• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS MEDIA ANIMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, SIKAP ILMIAH DAN ASSESMEN KINERJA SISWA PADA KONSEP SINTESIS PROTEIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS MEDIA ANIMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, SIKAP ILMIAH DAN ASSESMEN KINERJA SISWA PADA KONSEP SINTESIS PROTEIN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

101 Suriani Siregar

Mahasiswa Prodi Magister Pendidikab Biologi PPs Unsyiah, Banda Aceh, Aceh

Korespondensi: surysiregar@yahoo.co.id

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS MEDIA ANIMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, SIKAP ILMIAH DAN ASSESMEN

KINERJA SISWA PADA KONSEP SINTESIS PROTEIN

ABSTRAK:Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri berbasis media animasi terhadap pemahaman konsep, sikap ilmiah dan assesmen kinerja siswa pada konsep sintesis protein. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMA Negeri 9 Banda Aceh. Populasi penelitian berjumlah 144 siswa. Sampel berjumlah 55 siswa terdiri dari dua kelas yaitu kelas XII IPA1sebagai

kelas eksperimen berjumlah 27 siswa dan kelas XII IPA2sebagai kelas pembanding berjumlah 28

sis-wa. Data diperoleh menggunakan tes. Data sikap ilmiah diperoleh dengan kuesioner. Data asesmen ki-nerja diperoleh dengan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji-t. Hasil penelitian diperoleh: 1) Terdapat perbedaan pemahaman konsep secara signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri menggunakan media animasi dengan model diskusi menggunakan media gam-bar; 2) Terdapat perbedaan signifikan sikap ilmiah antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran inkuiri dan media animasi dengan model diskusi dengan media gambar; 3) Terdapat per-bedaan assesmen kinerja siswa secara signifikan antara siswa yang belajar menggunakan model pembe-lajaran inkuiri dan media animasi dengan model diskusi dan media gambar; 4) Terdapat hubungan posi-tif antara pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran in-kuiri dengan media animasi (r=0,743>0,389).

Kata Kunci: inkuiri, animasi, pemahaman konsep, sikap ilmiah, dan kerja ilmiah

EFFECT OF INQUIRY-BASED LEARNING MODEL AGAINST UNDERSTANDING MEDIA ANIMATION CONCEPTS, SCIENTIFIC AND ATTITUDES ASSESSMENT STUDENT PERFORMANCE ON THE CONCEPT OF PROTEIN SYNTHESIS

ABSTRACT:The research of this study aims to determine the effect of inquiry-based learning model to understanding the concept of animation media, scientific attitude and assessment of student perfor-mance on the concept of protein synthesis. In this study conducted in class XII student of SMAN 9 Banda Aceh. The study population totaled 144 students. Sample was composed of 55 students of class XII are two classes IPA1 as an experimental class numbered 27 students and the class as a class XII

IPA2comparison numbered 28 students. Understanding of the concept of data collected using the test

method, the scientific attitude of data collected by questionnaire and assessment of student performance was collected using the observation sheet. Data were analyzed using the statistical t-test. The results showed: 1) There is a significant difference between the understanding of concepts students are using inquiry learning model with the model animation and media discussion with media images; 2) There are significant differences in the scientific attitude among students who learn to use inquiry learning model with the model animation and media discussion with media images; 3) There are differences in assessments of student performance significantly among students who are taught using inquiry learning model with the model animation and media discussion with media images; 4) There is a positive rela-tionship between the understanding of scientific concepts and attitudes of students who learned with inquiry learning model with animated media (r = 0.743 > 0.389).

Keywords: inquiry, animation, understanding of the concept, scientific attitude, and scientific work

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu usaha menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan merupakan

(2)

selalu menuntut adanya perbaikan yang dilang-sungkan terus menerus. Pendidikan dapat dimak-nai sebagai proses mengubah tingkah laku anak di-dik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hi-dup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dal-am lingkungan aldal-am sekitar dimana individu itu berada (Sagala, 2007).

Pembelajaran Biologi di sekolah dituntut ef-ektif agar anak didik mampu menguasai materi pelajaran dengan optimal. Supaya pembelajaran di kelas efektif, guru harus menggunakan model pem-belajaran dan media pempem-belajaran yang bervaria-si, sehingga siswa tidak merasa bosan dalam me-ngikuti pelajaran. Penggunaan model pembelaja-ran dan media pembelajapembelaja-ran yang bervariasi juga dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan ber-prestasi dalam pelajaran sains khususnya Biologi, yang mana Biologi merupakan ilmu yang dipero-leh melalui eksperimen dan bersifat kuantitatif. Dengan model pembelajaran dan media pembela-jaran yang bervariasi diharapkan siswa tidak ngalami kejenuhan dan merasa senang dalam ngikuti pelajaran sehingga prestasi belajarnya me-ningkat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 9 Banda Aceh Khususnya pada kels XII IPA, guru masih menggunakan metode konvensional sehingga mata pelajaran yang diajar-kan menjadi tidak menarik, dan prestasi belajar sis-wa belum mencapai prestasi yang diharapkan. Ol-eh karenanya guru dituntut lebih kreatif dalam membuat rancangan pembelajaran biologi sebagai solusi yang menarik dan mampu mengembangkan kemampuan memori siswa yakni pembelajaran biologi berbasis inkuiri menggunakan media ani-masi.

Metode pembelajaran inkuiri merupakan su-atu metode yang mengacu pada susu-atu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau infor-masi, atau mempelajari suatu gejala. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Penemuan adalah metode pembelajaran di mana guru mem-berikan kebebasan siswa untuk menemukan se-suatu sendiri, karena dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara mendalam. Inti pembelajaran inkuiri adalah menggunakan pende-katan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan siswa. Pengetahuan pada pembelajaran inkuiri ini di konstruksi oleh siswa. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Hal ini relevan dengan teori pembelajaran konstruktivisme yang terdapat pada Gagnedalam Dahar (1989) dimana siswa be-lajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan

prinsip-prinsip, sehingga siswa didorong untuk mempunyai pengalaman dan melakukan percoba-an ypercoba-ang memungkinkpercoba-an mereka menemukpercoba-an prsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya. Jadi in-kuiri adalah metode pembelajaran di mana siswa terlibat aktif dalam menemukan prinsip-prinsip atau jawaban atas permasalahan yang dihadapinya. Selain penggunaan metode yang tepat, media pembelajaran merupakan sesuatu yang tidak kalah penting dalam kegiatan pembelajaran. Siswa da-pat terbantu memahami materi pelajaran yang di-sampaikan guru bila materi pelajaran tersebut dike-mas dalam media pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran Biologi, peran media pembelajaran cukup vital karena materi pelajaran biologi dapat disampaikan pada siswa dengan lebih jelas bila gu-ru memakai media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbentuk animasi. Media ini dipilih karena dapat dengan baik mewa-kili penggambaran atas berbagai kejadian dalam bidang biologi. Animasi tersebut dibuat dengan menggunakan program Macromedia Flash. Ani-masi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan (Wahono, 2008). Salah satu keung-gulan animasi dibanding media lain adalah kemam-puannya untuk menjelaskan perubahan keadaan tiap waktu. Hal ini sangat membantu dalam menje-laskan prosedur dan uru-tan kejadian. Animasi da-pat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Jika siswa tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke siswa. Animasi digunakan sebagai media pem-belajaran untuk menarik perhatian siswa dan me-numbuhkan kreatifitas siswa.

(3)

METODE

Desain penelitian eksperimen yang diguna-kan adalah pretest dan posttest control group de-sain. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII SMA Negeri 9 Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII IPA SMA Negeri 9 Banda Aceh yang berjumlah 144 siswa tahun pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian adalah dua kelas, yaitu: kelas XII IPA1 sebagai kelas

eksperi-men dengan jumlah 27 siswa dan kelas XII IPA2

sebagai kelas pembanding dengan jumlah 28 sis-wa.

Data penelitian yang diperoleh dilakukan uji normalitas memakai uji Chi-kuadrat, sedang untuk uji homogenitas digunakan uji F. Uji hipotesis de-ngan Uji-t dan dilanjutkan dede-ngan uji lanjut, jika terdapat perbedaan yang sangat nyata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Objek dalam penelitian ini adalah pemaha-man konsep, sikap ilmiah dan asesmen kinerja siswa sebagai hasil perlakuan antara penerapan model pembelajaran inkuiri berbasis media anima-si dan metode diskuanima-si dengan media gambar. Ada empat hal yang dibandingkan dalam penelitian ini, yaitu: 1) model pembelajaran inkuiri berbasis me-dia animasi dan metode diskusi dengan meme-dia gambar dalam peningkatan penguasaan konsep siswa, 2) model pembelajaran inkuiri berbasis me-dia animasi dan metode diskusi dengan meme-dia gambar dalam peningkatan sikap ilmiah siswa, 3) model pembelajaran inkuiri berbasis media ani-masi dan metode diskusi dengan media gambar dalam peningkatan asesmen kinerja siswa, 4) model pembelajaran inkuiri berbasis media ani-masi dan metode diskusi dengan media gambar dalam hubungan peningkatan pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa.

Pemahaman Konsep

Kemampuan utama yang diamati dalam pe-nerapan model inkuiri dengan animasi pada pem-belajaran sintesis protein di SMA Negeri 9 Banda Aceh adalah kemampuan pemahaman konsep, Pemahaman konsep siswa ditempuh dengan dua tahap yaitu: Kemampuan Awal Siswa (pretest) dan pemahaman konsep diakhir pembelajaran (post-test) setelah didapat nilai pretest dan posttest dari kedua kelas penelitian dapat dilakukan uji norma-litas Gain untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa terhadap sintesis protein. Hasil ana-lisis dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan data pada Tabel 1. dapat dike-tahui rata-rata nilai rata-rata pretest kedua kelas terdistribusi normal dan homogen. Artinya ke-mampuan awal dari kelas eksperimen dan pem-banding memiliki kemampuan awal yang sama.

Setelah diperoleh nilai pretes dan postes pada kedua kelas dilakukan uji signifikansi peningkatan hasil belajar siswa. Untuk menguji signifikansi peningkatan pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas pembanding di tempuh dengan menguji rata-rata N-gain pada kedua kelas. Hasil penelitan tentang penerapan model inkuiri berbasis animasi dikelas eksperimen dan model diskusi dengan media gambar di kelas pembanding memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan pema-haman konsep didiri siswa, dimana siswa di kelas model inkuiri berbasis animasi memperoleh nilai yang lebih baik dibandingkan dengan siswa di kelas diskusi dengan media gambar. Dimana rata-rata N-Gain dikelas eksperimen 80,89 sedangkan dikelas pembanding 71,71.

Perbedaan ini dapat dikarenakan adanya penggunaan animasi selama proses pembelajaran di kelas eksperimen. Media animasi yang ditampil-kan membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar dan siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga bisa mengamati, melaku-kan, dan mendemonstrasikan.

Penyajian materi dalam bentuk slide dengan animasi, gambar, dan variasi warna yang menarik mengarahkan perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk memahami materi-materi yang disajikan dan bertahan lama dalam ingatan siswa. Siswa dapat melihat langsung ilustrasi abstrak dan penyajian materi pun dapat dilakukan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Sesuai dengan pendapat Hamalik dalam Arsyad, (2002), bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat kan keinginan dan minat yang baru, membangkit-kan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Hasil proses pembelajaran yang mengguna-kan media animasi diperoleh beberapa informasi seperti: siswa memahami materi sintesis protein yang diberikan oleh guru karena dimodekan deng-an media deng-animasi, pembelajardeng-an menjadi mendeng-an- menan-tang dan memotivasi siswa untuk mencari tahu dengan bertanya, siswa menjadi aktif dan serius memperhatikan penjelasan guru saat penyajian kelas berlangsung, siswa menyukai animasi-animasi yang digunakan guru selama pembe-lajaran.

Tabel 1. Rata-rata nilai pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas pembanding

No. Kelas Rata-rata Gain

Pretest Posttest

(4)

Sikap Ilmiah Siswa

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kedua kelas terdapat perbedaan sikap ilmiah antara siswa di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Hasil uji statistik diperoleh harga thitung = 2,94.

Sedangkan harga t-tabel dengan db = 55 sebesar = 2,01. (thitung > ttabel). Dengan demikian, hipotesis

yang menyatakan terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model inkuiri berbasis animasi dengan kelas pem-banding dengan diskusi berbasis media gambar pada siswa kelas XII SMAN 9 Banda Aceh dite-rima.

Melalui pembelajaran model inkuiri berbasis animasi semua siswa dapat melihat bagaimana proses sintesis protein terjadi di dalam tubuh mela-lui tayangan animasi yang dilakukan oleh guru yang selama ini tidak dapat dilihat oleh siswa. Me-lalui animasi yang ditayangkan dapat menimbul-kan pertanyaan pada diri siswa hingga siswa lebih aktif dibandingkan dengan menampilkan gambar. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa tidak langsung dijawab oleh guru, melainkan dikumpul-kan dan dibuat menjadi rumusan masalah.

Rumusan masalah yang telah ditentukan akan diberikan kembali pada siswa dalam bentuk kelompok siswa dapat membuat hipotesis, melaku-kan pengamatan, membaca beberapa buku yang berhubungan dengan sintesis protein. Hasil akhir siswa dapat menganalisis hasil pengamatan hingga membuat kesimpulan. Melalui diskusi permasa-lahan yang didiskusikan merupakan pilihan dari guru, sehingga membuat siswa kelihatan kurang berantusias dalam berdiskusi.

Siswa dikelas eksperimen tampak lebih aktif belajar dibandingkan dengan kelas pembanding, aktifnya siswa belajar menumbuhkan sikap ilmiah positif pada diri siswa. Sikap ilmiah siswa dapat terlihat dari bagaimana mereka memiliki rasa ke-ingintahuan yang tinggi, memahami suatu konsep baru dengan kemampuannya tanpa ada kesulitan, kritis terhadap suatu permasalahan yang perlu di-buktikan kebenarannya, dan mengevaluasi kinerja-nya sendiri. Hal-hal inilah yang dapat membantu siswa belajar secara ilmiah, terstruktur, dan mandi-ri. Penelitian sebelumnya juga telah membuktikan bahwa melalui model inkuiri dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa seperti yang dikemukakan oleh Rustaman dan Efendi (2004) siswa yang belajar sains dengan berinkuiri memiliki penguasaan kon-sep yang tidak berbeda dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah dan penugasan, tapi mere-ka memiliki kelebihan dalam semangat berinkuiri dan keterampiln proses dan serta sikap ilmiah. Asesmen Kinerja Siswa

Hasil analisis hipotesis menunjukkan

terda-pat perbedaan asesmen kinerja antara siswa di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Perbeda-an asesmen kinerja siswa diuji dengPerbeda-an menggu-nakan uji t dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n1+

n2 -2, diperoleh ttabel = 2,01 dan thitung = 2,258.

Karena thitung > ttabel, maka hipotesis yang

menya-takan terdapat perbedaan asesmen kinerja siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model inkuiri berbasis animasi dengan kelas pembanding dengan diskusi berbasis media gambar pada siswa kelas XII SMAN 9 Banda Aceh diterima.

Perbedaan asesmen kinerja siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas pembanding hal ini dapat disebabkan oleh penya-jian materi sintesis protein di kelas eksperimen yang mengharuskan siswa untuk melakukan lang-kah-langkah ilmiah melalui inkuiri. Siswa di kelas pembanding tidak melakukkan langkah-langkah ilmiah, melainkan diskusi kelompok dalam pemba-hasan materi sintesis protein.

Hubungan Pemahaman Konsep dengan Sikap Ilmiah Siswa

Hasil analisis regresi juga menunjukkan bah-wa hasil belajar sisbah-wa berpengaruh secara signify-kan terhadap tanggapan siswa mengenai model pembelajaran yang digunakan oleh guru (thitung >

ttabel pada taraf signifikan 0,05) Hubungan yang

positif antara sikap ilmiah siswa dengan pemaha-man konsep dikelas eksperimen diperoleh dengan membandingkan nilai rhitung dan rtabel, hasil uji

regresi diperoleh rhitung = 0,743 dan rtabel = 0,389.

rhitung> rtabel,yang berarti bahwa terdapat hubungan

antara sikap ilmiah siswa dengan pemahaman kon-sep dikelas eksperimen.

Hasil uji regresi di kelas pembanding dipero-leh rhitung = -0,151 dan rtabel = 0,374, rhitung < rtabel,

yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan pemahaman konsep di-kelas pembanding. Perbedaan hubungan sikap il-miah terhadap pemahaman konsep siswa juga da-pat dilihat pada Gambar 1.

Perbedaan hubungan sikap ilmiah dengan pe-mahaman konsep di kedua kelas dapat disebabkan oleh perasaan siswa ketika mengikuti proses pem-belajaran sintesis protein. Perasaan senang dalam mengikuti pelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar lebih aktif dibandingkan dengan keterpak-saan, hal ini yang dirasakan oleh siswa di kelas eksperimen sehingga siswa di kelas eksperimen memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Perasa-an senPerasa-ang ataupun tidak senPerasa-ang siswa dalam me-ngikuti pembelajaran dapat dipengaruhi oleh kete-patan guru dalam menggunakan metode pembela-jaran, ketepatan pemilihan metode dapat juga mem-pengaruhi sikap ilmiah siswa.

(5)

bi-Gambar 1. Hubungan Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Siswa ologi dengan menggunakan strategi dan media

pembelajaran yang tepat seperti yang diharapkan dalam GBPP sangat berpengaruh positif pada sikap siswa SMA. Hovland dalam Azwar (2003) juga menyatakan efek terjadinya perubahan sikap pada seseorang siswa sangat tergantung pada se-jauh mana proses komunikasi diperhatikan, dipa-hami dan diterima. Model pembelajaran inkuiri dengan animasi memberikan peluang bagi siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan dalam menja-wab petanyaan yang diajukan oleh siswa, dan sis-wa juga dapat menemukan jasis-waban hingga meng-analisa permasalahan sehingga lebih mudah bagi siswa untuk memahami apa yang dikomunikasikan dibandingkan dengan berdiskusi dengan media gambar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan hipotesis yang diajukan, dapat disimpulkan: terdapat perbe-daan pemahaman konsep, Sikap ilmiah dan ases-men kinerja siswa melalui penerapan model pem-belajaran inkuiri dengan media animasi dan lebih baik dibandingkan dengan metode diskusi dengan media gambar pada konsep sintesis protein di SMA Negeri 9 Banda Aceh dan Ada hubungan positif antara pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembe-lajaran inkuiri dengan media animasi dan tidak ada hubungan pemahaman konsep dan sikap ilmiah terhadap penerapan model diskusi dengan media gambar pada konsep sintesis protein di SMA Ne-geri 9 Banda Aceh.

DAFTAR RUJUKAN

Arsyad, A. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dahar, W. R. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Kusmarni, Y. 2012. Penerapan Asesmen Kinerja pada Pembelajaran IPS. Prosiding. http://file. upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJ ARAH/196601131990012-YANI_KUSMAR-NI/Prociding_IPS.pdf. diakses pada tanggal 18 November 2013.

Rustaman, N. dan Efendi. (2004). A Study on Learning Cycles Models Through Hand on Techniques Based on Conceptual Mastery And Inquiry Ability for Secondary School Science. Paper Presented in APEC Seminar on Best an Innovations in The Teaching and Learning Science and Mathematics at the Secondary School Level. Di Penang, Malay-sia.

Rustaman., Arifin dan Permanasari. 2007. Menge-fektifkan Pembelajaran Sains dan

Animasi-nya untuk Mengembangkan Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dengan Berbagai Me-tode. Laporan Penelitian Hibah Pasca. Dep-diknas.

Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelaja-ran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sanger, M. J. 2000. Adressing Student Misconcep-tions Concerning Electron Flow in Aqueous Solutions With Instruction Including Com-puter Animations and Conceptual Change strategies. International Journal Science and Education, Vol.22.No.5, 521-537. Diakses pada tanggal 10 November 2013.

Sholahuddin, (1993). Pemberdayaan Mata Pelaja-ran IPA Dalam Upaya Menumbuh Kem-bangkan Sikap Positif Terhadap Lingkungan. http//www.Depdiknas.go.id/jurnal /32/pem-berdayaan mata pelajaran IPA. Htm. diak-ses September 2012.

(6)

Gambar

Tabel 1. Rata-rata nilai pretes dan postes kelaseksperimen dan kelas pembanding
Gambar 1. Hubungan Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Tiada lain kesimpulan sementara dari penniless untuk jangka panjang, ialah bahwa filosofi instrumentalisme menjadi suatu wahana dan alat yang sangat strategis

acutatum , karena ekstrak rimpang lengkuas di samping mengandung Alkaloid, Triterpenoid, Flavonoid dan Saponin juga mengandung senyawa Galangin dan Eugenol yang

4.3.3 Kepuasan Pengunjung atas Indikator Mutu Sarana Pendukung Wisata di Kawasan Taman Wisata Alam Cimanggu

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort &amp;

Terhadap sistem yang dibangun dilakukan pengujian: (1) imperceptibility dengan menggunakan PSNR dengan ukuran citra dan panjang data berbeda, dan (2) menguji

Dalam bahasan ini penulis mencoba mengkomparasikan antara beberapa pendapat para pakar yang mengatakan bahwa Islam adalah agama dan negara dengan yang mengatakan Islam merupakan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, anugrah dan karunia sehingga dengan ijinnya penulis dapat menyelesaikan penelitian

Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.. tanda intravital yang ditemukan pada kasus tenggelam