• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SENI BUDAYA SENI CERGAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SENI BUDAYA SENI CERGAM"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SENI BUDAYA SENI CERGAM

KELOMPOK 7 : 1. AHMAD SHAUFI ASHRI 2. FITRIA ANWAR

3. MARITA KARUNIASARI

4. NOVIA ZAHRATUL MUSLIMAH 5. TAMI OKTAVIA ARIANI

6. ZIHANI ILMAN FAYADI

X MIA 2

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang SENI CERGAM ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Guru Seni Budaya yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Seni Cergam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

(3)

Mataram, 22 September 2015

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I : PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

BAB II : ISI...2

A. Sejarah Seni Cergam...2

1. Generasi 1930...2

2. Generasi 1940 – 1950...2

3. Generasi 1960 – 1970...3

4. Generasi 1990 – 2000...4

B. Perkembangan Seni Cerita Bergamabar...5

C. Jenis Karya Cerita Bergambar...10

1. Kartun (Cartoon)...10

2. Komik Potongan (Comic Strip)...11

3. Komik Tahunan (Comic Annual)...12

4. Komik Online (Webcomic)...12

5. Buku Komik (Comic Book)...12

6. Komik Ringan (Comic Simple)...14

7. Buku Instruksi dalam format Komik (Instructional Comics)...14

D. Cara Produksi Cerita Bergambar...15

BAB III : PENUTUP...21

A. Kesimpulan...21

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang yang pertama kami mengerjakan atau membuat makalah ini, karena ini adalah tugas dari pak guru. Selain itu juga agar kami bisa lebih mengetahui dan memahami segala macam tentang Cerita Bergambar. Baik sejarahnya, perkembangannya, cara membuat cergam, dll. Kebanyakan diantara kami juga adalah penggemar cerita bergambar, oleh sebab itu kami ingin mengetahui dan memahami lebih tentang cerita bergambar. Jadi kami bukan hanya bisa menikmati cerita bergambar, kami juga bisa mengetahui sejarah, perkembangan, dan segala hal tentang hal yang kami sukai.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah seni Cergam?

2. Bagaimanakah perkembangan seni Cergam? 3. Apasajakah jenis karya Cergam?

4. Bagaimanakah cara produksi seni Cergam?

C. Tujuan

1. Agar kita dapat mengetahui tentang Seni Cergam

2. Agar bisa mendapatkan bekal jika ingin menjadi creator cergam.

(7)

BAB II ISI

A. Sejarah Seni Cergam

1. Generasi 1930

Pada awal kelahirannya komik Indonesia dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1930-an dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti “Flippie Flink and Flash Gordon”. “Put On”, seorang peranakan Tionghoa adalah karakter komik Indonesia yang pertama karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. “Put On” menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30-an sampai 60-30-an seperti pada Majalah Star (1939-1942) y30-ang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Sementara itu di Solo, Nasroen A.S. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe melalui mingguan Ratu Timur.

2. Generasi 1940 – 1950

(8)

kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok “Sie Djin Koei”. Komik ini berhasil melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai karirnya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama SriAsih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya, diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih dan Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan petualangan Flash Gordon.

Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama Abdul Salam menerbitkan komik strip heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja” yang bercerita tentang agresi militer Belanda ke kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian Pikiran Rakyat dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama karya artis komik Indonesia.

3. Generasi 1960 – 1970

(9)

R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal dengan keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari wayang ke dalam media buku komik. Sementara itu dari Sumatra, terutamanya di kota Medan,terdapat pionir-pionir komikus berketerampilan tinggi seperti Taguan Hardjo, Djas, dan Zam Nuldyn, yang menyumbangkan estetika dan nilai filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan Casso and Harris, artisartis komik ini mengeksplorasi cerita rakyat Sumatera yang kemudian menjadi tema komik yang sangat digemari dari 1960an hingga 1970an. Tema yang banyak muncul pada generasi ini adalah pewayangan, superhero, dan humor-kritik.

4. Generasi 1990 – 2000

(10)

B. Perkembangan Seni Cerita Bergamabar

Komik Indonesia mengalami masa jayanya pada tahun 50-80an. Pada periode 1950-an mulai bermunculan komik buatan Indonesia dengan resep komik Amerika (Wiro Anak Rimba), namun yang menonjol pada era ini adalah genre humor dan wayang. Kho Wan Gie (Put On) dan Goei Kwat Siong (Si A Piao) boleh dibilang sebagai pelopor masuknya komik strip ke dalam media koran saat itu.

Periode 1960-an dimulai dengan berkembangnya komik genre fantasi petualangan (Taguan Hardjo dengan Mati Kau Tamaksa), yang kemudian dilanjutkan dengan lahirnya cerita silat mulai tahun 1968. Nama Oerip, Hans, Teguh Santosa, Hasmi, dan U Sjah mulai dikenal luas lewat karya-karyanya yang keren. Selain itu, juga muncul beberapa genre lain, misalnya wayang, fantasi, roman sejarah, maupun roman petualangan (Sandhora) dan silat romantik (Mutiara).

(11)

silat dan roman menjadi pilihan lainnya bagi para kaum muda pecinta komik.

Periode 1980-an adalah periode dimana muncul berbagai tema secara berbarengan, mulai dari silat, wayang, humor, fantasi maupun drama. Sebagian merupakan karya-karya baru, dan yang lainnya merupakan hasil cetak ulang akibat besarnya permintaan pasar saat itu. Salah satu komikus yang beken pada masa itu dengan kisah silatnya yang memikat adalah Man (Dewi Lanjar). Sayangnya, mendekati tahun 1985-an, muncul berbagai komik saduran dalam hal tema dan gaya penggambaran. Para komikus muda ini meminjam gaya komikus senior yang karyanya laku di pasaran, terutama terjadi pada genre silat. Semuanya ini akhirnya menimbulkan persaingan kurang sehat, dan disaat inilah para komikus mulai kehilangan idealismenya dan membuat komik sekedar mengikuti perintah penerbitnya. Sehingga dimulailah masa kemerosotan komik Indonesia.

Sejak tahun 1985-an, mulai jarang ditemukan komik baru. Kalaupun ada, itu merupakan cetakan ulang. Saat itulah, komik dari luar mulai gencar menyerbu Indonesia yang sedang dalam kondisi memprihatinkan karena kehilangan jati dirinya. Akhirnya komik Indonesia benar-benar hilang dalam waktu singkat, sehingga generasi muda yang lahir setelah masa tersebut tidak pernah mengecap asyiknya membaca komik serian buatan anak-anak negeri sendiri.

(12)

yang besar. Generasi baru 90-an sebagian besar adalah para mahasiswa perguruan tinggi di kota-kota besar terpusat di Jakarta, Bandung, Yogya pelan-pelan mulai membangun frame gerakan komik masing-masing. Pergesekan dengan wilayah-wilayah lain seperti politik, sastra, filsafat, seni murni yang akrab menjadi wacana mahasiswa cukup mempengaruhi mereka. Regenerasi komik lokal yang terputus total ternyata menghasilkan generasi yang betul-betul baru dan sama sekali tidak mewarisi gaya komik lokal sebelumnya.

Komikus-komikus muda cenderung menerima pengaruh dari style komik Jepang dan Amerika. Meski tidak semua mengadopsi gaya tersebut, tapi pilihan terhadap gaya Jepang atau Amerika nampak pada komikus atau studio komik yang lebih berorientasi pada kondisi pasar sekarang. Kebingungan terhadap komik yang mencerminkan gaya Indonesia bisa dipahami, mengingat komik dengan gaya Indonesia jaman 60 dan 70-an sudah lama mati tanpa sempat melakukan regenerasi. Hampir 20 tahun publik komik kita tidak mengenal komik Indonesia lagi hingga generasi 90-an ini muncul.

(13)

dengan komik Patriot yang mendaur ulang hero-hero lawas seperti Godam, Gundala, Maza dan Aquanus tapi nasibnya tak jauh beda dengan QN. Begitu pula dengan Animik dengan komik Si Jail yang mirip Kungfu Boy-nya Takeshi Maekawa. Elex Media sebagai penerbit komik Jepang terbesar di Indonesia sempat juga menerbitkan Imperium Majapahit, serta mendaur ulang seri komik wayangnya RA Kosasih dan komik Panji Tengkorak yang gregetnya tidak sedahsyat dulu lagi. Mizan pun tidak ketinggalan membuat divisi penerbitan komik, bekerja sama dengan beberapa komikus dan studi-studio komik, meluncurkan komik serial 1001 Malam kemudian disusul karya Dwi Koen, “Sawung Kampret”.

Komik underground, selain fenomena terbitnya komik lokal pada jalur mainstream, era 90-an juga ditandai munculnya komik-komik gerilya yang terbit dengan modal seadanya. Komik-komik tersebut sebagian besar digandakan hanya dengan mesin fotokopi yang beredar hanya dari tangan ke tangan, melalui perkawanan, dan dari event ke event tanpa jalur distribusi yang pasti sebagaimana komik industri yang tersebar lewat jaringan toko-toko buku besar. Kelompok-kelompok maupun perorangan yang berkarya melalui jalur underground akhir-akhir ini pun makin marak. Komik tersebut rata-rata muncul berbasis di kampus-kampus, dimotori oleh mahasiswa. Sebagai sebuah gerakan, komik underground dengan sudut pandang yang berbeda boleh jadi tidak kalah gemanya dengan Caroq-nya QN meski berbeda jalur.

(14)

It Black, Komik Game, Komik Anjing, dan Komik Haram memberi inspirasi tumbuhnya gerakan-gerakan serupa. Kecenderungan menampilkan tema anti hero bahkan anti narasi dan mendobrak pakem-pakem estetika komik mainstream, kadang dengan warna ideologis yang cukup kental mejadi ciri kuat komik underground. Bahkan eksplorasi komik sudah masuk dalam wilayah seni rupa yang kemudian lebih dikenal dengan art comic. Gerakan ini membutuhkan sebuah resistensi tinggi untuk bisa bertahan lama. Jika kendala komik lokal mainstream adalah pada kegagapan untuk masuk dalam kultur komik industri, maka komik underground sering hanya bersifat sementara saja, konsistensi untuk terus berkarya dan menjaga semangat ideologisnya masih belum teruji benar. Meski demikian siapa pun bisa mengaku underground hanya karena komiknya model fotokopian, padahal dari segi isi masih didominasi gaya mainstream baik dari tema, penampilan grafis, idiom yang dipakai hingga pada dataran filosofis-ideologisnya. Lepas dari apa pun isinya, gerakan komik fotokopian melahirkan semangat independen untuk tidak tergantung pada penerbit-penerbit besar. Meski sifatnya masih temporer dan sporadis, gerakan ini justru pelan-pelan mampu membangun jaringan antar komunitas komik independen, satu hal yang patut dihargai. (Agung ‘A’ Budiman, 2002).

(15)

mungkin nanti kita tidak perlu lagi istilah komik Indonesia, Jepang, Amerika atau Eropa. Biarlah generasi baru yang menentukan proses mereka sendiri.

Satu hal yang sangat ironis, sekarang banyak komikus muda sibuk dituntut untuk membuat “komik Indonesia”, padahal sebagian besar dari mereka hanya sempat membaca 1 atau 2 buah karya “leluhurnya”. Karena itulah banyak komikus muda yang sulit menemukan gambaran yang sempurna tentang komik Indonesia yang ideal. Padahal kalau dicermati, komik Indonesia masa lalu mengungkap fakta bahwa sejak dahulu para komikus senior tidak pernah memusingkan tentang bagaimanakah “komik Indonesia” yang sebenarnya. Terbukti bahwa mereka juga terpengaruh oleh komik-komik asing pada masa itu. Yang jelas, mereka membuat karyanya dengan sepenuh hati dan jujur, terlihat dari alur cerita yang menarik, karakter yang kuat, serta teknik berkomik yang luar biasa.

C. Jenis Karya Cerita Bergambar

Berikut adalah jenis-jenis komik dengan pengertiannya : 1. Kartun (Cartoon)

(16)

Contoh:

Kita bisa melihat di koran-koran ataupun majalah, di dalam komik Koran maupun majalah biasanya menampilkan gambar kartun dari sosok seoarang tokoh tertentu yang intinya berupa kritikan, sindiran, bahkan cerita lucu yang menghibur.

2. Komik Potongan (Comic Strip)

Komik potongan adalah penggalan-penggalan gambar yang di gabungkan menjadi satu bagian / sebuah alur cerita pendek (cerpen). Tetapi isi dari ceritanya tidak harus selesai disitu bahkan ceritanya bisa di buat bersambung dan di buat sambungan ceritanya lagi. Komik ini biasanya terdiri dari 3-6 panel bahkan lebih. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalan tampilan harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah maupun tabloid/buletin. Penyajian komik potongan ini ceritanya juga dapat berisi cerita yang humor, cerita yang serius nan asik untuk dibaca setiap epsisodenya hingga tamat ceritanya.

Contoh:

– Godam gadungan di dalam koran – Panji Koming di dalam koran Kompas 3. Komik Tahunan (Comic Annual)

Komik ini biasanya terbit setiap 1 bulan sekali bahkan bisa juga 1 tahun sekali. Penerbit bisanya akan menerbitkan buku-buku komik baik itu cerita putus maupun serial.

Contoh:

(17)

M&C Gramedia, PMK, Mizan, Terant, BumiLangit, Jagoan Comic, dsb.

Luar negeri :

Marvel Comics, DC Comics, etc.

4. Komik Online (Webcomic)

(18)

Lho kok di bagi lagi sie kak…? Pertanyaan yang bagus, lebih lanjutnya kita baca aja di bawah ini.

Berikut beberapa jenis komik buku :

a. Komik Kertas Tipis (Trade Paperback)

Buku komik ini berukuran seperti buku biasa, tidak terlalu lebar dan besar. Walau berkesan tipis namum bisa juga dikemas dengan menggunakan kualitas kertas yang baik/bagus sehingga penampilan/penyajian buku ini terlihat menarik. Apalagi dengan gambar dan warna yang cantik, membuat buku komik ini sangat digemari.

Contoh:

– Gundala, Godam, Si Buta Dari Gua Hantu, Lamaut – Kapten Bandung, Caroq, Gina

– Gunturgen, Blacan, Zantoro

– Komik-komiknya Marvel dan DC Comics (luar negeri) b. Komik Majalah (Comic Magazine)

Buku komik berukuran seperti majalah (ukuran besar), biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dan keras untuk sampulnya. Dengan ukuran yang besar tersebut tentunya dengan misalkan 64 halaman bisa menampung banyak gambar dan isi cerita.

Contoh:

– Tintin (luar negeri) – Lucky Luke (luar negeri) – Asterik/Obelik (luar negeri)

c. Komik Novel Grapis (Graphic Novel)

(19)

untuk pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.

6. Komik Ringan (Comic Simple)

Komik yang satu ini adalah komik yang biasanya dibuat dari hasil karya sendiri yang di fotokopi dan di jilid sehingga menjadi sebuah komik. Alternative ini sangat mendukung dalam pembuatan komik, karena hanya bermodal ide dan keahlian menggambar di tambah pengeluaran yang sangat ringan. Sang pencipta komik ini bisa ikut berpartisipasi dalam membuat komik, hal ini bisa dijadikan langkah awal untuk menjadi seorang komikus. Contoh:

– Kakek Bejo (pragatcomic.com)

7. Buku Instruksi dalam format Komik (Instructional Comics)

(20)

D. Cara Produksi Cerita Bergambar

Cara membuat komik • Tentukan tema

• Tentukan alurmu sendiri! • Buat tokoh sesuai tema

• Buat episode dengan konsisten! • Ayo bikin name!

READ AND GO..!

• Ayo bikin name! (pembagian panel) • Inilah peralatan membuat komik! • Cara memakai pen

• Mengisi dengan pen

• Background sangat penting! Tentukan tema :

(21)

Tentukan alurmu sendiri! :

Setelah menentukan tema, buatlah cerita yang lebih rinci. Contoh : tema : pemeran utama berkemang setelah sehat. Plot adalah inti cerita, kalau sudah membuat plot yang sesuai ceritanya akan melebar.

Buat tokoh sesuai tema :

Sesudah buat plot, sekarang bikin tokohnya! Tokohnya harus sesuai dengan cerita. Kalau ragu pikirkan terus, baru

gambar jangan turuti kemauan saja!

contoh : tokoh utama : akane, sifat : ... blablabla dan seterusnya. Yang paling penting adalah sifat tokoh yang mirip dengan mayoritas pembaca. Jangan lupa pembagian peran!

Buat episode dengan konsisten!

(22)

Ayo bikin name!

Bikin panel dan dialog sebelum menggambar. Memang susah kalau bikin panel diatas kertas kosong. Contoh : “ingin ke salon” miiko : wah rambut yukko dipotong ya? Yukko : iya, tidak cocok ya? Dan seterusnya, buat dulu dialognya tulis sampai akhir cerita. Lalu bagi bagi dialog perhalaman. Kalau jumlah halaman tidak sesuai , dialognya bisa dikurangi atau ditambah. Jangan sampai mengulangi episode yang sama! Kalau sudah selesai dengan skenario saatnya bikin panel! Harus konsentrasi penuh saat membuatnya. Boleh juga belajar bikin skenario dari film atau buku.

Inilah peralatan komik!

Kertas : pilih ukuran B4, bisa dibeli di toko komik. Pensil : ukuran B/2B, pensil mekanik juga bisa dipakai.

(23)

Penghapus : untuk menghapus garis pensil.

Pena : untuk menegakan garis.

Screen tone: tempel beragam motif, membantu pekerjaan komik.

Mata pena : pakai yang bulat dan untuk pena G. Sekarang harganya mahal!

Penggaris : pakai yang berukuran 30cm

Kuas penghapus: untuk menghapus remah remah penghapus.

White : tinta putih untuk colour poster.

Hati hati jangan meninggalkan botol tinta terbuka semalaman. Colour poster memang mudah diperbaiki, tapi pilihlah yang biasa digunakan. Kalau white membeku cairkan dengan sedikit air. Kalau peralatannya sudah lengkap, kita siap menggambar! Yang penting adalah semangat, teknik gambar, urusan belakangan!

Cara memakai Pen :

Petama tama pakai pen! Pasang mata pena! Celupkan ke tinta dan gambar! Sebelum pakai tinta siapkan 2 botol bekas selai. Satu untuk ujung pena satu lagi untuk kuas. Bubuhkan minyak diujung pena, celupkan ujung pena kedalam air, hapus dengan tisu, teteskan tinda yang

berlebih, nah gambarmu pasti bersih!

(24)

Mengisi dengan pen! :

Kalian harus menggambar dengan sketsa halus! Pokoknya tinggal ditegaskan oleh pen saja. Buat tipis tipis dengan pensil B-2B. Nah! Saatnya menggunakan pen. Mulai dari awal gambar manusia dulu baru backgroundnya. Lakukan pen touch untuk menegaskan garis. Terutama untuk membedakan tokoh manusia dari backgroundnya agar tampak alami. Kalau tinta mengering langsung hapus dengan penghapus. Kalau garisnya jadi samar harusnya sejak awal tegaskan garis pensil dengan pena, dengan penuh semangat! Garis tebal dan tipis harus jelas. Jangan sampai pudar kalau kena penghapus

Background sangat penting!

Sketsa sudah diperjelas, sekarang tinggal pakai tone. Kalau menggambar, backgroundnya jangan terlalu sedikit. Masukkan background di 2 halaman ini!. Agar tidak susah , bikin sketsa dulu atau atau pakai foto juga tak apa apa. Pergi bersama teman teman, dan potret sekelilingmu. Jangan lupa prespektif background. Harus rajin bikin background dan barang kecil. Misalnya masuk kafe untuk makan. Seperti apa kafenya? Imut atau dewasa? Mereka makan apa, minum apa? Pokonya buat agar pembaca bisa merasakan suasana.

Saat komik sudah selesai :

(25)
(26)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komik adalah karya grafis yang cukup kompleks, memadukan cerita dan gambar. Keduanya harus berjalan seimbang agar komik dapat dinikmati dengan maksimal. Namun yang harus diperhatikan dalam komik pendidikan, materi yang disampaikan haruslah proporsional tanpa harus dipaksakan yang dapat menyebabkan cerita menjadi kacau.

B. Penutup

(27)

DAFTAR PUSTAKA

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=188464 https://www.facebook.com/permalink.php?

id=222713357767055&story_fbid=368636233174766

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di SDN 19 Melabo kabupaten Bengkayang dalam bentuk penelitian tindakan kelas. Adapun tahapan penelitian ini ada empat yaitu tahap perencanaan,

[r]

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan proses penelitian tindakan kelas (PTK) tentang pembelajaran dengan menerapkan metode bermain balok guna meningkatkan

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dengan meng- gunakan analisis EFA dan CFA diperoleh hasil, yaitu: pertama dari hasil analisis EFA yang telah dilakukan, terbentuk tiga

Pasar Facebook tercermin dari sloggannya yaitu 'Facebook for Business' yang jika diartikan kurang lebih Facebook ingin mengukuhkan dirinya sebagai Jejaring Sosial

Pelimpahan penuh kepada sekolah untuk membina dan mendidik peserta didik oleh sebagian orang tua tidak dapat dianggap sebagai suatu kesalahan, namun perlu diperhatikan

Berdasarkan hasil evaluasi kualifikasi untuk paket pekerjaan sebagaimana perihal di atas bahwa perusahaan saudara memenuhi persyaratan kualifikasi, maka dengan ini