• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN DAN LATIHAN MSDM dan ada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN DAN LATIHAN MSDM dan ada "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bila mana seseorang akan mengerjakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang asing baginya, terasalah perlunya terlebih dahuku mempelajari cara bagaimana mengerjakan. Hamper tidak ada seseorang yang mampu melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan dengan baik, bila mana tidak dipelajarinyaterlebih dahulu. Bahkan sungguhpun pekerjaan itu nampkanya mudah, misalnya mengetik surat, selalu orang yang belum mempunyai pengalaman, mengalami kesukaran dalam melaksanakannya.

Dalam sesuatu perusahaan di mana ditempatkan pegawai untuk sesuatu jabatan tertentu, atau dimana egawai lama ditugaskan untuk memangku jabatan baru, bila diharapkan pegawai tersebut sukses mengerjakan tugas-tugasnya, perlulah pegawai tersebut dididik atau dilatih terlebih dahulu.

Pemberian pendidikan dan pelatihan kepada pegawai dalam sesuatu perusahaan merupakan tanggung jawab setiap manajer lini. Memang, sebelum timbulnya Scientific Management, sebagian dari pemimpin perusahaan, namun mereka belum menganggap hal itu merupakan tanggung jawab mereka. Seharusnyalah, setiap manajer mengambil peranan dalam proses pendidikan atau pelatihan. Kontribusinya bukan berakhir pada suatu titik, akan tetapi hal itu merupakan peranan kontinyu. Memang seorang manajer dapat mempergunakan bantuan satu atau lebih ahli untuk pendidikan dan pelatihan, namun dialah yang mempertanggungjawabkan tugas-tugas tersebut. Para manajer tetap mengambil keputusan, para ahlinya hanya member layanan dan bantuan untuk latihan atau pendidikan yang bersangkutan.

Pendidikan dan pelatihan sesungguhnya tidak sama, walaupun banyak persamaannya. Kedua-duanya berhubungan dengan pemberian bantuan kepada pegawai, agar pegawai tersebut dapat berkembang ke tingkat kecerdasan, pengetahuan dan kemampuan yang lebih tinggi. Pendidikan sifatnya teoritis daripada praktis, pelatihan bersifat penerapan daripada pengetahuan dan keahlian, jadi lebih bersifat praktis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dibahas sebagai berikut:

a. Apa pengertian pendidikan dan pelatihan? b. Apa sajakah jenis pendidikan dan pelatihan?

(2)

d. Bagaimana kebijakan dan prinsip pendidikan dan pelatihan? e. Apakebijakan dan prinsip pendidikan dan pelatihan?

f. Bagimana metode dan teknik pendidikan dan pelatihan? C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengertian pendidikan dan pelatihan b. Untuk mengetahui jenis pendidikan dan pelatihan

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian, atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka. Pendidikan berhubungan dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh lingkungan kerja. Pendidikan berhubungan dengan menjawab how (bagaimana) dan why (mengapa), dan biasanya pendidikan lebih banyak berhubungan dengan teori tentang pekerjaan. Sekaligus bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari seorang tenaga kerja. Secara konseptual pendidikan adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah, dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu ada dalam keseimbangan.

Pelatihan merupakan proses membantu tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap yang layak. Dalam ilmu pengetahuan tentang perilaku, pelatihan merupakan kegiatan lini dan staf yang tujuannya mengembangkan kepemimpinan untuk memperoleh efektivitas pekerjaan individual tenaga kerja yang lebih besar, hubungan antarindividu tenaga kerja dalam perusahaan menjadi lebih baik, dan penyesuaina manajer yang ditinggalkan kepada susasan lingkungan secara keseluruhan. Secara konseptual pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.

Dapat disumpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan dua hal yang hampir sama maksud pelaksanaannya, namun ruang lingkupnya yang membedakan karakteristik kedua kehiatan tersebut. Pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh mencakup fungsi yang terkandung di dalamnya, yakni perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan penilaian kegiatan umum dan pelatihan khusus bagi para tenaga kerja pengaturannya meliputi kegiatan formulasi, kebijakan pemberian pelayanan yang memuaskan, bimbingan, perizinan, dan penyeliaan.

(4)

Jenis pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan perusahaan khusus bergantung kepada bebrapa factor, seperti kecakapan yang diperlukan dapat diperoleh jalan pemecahannya pada perusahaan. Meskipun betapa pentingnya program pendidikan dan pelatihan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhn khusus.

Menurut sifatnya, pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pelatihan keahlian, dan pelatihan kejuruan.

1. Pendidikan Umum

Yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan memperoleh pengetahuan umum.

2. Pendidikan Kejuruan

Yaitu pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para peserta pendidikan maupun melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya. 3. Pelatihan Keahlian

Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan penegtahuan dan keterampilan yang disyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjan, termasuk didalamnya pelatihan ketatalaksanaan.

4. Pelatihan Kejuruan

Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf lebih rendah daripada pelatihan keahlian.

Menurut sasaran, pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pelatihan prajabatan dan pelatihan dalam jabatan.

1. Pelatihan Prajabatan (preservice Training)

(5)

Pelatihan prajabatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pelatihan prajabatan yang bersifat umum dan pelatihan prajabatan yang bersifat khusus.

a. Pelatihan Prajabatan yang Bersifat Umum

Yaitu pelatihan prajabatan yang harus diikuti tenaga kerja baru mengenai hal-hal umum yang menyangkut seluruh lingkungan pekerjaan, termasuk segala peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam perusahaan, sifatnya tertulis maupun tidak tertulis.

Pelaksanaan pelatihan prajabatan yang bersifat umum dapat diabagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1) Pelatihan parajabatan tingkat I, yaitu prajabatan yang diperuntukkan bagi para tenaga kerja biasa yang tidak akan diserahi jabatan tertentu dalam perusahaan merek bekerja.

2) Pelatihan prajabtan tingkat II, yaitu pelatihan prajabatan yang diperuntukkan bagi tenaga kerja yang menduduki/diserahi suatu jabatan tertentu pada tingkatan lower manager.

3) Pelatihan prajabatan tingkat III, yaitu peltihan prajabatan yang diperuntukkan bagi para tenaga kerja yang akan menduduki/diserahi suatu jabatan tertentu pada tingkat middle manager atau manajer tingkat menengah dan anggota board of director (dewan direksi) serta presiden perusahaan.

b. Pelatihan Prajabatan yang Bersifat Khusus

Yaitu pelatihan prajabatan yang dilaksanakan para tenaga kerja tertentu untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan memerlukan pengetahuan dan keterampilan secara khusus. Jadi, pelatihan prajabtan bersifat khusus ruang lingkupnya terbatas pada kegiatan yang bersifat teknis dan terbatas pada suatu lingkungan pekerjaan saja.

2. Pelatihan dalam Prajabatan (In Service Training)

Pelatihan dalam jabatan adalah suatu pelatihan tenaga kerja yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kualitas, keahlian, kemampuan, dan keterampilan para tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan. Pelatihan dalam jabatan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pelatihan dalam jabatan yang bersifat umum dan pelatihan dalam jabtan yang bersifat khsuus.

a. Pelatihan Jabatan yang Bersifat Umum

(6)

Biasanya materi yang disampaikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan dengan tujuan agar tenaga kerja mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

b. Pelatihan dalam Jabatan yang Bersifat Khusus

Yaitu pelatihan dalam jabatan yang diselenggarakan untuk para tenaga kerja yang ada dalam perusahaan akibat adanya inovasi baru atas segala sarana dan prasarana tersebut. Dalam pelaksanaannya, pelatihan dalam jabatan biasa dilaksanakan dalam perusahaan dengan jalan memanggil konsultan/tenaga ahli dalam bidang tersebut yang berfungsi sebagai pengajar maupun penyelia dalam pendidikan dan pelatihan.

Jenis pelatihan menurut Terry dapat dibagi menjadi pelatihan sebelum penempatan, pelatihan induksi, pelatihan di temapt kerja, dan pelatihan penyelia.

1) Pelatihan Sebelum Penempatan (Pre-Employment Training)

Pelatihan ini berhubungan dengan jenis dan jumlah instruksi yang diperlukan tenaga kerjayang tidak berpengalaman sebelum mereka bekerja pada perusahaan yang bersangkutan. Pelatihan ini biasanya diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan di luar perusahaan. Pelatihan sebelum penempatan biasanya lebih luas dan lebih penting dari pada jenis-jenis pelatihan lainnya. Pelatihan ini berusaha memberikan latar belakang intelektual dan mengembangkan seni berpikir dan menggunakan akal.

2) Pelatihan Induksi (induction Training)

Tujuan pelatihan induksi adalah untuk melengkapai tenaga kerja baru dengan keterangan dan informasi yang diperlukan untuk pengetahuan dan penegertian yang lengkap tentang praktek dan prosedur perusahaan.

3) Pelatihan di Tempat Kerja (On The Job Training)

(7)

4) Pelatihan Penyelia (supervisory Training)

Pelatihan penyelia diselanggarakan dengan tujuan memberikan keterangan dan informasi yang berhubungan dengan teori dan aplikasi mengenai teknis penyeliaan. Penyelenggaraan pelatihan penyeliaan dipandang paling penting dalam setiap perusahaan karenan diperlukan manajemen. Kursus dalam pelatihan penyelia telah direncanakan dan kebanyakan kursus semacam itu pada umumnya dipandang efektif.

C. Pengorganisasian Program Pendidikan dan Pelatihan

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja dapat dilaksanakan di dalam perusahaan maupun lembaga atau badan lain diluar perusahaan, tergantung tujuan yang ingin dicapai setelah tenaga kerja mengikuti pendidikan dan pelatihan, serta kondisi sarana dan prasarananya.

Untuk menjamin efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja diperlukan bagian-bagian pendidikan dan pelatihan. Yaitu suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman dan petunjuk teknis untuk berpikir dan melakukan suatu tindakan. Dalam pedoman dan petunjuk teknis untuk berpikir dan melakukan suatu tindakan dan berlaku lebih lanjut dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Bagian-bagian dalam pendidikan dan pelatihan meliputi:

Komponen-komponen pelatihan :

1. Tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur 2. Para pelatih harus memiliki kualifikasi yang memadai

3. Materi pelatihan harus sesuai dengan tujuan yang hendak ingin dicapai

4. Metode pelatihan harus sesuai dengan tingkat kemampuan pegawai sebagai peserta 5. Peserta pelatihan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

Prinsip perencanaan pelatihan :

1. Materi harus diberi secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan 2. Tahapan-tahapan tersebut harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai

3. Pemateri harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi belajar

4. Adanya penguat guna membangkitkan respon yang positif dari peserta 5. Menggunakan konsep shaping (pembentukan) perilaku.

(8)

3. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurannya 4. Menetapkan metode pelatihan

5. Mengadakan percobaan

6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi

Tujuan Pelatihan :

1. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif

2. Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional

3. Untuk mengembangkan sikap, sehingga dapat menimbulkan kemauan untuk bekerjasama 4. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal

5. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

D. Kebijakan dan Prinsip Pendidikan dan Pelatihan 1. Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan yang merupakan salah satu fungsi manajemen tenaga kerja diluar fungsi lain harus dilaksanakan, karena sebagai tanggung jawab atas pengembangan tenaga kerja, khususnya menyangkut kualitasnya. Kebijakan umum mengenai tenaga kerja pada umumnya menyarankan agar masing-masing tenaga kerja diberi kesempatan melanjutkan pendidikan dan pengembangan pribadi sambil bekerja. Meskipun tanpa kebijakan, kenyataannya setiap tenaga kerja memerlukan pendidikan dan pelatihan, untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Oleh karena itu, seluruh tingkatan menajemen sebenarnya memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan dan pelatihan pada semua heararki (tingkatan) perusahaan. Tanggung jawab tersebut bersifat terus-menerus karena hampir semua tenaga kerja baru memerlukan pendidikan dan pelatihan awal. Tenaga kerja lama memerlukan tambahan kualitas dalam bekerja, salah satunya adalah melalui pendidikan dan pelatihan tambahan. 2. Prinsip Pendidikan dan Pelatihan

a. Perbedaan Individu

Perbedaan individu dalam latar belakang sosial, pendidikan, pengalaman, minat, bakat, dan kepribadian harus diperhatikan

b. Motivasi

Agar peserta pelatihan belajar dengan giat perlu ada motivasi. Motivasi dapat berupa pekerjaan atau kesempatan berusaha, penghasilan, kenaikan pangkat atau jabatan, dan peningkatan kesejahteraan serta kualitas hidup. Dengan begitu, pelatihan dirasakan bermakna oleh peserta pelatihan.

(9)

Partisipasi aktif dalam proses pembelajaran pelatihan dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta pelatihan.

d. Prinsip Belajar

Belajar harus dimulai dari yang mudah menuju yang sulit, atau dari yang sudah diketahui menuju kepada yang belum diketahui.

e. Pemilihan Para Pengajar

Efektivitas program pelatihan antara lain bergantung pada para pelatih yang mempunyai minat dan kemampuan melatih. Anggapan bahwa seseorang yang dapat melatihkannya dengan baik pula tidak sepenuhnya benar. Karena itu perlu ada pemilihan para pelatih.

f. Metode pendidikan dan pelatihan

Terdapat berbagai metode pelatihan, dan tidak ada satupun metode pelatihan yang dapat digunakan untuk semua jenis pelatihan. Untuk itu perlu dicarikan metode pelatihan yang cocok untuk pelatihan.

E. Manfaat dan Dampak Pendidikan dan Pelatihan

Manfaat dan dampak yang diharapkan dari penyelenggaran pendidikan dan pelatihan bagi suatu perusahaan meliputi :

1. Peningkatan Keahlian Kerja

Keanekaragaman tingkat keahlian para tenaga kerja menjadikan adanya peningkatan keahlian karena ada tenaga kerja yang hamper memenuhi standard bahkan ada yang dibawah standar. Tenaga kerja memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas keahliannya dalam bekerja dan produktivitasnya. Kebiasaan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan sejenis dengan rutin dapat menjadi wahana selain dari pendidikan dan pelatihan untuk menigkatkan kualitas keahliannya.

2. Pengurangan Keterlambatan Kerja, Kemangkiran, serta Perpindahan Tenaga Kerja

(10)

3. Pengurangan Timbulnya Kecelakaan dalam Bekerja, Kerusakan, dan Peningkatan Pemeliharaan terhadap Alat-alat Kerja.

Timbulnya kecelakaan kerja biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau perusahaan. Maka dari itu untuk itu yang harus dilakukan seluruh hierarki manajemen yaitu melakukan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dimaksudkan agar alat-alat kerja terpelihara dan dapat ditingkatkan mengurangi resiko kecelakaan kerja dan kerusakan.

4. Peningkatan Produktifitas Kerja

Tujuan setiap perusahaan adalah memperoleh profitabilitas yang tinggi dan setiap proses mengalami penigkatan sesuai dengan yang diharapkan. Maka untuk memperoleh itu diadakannya pendidikan dan pelatihan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan gairah kerja motivasi kerja para tenaga kerja.

5. Peningkatan Kecakapan Kerja

Kecakapan kerja tenaga kerja perlu di tingkatkan di era komputerisasi ini semua pekerja dituntut untuk bisa menggunakannya. Dan salah satu cara untuk meningkatkan kecakapan kerja yaitu dengan metode pendidikan dan pelatihan. Metode ini tidak hanya mempelajari materi praktis saja tetapi juga materi teoritis terhadap segala jenis pekerjaan.

6. Peningkatan Rasa Tanggung Jawab

Setiap pekerja harus memiliki rasa tanggung jawab yang kuat. Tanggung jawab ialah kewajiban seseorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Makin tinggi tingkat hierarki perusahaan semakin beserta tnggung jawabnya. Untuk meningkatkan rasa tangung jawabnya itu dengan pendidikan dan pelatihan.

F. Metode dan Teknik Pendidikan dan Pelatihan 1. Metode Pendidikan dan Pelatihan

(11)

dan pekerjaannya. Metode pendidikan dan pelatihan yang biasa dianut manajemen meliputi :

a. Pelatihan di Tempat Kerja

Adalah dimaksudkan untuk memberikan petunjuk khusus kepada para tenaga kerja guna melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

b. Kuliah dan Konferensi

Metode kuliah sering digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Metode ini banyak sisi positifnya tetapi dinilai kurang efektif karena hanya memberikan (given) atau memindahkan ide, pengetahuan, keahlian dan kecakapan. Metode konferensi dalam pendidikan dan pelatihan adalah para peserta di dorong mengambil bagi andalan pembicaraan tentang masalah umum.

c. Studi Kasus

Metode berdasarkan kasus yang ada sehingga para tenaga kerja harus menganalisis kritis dan menyimpulkan tentang kasus itu dan memperoleh solusi yang tepat dari kasus tersebut.

d. Permainan Peran

Dalam metode permainan peran (role playing) peserta pendidikan dan pelatihan belajar memainkan salah satu peristiwa mengenai apa yang akan mereka kerjakan sungguh-sungguh.

e. Seminar dan Lokakarya

Seminar adalah metode pendidikan dan pelatihan yang dapat didefinisikan sebagai pertemuan ilmiah untuk membicarakan dan menemukan dalil-dalil, aksioma-aksioma, doktrin-doktrin, atau norma-norma/aturan-aturan baru mengenai suatu masalah. Loka karya pelaksanaannya dengan membentuk kelompok-kelompokberkisar 10 sampai 25 orang. Loka karya digunakan karena beberapa kebaikannya yaitu berfungsi spesifik, seperti professional dankejujuran, sertameberikancaramenetapkantujuan yang ingindicapai.

f. Simposium

(12)

g. Kursus korespondensi

Metode pendidikan dan pelatihan dalam proses pelaksanaanya lebih menitihberatkan pada materi yang berhubungan dengan pekerjaan yang sifatnya administratif. Kebanyakan berupa teori dan konsep.

h. Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok lebih ke interaksi oral/lisan dengan cara tatap muka dan tukar menukar informasi.

i. PermainanManajemen

Permainan manajemen ini dapat didefenisikan sebagai suatu proses pendidikan dan pelatihan yang dinamis dengan menggunakan sifat-sifat keputusan yang kronologis, menggunakan scenario yang merupakan simulasi dari kegiatan manajerial, yang susunan operasinya terpadu.

j. Kombinasi

kombinasi yaitu menghimpun kelebihan metode-metode untuk menjamin keberhasilan tujuan yang ditetapkan.

2. Teknik dalam Pendidikan dan Pelatihan

Pengetahuan tentang segala karakteristik teknik pendidikan dan pelatihan adalah sangat penting karena akan berpengaruh pada sukses tidaknya program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan.

Moekijat (1979) mengemukakan bahawa sebelum pendidikan dan pelatihan yang sesungguhnya dimulai, instruktru harus sudah siap memberikan instruksi. Program pelatihan instruksi pekerjaan menyarankan emapt langkah sebagi berikut :

a. Menyediakan Daftar Jam/Waktu Pelajaran

Berapa banyak kecakapan yang dimiliki para peserta pendidikan dan pelatihan berdasarkan lama waktu yang disediakan. Hal ini memberikan pedoman kepada peserta pendidikan dan pelatihan,instruktur, dan para untuk mencapai tujuan.

b. Membuat Rincian Pekerjaan(Break Down The Job)

Berupa anilisis urutan kerja yang harus dicatat semua hal rinci detail yang pentingb harus dicatat.

c. Menyiapkan peralatan, bahan-bahan, dan perlengkapan

Langkah ini merupakan persiapan yang penting sehingga tidak ada penundaan apabila pendidikan dan pelatihan hendak dimulai.

(13)

Pengaturan tempat kerja harus diusahakan sebaiknya mungkin dan sesuai dengan yang diharapkan para pekerja karena akan berpengaruh pada kondisi dan konsentrasi para peserta

Setelah itu melakukan persiapan, penggambaran pelaksanaan, pelaksanaan dan tindakan setelah itu atau tindak lanjut.

G. Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

Salah satu kegiatan yang penting harus dilakukan pendidikan atau pelatihan dalam melaksanakan tugas dan perannya adalah evaluasi. Kegiataan evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiataan pendidikan dan pelatihan, terutama dalam keseluruhan kegiataan belajar mengajar. Berhasil tidaknya proses pendidikan dan pelatihan akan banyak bergantung kepada kegiataan evaluasi yang di lakukan. Itulah sebabnya apabila berbicara tentang proses pendidikan dan pelatihan, masalah evaluasi sangat sulit untuk dipisahkan. Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian besar, baik mengenai tujuan, langkah pokok, teknik, alat evaluasi, maupun sistem penilaiannya.

1. Pengertian dan Tujuan Evaluasi

Pengertian evaluasi sering berkaitan dengan pengertiaan pengukuran. Perbedaannya terletak pada sifatnya, dimana evaluasi lebih luas dan bersifat kuantitatif. Evaluasi merupakan proses deskripsi perilaku para peserta secara kualitatif. Dari titik pandangan pendidkan dan pelatihan, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan program pendidikan dan pelatihan. Jadi, evaluasi memiliki dua unsur, yaitu proses yang sistematis dan pencapaian tujuan telah ditetapkan.

Evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai oleh peserta dalam suatu periode proses belajar mengajar tertentu.

b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan peserta dalam kelompoknya.

c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang telah dilakuakan para peserta dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan.

d. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh para peserta telah merealisasikan kapasitasnya menjadi suatu prestasi melalui kegiataan kegiatan pendidikan dan pelatihan.

e. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan dan pelatihan yang digunakan. 2. Langkah Pokok dan Evaluasi

(14)

Merupakan persiapan dalam kegiatan evaluasi. b. Pengumpulan Data

Merupakan pelaksanaan kegiatan evaluasi yang sesungguhnya baik berbentuk ulangan, ujian, maupun tes.

c. Verifikasi Data

Merupakan proses pemisahan data yang baik dab yang kurang baik. Data yang kurang baik akan diolah.

d. Pengolahan Data

Merupakan proses transfer dari data mentah menjadi data matang. e. Interpretasi Data

Merupakan proses verbalisasi hasil pengolahan data sebagai cara mengkomunikasikan proses evaluasi yang telah dilaksanakan.

3. Teknik dan Alat Evaluasi

Pada tahap ini sangat bergantung pada tujuan aspek penyelenggaraan, waktu, sasaran, dan kegiatan evaluasi. Berdasarkan bentuknya, teknik evaluasi dibedakan menjadi tes tertulis, tes lisan, tes kinerja.

a.Tes Tertulis

Memiliki ciri bahwa tes ini dilakukan dengan komunikasi tertulis. Dalam komunikasi ini pertanyaan disampaikan secara tertulis. Alat tes yang digunakan secara tertulis ini adalah tes essay dan bentuk objektif.

Ditinjau dari cara menjawab pertanyaan dalam bentuk essay: 1) Uraian bebas yaitu kebebasan dalam memberi jawaban;

2) Uraian terbatas yaitu penjawab diberikan jawaban sesuai dengan batasan soal tersebut.

Sedangkan tipe pertanyaan bentuk objektif dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:

1) Benar salah, dengan bentuk pertanyaan (steatment) yang memiliki kemungkinan benar salah;

2) Pilihan ganda, penjawab diminta memilih satu di antara kemungkinan jawaban yang disediakan;

3) Menjodohkan, penjawab diminta menjodohkan pertanyaan yang sesuai;

4) Bentuk isian, penjawab diminta untuk melengkapi pertanyaan dengan kata dan kalimat yang tepat

5) Jawaban singkat, penjawab dimimta menjawab pertanyaan dengan satu jawaban yang tepat dan singkat.

(15)

Tes ini memiliki ciri bahwa tes ini dilakukan dengan komunikasi lisan antara pengajar/ pelatih dengan peserta pendidikan dan pelatihan. Alat yang digunakan dalam tes ini antara lain adalah pedoman observasi dalam bentuk cek dan skala penilaian.

c.Tes Kinerja

Dilakukan oleh pengajar/pelatih dengan mengobservasi perbuatan yang dilakukan oleh peserta dalam situasi tertentu. Alat yang biasa digunakan dalam tes ini hampir sama dengan yang digunakan pada tes lisan, antara lain pedoman observasi, dalam bentuk cek list, skala penilaian, catatan, dan jenis lain yang sesuai dengan kinerja yang di evaluasikan.

4. Sistem Pemberian Nilai

Teknik dan sistem pemberian nilai bentuknya bermacam-macam.hal ini bergantung dari tujuan evaluasi, teknik, alat evaluasi, bentuk pertanyaan, dan sebagainya. Dengan demikian pula cara pemberian nilai untuk pertanyaan bentuk essayberbeda dengan bentuk objektif.

a. Sistem Pemberian Nilai Bentuk Essay

Dalam prosedur pemberian nilai terutama bentuk essay ada yang langsung dengan nilai akhir dengan sistem 0-100, dan ada pula yang menilai dengan skor mentah dulu, baru kemudian diolah secara statistika untuk memperoleh nilai akhir. Dengan metode ini dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:

1) Metode bagian, pada setiap jawaban diadakan penialaian langsung sesuai dengan sistem yang digunakan.

2) Metode keseluruhan, masing-masing instrumen atau soal dinilai keseluruhan untuk semua peserta pendidikan dan pelatihan.

3) Sistem pembobotan, setiap intrumen pertanyaan diberikan bobot berbeda. Dengan demikian, antara instrumen hafalan dan pengertian bobotnya berbeda.

b. Sistem Pemberian Nilai Bentuk Objektif

(16)

BAB III KESIMPULAN

1. Pendidikan dan pelatihan maka dapat disimpulkan bahwa, pendidikan dan latihan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan, mengembangkan, dan membentuk pegawai dimana pegawai mempelajari pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), kemampuan (ability) atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.

2.Dalam konteks dunia kerja secara tegas membedakan antara pendidikan dan pelatihan yaitu bahwa pendidikan lebih diarahkan untuk memecahkan knowledge problems, sedangkan pelatihan lebih pada skill problems, dan keduanya digunakan secara bersama untuk memecahkan motivation problems.

3.Tujuan-tujuan pendidikan dan pelatihan dapat dikelompokkan kedalam lima bidang, yaitu: a) Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih

cepat dan lebih efektif

b) Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional

c) Untuk mengembangkan sikap, sehingga dapat menimbulkan kemauan untuk bekerjasama d) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal

e) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

4. Beberapa prinsip dalam pendidikan dan pelatihan yiatu perbedaan individu, analisis jabatan, motivasi, partisipasi aktif, seleksi peserta pelatihan, seleksi pengajar, pelatihan pengajar, metode pelatihan, dan asas belajar.

(17)

oleh instansi kepada pegawai dengan tetap bekerja sambil mengikuti pendidikan dan latihan. Sedangkan Off the job training, dilakukan di luar tempat kerja pegawai.

(18)

DAFTAR RUJUKAN

Manullang, M & Manullang, M, A. 2011. Manajemen Personalia. Medan: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.

Referensi

Dokumen terkait

Penggalian potensi tidak optimal karena Wajib Pajak perusahaan migas dan pertambangan tersebar di banyak KPP, dimana petugas pada KPP-KPP tersebut tidak memiliki pemahaman

Tentu saya ingin berterimakasih kepada kedua dosen pembimbing saya, yaitu Bapak Zen Amirudin, M.MedKom dan Bapak Novin Farid Styo Wibowo, M.Si yang telah

Pondok pesantren ini mencanangkan visi: Sebagai sarana pendidikan agama yang sejalur dan berpegang teguh dengan asas-asas ahlusunah wal jamaah dengan penerapan yang telah

Dengan telah selesainya pelaksanaan Kegiatan ………, Pekerjaan……… Tahun Anggaran ………, dan dinyatakan baik berdasarkan penelitian/pemeriksaan hasil

Metode dalam penelitian ini dapat dipergunakan pada plant sejenis (PLTU) untuk proses optimasi dalam rangka mendapatkan interval overhaul yang optimal dengan mempertimbangkan

Simbol telah ada sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar- gambar pada dinding gua di

Sistem sirkulasi perencanaan letak kelas dan ruang laboratorium yang vernakular merupakan hubungan antar ruang-ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruang- ruang

Oleh karena itu, seandainya dakwah tidak menggunakan media dunia maya sebagai akses penyebaran nilai dakwah, dakwah tersebut akan dinilai sebagai sesuatu yang sudah usang