UJI SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL TUMBUHAN GOWOK (Syzygium
polycephalum)
PHYTOCHEMICAL SCREENING TEST ON METHANOL EXTRACT OF GOWOK
(Syzygium polycephalum)
Andika Pramudya Wardana, Rika Arwanda, Sofi Nabila, Tukiran Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761 Email :andikapw83@yahoo.com
Abstrak. Tumbuhan gowok (Syzygium polycephalum) merupakan salah satu tumbuhan suku Myrtaceae
yang merupakan salah satu tumbuhan endemik di Indonesia. Berdasarkan hasil uji pendahuluan fitokimia
ektrak metanol tumbuhan gowok diketahui mengandung alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, dan tanin,
tetapi tidak mengandung steroid dan terpenoid.
Kata kunci: Gowok, Fitokimia, Skrining, Syzygium polycephalum
Abstract. Gowok (Syzygium polycephalum) is one species belonging to Myrtaceae which is one of the
endemic plants in Indonesia. Based on the results of phytochemical sceening test on the methanol extracts
of Gowok, it was known that the extract contain alkaloids, phenolics, flavonoids, saponins and tannins,
but not containing steroids and terpenoids.
Keywords: Gowok, Phytochemical, Screening, Syzygium polycephalum
PENDAHULUAN
Tumbuhan gowok dengan nama ilmiah
Syzygium polycephalum merupakan salah satu
tumbuhan endemik Indonesia yang termasuk
dalam suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Nama
– namanya dalam bahasa daerah adalah gohok
(Betawi), kupa, kupa beunyeur (Sunda), gowok,
dan dompyong (Jawa). Tumbuhan ini dapat
tumbuh pada ketinggian antara 200-1800 m dpl,
dan tinggi tumbuhan ini dapat mencapai 8-20 m.
Sejauh
ini,
berdasarkan
hasil
penelusuran literatur peneliti, belum banyak
kandungan senyawa kimia dari tumbuhan gowok
yang telah dilaporkan. Menurut Lim (2012),
belum ada informasi komposisi gizi untuk
tumbuhan gowok.
Pohon Gowok
Pada tahun terakhir ini fitokimia atau
kimia tumbuhan telah berkembang menjadi satu
disiplin ilmu tersendiri, berada diantara kimia
organik bahan alam dan biokimia tumbuhan,
serta berkaitan dengan keduanya. Bidang
perhatian fitokimia adalah anekaragam senyawa
organik yang dibentuk dan ditimbun oleh
tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimia,
biosintesis, perubahan
serta
metabolisme,
penyebaran
secara
ilmiah,
dan
fungsi
biologisnya (Harborne,1987).
BAHAN DAN METODE
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah labu ukur, gelas kimia, gelas ukur, neraca
analitik, corong kaca, corong Buchner, spatula,
pompa vakum, vacuum rotary evaporator,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes,
erlenmeyer berparuh, kompor listrik, kasa,
penjepit tabung reaksi, dan mesin penggiling.
Bahan
HgCl2, KI, aquades, Bi(NO3)2, HNO3, I2,
kulit batang tumbuhan gowok, kertas saring,
HCl 2N, asetat anhidrat, H2SO4 pekat, FeCl3 1%,
etanol 70%, pita Mg, HCl pekat, HCl 1N, NaCl
10%, gelatin 1%, dan metanol.
Prosedur Penelitian
Preparasi Sampel
Kulit batang tumbuhan gowok sebanyak
25 kg dibersihkan dari kotoran kemudian
dipotong kecil-kecil, dikeringkan sampai kering
dan digiling halus hingga diperoleh serbuk halus
seberat 8,3 kg. Untuk keperluan uji skrining
fitokimia, digunakan 10 g serbuk tersebut
kemudian dimasukkan dalam gelas kimia dan
dimaserasi dengan 100 mL metanol selama 24
jam. Lalu disaring dan ekstrak dipekatkan
dangan vacuum rotary evaporator.
Uji Fitokimia
a. Alkaloid
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol dicampur
ditambah 2 mL HCl 2N lalu dikocok. Filtrat
kemudian masukkan dalam 3 tabung yang
berbeda. Tabung pertama ditambah 1 tetes
reagen Mayer, tabung kedua ditambah 1
tetes reagen Dragendorff, dan tabung ketiga
ditambah 1 mL reagen Wagner. Uji positif
reagen Mayer terbentuk endapan kuning,
reagen Dragendorf endapan merah dan
reagen Wagner endapan coklat atau
kemerahan (Tiwari et al., 2011).
b. Steroid dan Terpenoid
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol ditambah
asetat anhidrat kemudian ditambah H2SO4
pekat. Uji positif pada steroid ditunjukkan
dengan terbentuknya warna biru dan hijau.
Uji positif pada triterpenoid ditunjukkan
dengan terbentuknya warna ungu, jingga,
dan kuning keemasan (Harborne, 1987).
c. Fenolik
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol ditambah
10 tetes FeCl3 1%. Ekstrak positif
mengandung fenol apabila menghasilkan
warna hijau, merah, ungu, biru, atau hitam
pekat (Harborne, 1987).
d. Flavonoid
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol dicampur
dengan 3 mL etanol 70%, lalu dikocok,
dipanaskan, dan dikocok lagi kemudian
disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian
ditambah Mg 0,1 g dan 2 tetes HCl pekat.
Terbentuknya warna merah menunjukkan
adanya flavonoid (Harborne, 1987).
e. Saponin
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol ditambah 2
mL aquades sambil dikocok selama 1
menit, lalu ditambahkan 2 tetes HCl 1N.
Bila busa yang terbentuk tetap stabil ± 7
menit maka ekstrak positif mengandung
saponin (Harborne, 1987).
f. Tanin
Sebanyak 1 mL ekstrak metanol ditambah 5
tetes NaCl 10% kemudian disaring dan
ditambah gelatin 1% dan NaCl 10% uji
positif jika terbentuk endapan putih (Tiwari
et al., 2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji skrining fitokimia
ekstrak metanol kulit batang tumbuhan gowok
diperoleh data seperti tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak
Metanol Kulit Batang Tumbuhan Gowok
Uji Fitokimia
Hasil
Kesimpulan
(+/-)
Alkaloid
- Mayer
Terbentuk endapan kuning (larutan jingga)+
- Dragendorff
Terbentuk endapan merah (larutan merah)+
- Wagner
Terbentuk endapan coklat (larutan coklat)+
Steroid
Larutan berwarna coklat kemerahan-
Terpenoid
Larutan berwarna coklat kemerahan-
Fenolik
Larutan berwarna hitam+
Flavonoid
Larutan berwarna kemerahan+
Saponin
Terbentuk busayang stabil