• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan program

yang akan digunakan yaitu SPSS yang membantu dalam

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri atas kesimpulan dari hasil analisis yang telah

dilakukan serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh

yang tentunya bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang

membutuhkannya.

BAB 2

(2)

2.1 Pengertian Regresi

Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistika oleh Sir Francis Galton

(1822 – 1911). Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan, yang selanjutnya dinamakan regresi, sehubungan dengan

penelitiannya terhadap tinggi badan manusia.

Galton melakukan suatu penelitian di mana penelitian tersebut

membandingkan antara tinggi anak laki-laki dan tinggi badan ayahnya. Galton

menunjukkan bahwa tinggi badan anak laki-laki dari ayah yang tinggi setelah

beberapa generasi cenderung mundur (regressed) mendekati nilai tengah populasi.

Dengan kata lain, anak laki-laki dari ayah yang badannya sangat tinggi cenderung

lebih pendek dari pada ayahnya, sedangkan anak laki-laki dari ayah yang

badannya sangat pendek cenderung lebih tinggi dari ayahnya, jadi seolah-seolah

semua anak laki-laki yang tinggi dan anak laki-laki yang pendek bergerak menuju

kerata-rata tinggi dari seluruh anak laki-laki yang menurut istilah Galton disebut

dengan “regression to mediocrity”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pada umumnya tinggi anak mengikuti tinggi orangtuanya.

Istilah “ regresi” pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai

satu variabel (tinggi badan anak) terhadap variabel yang lain (tinggi badan orang

(3)

untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa

variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut.

Jadi prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu

persamaan regresi adalah bahwa antara suatu variabel tidak bebas (dependent

variable) dengan variabel-variabel bebas (independent variable) lainnya memiliki

sifat hubungan sebab akibat (hubungan kausalitas), baik didasarkan pada teori,

hasil penelitian sebelumnya, maupun yang didasarkan pada penjelasan logis

tertentu.

2.2 Analisis Regresi Linier

Analisi regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik

yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi

linier atau regresi garis lurus digunakan untuk :

1. Menentukan hubungan fungsional antar variabel dependen dengan

independen. Hubungan fungsional ini dapat disebut sebagai persamaan

garis regresi yang berbentuk linier.

2. Meramalkan atau menduga nilai dari satu variabel dalam hubungannya

dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan garis

regresinya.

(4)

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang

bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel

dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Sedangkan analisis regresi

berganda adalah bentuk regresi dengan model yang memiliki hubungan antara

satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen.

Variabel independen adalah variabel yang nilainya tergantung dengan

variabel lainnya, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang nilainya

tergantung dari variabel yang lainnya.

Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua

variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya

belum diketahui dengan baik, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari

beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu

fenomena yang komplek. Jika, X1, X2, . . . , Xkadalah variabel-variabel

independen dan Y adalah variabel dependen, maka terdapat hubungan fungsional

antara X dan Y, dimana variasi dari X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Jika

(5)

Keterangan : Y = f (X1, X2, . . . , Xk)

Y adalah variabel dependen (tak bebas)

X adalah variabel independen (bebas)

2.2.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana digunakan untuk memperkirakan hubungan antara dua

variabel di mana hanya terdapat satu variabel/peubah bebas X dan satu peubah tak

bebas Y.

Dalam bentuk persamaan, model regresi sederhana adalah :

Y = a + bX ...(2.1)

Keterangan : Y adalah variabel terikat/tak bebas (dependent)

X adalah variabel bebas (independent)

a adalah penduga bagi intercept (α)

b adalah penduga bagi koefisien regresi (β)

(6)

Untuk memperkirakan nilai variabel tak bebas Y, akan lebih baik apabila kita ikut

memperhitungkan variabel-variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi nilai Y.

dengan demikian dimiliki hubungan antara satu variabel tidak bebas Y dengan

beberapa variabel lain yang bebas X1, X2, dan X3, . . . , Xk.

Untuk itulah digunakan regresi linear berganda. Dalam pembahasan

mengenai regresi sederhana, simbol yang digunakan untuk variabel bebasnya

adalah X. Dalam regresi berganda, persamaan regresinya memiliki lebih dari satu

variabel bebas maka

perlu menambah tanda bilangan pada setiap variabel tersebut, dalam hal ini X1,

X2, . . . , Xk.

Dalam penelitian ini, digunakan empat variabel yang terdiri dari satu

variabel bebas Y dan tiga variabel X yaitu X1, X2, dan X3. Maka persamaan

regresi bergandanya adalah :

Yi = b0+ b1X1i+b2X2i+ b3X3i …(2.2)

(7)

2

Sistem persamaan tersebut dapat disederhanakan sedikit, apabila:

x1=X1X 1

x2=X1X2

x3=X3X3

y = Y–Y .

Maka persamaan sekarang menjadi :

y = b1x1+b

2x2+b3x3 …(2.4)

Koefisien-koefisien b1, b

2, dan b3 untuk persamaan tersebut dapat dihitung dari :

2

disubtitusikan ke persamaan awal sehingga diperoleh model regresi linier

(8)

2.3 Uji Keberartian Regresi

Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan

terlebih dahulu diperiksa setidak-tidaknya mengenai keliniearan dan

keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji

keberartian dilakukan untuk meyakinkan diri apakah regresi yang didapat

berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan

mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah Kuadrat

untuk regresi yang ditulis JKreg dan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu) yang

ditulis dengan JKres.

Jika x1i= X1iX 1, x2i= X2iX2, . . . , xk= XkiXk dan yi= YiY .

maka secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari :

JKreg= b1 x1iyi+b2 x2iyi ... bk xkiyi …(2.6)

dengan derajat kebebasan dk = k

JKres= (Yi

2 ^

)

i

(9)

dengan derajat kebebasan dk = (n – k – 1) untuk sampel berukuran n.

Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan :

Fhitung=

) 1 /(

/

k n JK

k JK

res reg

… (2.8)

Untuk statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan

pembilang V1= k dan penyebut V2= n – k – 1.

2.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam

penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah

populasi maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam

mengambil keputusan antara menolak atau menerima suatu hipotesis.

Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu:

tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan

0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang

dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan

(10)

kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat

kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai

populasi dimana sampel berasal.

Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu: Ho (hipotesis

nol) dan H1 (hipotesis alternatif). Ho bertujuan untuk memberikan usulan dugaan

kemungkinan tidak adanya perbedaan antara perkiraan penelitian dengan keadaan

yang sesungguhnya dari yang diteliti. H1 bertujuan memberikan usulan dugaan

adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan sesungguhnya yang diteliti.

Pembentukan suatu hipotesis memerlukan teori-teori maupun hasil penelitian

terlebih dahulu sebaagai pendukung pernyataan hipotesis yang diusulkan.

Dalam uji keberartian regresi, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk

pengujian hipotesis ini antara lain :

1)Ho : β0= β1= . . . = βk= 0

Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel tak bebas.

H1 : Minimal satu parameter koefisien regresi βk yang ≠ 0

Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel tak bebas

(11)

3)Hitung statistik Fhitung dengan menggunakan persamaan

4)Nilai Ftabel menggunakan daftar tabel F dengan taraf signifikansi α yaitu

Ftabel = F(1 )(k),(n k 1)

5)Kriteria pengujian : jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Sebaliknya Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

2.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan R2 bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Nilai R2dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai R2 berkisar antara 0

dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai

untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel

independen yang digunakan dalam model.

Koefisien determinasi dapat dihitung dari :

R2=

Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu :

(12)

Harga R2 diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing

variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang

dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.

2.6 Uji Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak

menunjukkan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji

korelasi tidak membedakan jenis variabel (tidak ada variabel dependen maupun

independen). Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman dan Kendall. Jika sampel data lebih

dari 30 (sampel besar) dan kondisi data normal, sebaiknya menggunakan korelasi

Pearson (karena memenuhi asumsi parametrik). Jika jumlah sampel kurang dari

30 (sampel kecil) dan kondisi data tidak normal maka sebaiknnya menggunakan

korelasi Spearman atau Kendall (karena memenuhi asumsi non-parametrik).

2.6.1 Koefisien Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur

kekuatan (keeratan) suatu hubungan antarvariabel. Koefisien korelasi biasanya

(13)

ry.1, 2, …, k =

…(2.11)

Sedangkan untuk mengalami korelasi antar variabel bebas dengan tiga

buah variabel bebas adalah :

1) Koefisien korelasi antara X1 dan X2

r 12 = ….(2.12)

2) Koefisien korelasi X1 dan X3

r 13 = ….(2.13)

3) Koefisien korelasi X2 dan X3

r 23 = ….(2.14)

Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi

adalah plus (+) atau minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna sifat

korelasi:

Korelasi Nihil berarti apabila terjadi perubahan pada variabel yang satu

diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur

(14)

dengan peningkatan pada variabel yang lain dan kadang diikuti dengan

penurunan pada variabel yang lain.

Korelasi positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu

diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama

(berbanding lurus). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka

akan diikuti dengan peningkatan variabel lain.

Korelasi Negatif

Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti

dengan perubahan yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding

terbalik). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh, dapat disimpulkan hasil evaluasi program Pelatihan Pengawas di LPMP Sulawesi Selatan berdasarkan model Countenance pada

Great Eastern juga merupakan satu-satunya perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di Bursa Efek Singapura, dan perusahaan asuransi jiwa terbesar di Asia Tenggara dalam hal aset

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel dependen. Variabel Independen yang digunakan dalam

Andi Arief Berkicau https://t.co/uiWNfL3BeY #Jokowi #AHY #Prabowo #Netarlnews 8 Siapapun yang terpilih harus menjadi Kemenangan rakyat Indonesia.. .#2019pilihjokowi

Hasil penelitian menunjukkan Untuk dapat berkompetensi dalam berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi Pemberlakuan

Perlakuan panjang setek berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan diameter batang sedangkan pada peubah diameter stele dan lebar korteks akar menunjukkan hasil yang tidak berbeda

Skoring yaitu kegiatan yang berupa pemberian nilai atau harga yang berupa angka pada jawaban pertanyaan untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan

Analisis regresi berganda adalah bentuk regresi dengan model yang memiliki hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen..