• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM DKA- analisis anion

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM DKA- analisis anion"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN KE II Selasa, 09 September 2014

Analisis Anion

Oleh:

Lia Qurrotul Aini/130331614734 Lutva Sri Agustin/130331614747* M. Syamsu Hidayat/130331614695 Magdalena Mylviani/130331614693

Melani Dwi Arofati/130331614684

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA

(2)

ANALISIS ANION

1.TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis dan identifikasi jenis-jenis anion dalam sampel.

2. DASAR TEORI

Cara pengenalan anion tidak begitu sistematik seperti pada pengenalan kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam perak garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilteath dan Vogel.

Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kelarutan, garam alkali, dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan peraknya, sedangkan Vogel

menggolongkan anion didasarkan pada reaksinya dalam larutan. Pemeriksaan anion yang menguap bila diolah dengan HCl encer atau H2S04 encer, dan anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 pekat. demikian pula pemeriksaan berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diperiksa dengan reaksi redoksnya. Pemeriksaan anion meliputi lanjutan analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari analisis pendahuluan (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tidak ada dalam larutan cuplikan ( Tim Kimia Analitik 2000: 10 ).

Beberapa kelarutan garam-garam dan anion-anion dengan diidentifikasi sebagai berikut:

 Ion klorida (Cl-)

Garan-garam yang mengandung ion klorida umumnya larut dalam air dan asam kuat encer, kecuali AgCl (berwarna putih). Hg2Cl2 (berwarna putih) dan PbCl2 (berwarna putih), khusus PbCl2 mudah larut dalam air panas. Sedangkan AgCl larut dalam amonia encer.

 Ion bromida (Br-)

Garam-garam yang mengandung ion bromida kebanyakan mudah larut dalam air dan asam kuat encer kecuali AgBr (berwarna kuning), HgBr2 (berwarna putih) dan PbBr2 (berwarna putih). Khusus PbBr2 mudah larut dalam air panas.

(3)

Garam-garam yang mengandung ion iodida umunya larut dalam air dan asam kuat encer, kecuali AgI (berwarna kuning muda), Hg2I2 (berwarna kuning), PbI2 (berwarna kuning) dan HgI2 (berwarna merah). Khusus PbI2 larut dalam air panas.

 Ion sulfat (SO42-)

Garam-garam yang mengandung ion sulfat umunya larut dalam air dan asam kuat encer kecuali CaSO4, SrSO4, BaSO4, dan PbSO4 dengan semuanya berwarna putih.

 Ion Sulfit (SO32-)

Garam-garam yang mengandung ion sulfit umunya sukar larut dalam air kecuali garam yang berpasangan dengan kation Na+, K+, dan NH4+.

 Ion nitrat (NO3-)

Garam-garam yang mengandung ion nitrat semuanya mudah larut dalam asam kuat encer. Identifikaasi dapat dilakukan dengan tes cincin coklat.

 Ion nitrat (NO2-)

Garam-garam yang mengandung ion nitrit semuanya larut dalam air kecuali perak nitrit yang sedikit larut dalam air.

Untuk mengidentifikasi anion, kita perlu memperoleh larutan yang mengandung semua atau sebagian besar dari anion-anion itu, dan bebas dari air logam berat. (Vogel 1990: 348, 350, 351, 356, 369).

Beberapa sampel yang akan dianalisis jenis ionnya dan diperkirakan mengandung logam berat harus direaksikan terlebih dahulu dengan natrium karbonat. Tujuannya adalah untuk mengendapkan logam berat sebagai garam karbonat, sehingga anionnya terpisah dan membentuk garam natrium yang larut sehingga dapat dilakukan analisis.

Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi ke dalam sub-kelas (i) gas-gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi ke dalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.

Kelas A

(4)

Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida dan sianat.

(ii)Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat:

Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida, sianat, fluorida, heksafluorosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat, borat, heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.

Kelas B

(i) Reaksi pengendapan

Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.

(ii)Oksidasi dan reduksi dalam larutan

Manganat, permanganat, kromat dan dikromat.

Pada percobaan ini, terdapat 8 jenis anion yang diidentifikasi dari sampel yang tidak diketahui. Delapan jenis anion tersebut, ialah : klorida (Cl⁻), bromida (Br⁻), iodida (I⁻), nitrit (NO₂⁻), nitrat (NO₃⁻), sulfida ( ), sulfat ( ), dan fosfat ( ).

3. METODOLOGI 3.1 Alat:

 Tabung reaksi

 Rak tabung reaksi

 Penjepit tabung  Pipet tetes  Pemanas spiritus  Kaki tiga  Kertas saring 3.2 Bahan:

 Anion halida (ion klorida, bromida, dan iodida)

 Anion nitrit dan nitrat

 Anion sulfida, sulfit, dan sulfat

(5)

 Reagen: perak nitrat, asam sulfat encer, asam sulfat pekat, besi(II)sulfat (harus segar), asam nitrat, kalium dikromat, timbal asetat, amonium molibdat, barium klorida, KI,

kloroform.

3.3 Langkah Kerja 3.1 Klorida (Cl⁻)

1. 1mL larutan sampel anion klorida diambil menggunakan pipet tetes 2. Larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi

3. Larutan sampel ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes 4. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

3.2 Bromida (Br⁻) a) Cara Pertama

1. 1mL larutan sampel anion bromida diambil menggunakan pipet tetes 2. Larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi

3. Larutan sampel ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes 4. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

b) Cara Kedua

1. 1mL larutan sampel anion bromida diambil menggunakan pipet tetes 2. Larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi

3. Larutan sampel ditambahkan asam sulfat pekat secara perlahan 4. Larutan sampel ditambahakan kloroform

5. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi 3.3 Iodida (I⁻)

a) Cara Pertama

1. 1mL larutan sampel anion iodida diambil menggunakan pipet tetes 2. Larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi

3. Larutan sampel ditambahkan perak nitrat tetes demi tetes 4. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

b) Cara Kedua

1. 1mL larutan sampel anion iodida diambil menggunakan pipet tetes 2. Larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi

(6)

4. Larutan sampel ditambahkan kloroform 5. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi 3.4 Nitrit (NO₂⁻)

1. 1mL larutan garam nitrit diambil menggunakan pipet tetes

2. Larutan sampel dimasukkan ke dalam dua buah tabung reaksi, masing-masing 1mL

3. Pada tabung 1 ditambahkan asam sulfat encer 4. Pada tabung 2 ditambahkan KI

5. Diasamkan dengan asam sulfat

6. Ditambahkan kloform secara perlahan melalui dinding tabung 7. Diamati

3.5 Nitrat (NO₃⁻)

1. 1mL larutan natrium nitrat diambil menggunakan pipet tetes

2. Larutan dimasukkan ke dalam dua buah tabung reaksi, masing-masing 1mL 3. Pada tabung 1 ditambahkan asam sulfat pekat

4. Dipanaskan hingga timbul gas berwarna cokelat 5. Pada tabung 2 ditambahkan asam sulfat pekat 6. Dipanaskan sebentar, kemudian didinginkan

7. Larutan ferosulfat (FeSO₄) jenuh ditambahkan melalui dinding tabung 8. Diamati lapisan yang terbentuk di atasnya

3.6 sulfida ( ),

1. 1mL larutan Na₂S diambil menggunakan pipet tetes

2. Larutan dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi, masing-masing 1mL 3. Pada tabung 1 ditambahkan asam sulfat pekat

4. Dipanaskan hingga terbentuk endapan S dan timbul gas SO₂ 5. Kertas saring dibasahi dengan kalium bikromat

6. Mulut tabung dengan kertas saring akan berwarna hijau 7. Pada tabung 2 ditambahkan perak nitrat

8. Diamati endapan hitam dari Ag₂S yang terbentuk

9. Pada tabung 3 ditambahkan asam sulfat atau asam klorida 10. Diamati gas yang timbul

(7)

3.7 Sulfat ( )

1. 1mL larutan natrium sulfat diambil menggunakan pipet tetes

2. Larutan dimasukkan ke dalam 2 buah tabung reaksi, masing-masing 1mL 3. Pada tabung pertama ditambahkan barium klorida

4. Diamati endapan putih yang terbentuk

5. Ditambahkan asam nitrat pekat untuk memastikan bahwa endapan yang terbentuk merupakan barium sulfat

6. Pada tabung 2 ditambahkan timbal asetat 7. Diamati endapan putih yang terbentuk

8. Ditambahkan asam sulfat pekat untuk memastikan bahwa endapan yang terbentuk merupakan timbal sulfat

3.8 Fosfat ( ).

1. 1mL larutan natrium fosfat diambil menggunakan pipet tetes

2. Larutan dimasukkan ke dalam 2 buah tabung reaksi, masing-masing 1mL 3. Pada tabung 1 ditambahkan perak nitrat

4. Dipanaskan

5. Diamati endapan kuning yang terbentuk

6. Ditambahkan asam nitrat untuk memastikan bahwa endapan yang terbentuk merupakan perak fosfat

7. Pada tabung 2 ditambahkan amonium molibdat berlebih (2-3 mL) 8. Diasamkan dengan HNO₃

9. Dipanaskan

10. Diamati endapan kuning dari amonium fosfomolibdat

4 DATA DAN ANALISIS DATA PERCOBAAN

No Anion Perlakuan Respon Kesimpulan

1 Cl- Penambahan AgNO3 Terbentuk endapan putih bersih

Endapan yang terbentuk adalah AgCl.

(8)

2 Br- Penambahan AgNO3 Terbentuk endapan putih pucat Endapan yang terbentuk adalah AgBr Penambahan H2SO4 Larutan tak berwarna dan hangat

Secara terorik harusnya terbentuk gas coklat

Penambahan CHCl3 Terdapat lapisan bilayer tak berwarna

Kemungkinan brom diubah menjadi HClO atau bromat yang tak berwarna

3 I

-Penambahan AgNO3

Terbentuk endapan berwarna kuning

Endapan yang terbentuk adalah AgI

Penambahan H2SO4 Larutan berwarna coklat dan hangat

I- teroksidasi menjadi I2 yang terbebas dan

(9)

mewarnai larutan menjadi coklat Penambahan CHCl3 Terbentuk lapisan bilayer berwarna lembayung Warna lemabayung terbentuk karena iod melarut dalam larutan CHCl3

4 NO2-

Penambahan H2SO4 encer Larutan tak berwarna, terdapat gas

Tidak sesuai teori, seharusnya terbentuk gas berwarna coklat

Penambahan KI dan H2SO4 encer

Larutan berwarna coklat

Terbentuk iod yang mewarnai larutan menjadi coklat

Penambahan CHCl3 Terdapat larutan bilayer berwarna ungu

Iod yang terbebaskan melarut dalam CHCl3 membentuk persenyawaan kompleks berwarna ungu atau lembayung 5 NO3- Penambahan H2SO4 pekat Tidak terjadi perubahan warna, larutan panas

Tidak sesuai dengan teori, seharusnya terbentuk gas berwarna coklat kemerahan berbau menyengat

Penambahan FeSO4 pada dinding tabung reaksi

terjadi perubahan warna, dan terbentuk cincin coklat

Sesuai dengan teori terbentuk cincin coklat sepanjang sisi tabung larutan bertemu

(10)

6 S

2-Penambahan H2SO4 pekat, pemanasan dan tabung reaksi ditutup dengan kertas saring

Larutan kuning keruh. Kertas saring menjadi kuning

Tidak sesuai teori, seharusnya terbentuk gas berbau menyengat dan kertas saring berwarna hijau Penambahan AgNO3 Terbentuk endapan kuning dan larutan berwarna hitam

Terbentuk endapan Ag2S

Penambahan asam sulfat atau asam klorida encer

Terbentuk gas berbau khas menyengat

Terbentuk gas H2S

7. SO42-

Penambahan BaCl2 Larutan menjadi keruh

Terbentuk endapan BaSO4 yang tak larut berwarna putih

Penambahan Pb((CH3COO)2 kemudian ditambah H2SO4 pekat atau amonia pekat

Larutan menjadi keruh dan setelah penambahan H2SO4 larutan menjadi semakin keruh Terbentuk endapan PbSO4 berwarna putih. Pada penambahan H2SO4 tidak sesuai teori, seharusnya larutan menjadi larut.

8 PO43-

Penambahan AgNO3 dan dipanaskan. Kemudian ditambah HNO3 atau amonia

Terbentuk endapan kuning. Setelah penambahan HNO3 endapan berkurang. Terbentuk endapan Ag3PO4 berwarna kuning dan endapan tersebut larut dalam HNO3

Penambahan Amonium molibdat dan HNO3

Terbentuk endapan kuning

Terbentuk endapan (NH4)3PO4.12MoO3 berwarna kuning

(11)

5 Pembahasan 1. Uji anion Cl

- Pada penambahan AgNO3, endapan putih yang terbentuk adalah AgCl dengan reaksi : Cl- + Ag+ → AgCl↓

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel positif mengandung ion Cl-. 2. Uji anion Br-

 Pada penambahan AgNO3, endapan putih yang terbentuk adalah AgBr dengan reaksi : Br- + Ag+ → AgBr↓

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel positif mengandung ion Br-. 3. Uji anion I

- Pada penambahan AgNO3, endapan kuning yang terbentuk adalah AgI dengan reaksi : I- + Ag+ → AgI↓

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel positif mengandung ion I-.

 Pada penambahan H2SO4 terbentuk gas iod yang mewarnai larutan menjadi coklat. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :

2I- + 2H2SO4 → I2↑ + SO42- + 2H2O

 Pada penambahan CHCl3, terbentuk lapisan bilayer berwarna lembayung yang menunjukkan terbentuknya gas I2 terlarut pada kloroform dengan persamaan reaksi :

2I- + CHCl3 → I2 4. Uji anion NO2

- Pada penambahan H2SO4 encer seharusnya secara teori terbentuk gas berwarna coklat yang merupakan gas NO. Adapun persamaan reaksinya adalah :

NO2- + H+ → HNO2 2HNO2 → H2O + N2O3

3HNO2 → HNO3 + 2NO↑ + H2O 2NO + O2↑ → 2NO2 ↑

Namun secara eksperimental tidak terlihat adanya gas coklat. Mungkin ini dikarenakan kurangnya teliti dalam mengamati warna gas atau terlalu encer H2SO4 yang digunakan hingga jumlah NO2 tidak terlihat.

(12)

 Pada penambahan KI dengan suasana asam dan ditambahkan kloroform terbentuk larutan bilayer berwarna ungu atau lembayung yang menunjukkan terbentuknya gas I2. Adapun reaksinya adalah :

2NO2- + 2I- + 4H+ → I2 + 2NO↑ + 2H2O 5. Uji anion NO3

- Pada penambahan asam sulfat pekat secara teori seharusnya terbentuk gas berwarna coklat kemerahan yang merupakan uap nitrogen dioksida dengan reaksi :

4NO3- + 2H2SO4 → 4NO2↑ + O2↑ + 2SO42- + 2H2O

Namun secara eksperimental tidak terlihat adanya gas coklat kemerahan. Mungkin ini dikarenakan H2SO4 yang digunakan adalah H2SO4 encer sehingga tidak memperlihatkan perubahan apa-apa.

 Pada penambahan FeSO4 setelah sampel ditambahkan H2SO4 secara teoritik seharusnya terbentuk cincin coklat yang merupakan senyawa [Fe(NO)]2+ dengan reaksi :

2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → 6Fe3+ + 2NO↑ + 4SO42- + 4H2O Fe2+ + NO↑ → [Fe(NO)]2+

Saat eksperimental pun juga terlihat adanya cincin coklat yang terbentuk.

6. Uji anion S

2- Pada uji dengan penambahan asam sulfat dan dipanaskan terbentuk endapan yang

berwarna kuning yang merupakan endapan S dan juga terbentuk gas SO2 dengan bau yang tak sedap. Secara teoritik seharusnya gas yang terbentuk akan menghijaukan kertas saring, namun secara eksperimental tidak terjadi perubahan warna hijau pada kertas saring melainkan

berwarna kuning. Mungkin dikarenakan kertas saring yang digunakan tidak ditetesi kalium bikromat atau sudah ditetesi namun jumlahnya kurang sehingga perubahan warna tak teramati.

 Pada penambahan AgNO3 terbentuk endapan berwarna kuning yang merupakan endapan Ag2S dengan persamaan reaksi :

S2- + 2Ag+ → Ag2S↓

 Pada penambahan asam HCl terbentuk gas yang berbau khas yang merupakan gas H2S dengan reaksi :

(13)

Gas tersebut menghitamkan kertas saring yang telah ditetesi dengan larutan timbal asetat karena membentuk endapan PbS berwarna hitam dengan persamaan reaksi :

H2S↑ + Pb2+ → PbS↓ 7. Uji anion SO4

2- Pada penambahan BaCl2 terbentuk endapan putih sehingga mengkeruhkan larutan. Endapan tersebut merupakan endapan BaSO4 dengan persamaan reaksi :

Ba2+ + SO42- → BaSO4↓

 Pada penambahan Pb(CH3COO)2 terbentuk endapan putih sehingga mengkeruhkan larutan. Endapan tersebut merupakan endapan PbSO4 dengan persamaan reaksi :

SO42- + Pb2+ → PbSO4↓. Secara teori garam PbSO4 akan larut jika ditambahkan H2SO4. Namun pada eksperimen larutan semakin menjadi keruh. Ketidaksesuaian ini mungkin diakibatkan karena kesalahan menambahkan reagen atau H2SO4 yang digunakan bukanlah H2SO4 pekat melainkan encer.

8. Uji anion PO4

3- Pada penambahan AgNO3 dan dipanaskan terbentuk endapan kuning yang merupakan endapan Ag3PO4 dengan persamaan reaksi :

PO43- + 3Ag+ → Ag3PO4↓

 Pada penambahan alumunium molibdat dalam suasana asam terbentuk endapan berwarna kuning yang merupakan endapan (NH4)3PO4.12MoO3 dengan persamaan reaksi :

PO43- + 3NH4+ + 12MoO42-+ + 24H+ → (NH4)3PO4.12MoO3↓ + 12H2O 6 Kesimpulan

1. Uji anion Cl

-Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada analisis uji anion Cl- dengan penambahan AgNO3, akan terbentuk endapan putih yang merupakan AgCl 2. Uji anion Br-

Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada analisis uji anion Br -dengan penambahan AgNO3,akan terbentuk endapan putih yang merupakan AgBr 3. Uji anion I

-Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada analisis uji anion I -dengan penambahan AgNO3, akan terbentuk endapan kuning yang merupakan AgI

(14)

4. Uji anion NO2

-Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada analisis uji anion NO2 -dengan penambahan H2SO4 encer seharusnya secara teori terbentuk gas berwarna coklat yang merupakan gas NO. Namun secara eksperimental tidak terlihat adanya gas coklat. 5. Uji anion NO3

-Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada analisis uji anion NO3 -denganpenambahan asam sulfat pekat gas berwarna coklat kemerahan, Namun secara eksperimental tidak terlihat adanya gas coklat kemerahan. Saat penambahan penambahan FeSO4 setelah sampel ditambahkan H2SO4 terbentuk adanya cincin coklat.

6. Uji anion S

2-Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada analisis uji anion S 2-denganpenambahan asam sulfat dan dipanaskan terbentuk endapan yang berwarna kuning. Namun saat penambahan asam HCl terbentuk endapan berwarna hitam. 7. Uji anion SO4

2-Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada analisis uji anion SO4 2-dengan penambahan BaCl2 terbentuk endapan putih. Sedangkan Pada penambahan Pb(CH3COO)2 terbentuk endapan putih sehingga mengkeruhkan larutan

8. Uji anion PO4

3-Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada analisis uji anion PO4 3-denganpenambahan AgNO3 yang dipanaskan akan terbentuk endapan kuning, dan Pada penambahan alumunium molibdat dalam suasana asam juga terbentuk endapan berwarna kuning.

(15)

7 DAFTAR RUJUKAN

G. Svehla. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro (edisi ke V). Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka

Ibnu, Drs. Sodiq. M.Si,dkk. 2004. Kimia Analitik I. Malang : Tim Penerbit Universitas Negeri Malang

Neena Zakia,S.Si., M.Si, dkk. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar. Malang : Tim Penerbit Universitas Negeri Malang

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Pada Uji Fehling ini, diperoleh hasil ketiga sampel yaitu glukosa, fruktosa, dan maltosa terbentuk endapan merah bata yang menandakan bahwa pada larutan

Berdasarkan percobaan, ketiga sampel yang direaksikan dengan reagen etanol dan larutan fenilhidrazin berubah menjadi larutan yang berwarna kuning dan terbentuk dua

Pada percobaan ini setelah larutan dititrasi dengan larutan AgNO3 warna larutan menjadi kuning bening agak keruh dan terdapat endapan putih pada dasar

Uji Fitokimia Hasil Kesimpulan (+/-) Alkaloid - Mayer Terbentuk endapan kuning (larutan jingga) + - Dragendorff Terbentuk endapan merah (larutan merah) + - Wagner

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion |2 Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom.. oksigen yang terikat pada atom inti dan

Selanjutnya pada uji koagulasi, larutan kuning telur, putih telur dan ikan giling ditambahkan larutan asam asetat yang kemudian dipanaskan sehingga dapat menghasilkan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar senyawa sulfadiazin yang diperoleh dengan

Dalam larutan uji glukosa tidak terbentuk suatu endapan merah dapat disebabkan karena suhu pemanasan yang tidak tepat sehingga tidak terjadi reaksi secara