• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBENTUKAN SIKAP KONSUMEN BERDASARKAN KEBIJAKAN HARGA, FASILITAS, KELENGKAPAN BARANG, KENYAMANAN, KEAMANAN, PELAYANAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI - Analisis pembentukan sikap konsumen berdasarkan kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PEMBENTUKAN SIKAP KONSUMEN BERDASARKAN KEBIJAKAN HARGA, FASILITAS, KELENGKAPAN BARANG, KENYAMANAN, KEAMANAN, PELAYANAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI - Analisis pembentukan sikap konsumen berdasarkan kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang,"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh : Yoyok Hadiyanto

032214132

PROGARAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh : Yoyok Hadiyanto

032214132

PROGARAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang

telah menuntun hatiKu

Bapak, Ibu, kakak-kakakku dan keponakanku

tak lupa juga kakakku yang ada di surga

kekasihku tersayang,

Serta teman-teman ku semua….

MOTTO

“Rahasia kesuksesan adalah dedikasi, kerja keras, dan

pengabdian terhadap mimpi-mimpi Anda”

(Frank Lloyd Wright)

“Seni untuk hidup penuh keberhasilan terutama terdiri dari

kemampuan untuk memegang teguh dua gagasan yang bertolak

belakang pada saat yang sama; pertama, membuat

rencana-rencana jangka panjang, seolah-olah kita akan hidup selamanya;

dan kedua, untuk setiap hari bertindak sebaik-baiknya

seakan-akan besok kita seakan-akan mati”

(6)
(7)

vi

PERAN KELOMPOK REFERENSI

Studi kasus pada Pengunjung Jogjatronik

Yoyok Hadiyanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi dalam pembentukan sikap konsumen baik secara parsial maupun simultan. Penelitian dilakukan di Jogjatronik Mall Jl. Brigjen Katamso 75-77, Gondomanan, Yogyakarta.

(8)

vii

REFERENCE GROUP’S ROLE

A Case Study at Jogjatronik Visitors

Yoyok Hadiyanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this research was to know the partial and simultaneous influence of pricing policy, facilities, completeness of articles, comfort, security, service, and reference group’s role supporting the formation of consumer attitude. The research was conducted at Jogjatronik Mall, Brigjen Katamso Nr. 75-77, Gondomanan, Yogyakarta.

(9)
(10)

viii

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Analisis Pembentukan Sikap Konsumen Berdasarkan Kebijakan Harga, Fasilitas, Kelengkapan Barang, Kenyamanan, Keamanan, Pelayanan, dan Peran Kelompok Referensi. (Studi Kasus Pada Pengunjung Jogjatronik).”

Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini baik

dalam penelitian maupun dalam penulisan laporan ini, terutama kepada:

1. Bapak Drs. YP Supardiyono, M.Si., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M. S., selaku Dosen pembimbing I yang

telah memberikan masukan, bimbingan, nasihat, serta saran kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M. Si. selaku Dosen pembimbing II yang

telah memberikan masukan, bimbingan, nasihat, serta saran kepada penulis

(11)

ix

6. Segenap Staf dan Karyawan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi yang telah

banyak memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang

perkuliahan.

7. Segenap Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Mrican, Yogyakarta

yang selama ini telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.

8. Segenap staf, karyawan, sekuriti, dan seluruh pihak manajemen Jogjatronik

yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Jogjatronik.

9. Pada seluruh pengunjung Jogjatronik yang telah mau dan bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

10. Orang tua dan keluarga saya yang saya hormati, sayangi, kasihi dan cintai,

untuk Bapak dan Ibu terima kasih atas kasih sayang, kesabarannya, semangat

dan doanya dalam mendidik saya selama ini, serta Kakak-kakak saya Mas

Bambang dan Mbak Vita yang telah memotivasi saya selama ini dan Mas

Agus dan Mbak Leni yang telah memberikan dorongan semangat kepada saya

dalam menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa juga buat Mas Hendiko (Alm)

terima kasih ya atas bimbingannya selama ini. Tri Indah Agustina yang telah

memberikan semangat, doa dan cinta serta kasih sayangnya selama ini, terima

kasih ya atas kesabarannya, jangan pernah berhenti untuk mencintai dan

(12)

x Kamel, Arby, Sigit.

12. Teman-teman kos, Anton, Sigit Patkay, Ruly, Dina, Singgih, Yeye, Heru,

Suneo dan semua sahabat saya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

13. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan bantuan dan arahan selama penelitian dan mengerjakan skripsi

ini.

Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari

segi materi maupun susunan kalimat, namun penulis berharap agar laporan ini

dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis

(13)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. KonsepStore Environment... 8

B. Pengertian Perilaku Konsumen .. ... 10

C. Konsep Sikap ... 12

D. Pembentukan Sikap... 18

E. Pengukuran Sikap ... 22

F. Model Proses Pembelian oleh Konsumen... 26

G. Konsep Harga ... 29

H. Konsep Fasilitas ... 30

I. Konsep Kelengkapan Barang ... 31

(14)

xii

O. Kerangka Pemikiran Teoretis ... 38

P. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 40

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 40

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Jenis dan Sumber Data ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

G. Populasi dan Sampel ... 46

H. Uji Instrumen Penelitian ... 48

I. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Jogjatronik ... 55

B. Profil Jogjatronik ... 55

C. Fasilitas Jogjatronik ... 56

D. Pengelola Jogjatronik ... 56

E. Visi dan Misi Jogjatronik ... 57

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 59

B. Analisis Deskriptif Responden ... 65

C. Deskripsi Variabel Penelitian ... 68

D. Hasil Pengujian Regresi ... 81

E. Pembahasan ... 91

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 94

(15)

xiii

LAMPIRAN III : Regresi Linier Berganda ... 118

LAMPIRAN IV : Identitas Responden ... 121

LAMPIRAN V :Deskripsi Variabel Penelitian ... 125

(16)

xiv

Tabel V.2 Uji Validitas Variabel Fasilitas ... 59

Tabel V.3 Uji Validitas Variabel Kelengkapan Barang ... 59

Tabel V.4 Uji Validitas Variabel Kenyamanan ... 60

Tabel V.5 Uji Validitas Variabel Keamanan ... 60

Tabel V.6 Uji Validitas Variabel Pelayanan ... 61

Tabel V.7 Uji Validitas Variabel Peran Kelompok Referensi ... 61

Tabel V.8 Uji Validitas Variabel Pembentukan Sikap Konsumen ... 62

Tabel V.9 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 63

Tabel V.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

Tabel V.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 65

Tabel V.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 66

Tabel V.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 67

Tabel V.14 Rekapitulasi Jawaban Kebijakan Harga ... 68

Tabel V.15 Sebaran Respon Pengunjung terhadap Kebijakan Harga ... 69

Tabel V.16 Rekapitulasi Jawaban Kebijakan Fasilitas ... 70

Tabel V.17 Sebaran Respon Pengunjung terhadap Kebijakan Fasilitas ... 71

Tabel V.18 Rekapitulasi Jawaban Kebijakan Kelengkapan Barang ... 71

Tabel V.19 Sebaran Respon Pengunjung terhadap Kebijakan Kelengkapan Barang ... 72

(17)

xv

Tabel V.23 Sebaran Respon Pengunjung terhadap Kebijakan Keamanan .... 75

Tabel V.24 Rekapitulasi Jawaban Kebijakan Pelayanan ... 76

Tabel V.25 Sebaran Respon Pengunjung terhadap Kebijakan Pelayanan ... 77

Tabel V.26 Rekapitulasi Jawaban Peran Kelompok Referensi ... 77

Tabel V.27 Sebaran Respon Pengunjung terhadap

Peran Kelompok Referensi ... 78

Tabel V.28 Rekapitulasi Jawaban Pembentukan Sikap Konsumen ... 79

Tabel V.29 Sebaran Respon Pengunjung terhadap

Pembentukan Sikap Konsumen ... 80

(18)

xvi

Gambar II.2 Model Sikap dan Perilaku dari Fishbein ... 21

Gambar II.3 Kerangka Pemikiran Teoretis ... 38

Gambar III.1 Statistik Uji F ... 53

Gambar III.2 Statistik Uji t ... 54

Gambar V.1 Signifikansi Koefesien Determinasi ... 82

Gambar V.2 Signifikansi Pengaruh Kebijakan Harga ... 83

Gambar V.3 Signifikansi Pengaruh Kebijakan Fasilitas ... 84

Gambar V.4 Signifikansi Pengaruh Kebijakan Kelengkapan Barang ... 86

Gambar V.5 Signifikansi Pengaruh Kebijakan Kenyamanan ... 87

Gambar V.6 Signifikansi Pengaruh Kebijakan Keamanan ... 88

Gambar V.7 Signifikansi Pengaruh Kebijakan Pelayanan ... 89

(19)

1 A. Latar Belakang

Sektor bisnis dewasa ini berkembang dengan begitu pesatnya. Hal ini terjadi seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin banyak. Meningkatnya jumlah penduduk tentu saja berdampak pada meningkatnya jumlah permintaan konsumen atas barang maupun jasa. Dengan peningkatan permintaan yang terus bertambah tersebut merupakan peluang yang baik bagi pihak produsen atau pemasar untuk bisa memperoleh sebagian dari pangsa pasar yang ada.

(20)

perusahaan mengefektifkan strategi pemasaran dilakukan melalui riset perilaku konsumen. Hasil riset akan berguna untuk memperbaiki strategi produk, harga, dan program periklanan yang meyakinkan pelanggan.

Pembentukan sikap konsumen merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dapat menciptakan konsumen yang loyal. Perusahaan harus dapat memperhatikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap konsumen tersebut, jika sikap konsumen itu sudah terbentuk, maka akan dapat menciptakan suatu hubungan yang baik antara konsumen dengan pihak perusahaan. Karena pembentukan sikap konsumen dapat berpengaruh kepada pembelian ulang oleh konsumen.

Pada saat ini orang banyak menginginkan tempat belanja yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan harga murah dan lengkap. Dengan banyak dibangunnya pusat perbelanjaan, maka tingkat persaingan di antara pengelola pusat perbelanjaan semakin tinggi dalam hal mengakuisisi konsumen. Setiap pengelola pusat perbelanjaan berusaha mencari cara apa yang efektif untuk menarik konsumen. Pengelola pusat perbelanjaan berlomba-lomba dalam menyediakan fasilitas yang bagus dan suasana pusat perbelanjaan yang nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasaan konsumen.

(21)

persaingan yang ketat, dengan kata lain bila kebutuhan dan keinginan konsumen tidak terpenuhi, maka mereka akan mencari pusat perbelanjaan lain yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Oleh karena itu pihak pengelola perlu melakukan evaluasi secara kontinyu mengenai kebutuhan dan keinginan konsumennya. Sehingga dengan demikian produsen harus bersaing dalam menciptakan tempat perbelanjaan yang menarik dan memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen, serta dapat membentuk sikap konsumennya untuk berbelanja kembali ke tempat tersebut.

Pusat perbelanjaan yang ada di Yogyakarta ada berbagai macam, seperti mall, plaza, hypermarket, dan pasar. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pusat perbelanjaan yang berjenis mall khususnya pada pusat perbelanjaan elektronik Jogjatronik.

Dan penulis melihat jumlah konsumen yang datang ke Jogjatronik masih terbilang sangat rendah dibanding dengan pusat perbelanjaan lainnya. Apakah ini dikarenakan pembentukan sikap konsumennya kurang berhasil, sehingga jumlah pengunjung yang datang ke Jogjatronik masih terbilang sepi.

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi secara parsial mendukung dalam pembentukan sikap konsumen di Jogjatronik? 2. Apakah kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan,

keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi secara simultan mendukung dalam pembentukan sikap konsumen di Jogjatronik?

C. Batasan Masalah

Batasan penelitian ini dimaksudkan untuk lebih memfokuskan pada penelitian, agar tidak menyimpang dari tujuan dan pokok permasalahan yaitu, pembentukan sikap konsumen berdasarkan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi di Jogjatronik. Dan yang menjadi respondennya adalah mereka yang pernah datang atau berkunjung ke Jogjatronik, yang berusia 16 tahun ke atas.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

(23)

peran kelompok referensi mendukung dalam pembentukan sikap konsumen di Jogjatronik.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan apakah kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi mendukung dalam pembentukan sikap konsumen di Jogjatronik.

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana pembanding antara teori sikap konsumen yang selama ini diperoleh dari bangku perkuliahan dengan keadaan nyata yang terjadi di masyarakat.

2. Bagi Pihak Jogjatronik

(24)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan referensi tentang sikap konsumen, sehingga diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca khususnya yang juga melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut.

F. Sistematika Penulisan

Agar dapat diperoleh susunan dan pembahasan yang sistematis, penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan permasalahn-permasalahan dan konsep yang mendasari perumusan masalah dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

(25)

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang menjadi objek atau tempat penelitian, yaitu Jogjatronik.

BAB V : ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang data identitas responden, analisis pengujian data, hasil pengolahan data, pembahasan dan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

(26)

8

A. KonsepStore Environment

Retailing adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis. Salah saturetailer atau badan usaha yang melakukan eceran adalah toko dengan segala macam bentuknya. Pada dasarnya, sebuah

retail mempunyai dua hal penting yang dapat ditawarkan kepada konsumen, yaitu produk dan teknik menampilkan produk tersebut sehingga terlihat menarik. Store environmentadalah suasana lingkungan toko yang hendaknya terasa nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjung sehingga merangsang para konsumen untuk menghabiskan waktu dan berbelanja dalam toko (mall dan sejenisnya). Store environment mampu mempengaruhi perilaku membeli konsumen. Menurut Dale M. Lewinson,store environment

memiliki tiga elemen penting, yaitustore image, store atmospheriesdanstore theatries.

(27)

dan interiornya. Store image merupakan hal penting bagi retailer

untuk menarik dan memenuhi kepuasan konsumen.

2. Store Atmosphereadalah keseluruhan efek emosional yang diciptakan oleh atribut fisik toko dimana ia hendaknya mampu memuaskan kedua belah pihak yang terkait, retailer dan para konsumennya. Atmosfir toko yang menyenangkan hendaknya dapat dilihat dari atribut yang dapat menarik ke lima indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan perasa.

3. Store Theatries. Retailing bukan hanya menjual produk, tetapi lebih merupakan suatu pameran atau pergelaran produk yang memicu konsumen untuk membeli produk yang dipamerkan. Store theatries

dapat merupakan senjata yang ampuh bagi kebanyakan retaileruntuk mendapatkancompetitive advantageyang mampu membedakan antara satu retailer dengan yang lainnya. Konsumen memandang bahwa pergi ke suatu toko atau mall bukanlah sekedar untuk belanja, tetapi lebih merupakan suatu rekreasi. Oleh karena itu, sebuahretailerharus mampu menyediakan konsep toko yang tidak hanya menekankan pada fungsi tempat belanja semata, tetapi juga sebagai tempat rekreasi dan hiburan, bahkan sebagai tempat bersosialisasi.

(28)

a. Décor themes, mendesain dekorasi toko dapat menggunakan satu atau beberapa tema, baik untuk sisi eksternal dan internal toko sehingga menarik perhatian.

b. Store events, adalah peristiwa yang spesial, seperti acara hiburan, program promosi, demonstrasi produk, program sosial dan yang sejenisnya. Peristiwa yang spesial ini diadakan oleh pihak manajemen retailer untuk menarik pembeli potensial ke dalam toko dengan harapan untuk mencapai tujuan sebagai berikut: menciptakan awareness

toko, menyediakan informasi pada konsumen, membangun

store image yang menguntungkan retailer serta meningkatkan frekuensi berkunjung konsumen. (Umar, 2002:59)

B. Pengertian Perilaku Konsumen

Ada beberapa pengertian atau definisi perilaku konsumen menurut pendapat para ahli:

1. Menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian (buying units)

(29)

2. Menurut David L. Louden dan Albert J. Della Bitta mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.

3. Menurut Nessim Hanna dan Richard Wozniak perilaku konsumen adalah merupakan suatu bagian dari aktivitas-aktivitas kehidupan manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan barang atau jasa yang dapat diupayakan sehingga ia akhirnya menjadi konsumen.

4. Menurut Engel dan kawan-kawan yang mengatakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusuli tindakan tersebut.

(30)

pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Yang kedua adalah perilaku yang tak tampak, variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen.

Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu faktor sosial budaya yang terdiri atas kebudayaan, budaya khusus, kelas sosial, kelompok sosial dan referensi serta keluarga. Faktor yang lain adalah faktor psikologis yang terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap. Selanjutnya perilaku konsumen tadi sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapnya dimulai dari pengenalan masalah yaitu berupa desakan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya. Selanjutnya tahap mencari informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan yang dilanjutkan dengan tahap evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian. Tahap berikutnya adalah tahap keputusan dan diakhiri dengan perilaku sesudah pembelian di mana membeli lagi atau tidak tergantung dari tingkat kepuasan yang didapat dari produk atau jasa tersebut. (Umar. 2002:49)

C. Konsep Sikap

(31)

Sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten terhadap suatu obyek atau gagasan. (Umar, 2002:435). Sikap menurut Thurstone yang dikutip Mowen dan Minor didefinisikan sebagai afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan. (Umar, 2003:13). Sikap konsumen didefinisikan sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Definisi yang lain adalah bahwa sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sikap adalah kesediaan untuk bereaksi terhadap obyek sebagai hasil penghayatan individu pada lingkungannya. Setelah mencermati berbagai pendapat tentang sikap, dapat disimpulkan bahwa sikap sebagai respon positif atau negatif terhadap stimulus sosial yang dikondisikan, dalam berespon tersebut tidak lepas dari persepsi setiap orang. Orang dikatakan memiliki sikap positif bila suatu obyek sesuai dengan dirinya(favorable)

dan dia suka menjadi obyek tersebut, sebaliknya seseorang dikatakan memiliki sikap negatif bila melihat obyek tersebut tidak sesuai dengan dirinya(unfavorable)dan tidak suka terhadap obyek tersebut.

2. Pada umumnya ada tiga komponen dasar yang mendukung sikap seseorang, yaitu:

(32)

Komponen ini berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan obyek. Kognitif merupakan keyakinan individu terhadap suatu obyek. Diinginkan dan tidak diinginkan mengenai suatu obyek. Kognitif merupakan persepsi mengenai hubungan dua obyek yang berarti. Perlu dimengerti bagaimana berlangsungnya proses sikap yang kemudian memunculkan tingkah laku tertentu. Proses tersebut diawali oleh persepsi terhadap obyek, yang dipengaruhi faktor pengalaman, pengetahuan dan cara berpikir individu serta faktor social learning. Hasil persepsi ini kemudian diolah oleh komponen kognitif dengan memperhatikan nilai-nilai individu, sehingga menghasilkan ide atau konsep tentang obyek.

b. Afektif

(33)

c. Konatif

Komponen ini melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap obyek. Konatif adalah kecenderungan bertindak yang diarahkan pada satu tujuan. Individu yang mempunyai sikap positif pada suatu obyek, maka tingkah lakunya diarahkan kepada obyek tersebut, namun jika sikapnya terhadap suatu obyek negatif, maka dia akan menghindarinya.

Dari ketiga komponen diatas dapat dijelaskan bahwa sikap menempatkan orang ke dalam suatu kerangka berpikir untuk menyukai dan tidak menyukai sesuatu, menolak atau menerima terhadap obyek dan dapat membuat orang berperilaku jujur dalam suatu cara yang konsisten ke arah obyek yang serupa. Perlu kita ketahui bahwa sikap ini dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap produk dan proses belajar, baik dari pengalaman atau dari yang lain. Sikap konsumen ini bisa merupakan sikap positif maupun negatif terhadap produk tertentu. Keadaan jiwa sangat dipengaruhi tradisi dan kebiasaan yang berasal dari kebudayaan dan lingkungan sosialnya. Sedangkan keadaan pikiran merupakan cara berpikir yang dipengaruhi tingkat pendidikannya.

(34)

kita dengan orang lain. Sebagai contoh, sikap yang positif terhadap seseorang membuat kita senang bertemu dengan orang itu, bahkan melakukan sesuatu untuk dia, mengimitasi perilakunya, dll. Sementara sikap yang negatif membuat kita cenderung menolak, menghindari, bahkan mungkin berperilaku kasar terhadap orang tersebut. Kedua, sikap mempengaruhi banyak keputusan-keputusan penting kita. Pilihan kita pada masa pemilihan presiden, gaya hidup, jurusan kuliah, semua dipengaruhi sikap kita terhadap orang dan obyek-obyek tersebut. Ketiga, sikap menentukan posisi kita ketika kita dihadapkan dengan isu-isu sosial yang krusial.

3. Ciri-ciri sikap konsumen

Seperti kita ketahui secara umum, bahwa sikap dapat dibagi menjadi dua sifat, yaitu sifat negatif dan sifat positif. Sifat negatif menimbulkan kecenderungan untuk menjauh, memberi ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekat, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu.

Sikap selain memiliki dua sifat, juga memiliki beberapa ciri-ciri antara lain:

(35)

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi “dipelajari” berdasarkan pengalaman dan latihan.

c. Karena sikap dapat “dipelajari” maka sikap dapat diubah meskipun sulit.

d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah terpenuhi.

e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.

f. Dalam sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.

Sikap yang sudah berkembang dalam diri seseorang akan cenderung dipertahankan dan sulit diubah. Meskipun demikian sikap seseorang masih dapat dibentuk maupun diubah.

4. Formasi sikap

Sumber-sumber yang mendukung formasi sikap:

a. Pengalaman langsung, pengalaman ini berupa percobaan dan evaluasi yang dilakukan oleh konsumen

b. Informasi dari konsumen lain, informasi ini berasal dari teman, keluarga, ataupun dari orang lain.

(36)

D. Pembentukan Sikap

1. Ada dua faktor yang dapat menentukan pembentukan sikap, yaitu: a. Faktor individu (internal):

Faktor ini bersifat selektif, dalam arti, apa yang datang dari luar tidak semuanya begitu saja diterima, hal ini berkaitan dengan persepsi yang ada pada individu dalam memberikan tanggapan terhadap suatu objek. b. Faktor luar (eksternal):

Faktor ini adalah keadaan-keadaan di luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Faktor ini terdiri dari dua macam, yaitu:

1) Bersifat langsung

Hubungan terjadi secara langsung antara individu yang satu dengan yang lain, atau bisa juga disebut dengan pengaruh dari kelompok referensi. Hubungan ini dapat secara sengaja memberikan sesuatu dengan maksud serta tujuan untuk mengubah atau membentuk suatu sikap tertentu.

2) Bersifat tidak langsung

Hubungan antara hasil budaya tertentu terhadap individu melalui alat komunikasi seperti media masa.

2. Sikap dapat diubah dan dibentuk apabila:

(37)

b. Adanya komunikasi langsung dari satu pihak. Faktor ini tergantung pada seberapa banyak keterangan yang diperoleh dari orang lain, ragu atau tidaknya menghadapi fakta atau sikap baru tersebut.

3. Menurut Baron (1979), ada tiga proses yang sangat sederhana tetapi mempunyai efek yang sangat kuat terhadap pembentukan sikap antara lain:

a. Classical Conditioning

Sikap dibentuk dengan cara mengasosiasikan produk dengan objek tertentu sebelumnya yang telah dikenal oleh konsumen.

b. Instrumental Conditioning

Produk yang memuaskan, maka dengan sendirinya konsumen akan membentuk sikap positif terhadap merek (produk) tersebut.

c. Cognitive Learning Theory

(38)

4. Proses pembentukan sikap adalah sebagai berikut:

Gambar II.1

Penelitian, perhatian dan persepsi Pengkategorisasian dan pemilihan

Pengamatan berdasar pada sikap:

- Model respon pengamatan

- Model harapan akan nilai

Pengaruh berdasar pada sikap

- Proses emosional - Sikap karena

terpengaruh oleh iklan

Pengaruh kesadaran berdasarkan atas sikap: Faktor-faktor sumber

- Keahlian juru bicara - Reputasi perusahaan Faktor-faktor pesan

- Kualitas argument - Satu sisi vs dua sisi - Pesan-pesan yang

diperbandingkan

Pengaruh yang membujuk berdasarkan sikap:

Faktor-faktor sumber - Sumber-sumber

yang serupa Faktor-faktor pesan - Daya tarik

emosional

- Daya tarik ketakutan

Sikap dan kehendak

(39)

5. Model sikap dan perilaku dari Fishbein

Gambar II.2

Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga model ini memiliki dua komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subyektif.

a. Komponen sikap

Komponen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan obyek penelitian dan atribut-atribut langsungnya yang memiliki peranan yang penting dalam pengukuran perilaku, karena akan

Keyakinan akan atribut yang menonjol

Evaluasi atribut

Keyakinan normatif

Motivasi

Sikap

Maksud perilaku

Norma subyektif

Faktor lain

(40)

menentukan tindakan apa yang akan dilakukan, tanpa dipengaruhi faktor eksternal.

b. Komponen norma subyektif

Komponen yang bersifat eksternal ini mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengkalikan nilai kepercayaan negatif individu terhadap atribut dengan motivasi untuk menyetujui atributnya. Kepercayaan normatif mengandung kuatnya keyakinan terhadap atribut yang ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek. Sedangkan motivasi menyetujui menyangkut sikapnya terhadap atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perilakunya.

Dari model sikap dan perilaku dari Fishbein ini dapat dilihat keyakinan akan atribut yang menonjol meliputi: harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, dan pelayanan. Sedangkan evaluasi atributnya meliputi: harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, dan pelayanan.

E. Pengukuran Sikap

(41)

respon yang tampil atau disebut indikator. Beberapa diantara metode pengukuran sikap yang cukup umum dilakukan adalah penanyaan langsung (direct questioning), observasi tingkah laku dan pengukuran melalui skala sikap. Metode pengukuran dengan skala sikap dianggap mampu memberikan penafsiran terhadap sikap manusia dengan lebih cermat dan dapat diandalkan.

(42)

Terdapat beberapa cara untuk mengukur sikap, di antaranya adalah

self-report, pengamatan atas perilaku aktual, teknik-teknik tidak langsung, kinerja atas pengerjaan tugas-tugas objektif, dan reaksi fisiologis. Sampai sejauh ini pendekatan yang paling umum digunakan adalah self-report, dimana responden ditanya secara langsung tentang keyakinan atau perasaan mereka terhadap suatu objek atau kelas objek. Bringham dalam Azwar (2000:138) menjelaskan tipe ukuran sikap yang paling sering dipakai adalah skala sikap self-report dan biasanya meliputi respon setuju atau tidak dalam beberapa kelompok-kelompok.

Salah satu dari skala sikap self-reportadalahSummated-Ratings scale

(43)

mempengaruhi sikap seseorang terhadap objek tersebut. Tiap pernyataan kemudian diklasifikasikan menjadi pernyataan positif (favorable) atau negatif (unfavorable). Responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan, dan berbagai kadar kesetujuan akan diberikan nilai. Dengan menggunakan prosedur pengenaan nilai ini, skor sikap total kemudian dihitung untuk setiap responden. Periset lalu mengevaluasi jawaban responden untuk menentukan item-item pernyataan mana yang dapat membedakan dengan jelas subjek berskor rendah dengan subjek berskor tinggi.

Penggunaan skala setelah daftar pernyataan dipilah-pilah, item-item pernyataan yang tersisa akan diurutkan secara sembarang pada formulir skala untuk membaurkan pernyataan-pernyataan positif dan negatif. Skala ini kemudian siap disebarkan atau ditunjukkan kepada sampel responden yang telah dipilih. Sekali lagi, subjek diminta untuk mengindikasikan kadar kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap setiap pernyataan. Umumnya responden tidak kesulitan untuk memberikan jawaban, karena kategori-kategori jawaban yang disediakan memudahkan mereka mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Skor total setiap subjek adalah hasil penjumlahan skor masing-masing item pernyataan.

(44)

memilih satu dari jawaban yang sesuai, setiap butir jawaban bernilai 1 sampai dengan 5 disesuaikan dengan alternatif jawaban yang dipilih dari masing-masing pernyataan.

F. Model Proses Pembelian Oleh Konsumen

1. Terdapat 2 proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen:

a. Model fenomenologis, model perilaku konsumen ini berusaha mereprodusir perasaan-perasaan mental dan emosional yang dialami konsumen dalam memecahkan masalah pembelian yang sesungguhnya.

b. Model logis, model perilaku konsumen ini berusaha menggambarkan struktur dan tahap-tahap keputusan yang diambil konsumen, mengenai:

1) Jenis, bentuk, modal, dan jumlah yang akan dibeli. 2) Tempat dan saat pembelian.

3) Harga dan cara pembayaran. (Swastha & Handoko, 2000:99102)

(45)

pengambilan keputusan oleh konsumen. Tahap pengambilan keputusan pada konsumen yang sikapnya telah terbentuk akan dilihat disini.

2. Komponen pembelian

Setiap keputusan membeli mempunyai tujuh komponen: a. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain.

b. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli produk tertentu.

c. Keputusan tentang merek

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli.

d. Keputusan tentang penjualannya

Konsumen dapat mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat elektronik, toko khusus produk tertentu atau toko lain.

e. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.

(46)

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian.

g. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. (Swastha & Handoko, 2000:102-104)

3. Tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap, yaitu: a. Menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan

Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jadi dari tahap inilah proses pembelian itu mulai dilakukan

b. Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber

Pada tahap ini konsumen akan didorong untuk mencari lebih banyak informasi.

(47)

Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya.

d. Keputusan untuk membeli

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. e. Perilaku sesudah pembelian

Semua tahap yang ada di dalam proses pembelian sampai dengan tahap kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan. (Swastha & Handoko, 2000:106)

G. Konsep Harga

(48)

Sedangkan evaluasi atribut sebagai pembentuk sikap yang dimaksud disini juga meliputi harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi.

Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: kondisi perekonomian, penawaran dan permintaan, elastisitas penawaran, persaingan, biaya, tujuan manajer, dan pengawasan pemerintah. (Swastha&Sukotjo, 1995:211). Harga yang dimaksudkan disini adalah harga yang ditawarkan oleh pihak counter-counter yang terdapat di Jogjatronik, walaupun sebenarnya Jogjatronik cuma menyewakan ruang bisnis, tetapi harga-harga yang ditawarkan oleh para penjual yang berada di dalam Jogjatronik juga harus mempunyai perbedaan daripada yang ditawarkan di tempat lain. Atau dengan kata lain, harga-harga yang terdapat di Jogjatronik masih terjangkau.

H. Konsep Fasilitas

(49)

kemudahan. Fasilitas disini adalah fasilitas yang terdapat di Jogjatronik yang memudahkan konsumen dalam hal berbelanja.

I. Konsep Kelengkapan Barang

Menurut Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelengkapan barang adalah segala barang yang tersedia. Kelengkapan barang yang dimaksudkan adalah barang elektronik yang diinginkan konsumen yang dapat ditemukan di Jogjatronik tanpa harus berpindah-pindah dari toko satu ke toko lainnya untuk memperoleh barang elektronik yang lain. Kelengkapan barang yang terdapat di Jogjatronik juga memiliki banyak pilihan alternatif, hal tersebut membuat konsumen dapat memberikan pertimbangan untuk setiap produk elektronik yang ada.

J. Konsep Kenyamanan

(50)

K. Konsep Keamanan

Menurut Buku Besar Kamus Bahasa Indonesia konsep keamanan adalah keadaan aman, ketentraman. Keamanan yang ditawarkan oleh Jogjatronik adalah keamanan saat berbelanja, dimana banyak petugas keamanan yang berjaga-jaga di dalam Jogjatronik. Keamanan lainnya yang ditawarkan, yaitu keamanan saat memarkirkan kendaraannya.

L. Konsep Pelayanan

Menurut Mayer (2002), pelayanan terkait erat dengan sejumlah faktor meliputi: produk dan jasa yang ditawarkan, jasa pendukung penjualan dan kesan yang baik yang diterima konsumen. Seorang penjual dituntut untuk memberikan respon secara cerdik terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang produk atau jasa dari konsumen, adanya sikap yang baik terhadap pelanggan dimana sikap dihubungkan dengan etika yang merupakan cara yang dapat diterima secara sosial dalam berhubungan dengan konsumen, adanya penampilan pribadi yang menarik yang merupakan kriteria terpenting yang dapat mempengaruhi konsumen.

M. Kelompok Referensi

(51)

Kelompok referensi disebut juga kelompok acuan. Menurut Sumarwan (2003:250) menyatakan: Kelompok referensi (Reference Group)adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Berikut ini terdapat beberapa pengertian lain mengenai kelompok referensi, yaitu:

a. Kotler dan Keller (2000) mendefinisikan kelompok referensi sebagai kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. (Sumarwan, 2003:249)

b. Menurut Schiffman (2000) kelompok referensi adalah setiap orang atau kelompok yang menjadi acuan perbandingan atau referensi untuk seseorang dalam membentuk nilai-nilai, perilaku, atau petunjuk khusus dalam melakukan sesuatu. (Sumarwan, 2003:249)

c. Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran perbandingan (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya. Dengan kata lain, merupakan kelompok dalam mana orang ingin menjadi anggota, atau dengan mana orang mengindikasikan dirinya. (Dharmmesta dan Handoko, 2000:68)

(52)

kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. Kelompok referensi bagi seseorang bisa terdiri atas satu orang atau lebih dari satu sampai puluhan. Kelompok referensi bisa merupakan sesuatu yang nyata (orang sesungguhnya) atau yang bersifat tidak nyata dan bersifat simbolik (misalnya para eksekutif yang sukses atau para selebriti yang sukses; tokoh politik, aktor, olahragawan). Kelompok referensi bagi seseorang mungkin berasal dari kelas sosial yang sama atau berbeda, dari budaya yang sama atau berbeda, bahkan sub-budaya yang berbeda atau sama. 2. Jenis-jenis kelompok referensi

Sumarwan (2003:253) menggolongkan kelompok referensi berdasarkan pada posisi dan fungsinya, yaitu:

a. Kelompok Formal

Kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi, misalnya Serikat Pekerja Indonesia, partai politik, universitas, perusahaan. Kelompok formal biasanya terdaftar secara hukum di pemerintah.

b. Kelompok Informal

(53)

badminton, kelompok senam, kelompok kebugaran, kelompok arisan, dan kelompok rukun tetangga.

c. Kelompok Aspirasi

Kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya. Anggota kelompok aspirasi berusaha membuat asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuannya dengan cara bersikap dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut. Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok referensinya, atau antar anggota kelompok aspirasi tidak harus terikat dan saling berkomunikasi.

d. Kelompok Disosiasi

Seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.

N. Hubungan Antar Konsep

(54)

yang seperti itu di Yogyakarta adalah Jogjatronik. Keadaan dimana Jogjatronik merupakan pusat perbelanjaan elektronik yang masih terbilang sepi pengunjung, maka peneliti ingin melihat pembentukan sikap konsumen Jogjatronik dari variabel yang dimiliki Jogjatronik.

(55)

Jogjatronik dalam menciptakan belief konsumennya, dengan memberikan kenyamanan pada konsumennya, agar konsumen dalam berbelanja ingin merasa nyaman, baik dalam suasana yang sejuk, dan keleluasaan dalam berbelanja. Konsumen yang datang berbelanja perlu merasa aman, dimana mereka percaya bahwa di tempat mereka berbelanja tersebut tidak ada tindakan kriminal. Maka pihak Jogjatronik dalam menciptakan belief konsumennya, dengan membuat tempat belanja tersebut dirasakan aman oleh konsumen, yaitu dengan menempatkan petugas keamanan di dalamnya. Konsumen yang berbelanja di pusat perbelanjaan kebanyakan membawa kendaraan, sehingga mereka perlu rasa aman atas kendaraannya yang diparkirkan di tempat belanja tersebut. Untuk membuat konsumen yang datang merasa aman atas kendaraannya, maka pihak Jogjatronik menyediakan banyak petugas keamanan yang menjaga tempat parkir tersebut. Bila di tempat konsumen berbelanja tersebut pernah terjadi kehilangan kendaraan ataupun pencopetan didalam tempat belanja, hal itu akan membuat konsumen membentuk sikap negatif terhadap tempat belanja tersebut.

(56)

juga ada pengaruh dari kelompok referensi dalam membentuk sikap konsumen. Kelompok referensi tersebut meliputi keluarga dan teman konsumen tersebut. Bila pengaruhnya baik, maka konsumen akan bersikap positif terhadap tempat mereka belanja tersebut.

O. Kerangka Pemikiran Teoretis

Gambar II.3 Kelengkapan

barang Kenyamanan

Keamanan Pelayanan

Kelompok Referensi

Sikap negatif: Tidak tertarik

untuk berkunjung kembali ke Jogjatronik Harga

Sikap positif: Tertarik untuk

berkunjung kembali ke Jogjatronik Evaluasi

Atribut

Fasilitas

Pembentukan Sikap Konsumen

(57)

P. Hipotesis

Berdasarkan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini, yaitu tentang analisis pembentukan sikap konsumen ditinjau dari harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi, maka penulis mengajukan hipotesis yang merupakan anggapan sementara yang berfungsi sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya penelitian. Pada penelitian ini, yang menjadi hipotesisnya adalah:

1. Diduga faktor harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan dan peran kelompok referensi secara parsial mendukung pembentukan sikap konsumen.

(58)

40

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus

adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan dengan

suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Dalam penelitian

ini, kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada objek yang diselidiki saja,

dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian : Bulan Juni Tahun 2008

2. Lokasi penelitian : Jogjatronik Mall Jl. Brigjen Katamso 75-77,

Gondomanan, Yogyakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah orang yang memiliki kapabilitas dan kompetensi

untuk dimintai keterangan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi subjek adalah pengunjung pada Jogjatronik Mall yang setidaknya

(59)

2. Objek penelitian adalah informasi yang menjadi perhatian pokok dalam

penelitian yang dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian atau

menguji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini objek penelitiannya

adalah data-data mengenai pembentukan sikap konsumen yang ditinjau

dari harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan,

pelayanan, dan peran kelompok referensi yang diperoleh melalui

kuesioner.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek atau

pengamatan atau faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.

Variabel ini terdiri dari:

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat

mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen yang mempunyai

hubungan yang negatif atau positif bagi variabel dependen lainnya.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah:

a. Kebijakan harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang

kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Indikatornya adalah

(60)

tempat lain, cara dalam melakukan transaksi pembayaran, harga

barang yang sesuai dengan kualitasnya.

b. Kebijakan fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan

atau mempermudah sesuatu. Indikatornya adalah seperti tersedianya

lahan parkir yang luas, kemudahan untuk memasuki gedung, adanya

lift atau elevator, adanya area santai bagi pengunjung, tersedianya

toilet yang memadai.

c. Kebijakan kelengkapan barang adalah segala barang yang tersedia.

Indikatornya adalah terdapat banyak pilihan alternatif suatu barang,

terdapat banyak pilihan produk untuk satu jenis barang, barang

elektronik yang dibutuhkan dapat ditemukan ditempat ini.

d. Kebijakan kenyamanan adalah keadaan nyaman, kesegaran,

kesejukan. Indikatornya adalah tempat penataan barang-barang yang

sesuai dan menarik, keleluasaan dalam berbelanja, kesejukan karena

ruangan yang ber-AC, nyaman pada saat berbelanja, kenyamanan

ruang untuk berbelanja.

e. Kebijakan keamanan adalah keadaan aman, ketentraman.

Indikatornya adalah merasa aman dalam berbelanja, lahan parkir yang

aman dari tindakan pencurian, tidak adanya tindakan kriminal pada

(61)

f. Kebijakan pelayanan adalah terkait erat dengan sejumlah faktor

meliputi: produk dan jasa yang ditawarkan, jasa pendukung penjualan

dan kesan yang baik yang diterima oleh konsumen. Indikatornya

adalah bentuk pelayanan di pusat informasi, pelayanan yang baik yang

diberikan pada waktu berbelanja sehingga mempermudah untuk

mendapatkan barang yang dibutuhkan.

g. Peran kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai

referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi.

Indikatornya adalah pengetahuan kelompok referensi mengenai

produk, pengalaman dari kelompok referensi, pengaruh dari saudara,

keluarga dan tetangga.

Diketahui dari persepsi pengunjung terhadap itu semua, maka cara

pengukuran untuk variabel ini adalah dengan menggunakan Skala Likert 5

point, dan telah disediakan alternatif jawaban dari setiap butir pertanyaan

dan responden dapat memilih satu dari jawaban yang sesuai, setiap butir

jawaban bernilai 1 sampai dengan 5 disesuaikan dengan alternatif jawaban

yang dipilih dari masing-masing pernyataan.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang menjadi

perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Dalam penelitian ini, yang

(62)

Jogjatronik artinya adalah proses atau cara membentuk sikap seseorang

yang dilakukan oleh orang itu sendiri ataupun yang dilakukan oleh orang

atau pihak lain untuk berbelanja kembali ke Jogjatronik. Yang menjadi

indikatornya adalah: membuat anggaran untuk ke Jogjatronik, selalu

memantau perkembangan Jogjatronik, jika mencari kebutuhan akan

barang elektronik tidak usah kemana-mana langsung ke Jogjatronik,

merencanakan apabila ada waktu luang untuk berkunjung ke Jogjatronik

bersama keluarga atau teman, menunda membeli barang elektronik di

tempat lain menunggu sampai sempat ke Jogjatronik, Jogjatronik sebagai

tempat berbelanja yang menyenangkan, merasa Jogjatronik sebagai tempat

belanja kebutuhan barang elektronik, yakin bahwa Jogjatronik sebagai

tempat belanja kebutuhan barang elektronik yang tepat.

Cara pengukuran untuk variabel ini adalah dengan menggunakan

Skala Likert 5 point, dan telah disediakan alternatif jawaban dari setiap

butir pertanyaan dan responden dapat memilih satu dari jawaban yang

sesuai, setiap butir jawaban bernilai 1 sampai dengan 5 disesuaikan

(63)

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

melalui pengisian kuesioner mengenai pembentukan sikap konsumen

ditinjau dari kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan,

keamanan, pelayanan dan peran kelompok referensi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Dalam

hal ini berupa data yang diperoleh dari Jogjatronik mengenai profil

Jogjatronik sebagai tempat penelitian, yang meliputi latar belakang atau

sejarah berdirinya, struktur organisasi, dan fasilitas-fasilitas yang terdapat

di Jogjatronik.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

daftar pertanyaan mengenai pembentukan sikap konsumen ditinjau dari

harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan,

dan pengaruh kelompok referensi yang ditujukan kepada pengunjung

(64)

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari

dan menganalisis catatan-catatan yang berhubungan dengan objek

penelitian. Dalam hal ini berupa dokumentasi terhadap catatan-catatan

yang diperoleh dari pihak Jogjatronik dan juga media elektronik.

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki

sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk

diteliti (Widayat dan Amirullah, 2002:52). Dengan demikian populasi

merupakan seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk

membuat beberapa kesimpulan.

Dalam penelitian ini populasinya tidak terbatas, yang menjadi

populasinya adalah pengunjung pada Jogjatronik Mall yang setidaknya

sudah satu kali datang ke Jogjatronik baik yang berbelanja atau yang

hanya sekedar berkunjung saja, yang berusia minimum 16 tahun ke atas

karena jika dimintai pendapatnya mereka sudah mampu untuk

(65)

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang akan diteliti atau suatu kelompok dari

populasi yang dipilih dalam penelitian (Widayat dan Amirullah, 2002:52).

Teknik penentuan sampel yang dilakukan pada penelitian ini bersifat tidak

acak (non-random sampling) dimana anggota populasi tidak diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jenis

penentuan sampel tidak acak yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mereka yang pernah datang berkunjung atau berbelanja di Jogjatronik

Yogyakarta. Pada jenis ini anggota sampel ditentukan berdasarkan ciri

tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi

(Sugiyono, 2000:73). Jumlah sampel yang akan digunakan yaitu

sebanyak 100 orang responden. Penentuan jumlah sampel didasarkan

pada rumus (Umar, 2003:150):

2

2 / /

.q Z e

p n

Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα/2 = nilai uji t dengan tingkat signifikasi 5% (Zα/2= 1,96)

e = tingkat kesalahan yang ditolerir (10%)

p = proporsi populasi yang diinginkan mempunyai karakteristik

(66)

q = (1-p) = proporsi yang diinginkan mempunyai karakteristik

tertentu

p.q = jika p dan q tidak diketahui, maka dapat diganti 0,25

Berdasarkan perhitungan rumus tersebut dihasilkan jumlah sampel

(n) harus lebih besar dari 96 dan agar memudahkan perhitungan, maka

dibulatkan menjadi 100 sampel responden.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan convenience sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan memilih orang-orang yang mudah dan mau ditemui. Prosedur

pelaksanaanconvenience samplingini adalah dengan menawarkan kepada calon responden yang datang ke Jogjatronik, baik yang berbelanja maupun

yang tidak berbelanja, dengan sedapat mungkin memperhatikan ciri-ciri

populasi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir dan pekerjaan)

berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengelola Jogjatronik.

H. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument, suatu instrument dapat dianggap valid

(67)

Uji ini menggunakan rumus Koefisien Korelasi Pearson:

 

 

 

  2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :

r = koefisien korelasi

x = nilai setiap item

y = nilai semua item

n = banyaknya responden (sampel)

Uji validitas ini adalah jika hasil r hitung > r tabel dengan tingkat

kepercayaan 95% maka item pertanyaan kuesioner dinyatakan valid,

sebaliknya jika r hitung < r tabel dengan tingkat kepercayaan 95% maka

item pertanyaan kuesioner dianggap gugur.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan

sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur

digunakan berulang kali. Untuk mengukur gejala reliabilitas digunakan

teknik belah dua, yaitu membagi pertanyaan yang valid menjadi dua

bagian, antara kelompok item yang bernomor ganjil dan genap. Untuk

menguji reliabilitas digunakan rumus Spearman- Brown:

 

xy

(68)

bb

r = koefisien reliabilitas

xy

r = koefisien korelasi antara item ganjil dengan item genap

Dengan tariff signifikan (α) = 5% jika rbb > dari r tabel maka kuesioner

memenuhi syarat reliabilitas.

I. Teknik Analisis Data

1. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda ini digunakan untuk meramalkan

keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih

variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Jadi analisis

regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya

minimal 2. (Sugiyono, 2005:210)

Y = a + b1X1+b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+ b7X7

Y = skor pembentukan sikap konsumen

a = konstanta

b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variabel independent.

X1= skor kebijakan harga

X2= skor kebijakan fasilitas

X3= skor kebijakan kelengkapan barang

(69)

X5= skor kebijakan keamanan

X6= skor kebijakan pelayanan

X7= skor peran kelompok referensi

Harga a dan b dapat dihitung dengan rumus:

 

 



   2 2 2 X X n XY X X Y a

 

   2 2 X X n Y X XY n b

Dengan melihat besarnya koefisien regresi linier berganda pada

persamaan diatas, maka dapat diketahui hubungan masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat.

2. Pengujian dengan uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh secara simultan antara

harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan,

dan peran kelompok referensi dalam mendukung pembentukan sikap

konsumen.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Perumusan hipotesis

b. Menentukan nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikasi

(70)

R

n k

k R F

 

  22

1

1

Dengan Ftabel= (x;k-1;n-k) dimana:

F = harga F garis regresi yang dicari

K = banyaknya variabel bebas

N = jumlah sampel

R = koefisien korelasi

d. Kriteria yang digunakan untuk mencari Ftabeladalah derajat kebebasan

df = n-k-1 dengan tingkat signifikan 5%.

H0= kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan,

keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi tidak

mendukung dalam pembentukan sikap konsumen.

Hα= kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran kelompok referensi mendukung

dalam pembentukan sikap konsumen.

Jika Fhitung< Ftabelatau Fhitungpada α > 0,05 maka H0diterima dan

Hα ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran

kelompok referensi tidak mendukung dalam pembentukan sikap

konsumen.

Jika Fhitung ≥Ftabel atau Fhitung pada α ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan

(71)

harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan,

dan peran kelompok referensi mendukung dalam pembentukan sikap

konsumen.

0 F

(Statistik Uji F)

Gambar III.1

3. Pengujian dengan uji t

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara harga, fasilitas,

kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan peran

kelompok referensi dalam mendukung pembentukan sikap konsumen.

Maka digunakan uji signifikan variabel individual. Rumus uji t adalah :

Sbi Bi bi

t0   i =1,2,3…

bi = nilai koefisien regresi

Bi = nilai koefisien regresi untuk populasi

Sbi = kesalahan baku koefisien regresi

Daerah penerimaan Daerah penolakan

(72)

Jika thitung < ttabel atau thitung pada α > 0,05 maka H0 diterima atau

Hα ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa secara parsial kebijakan harga, fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan

peran kelompok referensi tidak mendukung dalam pembentukan sikap

konsumen.

Jika thitung> ttabelatau thitungpadaα< 0,05 maka H0ditolak atau Hα

diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa secara parsial kebijakan harga,

fasilitas, kelengkapan barang, kenyamanan, keamanan, pelayanan, dan

peran kelompok referensi mendukung dalam pembentukan sikap

konsumen.

(Statistik Uji t)

Gambar III.2

Daerah Penolakan

2,5% Daerah

Penerimaan Daerah

(73)

55

A. Sejarah Jogjatronik

Jogjatronik Mall terletak di jalan Brigjen Katamso nomor 75-77 Gondomanan,

Yogyakarta, dahulu di lokasi ini adalah kantor Percetakan Negeri Yogyakarta.

Jogjatronik dibangun pada bulan Oktober 2003 dan selesai pada bulan

Agustus 2004. Jogjatronik mulai diresmikan dan dibuka untuk masyarakat

umum pada September 2004 bersamaan dengan penyelenggaraan Festival

Kraton Yogyakarta. Tujuan dibangun Jogjatronik adalah adanya kebutuhan

belanja barang-barang elektronik yang terpusat disatu tempat bagi masyarakat

Yogyakarta dan kota-kota lain disekitarnya. Selain itu juga untuk mengurangi

keramaian di jalan Malioboro dan di jalan Solo.

B. Profil Jogjatronik

Jogjatronik dibangun di atas tanah milik Pemerintah daerah Provinsi DIY.

Luas bangunan dari Jogjatronik sekitar 12.000 m2. Bangunan Jogjatronik

terdiri dari satubase ment dan empat lantai. Lantai satu dipergunakan untuk

penjualan produk dan peralatan elektronik. Lantai dua dipergunakan untuk

penjualan mobile phone dan barang-barang fashion serta kantor pemasaran.

Lantai tiga dipergunakan untuk penjualan mobile phone dan café serta lokasi

(74)

diperuntukkan khusus untuk pasar computer (computer market). Base ment

dipergunakan untuk tempat parkir dan kantor manajemen Jogjatronik.

C. Fasilitas yang ditawarkan

Jogjatronik menawarkan banyak fasilitas-fasilitas standar pertokoan modern.

Keamanan dan kenyamanan pengunjung diperhatikan disini. Jogjatronik

menyediakan lokasi browsing internet atau Wi-Fi secara gratis, kamera

CCTV, terdapat 2 unit lift, akses dari parker/ basement ke lokasi dan 9 unit

escalator bagi pengunjung untuk menuju ke setiap lantainya. Pendingin

ruangan yang cukup sejuk untuk kenyamanan pengunjung. Ada juga fasilitas

parkir bagi kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua. Area parkir ini

disediakan di depan Jogjatronik dan di dalam atau dibase mentJogjatronik.

D. Pengelola Jogjatronik

Jogjatronik dibangun dan dikelola melalui kerja sama antara PT.Anindya

Mitra Internasional dengan PT.Kaidi Indojaya. PT.Anindya Mitra

Internasional merupakan perubahan dari Perusahaan Daerah Aneka Industri

dan Jasa ANINDYA yang telah menjadi perseroan terbatas. PT.Anindya

Mitra Internasional merupakan pengelola tanah di jalan Brigjen Katamso.

PT.Kaidi Indojaya merupakan perusahaan investor yang membangun

(75)

E. Visi dan Misi Jogjatronik

1. Menjadikan Jogjatronik sebagai barometer informasi dan perkembangan

IT di Yogyakarta

2. Menjadikan Jogjatronik sebagai pusat elektronik, edukasi, komputer dan

(76)

58

Bab ini berisi tentang analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan

penelitian serta pembahasannya. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal

24 Juni sampai dengan tanggal 27 Juni tahun 2008, penelitian dilaksanakan di

Jogjatronik Mall Jl. Brigjen Katamso 75-77, Gondomanan, Yogyakarta. Yang

menjadi responden dalam penelitian ini adalah pengunjung Jogjatronik, dengan

jumlah sampel sebanyak 100 orang responden.

Sebelum kuesioner disebarkan kepada 100 orang responden, terlebih dahulu

diujicobakan pada 30 orang responden untuk menguji apakah butir pertanyaan

tersebut telah valid dan reliabel dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

Dan kemudian sisanya disebarkan sebanyak 70 kuesioner, apabila butir pertanyaan

tersebut telah valid dan reliabel. Penyebaran 100 kuesioner dilakukan dengan cara

mendatangi langsung pengunjung yang sedang berada di dalam Jogjatronik. Dan

pada waktu pengisian kuesioner, responden didampingi oleh peneliti, jadi peneliti

bisa menjelaskan kepada responden apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau hal-hal

(77)

A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji seberapa cermat suatu test

melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar dapat mencerminkan

variabel yang diukur. Hasil pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui

bahwa setiap butir pertanyaan yang diajukan kepada responden telah

dinyatakan valid atau tidak. Teknik yang digunakan dalam uji validitas ini

adalah teknik korelasi product moment Pearson. Item dinyatakan valid

apabila korelasi r positif dan lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Dan juga

signifikan pada taraf kepercayaan yang diambil. Pada uji validitas, sampel

yang digunakan adalah sebanyak 30 responden. Hasil pengujian validitas

dapat dilihat di beberapa tabel di bawah.

1. Pengujian Validitas untuk Variabel Harga

Tabel V.1.

Uji Validitas Variabel Harga

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

1 0,579 0,239 Valid

2 0,281 0,239 Valid

3 0,425 0,239 Valid

4 0,422 0,239 Valid

5 0,373 0,239 Valid

6 0,550 0,239 Valid

Sumber : Lampiran III

Berdasarkan tabel V.1 bisa dilihat bahwa dari semua item

pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel harga

(78)

diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk variabel harga dinyatakan

valid.

2. Pengujian Validitas untuk Variabel Fasilitas

Tabel V.2.

Uji Validitas Variabel Fasilitas

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

1 0,078 0,239 Tidak Valid

2 0,489 0,239 Valid

3 0,662 0,239 Valid

4 0,613 0,239 Valid

5 0,531 0,239 Valid

Sumber : Lampiran III

Berdasarkan tabel V.2 bisa dilihat bahwa dari semua item

pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel fasilitas

ada satu item pertanyaan yang tidak memiliki nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (rhitung > rtabel). Maka dapat diketahui bahwa item pertanyaan 2–5

dinyatakan valid, sedangkan item pertanyaan 1 tidak valid sehingga harus

dihilangkan dan tidak digunakan sebagai data penelitian.

3. Pengujian Validitas untuk Variabel Kelengkapan Barang

Tabel V.3.

Uji Validitas Variabel Kelengkapan Barang No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

1 0,622 0,239 Valid

2 0,636 0,239 Valid

3 0,767 0,239 Valid

4 0,719 0,239 Valid

5 0,434 0,239 Valid

6 0,343 0,239 Valid

(79)

Berdasarkan tabel V.3 bisa dilihat bahwa dari semua item

pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel

kelengkapan barang memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel).

Maka dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk variabel

kelengkapan barang dinyatakan valid.

4. Pengujian Validitas untuk Variabel Kenyamanan

Tabel V.4.

Uji Validitas Variabel Kenyamanan

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

1 0,229 0,239 Tidak Valid

2 0,560 0,239 Valid

3 0,472 0,239 Valid

4 0,260 0,239 Valid

5 0,385 0,239 Valid

Sumber : Lampiran III

Berdasarkan tabel V.4 bisa dilihat bahwa dari semua item

pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel

kenyamanan ada satu item pertanyaan yang tidak memiliki nilai rhitung

lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Maka dapat diketahui bahwa item

pertanyaan 2–5 dinyatakan valid, sedangkan item pertanyaan 1 tidak valid

sehingga harus dihilangkan dan tidak digunakan sebagai data penelitian.

5. Pengujian Validitas untuk Variabel Keamanan

Tabel V.5.

Uji Validitas Variabel Keamanan

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

1 0,720 0,239 Valid

2 0,405 0,239 Valid

(80)

4 0,178 0,239 Tidak Valid Sumber : Lampiran III

Berdasarkan tabel V.5 bisa dilihat bahwa dari semua item

pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel

keamanan ada satu item pertanyaan yang tidak memiliki nilai rhitunglebih

besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Maka dapat diketahui bahwa item

pertanyaan 1–3 dinyatakan valid, sedangkan item pertanyaan 4 tidak valid

sehingga harus dihilangkan dan tidak digunakan sebagai data penelitian.

6. Pengujian Validitas untuk Variabel Pelayanan

Tabel V.6.

Uji Validitas Variabel Pelayanan

No. Item Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

1 0,518 0,239 Valid

2 0,744 0,239 Valid

3 0,600 0,239 Valid

4 0,309 0,239 Valid

Sumber : Lampiran III

Berdasarkan tabel V.6 bisa dilihat bahwa dari semua item

pertanyaan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel

pelayanan memiliki rhitunglebih besar dari rtabel(rhitung> rtabel). Maka dapat

diketahui bahwa semua item pertanyaan untuk variabel pelayanan

dinyatakan valid.

7. Pengujian Validitas untuk Var

Gambar

Gambar II.1
Gambar II.2
Gambar II.3KelengkapanbarangKenyamananKeamananPelayananKelompokReferensi Sikap negatif:Tidak tertarikuntukberkunjungkembali keJogjatronikHargaSikap positif: Tertarik untukberkunjungkembali keJogjatronikEvaluasiAtributFasilitasPembentukanSikap KonsumenJogja
Tabel V.11. Karakteristik Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan bahwa dalam skripsi dengan judul “ PENGARUH BODY DISSATISFACTION TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU DIET PADA MAHASISWA UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Pada sistem dengan berat ATKKS sebesar 5 g, biodiesel tidak terbentuk dalam waktu reaksi selama 2 jam karena jumlah kalium yang terekstraksi untuk 5 g berat

Pembelajaran IPS, khususnya di sekolah dasar mempunyai tujuan, agar peserta didik memiliki kemampuan memahami materi ajar tersebut, menjelaskan keterkaitan antar konsep

Ruswanti, Endang, 2012, „Pengaruh Service Quality dan Pelanggan Satisfaction Terhadap Pelang gan Loyalty‟, Majalah WIDYA , Tahun 29 Nomor 318.. Panduan Penulisan

berbeda dalam menurunkan tekanan darah. Obat antihipertensi dapat diberikan secara. tunggal maupun kombinasi. Penggunaan obat tunggal seringkali

Melalui proses yang panjang, bertahap dan berjenjang dalam satu sisrtem yang disebut ta’dib sebagai pola pembinaan dan kaderisasi yang berusaha melahirkan

berjudul PERBANDINGAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI DAN SENSORI NATA DE APPLE DENGAN SUMBER MEDIA SARI DAN SARI AMPAS APEL MALANG ( Malus domestica Borkh) dengan

53.1 Apabila penyedia yang ditunjuk adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat ketentuan bahwa pekerjaan tersebut harus