• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERCOBAAN IV (Analisis Anion)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERCOBAAN IV (Analisis Anion)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Analisis Anion” dengan tujuan dapat mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan ‘unknown’ dengan menggunakan metode pemisahan ‘kemikalia cair’ yang didasarkan pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen tertentu. Prinsip yang digunakan adalah reaksi spesifik dan selektif ion. Metode dalam percobaan

ini adalah pemisahan ‘kemikalia cair’. Hasil dari sample known NaCl + AgNO3

 AgCl + HNO3 terbentuk endapan , menjadi panas dan timbul gas. KBr +

AgNO3 AgBr + HNO3 terbentuk endapan , menjadi panas dan gas. KI +AgNO3

 AgI + HNO3 terbentuk endapan hitam, panas, baud an gas. Pada hasil unknown

sample 3 + AgNO3 terbentuk endapan putih setelah ditambah HNO3 timbul gas,

panas dan endapan tidak larut. Pada sample 3 + Ba[CH3COO]2 terbentuk endapan

putih + HCl endapan larut maka sampel 3 merupakan ion Br-. Pada sampel 4 +

AgNO3 terbentuk endapan + HCl maka endapan larut, saat sampel 4 ditambah

Ba[CH3COO]2 terbentuk endapan putih + HCl endapan tidak larut, menunjukkan

sampel 4 mengandung ion SO4. Sampel 6 di uji dengan test 3 dengan + AgNO3

tidak terbentuk endapan dan timbul warna coklat, saat sampel 6 ditambah

Ba(CH3COO)2 terbentuk endapan dan larutan berwarna kuning kemudian

ditambah HCl endapan larut dan warna menjadi orang maka sampel 6 adalah ion

CrO4-. Sampel 5 di test dengan test 5 dengan ditambah H2SO4 + FeSO4 terbentuk

(2)

PERCOBAAN IV ANALISIS ANION

I. TUJUAN PERCOBAAN

Dapat mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan ‘unknown’ dengan menggunakan metode pemisahan ‘kemikalia cair’ yang didasarkan pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Analisa Kualitatif

Dalam analisa kualitatif ada 2 macam uji yaitu reaksi kering dan basah. Reaksi kering dapat ditetapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah digunakan untuk zat dalam larutan.

Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan dapat digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya identifikasi kecil. Uji ini benar-benar memberikan informasi yang bermanfaat dalam waktu yang singkat. Teknik yang berbeda digunakan untuk reaksi basah dalam analisis makro, semimikro, mikro.

( Vogel,1985 )

I.2 Metode Pengendapan

(3)

Endapan terbentuk dengan larutan itu menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.

( Vogel,1985)

I.3 Hasil Kali Kelarutan

Larutan jenuh suatu garam yang juga mengandung garam tersebut yang tak larut, dengan kelebihan merupakan suatu sistem kesetimbangan terhadap hukum massa dapat diberlakukan, misalnya: jika endapan perak klorida ada dalam kesetimbangan dengan larutan jenuhnya, maka kesetimbangan yang terjadi:

AgCl Ag+ + Cl

-Reaksi diatas merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl ada

dalam fase padat, sedangkan ion-ion Ag+ dan Cl- ada dalam fase tersebut.

Teapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai:

  

Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tidak berubah dan karenanya dapat dimasukkan ke dalam suatu tetapan baru. Ksp dinamakan hasil kali kelarutan:

 

Ag Cl Ksp

Jadi dalam larutan perak klorida, pada suhu dan tekanan konstan, hasil kali konsentrasi ion perak dan ion klorida adalah konstan.

Untuk larutan jenuh suatu elektrolit Ava , Bvb yang terion menjadi ion-ion vaAm-dan vbB

n-Ava Bvb

Hasil kali kelarutan [K] dapat dinyatakan sebagai:

(4)

masing-masing ion yang dihasilkan oleh disosiasi dari suatu molekul elektrolit

(Vogel, 1985)

I.4 Pencucian Endapan

Pencucian endapan bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi (zat-zat pengotor) pada permukaan endapan. Pencucian endapan menggunakan larutan elektrolit kuat yang mengandung ion sejenis yang sama dengan endapan agar kelarutan endapan berkurang. Larutan harus mudah menguap agar endapannya mudah untuk ditimbang. Larutan pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Larutan yang dapat mengurangi kelarutan dari endapannya

2. Larutan yang dapat mencegah hidrolosis garam dari basa lemah atau asam lemah

3. Larutan yang dapat mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat lolos pada kertas saring

(Vogel, 1985)

I.5 Reaksi Pembentukan Kompleks

Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion kompleks dari suatu atom (ion) pusatnya dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom pusat itu. Jumlah relatif komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu. Meskipun ini tidak dapat ditafsirkan dalam bentuk atau lingkup konsep valensi yang klasik.

(Vogel, 1985)

I.6 Analisis Anion

2.6.1 Klorida

(5)

mudah larut dalam air panas atau mendidih, CuCl, BiOCl, SbOCL, HgOCl tak larut dalam air. Kepekaan 1,5 mg Cl¯ (batas konsentrasi 1 dalam 30.000) dan 0,3 mg Cl¯ (batas konsentrasi 1 dalam 150.000).

(Vogel, 1985)

2.6.2 Bromida

Kelarutan Ag, Hg, Cu, tak larut dalam air. Timbel bromide sangat sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam air

mendidih. Semua bromide lainnya larut. Kepekaan 2 mg Br2 (batas

konsentrasi 1 dalam 25.000).

(Vogel, 1985)

2.6.3 Iodida

Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromida.Perak,merkurium (II), tembaga (I) dan timbel iodide adalah

garam-garam yang sedikit larut. Kepekaan 2 mg I2 (batas konsentrasi

1 dalam 20.000).

(Vogel, 1985)

2.6.4 Nitrat

Semua nitrat larut dalam air, nutrat dari merkurium dan bismuth menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air.Garam-garam ini larut dalam asam nitrat encer. Kepekaan 0,05 mg Nitrat dengan batas konsentrasi 1 dalam 1 juta.

(Vogel, 1985)

2.6.5 Sulfat

Sulfat dari barium, stronsium dan timbale praktis tidak larut dalam air. Sulfat dari merkurium (II) dan kalsium larut sedikit dan kebanyakan sulfat dari logam-logam sisanya larut.

(6)

2.6.6 Kromat

Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat warna yang menghasilkan larutan kuning bila larut dalam air. Asam mineral encer, yaitu ion-ion hydrogen, kromat, berubah menjadi dikromat.

(Vogel, 1985)

I.7 Analisa Bahan

I.7.1 AgNO3

Sifat fisik: Padatan kristal tidak berwarna, titik leleh: 59C, titik

didih: 97C, densitas: 1,82.

Sifat kimia: Larut dalam asam nitrat encer, reagen analitik.

(Daintith, 1994)

I.7.2 H2SO4

Sifat fisik: cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, agak kental, higroskopis, bersifat korosif, asam kuat, titik leleh: -10C, titik didih 315-338C, densitas: 1,8.

Sifat kimia: digunakan sebagai katalis, merupakan asam kuat.

(Basri, 1996)

I.7.3 HNO3

Sifat fisik: Asam anorganik, tidak berwarna, tidak berbau, agak kekuningan, bersifat korosif, densitas: 1,89, titik leleh: -4,1C, titik didih: 83C.

Sifat kimia: sebagai oksidator.

(7)

I.7.4 HCl

Sifat fisik : tidak berwarna, berbau tajam, titik didih: 84,9C

Sifat kimia: larut dalam pelarut air, termasuk asam kuat, dilarutkan

dengan mereaksikan NaCl dengan H2SO4 pekat.

(Basri, 1996)

I.7.5 Aquades

Sifat fisik: berat molekul18. Densitas 1,08, titik leleh 0C, titik

didih 100C.

Sifat kimia: bersifat polar dan sebagai pelarut universal.

(Basri, 1996)

III. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat

1. Tabung reaksi 2. Gelas ukur 3. Gelas beker 4. Penjepit 5. Erlenmeyer 3.1.2 Bahan

1. AgNO3

2. Aquades 3. HCl

4. HNO3

5. H2SO4

(8)

Tabung gelas ukur gelas beaker penjepit

Erlenmeyer Reaksi

3.3 Skema Kerja 3.3.1 Test 3

Tabung reaksi

Penambahan 10 tetes HNO3

Pengamatan

Endapan Larutan

Penambahan HCl Pengamatan

(9)

3.3.2 Test 4

3.3.3 Test 5

5 tetes larutan garam Tabung reaksi

Penambahan 2-3 tetes Ba(C2H3O2)2

Pengamatan

Endapan Larutan

Penambahan HCl

Pengamatan

Hasil

2 tetes larutan nitrat

Tabung reaksi

Penambahan 10 tetes H2SO4

Pencampuran dan Pendiaman sampai dingin

Hasil

(10)

IV. DATA PENGAMATAN 4.1 Larutan known & unknown

Ion yang test 3 test 4 test 5

dengan reagen-reagen tertentu seperti H2SO4, AgNO3, HNO3 . Metode dalam

percobaan ini yakni pengendapan dan pembentukan kompleks kemungkinan

hasil yang diperoleh yakni bila larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 dan

HNO3 akan dibentuk endapan putih .

Larutan Br- direaksika dengan AgNO

3 + HNO3 endapan putih kekunigan

Larutan I- direaksikan dengan AgNO

3 + HNO3  endapan kuning

Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 menghasilkan

endapan putih

Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4 menghasilkan

cincin coklat .

Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + HO menghasilkan endapan

(11)

VI. PEMBAHASAN Sendangkan, reaksi selektif ion adalah penambahan suatu bahan atau reagen yang bereaksi atas sekelompok ion yang berbeda-beda.

Dalam mengidentifikasi anion-anion yang ada pada sample, maka dilakukan beberapa test untuk mengujina, baik itu larutan ‘unkown’ ataupun

‘known’. Test yang pertama yaitu penambahn reagen AgNO3 pada sample yang

bertujuan untuk mengendapkan beberapa anion yang mungkin akan

mengendapkan dalam bentuk garam dengan kation Ag+. Kemudian

ditambahankan HNO3 jika terdpat endapan. Test kedua yaitu penambahan reagen

Ba(C2H3O2)2 dan HCl. Test ketiga yaitu uji khusus untuk anion nitrat. Pada uji ini

untuk mengidentifikasi nitrat digunakan reagensia yang lain daripada yang digunakan pada umunya karena garam-garam nitrat sangat mudah larut. Pada percobaan ini ada beberapa anion yang akan diidentifikasi, diantaranya:

Analisis Sampel Known

Cl- ( Klorida )

Untuk mengidentifikasi adanya ion Cl- dalam larutan sample, digunakan test 3

yaitu dengan penambhan reagen AgNO3. Warna dari larutan sample yaitu bening

dan setelah ditambahkan AgNO3 menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih.

Fungsi penambahan AgNO3 untuk mengendapkan Cl- sebagai AgCl, reaksinya:

Ag+ + Cl- AgCl (putih)

(12)

Endapan tersebut dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan dari larutan dari larutan tersebut telah terlampui oleh hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlibat,

atau dapat ditulis Qc>Ksp. Ksp dari AgCl yaitu sebesar 1x10-12. Larutan tersebut

dikatakan pula telah jenuh karena apabila larutan telah jenuh dengan zat yang

bersangkutan maka endapan dapat terbentuk. Setelah itu ditambahkan HNO3 yang

bertujuan melarutkan endapan AgCl atau uji devinitif lebih lanjut diperoleh larutan menjadi lebih jernih dibandingkan sebelumnya namun endapan tidak larut.

Ini disebabkan karena senyawa AgCl- sudah cukup stabil dan memiliki kerapatan

yang tinggi maka sulit untuk memutuskan dengan penambahan HNO3encer.

Selain itu AgCl memiliki Ksp sangat kecil ( 1x10-12 ) maka tidak larut dengan

penambahan HNO3 yang memiliki konsentrasi rendah. Jadi, pada uji ini

penambahan HNO3 bertujuan untuk menguatkan identifikasi bahwa adanya ion

Cl-, dimana terbentuknya endapan AgCl yang tidak larut dengan HNO 3encer.

AgCl dapat larut dalam ammonia encer yang menunjukkan sample mengandung ion Cl-.

keruh dan terdapat endapan berwarna kuning pucat.

Reaksinya:

(13)

kuning pucat

( Svehla, 1985 )

Penambahan AgNO3 bertujuan untuk mengendapkan Br- menjadi AgBr. Endapan

ini terbentuk karena larutan telah terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan dan hasil kali konsentrasi ion-ionnya telah melampui harga hasil kali kelarutannya

atau dapat ditulis Qc>Ksp. Ksp AgBr yaitu sebesar 4x10-13.

Selanjutnya untuk memastikan bahwa sampel tersebut adalah ion Br-, larutan

ditambahkan HNO3 ( asam nitrat ). Hasil yang diperoleh yaitu larutan menjadi

lebih jernih namun endapan AgBr sudah cukup stabil dan memiliki kerapatn yang

tinggi sehingga susah diputus dengan penambahan HNO3encer, selain itu AgBr

memiliki Ksp yang lebih kecil daripada AgNO3. Jadi pada test ini, penambahan

HNO3 bertujuan untuk menguatkan identifikasi bahwa terdapat ion Br- pada

sample. Hal ini dikuatkan pada literature yang menyatakan bahwa endapan AgBr tidak dapat larut dalam asam nitrat encer, AgBr akan larut dalam ammonia pekat,

kolium sianida dan natrium tiosulfat, maka sample terbukti ion Br-.

Reaksi:

Anion I- ini diidentifikasi dengan test 3. larutan KI ini berwarna bening. Lalu

direaksikan dengan AgNO3 dan warna larutan menjadi kuning dan terbentuk

endapan kuning. Tujuan dari penambahan AgNO3 untuk menegndapkan Iodida.

Reaksi:

Ag+ + I- AgI

(14)

kuning

( Svehla, 1985 )

Endapan ini terbentuk karena larutan telah terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan dan hasil kali konsentrasi ion-ion telah melampui harga hasil kali kelarutannya atau dapat ditulis Qc>Ksp. Ksp AgI sebesar 10-16.

Kemudian larutan ditambahkan HNO3, yang bertujuan untuk memastikan bahwa

endapan kuning merupakan endapan AgI. Hasil yang diperoleh yaitu menjadi lebih jernih namun endapan tidak larut. Ini disebabkan senyawa AgI ini stabil dan memiliki kerapatan yang tinggi maka susah untuk diputus ikatannya dengan

penambahan HNO3encer. Selain itu,juga akibat dari pengaruh dari efek ion sekutu

yaitu NO3- dimana efek ion sekutu dalam larutan akan menurunkan kelarutan

endapan, sehingg endapan ang terbentuk tidak akan melarut kembali. Endapan AgI akan larut sedikit dalam ammonium pekat dan sangat larut dalam natrium tioulfat.

Reaksi:

Ag+ + NO

3 AgI + H2O + NO3

-Endapan kuning

( Svehla, 1985 )

CrO42- ( Kromat )

Anion CrO4- ini diidentifikasi dengan test 4. larutan CrO4- yang berwarna kuning

direaksikan dengan Ba asetet yang bertujuan untuk mengendapkan kromat dari barium kromat. Setelah itu penambahan Ba asetat kuning dan ada endapan kuning.

Reaksi:

CrO42- + Ba2+ BaCrO4

(15)

Setelah itu ditambahkan HCl yang bertujuan untuk uji desintif dan untuk menguatkan identifikasi bahwa terdapat ion Cr2- pada sample. Selain itu HCl

bertujuan untuk melarutkan endapan. Endapan terbentuk karena larutan telah terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan dan hasil kali konsentrasi ion-ion telah terlampui harga kali kelarutannya atau dapat ditulis Qc>Ksp. Saat setelah penambahan HCl, endapan ang terbentuk yaitu endapan putih. Hal ini

menunjukkan adanya reaksi terhadap HCl, karena [ BaCl ] < [BaCrO4]. Berarti

sample terbukti ion kromat.

BaCrO4 + 2HCl BaCl2 + H2Cr2O4

( Svehla, 1985 )

C2O42- ( Oksalat )

Anion C2O42- ini diidentifikasi dengan test 4. larutan C2O42- yang berwarna bening

direaksikan dengan Ba-asetat. Tujuan dari penambahan Ba-asetat untuk mengendapkan ion oksalat. Setelah penambahan Ba-asetat, terdapat endapan putih dan larytan berwarna orange. kelarutannya atau dapat ditulis Qc>Ksp.

Setelah doreaksikan dengan HCl dan endapan tdak dapat larut. Tujuan penambahan HCl untuk uji definitive dan menguatkan identifikasi bahwa terdapat ion oksalat pada sample. Selain itu HCl juga berfungsi untuk melarutkan endapan.

Endapan BaCl2 tidak dapat larut karena rapatan muatan anatara Ba- dan Cl- lebih

tinggi daripada rapat muatan BaC2O4.

(16)

BaC2O4 + HCl BaCl2 + H2C2O4

( Svehla, 1985 )

Analisis Sampel Unknown

Sampel III

Test 3

Pada test 3 sample larutan yang berwarna bening direaksikan dengan

AgNO3 dan terbentuk endapan berwarna putih.kemudian ditambahkan larutan

HNO3 dan membentuk endapan tetap putih,timbul gas dan panas.hal ini

menunjukkan hasil positif adanya ion perak.fungsi penambahan AgNO3 yaitu

untuk mengendapkan anion,sedangkan HNO3 berfungsi untuk uji definitif yaitu

untuk menguatkan adanya ion perak pda sampel.dapat terbentuk endapan karena harga QC > KSP dan larutan telah melewati titik jenuh.

Reaksi:

Cl- + AgNO

3 AgCl (s) + NO3-

Endapan putih

AgCl + HNO3 endapan tidak larut

(svehla,1985)

Keterangan:

Endapan AgCl terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion Ag+ dan Cl

-melampaui Ksp AgNO3. Pada penambahan HNO3 endapan tidak larut karena Ksp

AgCl lebih kecil dari Ksp AgNO3

(17)

Pada test 4 sampel 3 yang berwarna bening direaksikan dengan Barium asetat terbentuk endapan putih kemudian ditambahkan HCl yang berfungsi untuk uji definitif endapan larut.

Berdasarkan test yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel

mengandung anion Cl- karena menunjukkan hasil positif terhadap anion Cl-.

Reaksi:

Cl- + Ba(CH

3COO)2 BaCl2 (s) + CH3COO

-BaCl2 + HCl endapan larut

Keterangan:

Anion Cl- dapat terendapkan oleh Barium asetat menjadi endapan putih

BaCl2. Endapan terbentuk karena larutan kelewat jenuh dan hasil kali konsentrasi

ion-ion BaCl2 melampaui Ksp Barium asetat.

Sampel IV

Test 3

Pada test 3 sampel larutan yang berwarna kuning bening ditambahkan AgNO3

terbentuk endapan putih. Kemudian ditambah HNO3 endapan larut dan

membentuk gas serta panas.

Penambahan AgNO3 berfungsi untuk mengendapkan anion golongan perak dan

penambahan HNO3 berfungsi untuk uji definitif untuk menguatkan adanya anion

golongan perak pada sampel.

Sampel tidak termasuk dalam golongan perak karena pada uji definitif pada

penambahn HNO3 endapan tidak larut.

Reaksi:

(18)

Ag2SO4 (s) + HNO3 endapan tidak larut + panas + gas

Test 4

Pada test 4 sampel larutan yang berwarna kuning bening ditambahkan Barium asetat terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan HCl, endapan putih tidak larut. Penambahan Barium asetat berfungsi untuk mengendapkan anion golongan kalsium-barium-besi. Sedangkan penambahan HCl berfungsi untuk uji definitif anion golongan kal-bar-si.

Sampel termasuk dalam golongan anion kal-bar-si karena sampel tersebut terendapkan oleh Barium asetat dan tidak larut dalam HCl, maka dapat

disimpulkan bahwa anion yang terkandung dalam sampel adalah ion SO42- karena

anion tersebut mempunyai selektifitas ion yaitu pada penambahan HCl endapan tidak dapat larut.

Reaksi:

SO42- + Ba2+ BaSO4 (s)

BaSO4 (s) + HCl  endapan tidak larut

Sampel V

Sampel VI

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan ini, dilakukan pemisahan dan identifikasi asam amino pada suatu larutan sampel dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis.. Dari percobaan yang

Bila dibandingkan spektrum U pada Gambar 2 dengan spektrum U yang ada pada Gambar 3, maka proses pemisahan U dengan metode kolom penukar anion menggunakan metanol

❑ Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif yang disebut KATION sedangkan unsur nonlogam dalam larutan akan membentuk ion negatif yang disebut ANION.. ❑

Dilakukan percobaan dengan memanaskan CuO dan gula lalu dihasilkan gas yang mengalir keluar ke dalam tabung reaksi berisi larutan kapur yang berubah warna menjadi keruh

Percobaan dilakukan untuk menentukan kadar tembaga dalam suatu campuran dengan metode reduktometri dan indikator yang digunakan adalah larutan kanji.. Langkah

Pada penelitian sebelumnya telah diperoleh rekoveri pemisahan uranium sebesar 68,2137 % dengan metode kolom penukar anion menggunakan pelarut HCl 12 M.. Dalam

Bila dibandingkan spektrum U pada Gambar 2 dengan spektrum U yang ada pada Gambar 3, maka proses pemisahan U dengan metode kolom penukar anion menggunakan metanol

Bila dibandingkan spektrum U pada Gambar 2 dengan spektrum U yang ada pada Gambar 3, maka proses pemisahan U dengan metode kolom penukar anion menggunakan metanol