• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN RPP SEMESTER 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MATERI DAN RPP SEMESTER 1"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Elikobel Merauke

Jurusan : Agribisnis Tanaman Perkebunan ( ATP ) Agribisnis Ternak Ruminansia ( ATR ) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : XI ( Sebelas ) / I ( Satu )

Standar Kompetensi : 5. Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial

Kompetensi Dasar :5.1 Mendeskripsikan bentuk – bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit ( 2 pertemuan )

A. Indikator : Pertemuan 1

5.1.1 Menjelaskan struktur sosial masyarakat berdasarkan pengertian dan cirinya

Pertemuan 2

5.1.1 Menjelaskan struktur sosial masyarakat berdasarkan pengertian dan cirinya

B. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk :

- Menjelaskan struktur sosial masyarakat berdasarkan pengertian dan cirinya

Pertemuan 2

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk :

- Menjelaskan struktur sosial masyarakat berdasarkan pengertian dan cirinya

C. Materi Pembelajaran - Pengertian struktur sosial

(2)

- Kelompok sosial - Organisasi sosial - Stratifikasi sosial - Interaksi sosial

D. Model dan Metode Pembelajaran :

Model pembelajaran : Contextual Teaching and Learning ( CTL ) Metode pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab

E.Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran - Pertemuan ke 1 ( 2 x 40 menit )

N o

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

- Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

- Guru menjelaskan secara singkat kepada peserta didik tentang metode pembelajaran ceramah yang akan digunakan agar peserta didik paham dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan

- Guru menampilkan kerangka konsep materi yang akan dipelajari

10 menit

(3)

1. Eksplorasi

a. Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang fenomena struktur sosial yang berkembang dalam masyarakat

2. Elaborasi

a. Guru menjelaskan materi tentang pengertian struktur sosial

b. Guru menjelaskan tentang masyarakat komunitas dan pengelompokan masyarakat

c. Guru menjelaskan ciri – ciri struktur sosial

d. Guru melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila selama penyampaian materi belum begitu jelas

e. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan pemahaman konsep yang diterapkan ( nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, kepedulian )

3 Penutup

a. Guru memberikan penekanan terhadap hal – hal penting ( penguatan materi ) selama awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran

b. Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas berupa menarik kesimpulan dan menyimpulkan secara keseluruhan materi tersebut

c. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

10menit

- Pertemuan ke 2 ( 2 x 40 menit )

(4)

o Waktu 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

a. Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

b. Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik tentang metode pembelajaran ceramah tanya jawab serta mereview pelajaran pertemuan lalu secara singkat

c. Guru menampilkan kembali kerangka konsep materi yang akan dipelajari

15 menit

2. Kegiatan Inti : 1. Eksplorasi

a. Guru menggali pengetahuan peserta didik struktur sosial yang berkembang di masyarakat

2. Elaborasi

a. Guru menyampaikan materi tentang kelompok sosial b. Guru menjelaskan tentang organisasi sosial

c. Guru menjelaskan tentang stratifikasi sosial

d. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi secara kelompok. Adapun pembentukan kelompok berdasarkan urutan presensi. Masing – masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Dalam diskusi kelompok, masing – masing kelompok mengerjakan

(5)

tugas guru. Dalam kegiatan kelompok, peserta didik diberikan tugas kelompok untuk mengidentifikasi struktur sosial yang berkembang di masyarakat dalam kehidupan sehari – hari.

e. Guru melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila selama penyampaian materi belum begitu jelas

f. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan pemahaman konsep yang diterapkan 3. Konfirmasi

a. Guru menyuruh peserta didik secara berkelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

b. Guru memberikan umpan balik positif terhadap hasil diskusi kelompok

( nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu,kerjasama, kejujuran, kepedulian, tanggung jawab)

3 Penutup

a. Guru memberikan penekanan terhadap hal – hal penting ( penguatan materi ) selama awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran

b. Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas berupa menarik kesimpulan dari hasil presentasi peserta didik dan menyimpulkan secara keseluruhan materi tersebut

c. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

15menit

F. Sumber dan Alat Belajar 1. Sumber belajar :

(6)

- Laning, Vina Dwi.(2009).Sosiologi : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

- Rochmadi, Nur Wahyu. ( 2008 ). BSE Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 2 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

- Saptono, Suteng , Bambang.(2007).Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Phibeta Aneka Gama

- Widianti,Wida.(2009). Sosiologi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Alat Belajar : - Laptop

- White board / papan tulis G. Penilaian

Instrumen Penilaian Kegiatan Kelompok

Diskusikan dengan kelompok anda pertanyaan berikut. Kemudian presentasikan hasil diskusi kelompok anda di depan kelas.

1. Menurut pendapat kelompokmu apakah siswa siswi di suatu sekolah dapat dikatakan sebagai masyarakat ? Mengapa ?

2. Apakah dalam kehidupan siswa di sekolah terjadi pengelompokan sesuai dengan kehendak masing - masing ? Apakah buktinya ?

3. Di dalam suatu masyarakat baik desa maupun kota terjadi perbedaan pendapat. Bgaimana solusi untuk mengatasi permasalahn tersebut ?

(7)

Instrumen Penilaian Kegiatan Presentasi Kelompok Aspek penilaian : Penilaian Sikap Kelompok

Judul kegiatan : Tanggal Penilaian : Kelas :

No Kelompok Nama Peserta didik

Aspek yang dinilai

Skor Nilai Materi

presentasi

Kerja sama dalam kelompok

Keaktifan

Ketrampilan dalam mengemukakan

pendapat 1

2 3

Instrumen Penilaian Sikap

Materi :

Kelas/Semester : Hari/Tanggal :

No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Tanggung

jawab Skor Nilai 1

(8)

Standar Kompetensi: 5. Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial

Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan bentuk – bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan

Lampiran : Materi Pembelajaran

MATERI PEMBELAJARAN

(9)

A. Pengertian Struktur Sosial

Di dalam kehidupan setiap masyarakat, pasti terdpaat kelompok- kelompok yang berbeda – beda secara horizontal atau berjejer dan juga tersusun dari bawah ke atas sehingga membentuk sebuah struktur sosial. Menurut Soerjono Soekanto (2002:68) struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antarposisi sosial dan antarperan. Dengan demikian, pengertian struktur sosial dapat didefinisikan sebagai suatu tatanan / susunan kehidupan sosial dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang menunjuk pada suatu keteraturan perilaku, sehingga dapat memberikan bentuk sebagai suatu masyarakat.

B. Masyarakat komunitas dan pengelompokan masyarakat 1. Masyarakat

Kata masyarakat dalam bahasa Inggrisnya society, sedangkan kata komunitas dalam bahasa Inggrisnya community. Dua istilah (konsep) tersebut sering ditafsirkan secara sama, padahal sangat berbeda artinya. Society atau masyarakat berbeda dengan komunitas (community) atau masyarakat setempat. masyarakat adalah merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan interaksi-komunikasi dengan sesama, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan

(10)

pada kelompok manusia yang bebas dan bersifat kekal, menempati kawasan tertentu, memiliki kebudayaan serta terjalin dalam suatu hubungan di antara anggota-anggotanya.

2. Komunitas

Istilah komunitas atau “community” lebih jarang dipergunakan oleh manusia dibandingkan dengan istilah masyarakat. Komunitas adalah bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terikat oleh tempat (teritorial). Masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar- dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. Jadi unsur komunitas adalah: adanya wilayah atau lokalitas, perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan.

3. Pengelompokan Masyarakat

Pada umumnya berdasarkan tempat tinggal masyarakat dikelompokkan menjadi masyarakat desa dan masyarakat kota. Desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk keramaian, penduduknya ramah-tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencaharian penduduknya kebanyakan sebagai petani, atau nelayan, walaupun ada yang menjadi pedagang, tukang kayu atau tukang batu. Mereka mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antar sesama warganya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan dan gotong-royong. Sebuah kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencaharian penduduknya bermacam-macam.

(11)

sudah terspesialiasasi. Begitu pula jenis profesi pekerjaan sangat banyak macamnya (heterogen).

Dari sudut keahlian (spesialisasi), seseorang mendalami pekerjaan pada satu jenis keahlian yang semakin spesifik, contohnya: ada dokter umum, dokter spesialis, seperti THT (telinga hidung tenggorokan), dokter ahli penyakit dalam (internis), dokter ahli kandungan (geneokolog), dan lain-lain. Disamping itu jenis pekerjaan banyak sekali macamnya, contohnya ada tukang listrik, ada ahli bangunan, guru, polisi, tentara, akuntan, tukang sayur, dan lain-lain. Bahkan kadang sangat spesifik, misalnya guru IPS untuk peserta didik SD, tukang listrik khusus

untuk mobil otomatis.

Masyarakat desa memiliki jenis pekerjaan yang sama, seperti bertani, berladang, atau sebagai nelayan. Kehidupan orang desa yang memiliki jenis pekerjaan yang sama (homogen) sangat menggantungkan pekerjaannya kepada keluarga lainnya. Mereka tidak bisa mengerjakan semuanya oleh keluarganya sendiri. Untuk mengolah tanah, memanen padi, atau pekerjaan bertani lainnya.

Masyarakat gemainschaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya. Sedangkan masyarakat geselschaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional. Paguyuban cenderung sebagai refleksi masyarakat desa, sedangkan patembayan refleksi masyakat kota.

C. Ciri – Ciri Struktur Sosial

Struktur sosial yang ada dalam masyarakat memiliki beberapa ciri umum. Adapun ciri-ciri struktur sosial adalah sebagai berikut.

1. Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antarindividu pada saat tertentu.

2. Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat yang dapat dilihat dari sudut pandang teoritis. Jadi, setiap pelaksanaan penelitian diarahkan pada pemikiran tentang derajat dari susunan sosialnya.

(12)

4. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial pokok yang dapat memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang kemungkinan besar dilakukan secara organisatoris.

Berikut ini adalah beberapa fungsi struktur sosial.

1. Struktur sosial berfungsi sebagai pengawasan sosial (social control). Artinya struktur sosial merupakan penekan terhadap adanya pelanggaran nilai dan norma masyarakat sehingga disiplin kelompok dapat dipertahankan.

2. Struktur sosial berfungsi sebagai dasar dalam menanamkan disiplin sosial (discipline control). Setiap anggota kelompok akan memiliki pengetahuan dan kesadaran terutama dalam hal sikap, adat kebiasaan, dan kepercayaan. Dengan demikian, anggota kelompok dapat mengetahui bagaimana cara bersikap dan Bertindak sesuai dengan ketentuan dan harapan masyarakat. Akibatnya, perbedaan paham dapat dikurangi.

D. Kelompok sosial

Kelompok sosial merupakan salah satu bentuk struktur sosial. Terbentuknya kelompok sosial apabila di antara individu yang satu dengan yang lain bertemu.

1. Pengertian Kelompok Sosial (Social Group)

Menurut Joseph S.Roucek dan Roland L.Warren , mendefinisikan kelompok sosial sebagai kelompok yang terdiri atas dua atau lebih manusia dan di antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh anggota atau orang lain secara keseluruhan.

Suatu kelompok dikatakan berstruktur apabila di dalamnya ada syarat-syarat khusus, yaitu :

a. memiliki peranan-peranan sosial yang menjadi aspek dinamis dari struktur, b. adanya sistem dari situs-situs para anggotanya, seperti adanya susunan

pengurus, dan

c. berlakunya nilai dan norma-norma untuk mempertahankan kehidupan kelompoknya.

2. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial

(13)

a. Adanya kesadaran dari anggota kelompok bahwa mereka merupakan bagian dari kelompok.

b. Adanya hubungan timbal balik antaranggota kelompok.

c. Adanya kesamaan tujuan yang dimiliki oleh anggota kelompok. d. Adanya struktur, kaidah, dan pola perilaku.

3. Macam-Macam Kelompok Sosial

Menurut Biestedt, dikenal ada empat macam kelompok sosial, yaitu kelompok statis, kelompok kemasyarakatan, kelompok sosial, dan kelompok asosiasi. a. Kelompok Statis

Kelompok statis memiliki ciri-ciri : kelompok ini bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antara anggotanya. Contoh kelompok statis adalah kelompok penduduk usia balita (0 - 5 tahun).

b. Kelompok Kemasyarakatan

Kelompok kemasyarakatan adalah kelompok yang memiliki kesamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya. Contoh kelompok kemasyarakatan adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kelamin.

c. Kelompok Sosial

Kelompok sosial adalah kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan hubungan antaranggota terjalin, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh kelompok sosial, antara lain keluarga batih dan kelompok teman.

Selain dari Biestedt, masih ada bermacam-macam kelompok lagi, antara lain : a. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

1) Kelompok Primer (Primary Group)

(14)

2) Kelompok Sekunder (Secondary Group)

Kelompok sekunder memiliki anggota lebih banyak daripada kelompok primer atau utama. Anggota kelompok sekunder tidak selalu saling mengenal, tidak langsung bersifat fungsional, rasional, dan lebih banyak ditujukan pada tujuan pribadi. Anggota lain dan usaha kelompok merupakan alat. Sifat kelanggengan dalam kelompok sekunder hanya sementara saja. Hubungan yang terjadi pada kelompok

sekunder tidak ditujukan pada pribadi-pribadi, tetapi terhadap nama kelompok.

Di antara kelompok primer dan kelompok sekunder terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut sebagai berikut:

1) Kelompok Primer (Primary Group)

Kelompok primer memiliki ciri sebagai berikut.

a) Memiliki anggota sedikit (kurang dari tiga puluh orang). b) Hubungan antaranggota bersifat pribadi dan akrab. c) Mengutamakan komunikasi tatap muka.

d) Kebersamaan anggota dalam kelompok relatif lama (bersifat lebih permanen).

e) Saling mengenal dengan baik antaranggota kelompok sehingga mempunyai perasaan loyalitas.

f) Bersifat informal.

g) Keputusan dalam kelompok lebih bersifat tradisional dan kurang rasional.

2) Kelompok Sekunder (Secondary Group)

Kelompok sekunder memiliki ciri sebagai berikut. a) Jumlah anggota kelompok besar.

b) Hubungan antaranggota tidak bersifat pribadi dan antaranggota tidak ada hubungan yang erat.

c) Komunikasi tatap muka jarang dilakukan;

(15)

e) Antaranggota tidak saling mengenal dengan baik. f) Bersifat formal.

g) Keputusan dalam kelompok lebih rasional dan mengutamakan efisiensi.

b. Gemeinschaft dan Gesellschaft 1) Gemeinschaft

Dasar hubungan masyarakat desa adalah rasa cinta dan kesatuan batin. Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan dalam kelompok ini adalah rasa cinta dan kesatuan batin. Bentuk kelompok ini dapat dijumpai pada masyarakat desa atau masyarakat suku yang masih tradisional. Masyarakat dalam kelompok ini mempunyai kedudukan yang lebih penting daripada individu. Fierdinand Tonnies mengemukakan ciri-ciri gemeinschaft, yaitu :

a) hubungan antaranggota bersifat menyeluruh dan mesra (intim); b) hubungan antaranggota bersifat pribadi (privat); dan

c) hubungan hanya untuk dalam kelompok, tidak untuk orang-orang yang ada di luar kelompok (eksklusif).

d) Permasalahan atau perselisihan yang terjadi dalam kelompok diselesaikan atas nama kelompok dan bukan atas nama pribadi saja.

Gemeinschaft ada tiga bentuk sebagai berikut.

a) Gemeinschaft by blood, yaitu bentuk kehidupan bersama yang anggotanya diikat oleh hubungan darah atau keturunan. Misalnya, keluarga dan kelompok kekerabatan.

b) Gemeinschaft of place, yaitu bentuk kehidupan bersama karena berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling menolong. Misalnya, RT dan RW.

(16)

2) Gesellschaft

Gesellschaft adalah kelompok yang didasari ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas. Dalam gesellschaft terdapat hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya ikatan antarpedagang, dan organisasi buruh pabrik. Orang-orang yang ada dalam hubungan gesellschaft didasarkan karena mempunyai kepentingan-kepentingan pribadi di atas kepentingan kelompok. Sementara itu, unsur-unsur kehidupan lainnya hanya merupakan alat.

c. Kelompok Formal dan Kelompok Informal

Mengenai kelompok formal dan kelompok informal dapat dilihat pada uraian berikut ini.

1) Kelompok Formal

Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang sengaja diciptakan dan didasarkan pada aturan-aturan yang tegas. Aturan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk mengatur hubungan antaranggota dalam bertingkah laku untuk mencapai tujuannya. Status yang dimiliki oleh para anggota sesuai dengan pembatasan tugas dan wewenangnya.

2) Kelompok Informal

Kelompok informal adalah kelompok yang terbentuk karena tinggi dan berulang-ulangnya kuantitas pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan berdasar pengalaman dan kepentingan anggota-anggota yang relatif sama.

d. Membership dan Reference Group

Robert K.Merton memberikan pendapat mengenai membership dan reference group. Dia mendefinisikan kedua kelompok itu sebagai berikut. 1) Membership Group

(17)

2) Reference Group

Reference group merupakan kelompok yang menurut pandangan seseorang mengakui, menerima, dan mengidentifikasikan dirinya tanpa harus menjadi anggotanya.

Reference group mempunyai dua bentuk.

a) Tipe normatif yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang;

b) Tipe perbandingan (comparation type) merupakan suatu pegangan bagi individu dalam menilai kepribadian.

E. Organisasi sosial

1. Pengertian Organisasi Sosial

Organisasi berarti suatu kesatuan orang yang tersusun dengan teratur berdasarkan pembagian tugas tertentu. Sedangkan istilah sosial berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam masyarakat. Jadi, organisasi sosial adalah suatu susunan atau struktur dari berbagai hubungan manusia yang terjadi dalam masyarakat, di mana hubungan tersebut merupakan suatu kesatuan yang teratur.

Ada beberapa syarat yang diperlukan dalam mengatur hubungan antaranggota dalam sebuah organisasi sosial.

a. Setiap anggota hidup dalam suasana harmonis meskipun memiliki kehidupan yang berbeda.

b. Adanya kekuasaan atau otoritas yang bersifat memaksa dalam pelaksanaan hubungan antaranggota.

c. Memiliki ukuran yang tetap dalam tata hubungan sosial yang dapat diterima oleh anggota-anggota kelompok.

2. Tipe-Tipe Organisasi Sosial

Organisasi sosial dapat dibedakan menjadi organisasi formal dan organisasi informal.

a. Organisasi Formal

(18)

organisasi diukur dengan kepatuhannya terhadap peraturan-peraturan resmi. Jadi, organisasi formal diartikan sebagai organisasi yang berusaha mencapai tujuan dengan mengikuti ketentuan- ketentuan resmi (formal). Organisasi formal memiliki ciri-ciri khusus, yaitu terdapat :

1) pola komunitas yang relatif mapan; 2) disiplin kerja yang diatur secara resmi; 3) pengorganisasian yang jelas;

4) kekhususan keahlian;

5) tujuan yang terencana dengan jelas. b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah organisasi yang mencapai tujuannya dengan melakukan hubungan antaranggotanya atas dasar hubungan pribadi tanpa menurut ketentuan formal. Dasar kedisiplinan anggota organisasi diukur dari kesadaran pribadi terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi. Adapun ciri-ciri organisasi informal, yaitu :

1) hubungannya bersifat informal; 2) anggotanya berjumlah relatif kecil;

3) pembentukan organisasinya didasarkan atas kepentingan bersama; 4) adanya kegemaran yang relatif sama di luar organisasi;

5) disiplin kerjanya didasarkan atas kesadaran pribadi. Banyaknya atau tidak terbatasnya keterlibatan anggota

menyulitkan organisasi ini dalam mengambil keputusan.

3. Ciri-Ciri Organisasi Sosial

Ada beberapa ciri organisasi sosial, yaitu :

a. Rumusan batas-batas operasionalnya jelas, artinya terdapat tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan kepentingan.

b. Organisasi pada umumnya mempunyai identitas yang jelas. c. Organisasi menetapkan anggotanya secara formal.

F. Stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial merupakan pembedaan sosial masyarakat secara vertikal.

1. Pengertian Stratifikasi Sosial

(19)

teratur. Mereka yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah banyak akan dianggap berkedudukan dalam lapisan atas. Sedangkan mereka yang sedikit atau sama sekali tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat dianggap mempunyai kedudukan rendah.

Untuk memahami istilah stratifikasi sosial, kita harus mengkaji terlebih dahulu kata aslinya, yaitu stratification. Kata stratification berasal dari kata stratum atau strata yang berarti pelapisan. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial berarti penggolongan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat (hierarkies). Itulah sebabnya kita dapat mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.

2. Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, ada beberapa pokok yang mendasari terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat.

a. Sistem stratifikasi berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. b. Sistem stratifikasi sosial dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai

berikut.

1) Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan).

2) Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti penghasilan, kekayaan, dan keselamatan.

3) Criteria system pertentangan, yaitu disebabkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan. 4) Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian,

perumahan, dan keanggotaan dalam suatu organisasi. 5) Mudah tidaknya bertukar kedudukan.

6) Solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki kedudukan sama dalam sistem sosial masyarakat.

3. Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial

Secara umum, pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat didasari oleh beberapa kriteria berikut ini.

(20)

Mereka yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam golongan lapisan atas. Kekayaan yang dimiliki dapat dilihat dari bentuk dan model rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian, cara berbelanja, dan tempat makan.

b. Ukuran Kekuasaan

Mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar akan menempati lapisan atas.

c. Ukuran Kehormatan

Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati dalam masyarakat akan menempati lapisan sosial tertinggi. Ukuran kekuasaan banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tradisional, orang yang dihormati adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran stratifikasi sosial pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran untuk menentukan lapisan sosial masyarakat diatas bukanlah ukuran mutlak yang tidak bisa berubah. Masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan untuk menentukan stratifikasi sosial seseorang dalam masyarakat.

4. Sifat Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dalam masyarakat ada yang bersifat tertutup dan terbuka, dan campuran. Sifat stratifikasi sosial tersebut adalah sebagai berikut.

a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)

Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satu- satunya jalan untuk menjadi anggota dalam stratifikasi sosial tertutup adalah kelahiran. Stratifikasi sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feodal dan masyarakat berkasta.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)

(21)

kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang cakap dan tidak beruntung bisa jatuh ke lapisan sosial di bawahnya.

c. Sistem Stratifikasi Sosial Campuran

Pada sistem stratifikasi sosial campuran, perpindahan lapisan hanya terjadi pada golongan lapisan yang sama.

Berikut ini merupakan gambaran sistem stratifikasi sosial terbuka, tertutup, dan campuran.

a. Sistem Stratifikasi Sosial Tertutup

Gambar tersebut melukiskan bahwa dalam sistem stratifikasi sosial tertutup, sangat sulit bahkan tertutupkemungkinan untuk pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lainnya.

b. Sistem Stratifikasi Sosial Terbuka

Pada sistem stratifikasi sosial terbuka, banyak peluang bagi seseorang untuk pindah dari satu lapisan sosial ke yang lain.

c. Sistem Stratifikasi Sosial Campuran

Pada sistem stratifikasi sosial campuran, perpindahan lapisan hanya terjadi pada golongan lapisan yang sama.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Elikobel Merauke

Jurusan : Agribisnis Tanaman Perkebunan ( ATP ) Agribisnis Ternak Ruminansia ( ATR ) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : XI ( Sebelas ) / I ( Satu )

(22)

Kompetensi Dasar :5.1 Mendeskripsikan bentuk – bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit ( 2 pertemuan )

A. Indikator : Pertemuan 1

5.1.2 Mendeskripsikan pelapisan masyarakat yang ada dalam kehidupan

Pertemuan 2

5.1.3 Mendeskripsikan pranata yang berkembang dalam masyarakat

B. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk :

- Mendeskripsikan pelapisan masyarakat yang ada dalam kehidupan

Pertemuan 2

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk :

- Mendeskripsikan pranata yang berkembang dalam masyarakat

C. Materi Pembelajaran

- Kelas – kelas dalam masyarakat - Unsur – unsur lapisan masyarakat - Ciri umum pranata sosial

- Unsur – unsur pranata sosial - Pengelompokan pranata sosial - Tipe – tipe pranata sosial

- Proses pembentukan pranata sosial - Fungsi pranata sosial

D. Model dan Metode Pembelajaran :

(23)

E.Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

- Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

- Guru menjelaskan secara singkat kepada peserta didik tentang metode pembelajaran ceramah yang akan digunakan agar peserta didik paham dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan mendeskripsikan pelapisan masyarakat yang ada dalam kehidupan

2. Elaborasi

a. Guru menjelaskan kelas – kelas dalam masyarakat b. Guru menjelaskan unsur – unsur lapisan masyarakat c. Guru melibatkan peserta didik untuk aktif dalam

(24)

kegiatan pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila selama penyampaian materi belum begitu jelas

d. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan pemahaman konsep yang diterapkan ( nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, kepedulian )

3 Penutup

a. Guru memberikan penekanan terhadap hal – hal penting ( penguatan materi ) selama awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran

b. Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas berupa menarik kesimpulan dan menyimpulkan secara keseluruhan materi tersebut

c. Guru memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya d. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam

penutup.

10menit

- Pertemuan ke 2 ( 2 x 40 menit ) N

o

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut

(25)

kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

- Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

- Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik tentang metode pembelajaran ceramah tanya jawab serta mereview pelajaran pertemuan lalu secara singkat

- Guru menampilkan kembali kerangka konsep materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti : 1. Eksplorasi

a. Guru menggali pengetahuan peserta didik pranata sosial yang berkembang dalam masyarakat

2. Elaborasi

a. Guru menyampaikan ciri umum pranata sosial

b. Guru menjelaskan tentang unsur – unsur pranata sosial c. Guru menjelaskan tentang pengelompokan pranata

sosial

d. Guru menjelaskan tipe – tipe pranata sosial

e. Guru menjelaskan proses pembentukan pranata sosial f. Guru menjelaskan fungsi pranata sosial

g. Guru melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila selama penyampaian materi belum begitu jelas

h. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan pemahaman konsep yang diterapkan ( nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, kejujuran,

(26)

kepedulian, tanggung jawab) 3 Penutup

a. Guru memberikan penekanan terhadap hal – hal penting ( penguatan materi ) selama awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran

b. Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas berupa menarik kesimpulan dan menyimpulkan secara keseluruhan materi tersebut

c. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

15menit

F. Sumber dan Alat Belajar 1. Sumber belajar :

- Budiyono.(2009). Sosiologi 2 : Untuk SMA /MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

- Laning, Vina Dwi.(2009).Sosiologi : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

- Rochmadi, Nur Wahyu. ( 2008 ). BSE Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 2 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

- Saptono, Suteng , Bambang.(2007).Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Phibeta Aneka Gama

- Widianti,Wida.(2009). Sosiologi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Alat Belajar : - Laptop

(27)

Sikap

Tugas individu

Non Tes

Tertulis

Observasi

Tertulis

Lembar observasi

Tertulis

Terlampir

terlampir

Instrumen Penilaian Kegiatan Individu Kerjakan tugas individu berikut ini !

1. Menurut kalian bagaimana struktur pelapisan masyarakat di daerahmu ? Jelaskan secara rinci

2. Apakah di sekolahmu golongan guru dan siswa terdapat pelapisan sosial diantara mereka ? Mengapa ?

Instrumen Penilaian Sikap

Materi :

Kelas/Semester : Hari/Tanggal :

No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Tanggung

(28)

Standar Kompetensi: 5. Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial

Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan bentuk – bentuk struktur sosial dalam fenomena kehidupan

Lampiran : Materi Pembelajaran

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN III-IV

Indikator Pencapaian Hasil Belajar: Setelah kegiatan ini siswa mampu untuk :

(29)

A. Kelas – Kelas Dalam Masyarakat

Sifat lapisan didalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan (open social stratification). Bersifat tertutup bilamana membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Baik yang merupakan gerak ke atas atau ke bawah.

Sebaliknya di dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di bawahnya.

B. Unsur – unsur lapisan masyarakat

Unsur yang melandasi sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role).

a. Kedudukan (Status)

Pengertian kedudukan (status) kadang dibedakan dengan kedudukan sosial (social status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atauposisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya danhak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Untuk lebih mudah mendapatkan pengertian, kedua istilah tersebut di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah kedudukan (status).

(30)

Achieved-Status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran. Akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan- tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Terserahlah kepada yang bersangkutan apakah dia mampun menjalani syarat-syarat tersebut. b. Peranan (Role)

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan.

C.Ciri umum pranata sosial

Secara ringkas, pranata sosial adalah sistem norma khusus yang menjadi wahana atau menata suatu rangakaian tindakan yang memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi. Misalnya: belajar di sekolah, bermain tinju, diklat dan sebagainya.

Gillin dan Gillin (dalam Soekanto, 1990) menguraikan ciri-ciri umum pranata/lembaga sosial sebagai berikut:

a. Suatu pranata/lembaga sosial adalah suatu organisasi daripada pola-pola pemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.

b. Pranata/lembaga sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu

c. Pranata/lembaga sosial mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pranata/lembaga yang bersangkutan

d. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri khas dari pranata/lembaga sosial

e. Suatu pranata/lembaga sosial mempunyai suatu tradisi yang tertulis dan yang tak tertulis yang dirumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku.

D. Unsur – unsur pranata sosial

(31)

mengkonsolidasikan dan menstabilisasikan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut dipergunakan teknik-teknik yang relatif sama antara lain:

1. Tiap-tiap lembaga mempunyai lambang-lambangnya

2. Lembaga-lembaga kebanyakan mengenal upacara-upacara dan kode-kode kelakuan formil, berupa sumpah-sumpah,ikrar-ikrar, pembacaan kewajiban-kewajiban dan lain-lain.

3. Tiap pranata/lembaga mengenal pula pelbagai nilai-nilai beserta rasionalisasi-rasionalisasi atau sublimasi-sublimasi yang membenarkan atau mengagungkan peranan-peranan sosial yang dikehendaki oleh lembaga/ pranata itu.

E. Pengelompokan Pranata Sosial

Penggolongan berdasarkan atas fungsi dari pranata-pranata untuk memenuhi keperluan-keperluan hidup manusia sebagai warga masyarakat, paling sedikit ada delapan golongan yakni:

1. Kinship atau domestic institutions yakni pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan. Contoh: perkawinan, tolong menolong antar kerabat, pengasuhan anak, sopan santun antar- kerabat.

2. Economic institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia untuk mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan dan mendistribusikan hasil produksi dan harta. Contoh: pertanian, peternakan, koperasi, industri, barter, penggudangan, perbankan dan sebagainya. 3. Educational institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi

keperluan penerangan dan pendidikan manusia agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Contoh: pesantren, pendidikan rakyat, pendidikan dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan keamanan, pers, perpustakaan umum dan lain-lain.

4. Scientific institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah, menyelami alam semesta. Contoh: metodologi ilmiah, penelitian, dan sebagainya.

(32)

6. Religious institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan dan alam gaib. Contoh: doa, kenduri, upacara, semedi, bertapa, dakwah, pantangan, ilmu gaib, dan sebagainya.

7. Political institutions yakni pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat. Contoh: pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, ketentaraan dan sebagainya.

8. Somatic institutions yakni pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia akan kenyaman fisik dan kenyamanan hidup. Contoh: pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran dan sebagainya.

F. Tipe – tipe pranata sosial

Gillin dan Gillin mengklasifikasikan pranata sosial sebagai berikut (dalam Soekanto, 1990).

1. Dari sudut perkembangan pranata sosial, meliputi (1) crescive institutions merupakan pranata yang secara tak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contoh: hak milik, perkawinan, agama dan sebagainya; (2) enacted institutions merupakan pranata yang dibentuk dengan sengaja untuk memenuhi tujuan tertentu. Contoh: perdagangan, pendidikan, hutang piutang dan sebagainya.

2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat, meliputi basic institutions yakni pranata sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh: keluarga, sekolah, negara.Subsidiary institutions yakni pranata sosial yang dianggap kurang penting. Contoh: kegiatan untuk rekreasi.

3. Dari sudut penerimaan masyarakat, meliputi approved atau social sanctioned institutions yakni pranata yang diterima masyarakat. Contoh: sekolah, perusahaan dagang dan sebagainya. Unsanctioned institutions yakni pranata yang ditolak oleh masyarakat, meskipun masyarakat kadang-kadang tidak berhasil untuk memberantas. Contoh: jaringan penjahat, pemeras, pencoleng dan sebagainya.

(33)

institutions yakni pranata yang dikenal oleh masyarakat tertentu atau para pengikutnya. Contoh: agama Islam, protestan, katolik, Budha, Hindu.

5. Dari sudut fungsinya, meliputi operative institutions yakni pranata sosial yang berfungsi sebagai penghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan pranata sosial yang bersangkutan. Contoh: Industrialisasi, demokratisasi. Regulative Institutions yakni pranata sosial bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian yang mutlak dari pranat tersebut. Contoh: pranata hukum: kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.

G. Proses Pembentukan Pranata Sosial

Pembentukan pranata sosial melalui proses sebagai berikut:

1. Proses sosialisasi yakni proses untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan suatu norma kemasyarakatan yang baru, agar masyarakat mengenal dan mengetahui norma tersebut.

2. Proses institutonalization yakni proses yang dilewati oleh sesuatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu pranata sosial, sehingga norma-norma kemasyarakatan itu oleh masyarakat tidak hanya dikenal, diakui, dihargai dan tetapi kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.

3. Norma-norma yang internalized artinya proses norma-norma kemasyarakat tidak hanya berhenti sampai institutionalization saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.

H. Fungsi pranata sosial a. Pranata Keluarga

Para ahli sosiologi mengidentifikasikan fungsi pranata keluarga sebagai berikut: 1. Mengatur hubungan seks. Secara normatif tidak ada masyarakat yang

memperbolehkan hubungan seks bebas, maka pranata keluarga berfungsi untuk mengatur bagaimana diperbolehkannya hubungan seks terjadi.

(34)

3. Sosialisasi. Pranata keluarga berfungsi untuk mensosialisasikan sebagai anggota baru dalam masyarakat untuk dapat memerankan apa yang diharapkan dari dirinya.

4. Fungsi afeksi yakni memberi suasana saling asah, saling asuh dan saling asih

5. Memberi status, baik terkait dengan jenis kelamin, urutan dalam keluarga, hubungan dengan kekerabatan dan status sosial.

b. Pranata Pendidikan

Fungsi pranata pendidikan secara umum meliputi, pertama fungsi manifes antara lain: (1) mempersiapkan anggota masyarakat mencari nafkah; (2) melestarikan kebudayaan; (3) menanamkan ketrampilan dan lain-lain. Sedangkan fungsi laten pranata pendidikan antara lain: (1) memupuk keremajaan; (2) pengurangan pengendalian orang tua;dan (3) sarana pembangkangan.

c. Pranata Agama

Agama dipergunakan untuk mengatur kehidupan manusia, dalam sosiologi agama dinamakan religion yang maknanya lebih luas dari sekedar agama yang kita kenal sekarang seperti islam, katolik, Kristen, Hindu dan Budha.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Elikobel Merauke

Jurusan : Agribisnis Tanaman Perkebunan ( ATP ) Agribisnis Ternak Ruminansia ( ATR ) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : XI ( Sebelas ) / I ( Satu )

Standar Kompetensi : 5. Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial

Kompetensi Dasar 5.2. Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

(35)

B. Indikator : Pertemuan 1

5.2.1 Mendeskripsikan konflik sosial menurut pengertiannya Pertemuan 2

5.2.2 Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dan dampaknya dalam masyarakat Pertemuan 3

5.2.3 Memberikan contoh pencegahan konflik sosial dengan memperkuat integrasi sosial

Pertemuan 4

5.2.3 Memberikan contoh pencegahan konflik sosial dengan memperkuat integrasi sosial

B. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk : - Mendeskripsikan konflik sosial menurut pengertiannya Pertemuan 2

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk :

- Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dan dampaknya dalam masyarakat Pertemuan 3

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk :

- Memberikan contoh pencegahan konflik sosial dengan memperkuat integrasi sosial

Pertemuan 4

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk :

- Memberikan contoh pencegahan konflik sosial dengan memperkuat integrasi sosial

E. Materi Pembelajaran

- Pengertian konflik sosial dalam masyarakat - Faktor penyebab konflik sosial

(36)

- Cara mengatasi konflik sosial

- Mencegah konflik dengan memperkuat integrasi sosial

F. Model dan Metode Pembelajaran :

Model pembelajaran : Contextual Teaching and Learning ( CTL ) Metode pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab

E.Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran - Pertemuan ke 1 ( 2 x 40 menit )

N o

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

- Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

(37)

a. Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang kegiatan pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila selama penyampaian materi belum begitu jelas

c. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan pemahaman konsep yang diterapkan ( nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, kepedulian )

3 Penutup

a. Guru memberikan penekanan terhadap hal – hal penting ( penguatan materi ) selama awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran

b. Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas berupa menarik kesimpulan dan menyimpulkan secara 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran

(38)

peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

a. Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

b. Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik tentang metode pembelajaran ceramah tanya jawab serta mereview pelajaran pertemuan lalu secara singkat

c. Guru menampilkan kembali kerangka konsep materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti : 1. Eksplorasi

a. Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang faktor penyebab konflik yang berkembang di masyarakat 2. Elaborasi

a. Guru menjelaskan materi tentang faktor penyebab konflik sosial

b. Guru menjelaskan tentang dampak konflik sosial dalam masyarakat

c. Guru melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila selama penyampaian materi belum begitu jelas

d. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan pemahaman konsep yang diterapkan e. ( nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, kepedulian )

60 menit

3 Penutup

a. Guru memberikan penekanan terhadap hal – hal penting ( penguatan materi ) selama awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran

(39)

b. Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas berupa menarik kesimpulan dari hasil presentasi peserta didik dan menyimpulkan secara keseluruhan materi tersebut

c. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

- Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

- Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik tentang metode pembelajaran ceramah tanya jawab serta mereview pelajaran pertemuan lalu secara singkat

- Guru menampilkan kembali kerangka konsep materi yang akan dipelajari

15 menit

2. Kegiatan Inti : 1. Eksplorasi

a. Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang cara mengatasi konflik sosial yang berkembang di

(40)

masyarakat 2. Elaborasi

a. Guru menjelaskan materi tentang cara mengatasi konflik sosial yang berkembang di masyarakat

b. Guru memberikan contoh pencegahan konflik dengan memperkuat integrasi sosial

c. Guru melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila selama penyampaian materi belum begitu jelas

d. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan pemahaman konsep yang diterapkan ( nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, kepedulian )

3 Penutup

a. Guru memberikan penekanan terhadap hal – hal penting ( penguatan materi ) selama awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran

b. Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas berupa menarik kesimpulan dan menyimpulkan secara 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut

(41)

kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

a. Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

b. Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik tentang metode pembelajaran ceramah tanya jawab serta mereview pelajaran pertemuan lalu secara singkat

c. Guru menampilkan kembali kerangka konsep materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti : 1. Eksplorasi

a. Guru menggali pengetahuan peserta didik tentang pencegahan konflik dengan memperkuat integrasi sosial

2. Elaborasi

a. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi secara kelompok. Adapun pembentukan kelompok berdasarkan urutan presensi. Masing – masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Dalam diskusi kelompok, masing – masing kelompok mengerjakan tugas guru. Dalam kegiatan kelompok, peserta didik diberikan tugas kelompok untuk memberikan contoh konflik sosial di Indonesia beserta peran peserta didik dalam menyikapi fenomena konflik sosial serta hal pencegahan yang perlu dilakukan

b. Guru melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memberi kesempatan

(42)

kepada peserta didik untuk bertanya apabila selama penyampaian materi belum begitu jelas

c. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan pemahaman konsep yang diterapkan 3. Konfirmasi

a. Guru menyuruh peserta didik secara berkelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok

b. Guru memberikan umpan balik positif terhadap hasil diskusi kelompok

( nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu,kerjasama, kejujuran, kepedulian, tanggung jawab)

3 Penutup

a. Guru memberikan penekanan terhadap hal – hal penting ( penguatan materi ) selama awal pembelajaran maupun akhir pembelajaran

b. Guru melakukan refleksi materi yang telah dibahas berupa menarik kesimpulan dari hasil presentasi peserta didik dan menyimpulkan secara keseluruhan materi tersebut

c. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

15menit

F. Sumber dan Alat Belajar 1. Sumber belajar :

- Budiyono.(2009). Sosiologi 2 : Untuk SMA /MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

- Laning, Vina Dwi.(2009).Sosiologi : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

- Rochmadi, Nur Wahyu. ( 2008 ). BSE Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 2 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

(43)

- Widianti,Wida.(2009). Sosiologi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Alat Belajar : - Laptop

- White board / papan tulis G. Penilaian

Instrumen Penilaian Kegiatan Kelompok

Diskusikan dengan kelompok anda pertanyaan berikut. Carilah konflik yang terjadi dilingkungan sekitar kalian. Kemudian isilah tabel di bawah ini. Serta berikan komentar kritis kelompok kalian dan presentasikan

No Peristiwa Penyebab Akibat Upaya

Penyelesaian 1

2 3

4 dst dst dst dst

Instrumen Penilaian Kegiatan Presentasi Kelompok Aspek penilaian : Penilaian Sikap Kelompok

Judul kegiatan : Tanggal Penilaian : Kelas :

(44)

1 2 3

Instrumen Penilaian Sikap

Materi :

Kelas/Semester : Hari/Tanggal :

No Nama Disiplin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Tanggung

jawab Skor Nilai 1

(45)

Standar Kompetensi: 5. Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan mobilitas sosial

Kompetensi Dasar : 5. Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Lampiran : Materi Pembelajaran

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian konflik sosial

KEGIATAN PEMBELAJARAN V-VIII

Indikator Pencapaian Hasil Belajar: Setelah kegiatan ini siswa mampu untuk :

- Mendeskripsikan konflik sosial menurut pengertiannya

- Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dan dampaknya dalam masyarakat

(46)

Istilah konflik menurut Kamus besar Bahasa Indonesia berarti percekcokan, perselisihan, pertentangan. Menurut asal katanya, istilah konflik ( conflic ) berasal dari bahasa latin “ confligo ) yang berarti berarti bertabrakan, bertumbukan, terbentur, bentrokan, bertanding, berjuang, berselisih, atau berperang. Sedangkan konflik sosial berarti pertentangan antaranggota masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan. Dalam konteks sosiologis, konflik merupakan suatu proses sosial disosiatif dimana masing – masing oihak yang terdiri dari dua orang atau sekelompok orang, berusaha saling menguasai atau berebut pengaru. Cara – cara yang bisa ditempuh bisa menggunakan cara nonkekerasan maupun kekerasan.

B. Faktor penyebab konflik sosial

Menurut perspektif konsensus, penyebab utama ( akar persoalan ) terjadinya konflik sosial adlaah disfungsinya sosial. Sementara itu, menurut teri konflik penyebab utama terjadinya konflik sosial adalah adanya perbedaan atau ketimpangan relasi – relasi kekuasaan dalam masyarakat yang memunculkan deferensiasi kepentingan. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya konflik, yaitu

a. perbedaan individu

Perbedaan karakter, pendirian, dan emosis seseorang satu dnegan ornag lainnya berbeda – beda, sehingga faktor inilah yang memungkinkan timbulnya konflik sosial

b. perbedaan kebudayaan.

Setiap masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya memiliki kebudayaan yang berbeda,adat istiadat, serta tradisi yang berbeda – beda memungkinkan timbulnya konflik sosial.

c. Perbedaan kepentingan

Kepentingan yang dimiliki oleh kelompok sosial tertentu yang bertentangan dengan kelompok sosial lainnya akan memicu timbulnya konflik sosial.

d. Perubahan sosial

Perubahan sosial yang dimiliki oleh masyarakat yang berlangsung cepat bisa memicu terjadinya konflik sosial.

(47)

Pihak yang berkonfikPihak yang berkonfik

f. melemahnya kekuasaan negara disertai dnegan mobilitas masyarakat bawah dan / atau elit dapat memunculkan terjadinya konflik sosial

C. Dampak konflik sosial dalam masyarakat

Ada dua macam konflik, yaitu konflik fungsional dan konflik destruktif. Konflik fungsional merupakan konflik yang berdampak positif bagi perkembangan masyarakat. Sedangkan konflik destruktif merupakan konflik yang berdampak negatif bagi masyarakat, pada umumnya disertai dengan kekerasan.

1. Dampak positif adanya konflik sosial, antara lain :

a. Konflik akan meningkatkan solidaritas sebuah kelompok yang kurang kompak

b. Konflik sosial dengan kelompok tertentu akan melahirkan kohesi dengan kelompok lainnya dalam bentuk aliansi

c. Konflik di dalam masyarakat akan menggugah masyarakat yang semula pasif untuk kemudian memainkan peran tertentu scara lebih aktif.

d. Konflik juga memiliki fungsi komunikasi. Melalui konflik masing – masing pihak menjadi yakin akan posisi lawanyya, sehingga akan memahami posisi dan batas di antara mereka

2. Dampak positif adanya konflik sosial, antara lain :

a. Terhentinya kerjasama antara pihak yang terlibat sehingga menunda atau bahkan menghambat terjadinya perkembangan masyarakat

b. Konflik yang disertai kekerasan mengakibatkan hancurnya harta benda dan jatuhkan korban jiwa

D. Cara mengatasi konflik sosial

Dalam mengatasi konflik sosial terdapat beberapa cara, antara lain : a. Paksaan / koersi

(48)

Pihak yang berkonfik Pihak yang berkonfik

Netral

Netral

Pihak yang berkonfik Pihak yang berkonfik

Pihak yang berkonfik Pihak yang berkonfik Gambar 1. Kontinum penyelesaian konflik paksaan b. Arbitrasi

Merupakan penyelesaian konflik yang diputuskan oleh pihak ketiga yang netral

Gambar 2. Kontinum penyelesaian konflik arbitrasi

c. Mediasi

Merupakan penyelesaian konflik yang diputuskan oleh kedua belah pihak dengan bantuan pihak netral

Gambar 3. Kontinum penyelesaian konflik mediasi d. Negosiasi

(49)

Gambar 4. Kontinum penyelesaian konflik negosiasi

E. Mencegah konflik dengan memperkuat Integrasi sosial

Integrasi sosial merupakan kondisi emasyarakatan yang ditandai oleh adnaya keutuhan antaranggota masyarakat. Integrasi sosial terdiri dari dua bentuk yaitu integrasi sosial vertikal dan integrasi sosial horizontal.

a. Integrasi sosial vertikal merupakan upaya penciptaan kesatuan hidup bersama dalammasyarakat majemuk, yang terkait dengan kemajemukan vertikal. Kemajemukan vertikal adalah kondisi struktur sosial yang terpolarisasi berdasarkan kepemilikan kekuasaan, pengetahuan, dan kekayaan

b. Integrasi sosial horizontal merupakan upaya penciptaan kesatuan hidup bersama dalam masyarakat majemuk, yang terkit dengan kemajemukan horizontal. Kemajemukan horizontal adalah kondisi struktur sosial yang terpolarisasi berdasarkan keragaman budaya ( suku, bangsa , daerah, agama dan ras ), keragaman sosial ( perbedaan profesi / pekerjaan ), serta perbedaan tempat tinggal ( desa kota ).

Integrasi sosial bertujuan untuk :

a. Fungsionalisasi dan prestasi yang lebih tinggi

b. Mewujudkan interdependensi atau saling ketergantungan antara berbagai kelompok sosial yang ada

(50)

PEMERINTAH KABUPATEN MERAUKE DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

SMK NEGERI 1 ELIKOBEL

Alamat : Jalan Trans Irian Km 199 Sipias Distrik Elikobel Merauke

Soal Ulangan Harian 1 Kelas XI ATP ATR

Waktu : 90 menit

Kerjakan soal berikut dengan benar dan jelas !

1. Menurut anda masalah mendasar apakah yang menjadi penyebab terjadinya konflik sosial di Indonesia ? sebutkan jelaskan, minimal 4 ! ( nilai max 15 ) 2. Suatu konflik sosial dapat diselesaikan dengan beberapa langkah agar nantinya

konflik tidak berkepanjangan. Ada beberapa hal yang diupayakan dalam penyelesaiannya melalui empat alternatif, yaitu pemaksaan, arbitrasi, mediasi dan negosiasi. Gambarlah skema kontinum pengelolaan konflik beserta penjelasannya ! ( nilai max 25 ) 3. Dalam sistem stratifikasi sosial ada yang bersifat terbuka, tertutup dan

campuran. Gambarlah bagan masing - masing sistem stratifikasi sosial tersebut . Berikan penjelasan dan contoh bagaimana pelaksanaannya ! ( 25 ) 4. Dalam suatu kelompok selalu terdiri atas paling sedikitnya dua orang, terjadi

(51)

kelompok sosial di dalam masyarakat terbagi atas Gemainscaft dan Gesellschaft. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan Gemainscaft dan Gesellschaft serta apa saja perbedaan antara keduanya ? berikan penjelasannya. (( nilai max 20)

5. Dalam struktur sosial terdapat pranata sosial yang berfungsi untuk menata rangkaian tindakan yang memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi menurut pola – pola resmi. Terdapat beberapa pengelompokan pranata sosial, diantaranya : economic institutions, educational institution, serta religious institutions. Menurut pendapat anda, apa saja fungsi dari masing – masing pranata sosial tersebut serta berikan contohnya ! ( nilai max 15)

NILAI TOTAL = JUMLAH NILAI BENAR TIAP NOMOR = 100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Elikobel Merauke

Jurusan : Agribisnis Tanaman Perkebunan ( ATP ) Agribisnis Ternak Ruminansia ( ATR ) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester : XI ( Sebelas ) / I ( Satu )

Standar Kompetensi : 6. Mendeskripsikan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

Kompetensi Dasar :6.1 Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 pertemuan )

A. Indikator : Pertemuan 1

(52)

B. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1

Setelah kegiatan pembelajaran peserta didik mampu untuk :

- Mendeskripsikan kebudayaan sebagai peradaban dalam pembentuk masyarakat multikultural

D. Model dan Metode Pembelajaran :

Model pembelajaran : Contextual Teaching and Learning ( CTL ) Metode pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab

E.Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran - Pertemuan ke 1 ( 2 x 40 menit )

N o

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1 Kegiatan awal ( Pendahuluan )

a. Guru datang tepat waktu (nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada peserta

didik ketika memasuki ruang kelas (nilai yang ditanamkan: santun, peduli)

c. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut kepercayaan masing – masing serta mengecek kehadiran peserta didik / presensi ( nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin, religius)

Apersepsi :

- Guru menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar, indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini).

- Guru menjelaskan secara singkat kepada peserta didik

Gambar

Gambar tersebut melukiskan bahwa dalam sistem
Gambar 2.  Kontinum penyelesaian konflik arbitrasi

Referensi

Dokumen terkait

Hal-hal yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan PPL 2 ini adalah, kondisi lingkungan sekolah yang nyaman sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Analisis Indeks Kepuasan Masyrakat terhadap Pelayanan Publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota

Selain itu responden lainnya juga menyatakan bahwa responden dapat mengenali laptop merek Acer dengan cepat dibandingkan dengan merek lain, artinya responden dalam

secara simultan (uji F) baik pada pos ROA maupun pos BOPO dapat diketahui bahwa risiko pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah tidak mempunyai pengaruh

untuk Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi, semoga laporan ini.. dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

Pada penelitian sebelumnya film edibel pati sagu murni dan pati sagu radiasi yang diinkorporasi dengan minyak atsiri temu kunci menunjukkan aktivitas antibakteri

Rokan Hilir, oleh karenanya Panitia Pokja Pengadaan tidak dapat menerima dalih saudara tidak dapat hadir karena tidak mengetahui dan/atau terlambat membaca undangan ini.

Nilai signifikasi masa kerja lebih kecil dari α 0,000 < 0,05 atau masa kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas buruh