• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter I Kemampuan Bakteri Kitinolitik Asal Rizosfer Tanaman Karet Dalam Akar Putih Pada Bibit Karet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter I Kemampuan Bakteri Kitinolitik Asal Rizosfer Tanaman Karet Dalam Akar Putih Pada Bibit Karet"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia.Tanaman ini memiliki peran yang cukup penting sebagai penghasil komoditi ekspor yang merupakan sumber devisa negara bagi perekonomian masyarakat Indonesia (Lubis, 2002). Pengembangan industri karet memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani, masyarakat, dan negara (Kusdiana, 2011). Sehubungan dengan peranannya yang penting masyarakat Indonesia hingga saat ini masih terus meningkatkan pembudidayaan tanaman karet. Menurut BPS (2013) menyatakan bahwa perkembangan luas perkebunan karet di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 3,55 juta hektar dengan produksi karet sekitar 3,56 juta ton/tahun.

Budidaya tanaman karet mempunyai hambatan yaitu serangan penyakit yang merugikan petani karet karena penurunan produksi karet dan biaya dalam

pengendalian penyakit tersebut (Muharni & Widjajanti, 2011). Salah satu penyakit penting yang menyerang tanaman karet adalah penyakit jamur akar putih

(JAP) yang disebabkan oleh cendawan Rigidoporus lignosus (Farid et al. 2006; Holliday 1996; Ilahang et al. 2006). Adanya serangan cendawan ini menjadi salah satu pembatas yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi karet di Indonesia (Nugroho, 2010). Tanaman karet yang terserang JAP memiliki gejala awal berupa busuknya akar tanaman yang menyebabkan tanaman mudah roboh dan daun tanaman yang terserang akan menguning dan gugur yang selanjutnya diikuti oleh matinya ranting tanaman (Nugroho, 2010). Selain jamur akar putih terdapat jamur patogen penginfeksi daun tanaman karet yaitu Corynespora dan Colletotrichum yang menyebabkan daun busuk dan gugur dari ranting tanaman

karet (Evueh & Ogbebor, 2008; Jayasinghe & Fernando, 2009; Manju et al. 2014).

(2)

2

memiliki efek negatif terhadap kesehatan manusia, menyisahkan residu yang menyebabkan pencemaran lingkungan, serta terbunuhnya organisme yang bukan target (Soytong et al. 2005; Haggag & Moamed 2007; Leelavathi & Reena 2014). Untuk menghindari efek negatif dari penggunaan senyawa kimia ini diperlukan pengendalian secara biologi sebagai metode alternatif dalam mengendalikan serta menghambat penyebaran penyakit tersebut (Kaewchai & Soytong, 2010; Suryanto et al. 2014).

Secara alami agen pengendali hayati jamur patogen tersebut terdapat didalam tanah (rhizosfer). Agen pengendali hayati tersebut salah satunya adalah bakteri kitinolitik yang berperan dalam mendegradasi dinding sel jamur yang pada akhirnya menyebabkan kematian pada jamur patogen tersebut. Menurut

Albouvette et al (2006) terdapat mikroorganisme antagonis yang selalu berinteraksi dengan berbagai penyakit tanaman di dalam tanah yang berperan

penting sebagai agen pengendali hayati pada penyakit tanaman. Bakteri kitinolitik dari penelitian sebelumnya (Situmeang et al, 2014) yang diisolasi dari rizosfer tanaman karet memiliki potensi dalam menghambat R. lignosus secara in vitro. Dua isolat isolat yang diberi kode FS 4 dan FS 7 memiliki zona hambat tertinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk megetahui potensi bakteri kitinolitik rizosfer dalam menghambat pertmbuhan jamur patogen pada tanaman karet R. lignosus Corynespora, Colletotrichum secara in vitro dan kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan jamur akar putih (Rigidoporus lignosus) pada bibit tanaman karet secara in vivo untuk mendapatkan agen pengendali hayati yang lebih baik.

1.2 Permasalahan

(3)

3

merupakan alternatif terbaik dalam mengendalikan perkembangan penyakit tanaman yang disebabkan oleh beberapa jenis jamur patogen. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan bakteri kitinolitik rizosfer tanaman karet dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen pada tanaman karet.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk:

1. mengetahui potensi bakteri kitinolitik rizosfer tanaman karet dalam mengendalikan jamur patogen tanaman karet R. lignosus, Corynepora dan Colletotrichum secara in vitro.

2. mengetahui potensi bakteri kitinolitik rizosfer tanaman karet dalam menghambat pertumbuhan R. lignosus penyebab penyakit jamur akar putih

pada bibit tanaman karet secara in vivo

1.4 Hipotesis

1. Isolat bakteri kitinolitik rizosfer tanaman karet mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen tanaman karet Rigidoporus lignosus, Corynespora, Colletotrichum secara in vitro

2. Isolat bakteri kitinolitik rizosfer tanaman karet mampu menghambat pertumbuhan Rigidoporus lignosus penyebab jamur akar putih pada bibit tanaman karet

1.5 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa dalam rangka memperlancar kegiatan RTAR dalam proses regenerasi Pengurus PMII Rayon “KI HAJAR DEWANTARA” Periode 2015-2016, maka perlu adanya Tata Tertib Rapat Tahunan

ruanglingkupyangsudahlebihluasdarisebelumnya.Dengan melihat hasil penelitian ini yang menunjukkan kontribusi dari model variasi variabel hanya 12% maka dapat

dijumpai pada sampel nyamuk yang berasal drui Bandung. Ini bernrti lnrih: tersebut.. spesifrk untuk nyamuk-nyamuk strain K.L.I.IRU. Jadi jelns terdapnt

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan perbedaan perbaikan tingkat keluhan gejala klinis yang dinilai secara subyektif dengan Visual Analog Scale (VAS) pada

maka berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,

“ Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar Pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi ”. Penelitian ini dikembangkan dengan model

Uji ahli dilakukan dalam upaya untuk memperoleh masukan terhadap sistem aplikasi pengolahan nilai supaya pada saat produk ini digunakan bisa memberikan hasil

Apabila nantinya dikemudian hari ternyata PIHAK PERTAMA tidak dapat membayar hutang tersebut, maka PIHAK KEDUA memiliki hak penuh atas barang jaminan baik untuk dimiliki