawab Pertanyaan

33,3% 45,8% 79,1% 83,3%

3. Aktivitas Menanggapi 29,1% 58,3% 83,3% 87,5%

4. Aktivitas Berdiskusi 66,6% 75% 91,6% 95,8%

Rata-rata 39,5%

(Rendah)

54,15 (Cukup Tinggi)

73,9% (Tinggi)

80,1% (Sangat Tinggi)

Tabel di atas menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis. Pada siklus I aktivitas siswa mencapai 39,5%, siklus II mencapai 4,15%, siklus III

mencapai 73,9%, dan siklus IV mencapai sebesar 80,1%.

Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Grafik 3

Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Tim Kuis

Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini dapat dilihat pada siklus I dengan rata-rata skor yang diperoleh 39,5% dengan kategori Rendah . pada siklus II rata-rata skor yang diperoleh 54,15% dengan kategori Cukup Tinggi meningkat sebesar 14,65%. Pada siklus III rata-rata skor yang

diperoleh mencapai 73,9% dengan kategori Tinggi meningkat sebesar 19,75%. Pada siklus IV rata-rata skor yang diperoleh sudah mencapai 80,1% dengan kategori sangat tinggi dan meningkat 6,2%. Ini berarti aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari siklus I ke siklus IV mengalami peningkatan sebesar 40,6%.

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0%

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III SIKLUS IV

39,50%

54,15%

(9)

9 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(1) Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (2) Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (3) Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Saran

(1) Peneliti mengharapkan hendaknya guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama agar lebih bijaksana dalam penggunaan waktu sesuai dengan RPP yang telah digunakan. (2) Peneliti mengharapkan hendaknya guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama agar lebih tegas dalam pengkondisian kelas.(3) Peneliti mengharapkan hendaknya guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama mampu menerapkan pembelajaran menggunakan metode tim kuis dengan baik. DAFTAR RUJUKAN

Anas Sudijono. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Badan Standar Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dalvi. (2012). Metode Team Quiz dan Talking

Stick. (online)

http://miratriani.blogspot.co.id/2012/0 7/metode-team-quiz-dan-talking-stick.html (diakses 3 maret 2016). Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian

Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

IGAK Wardhani, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.

Mohammad Asrori. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV.Wacana Prima.

Moleong, J. Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Sardiman, A.M (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media. Suharsimi Arikuntto, dkk. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tim Penyusun FKIP Untan. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi press FKIP UNTAN. (Edisi revisi).

Gambar

Tabel di atas adalah tabel yang berisi data
Grafik 1 Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Tim Kuis
Grafik 2 Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran dengan Menggunakan
grafik sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang dihadapi para pelaku usaha tidak sedikit, melainkan banyak sekali, termasuk masalah keuangan serta masalah pemasaran dari hasil produk atau usaha

Variabel lain yang juga mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah karakteristik pekerjaan yang merupakan sifat dari tugas yang meliputi tanggung jawab,

Pengukuran nilai a dan nilai b selama 12 hari menunjukkan bahwa adanya perubahan warna yang disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan klorofil tidak stabil seperti

Hasil menunjukkan penggunaan pelarut aquades menghasilkan warna lebih cerah dibandingkan dengan pelarut buffer fosfat, dikarenakan fikosianin yang dihasilkan pada pelarut

Hasil yang diperoleh untuk memisahkan pigmen klorofil pada alga Caulerpa sp dengan menggunakan kromotografi kolom adalah b-karoten, xantofil, karatenoin, klorofil a dan

Dalam hal ini PTSP Kecamatan Cipayung telah menyusun Rencana Strategis Organisasi yang dibuat tiap kurun waktu lima tahunan yang kemudian Renstra tersebut

Seperti pada jaringan ikat, jaringan ini terdiri atas sel-sel yang terletak dalam matriks.. organik, tetapi matriksnya

Perusahaan berupaya menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan pelanggan dengan cara memperbaiki dan menemukan proses kerja secara berkesinambungan, dengan kata