• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN STRATEGI KOPING PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN RIWAYAT PERILAKU KEKERASAN DI WILAYAH SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN STRATEGI KOPING PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN RIWAYAT PERILAKU KEKERASAN DI WILAYAH SURAKARTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

ABSTRAK

5XPDKVDNLWPHUXSDNDQRUJDQLVDVL\DQJPHPEHULNDQSHOD\DQDQMDVDNHSDGDRUDQJGHQJDQNRQGLVL VDNLW .RPXQLNDVL SHUDZDW \DQJ NXUDQJ EDLN PHQMDGLNDQ SDVLHQ NHFHZD GDQ PXGDK PHQFHULWDNDQ SHQJDODPDQQ\D NHSDGD RUDQJ ODLQ 3HOD\DQDQ NHSHUDZDWDQ \DQJ EHUNXDOLWDV GLGXNXQJ ROHK NRPXQLNDVL SHUDZDW VHEDJDL VDUDQD SHPDVDUDQ LQWHUDNWLI \DQJ WHUGLUL LQGLNDWRU DWWHQGLQJ VNLOO UHVSHFW UHVSRQVLYHQHVV HPSDWK\ 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ PHQJLGHQWL¿NDVL UHVSRQVLYHQHVV SHUDZDW VHUWDOR\DOLWDVSDVLHQ0HQJDQDOLVLVKXEXQJDQYDULDEHOLQGHSHQGHQWUHVSRQVLYHQHVVGHQJDQOR\DOLWDV SDVLHQ3HQHOLWLDQNXDQWLWDWLIPHQJJXQDNDQVDPSHOVHMXPODKUHVSRQGHQGHQJDQWHNQLNSXUSRVLYH VDPSOLQJ GL 568' .DEXSDWHQ 6XNRKDUMR 'DWD GLNXPSXONDQ GHQJDQ FDUD PHQ\HEDUNDQ NXHVLRQHU $QDOLVDGDWDPHQJJXQDNDQSURGXFWPRPHQW$QDOLVDXQLYDULDWGLSHUROHKKDVLOUHVSRQVLYHQHVVWHUJRORQJ EDLN GDQ SDVLHQ PHQXQMXNNDQ OR\DO$QDOLVD ELYDULDW GHQJDQ VWXGL NRUHODVL SURGXFW PRPHQW +DVLO DQDOLVLVELYDULDWPHQXQMXNNDQDGDKXEXQJDQDQWDUDYDULDEHOUHVSRQVLYHQHVVWHUKDGDSOR\DOLWDVSDVLHQ SYDOXH5HVSRQVLYHQHVVPHUXSDNDQVDODKVDWXLQGLFDWRUNRPXQLNDVLSHUDZDWVHEDJDLVDUDQD SHPDVDUDQLQWHUDNWLIEHUKXEXQJDQGHQJDQOR\DOLWDVSDVLHQNDUHQDSHPDVDUDQLQWHUDNWLIPHQMDGLVDODK VDWXSLODUPDQDMHPHQSHPDVDUDQMDVDGLUXPDKVDNLW0DQDMHPHQUXPDKVDNLWVHEDLNQ\DPHODNXNDQ HYDOXDVL NHSXDVDQ SDVLHQ SHPLOLKDQ SHUDZDW WHODGDQ SHODNVDQDDQ VWDQGDU RSHUDVLRQDO SURVHGXU SHQDQJDQDQSDVLHQVHFDUDFHSDWGDQWHSDWDJDUNHOXKDQSDVLHQGDSDWGLNXUDQJL

Kata kunci:OR\DOLWDVUHVSRQVLYHQHVVSDVLHQSHUDZDW

ABSTRACT

7KHKRVSLWDOLVDQRUJDQL]DWLRQWKDWSURYLGHVVHUYLFHVWRSHRSOHZLWKSDLQFRQGLWLRQV&RPPXQLFDWLRQ SRRUQXUVHPDNHVWKHSDWLHQWGLVDSSRLQWHGDQGHDVLO\VKDUHGKLVH[SHULHQFHZLWKRWKHUV4XDOLW\QXUVLQJ VHUYLFHVVXSSRUWHGE\QXUVHFRPPXQLFDWLRQDVDPHDQVRILQWHUDFWLYHPDUNHWLQJZKLFKFRQVLVWVLQGLFDWRUV DWWHQGLQJ VNLOOV UHVSHFW UHVSRQVLYHQHVV HPSDWK\ 7KLV VWXG\ DLPV WR LGHQWLI\ WKH UHVSRQVLYHQHVV RI QXUVHVDQGSDWLHQWOR\DOW\$QDO\]LQJWKHUHODWLRQVKLSLQGHSHQGHQWYDULDEOHUHVSRQVLYHQHVVWRSDWLHQW OR\DOW\4XDQWLWDWLYHUHVHDUFKXVLQJDVDPSOHRIUHVSRQGHQWVZLWKDSXUSRVLYHVDPSOLQJWHFKQLTXH LQKRVSLWDOV6XNRKDUMR'DWDZHUHFROOHFWHGE\GLVWULEXWLQJTXHVWLRQQDLUHV'DWDZHUHDQDO\]HGXVLQJ SURGXFW PRPHQW 8QLYDULDWH DQDO\VLV RI WKH UHVXOWV REWDLQHG UHODWLYHO\ JRRG UHVSRQVLYHQHVV DQG SDWLHQWVVKRZHGOR\DO%LYDULDWHDQDO\VLVZLWKSURGXFWPRPHQWFRUUHODWLRQVWXGLHV7KHUHVXOWVRIWKH ELYDULDWHDQDO\VLVVKRZHGQRUHODWLRQVKLSEHWZHHQWKHYDULDEOHUHVSRQVLYHQHVVWRWKHOR\DOW\RISDWLHQWV SYDOXH 5HVSRQVLYHQHVVLVRQHLQGLFDWRUQXUVHFRPPXQLFDWLRQDVDPHDQVRILQWHUDFWLYH PDUNHWLQJDVVRFLDWHGZLWKSDWLHQWOR\DOW\DVDQLQWHUDFWLYHPDUNHWLQJLQWRRQHRIWKHSLOODUVRIPDUNHWLQJ PDQDJHPHQW VHUYLFHV DW WKH KRVSLWDO +RVSLWDO PDQDJHPHQW VKRXOG HYDOXDWH SDWLHQW VDWLVIDFWLRQ

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN STRATEGI

KOPING PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN

RIWAYAT PERILAKU KEKERASAN DI WILAYAH

SURAKARTA

Dwi Ariani Sulistyowati

1)

(2)

91 Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

H[HPSODU\QXUVHHOHFWLRQVWKHLPSOHPHQWDWLRQRIVWDQGDUGRSHUDWLQJSURFHGXUHVIRUKDQGOLQJSDWLHQW TXLFNO\DQGDFFXUDWHO\VRWKDWWKHFRPSODLQWVRISDWLHQWVFDQEHUHGXFHG

Keywords:OR\DOW\UHVSRQVLYHQHVVSDWLHQWQXUVH

1. PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 bahwa pembangunan kesehatan ber-tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemempuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan ynag optimal. Untuk itu diselenggarakan upaya kesehatan yang salah satunya dilaksanakan melalui kegiatan ke-sehatan keluarga yang dalam pelaksanaannya melalui penyediaan sarana dan prasarana atau dengan kegiatan yang menunjang peningkatan kesehatan keluarga.

Dalam sebuah unit keluarga, penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mem-pengaruhi satu atau lebih anggota keluarga dan dalam hal tertentu, sering kali akan mempe-ngaruhi anggota keluarga yang lain (Friedman, 1998). Bila salah satu individu dalam keluarga meempunyai riwayat perilaku kekerasan dan memerlukan tindakan keperwatan, maka hal ini tidak hanya menimbulkan stress pada dirinya sendiri tetapi juga pada keluarganya.

Di seluruh Asia, diperkirakan 2-10 dari se-tiap 1000 penduduk mengalami schizofrenia, dan 10% diantaranya perlu diobati dan dirawat inten-sif karena telah sampai pada taraf yang mengkha-watirkan.

Prevalensi penderita schizofrenia di Indone-sia adalah 0,3 – 1 %. Apabila penduduk IndoneIndone-sia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita schizofrenia. Schizofrenia adalah gangguan mental yang sangat luas dialami di Indonesia, dimana sekitar 99% Rumah Sakit Jiwa di Indonesia adalah penderita schizofrenia (Sosrosumihardjo, 2007). Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien schizofrenia adalah perilaku kekerasan. Hal ini sesuai de-ngan diagnosa keperawatan NANDA yang biasa ditegakkan berdasarkan pengkajian gejala psiko-tik atau tanda positif. Kondisi ini harus segera ditangani karena perilaku kekerasan yang terjadi akan membahayakan diri pasien, orang lain, dan lingkungan. Hal inilah yang menjadi alasan

uta-ma pasien schizofrenia dibawa ke ruuta-mah sakit. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat

mem-EDKD\DNDQVHFDUD¿VLNEDLNWHUKDGDSGLULVHQGLUL

orang lain, maupun lingkungan. Hal tersebut di-lakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 2006).

Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari rasa marah atau ketakut-an yketakut-ang mal adaptif (pketakut-anik). Perilaku agresif dketakut-an perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang

GDSDW PHPEDKD\DNDQ VHFDUD ¿VLN EDLN NHSDGD

diri sendiri maupun orang lain, sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Stuart dan Laraia, 2005), sedangkan kemarahan adalah per-asaan jengkel yang muncul sebagai respon terha-dap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996).

(3)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

ekonomi, sosialisasi, perawatan keluarga tidak dapat dicapai secara adekuat (Friedman, 1998). Oleh sebab itu proses koping keluarga meru-pakan proses penting yang membuat keluarga mampu mencapai fungsi-fungsi keluarganya se-cara optimal.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubung-an hubung-antara tingkat kecemashubung-an denghubung-an strategi ko-ping pada keluarga dengan anggota keluarga ri-wayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta. 2. PELAKSANAAN

a. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret tahun 2013 di wilayah Surakarta. b. Populasi dan sampel penelitian

Dari 45 responden di Wilayah Surakarta me-menuhi syarat untuk dijadikan responden sejumlah 30 pasien. Teknik sampling yang digunakan dalam penentuan sampel adalah proporsionalUDQGRPVDPSOLQJ.

Metode pengumpulan data tentang ting-kat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggota keluarga perilaku kekerasan dengan menggunakan angket. 3. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah dis-kripsi analitik dengan cross sectional atau studi potong lintang, bahwa penelitian ini serentak pada saat dan periode yang sama

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Karakteristik Responden D 'LVWULEXVL)UHNXHQVL-HQLV.HODPLQ5HVSRQ

-den

Dari tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang mengalami kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta adalah perempuan yaitu 10 orang (33,3 %) dan laki-laki sebesar 20 orang (66,7 %).

VDPSOLQJ

D

5HVSRQGHQ

E 'LVWULEXVL)UHNXHQVL8PXU5HVSRQGHQ

F

Distribusi jenis kelamin responden yang mengalami kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta dapat dilihat pada gambar1.

VDPSOLQJ

D

5HVSRQGHQ

E 'LVWULEXVL)UHNXHQVL8PXU5HVSRQGHQ

F

5HVSRQGHQ

E 'LVWULEXVL)UHNXHQVL8PXU5HVSRQGHQ

VDPSOLQJ

D

5HVSRQGHQ

E 'LVWULEXVL)UHNXHQVL8PXU5HVSRQGHQ

F

5HVSRQGHQ

Dari 30 responden yang mengalami ke-cemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta sebagian besar usia dewasa yaitu 13 orang (43,3%), usia remaja sejumlah 9 orang (30%), dan usia tua sejumlah 8 orang (26,7%).

Distribusi frekuensi umur responden yang mengalami kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta tersebut dibuat dalam ben-Surakarta tersebut dibuat dalam

ben-WXNJUD¿NVHEDJDLEHULNXW

VDPSOLQJ

D

5HVSRQGHQ

E 'LVWULEXVL)UHNXHQVL8PXU5HVSRQGHQ

F

(4)

93 Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

F 'LVWULEXVL)UHNXHQVL7LQJNDW3HQGLGLNDQ5H

-VSRQGHQ

VDPSOLQJ

D

5HVSRQGHQ

E 'LVWULEXVL)UHNXHQVL8PXU5HVSRQGHQ

F

5HVSRQGHQ

Dari 30 responden yang yang mengalami kecemasan dengan strategi koping pada keluar-ga denkeluar-gan riwayat perilaku kekerasan di wila-yah Surakarta yang mempunyai tingkat pendi-Surakarta yang mempunyai tingkat pendi- yang mempunyai tingkat pendi-dikan Sekolah Dasar (SD) adalah sebesar 12 orang (40%), Sekolah Menengah Pertama sebe-sar 1 orang (3,3%), Sekolah Menengah Atas 9 orang (30%), Perguruan Tinggi sebesar 5 orang (16,7%), dan tidak bersekolah sebesar 3 orang (10%).

Distribusi frekuensi tingkat pendidikan

re-VSRQGHQWHUVHEXWGLEXDWGDODPEHQWXNJUD¿NVH -bagai berikut:

G

5HVSRQGHQ

H

5HVSRQGHQ

I

5HVSRQGHQ G 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7DEXODVL 3HULODNX 5H

-VSRQGHQ

Dari 30 responden yang diteliti sebagian besar mengalami penurunan frekuensi setelah dilakukan tindakan intervensi (pemasangan strain). Distribusi frekuensi tabulasi perilaku re-sponden lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

G

5HVSRQGHQ

H

5HVSRQGHQ

I

5HVSRQGHQ

Distribusi frekuensi tabulasi perilaku

re-VSRQGHQ WHUVHEXW GLEXDW GDODP EHQWXN JUD¿N

maka akan tampak seperti gambar berikut ini. G

5HVSRQGHQ

H

5HVSRQGHQ

I

5HVSRQGHQ

H 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7DEXODVL 9HUEDO 5H

-VSRQGHQ

Dari 30 responden yang diteliti sebagian besar mengalami penurunan frekuensi setelah dilakukan tindakan intervensi (pemasangan strain). Distribusi frekuensi tabulasi verbal re-sponden lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

G

5HVSRQGHQ

H

5HVSRQGHQ

I

5HVSRQGHQ

Distribusi frekuensi tabulasi verbal

respon-GHQ WHUVHEXW GLEXDW GDODP EHQWXN JUD¿N PDND

akan tampak seperti gambar berikut. G

5HVSRQGHQ

H

5HVSRQGHQ

I

5HVSRQGHQ

I 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7DEXODVL (PRVL 5H

-VSRQGHQ

(5)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

di lakukan tindakan intervensi (pemasangan res-train). Distribusi frekuensi tabulasi emosi respon-den lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel seba-gai berikut:

G

5HVSRQGHQ

H

5HVSRQGHQ

I

5HVSRQGHQ

Distribusi frekuensi tabulasi emosi

respon-GHQ WHUVHEXW GLEXDW GDODP EHQWXN JUD¿N PDND

akan tampak seperti gambar berikut ini.

J

5HVSRQGHQ

D

E

%HUGDVDUNDQ8PXU5HVSRQGHQ J 'LVWULEXVL)UHNXHQVL7DEXODVL)LVLN5HVSRQ

-den

Dari 30 responden sebagian besar meng-alami penurunan frekuensi setelah dilakukan tindakan intervensi (pemasangan restrain).

Dis-WULEXVL IUHNXHQVL WDEXODVL ¿VLN UHVSRQGHQ OHELK

jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: J

5HVSRQGHQ

D

E

%HUGDVDUNDQ8PXU5HVSRQGHQ

'LVWULEXVLIUHNXHQVLWDEXODVL¿VLNUHVSRQGHQ WHUVHEXWGLEXDWGDODPEHQWXNJUD¿NPDNDDNDQ

tampak seperti gambar berikut ini.

J

5HVSRQGHQ

D

E

%HUGDVDUNDQ8PXU5HVSRQGHQ

4.2 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasar-kan Karakteristik responden

D 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7LQJNDW .HFHPDVDQ

Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 30 responden yang diteliti secara kese-luruhan mengalami kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta dalah jenis kela-Surakarta dalah jenis kela- dalah jenis kela-min laki-laki sebesar 20 orang (66,7%) dan pe-rempuan 10 orang (33,3%). Distribusi frekuensi kecemasan berat berdasarkan jenis kelamin lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 sebagai ber-ikut:

J

5HVSRQGHQ

D

E

%HUGDVDUNDQ8PXU5HVSRQGHQ

E 'LVWULEXVL )UHNXHQVL .HFHPDVDQ %HUGDVDU

-NDQ8PXU5HVSRQGHQ

(6)

95 Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014 J

5HVSRQGHQ

D

E

%HUGDVDUNDQ8PXU5HVSRQGHQ

F 'LVWULEXVL )UHNXHQVL .HFHPDVDQ %HUGDVDU -kan Pendidi-kan

Dari 30 responden yang mengalami kecemas an dengan strategi koping pada keluar-ga denkeluar-gan riwayat perilaku kekerasan di wila-yah Surakarta yang mempunyai tingkat pendi-Surakarta yang mempunyai tingkat pendi- yang mempunyai tingkat pendi-dikan Sekolah Dasar (SD) adalah sebesar 12 orang (40%), Sekolah Menengah Pertama sebe-sar 1 orang (3,3%), Sekolah Menengah Atas 9 orang (30%), Perguruan Tinggi sebesar 5 orang (16,7%), dan tidak bersekolah sebesar 3 orang (10%). Distribusi frekuensi kecemasan berat ber-Distribusi frekuensi kecemasan berat ber-dasarkan tingkat pendidikan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

F

8ML

6SHDUPDQ¶V UKR

6SHDUPDQ¶V UKR

Manifestasi klinis kecemasan berat adalah ditandai dengan persepsi sangat berkurang, ber-fokus pada hal-hal detail. Kecemasan berat ini terjadi disebabkan oleh karena kecemasan be-rat disebabkan oleh karena kondisi rumah sakit merupakan pengalaman pertama kali bagi pasien maupun keluarga pasien dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru dirumah sakit, di-mana harus berhadapan dengan prosedur – prose-dur yang sebelumnya tidak diketahui.

Dari hasil data tentang distribusi tingkat kecemasan berat dengan anggota keluarga pen-derita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta; hal ini dapat disebabkan karena pasien baik laki-laki maupun perempuan menghadapi lingkungan yang baru yang belum diketahui. Hal ini sesuai dengan teori yang dike-mukakan oleh Johnson dan Shoen, (1997) yang menyatakan bahwa perubahan lingkungan meru-pakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan. Penyebab yang lain adalah semakin pasien maupun keluarga mengetahui hal-hal yang harus dilakukan sesuai prosedur di rumah sakit semakin mengalami kecemasan. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan White Ruth dan Christine Ewan, (1991) yang menyatakan bahwa pengalaman dirumah sakit yang kompleks akan menimbulkan kecemasan.

4.3 Analisis Bivariat

Berdasarkan perhitungan menggunakan 8ML 6SHDUPDQ¶V UKR dengan bantuan program kom-puter aplikasi statistik SPSS for Windows versi 10.0 diperoleh hasil seperti pada tabel sebagai berikut:

F

8ML 6SHDUPDQ¶V UKR

6SHDUPDQ¶V UKR

Berdasarkan table di atas diperoleh per-bandingan nilai probabilitas tingkat kecemasan = 0,003 < 0,05dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima atau

DGDKXEXQJDQ\DQJSRVLWLIGDQVLJQL¿NDQDQWDUD

tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta.

Kecemasan sangat berkaitan dengan perasa-an tidak pasti dperasa-an tidak berdaya. Keadaperasa-an emosi

LQLWLGDNPHPLOLNLREMHN\DQJVSHVL¿N.RQGLVL

dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Pada tingkat ke-cemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk

(7)

Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

WLGDNGDSDWEHU¿NLUWHQWDQJKDOODLQ6HPXDSH -rilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Dengan demikian kecemasan mempunyai kon-tribusi dalam pemilihan strategi koping keluarga.

Berdasarkan hasil uji statistik variabel kece-masan diperoleh nilai r 6SHDUPDQ¶VUKR sebesar 0,412 artinya setiap kenaikan 5% variabel kece-masan dengan menganggap variabel lain selain kecemasan dikendalikan, maka akan diikuti ke-naikan pemilihan strategi koping sebesar 4,12%. Faktor kecemasan dalam penelitian ini ter-bukti mampu memberikan kontribusi yang

posi-WLI GDQ VLJQL¿NDQ KXEXQJDQQ\D GHQJDQ VWUDWHJL

koping keluarga dengan anggota keluarga pen-anggota keluarga pen- pen-derita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta. Hal ini dibuktikan hasil Uji Stattistik 5DQN 6SHDUPDQ¶V diperoleh per-bandingan nilai probabilitas tingkat kecemas-an = 0,003 < 0,05dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian nilai probabilitas lebih kecil dari nilai tabel kritis, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima atau ada hubungan yang positif

GDQVLJQL¿NDQDQWDUDWLQJNDWNHFHPDVDQGHQJDQ

strategi koping dengan anggota keluarga pende-anggota keluarga pende- pende-rita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta

Penderita dengan penyakit jantung dapat mengalami stress, kecemasan, dan gelisah karena sulit bernafas (Smeltzer 2001). Dalam penelitian keperawatan tentang keluarga, bahwa dengan adanya penyakit jantung iskemik (Tapp 1995 da-lam Friedman 1998), keluarga mengada-lami stress yang berhubungan dengan kebutuhan untuk pe-ran keluarga tambahan dan tanggung jawab un-tuk memonitor kesehatan. Reaksi seseorang ter-hadap adanya penyakit berbeda-beda tergantung dari keseriusan penyakit tersebut. Penyakit yang parah dan mengancam dapat menyebabkan per-ubahan emosional dan perilaku pada individu sebut dan bagi keluarganya. Perubahan yang ter-jadi seperti kecemasan, syok, penolakan, marah, dan menarik diri ( Potter & Pery 1995 ). Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul ter-hadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Selain itu kecemasan juga berhu-bungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan

NHOHPDKDQVSHVL¿N2UDQJGHQJDQKDUJDGLULUHQ

-dah terutama mu-dah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya mengamati sekali saja pada saat pengambilan data dan tidak diamati dalam jangka panjang. Sampel dalam penelitian ini ha-nya di Wilayah Surakarta, sehingga belum dapat mencerminkan hubungan kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan yang digunakan keluarga di semua jasa pelayanan kesehatan, dan masih ba-nyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat strategi koping. Penelitian ini hanya menganali-sis hubungan variable tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan. Selain itu, ancaman terhadap sistem diri, gangguan fungsi sistem keluarga, dan

NRQÀLN HPRVLRQDO WLGDN GLWHOLWL GHQJDQ SHUWLP -bangan waktu dan biaya penelitian yang terbatas. 5. KESIMPULAN

a. Tingkat kecemasan keluarga dengan anggota keluarga penderita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan di Wilayah Surakarta se-cara keseluruhan mengalami kecemasan be-rat yaitu 50 orang (100%).

b. Strategi koping yang digunakan keluarga dengan anggota keluarga penderita gang-guan jiwa riwayat perilaku kekerasan di Wilayah Surakarta yang mempunyai strate-gi koping kurang efektif sebesar 12 orang (24%), strategi koping cukup efektif sebesar 13 orang (26%), dan strategi koping baik sebesar 25 orang (50%).

c. Hasil hipotesa8ML5DQN6SHDUPDQ¶V menun-jukkan ada hubungan yang positif dan

sig-QL¿NDQ DQWDUD WLQJNDW NHFHPDVDQ GHQJDQ

anggota keluarga penderita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan dengan strategi koping di Wilayah Surakarta.

SARAN

(8)

97 Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

pengelolaan gangguan jiwa riwayat perilaku

ke-NHUDVDQGHQJDQPHPDQIDDWNDQOHDÀHW\DQJGLVH -diakan oleh Puskesmas dan kontrol secara teratur dan konsultasi pada petugas kesehatan di Puskes-mas Mojosongo Surakarta.

Di harapkan bagi tenaga kesehatan khusus-nya perawat serta profesi kesehatan lain untuk lebih intensif mengkaji dan menangani masalah-masalah kecemasan baik pasien maupun keluarga yang terkait dengan anggota keluarga penderita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan juga faktor – faktor yang lain yang bisa menyebabkan kecemasan seperti lingkungan rumah sakit yang asing.

Perlu diadakan penelitian lebih lanjut ten-tang faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan dan strategi koping, selain faktor yang sudah diteliti.

6. REFERENSI

Doengoes, Marlyn E, 2006. Rencana Asuhan

.HSHUZDWDQ 3VLNLDWUL Alih bahasa Laila Mahmudah et al. Editor Monica Ester Ed. 3. Jakarta: EGC.

Isaac Ann, 2006. 3DQGXDQ%HODMDU.HSHUDZDWDQ .HVHKDWDQ-LZDGDQ3VLNLDWULNAlih bahasa D.P. Rahayuningsih, Editor Sari Kurnianing-sih Jakarta: EGC.

Keliat B.A. dan Akemat, 1996. 3URVHV .HSHU

-DZDWDQ-LZD Jakarta: EGC.

Keliat B.A dan Akemat, 1998. Marah Akibat

Pe-Q\DNLW\DQJGLGHULWD Jakarta: EGC.

Kristanty, P, 2009. $VXKDQ.HSHUDZDWDQ*DZDW 'DUXUDW Jakarta: Trans Info Media.

Machfoeds, I. 2007. Metodologi Penelitian Yog-yakarta: Fitramaya.

Mancini, Mary E., 2004. Pedoman Praktis

Prose-GXU.HSHUDZDWDQ'DUXUDW 3RFNHW0DQXDO

of Emergency Nursing 3URFHGXUHV Alih

ba-hasa / editor Ni Luh Gde Yasmin Asih, Ja-karta: EGC.

Maramis, W.F., 2005. Catatan Ilmu Kedokteran

-LZD Surabaya: Airlangga University Press.

Marlindawati, J. 2009. Penggunaan Restrain Pada

3DVLHQ$PXN3HULODNX.HNHUDVDQ'LWLQMDX GDUL6XGXW3DQGDQJ(WLNKWWSZZZOLEUDU\ XSQYM DFLGSGIVNHSHUDZDWDQ, diunduh tanggal 26 Juni 2012.

NANDA, 2010. 'LDJQRVD.HSHUDZDDQ'H¿QLVL GDQ.ODVL¿NDVL. Editor T.Heather Herdman, alih bahasa Made Sumarwati, dkk. Editor Monica Ester, Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. , 2005. Pengantar Pendidikan

GDQ ,OPX 3HULODNX .HVHKDWDQ Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurjanah, I., 20043HGRPDQ3HQDQJDQDQSDGD *DQJJXDQ-LZD0DQDMHPHQ3URVHV.HSHU

-DZDWDQGDQ+XEXQJDQ7HUDSHXWLN3HUDZDW ±.OLHQ Yogyakarta: Moco Media.

Nursalam, 2009. .RQVHS GDQ 3HQHUDSDQ 0HW

-RGRORJL3HQHOLWLDQ,OPX.HSHUDZDWDQ3HGR

-PDQ6NULSVL7HVLVGDQ,QVWUXPHQ3HQHOLWLDQ .HSHUDZDWDQ edisi 2. Jakarta: Salemba Me-dika.

Riwidikdo, H., 2010. Statistik Untuk Penelitian

.HVHKDWDQGHQJDQ$SOLNDVL3URJUDP5GDQ

SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rima.

Sugiyono, 2010. 6WDWLVWLN 8QWXN 3HQHOLWLDQ Bandung: Alfabeta.

Sulisetyowati E.C, 2009. 3HQJDUXK7HUDSL0XVLN 7HUKDGDS 3HUXEDKDQ 3HULODNX SDGD .OLHQ 6FKL]RIUHQLDGHQJDQ3HULODNX.HNHUDVDQGL 5XPDK6DNLW-LZD'DHUDK6XUDNDUWD Stuart, G.W., 20006. %XNX 6DNX .HSHUDZDWDQ

-LZDAlih bahasa Achir Yani S.H., Editor Yasmin Asih, Jakarta EGC.

Stuart and Sundeen, 2006. .HSHUDZDWDQ -LZD, Jakarta: EGC.

Townsen, M.C., 2009. %XNX6DNX.HSHUDZDWDQ 3DGD .HSHUDZDWDQ 3VLNLDWUL 8QWXN 3HP

-EXDWDQ5HQFDQD.HSHUDZDWDQAlih bahasa Novi Helena C.D., editor Monica Ester, Ed.3 Jakarata: EGC.

Videbeck, S.L., 2008. %XNX $MDU .HSHUDZDWDQ -LZD Alih bahasa Renata K., Afrina H. Edi-tor Pamilih E.K. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itulah maka masalah yang dikaji Bagaimana Manipestasi Pendidikan Budaya Sunda di Sekolah Menengah Atas Yayasan Atikan Sunda, Bagaimana kesadaran sejarah siswa

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah) dengan variabel Y (Kinerja Mengajar Guru). Teknik

Di dala se sus pe duduk, pe cacaha dilakuka terhadap seluruh pe duduk ya g erdo isili di ilayah teritorial I do esia ter asuk arga egara asi g kecuali a ggota

d. Menyusun hasil akhir analisis jabatan.. Pada tahap ini, TPAJ melakukan pengumpulan data untuk mendapatkan fakta-fakta dan keterangan dari pemegang jabatan, para

To achieve a desired motor performance (e.g., moving from A to B), different motor abilities (e.g., coordination, equilibrium, and reaction time) should be combined together,

Melon merupakan tanaman yang memiliki tipe bunga monoecious (bunga jantan dan bunga betina dalam satu tanaman) dan andromonoecious (pada satu tanaman dihasilkan bunga jantan

2 Distribusi geografi spesies trips yang berasosiasi dengan tanaman cabai 8 3 Tanaman sekitar petakan pengamatan cabai besar 13 4 Tanaman sekitar petakan pengamatan cabai rawit 13

Oleh karena itulah, peneliti akan meneliti sampel tingkat menengah (intermédiaire) dan tingkat mahir (avancé) pada situs www.polarfle.com untuk kemudian diteliti