Pertanyaan-pertanyaan untuk penelitian musik
1. Sistem klasifikasi dari jenisjenis musik, menyangkut sistem klasifikasi yang dibuat rakyat setempat atau sistem klasifikasi dari berbagai pengalaman musikal. Hal yang akan dilihat seperti berikut.
a. Gaya. Pada bagian ini dianjurkan untuk mendaftar semua tipe lagu yang ada, apa perbedaannya, apakah kita juga mempertimbangkan, bahwa hal hal tersebut berbeda, mengapa? Dan disebut apa.
b. Konsep.
c. Perbedaan soal penampil seperti, umur, jenis kelamin, jumlah dan status siosial. Apakah lagu yang ada dinyanyikan oleh siapa saja.
d. Perbedaan media seperti, suara, instrumen, apakah solo atau ansambel. Apakah ada lagu yang dibawakan tanpa pengiring. Apakah ada instrumen musik yang asli. Apakah ada lagu yang dapat dimainkan juga pada instrumen. Apakah ada tipe musik yang dibawakan dalam ansambel.
e. Tempat asal seperti, apa dari daerah setempat atau asing. Apakah tipe musik tersebut berasal dari tradisi sendiri atau dari luar.
f. Periode asal seperti, apakah ada lagu yang disebut lagu tua, baru, moderen, atau sama. Apakah ada nama dari tipe musik, yang disampaikan secara tidak langsung ketika musik tersebut diciptakan.
g. Person/kelompok asal seperti, apakah ada tipe musik yang disampaikan secara tidak langsung dari yang menciptakannya.
h. Struktur musik seperti, bentuk, tangga nada, modus, melodi dan/atau tipe ritme.
i. Guna dan fungsi seperti, hajatan penampilan. j. Kandungan tekstual.
k. Gaya regional.
2. Media penampilan. Menyangkut suara, yakni perbedaan jenis.
a. Batasan vernakular untuk suara seperti, suara, bunyi, nada, kegaduhan, dll. Apakah suara manusia, binatang, kualitas bunyi instrumen, bunyi angin, air, dedaunan, dll.
b. Suara perempuan/lakilaki. c. Solo, duet atau paduan suara.
a. Tesitura atau bentangan nada dalam suara sopran, alto, tenor, bas. Apakah lebih baik digunakan suara rendah atau suara tinggi. Apakah nama atau sebutan untuk suara rendah atau tinggi bagi suara perempuan maupun pria. Apakah perbedaan mendasar suara tinggi atau rendah dalam menyanyi.
b. Kualitas, yakni menyangkut tinggi, rendah, murni, parau atau dari suara alam.
4. Produksi suara.
a. Ketegangan: rileksasi dan ketegangan. Membedakan rileksasi atau ketegangan dalam memproduksi suara sesuai dengan jenisjenis yang berbeda atau dalam satu lagu tunggal. Apakah lebih baik, secara tradisional, dalam memproduksikan suara digunakan leher tegang atau rileks.
b. Luas: apa lebih baik dalam memproduksi suara rongga leher sempit atau terbuka.
c. Resonansi, apakah suara dahi, nasal, kepala atau lain.
d. Register menyangkut suara alami atau falset (tiruan). Ada berapa register yang digunakan.
e. Vibrato: gelombang secara alami, disengaja, konstan atau berubahubah. Apakah lebih baik tanpa vibrato, atau vibrato yang kecil atau luas. Menunjukkan vibrato yang baik dan buruk. Apakah luas dan getaran vibrato tetap sama selama musik berlangsung atau berubahubah sesuai konteks.
f. Bagaimana vokalisinya apakah sesuai frase atau sepanjang kemapuan yang mungkin dicapai. Bagaimana mengontrol nafas, apakah dengan dahi atau perut.
g. Aspek psikologis: diperlukan sekali untuk diobservasi dan diukur secara mekanik oleh spesialis tentang lipatan vokal (tali, tali yang menghubungi dua titik, pita, ikatan).
h. Glotis.
i. Otot laringal luar atau dalam.
j. Lidah: bentuk, penempatan, dan gerakan. k. Rahang: gerakan.
5. Tekstur.
6. Tipologi kualitatif (apa yang berubah secara umum) a. Sporadik, bunyi yang sebentarsebentar. b. Linear, bunyi yang berkelanjutan.
c. Masif, akumulasi bunyi dari satu kualitas.
7. Tipologi faktor, faktorfaktor mana atau materi bunyi mana yang ditekan.
a. Tekstur tonal atau tonalitas, dalam penadaan bunyi, gerakangerakan melodi dan atau efekefek harmoni yang ditekan.
b. Tekstur metroritmik atau soal metroritmik, yang mana bunyibunyi yang tidak ditala dikelompokkan untuk menandai mereka dalam hubungan dengan yang lain.
c. Tekstur timbre atau warna bunyi.
d. Tekstur dinamika, yang menyangkut tingkat intensitas yang bervariasi ditandai secara relatif, apakah perubahan melalui penahapan atau melompat.
e. Kelipatan dari yang ada di atas: terbanyak gaya musik didasarkan pada kombinasi empat tekstur di atas. Keempat tekstur tersebut memiliki hubungan yang sangat erat.
8. Tipologi spesifik dari tekstur tonal.
a. Monofoni, keseluruhan bangunan musik yang disusun atas satu garis melodi tunggal. Garis tunggal solo: nyanyian solo tanpa iringan. Garis tunggal ansambel. Pararel oktaf yang tidak disengaja: fungsinya hampir sama dengan unisono, tetapi kenyataan wujudnya dibuat dalam oktaf duplikat.
b. Parafoni atau homofoni, dua atau lebih garis melodi yang ditandai dalam hubungannya satu sama lain. Pararel oktaf yang disengaja: oktaf duplikat dibuat untuk efek khusus. Pararel untuk intervalinterval lain. Drone satu garis [bunyi] yang berkelanjutan, sementara melodi yang lain diproduksi. Harmoni, pembunyian kelompok nada secara simultan yang ditandai dengan ikatan satu kelompok nada ke kelompok nada sesudahnya.
melalui satu bagian dari ansambel. Deviasi atau heterofoni secara variasi: eksplorasi dari penyelewengan dalam bentuk ketidakcocokan waktu melalui perlengkapan seperti preseden (antisipasi, implikasi) dan subsekuens (anteseden, menggantikan) dalam kontras untuk pembentukan dan variasi variasi dalam kontur melodi yang ditail. Heterofoni transfiguratif: eksplorasi transfigurasi melalui penyelewengan sebagai pembagian, pelipatan, penambahan dan pengurangan.
9. Disfoni, yakni bagianbagian yang berbeda memiliki tinggi nada yang berbeda dan ketidakbergantungan secara relatif, atau dalam dua atau lebih garis melodi tanpa identitas dasar, apakah simultan atau tidak, atau halhal tersebut dengan identitas dasar dan dengan mempertimbangkan bentuk ketidakcocokan waktu dihubungkan secara signifikan satu dengan yang lain. Disfoni imitatif, disfoni fuga/kanonik, disfoni kontrapungtal.
10. Tipologi yang spesifik dari tekstur metroritmik.
a. Ritme yang bebas seperti, bunyi yang berkelanjutan, parlando/rubato, ukuranukuran yang sebentarsebentar.
b. Ritme campuran seperti, isometrik satu jenis unit ukuran yang diulang, polimetrik, yakni jenisjenis unit metrik atau ukuran yang berbeda yang tampak dalam rangkaian nada. Tanpa ukuran atau poliritmik, yakni jenis jenis unit ukuran yang berbeda yang muncul secara simultan.
11. Tipologi spesifik dari tekstur warna suara.
a. Tekstur satu warna atau monotimbre, satu jenis timbre yang dipelihara secara utama, seperti warna tunggal solo dan warna tunggal ansambel. b. Warna suara yang sama yang dipertahankan. Paratimbre atau warna suara
solo, paduan suara pria, paduan suara wanita, ansambel gesek, ansambel tiup, dll.
c. Tekstur polifoni, yakni jenisjenis timbre yang berbeda tampak dalam rangkaian. Politimbre (warna suara ganda) dalam solo: menyanyi dalam suara normal, falseto atau suara lain, warna suara ganda dalam ansambel. d. Tekstur distimbre (warna suara yang tidak tetap), yakni jenisjenis warna
suara yang berbeda tampil secara simultan, distimbre solo, distimbre ansambel: banyak musik vokal diiringi dengan instrumen, ansambel instrumen, dll.
b. Ucapan dengan makna leksikon, teks yang penuh dengan arti.
c. Dalam teks yang penuh arti: faktual, fiktif, sekular, suci, naratif, deskriptif, atau simbolik.
13. Spesifik: teks.
a. Preskripsi/improvisasi. Apakah ada teks yang ditulis secara persis. Apakah mengunakan katakata yang sama dalam pesan yang sama setiap waktu ketika menyanyikan karya. Apakah sewaktuwaktu merubah beberapa dari kata yang ada. Apakah sewaktuwaktu memasukkan kata dan atau suku kata pada teksteks tertentu. Apakah, bagaimana, di mana, dan mengapa. Apakah sewaktuwaktu mengulang sukusuku kata, kata atau frase.
b. Gaya. Tradisional, akulturasi atau inovasi. Apakah memiliki gaya teks yang berbeda seperti tua, baru, tradisional, atau moderen, dll. Jika demikian kondisi apa yang menentukan setiap gaya. Vokabulari atau subyek. Kuno, terpelajar atau dengan bahasa seharihari. Apakah teks lagu memiliki alam kuno, apakah katakata dalam lagu begitu tua, sulit untuk dimengerti oleh orang muda. Apakah generasi muda dapat mengerti dengan mudah. Apakah terdapat katakata atau ekspresi yang unik untuk nyanyian puitis. c. Alam. Esoterik atau eksoterik. Apakah lagulagu yang ada dimengerti hanya
oleh kelompok masyarakat tertentu atau oleh setiap orang. Apakah lagu tersebut memiliki makna yang dalam atau pemahaman yang superfisial. d. Struktur. Bentuk: lewatdikomposisikan atau dibagi. Apakah teks terdiri
kata yang implikatif: kata asosiatif (kata keluarga) seperti engo di Jepang, atau kata pivot (kata tumpuan) seperti kakekotoba di Jepang. Apakah ada kata khusus yang diasosiasi, apakah secara fonetik atau leksikon, dengan teks yang lain. Apakah kata khusus menuntun ke kata lain dengan implikasi yang halus. Apakah satu kata khusus memiliki konotasi yang berlipat. Apakah satu kata khusus berarti beberapa hal atau satu bagian dari satu kata. Apakah satu makna (tersembunyi) yang diimplikasikan menuntun ke kata lain dalam teks. Akrostik. Apakah satu sekuens dari inisial atau sukusuku kata akhir dari garis teks merupakan satu makna yang spesifik, sebagai contoh, menurut angka. Anomatopea dan yang sepertinya.