TUGAS REVIEW PESTISIDA DALAM PERTANIAN
DAMPAK HERBISIDA ORGANISME NON-TARGET TERHADAP PRODUKSI PADI DALAM SISTEM IRIGASI BERKELANJUTAN :
KONDISI TENTANG PENGETAHUAN DAN PROSPEK MASA DEPAN
OLEH :
ST. KHAIRIYAH NIM G2A113002
PROGRAM STUDI AGRONOMI PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
PENDAHULUAN
Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan yang paling penting dan merupakan makanan
pokok bagi lebih dari setengah populasi dunia, sangat penting dalam strategi pengembangan yang akan meningkatkan
ketahanan pangan global
Di Indonesia Padi merupakan komoditas strategis ditinjau dari aspek ekonomi, sosial,
dan politik karena tanaman pangan
terpenting yang menyangkut hajat hidup dan kebutuhan dasar hampir seluruh rakyat
Strategi pembangunan pertanian, usaha pencapaian swasembada pangan
dilakukan dengan penerapan teknologi pertanian yang intensif berupa
pemakaian bibit unggul, pupuk buatan dan pestisida dalam pengendalian gulma,
hama dan penyakit tanaman
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil padi baik kualitas
Kehadiran gulma pada lahan sawah dapat menimbulkan masalah penting karena dapat
berpengaruh negatif (kompetisi) terhadap tanaman padi,
Penurunan hasil padi akibat gulma berkisar antara 6-87 %. Data yang lebih
rinci penurunan hasil padi secara
nasional akibat gangguan gulma 15-42 % untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 %
(Pitoyo, 2006).
Tujuan dari penggunaan herbisida adalah umumnya untuk mematikan beberapa jenis
HERBISIDA Herbisida selain bermanfaat, juga menghasilkan dampak
buruk bagi kesehatan manusia dan
lingkungan.
Penggunaan Herbisida berlebih tidak hanya akan
menjadikan gulma resistan terhadap herbisida tetapi juga dapat mempengaruhi organisme
non target yang berada dalam ekosistem padi sawah.
TUJUAN
UNTUK MENGETAHUI DAMPAK ORGANISME NON TARGET
TERHADAP PRODUKSI PADI SERTA KONDISI TENTANG PENGETAHUAN
Jenis gulma yang umumnya tumbuh pada ekosistem padi sawah, adalah gulma yang tahan genangan. Terdapat 33 jenis gulma yang sering dijumpai tumbuh di pertanaman padi sawah dengan perincian 10 jenis dari golongan rumput, 7 jenis golongan teki dan 16 jenis golongan daun lebar.
.
PEMBAHASAN
Jenis herbisida yang digunakan
dalam
mengendalikan
gulma
padi
diantaranya
adalah
paraquat
(herbisida
kontak),
glifosat dan sulfosat (herbisida
sistemik),
propanil
(herbisida
selektif mengendalikan gulma
daun pita) dan 2,41D amina
(herbisida
selektif
mengendalikan gulma berdaun
lebar dan teki).
B. Dampak Herbisida pada
Organisme Tanah dan Non
Target pada Sawah Lahan
Basah
Dampak pada Mikroorganisme Non Fotosintetik
Stenotrophomonas maltophilia, yang
merupakan mikroorganisme yang hadir pada sawah irigasi Sering kali mengalami kondisi stres yang disebabkan oleh Aplikasi herbisida.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
campuran quinclorac dan
bensulfuron-metil (BSM) menginduksi aktivitas
antioksidan enzim superoxide dismutase
dan katalase dari
S. maltophilia
,
sehingga menunjukkan stres oksidatif
yang disebabkan herbisida. BSM tidak
mempengaruhi jumlah bakteri, baik
yang berada dalam, atas dan tanah
Dampak pada Mikroorganisme Fotosintetik
Hasil penelitian juga menunjukkan keberadaan residu pestisida dapat
menyuburkan ganggang. Dengan suburnya ganggang, dapat mengakibatkan cahaya
matahari sulit untuk masuk. Ini mengakibatkan hewan-hewan atau
fitoplankton tidak mendapat cahaya. Jika fitoplankton tidak mendapat cahaya, maka
tidak akan dapat berfotosintesis dan tidak dapat menghasilkan makanan untuk
hewan-hewan air lainnya.
Di alam Cyanobakteria juga banyak terdapat di persawahan yang tergenang. Jenis-jenis Cyanobakteria yang ada di air sawah antara lain Anabaena, Scytonema,
Tolypothrix, Fischerella, Halosiphon, Mastigocladus, Stigonema, Westiellopsis,
Campylonema dan Microchaete. .
Cyanobakteria
,
Berperan :
Sebagai produsen bagi organisme
lain seperti zooplankton, ikan kecil atau udang kecil karena
kemampuannya melakukan
fotosintesis.
Menfiksasi nitrogen
Menyekresikan (mengeluarkan
vitamin B 12), auxin dan asam askorbat yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi.
Simbiosis antara Cyanobakteria
Hasil
penelitian
menunjukkan
Konsentrasi tinggi bensulfuron-metil
(8-10
ppm)
menghambat
pertumbuhan dan fotosintesis lebih
dari 50% pada
Anabaena variabilis
Ahluwalia et al. (2002) membuktikan bahwa penggabungan dosis yang relatif tinggi (> 5 μg.mL-1) dari Diquat pada Nostoc muscorum dan Cylindrospermum sp. bisa sangat beracun, sehingga mengurangi klorofil mereka, juga menurunkan
pertumbuhan yang berpuncak lisis pada sel.
Dampak pada
Invertebrata
Invertebrata merupakan hewan yang tidak
memiliki tulang belakang dan berperan sebagai penyeimbang dalam ekosistem.
Herbisida bertanggung jawab pada
pengurangan umum jumlah invertebrata dalam lanskap pertanian (Stoate et al., 2009).
Populasi copepoda, cladocerans dan
Dalam sebuah studi yang dilakukan
oleh Uno
et al
. (2001), karakteristik
akumulatif residu dalam organ
kedua moluska kerang,
Corbicula
Leana
dan
Anodonta woodiana
, yang
diperiksa selama musim tanam padi
menunjukkan bahwa tiobenkarb
terakumulasi dalam
C. Leana
dan
A.
woodiana
pada tingkat yang sangat
tinggi. Karena itu invertebrata juga
berperan dalam indikator biologis
untuk mengetahui tingkat
Dampak pada Vertebrata
1. Dampak pada Ikan
Beberapa herbisida mengandung tembaga sulfit yang beracun bagi ikan dan hewan air lainnya. Penerapan herbisida pada perairan dapat mematikan tanaman air yang menjadi
makanan dan penunjang habitat ikan,
menyebabkan berkurangnya populasi ikan.
Pestisida dapat terakumulasi di perairan dalam jangka panjang dan mampu
membunuh zooplankton sumber makanan utama ikan kecil. Beberapa ikan memakan
serangga; kematian serangga akibat
2. Dampak pada Amfibi
•
Kecebong bermetamorfosis dalam
bentuk yg lebih kecil
•
Menurunkan kemampuan
menangkap mangsa dan
menghindar dari predator
•
Bahan aktif endosulfan : terdapat
keanehan pada pertumbuhan
kecebong
•
Bahan aktif atrazin : perubahan
kodok jantan menjadi hemafrodit,
•
Menurunkan kemampuan
PENUTUP
Masalah lingkungan saat ini tentang residu herbisida di lapangan yang terakumulasi dalam air, tanah dan bahan makanan mungkin tidak akan lenyap di tahun-tahun mendatang.
Sebagai hasil dari ketergantungan berat pada herbisida Beberapa spesies gulma berkembang dan menjadi resisten terhadap herbisida, termasuk gulma rumput yang paling merusak, Echinochloa
Gressel dan Valverde (2009)
merekomendasikan
Hasil penelitian Xuan
et al
.,
yang dilakukan di Fakultas
Pertanian, Universitas Miyazaki,
Jepang, penggunaan
daun
Ageratum
dengan dosis 2
ton/ha dapat menekan sampai
75% gulma pada tanaman padi
seperti
Aeschynomene
indica,Monochoria
vaginalis
dan
Echinochloa
Kemampuan Ageratumsebagai allelopathy diidentifikasi karena adanya 3 phenolic acid yaitu gallic acid, coumalic acid dan
protocatechuic acid, yang dapat
menghambat pertumbuhan beberapa gulma pada tanaman padi.
Selain itu penggunaan
daun Ageratum dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil panen padi sampai 22% lebih baik dibandingkan kontrol, dan 14% dibanding dengan penggunaan
herbisida. Hal tersebut diduga karena
penambahan daun Ageratum meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah yang