BAB II
BIOGRAFI SINGKAT NASRI EFFAS
2.1.Pengertian Biografi
Dalam disiplin ilmu sejarah biografi dapat didefenisiskan sebagai sebuah
riwayat hidup seseorang. Sebuah tulisan biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa tulisan yang lebih dari satu buku.
Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta kehidupan seseorang dan peranan pentingnya dalam masyarakat. Sedangkan biografi yang lengkap biasanya memuat dan mengkaji informasi-informasi
penting, yang dipaparkan lebih detail dan tentu saja dituliskan dengan penulisan yang baik dan jelas.
2.2. Biografi Nasri Effas
Dalam skripsi ini, biografi Nasri Effas bertujuan untuk memberi keterangan mengenai perjalanan hidupnya dan lebih jauh untuk melihat
bagaimana pembentukan karakteristik dari gaya permainnan gambus Melayu
Nasri Effas. Point-point penting yang akan dideskripsikan dalam bab ini
mencakup aspek-aspek:
1. Latar belakang keluarga, 2.Latar belakang pendidikan,
3.Latar belakang pekerjaan,
4.Latar belakang pengalaman bermain musik,
2.2.1.Latar Belakang Keluarga
Nasri Effas lahir pada tanggal 5 Juni 1965 di Kelurahan Martubung
Labuhan Deli, tepatnya di Kampung Besar. Ia merupakan anak kelima dari pasangan Alm. Ahmad Sa’ari Efendi dan Alm. Nur Kamah. Ayahnya Alm. Ahmad Sa’ari Efendi adalah merupakan seorang pemain musik Melayu juga, yaitu
sebagai pemain marwas yang handal pada masa itu. Selain juga ahli dalam bermain musik Melayu khususnya alat musik marwas, beliau juga aktif dalam
tarian Melayu bahkan orang Melayu kala itu menyebutnya sebagai “Rajanya tari Serampang Dua Belas” yang mana diartikan sebagai orang yang sangat ahli dalam menarikan tarian Serampang Dua Belas. Sama halnya dengan ibu Nasri Effas, ibu
dari Nasri Effas adalah seorang penari dan juga sebagai penyanyi musik Melayu,
sempat juga latihan vokal Melayu dengan ibu Nurainun.1 Jadi, Nasri Effas lahir di
tengah-tengah keluarga “pekerja seni.”
Menurut pengakuan Nasri Effas, namanya diberikan oleh kedua orang tuanya agar kelak menjadi penolong dan penghibur masyarakat. Arti dari kata
“Nasri” adalah sebagai penolong dan penghibur. Benar saja, saat ia duduk di bangku kelas 2 SD, ia termasuk penari inti di sebuah group yang bernama Group
Gambus. Pada saat itu ia sedang melaksanakan sunat (khitanan) dimana saat itu juga ia dimintai tampil disebuah peresmian yang mana pelaksana peresmian tersebut mengatakan jika Nasri Effas tidak tampil maka acara tersebut tidak
meriah atau tidak sah. Sedangkan arti kata “Effas” ia dapat pada tahun 1980-an yang mana artinya adalah sebuah singkatan dari Efendi Abu Sama. Tak hanya dia
yang dijulukin Effas, bahkan saudaranya nomor empat dan nomor Sembilan juga dijulukin kata Effas yang ditambahkan di belakang nama asli mereka.
Nasri Effas memang belum begitu lama bermain gambus Melayu, namun pada saat ia berusia dua belas tahun ia hanya baru mengenal gambus, namun pada
saat itu yang ia lihat adalah ‘ud (gambus Arab). Ia baru mulai memainkan gambus
pada tahun 1991, itu pun gambus yang ia mainkan adalah gambus milik sanggar Lestari Patria. Selang setahun, ia sudah bisa memainkan alat musik gambus
tersebut, bahkan telah menjadi pemain gambus pada saat itu. Nasri Effas hanyalah bisa sekedar memainkan alat musik gambus, namun yang berhubungan dengan sistem tangga nada dan penotasian ia “buta” sama sekali. Menurutnya, ia belajar
hanya sekedar mendengar saja, tidak melihat orang bermain bahkan tidak belajar dengan orang lain, naluri bermain alat musik gambusnya mengalir begitu saja di
hatinya, dan langsung bisa dimainkan oleh jari-jarinya. Begitu juga dengan memainkan alat musik lainnya seperti akordion, marwas dan gendang Melayu.“ Saya adalah seorang penari juga, jadi saya tahu musik yang diingankan penari”
begitu katanya.
Berikut ini adalah daftar nama keluarga Nasri Effas:
Ayah : Alm. Ahmad Sa’ari Efendi Ibu: Alm. Nur Kammah
Saudara laki-laki pertama: Amri
Saudara laki-laki kedua: Alm. (tidak ingat) Saudara laki-laki ketiga: Asri
Saudara laki-laki kelima: Fahri Anak keenam: Nasri Effas
Saudara laki-laki ketujuh: Aswal Saudara laki-laki kedelapan: Taufik Saudara laki-laki kesembilan: Kudri Effas
Saudara laki-laki kesepuluh: Syafrizal
Saudara perempuan kesebelas: Alm. Intan Kumala Sari
Dari anak pertama sampai anak terakhir dari keluarga tersebut semuanya merupakan pekerja seni, khususnya seni musik Melayu.
Namun yang menjalani pekerjaan sebagai pekerja seni seutuhnya sampai
dengan saat ini adalah saudara laki-laki yang kedua, keempat dan yang kesembilan. Bahkan saudara laki-lakinya yang kesembilan adalah seorang pasca
sarjana S2 pendidikan seni tari di Padang.
Nasri Effas menikah dengan isterinya bernama Rosita, dengan nama anak-anaknya:
1. Nindi Arifah: sedang menjalani kuliah di jurusan seni tari
Universitas Negeri Medan angkatan 2013,
2. Nela Rafika: Kelas X di SMA Negeri 1 Pantai Cermin,
3. Farhan Syaputra: Kelas VII di SMP Negeri 1 Pantai Cermin,
4. M. Fariz Rozanza: Kelas II SD Negeri Pantai Cermin.
Menurut pengakuan Nasri Effas, semua anaknya masih bergemelut di dunia seni, yakni seni tari. Bahkan anak-anaknya berprestasi terus dibidang seni
2.2.2 Latar Belakang Pendidikan
Nasri Effas memang tumbuh dalam sebuah keluarga yang berperan aktif dalam seni tradisi Melayu, namun hal itu tidak menyudutkannya untuk mengurungkan niat dalam menuntut ilmu disekolah.
Nasri Effas menuntut ilmu dibangku Sekolah Dasar Negeri 3 Labuhan Deli pada tahun 1971 dan menyelesaikan Sekolah Dasar pada tahun 1977.
Kemudian Nasri Effas melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama di Labuhan Deli pada tahun 1977 sampai 1980. Setelah itu ia menyambung sekolah di Sekolah Menegah Umun/Atas di SMA Muda (Mulya Darma) pada tahun 1980
sampai pada tahun 1983.
2.2.3 Latar Belakang Pekerjaan
Pada awalnya Nasri Effas adalah seorang penari yang ditekuninya sejak ia duduk sekolah dasar, namun beranjak dewasa ia tidak hanya menari saja, akan
tetapi bisa juga sebagai pemain marwas dan gendang. Hal ini membuatnya semakin yakin bahwa dalam berkesenian juga dapat menafkahi keluarganya.
Hingga saat ini ia hanya bekerja sebagai pemusik dan penari, terkadang ia
mendapat pekerjaan sebagai pemain solo keyboard di daerah tempat tinggalnya, ia
juga sebagai pengajar tari yang diterapkan di rumahnya sendiri dan bermuridkan
teman anaknya di sekolah. Bahkan ia mengatakan bahwa pekerjaan tetapnya
sebagai anggota Lembaga Swadaya Masyarakat di Pantai Cermin dan juga berdagang kecil-kecilan di rumahnya.
2.2.4 Latar Belakang Pengalaman Bermain Musik
Nasri Effas mempunyai latar belakang bermain musik dari mulai sejak ia
lahir, karena dia dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan seni tradisi Melayu. Dari keahliannya dalam berkesenian tradisi Melayu (baik itu sebagai penari maupun
sebagai pemusik), ia mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam pertunjukan-pertunjukan musik Melayu kebeberapa negara, antara lain:
1. Malaysia, dalam rangka pertunjukan untuk wisata Melayu (telah berulang
kali tampil sehingga Nasri Effas tidak mengingat tahun-tahunya),
2. Singapura, dalam rangka pertunjukan untuk wisata Melayu (sering sekali
sehingga tahunnya lupa),
3. Thailand, dalam rangka kunjungan wisata Melayu, sama halnya seperti
Malaysia dan Singapura.
4. Korea Utara, dalam rangka pelantikan menteri-menteri Korea Utara.
5. Korea Selatan, dalam rangka peresmian Jalan Medan di Korea Selatan
pada tahuin 1999.
6. Republik Rakyat China (Guangzhou dan Hongkong) dalam rangka ulang
tahun Kota Guangzhou dan pertunjukan buday Melayu untuk pariwisata
di Hongkong pada tahun 2000.
7. Swiss, dalam rangka pertunjukan kesenian Melayu untuk pariwisata
8. Jerman, dalam rangka pertunjukan kesenian Melayu di Eropa pada tahun 2000.
9. Belanda dalam rangka pertunjukan kesenian Melayu di Eropa pada tahun
2000.
10. Australia, dalam rangka peresmian pembukaan route penerbangan
pesawat Garuda Indonesia di kota Darwin, Australia.
11. Afrika Selatan, dalam rangka pertunjukan musik Melayu atas undangan
konsulat Indonesia di Schecel, Afrika Selatan.
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Foto Saat Nasri Effas Bermain Musik Melayu di Australia Sumber: Foto dinding Nasri Effas yang penulis foto ulang
2.2.5 Manajemen Seni Nasri Effas
Untuk sekali penampilan musik Melayu, baik itu acara peresmian, acara pernikahan, maupun acara hiburan, group Nasri Effas menerima Rp. 500.000,-/org
dilokal (didaerah kota Medan dan sekitarnya). Jika groupnya mendapat tawaran main diluar negeri, maka tergantung pada si pembuat acara, namun biasanya ia
mendapat hasil lebih besar dari main dilokalan yakni sekitar Rp. 1.000.000 s/d Rp. 2.000.000,-/org.
Jika didalam group yang menawarkan anggotanya sendiri biasaya
anggota tersebut mendapatkan 10% dari total gaji seluruhnya. Untuk Nasri Effas sendiri biasaya mendapatkan hasil yang lebih besar dari anggota-anggotanya
Effas bertanggung jawab atas keseluruhan groupnya, baik itu dari segi komposisi musik maupun garapan tariannya.
Gambar 2.3
Nasri Effas bersama isteri dan anak ke-tiganya di usaha kedainya Sumber : dokumentasi penulis
Gambar 2.4
Rumah Nasri Effas di Pantai Cermin Sumber : dokumentasi penulis
Gambar 2.5
Piagam Penghargaan Nasri Effas saat mengikuti Pawai Budaya Nusantara pada tahun 2008 di Jakarta
Gambar 2.6
Piagam penghargaan Nasri Effas dari Datuk Paduka Raja Wajir Negeri Serdang, yang Nasri Effas terima karena telah mengembangkan kesenian Melayu di daerah Serdang Sumber : foto dinding Nasri Effas yang penulis foto ulang
Gambar 2.7
Sertifikat Nasri Effas sebagai juri di festival tari Melayu Serampang XII yang ke-2 di Riau pada tanggal 16 s/d 17 November 2013 oleh Lembaga Tari dan Musik Putra Melayu
Gambar 2.8
Piagam Penghargaan Nasri Effas sebagai anggota seksi orkes musik pengiring, yang diterimanya dari Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia di Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batubara
tanggal 8 s/d 14 Desember 2009