PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN PADAIBUINPARTU
KALA I
Dita Lestiya, Siska Wahyu Wakhida
AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang
Email : jurnalwijayakusuma@gmail.com
Abstrak : Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan yang selalu disertai dengan rasa nyeri. Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan, salah satunya dengan pemberian kompres panas. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui “Adakah Pengaruh Pemberian Kompres Panas Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan Kala I”. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh pemberian kompres panas untuk mengurangi nyeri kala I persalinan. Dengan hipotesa yang diajukan “Tidak Ada Pengaruh Pemberian Kompres Panas Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan Kala I”. Design penelitian yang digunakan adalah Pra-Eksperimental menggunakan one group pra test – post test design. Dengan jumlah sampel 10 ibu bersalin dengan sampel yang digunakan accidental sampling, dengan kriteria : ibu bersalin kala I, persalinan fisiologis, tidak dalam pengaruh analgesik, dan bersedia menjadi subyek penelitian. Pengambilan data dengan cara observasi dan eksperimen dengan pemberian kompres panas pada punggung selama beberapa kali his. Analisis yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test.
Setelah dilakukan penelitian, diperoleh hasil skala nyeri responden sebelum diberikan perlakuan adalah nyeri berat sebanyak 80%. Kemudian setelah diberikan perlakuan turun menjadi 10% nyeri berat, nyeri sedang sebanyak 80%, dan 10% nyeri ringan. Setelah dilakukan analisis, diketahui T tabel= 8, T0 = 0, dan
T0 < 8. Kesimpulan hipotesa yang diajukan ditolak sehingga “Ada Pengaruh
Pemberian Kompres Panas Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Persalinan Kala I”.
PENDAHULUAN
Melahirkan adalah proses yang menyakitkan bagi kebanyakan wanita, tapi kadar sakitnya berbeda-beda bagi setiap wanita. Yang terpenting adalah ibu hamil harus menghadapi proses persalinan dengan rasa percaya diri dan sikap positif. Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon setiap wanita terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Berdasarkan pengalaman klinik, persalinan yang tidak normal, persalinan lama atau dipersulit oleh distosia, diinduksi atau diakselerasi oleh oksitosin, atau
diakhiri oleh persalinan dengan bantuan alat tampaknya lebih menyakitkan dari pada kelahiran normal. Meskipun demikian, persalinan yang benar-benar normal pun menyakitkan juga (Surinah, 2009).
Nyeri yang dirasakan oleh ibu pada kala I disebabkan oleh adanya his dan perubahan serviks, yang merupakan salah satu tanda dan gejala persalinan. Nyeri tersebut di rasakan oleh ibu
pada bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbal, punggung, dan paha. Sedangkan pada akhir kala II dan III, nyeri yang di rasakan ibu adalah pada daerah perineum akibat peregangan pada jaringan perineum, tarikan peritoneum, dan daerah uteroservikal saat kontraksi, atau penekanan kandung kemih, usus dan struktur sensitive panggul oleh bagian terendah janin (Bobak, 2005).
Salah satu kebutuhan wanita dalam proses persalinan adalah keringanan rasa sakit. Umumnya Bidan menemukan ibu pada persalinan awal normal,
dengan operasi sesar ibu tidak akan mengalami nyeri seperti pada persalinan normal.
Penanganan rasa nyeri persalinan merupakan hal utama yang harus diperhatikan tenaga kesehatan saat memberikan pertolongan persalinan. Berbagai metode penanganan nyeri dapat dilakukan pada ibu bersalin, baik
farmakologi maupun
nonfarmakologi kedua metode tersebut bertujuan menurunkan atau menghilankan rasa nyeri persalinan dengan cara memblok syaraf nyeri. Penggunaan metode farmakologi sering kali berefek negatif terhadap ibudan bayi,
sedangkan metode
nonfarmakologi bersifat nonintrusif, noninfasif, murah, simple, tidak menimbulkan alergi dan tidak menyebabkan depresi pernafasan pada bayi (Murray, (1998) dalam Yuliatun, 2008).
Pemberian kompres panas merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang sederhana dan sangat efektif untuk menurunkan kasus-kasus nyeri. Dalam persalinan, panas buatan
dapat dilakukan dengan cara meletakkan botol atau kantong air panas yang dibungkus dengan handuk di punggung (Pastuty, 2009).
Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pendahuluan pada tanggal 22 Desember diketahui bahwa angka rata-rata persalinan di BPS. Hj. Indriyati, Amd.Keb memiliki angka persalinan rata-rata 135 persalinan pertahun. Untuk tafsiran persalinan bulan Januari adalah 10 orang.
Survey pendahuluan diketahui pula bahwa di BPS
tersebut untuk melakukan manajemen pengurangan nyeri pada proses persalinan dengan cara Massase yaitu dengan memberikan penekanan dan usapan lembut pada punggung pasien. Namun yang menjadi kendala pada tehnik pengurangan nyeri ini adalah tidak semua ibu bersalin mau diberikan penekanan pada daerah punggungnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
panasterhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental menggunakan one group pra test – post test design yaitu mengobservasi skala nyeri ibu bersalin pada kala 1 sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pemberian kompres panas pada punggung bawah ibu.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan tafsiran persalinan pada bulan Januari yaitu
sebanyak 10 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu bersalin sebanyak 10
orang menggunakan tehnik Accidental sampling..
Variabel dalam penelitian ini adalah nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I sebelum diberikan kompres panas dan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I setelah diberikan kompres panas. Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian adalah skala intensitas nyeri.
Uji statistik yang digunakan oleh peneliti adalah uji Willcoxon signed rank yang merupakan suatu uji untuk membandingkan pengamatan sebelum dan setelah perlakuan.
HASIL PENELITIAN
Hasil rekapitulasi distribusi frekuensi yang terkumpul tentang skala nyeri persalinan responden sebelum perlakuan dapat dilihat dari tabel :
diberikan kompres panas antara 7- 9 dengan prosentase 80%.
Hasil rekapitulasi distribusi frekuensi yang terkumpul tentang skala nyeri responden setelah diberikan kompres panas dapat dilihat dari tabel :
Tabel 2Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Setelah diberikan Kompres Panas persalinan setelah diberikan kompres panas antara 4-6 yaitu
sebanyak 80%.
Analisa data untuk mencari
skala nyeri menstruasi pada ibu bersalin kala I persalinan fisiologis di BPS Hj. Indriyati Amd. Keb Lowokwaru Malang, dengan jalan
mencari pengaruh pemberian kompres panas pada ibu bersalin kala I fisiologis. Untuk menganalisis hal tersebut, peneliti menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank. Dari uji tersebut diketahui T tabel = 8, T0= 0,
dan T0 < 8 sehingga dapat
disimpulkan H0 ditolak berarti “Ada
Pengaruh Pemberian kompres panas terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I”.
PEMBAHASAN
Saat persalinan kala I sebelum diberikan kompres panas diketahui bahwa dari 10 responden sebagian besar berada dalam skala nyeri 7-9 sebanyak 80%, dan
oksigen) pada otot rahim, otot rahim yangberkontraksi terlalu kuat, peregangan serviks (mulut rahim), adanya tarikanpada tuba (saluran telur), ovarium dan ligamen – ligamen penyangga uterus, penekanan pada saluran dan kandung kemih dan rektum, dan adanya reganganotot – otot dasar panggul. Lebih dari itu berbagai hambatan fisik danpsikologis pada ibu saat persalinan akan menambah rasa nyeri yang terjadi(Suheimi, 2008).
Ada 7 orang responden dengan prosentase 70% yang mana primigravida mengalami nyeri berat sebelum diberikan kompres panas. Hal ini dikarenakan faktor pengalaman nyeri masa lalu. Ibu
primigravida cenderung belum bisa menyesuaikan diri dengan rasa nyeri persalinan. Seperti yang telah diungkapkan oleh Hutajulu (2003), bahwa pasien bersalin pertama kali pada umumnya mengalami persalinanyang lebih lama dan nyeri dibandingkan dengan pasien yang sudah pernah bersalin sebelumnya. Intensitas kontraksi rahim pada persalinan yang pertama cenderung lebih tinggi padaawal persalinan. Juga pada kemacetan persalinan
akibat janin yang besaratau jalan lahir yang sempit, pasien mengalami rasa nyeri yang lebih hebat dari pada persalinan normal.
Ada 20% responden multigravida yaitu sebanyak 2 orang yang mengalami nyeri sedang. Hal ini juga disebabkan oleh pengalaman nyeri masa lalu, yang mana seorang ibu multigravida lebih bisa beradaptasi dengan nyeri yang pernah ia alami sebelumnya. Sedangakan 10% responden multigravida dengan frekuensi 1 orang yang mengalami nyeri berat dikarenakan pengalaman nyeri masa lalu yang mungkin membuat responden menjadi khawatir dan takut, sehingga dapat mempengaruhi
Setelah pemberian kompres panas terjadi penurunan skala intensitas nyeri pada responden seperti hasilnya sebagai berikut, dari 10 responden sebagian besar skala nyeri persalinan antara 4-6 yaitu 80% dan sebagian kecil 0% pada skala nyeri 0 dan 10. Sehingga kelompok mayoritas setelah perlakuan berada pada skala nyeri sedang.
Setelah pemberian kompres panas prosentase nyeri berat yang dialami oleh primigravida turun menjadi 10% dengan frekuensi 1 orang. Hal ini membuktikan bahwa nyeri akibat spasme otot berespons baik terhadap panas, karenapanas melebarkan pembuluh darah dan
meningkatkan aliran darah local, seperti yang telah dibahas dalam teori bahwa efek terapiutik panas dapat meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan (Perry & Potter, 2005).
Ada 6 orang responden dengan prosentase 60% yang mana primigravida mengalami nyeri sedang. Hal ini membuktikan bahwa pemberian kompres panas pada ibu bersalin kala I dapat memberikan
rasa nyaman dan dapat meredakan nyeri. Seperti yang telah disebutkan dalam teori bahwa panas yang diberikan pada punggung bawah wanita diarea tempatkepala janin menekan tulang belakang akan mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut sehinga memperbaiki anoksiajaringan yang disebabkan oleh tekanan (Varney, 2007).
Selanjutnya yang mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 2 orang dengan prosentase 20% yang dialami oleh multigravida. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot. Seperti yang telah dibahas oleh Perry & Potter (2005)
bahwa efek terapiutik pemberian panas yaitu dapat meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan.
lebih nyaman dan rileks, dan tindakan tersebut dapat mengurangi nyeri pada daerah punggung ibu yang mengalami penekanan oleh kepala janin saat proses penurunan kepala. Seperti yang telah dijelaskan dalam teori bahwa kompres panas pada punggung bawah dapat meningkatkan vaskularisasi, sehingga akan memperbaiki sirkulasi darah daerah yang mengalami penekanan oleh kepala janin (Sulastyawati, & Nugraheny, 2010).
Seperti yang dikemukakakan oleh Varney , dalam penelitian yang dilakukannya pemberian kompres panas kering dianggap sebagai tindakan yang tepat untuk meredakan nyeri, dan pada beberapa wanita
yang akan melahirkan diketahui bahwa penggunaan kompres panas kering secara bergantian mampumemberikan rasa nyaman. Panas yang diberikan pada punggung bawah wanita diarea tempat kepala janin menekan tulang belakang akan mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut sehingga memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan (Varney 2007,dalam Kriebs 2009).
Analisa pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank dengan n <25 dan didapatkan T yang terkecil (T positif ) lebih kecil dari T tabel Wilcoxon, sehingga H0 ditolak yang artinya “Ada pengaruh pemberian kompres panas terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I”.
PENUTUP
Sebagian besar ibu bersalin mengalami nyeri berat saat menjelang persalinan yaitu dengan skala nyeri antara 7-9 sebelum diberikan kompres panas dengan
prosentse 80%. Dan sebagian kecil pada skala nyeri 0, 1-3, dan 10 sebesar 0%.Setelah diberikan intervensi kompres panassebagian besar nyeri persalinan yang dialami ibu bersalin mengalami penurunan dan berada dalam skala nyeri 4-6 yaitu nyeri sedang dengan prosentase 80%. Dan sebagian kecil dalam skala nyeri 0 dan 10 dengan prosentasae 0%.Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa nilai T = 8 > T0 =
Pengaruh Pemberian kompres panas terhadap pengurangan rasa nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I”.Diharapkan bagi tempat penelitian dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai salah satu metode non farmakologi untuk pengurangan nyeri persalinan
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M. Dkk. 2005. Buku
Ajar Keperawatan
Maternitas, E/4. Jakarta : EGC
Gusman, de, Herminia. 2005. Air Penyembuh Ajaib. Bandung: Indonesia Pubhlising House.
Hidayat, Alimul. 2010. Metodologi Penelitian dan Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Kriebs, M, Jan. 2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney. Jakarta : EGC
Mander, Rosemary. 2003. Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC
Manuaba ,Gde. 2010. Ilmu
Kebidanan, Penyakit
kandungan, dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC
Marianingsih, Endah, Th, SIP, M. Kes. Dkk. 2005. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,
Keperawatan, dan
Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya
Pastuty, Rosyati. 2009. Buku Saku
Asuhan Kebidanan Ibu
Bersalin. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Simkin, Penny & Rufh. 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta : EGC
Sulistyawati, Ari & Nugraheny, Esty. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika
Tamsuri, Anas. 2006. Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Yuliatun, Laily. 2008. Penanganan Nyeri Persalinan Dengan
Metode Nonfarmakologi.