TIKET MASUK PRAKTIKUM KIMIA DASAR
MATERI 1
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
1.TUGAS
1.1 Contoh bahan kimia pada symbol berbahaya masing masing 2 kesehatan tubuh bila terhirup/tertelan, berbahaya)
etilen glikol (C2H6O2), diklorometana (CH2Cl2)
Toxic (beracun) :
lambang T methanol (CH4O), benzena (C6H6)
Very Toxic (sangat beracun) : lambang T+
kalium sianida (KCN), hydrogen sulfide (H2S)
Corrosive (korosif) :
lambang C asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4)
Flameable (mudah
terbakar): lambang F aseton (C3H6O), etanol(C2H6O)
Oxidizing
(pengoksidasi): lambang O
hidrogen peroksida (H2O2), kalium klorat (KClO3)
1.2 Carilah MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET) pada bahan kimia yang anda sebutkan diatas.
i) Natrium hidroksida (NaOH)
Sifat (Irritant)
Keadaan fisik : solid Bau : berbau
Warna : putih
Mudah larut dalam air
Pengenalan Bahaya
Parah menyebabkan iritasi dan luka bakar. Bahaya jika tertelan. Hindari menghirup atau debunya. Cuci tangan sampai bersih setelah memegang. Jagalah agar wadah tertutup (United Nations, 2015)
Pertolongan pertama
Kontak mata: segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera (United Nations, 2015)
Kontak Kulit: segera basuh kulit dengan banyak airsedikitnya selama
15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi, cuci sebelum digunakan kembali. Bila serius, cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Dapatkan perawatan medis dengan segera. Inhalasi :Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Tertelan :berikan beberapa gelas susu atau air . muntah dapat terjadi secara spontan, tetapi JANGAN DI BUAT MUNTAH!
ii) Fenol (C6H5OH) Sifat (Irritant)
Keadaan fisik: padatan Kristal transparan
Pengenalan bahaya
Kontak mata: kerusakan kornea bahkan kebutaan
Kontak kulit: dapat menghasilkan peradangan pada kulit Pernapasan: menghirup debu akan menghasilkan iritasi pada saluran pernapasan ditandai dengan bersin dan batuk. Dapat menyebabkan pingsan bahkan kematian (Sitasi)
Pertolongan pertama
Kontak mata:segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perhatian medis segera.
yang terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien.
Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perhatian medis segera.
Tertelan: JANGAN dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang. iii)Etilen glikol (C2H6OH)
Sifat (Harmful)
Pengenalan bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya dalam kasus menelan.
Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritasi), kontak mata (iritasi).
Potensi Efek Kesehatan kronis: Efek karsinogenik: A4 (Tidak diklasifikasikan untuk manusia atau hewan.)
Pertolongan pertama
Kontak Mata: segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Dapatkan bantuan medis jika terjadi iritasi. Kontak Kulit: Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang.
Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perhatian medis.
Tertelan: JANGAN dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Jika sejumlah besar bahan ini tertelan, panggil dokter segera. iv)Diklorometana (CH2Cl2)
Sifat (Harmful)
Pengenalan bahaya
Kontak mata: menyebabkan iritasi dan radang mata. Ditandai dengan kemerahan, berair dan gatal-gatal. Kontak kulit: dapat menyebabkan iritasi pada kulit
Pernapasan: menyebabkan iritasi pada system pernapasan.
Pertolongan pertama
Kontak Mata: Dalam kasus kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Dapatkan perhatian medis segera.
terkontaminasi, cuci sepenuh nya sebelum di gunakan kembali. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang. v) Methanol (CH4O)
Sifat (Toxic)
Keadaan fisik : cairan
Bahaya
Mudah terbakar. Berbahaya bila tertelan, terhirup, atau terserap melalui kulit. Iritasi bila terkena mata dan kulit. Beracun.
Pertolongan pertama
Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
Terkena kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri tindakan medis.
Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang mengarahkannya, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.
vi)Benzena (C6H6) Sifat (Toxic)
Keadaan fisik: cairan
Bahaya
Mudah terbakar. Berbahaya bila tertelan dan terhirup. Iritasi bila terkena mata dan kulit.
Pertolongan pertama
Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
Terkena kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri tindakan medis.
Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang mengarahkan, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.
vii) Kalium sianida (KCN)
Sifat : very toxic (sangat beracun)
Bahaya
Kontak mata : dapat menyebabkan kornea rusak atau kebutaan
Pernafasan : menghirup debu akan menghasilkan iritasi pada saluran pernapasan ditandai dengan bersin dan batuk. Dapat menyebabkan pingsan bahkan kematian.
Pencernaan : tidak ada
Penanganan
Jika terkena mata segera basuh dengan air mengalir kurang lebih sekitar 15 menit.
Setelah kontak dengan kulit , segera basuh dengan banyak air dan sabun.
Jika denyut jantung tidak ada, lakukan cardiac massage atau menekan dada kuat kuat dan berulang. Jangan memberikan napas bantuan pada korban dari mulut ke mulut
.dikhawatirkan si penolong akan ikut terkena racun nya.
(sitasi)
viii) Hydrogen sulfide (H2S) Sifat (Corrosive)
Keadaan fisik: gas Bau: seperti telur busuk Warna: tidak berwarna. Beracun, mudah terbakar.
Pengenalan bahaya
Menghirup konsentrasi tinggi gas ini dapat mengakibatkan ketidaksadaran, koma, dan kematian. Kontak langsung dengan Hidrogen Sulfida cairan dapat menyebabkan radang dingin. Hidrogen Sulfida menimbulkan bahaya kebakaran segera bila dicampur dengan udara.
Pertolongan pertama
Kontak mata: Segera basuh mata secara menyeluruh dengan air selama minimal 15 menit. Tahan kelopak mata terbuka dan jauh dari bola mata untuk memastikan bahwa semua permukaan yang memerah secara menyeluruh. Segera hubungi dokter mata.
Kontak kulit: hangat kan kulit yang terkena dengan air hangat tidak melebihi 105 ° F (41 ° C).Menjaga pemanasan kulit selama setidaknya 15 menit atau sampai warna kulit kembali normal.
Terhirup: Segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen (sitasi)
ix)Asam klorida (HCl)
Keadaan fisik : cairan Bau : pedas . iritasi (strong)
Warna: tak berwarna menyala kuning.
Pengenalan bahaya
Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Bahaya jika tertelan. Hindari uap ataupun asap nya. Gunakan dalam fentilasi cukup. Hindari kontak dengan mata, kulit, atau pakaian. Cuci tangan dengan bersih setelah memegang. Simpan rapat rapat.
Pertolongan pertama
Pertolongan pertama : panggil dokter.
Kulit : segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh sebelum digunakan lagi.
Mata: segera siram mata dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit, buka tutup pelupuk mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Pernapasan: segera cari udara segar. Jika tidak bias
bernapas, berikan napas buatan, jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air . muntah dapat terjadi secara spontan, tetapi JANGAN DI BUAT MUNTAH! x) Asam sulfat (H2SO4)
Sifat (corrosive)
Pengenalan bahaya
Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Bahaya jika teroles. Hindari uap ataupun asap nya. Gunakan dalam fentilasi cukup. Hindari kontak dengan mata, kulit, atau pakaian. Cuci tangan dengan bersih setelah memegang dan tutup rapat.
Prtolongan pertama
Pertolongan pertama : panggil dokter.
Kulit : segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit saat membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh sebelum digunakan lagi.
Mata: segera siram mata dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit, buka tutup pelupuk mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Pernapasan: segera cari udara segar. Jika tidak bias
bernapas, berikan napas buatan, jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air . muntah dapat terjadi secara spontan, tetapi JANGAN DI BUAT MUNTAH! xi)Aseton (C3H6O)
Sifat (flameable)
Bahaya
Mudah terbakar. Iritasi bila terkena mata dan kulit. Bahaya bila terhirup dan tertelan.
Pertolongan pertama
Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
Terkena kulit: cuci dengan sabun dan air. Tutup kulit yang iritasi dengan emollient. Segera beri tindakan medis.
Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan buatan (jangan meleui mulut ke mulut), bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang mengarahkannya, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar (sitasi)
xii) Etanol (C2H6O)
Sifat (flameable)
Keadaan fisik: cairan dan uap Warna: tidak berwarna
Bahaya
Zat ini menyebabkan efek samping reproduksi dan janin pada manusia.
Terkena mata: Menyebabkan gangguan mata berat.Dapat menyebabkan sensitisasi menyakitkan untuk cahaya. Dapat menyebabkan kerusakan kornea.
Terkena kulit: Menyebabkan gangguan pada kulit. Iritasi pada kulit.
Inhalasi: Inhalasi konsentrasi tinggi dapat menyebabkan efek sistem saraf pusat yang ditandai dengan mual, sakit kepala, pusing, tidak sadar dan koma. Menyebabkan iritasi saluran pernafasan.
Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare.
Pertolongan pertama
Terkena mata: Segera bilas dengan banyak air, juga di bawah kelopak mata, untuk sedikitnya selama 15 menit. Lepaskan lensa kontak. Jika iritasi mata berlanjut, periksakan ke dokter spesialis.
Terkena kulit: Segera cuci bersih dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit. Jika iritasi kulit berlanjut, panggil dokter.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah tanpa nasihat medis. Jangan sekali-kali memberikan apa pun lewat mulut kepada orang yang tidak sadar. Hubungi dokter secepatnya.
xiii) Hidrogen peroksida (H2O2) Sifat (oxidizing)
Pengenalan bahaya
panas, shock, gesekan, atau kontak dengan bahan lainnya dapat menyebabkan kebakaran aatau ledakan. Bahaya jika tertelan. Hindari uap ataupun asap nya. Gunakan dalam fentilasi cukup. Hindari kontak dengan mata, kulit, atau pakaian. Cuci tangan dengan bersih setelah memegang.jaga tetap tertutup.
Pertolongan pertama
Kulit: lepaskan pakaian yg terkontaminasi. Basuh bagian yg terkena dengan air dan sabun. Jika masih ada iritasi cari pertolongan medis.
Mata: segera siram mata dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit, buka tutup pelupuk mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Pernapasan: segera cari udara segar. Jika tidak bias
bernapas, berikan napas buatan, jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air . muntah dapat terjadi secara spontan, tetapi JANGAN DI BUAT MUNTAH! xiv) Kalium klorat (KClO3)
Sifat (oxidizing) Bahaya
Kontak mata: dapat menyebabkan iritasi mata, kemerahan, dan nyeri. Pada mata menyebabkan luka bakar.
Kontak kulit: dapat menyebabkan iritasi dan bahkan luka bakar, terutama jika kulit basah atau lembab. Termasuk gejala kemerahan, gatal, dan nyeri.
Pernapasan: menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Gejala dapat termasuk batuk, sesak napas.
Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan sakit perut, hemolysis, methemoglobinemia, sianosis, anuria, koma, kejang, dan kematian.
Pertolongan pertama
Mata: segera siram mata dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit, buka tutup pelupuk mata beberapa kali. Cari pertolongan medis.
Pernapasan: segera cari udara segar. Jika tidak bias
bernapas, berikan napas buatan, jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air . muntah dapat terjadi secara spontan, tetapi JANGAN DI BUAT MUNTAH! Bila muntah segera mendapat perhatian dari petugas medis. xv) Tetraklorometan (CCl4)
Sifat (Dengerous For the Environment) Keadaan fisik: cairan
Bahaya
Iritasi bila terkena mata dan kulit. Bahaya bila tertelan dan terhirup
Pertolongan pertama
Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak minimal 15 menit. Beri tindakan medis.
Terkena kulit: segera cuci dengan sabun dan air minimal 15 menit, segera beri tindakan medis jika diperlukan.
Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan buatan, bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang mengarahkannya, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.
xvi) Timah klorida (SnO2)
Sifat (Dengerous For the Environment) Bahaya
Kontak Mata: akut; dapat menyebabkan iritasi. Kontak kulit: akut; dapat menyebabkan iritasi.
Terhisap: akut; dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan bagian atas. kronis; dapat menyebabkan pneumonoconiosis.
Bahaya bila tertelan.
Pertolongan pertama
Kontak mata: Siram dengan air hangat, mengangkat kelopak mata atas dan bawah, selama minimal 15 menit. Mencari bantuan medis jika gejala berlanjut
Kontak kulit: Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dari daerah yang terkena. Cuci daerah yang terkena dengan sabun lembut dan air. Mencari bantuan medis jika gejala berlanjut. Terhisap: Pindahkan korban ke udara segar; tetap hangat dan tenang dan mencari perhatian medis.
Tertelan : berikan beberapa gelas susu atau air . muntah dapat terjadi secara spontan, tetapi JANGAN DI BUAT MUNTAH! Bila muntah segera mendapat perhatian dari petugas medis
1.3 Jelaskan fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia Lemari asam berfungsi untuk mengendalikan aerosol dan
mikropartikel yang terkait dengan pengelolaan bahan biologis yang berpotensi toksik atau infeksi di laboratorium dalam kegiatan seperti agitasi, sentrifugasi, pipetting, dan pembukaan kontainer bertekanan (WHO, 2008)
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian pipet volum, fungsi, dan gambar
2.2. Pengertian pipet ukur, fungsi, dan gambar
Pipet ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur (WHO 2008) .
2.3. Pengertian labu ukur, fungsi, dan gambar
Labu ukur berfungsi untuk mengukur volume yang sangat tepat dari cairan untuk membuat solusi standar atau berat untuk kalibrasi
kepadatan. Masing-masing labu memiliki satu baris pengukuran untuk volume tertentu dari labu (coyne 2005).
2.4. Pengertian buret, fungsi, dan gambar
Buret adalah bentuk khusus dari pengukuran pipet. Untuk
mengendalikan laju dan jumlah aliran material. Buret merupakan tabung gelas berskala dengan keran gelas di ujung bawahnya. Buret diisi dengan cairan yang akan diukur dari ujung atasnya. Kapasitas buret bermacam-macam: 10 ml, 20 ml, 25 ml, dan 50 ml (coyne 2005).
Erlenmeyer berfungsi sebagai tempat untuk menampung titran (larutan yang di titrasi) pada proses titrasi (Sutrisno, 2013) .
2.6. Pengertian spektrofotometer, fungsi, dan gambar
Spektrofotometer adalah salah satu instrumen diagnostik dan
penelitian utama yang dikembangkan. Menggunakan sifat-sifat cahaya dan interaksinya dengan zat lain. Umumnya, cahaya dari lampu
dengan karakteristik khusus dipandu melalui perangkat, yang memilih dan memisahkan panjang gelombang ditentukan dan membuatnya melewati sampel. Intensitas cahaya meninggalkan sampel diambil dan dibandingkan dengan apa yang berlalu (WHO 2008) .
2.7. Pengertian tabung reaksi, fungsi, dan gambar
Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia, dan melakukan reaksi kimia dalam skala kecil (Soetrisno, 2013) .
2.8. Pengertian timbangan analitik, fungsi, dan gambar
Timbangan analitik adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur massa suatu zat (WHO, 2008)
Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Pipet tetes berfungsi untuk mentransfer volume kecil cairan dari satu wadah ke yang lain dengan tepat (WHO, 2008) .
2.10. Pengertian bulb, fungsi, dan gambar
Untuk menyedot cairan keatas dari ujung pipet ukur (Koesmadja, 2006).
2.11. Pengertian ph meter, fungsi, dan gambar
PH meter yang digunakan untuk menentukan konsentrasi ion hidrogen [H +] dalam larutan. Peralatan ini, digunakan berhati-hati dan
DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Gary.S. 2005. The Laboratory Companion. Canada: Willey-Interscience
Koesmadja. 2006. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Sutrisno, E. T. dan Nurminabari, I. S. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan: Bandung
Takeuchi, Yashito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Alih bahasa : Ismunandar.
3. Pembahasan
3.1. Pipet volume
Pipet volume terbuat dari kaca dengan skala tertentu. Berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tetap sesuai dengan label
tertera(Soetrisno, 2013). 3.2. Pipet ukur
Terbuat dari kaca dengan skala ukuran. Cara menggunakan harus tegak lurus dengan mata kita berhadapan dengan skala pipet. Pipet volume biasanya berpasangan dengan bulb(Who 2008).
3.3. Labu ukur
Terbuat dari kaca dengan ukuran atau takaran tertentu. Berfungsi untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses preparasi tertentu. Alat ini tersedia dalam berbagai macam ukuran(coyne 2005).
3.4. Buret
Terbuat dari kaca dengan skala dank ran di bagian bawah. Buret biasanya di gunakan untuk melakukan titrasi. Buret biasanya di pasangkan dengan statif dan klep(coyne 2005).
3.5. Enlemeyer
Berfungsi sebagai tempat atau wadah larutan yang akan di titrasi. Juga dapat di gunakan untuk memanaskan larutan. Bukan sebagai alat ukur(Soetrisno, 2013).
3.6. Spektofotometer
berfungsi untuk mengetahui konsentrasi berdasarkan absorbansinya. Absorbansi merupakan tingkat penyerapan. Untuk mengukur
konsentrasi, menggunakan kuvet sebagai wadah cairan(Who 2008). 3.7. Tabung reaksi
Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Dapat juga di
gunakan sebagai wadah untuk perkembangbiakan mikroba. Juga dapat di gunakan untuk memanaskan larutan(Soetrisno, 2013).
3.8. Timbangan analitik
Berfungsi untuk mengetahui atau menimbang masa suatu zat. Dalam menimbang harus dalam keadaan tertutup. Timbangan ini memiliki ketelitian hingga 4 angka dibelakang koma(Who 2008).
3.9. Pipet tetes
Pipet kecil terbuat dari plastic atau kaca. Ujung bawah meruncing, ujung atas tertutup karet. Pipet tetes berfungsi untuk mentransfer volume kecil cairan dari satu wadah ke yang lain dengan tepat berupa tetes tetesan cairan(Who 2008).
3.10. Bulb
Bulb memiliki 3 tombol, yaitu: A , S, dan E.
Cara mengunakan: pertama kita harus mengeluarkan udara dari bulb dengan cara di pencet sambil menekan tombol A. kemudian pasangkan dengan pipet ukur di bagian bawah bulb. Untuk menyedot larutan kita menekan tombol S. untuk mengeluarkan larutan dapat dengan
Harus berhati hai dalam menggunakan bulb, jangan sampai terkena air sedikitpun. Karena bulb akan rusak jika terkena air(Koesmadja, 2006).
3.11. pH meter
PH meter yang digunakan untuk menentukan konsentrasi pH suatu larutan.
sebelum menggunakan pH meter , sebaik nya kita mengkalibrasinya terlebih dahulu. Yaitu dengan cara , kita mengukur konsentrasi pH suatu larutan yang telah di ketahui pH nya. Jika berbeda jauh
menandakan pH meter tersebut sudah tidak dapat di gunakan lagi. Elektroda pada pH meter harus di cuci dengan aquades setelah dan sesudah menggunakannya(Who 2008).
3.12. Spatula
Berfungsi untuk mengambil bahan dalam bentuk padatan. Spatula memiliki dua ujung yang berbeda. Ujung yang agak cekung untuk mengambil dalam jumlah banyak, sedangkan ujung yang datar untuk mengambil jumlah yang lebih sedikit (Syahmani, 2011).
3.13. Kuvet
Serupa dengan tabung reaksi tetapi ukuran nya lebih kecil. di gunakan sebagai wadah sampel dalam analisi dengan spektofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan.
3.14. Statif dan klem
Di gunakan untuk menjepit atau menggantung. Dan membantu dalam proses kerja dalam laboratorium. Misal menjepit buret saat proses titrasi.
3.15. Picnometer
Alat yang digunakan untuk mengetahui massa jenis suatu larutan. Yaitu dengan membagi massa larutan dengan volume larutan. Picnometer memiliki ukuran yang bermacam-macam.
3.16. Hotplate stirrer
Alat yang di gunakan untuk menghomogenkan atau memanaskan suatu larutan. Terdapat magnet yang berada dalam alat ini. Sehinggga dapat membantu dalam proses homogenisasi(Syahmani, 2011).
3.17. Gelas ukur
Terbuat dari kaca dengan skala tertentu. Berfungsi untuk mengukur zat kimia dalam bentuk cair. Tidak dapat di gunakan untuk pembakaran. 3.18. Botol semprot
Botol yang di gunakan untuk menyimpan aquades. Aquades adalah air dari hasil penyulingan, kandungannya murni H20. Dapat digunakan juga untuk membilas glassware (Syahmani, 2011).
3.19. Gelas beaker
Berfungsi sebagai wadah untuk memanaskan larutan. Alat ini bukan sebagai alat pengukur. Walaupun memiliki skala namun rahat nya cukup besar.
Berbentuk bola dengan saluran kran di bawah dan moncong
berpenutup di atas. Di gunakan untuk ekstraksi fase cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tak campur.
3.21. Gelas arloji
Tempat bahan padatan pada saat menimbang dan mengeringkan bahan. Tidak untuk bahan larutan atau cairan. Biasanya di gunakan di timbangan analitik (Suhendra, 2006).
3.22. Penyumbat
Penyumbat berfungsi untuk menymbat tabung reaksi agar tidak ada udara yang masuk. Ada penymbat yang terbuat dari karet, ada juga yang terbuat dari gabus. Ada yang berlubang dua dan tiga.
3.23. Penjepit kayu
Penjepit yang terbuat dari kayu. Penjepit ini berfungsi untuk menjepit tabung reaksi ketika di gunakan untuk pembakaran. Alat ini tidak dapat di gunakan untuk menjepit glassware lain nya (Chang, 2006).
3.24. Penjepit besi
Penjepit ini terbuat dari besi. Penjepit ini memiliki bentuk yang berbeda dengan penjepit kayu. Penjepit ini memiliki bentuk yang agak sedikit melengkung di bagian ujung nya. Biasanya di gunakan untuk menjepit glassware. Tetapi terkadang di gunakan juga untuk menjepit gelas arloji. Juga bias di gunakan untuk mengambil glassware dari oven. Untuk menjaga ke strerilan nya (Chang,2006).
3.25. Kertas saring
Terbuat dari kertas selulosa murni yang berguna untuk menyaring larutan yang akan di tuangkan ke glassware. Kertas ini dilipat hingga kecil membentuk kerucut, kemudian masukkan ke dalam corong untuk di saring di corong.
3.26. Corong
Corong biasanya terbuat dari kaca. Karena bahan kaca lebih sukar bereaksi dengan larutan kimia dari pada dengan bahan dari plastic. Corong berfungsi untuk menolong menuangkan larutan kimia ke dalam glassware yang memiliki mulut yang lebih kecil.
3.27. Indicator universal
Kesimpulan
Dalam laboratorium kita sebagai praktikan akan berhubungan langsung dengan zat zat kimia. Kita harus mengetahui sifat dan bahaya masing masing zat kimia yg kita gunakan selama praktikum. Sehingga kita bias menghindari terjadinya kecelakaan selama berlangsung. Dan kita juga harus mengetahui penanganan pertama jika kita terkena kontak langsung dengan bahan kimia tersebut. Oleh karena itu untuk menghindari itu semua , kita perlu
menggunakan pengaman guna menghindari kontak langsung dengan bahan kimia selama praktikum. Kita juga perlu mengetahui nama dan fungsi masing masing alat yang akan kita gunakan untuk praktikum agar kita bias
DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Gary.S. 2005. The Laboratory Companion. Canada: Willey-Interscience.
Koesmadja. 2006. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Sutrisno, E. T. dan Nurminabari, I. S. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan: Bandung.
Takeuchi, Yashito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Alih bahasa : Ismunandar.
World Health Organization. 2008. Maintenance Manual for Laboratory Equipment, 2nded.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Syahmani. 2011. Panduan Praktikum Kimia Dasar. Banjarmasin : FKIP UNLAM.
R.Chang, 2006. General Chemistry, fourth edition. McGraw-Hill Publishing Company. Dubuque.