G10A.201
Pengantar Ilmu Administrasi
Hakikat, Sejarah, dan Kedudukan Ilmu Administrasi serta Hubungannya dengan Ilmu-Ilmu Lain
Ravio Patra 170210110019
Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
1 I. HAKIKAT KONSEP ADMINISTRASI
1. Pengertian Administrasi secara Etimologis
Secara etimologis, administrasi berasal dari kata administration, dengan bentuk infinitif to administer; yang dapat diartikan to manage (mengelola) atau to direct (menggerakkan). Kata administrasi dapat pula berasal dari bahasa Belanda, adminnidtratie, yang memiliki arti stelselmatige verkrijging en verwerking van gegeven (tata usaha), bestuur (manajemen kegiatan organisasi), dan beheer (manajemen sumber daya; finansial, personel, dan gudang). Sementara itu, pada masa Romawi kuno terdapat banyak pengertian dari administrasi:
administer berarti pembantu, abdi, kakitangan, penganut;
administratio berarti pemberian bantuan, pemeliharaan, perlakuan, pelaksanaan, pimpinan, pemerintahan, pengelolaan;
administro berarti membantu, mengabdi, memelihara, menguruskan, memimpin, mengemudikan, mengatur;
administrator berarti pengurus, pengelola, pemimpin.
Pada zaman Romawi kuno ini, seorang administrator adalah orang yang mendapat kepercayaan melakukan tugas si pemilik harta kekayaan atau magister untuk mengurus semua kesatuan harta kekayaan berikut personil organisasi yang merupakan unit administrasi. Kegiatan yang dilakukan oleh seorang administrator disebut manajemen.
2 2. Pengertian Administrasi dalam Arti Sempit
Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan serta pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan maksud menyediakan keterangan untuk mempermudah mendapatkan informasi tersebut dan mencari hubungannya. Kegiatan tata usaha sendiri bertujuan memperlancar arus informasi (information flow), proses komunikasi (comunication
process), dan pengambilan keputusan (decision making). Sedangkan dalam arti yang lebih sempit, administrasi diartikan sebagai tata usaha (clerical work, office work) yang seringkali digunakan di Indonesia karena lazim digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda pada masa penjajahan. Berikut beberapa pengertian administrasi dalam arti sempit oleh para ahli:
Tata usaha pada hakikatnya adalah cara-cara pengendalian (handling) informasi.i
Tata usaha bersifat mencatat segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi untuk menjadi bahan keterangan bagi pimpinan.ii
Tata usaha mencakup setiap pengaturan yang rapi dan sistematis diikuti penentuan fakta-fakta secara tertulis dengan tujuan memperoleh pandangan menyeluruh serta hubungan timbal balik antara satu fakta dengan fakta lainnya.iii
Kegiatan tatau saha sendiri dapat dibagai kedalam tiga kategori:
Korespondensi atau surat-menyurat berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis mulai dari penyusunan, penulisan sampai dengan pengiriman informasi hingga sampai kepada pihak yang dituju; Ekspedisi yaitu pencatatan setiap informasi yang dikirim atau diterima,
baik untuk kepentingan internal maupun eksternal dengan maksud memudahkan mengetahui atau mebuktikan apakah suatu informasi yang dibutuhkan sudah dikirm atau diterima;
3 (records) sedangkan arsip (archive) adalah kumpulan dari warkat. Oleh karena itulah, dikenal peribahasa people forget, records remember.
3. Pengertian Administrasi dalam Arti Luas
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu disebut administrasi.iv
Adapun ilmu yang mempelajari fenomena kerja sama dan bersifat koperatif serta terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu disebut Ilmu Administrasi. Apabila sifat ilmunya berupa publik, maka kajian tersebut tergolong kedalam Ilmu Administrasi Publik (Public Administration); apabila bersifat privat maka disebut Ilmu Administrasi Niaga (Business Administration); dan jika bersifat internasional disebut Ilmu Administrasi Internasional (International Administration). Pada satu sisi, yang dapat digolongkan sebagai administrasi adalah kerja sama yang diorganisasi atau kerja sama keorganisasian (organizational cooperation).
Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian administrasi: Serangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang
dilakukan oleh sekelompok orang yang bekerja sama mencapai tujuan tertentu.v
Keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih dan terlibat dalam usaha kerja sama demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.vi
Segala proses pelaksanaan tindakan kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.vii
Keseluruhan proses dari aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan secara efisien dengan dan melalui orang lain.viii
4 Berdasarkan definisi-definisi di atas, administrasi memiliki ciri-ciri atau syarat harus adanya sekelompok orang, dilakukan secara bekerjasama, adanya pembagian tugas, dilakukan secara runtut dalam suatu proses, serta memiliki tujuan bersama yang telah ditentukan.
a. Kerja Sama (Cooperation)
Dalam kelompok kerja sama formal dan informal dibentuk karena alasan seperti pemuasan kebutuhan, kedekatan dan dayatarik, tujuan kelompok, dan alasan ekonomi. Selain itu, teori terbentuknya kelompok:
Teori Tukar-Menukar (Exchange Theory of Attraction)
Individu melakukan interaksi dan membentuk kelompok melalui proses tukar-menukar dipicu imbalan (reward) dan biaya (cost).
Teori Kesamaan Sikap (Theory of Similar Attitude)
Individu cenderung tertarik kepada orang lain dan membentuk kelompok karena dianggap mempunyai sikap yang sama dengannya. Prinsip Saling Melengkapi (The Principle of Complementary)
Daya tarik berinteraksi dan membentuk kelompok karena adanya prinsip saling melengkapi dan bukan persamaan sifat; tetapi perbedaan.
5 Setelah kelompok berkembang hingga memperlihatkan produktivitas dan pengendalian atas anggotanya, maka kelompok akan memiliki karakteristik seperti struktur yaitu pola hubungan antarposisi, hierarki status sebagai pembeda antarposisi, peranan, serta norma atau standar yang dipatuhi anggota kelompok.
Menurut pelakunya, kelompok dapat dibedakan menjadi beberapa kategori:
Menurut pelaku: kerja sama individual dan organisasional; Menurut bentuk: kerja sama formal dan informal;
Menurut daya ikatan: kerja sama sukarela dan terpaksa;
Menurut waktu: kerja sama sementara, periodik, dan terus-menerus; Menurut kepentingan: kerja sama atas dasar kepentingan ekonomi,
politik, sosial, dan pertahanan;
Menurut lingkungan wilayah: lokal, nasional, regional, dan internasional.
b. Pembagian Kerja (Division of Work)
Suatu kerja sama baru bisa berjalan dengan baik apabila ada pembagian kerja sehingga ada spesialisasi sesuai keahlian. Dengan kata lain, pembagian kerja berhubungan dengan sampai sejauh manakah pekerjaan atau tugas-tuga dispesialisasi. Menurut Luther Gullick, pembagian kerja penting karena:x
Setiap orang memilik perbedaan dalam pembawaan, kemampuan, serta kecakapan dan ketangkasan sehingga dibutuhkan spesialisasi;
Setiap orang tidak bisa berada di satu tempat yang sama bersamaan; Setiap orang tidak bisa melakukan dua hal berbeda bersamaan;
6 c. Tujuan (Goals)
Prinsip yang membedakan bentuk kerja sama yang satu dengan yang lain adalah pemanfaatan sumber daya yang diperlukan (input), pelaksanaan kegiatan (process), dan tujuan yang ingin dicapai (output). Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sehingga dibutuhkan kerja sama organisasional. Akan tetapi, tujuan yang ingin dicapai bukanlah tujuan individu, akan tetapi organisasi (organizational goals). Tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dapat ditentukan oleh:
Satu orang: apabila tujuan kerja sama yang dilaksanakan berbentuk monopoli, misalnya suatu home industry;
Beberapa orang: terjadi dalam organisasi yang dalam strukturnya ada pembagian kerja dan tujuan ditentukan oleh penghuni puncak hierarki;
Semua anggota: terjadi dalam organisasi dengan sedikit anggota; Pihak luar: apabila pengambil keputusan (pemimpin) merasa perlu
akan pendapat pihak luar atau tidak yakin akan keputusan yang diambil.
Administrasi penting bukan hanya karena berhubungan dengan alat dan metode, tetapi juga karena menentukan tujuan dan nilai. Hal ini diungkapkan melalui pengertian administrasi secara luas sebagai berikut:xi
Praktik atau teknik tertentu dalam masyarakat yang terbentuk secara teratur merupakan lapangan administrasi atau manajemen; Praktik administratif dan teknik manajerial memungkinkan
organisasi memenuhi tanggung jawab dan melaksanakan program-programnya;
7 Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirdjo:xii Administrasi sebagai proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan,
pemikiran-pemikiran, pengaturan-pengaturan untuk mencapai tujuan;
Administrasi sebagai fungsi adalah kegiatan dan tindakan yang secara sadar dilakukan untuk mencapai dan menentukan tujuan; Administrasi sebagai institusi adalah keseluruhan orang-orang
dalam satu kesatuan yang menjelaskan kegiatan-kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
Administrasi sebagai fungsi menunjukkan keseluruhan tindakan dari sekelompok orang dalam kerja sama sesuai dengan fungsi tertentu sehingga tujuan tercapai. Fungsi-fungsi yang dimaksud dianggap sebagai basic process of administration yang terdiri atas fungsi menentukan apa yang akan dilakukan (planning), menggolongkan kegiatan dalam rangkaian hubungan (organizing), menyusun orang yang tepat untuk kegiatan tertentu (staffing), menggerakkan dan memberi instruksi (directing), serta mengendalikan pelaksanaan (controlling).xiii
4. Struktur Organisasi
Dalam suatu pranata organisasi, terdapat struktur atau fungsi yang dikelompokkan berdasarkan hierarki status masing-masing, yaitu:
Administrator menduduki posisi puncak dalam suatu struktur. Ia merumuskan tujuan dan kebijakan yang berlaku umum dan dijadikan dasar kegiatan operasional;
8 Supervisor bertanggung jawab atas pelaksanaan operasional;
Staf bertugas memberi saran, pemikiran, atau pendapat kepada manajer atau administrator untuk dipertimbangkan dalam memecahkan masalah. Biasanya, staf adalah orang yang ahli di bidang tertentu;
Karyawan adalah orang yang melaksanaan pekerjaan secara langsung di lapangan sesuai dengan keahliannya masing-masing.
5. Pentingya Studi Administrasi
Secara umum, terdapat enam peranan administrasi dalam kehidupan:xiv The Universal Importance of Administration
Melalui pengetahuan administrasi, manusia dapat memahami perencanaan, pengorganisasian, sistem komando, koordinasi, dan pengontrolan; yang menjadi dasar ketenagakerjaan.
The Stabilizing Role of Administration in Society
Paul Pigors, seorang tokoh administrasi, berpendapat bahwa fungsi primer dari ilmu administrasi adalah menjaga stabilitas institusi sosial.
The Role of Administration in Social Change
Brooke Adam mengatakan fungsi utama dari ilmu administrasi adalah menjamin stabilitas sosial dengan memfasilitasi perubahan sosial.
The Threat of Managerial Revolution
James Burnham menyatakan bahwa kualitas esensial dari masyarakat berkembang adalah karakter manajerialnya untuk menjadi modern.
The Prospect of Managerial Evolution
9 Administration as the Key to Modern Society
Charles A. Beard menyatakan bahwa masyarakat modern adalah besar yang tenang di bawah administrasi sebagai kunci pengabadian kekuasaan.
Meskipun demikian,jurang antara administrative functioning dan permintaan masyarakat tetap mungkin timbul dengan sebab seperti reaksi administrasi yang lamban, kurangnya inisiatif administrator, inkoherensi aksi, serta pengambilan keputusan yang seringkali tidak tepat atau tergesa-gesa.
Administrasi sendiri penting untuk dipelajari karena beberapa sebab yaitu: Perubahan pola kehidupan di segala bidang;
Keterkaitan pola kehidupan berorganisasi dengan cara berpikir rasional;
Keterkaitan pemikiran rasional dengan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Keinginan mencapai efektifitas (effectivity) dan efisiensi (efficiency); Kebutuhan akan administrasi untuk mencapai efektifitas dan
efisiensi.xv
Dari sebab-sebab di atas, dapat diketahui bahwa administrasi adalah studi tentang efektifitas dan efisiensi dalam lingkup kerja organisasi dalam mencapai tujuan. Efektif berarti mencapai tujuan tepat sesuai dengan target dan efisien berarti hasil atau output yang diperoleh lebih besar daripada
10 II. SEJARAH PEMIKIRAN ADMINISTRASI
Semenjak berabad-abad yang lalu, administrasi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Bahkan, seorang pemikir populer administrasi, Edgar N. Gladen, pernah mengatakan, the oldest profession in the world is not prostitution but administration karena dengan adanya
kehidupan manusia yang berkelompok, maka kegiatan administrasi pastilah dilakukan; sadar ataupun tidak.
Sementara itu, Harvey C. Mansfield mengemukakan teorinya bahwa mempelajari atau menganalisis sejarah perkembangan administrasi memiliki tiga kegunaan atau fungsi utama,xvi yaitu:
Sebagai observasi filosofis;
Sebagai teknik analisis atau pemecahan masalah; Sebagai teknik administrasi.
1. Perkembangan Pemikiran Administrasi sebagai Seni
a. Fase Sejarah Mesopotamia
Pada masa ini, administrasi sudah dikenal dalam bidang pemerintahan, perdagangan, dan komunikasi pengangkutan barang-barang perdagangan seperti melalui sungai; sedangkan sebagai alat tukar digunakan logam.
Babilonia
Bangsa Babilonia telah menerapkan prinsip-prinsip administrasi dalam berbagai bidang mulai dari pemerintahan, perdagangan, perhubungan, hingga pengangkutan barang.
Mesir Kuno
11 membuktikan bahwa teknik administrasi telah mulai diterapkan pada masa Mesir kuno. Hal ini dapat disimpulkan karena dalam pembangunan piramida pastilah ada proses perencanaan, pengorganisasian, prinsip-prinsip kepemimpinan, serta sistem pengawasan kerja formal.
Cina Kuno
Dalam catatan sejarah, juga terekam bukti-bukti bahwa pada sekitar tahun 1100 Sebelum Masehi, bangsa Cina telah menyadari perlunya keberadaan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan kerja.
Romawi Kuno
Keberadaan sistem administrasi perhubungan dan perpajakan di Romawi Kuno dapat dibuktikan melalui berbagai catatan sejarah yang menunjukkan bahwa bangsa Romawi Kuno memiliki sistem administrasi yang cukup berfungsi dengan baik.
b. Fase Sejarah hingga Revolusi Industri Gereja Katolik Roma
Gereja Katolik Roma tercatat pernah memberikan sumbangan dengan nilai yang begitu besar untuk usaha pengembangan pemikiran administrasi melalui praktik administrasi; terutama dalam organisasi formal sekitar 1.000 tahun yang lalu.
Niccolo Machiavelli
Machiavelli merupakan tokoh yang memberi kontribusi besar secara individual terhadap pengembangan pemikiran ilmu administrasi dan manajemen.
Revolusi Industri Inggris
12 kegiatan administrasi dan manajemen yang dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur.
2. Perkembangan Administrasi sebagai Ilmu
Penelaahan administrasi sebagai sebuah disiplin ilmu yang bersifat ilmiah pertama kali dilakukan sekitar akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20; dipelopori oleh ahli-ahli seperti F. W. Taylor dan Henry Fayol. Beberapa pembahasan administrasi sebagai ilmu di antaranya:
Manajemen Ilmiah (Scientific Management); Teori Administrasi (Administration Theory); Teori Birokrasi (Bureaucracy Theory);
Pendekatan Hubungan Manusia (Human Relations Approach); Pendekatan Perilaku Manusia (Human Behaviors Approach); Aliran Proses (Process Flow);
Pendekatan Kuantitatif (Quantitative Approach); Pendekatan Sistem (System Approach); dan Pendekatan Kontingensi (Contigency Approach).
Pembahasan perkembangan pemikiran dan teori administrasi serta manajemen dapat dibagi ke dalam tiga fase kategori yaitu:
Teori Klasik atau Tahap Scientific, terdiri dari manajemen ilmiah, teori administratif, dan teori birokrasi;
Teori Neoklasik, terdiri atas pendekatan hubungan-hubungan manusia; Teori Modern atau Kontemporer, didominasi oleh pendekatan perilaku,
pendekatan proses, pendekatan sistem, dan pendekatan kontingensi.
13 pemberian perintah, pengoordinasian, dan pengawasan.
Sementara prinsip-prinsip administrasi Fayol adalah sebagai berikut :
Pembagian kerja adalah upaya yang dimaksudkan untuk memusatkan kegiatan atau pengkhususan orang dalam bidangnya masing-masing agar memperoleh tingkat efisiensi yang tinggi;
Wewenang dan tanggung jawab; Disiplin;
Kesatuan perintah;
Kesatuan arah atau tujuan;
Mendahulukan kepetntingan umum; Pengupahan atau penggajian;
Sentralisasi;
Skala hierarki yaitu garis wewenang serta program yang diturunkan; Tata Tertib atau penempatan dan pendayagunaan sumberdaya; Keadilan atau ekuitas yaitu prinsip kesetiaan dan pengabdian anggota
yang harus diimbangi dengan sikap keadilan dan kebaikan serta perlakuan dari manajer terhadapnya.
3. Perkembangan Pemikiran Administrasi dan Manajemen di Indonesia
14 III. KEDUDUKAN ILMU ADMINISTRASI
1. Administrasi sebagai Seni
Seni merupakan kecakapan penerapan pengetahuan yang dimiliki pada situasi dan jenis kegiatan tertentu. Melalui pegalaman, maka penerapan pengetahuan yang dimiliki akan berkembang menjadi keahlian, bakat (talent), atau kecakapan intuitif.
Apabila pengertian seni ini dihubungkan dengan aktivitas-aktivitas administratif, maka tujuan relatif dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Syaratnya adalah para administrator atau manajer juga harus memiliki dan mempergunakan keterampilan administratif atau manajerial mereka sebagai seni; berupa kemahiran, kecerdikan, pengalaman, firasat, dan penerapan pengetahuan secara sistematis.
Oleh karena itu, seorang administrator atau manajer haruslah seseorang yang memiliki kemampuan istimewa sesuai keahlian mereka. Kecakapan atau seni administratif yang mereka miliki akan sangat penting sehingga posisi mereka dapat dipindah-pindah namun tetap bekerja dengan baik. Mereka harus mampu mengatur seluruh persoalan serta menetapkan tugas dan wewenang bawahan agar kerja berjalan efisien. Seseorang dapat memiliki seni administrasi oleh karena beberapa sebab; di antaranya yaitu pembawaan kodrati atau bakat (natural law), pendidikan dan latihan (training and education), atau pengalaman praktik (practical experience). Apabila tidak memiliki seni administrasi, maka sistem administrasi yang dijalankan dapat kacau akibat kurang mampu menguasai bidang yang dipimpin. Oleh karena itulah, art of managemen atau art of administration
15 2. Administrasi sebagai Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik; pengetahuan daripadanya dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematik.xvii
Ilmu mencakup lapangan yang sangat luas dan menyeluruh. Ilmu dikembangkan dengan metode ilmiah (scientific methods) dan penelitian ilmiah (scientific research). Oleh karena itu, sebuah ilmu juga pasti memiliki metodologi masing-masing. Ilmu pengetahuan bersifat multidimensional yang membuatnya dapat didefiniskan dalam beragam cara. Sifat-sifat wajib ilmu antara lain yaitu adanya sikap ilmiah, penggunaan metode ilmiah tertentu, betujuan menghasilkan fakta-fakta ilmiah, dan memiliki teori-teori yang tersusun rapi dan sistematis untuk menjelaskan alam semesta beserta isinya. Dengan kata lain, ilmu bertujuan untuk menemukan dan mengungkap kebenaran mengenai suatu fenomena.
Selain pendekatan ilmiah, ada beberapa pendekatan nonilmiah dalam proses pencarian kebenaran, seperti akal sehat (common sense), prasangka (prejudice), intuisi (intuition), kebetulan (coincidence), coba-coba (trial and error), spekulasi (speculation), dan wahyu (revelation).
Dengan pendekatan ilmiah, pengetahuan diperoleh melalui penelitian yang menggunakan metodologi ilmiah dan dibangun atas teori tertentu. Teori sendiri adalah seperangkat konstruk (konsep) yang saling berhubungan, definisi-definisi, dan proposisi-proposisi yang menjaikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena melalui penetapan hubungan-hubungan di antara variabel-variabel dengan maksud penjelasan dan peramalan suatu fenomena. Sedangkan tugas-tugas ilmu di antaranya:
Menggambarkan secara jelas dan cermat persoalan yang dibahas; Menerangkan kondisi-kondisi yang mendasar persoalan;
16 Membuat ramalan atau prediksi, estimati, dan proyeksi dari
gejala-gejala; dan
Melakukan tindakan pengendalian.
Selain teori, ilmu juga harus memiliki prinsip yang kuat. Prinsip adalah suatu pernyataan atau kebenaran pokok yang memberikan petunjuk mengenai suatu pemikiran atau tindakan;xviii atau singkatnya suatu kebenaran yang bersifat fundamental (mendasar) dan universal (menyeluruh).xix
Pelopor ilmu administrasi dan manajemen, Frederick Winslow Taylor (Amerika Serikat, 1856-1916) dan Henry Fayol (Prancis, 1841-1925), mengembangkan dua penelitian berbeda pada waktu bersamaan. Taylor menghasilkan Shop Level Theory sedangkan Fayol dengan Top Level Theory
serta fungsi dan prinsip umum administrasi.
Di samping itu, administrasi sebagai ilmu memiliki beberapa landasan: Landasan Ontologis: objek yang diamati terpisah dari pengamat;
Landasan Epistemologis: menggunakan pendekatan constitutional-legal-historic approach, structural-descriptive approach, dan social-psychological approach atau behavioral approach. Sedangkan metode yang digunakan adalah descriptive analysis, comparative analysis, dan
experimental analysis atau casual analysis;
Landasan Aksiologis: tujuan atau sasaran yang hendak dicapai.
17 3. Administrasi sebagai Bidang Studi
Sehubungan dengan sifat administrasi sebagai ilmu, tentulah ia juga dapat dipelajari. Di universitas, administrasi dibagi menjadi dua konsentrasi yaitu administrasi negara atau publik dan administrasi bisnis atau niaga. Di beberapa perguruan tinggi, administrasi dimasukkan kedalam Fakultas Ilmu Administrasi atau Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Administrasi sebagai disiplin ilmu dapat diartikan sebagai ...a teachable body of knowledge
corporated into the curricula of schools, colleges, or technical institutions xx.
4. Administrasi sebagai Profesi
Profesi memiliki beragam pengertian, di antaranya adalah: (1) ...a calling
often requiring extensive academic preparation, xxi(2) ...service occupations
that applay a systematic body of knowledge to problems which are highly
relevant to central values of socitety, xxiidan 3 ,..occupation, especially one
requiring advanced education and training. xxiii
Agar sesuatu disebut profesi, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, seperti organized body of knowledge, client recognition of the profession’s
authority, community approval of the profession’s authority, a code of etichs, dan professional culture nurtured by professional association.xxiv Kriteria-kriteria ini dapat dijabarkan kembali menjadi enam karakteristik:
Memiliki badan pengetahuan dan teori yang esoterik;
Merupakan suatu keahlian yang diperoleh melalui pendidikan; Memiliki kode etik yang mengatur hubungan antarpihak terlibat;
Memiliki tanggung jawab profesional dan dedikasi sosial, institusional, serta organisasional sesuai dengan kode etik yang berlaku;
18 IV. HUBUNGAN ADMINISTRASI DENGAN ILMU-ILMU LAIN
Salah satu cabang ilmu soaial yang mempelajari fenomena-fenomena sosial yang berhubungan dengan kerja sama dan dinamika manusia dalam mencapai tujuan adalah ilmu administrasi. Ilmu administrasi tergolong ke dalam ilmu praktis (applied science) dari kelompok ilmu-ilmu sosial karena kemanfaatannya hanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus, serta dalil-dalil yang dimiliki diterapkan dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan.
1. Ilmu Administrasi dan Ilmu Politik
Menelaah hubungan administrasi dengan ilmu Politik lebih jelas jika dtinjau dalam kaitannya dengan Administrasi Negara yang merupakan cabang dari administrasi umum sekaligus cabang ilmu Politik.
2. Ilmu Administrasi dan Ilmu Ekonomi
Antara ilmu Administrasi dan ilmu ekonomi juga memperlihatkan sebuah rangka hubungan yang erat, saling melengkapi, bahkan kadang-kadang sering ditemukan dalam keadaan overlapping (tumpang tindih) antara yang satu dengan yang lain. Dilihat dari prinsip ilmu Ekonomi dan prinsip ilmu Administrasi, maka keduanya adalah sama; yakni mengemukakakan isu pencapaian efisiensi dan efektivitas. Administrasi bisa menjadi alat ekonomi yang mumpuni untuk mencapai sasaran yang diinginkan dan sebaliknya, ekonomi dapat digunakan sebagai alat administrasi hingga tercapainya tujuan yang telah direncanakan.
3. Administrasi dan Psikologi serta Psikologi Sosial
19 penerangan, serta terkadang pengubahan tingkah laku manusia dan makhluk-makhluk lain. Para ahli Psikologi (psychologists) memperhatikan objek studi yang ada sembari mempelajari dan mencoba untuk memahami tingkah lakunya.
4. Ilmu Administrasi dan Ilmu Antropologi
Antropologi mengusung ruang lingkup ilmu mengenai bagaimana manusia berperilaku sebagai suatu fungsi dalam kebudayaannya. Dasar inilah yang dianggap para ahli sebagai sumbangan terbesar ilmu Antropologi terhadsap perkembangan ilmu Administrasi.
5. Ilmu Administrasi dan Ilmu Hukum
Ilmu Hukum, yang mempelajari norma-norma dan kaidah-kaidah hidup di dalam masyarakat, memberikan input yang begitu besar dalam sejarah perkembangan studi ilmu Administrasi. Salah satu cabang ilmu Hukum yang berperan dalam mempererat hubungan antara ilmu Administrasi dengan ilmu Hukum adalah disiplin ilmu Hukum Administrasi Negara.
6. Administrasi dengan Ilmu-ilmu Eksak
20
CATATAN AKHIR
i
Prajudi Atmosudirjo, Dasar-Dasar Ilmu Administrasi (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980) ii
J. Wajong, Fungsi Administrasi Negara (Jakarta: Jambatan, 1964) iii
Ali Mufiz; mengutip pendapat Munawardi Reksihadiprawiro (1984) iv
The Liang Gie dan Soetarto, Pengertian, Kedudukan, dan Perincian Ilmu Administrasi
(Yogyakarta: Karya Kencana, 1980) v
Ibid.
vi
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi (Jakarta: Gunung Agung, 1980) vii
Ensiklopedia Indonesia (1980) viii
Stephen P. Robbins, The Administrative Process (New Delhi: Prentice Hall of India, 1980) ix
Dwight Waldo, Pengantar Studi Administrasi Publik (Cemerlang, 1971) x
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983) xi
Albert Lepawsky, Administration: The Art and Science of Organization and Management (New York: Alfred A. Knoff, 1960)
xii
Prajudi Atmosudirdjo, ——,Majalah Administrasi Negara, No. 7 Th. II, 1960 xiii
William H. Newman, Administrative Action: The Technique of Organization and Management
(New Delhi: Prentice Hall of India, 1963) xiv
Albert Lepawsky, loc. cit.
xv
Prajudi Atmosudirjo, Dasar-Dasar Ilmu Administrasi (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980) xvi
Dwight Waldo, loc. cit. xvii
Mohammad Nazir, 1985. xviii
George R. Terry, Principles of Management — Seventh Edition (Richard D. Irwin, Inc., 1977) xix
Stephen P. Robbins, loc. cit.
xx
Lester Robert Bittel, Encyclopedia of Professional Management (New York: McGraw-Hill Book Company, 1978)
xxi
Ibid.
xxii
A Dictionary of Sociology (1979)
xxiiiO ford Advanced Learner’s Dictionar of Current English (1974) xxiv