• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas dan Tanggung jawab bidan di komuni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas dan Tanggung jawab bidan di komuni"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HAND OUT

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas

Topik : Tugas dan Tanggungjawab Bidan di Komunitas

Sub Topik : tugas utama bidan, tugas tambahan, bidan praktik swasta dan bidan delima Beban Studi : 4 SKS

Dosen : Bayu Irianti, SST., M.Keb

Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan tugas utama bidan di komunitas

2. Menjelaskan tugas tambahan bidan di komunitas

3. Memahami tugas tambahan yang menjadi program pemerintah saat ini (PHBS, desa siaga,

puskesmas terakreditasi)

4. Menjelaskan bidan praktik swasta

5. Menjelaskan bidan delima

Referensi

1. CAROLINE S HOMER, DEBORAH V MATHA, G L, JORDAN JW, DAVIS GK. Community-based continuity of midwifery care versus standard hospital care: a cost analysis. Australian Health Review. 2001;24(1):9.

2. health p. Tujuan, Standar Penilaian dan Dasar Hukum Akreditasi Puskesmas. 2015.

3. ICM. INTERNATIONAL CONFEDERATION OF MIDWIVES. Essential competencies for basic midwifery practice. UK: ICM; 2013.

4. kesehatan D. Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga. 2014.

5. What is a midwife? If you are wondering 'what is a midwife?', read this article to find out more about midwifery and the role of midwives in providing antenatal care. [database on the Internet]. NCT. 2017.

6. puskesmas. akreditasi puskesmas/klinik. 2014.

7. RI k. nilah Terobosan Selama 8 Tahun Pengendalian HIV/AIDS di Indonesia 2014.

8. Shahnaz Kohan, Marziyeh Sayyedi, Nafisehsadat Nekuei, Yousefi4 H. Community-based maternity care from the view of Iranian midwives: A phenomenological study. Iranian Journal of Nursing and amidwifery Research. 2015;20(1):7.

9. Tabbassam HF, Menhas R. Role of Community Midwife in Maternal Health Care System in Rural Areas of Pakistan. American-Eurasian J. Agric. & Environ. Sci. 2014;14(11):4.

(2)

Tugas Dan Tanggung jawab Bidan Di Komunitas

1. Pendahuluan

Sebelum memahami tugas dan tanggungjawab bidan di komunitas, perlu diketahui

sebelumnya mengenai bidan komunitaas itu sendiri. Bidan komunitas merupakan tenaga

kesehatan tradisional namun professional yang bekerja di masyarakat untuk memberikan asuhan

pada perempuan dan anak dimulai pada masa sebelum kehamilan hingga selesai persalinan.

Bidan dikomunitas tidak bekerja sendiri, namun melakukan setiap aktivitasnya secara

berkelompok (memiliki team). Asuhan yang diberikan tidak hanya berpusat pada fasilitas

kesehatan masyarakat (posyandu, polindes atau puskesmas), namun dapat memberikan asuhan

di rumah (homebirth, ANC di rumah, kunjungan bayi dan nifas di rumah dan sebagainya)

selama keadaan kesehatan ibu dan anak baik (keaadaan normal). Berdasarkan paparan

kompetensi ICM (international confederation of Midwife-organisasi bidan dunia), kompetensi Bidan

no 2 menyatakan bahwa

“Midwives provide high quality, culturally sensitive health education and services to all in the community in order to promote healthy family life, planned pregnancies and

positive parenting”

Yang dapat diartikan bahwa bidan memberikan asuhan berkualitas tinggi, peka terhadap nilai

budaya daam memberikan edukasi dan asuhan di komunitas untuk mempromosikan kesehatan

keluarga, perencanaan kehamilan dan pengetahuan positif mengenai menjadi orangtua.

2. Tugas utama

Bidan pertama kali dilahirkan daan disiapakan untuk mendekatkan pelayanan terhadap

ibu dan anak pada masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa bidan dilahirkan ditengah

masyarakat, namun tugas dan wewenangnya semakin bertambah dan meningkat yaitu pada

pelayanan kesehatan terstier (Rumah sakit). Bidan sebagai tenaga kesehatan pada tingkat primer

(bidan desa, bidan praktek swasta, bidan puskesmas) memiliki tanggungjawab yang dibatasi oleh

UU kesehatan serta peraturan perundangan berkenaan dengan praktik kebidanan (permenkes

1464). Tugas utama bidan diantaranya:

a. Pelaksana Asuhan Memberikan pelayanan kebidanan (Asuhan kebidanan KIA-KB) sesuai

kewenangan dengan memperhatikan program yang ditetapkan pemerintah serta

disessuaikan kebutuhan masyarakat. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan

(3)

Dapat dijabarkan ssebagai beriku:

1) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai standar profesi

2) Melakukan setiap asuhan dengan melibatkan keluarga

3) Melaksanakan promosi kesehatan terkait pelayanan kebidanan

b. Pengelola ikut serta dalam menjalankan program puskesmas sesuai kebutuhan

masyarakat, melakukan analisis dan penyelesaian masalah di komunitas dengan berprinsip

pada kebutuhan dan kemampuan masyarakat, melaksanakan kolaborasi dengan tokoh aga,

tokoh masyarakat serta dukun yang berperan di masyarakat daalam menyelesaikan

permasalahan

c. Pendidik Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga

dan masyarakat mengenai kesehatan remaja, kesehatan reproduksi dan pelayanan

kebidanan lainnya

d. PenelitiMelakukan penelitian dalam asuhan kebidanan sehingga dapat meningkatkan

kualitas asuhan yang diberikan

3. Tugas tambahan

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang bekerja di bawah pengawasan pemerintah dan

senantiasa menjalankan setiap layanan asuhan sesuai dengan program pemerintah. sehingga

dalam hal ini tugass tambahan yang bidan miliki tidak lepas dari program yang dicanangkan

pemerintah, yaitu meliputi:

(4)

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.

2) Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.

3) Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.

4) Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. 5) Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat

menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi. 6) Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas

(5)

jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).

8) Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.

10)Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO).

b. Survailance penyakit (Pengendalian penyakit menular (HIV/AIDS) dan Pengendalian

penyakit regenerative)

Inovasi pencegahan penularan dari jarum suntik yang disebut Harm Reduction pada tahun

2006; pencegahan Penularan Melalui Transmisi Seksual (PMTS) mulai tahun 2010;

penguatan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) pda tahun 2011; pengembangan

Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) di tingkat Puskesmas pada tahun 2012;

hingga terobosan paling baru yang disebut Strategic use of ARV (SUFA) dimulai pada

pertengahan tahun 2013.

c. Issue UU Desa No. 6 tahun 2014 (pasal 71-75, terutama mengenai bantuan dana 1M dari

Negara)

(6)

e. Kesehatan jiwa dan keluarga

f. Akses layanan kesehatanpuskesmas terakreditasi

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa setiap Puskesmas

wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali. Akreditasi

merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan

Nasional Pasal 6 ayat.

Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu, kinerja

melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen

mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen

risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.

g. Jaminan kesehatan nasional (BPJS)

h. Penggunaan teknologi tepat guna

4. Bidan praktik swasta

Bidan praktik swasta atau bidan praktik mandiri merupakan pelayanan kesehatan yang

(7)

lingkup kewenangan praktik kebidanan. Dalam menjalankan pelayanan mandiri, seorang bidan

harus melalui regulasi praktik yang meliputi perizinan (diperbaharui setiap 5 tahun dengan syarat

dan ketetapan diatur oleh perundang-undangan dan profesi), kelayakan tempat praktik,

ketersediaan alat praktik minimal, kompetensi sebagai bidan dan kelengkapan administrasi

sesuai peraturan perundangan dan standar yang ditetapkan oleh profesi.

Ikatan bidan Indonesia (IBI), sebagai organisasi profesi kebidanan di Indonesia berinisiatif

mengeluarkan “Bidan Delima” sebagai penilaian bagi bidan praktik mandiri yang memiliki

kualifikasi baik serta melakukan pelayanan secara professional di atas standar. Hal ini bertujuan

untuk meningkatkan kualitas layanan, dan meningkatkan profesionalisme asuhan bidan.

Gambar: makna logo bidan delima: bidan merupakan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan berkualitas, ramah, aman dan nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam. Buah delima menggambarkan sebagai sesuatu yang cantik, indah, berisi biji dan cairan manis yang melambangkan kesuburan (kesehatan reproduksi). Warna merah melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan pengabilan keputusan dengan cepat dan tepat dalam membantu masyarakat. Warna hitam melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani perempuan tanpa membeda-bedakan. Hati melambangkan pelayanan bidan yang manusiawi penuh kasih sayang.1-10

DAFTAR PUSTAKA

1. CAROLINE S HOMER, DEBORAH V MATHA, G L, JORDAN JW, DAVIS GK. Community-based continuity of midwifery care versus standard hospital care: a cost analysis. Australian Health Review. 2001;24(1):9.

2. health p. Tujuan, Standar Penilaian dan Dasar Hukum Akreditasi Puskesmas. 2015.

3. ICM. INTERNATIONAL CONFEDERATION OF MIDWIVES. Essential competencies for basic midwifery practice. UK: ICM; 2013.

4. kesehatan D. Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga. 2014.

(8)

6. puskesmas. akreditasi puskesmas/klinik. 2014.

7. RI k. nilah Terobosan Selama 8 Tahun Pengendalian HIV/AIDS di Indonesia 2014.

8. Shahnaz Kohan, Marziyeh Sayyedi, Nafisehsadat Nekuei, Yousefi4 H. Community-based maternity care from the view of Iranian midwives: A phenomenological study. Iranian Journal of Nursing and amidwifery Research. 2015;20(1):7.

9. Tabbassam HF, Menhas R. Role of Community Midwife in Maternal Health Care System in Rural Areas of Pakistan. American-Eurasian J. Agric. & Environ. Sci. 2014;14(11):4.

10. WHO. Essential Antenatal, Perinatal and Postpartum Care. In: WHO, editor. geneva2003.

Kesimpulan

Bidan sebagai pemberi asuhan dan layanan pada kesehatan ibu dan anak memiliki tugas, baik di komunitas maupun di instansi pelayanan kesehatan. Secara umum tugas utama bidan meliputi asuhan yang berkennaan dengan kesehatan ibu dan anak (dimulai dari asuhan pra kehamilan hingga persalinan, bayi hingga prasekolah, kesehatan reproduksi remaja hingga menopause dan keluarga berencana). Berbeda dengan bidan di instansi pelayanan kesehatan, bidan di komunitas memiliki tugas tambahan yaitu melakukan program pemerintah berenaan dengan kesehatan, seperti mensukseskan desa siaga, pencegahan penyakit endemic maupun infeksi yang tengah terjadi di masyarakat, pemberdayaan masyarakat, PHBS dan lainnya. Namun bidan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya tidak boleh lepas dari permenkes 1464 sebagai aspek legal dan wujud keprofesionalan tugas bidan.

Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud peran bidan sebagai pemberi layanan? 2. Apakah yang dimaksud peran bidan sebagai pengelola? 3. Apakah yang dimaksud peran bidan sebagai pendidik? 4. Apakah yang dimaksud peran bidan sebagai peneliti?

5. Contoh peranan bidan dalam program yang diberikan pemerintah (PHBS, desa siaga, pencegahan penyakit, mengatasi permasalahan gizi)?

Referensi

Dokumen terkait

Variabel penelitian ini ditemukan lima kategori pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan yaitu; persiapan persalinan, perasaan ibu menghadapi proses

cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tahun 2013 sebesar. 99,17% dan telah mencapai target Renstra yaitu sebesar 89%, selanjutnya

Mengingat peran besar dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi tersebut maka berbagai program telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas

Dari hasil penelitian dapat diperoleh Hubungan Antara Kemitraan Bidan dan Dukun Dalam Program Jamkesda dengan Peningkatan Persalinan ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Hal ini menyebabkan banyak persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan dan dilakukan tidak di fasilitas kesehatan, sehingga untuk meningkatkan persalinan yang ditolong oleh tenaga

Metode pengabdian yang dilakukan adalah pemberian informasi tentang sepuluh tatanan PHBS keluarga yaitu mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi

Terdapat 10 (sepuluh) indikator PHBS di tingkat rumah tangga yaitu persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita

Di Provinsi Bengkulu cakupan ibu yang melakukan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah sebanyak 86,99%, dan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan sebanyak