• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA PEMBERDAYAAN UMKM UNTUK MENGATASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "USAHA PEMBERDAYAAN UMKM UNTUK MENGATASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

USAHA PEMBERDAYAAN UMKM UNTUK MENGATASI KEMISKINAN

DI INDONESIA

Oleh :

MAHENDRA BAYU BINTORO

NIM F1217045 / Manajemen Transfer-B

PROGRAM MANAJEMEN TRANSFER S-1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

Usaha memgembangkan perekonomian nasional yang dilakukan oleh suatu negara merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan taraf hidup penduduknya. Pada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia yang masih berusaha untuk mengembangkan perekonomian dari masyarakat dengan perekonomian rendah menjadi kearah lebih maju supaya kesejahteraan dan ekonomi yang lebih baik.

Salah satu indikator keberhasilan pengembangan ekonomi di suatu negara adalah berkurangnya jumlah penduduk yang masuk dalam golongan miskin selama periode pengembangan ekonomi. Di Indonesia strategi pengembangan ekonomi diprioritaskan pada pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan arah dan tujuan pengembangan ekonomi nasional harus dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan hasil yang dicapai harus bisa dinikmati secara menyeluruh untuk semua rakyat. Tujuan akhirnya dari pembangunan ekonomi di Indonesia adalah mengurangi kemiskinan.

Kemiskinan di Indonesia terjadi di wilayah desa dan kota, tingkat kemiskinan wilayah pedesaan jauh meningkat dibanding kemiskinan dikota. Menurut Biro Pusat Statistik (dalam Suryamin,2012) indeks kedalaman kemiskinan naik dari 1,88 pada maret 2012 menjadi 1,9 pada september 2012. Indeks keparahan kemiskinan naik dari 0,47 menjadi 0,48 pada periode yang sama. Kantong penyebab kemiskinan desa, umunya bersumber dari sektor pertanian (sahdan,2005).

(3)

Ekonomi kerakyatan tidak akan lepas dari sektor UMKM (Usaha Kecil Mikro Menegah) sebagai sarana mengembangkan perekonomian Indonesia. Menurut (Kurniawan,2011 ; Duti dan Ayu,2013) dalam pratama (2015) upaya dalam mengembangan ekonomi nasional Indonesia yang menjadi prioritas yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM menjadi tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan untuk mengurangi permasalahan kemiskinan dan pengembangan mampu memperluas basis ekonomi serta dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional. Menurut Nuhung (2012) melalui kewirausahaan UMKM berperan sangat penting dalam menekan angka penganguran, menyediakan lapangan kerja, mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan membangun karakter bangsa.

Usaha mikro kecil dan menengah diatur didalam undang udang nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha Mikro sebagaimana diatur dalam perundang-undangan ini. UMKM merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan kerja dengan mengurangi kemiskinan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan dalam stabilitas ekonomi.

Pada tahun 2008, kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap pendapatan devisa nasional melalui ekspor nonmigas mengalami peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun atau 28,94 persen yaitu dengan tercapainya angka sebesar Rp 183,76 triliun atau 20,17 persen dari total nilai ekspor nonmigas nasional (Hamid dan Susilo, 2011). Selanjutnya pada tahun 2008, produk domestik bruto (PDB) nasional atas harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 1.997,73 triliun, kontribusi UMKM sebesar Rp 1.165,26 triliun atau 58,33 persen dari total PDB. Harga konstan tahun 2000 nasional mengalami perkembangan sebesar Rp 115,41 triliun atau 6,13 persen dari tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04 persen atau 2.156.526 orang dibandingkan (Hamid dan Susilo,2011).

(4)

BAB 2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara memperdayakan UMKM agar dapat mengatasi kemiskinan di Indonesia ?

BAB 3 KAJIAN LITERATUR

A. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia

UMKM merupakan kelompok usaha yang berada di perekonomian Indonesia. Kriteria usaha yang termasuk dalam usaha mikro kecil dan menengah telah diatur dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang usaha Mikro, Kecil dan menengah terdapat bebrapa kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria UMKM.

Menurut Menurut Rahmana (2008), beberapa lembaga atau instansi bahkan memberikan definisi tersendiri pada Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994. Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMK berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha Mikro (UM) merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang termasuk tenaga keluarga yang tidak bibayar. Usaha Kecil (UK) merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang.

Kementrian Koperasi dan UKM mengelompokan UKM menjadi tiga kelompok berdasarkan total aset, total penjualan tahunan dan status usaha dengan kriteria:

(5)

2. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria :

a. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupaih tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak 1 milyar rupiah. c. Usaha yang berdiri sendiri bukan perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah dan skala besar.

d. Bentuk badan usaha yang dimiliki perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan nusaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

3. Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria: a. Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari 200 juta rupiah dan paling

banyak 10 miliyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan usaha. b. Usaha yang berdiri sendiri bukan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai dan terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar.

c. Berbentuk usaha yang dimiliki perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum termasuk kopersi.

Menurut Kwartono (2007) secara garis besar UMKM dikelompokkan kedalam empat jenis, yaitu:

a. Usaha perdagangan, termasuk didalamnya keagenan, pengecer, ekspor/impor produk lokal dan sektor informal.

b. Usaha pertanian, termasuk didalamnya perkebunan, perternakan danperikanan.

c. Usaha industri, termasuk didalamnya industri makanan dan minuman, pertambangan, pengrajin dan konveksi.

d. Usaha jasa termaasuk didalammnya konsultan, perbengkelan, restoran jasakonstruksi tranportasi, telekomunisai dan pendidikan.

B. Konsep Pemberdayaan

(6)

mengalami masalah kemiskinan. Sebagai proses, pemberdayaan merujuk pada sendiri serta akan lebih kuat jika digunakan secara bersamaan.

1. Jari jempol, mewakili peran lembaga keuangan yang berperan dalam intermediasi keuangan, terutama untuk memberikan pinjaman/pembiayaan kepada nasabah mikro, kecil dan menengah serta sebagai Agents of development (agen pembangunan).

2. Jari telunjuk, mewakili regulator yakni Pemerintah dan Bank Indonesia yang berperan dalam Regulator sektor riil dan fiskal, Menerbitkan ijin-ijin usaha, Mensertifikasi tanah sehingga dapat digunakan oleh UMKM sebagai agunan, menciptakan iklim yang kondusif dan sebagai sumber pembiayaan.

3. Jari tengah, mewakili katalisator yang berperan dalam mendukung perbankan dan UMKM, termasuk Promoting Enterprise Access to Credit (PEAC) Units,

5. Jari kelingking, mewakili UMKM yang berperan dalam pelaku usaha, pembayar pajak dan pembukaan tenaga kerja.

C. Mengembangkan usaha UMKM

Perkembangan usaha merupakan suatu bentuk usaha kepada usaha itu sendiri agar nantinya suatu usaha dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesuksesan. Perkembangan usaha yang dilakukan oleh usaha yang sudah mulai terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk berkembang lebih maju lagi. Perkembangan usaha merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan omset penjualan (Purdi E.Chandra,2000).

(7)

Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah pada hakekatnya merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dengan pemerintah. Pada awalnya perkembangan UMKM belum mengalami kemajuan yang sangat berarti, namun setelah krisis moneter yang melandan Indonesia pada tahun 1997 sampai akhir 1998 membuat pemerintah Indonesia mulai mengembangan pemberdayaan UMKM sebagai sarana ketahanan dan stabilitas ekonomi di masa yang akan datang.

Menurut Hubeis (2009:11) Pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi (UKMK) tergantung pada beberapa faktor, yaitu:

a. Kemampuan UKMK dijadikan kekuatan utama pengembangan ekonomi berbasis lokal yang mengandalkan sumber daya lokal.

b. Kemampuan UKMK dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing.

c. Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar (domestik maupun ekspor)

d. Berbasis bahan baku lokal e. Substitusi impor.

D. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dimana adanya keterbatasan sebagaian manusia dalam mencukupi kebutuhanya. Menurut Ilyas Saad dan Irdam Ahmad (2016) ada umumnya kemiskinan selalu dikaitkan dengan tingkat pendapatan yang bisa dibedakan menjadi kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah jika penghasilan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar baik berupa makanan maupun non makanan. Sedangkan kemiskinan relatif menunjukkan tingkat ketimpangan dalam distribusi atau pembagian pendapatan diantara berbagai golongan penduduk, antar daerah maupun antar sektor kegiatan ekonomi.

(8)

kebutuhan dasar lainnya. Khusus untuk dasar kebutuhan makanan minimal yang digunakan adalah 2100 kalori perkapita perhari.

Menurut Bappenas kemiskinan adalah sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang laki- laki dan perempuan, tidak dapat memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan kekerasan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik baik bagi perempuan maupun laki-laki.

Badan koordinasi Penangulangan Kemiskinan dan SMERU (2001) Secara sistematis mengartikan kemiskinan dengan berbagai dimensi yaitu,

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan)

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (transportasi, kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi)

3. Tidak adanya jaminan masa depan (tidak ada investasi untuk pendidikan dan keluarga)

4. Kerentaan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun masal

5. Rendahnya kulitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber daya alam

6. Tidak dilibatkannya dalam kegiatan sosial masyarakat

7. Tidak ada akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan

8. Ketidakmampuan berusaha karena cacat fisik maupun mental

9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban kekerasan dalam rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

Penyebab kemiskinan di Indonesia disebabkan beberapa hal diawali permasalahan pemerataan pembangunan yang belum menyebar secara merata terutama didaerah perdesaan. Lalu yang kedua masyarakat miskin belum mampu menjangkau pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, air minum dan sanitasi. Terakhir harga kebutuhan bahan pokok yang cenderung kurang stabil membuat daya beli masyarakat miskin rendah (Bappenas.2007).

BAB 4 PEMBAHASAN

A. Asas, Tujuan dan Prinsip UMKM

(9)

berkeadilan,berkelanjutan, Berwawasan lingkungan, Kemandirian, Keseimbangan kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional.

Tujuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam Udang-Undang Nomor 20 tahun 2008 pasal 5 adalah

a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan

b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri

c. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Prinsip Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam Udang-Undang Nomor 20 tahun 2008 pasal 4 adalah

a. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.

b. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

c. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

d. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. Sumber daya dalam konteks ekonomi tidak hanya menyangkut aspek finansial tetapi meliputi semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. Secara politik, kemiskinan dilihat dari rendahnya akses terhadap kekuasaan. Pengertian kekuasaan dalam konteks ini mencakup tatanan sistem politik yang dapat menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan sumber daya. Tiga pertanyaan mendasar berkaitan dengan akses terhadap kekuasaan adalah :

1. bagaimana orang dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat,

2. bagaimana orang dapat ikut ambil bagian dalam pembuatan keputusan penggunaan sumber daya yang tersedia dan

(10)

kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas.

Indikator kemiskinan di Indonesia dijelaskan dalam indikator-indikator kemiskinan yang di publikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Indikator kemiskinan antara lain:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa. 5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya

alam.

6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

C. Program pemerintah dalam pemberdayaan UMKM

Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia tidak bisa terlepas dari dukungan dan peran pemerintah. Pemerintah dalam hal ini memberikan bantuan kredit dari perbankan untuk menyalurkan kredit kepada UMKM, salah satunya yang paling familiar adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Setiap tahun kredit kepada UMKM mengalami pertumbuhan dan secara umum pertumbuhannya. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro.

(11)

miskin akan tidak dapat terlayani karena Kesuksesan pemberdayaan UMKM akan terwujud bila semua stakeholder berperan secara bersama-sama sesuai peran masing-masing. Baik regulator termasuk Pemerintah Daerah, para pelaku UMKM dan dunia perbankan yang dapat bekerja sesauai dengan tugas dan fungsinya, maka keberhasilan dan kemajuan UMKM akan cepat terlaksana. Sehingga pada akhirnya peningkatan penerimaan pajak dari sisi penggalian wajib pajak baru maupun nilai pajaknya akan terus meningkat.

Pemerintah Indonesia sebagai regulator perekonomian, pada dasarnya telah banyak mengeluarkan program yang telah disediakan untuk memberdayakan UMKM. Program ini hendaknya terus dioptimalisasikan. Program-program pemerintah tersebut antara lain:

1. Kredit Usaha Rakyat (KUR) layanan kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh pemerintah melalui perbankan kepada UMKMKatau koperasi yang feasible tapi belum bankable. Feasible sendiri maksudnya adalah usaha tersebut memiliki kelayakan, potensi, prospek bisnis yang baik, dan mempunyai kemampuan untuk mengembalikan pinjaman.

2. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE),KKPE adalah kredit investasi atau modalkerja yang diberikan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, dan diberikan melalui kelompok tani atau koperasi. Program Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP) PUAP merupakan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan).

3. Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS)

4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM).

D. Penagulangan kemiskinan dengan pemberdayaan UMKM

Strategi penanggulangan kemiskinan merupakan upaya yang dilakukan pemerintah terhadap pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam menigkatkan kontribusi dalam lingkungan perekonomian Indonesia sehingga membuka lapangan kerja baru di berbagai daerah yang nantinya dapat mengurangi angka pengganguran dan menekan angka kemiskinan.

(12)

/informal, terutama di kalangan keluarga miskin dan atau di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan. Pengembangan usaha skala mikro tersebut dilaksanakan melalui peningkatan kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan usaha, peningkatan akses ke lembaga keuangan mikro, serta sekaligus meningkatkan kepastian dan perlindungan usahanya sehingga menjadi unit usaha yang lebih mandiri, berkelanjutan dan siap untuk tumbuh dan bersaing.

Pelaksanaan program-program pemberdayaan UMKM yang telah dilakukan oleh Kementrian Negara Koperasi dan UMKM yang berkerja sama dengan pemerintah propinsi dan daerah di fokuskan kepada (a)Pemberdayaan institusional UMKM dalam bentuk program penyederhaan perizinan, penataan Peraturan Daerah, penataan Peraturan perundang-undangan pengembangan dan revitalisasi koperasi, (b)Peningkatan akses UMKM terhadap sumber pendanaan, (c)Pemberdayaan dibidang produksi melalui bantuan sektor usaha selektif, (d)Pengembangan jaringan pemasaran, (e)Pemberdayaan sumberdaya UMKM dan (f)Pengkajian penelitian dan pengembangan sumberdaya UMKM dan koperasi.

Pemberdayaan dan pengembangan UMKM merupakan salah satu upaya untuk menanggulagi kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Caranya adalah memberikan akses kepada penduduk miskin untuk dapat terlibat dalam berusaha dan aktif dalam kegiatan usaha yang produkif. Upaya yang bisa dilakukan selanjutnya memberikan akses dalam mendapatkan bantuan atau kredit dari sektor perbankan.

BAB 5 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia adalah dengan memperdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di daerah dengan membuka lapangan kerja baru yang dapat menyerap pengangguran dan mengurangi angka kemiskinan. diharapkan kedepanya dapat mengurangi angka kemiskinan secara bertahap dari tahun ketahun agar kesejahteraan rakyat makin merata.

(13)

UMKM dapat dilakukan melalui kemudahan akses serta peningkatan pelatihan dan kegiatan penelitian yang menunjang perkembangan kepada UMKM.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Penanggulagan Kemiskinan RI. 2001. SMERU Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung : ALFABETA.

Bank Indonesia. 2011. Five Finger Philosophy:Upaya Memberdayakan UMKM,(online). Hubeis, Musa, 2009. Prospek usaha kecil dalam wadah inkubator bisnis / Musa Hubeis, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hubeis, Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis. Bogor:Ghalia. Indah.Rahmana, Arief. 2008. Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Informasi Terdepan

tentang Usaha Kecil Menengah.

Kwartono, M, 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah, Yogyakarta:Andi Offset.

Mardikanto, Totok dan Soebianto, Poerwoko. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Pamungkas, L. H. A., Susilo, S., & Pratama, Y. P. (2017). Peranan Pertanian Sistem Arealan dan Penanggulangan Kemiskinan di Pedesaan (Studi Kasus Desa Manukan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 15(1).

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung:Refika Aditama.

Prawirokusumo Soeharto, 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Yogyakarta:BPFE.

(14)

Rahayu ,Kurniawan. 2011. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Bantuan Modal Usaha Pengaruhnya Terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah Monel Di Kabupaten Jepara. Skripsi. Universitas Negeri Semarang ( tidak dipublikasikan).

Rahmatia Nuhung. (2012). Bisnis Manajemen. http://bisnismanajemen.co.id

Sabirin, S. 2001. Pemanfaatan Kredit Mikro untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Rakyat di dalamEra Otonomi Daerah. Orasi Ilmiah Lustrum IX Universitas Andalas, Padang

Sabirin, Syahril. 2001, Upaya Keluar dari Krisis Ekonomi dan Moneter, Orasi Ilmiah disampaikan pada tanggal 29 September di Padang.

Setyanto, A. R., Samodra, B. R., & Pratama, Y. P. (2015). Kajian Strategi Pemberdayaan UMKM Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas Kawasan Asean (Studi Kasus Kampung Batik Laweyan). ETIKONOMI, 14(2).

Setyanto, A. R., Samudro, B. R., & Pratama, Y. P. (2017). KAJIAN POLA PENGEMBANGAN UMKM DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN MELALUI MODAL SOSIAL DALAM MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS KAWASAN ASEAN. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 15(2).

Setyanto, A. R., Samudro, B. R., Pratama, Y. P., & Soesilo, A. M. (2015). Kajian Strategi Pengembangan UMKM Melalui Media Sosial (Ruang Lingkup Kampung Batik Laweyan). Sustainable Competitive Advantage (SCA), 5(1).

Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Suharto, Edi. 2006. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Susilo, Sri & Edy Suandi Hamid. 2011. Strategi Pengembangan UMKM di Provinsi DIY. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.12, Nomor 1. Juni 2011:45-55.

Udang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. www.bappenas.go.id

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil inventarisasi dan pengamatan yang dilakukan di Kebun Raya Bogor terdapat beberapa genus anggrek tanah yang berpotensi sebagai obat tradisional diantaranya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dibuat kesimpulan bahwa keterampilan generik sains peserta didik pada proses pembelajaran dikategorikan sangat

Kemudian harga K ini disubstitusikan ke persamaan (g), sehingga diperoleh bentuk persamaan arus pada rangkaian apabila saklar ditutup adalah :.. Rangkaian seperti di

Berdasarkan pembelajaran siklus I, masih terdapat banyak kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki untuk pembelajaran pada siklus berikutnya. Perbaikan

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis eksploratif yaitu suatu teknik analisa data yang menggali informasi secara jelas dan terperinci berdasarkan

corporate social responsibility , perputaran modal kerja, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah, peneliti ini merumuskan bagaimanakah

Surat A nda telah kami terima dengan baik. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan , dan misalnya yang didahului oleh pernyataan