• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Risiko Kredit Kecukupa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Pengaruh Risiko Kredit Kecukupa"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengaruh Risiko Kredit, Kecukupan Modal, dan Likuiditas Bank Terhadap Profitabilitas

(Perbandingan antara Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia tahun 2006-2013)

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dan Bisnis

Program Studi : Manajemen

Disusun Oleh :

Estri Setia Dewi

11220048

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Nama : ESTRI SETIA DEWI

Nomor Pokok : 11220048

Universitas : Merdeka Malang

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Risiko Kredit, Kecukupan Modal, dan Likuiditas Bank Terhadap Profitabilitas (Perbandingan antara Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia tahun 2006-2013).

Malang,

DISETUJUI DAN DITERIMA :

Ketua Program Studi Manajemen Pembimbing

(3)

DAFTAR ISI

BAGIAN AWAL

1. Halaman Judul ………

2. Halaman Persetujuan ………

3. Halaman Daftar Isi ……….

BAGIAN ISI PROPOSAL

A. Latar Belakang Penelitian ………...

B. Perumusan Masalah ……….

C. Tujuan Penelitian ………...

D. Kegunaan Penelitian ……….

E. Landasan Teori ………..

1. Perbankan ………

a. Pengertian Bank ………..

b. Lembaga Perbankkan di Indonesia ………..

c. Pengertian Uang ………..

d. Peranan Bank

(4)

f. Risiko Usaha Perbankan ……….

2. Laporan Keuangan ……….

a. Pengertian laporan keuangan ……….

b. Tujuan Laporan Keuangan ………..

c. Kegunaan Laporan Keuangan ……….

3. Pengkreditan

a. Pengertian Kredit ………

b. Unsur-unsur Kredit ………..

c. Manajemen Kredit Bank ……….

d. Fungsi Kredit Bank ………..

e. Manfaat Kredit ………..

f. Kredit Menurut Jangka Waktunya ………....

g. Kredit Menurut Kualitas ………..

4. Rasio Keuangan ………..

a. Pengertian Rasio Keuangan ……….

b. Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan Perbankan ………….

(5)

a. Pengertian Profitabilitas ………

b. Penilaian terhadap Komponen-komponen Profitabilitas ………

6. Risiko Kredit ………

a. Pengertian Kredit

b. Risiko Kredit berdasarkan Counterparty ……….

c. Risiko Kredit berdasarkan komponen ……….

7. Kecukupan Modal ………

a. Pengertian Kecukupan Modal ………..

b. Penilaian terhadap Komponen-komponen Kecukupan Modal

8. Likuiditas ………

a. Pengertian Likiditas ………

b. Pengelolahan likuiditas ………..

c. Pertahanan Likuiditas ………

d. Penilaian terhadap Komponen-komponen likuiditas ………….

F. Hipotesis ………..

1. Penelitian Terdahulu ………

(6)

G. Metode Penelitian ……….

1. Definisi Konseptual ………..

2. Devinisi Opersional Variabel ………

3. Ruang Lingkup Penelitian ……….

4. Sumber Data ………..

5. Teknik Pengumpulan Data ………

6. Teknnik Analisis Data ………

a. Regresi Linier Berganda ………

b. Uji t ……….

c. Uji f ……….

d. Uji T-Test ………

BAGIAN AKHIR ……….

(7)

A. Latar Belakang Penelitian

Membahas mengenai industri perbankan tentunya setiap insan berfikir bahwa sentral uang ada didalamnya. Industri perbankan merupakan sarana terbesar dalam perputaran uang. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan syariah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai perbankan dan undang-undang mengenai perbankan syariah (undang-undang tentang otoritas jasa keungan nomor 21/2011/pasal 1).

Di era yang semakin maju ini industri perbankan berupaya dengan keras dalam mengembangkan inovasi dalam berbagai aspek yang ada. Salah satunya adalah Tujuan utama bisnis perbankan, yaitu memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, maka keuntungan bank harus diperhitungkan secara jeli.

(8)

Sesuai dengan tujuan bisnis, bank juga sangat memperhitungkan keuntungan yang nantinya akan dicapai. Dengan melihat dari beberapa aspek, bank harus memperhatikan tingkat risiko serta kecukupan modal juga likuidnya bank dalam memenuhi tugas yang dilakukan.

Penelitian ini juga bertujuan untuk membedakan profit antara bank milik Negara yaitu BNI 46 dan bank swasta yaitu BCA, dengan mempertimbangkan asset yang dimiliki bank dalam kategori besar/tinggi, dan dengan mencantumkan laporan keuangan secara transparan kepada public sehingga data mudah diperoleh.

Dalam memperhitungkan keuntungannya, bank harus sangat berhati-hati dalam menghitungnya. Profitabilitas merupakan pengukuran yang efektif bagi bank dalam menghasilkan profit. Alat ukur yang digunakan untuk menghitung profitaabilitas yaitu ROA. Penggunaan perhitungan dengan alat ukur ROA sudah mencakup semua ukuran profitabilitas dengan membagi antara laba sebelum pajak dibagi dengan seluruh total asset. Untuk itu ROA sudah cukup mewakili.

(9)

Kecukupan modal juga merupakan aspek yang sangat perlu dalam menhasilkan profit. Kecukupan modal merupakan kemampuan bank dalam memenuhi dana jika suatu saat nasabah memerlukan dana dalam bentuk pinjaman maupun penarikan. Jika bank tersebut mampu memenuhi dana yang diperlukan, maka kepercayaan nasabah terhadap bank sangat tidak diragukan lagi. Hal tersebut sangatlah menguntungkan bagi bank untuk memberikan kredit kepada nasabah dengan tignkat profit melalui bunga pinjaman. Untuk itu kecukupan modal juga menjadi salah satu faktor yang akan di uji dalam penelitian ini.

Likuiditas juga merupakan aspek penting dalam perolehan profit. Likuiditas merupakan besarnya dana yang himpun baik yang berasal dari kredit maupun simpanan nasabah. Jika dana itu tidak di operasikan dengan baik maka akan mengendap dan tidak akan menghasilkan profit. Hal ini juga perlu di uji dalam penelitian ini.

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi :

1. Apakah risiko kredit berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia?

2. Apakah kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia?

(10)

4. Apakah terdapat pengaruh risiko kredit, kecukupan modal, dan likuiditas bank terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia?

5. Apakah terdapat perbedaan pengaruh risiko kredit, kecukupan modal, dan likuiditas bank terhadap profitabilitas pada antara Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia?

C. Tujuan Penelitian

Ada pun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia periode 2006-2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia periode 2006-2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas bank terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia periode 2006-2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, kecukupan modal, dan likuiditas bank terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia.

5. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh risiko kredit, risiko tingkat suku bunga, kecukupan modal, dan likuiditas bank terhadap profitabilitas antara Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia.

(11)

Penelitian ini disajikan bagi pembaca guna mendapatkan manfaat antara lain :

1. Manfaat Akademis

Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Bagi Manajemen

Dengan adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang bisa mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank, maka akan diketahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi profitabilitas secara signifikan untuk selanjutnya diambil keputusan maupun kebijakan guna mencapai harapan atau tujuan yang diinginkan.

3. Bagi para pemakai laporan keuangan (pemegang saham / investor) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan bisnis yang berkaitan dengan perbankan maupun investasi.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini digunakan untuk memenuhi sebagaian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Ekonomi dan Bisnis di Universitas Merdeka Malang.

E. Landasan Teori 1. Perbankan

a. Pengertian bank

1) Pengertian bank secara global

(12)

bersama, dan koperasi pengkreditan. Bank adalah lembaga perantara keuangan dimana rata-rata orang sering berinteraksi. Oleh karena itu bank adalah lembaga perantara keuangan terbesar (Frederic 2008).

2) Pengertian bank secara umum

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir 2012)

Sedangkan menurut Peraturan Bank Indonesia No.9/7/PBI/2007, bank adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keungan yang menjembatani antara pihak peminjam dan pemilik dana demi kesejahteraan bersama.

b. Lembaga Perbankan Indonesia

Dalam buku Herman Darmawi 2011 lembaga perbankan Indonesia terdiri atas :

1) Bank Sentral adalah bank yang mempunyai tugas sebagai

pengawas perbankan.

2) Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

(13)

3) Bank Pengkrditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan

kegiatannya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak boleh memberikan jasa dalam lalu lintas.

c. Pengertianan Uang

Uang (money), juga dirujuk sebagai uang beredar (money supply), dinyatakan sebagai sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran atas barang dan jasa atau dalam pelunasan hutang. Uang dikaitkan dengan perubahan variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi kita semua dan penting bagi kesehatan perekonomian (Frederic 2008).

Jadi dapat disimpulkan bahwa uang merupakan alat pembayaran utama dalam kegiatan operasional perbankan. d. Peranan Bank Umum

Beberapa peranan bank umum yaitu : Menyediakan berbagai jasa perbankan, sebagai jantungnya perekonomian, melaksanakan kebijakan moneter. Adapun tugas bank umum dalam buku Herman Darmawi 2011, dapat digolongkan atas :

1) Menghimpun dana dari tabungan masyarakat, 2) Menyediadan dana untuk dipinjamkan (kredit), 3) Menyediakan berbagai jasa lalu lintas pembayaran, 4) Menciptakan uang giral,

5) Menyediakan fasilitas untuk memperlancar perdagangan luar negeri,

6) Menyediakan jasa-jasa trusty (wali amanat)

7) Menyediakan berbagai jasa yang bersifat “of balance sheet” seperti jasa safety deposit boxes, inkaso, pialang, save keeping, garansi bank, dan lain-lain.

e. Jenis dan Usaha Bank Umum di Indonesia

Menurut UU perbankan tahun 1992 meliputi jenis dan usaha bank umum di Indonesia meliputi :

(14)

2) Memberikan kredit.

3) Menerbitkan surat pengakuan hutang.

4) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untung kepentingan dan atas perintah nasabahnya seperti : surat-surat wesel, surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya, kertas perbendaraan Negara dan surat jaminan pemerintah, sertifikat bank Indonesia, obligasi, surat hutang berjangka, dan instrument surat berharga.

5) Memindah uang baik untuk kepentngan nasabah maupun kepentingan bank

6) Menempatkan, meminjam, meminjamkan dana ke pihak ketiga

7) Menerima pembayaran atas tagihan dari surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga.

8) Menyediakan tempat menyimpan barang barang dan surat berharga

9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.

10) Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang telah tercatat di bursa efek.

11) Membeli melalui pelelangan agunan.

12) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat

13)Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prisip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

f. Risiko usaha perbankan, (Darmawi Herman 2011) :

Risiko usaha perbankan dalam buku Darmawi Herman 2011, meliputi :

1) Risiko Kredit, ketidaklancaran pembayaran pokok pinjaman dan bunga secara langsung.

2) Risiko Ekonomi, kondisi perekonmian nasioanal dan daerah secara langsung akan mempengaruhi iklim usaha perbankan baik dalam pengkreditan, pengumpulan dana dari nasabah yang telah dibiayai.

(15)

4) Risiko Likuiditas, risikobyang terjadi akibat penarikan dana yang cukup besar oleh nasabah di luar perhitungan bank, sehingga dapat mengakibatkan kesulitan likuiditas.

5) Risiko Operasional, terjadi akibat kelangkaan sumber dana, pengendalian biaya dan kesalahan manajemen.

6) Risiko Persaingan, ketidakmampuan untuk mengantisipasi persaingan

7) Risiko tidak Cukupnya modal 8) Risiko Valuta Asing

9) Risiko Teknologi

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Fahmi (2013 : 22) mengatakan laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”.

Sedangkan menurut Harahap (2009 : 105) mengatakan bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Laporan Keuangan menurut peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2006 adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan informasi keungan suatu bank.

b. Tujuan Laporan Keuangan

(16)

laporan keuangan akan memberikan informasi keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen perusahaan”.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan sebagai pendukung pengambilan keputusan khususnya dari aspek keuangan.

c. Kegunaan Laporan Keuangan

Berdasarkan konsep keuangan, laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur perkembangan dan hasil yang telah dicapai perusahaan serta sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya.

Menurut Fahmi (2013 : 5) disebutkan bahwa laporan keuangan sangat berguna dalam melihat kondisi suatu perusahaan, baik kondisi pada saat ini maupun dijadikan sebagai alat prediksi untuk kondisi di masa yang akan datang (forecast analyzing).

3. Pengkreditan a. Pengertian kredit

Kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki seseorang, yang memungkinkan ia bisa memperoleh uang, atau barang-barang, dengan jalan menukarkannya dengan suatu janji untuk membayarnya di suatu waktu yang akan datang (Mac Leod) dalam buku manajemen pengkreditan bank umum karagan Rachmat Firdaus.

(17)

Dari pengertian-pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa kredit adalah penyediaan uang yang disertai dengan janji antara pihak yang bersangkutan.

b. Unsur-unsur kredit

Dalam buku manajemen pengkreditan bank umum karangan Rachmat Firdaus unsur-unsur kredit meliputi :

1) Orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan ke pihak lain

2) Adanya pihak yang membutuhkan atau meminjam uang, barang atau jasa.

3) Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur.

4) Adanya janji dan kesangggupan membayar dari debitur kepada kreditur.

5) Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang, atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur.

6) Adanya risiko yaitu sebagai akibat dari adanya unsur perbedaan waktu , dimana masa yang akan datang merupakan sesuatu yang belum pasti, maka kredit tersebut mengandung risiko.

7) Adanya bunga yang harus di bayar oleh debitur kepada kreditur ( walaupun ada kredit yang tidak berbunga)

c. Manajemen Kredit Bank

Adapun manajemen kredit yang dipakai oleh Rachmat Firdaus, meliputi :

1) Kredit yang disalurkan bank (konvensional) merupakan bagian terbesar dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Aktivitas pengkreditan merupakan tulang punggung atau kegiatan utama bank.

(18)

3) Kredit yang kurang dikelolah dengan baik maka akan banyak kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang berakibat atas menurunnya pendapatan bunga bank serta menurunya pengembalian pokok kredit yang pada gilirannya bank akan menderita rugi dan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. 4) Jika kredit di olah dengan baik maka secara makro akan

mendorong pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pendapatan masyarakat.

d. Fungsi kredit

Fungsi kredit yang dijalankan dalam buku Rahcmat Firdaus adalah sebagai berikut :

1) Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa-jasa.

2) Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang tidak digunakan (idle).

3) Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru. 4) Kredit sebagai alat pengendalian harga

5) Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat atau faedah atau kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada.

e. Manfaat kredit (Rachmat Firdaus)

Manfaat kredit menurut pengguna kredit meliputi : 1) Bagi debitur

a) Untuk meningkatkan usahanya

b) Mudah di peroleh ketika debitur layak untuk dibiayai

c) Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kredit relative murah

d) Terdapat berbagai jenis-jenis kredit yang disediakan , sehingga debitur mampu memilih kredit yang sesuai

e) Debitur sekaligus terbuka kesempatannya untuk menikmati produk/jasa bank

f) Rahasia keuangan debitur terlindungi

g) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon debitur

(19)

a) Bank memperoleh pendapatan berupa bunga yang diterima dari debitur

b) Dengan memperoleh pendapatan bunga, bank mengharapkan rentabilitas membaik dalam memperoleh laba meningkat

c) Bank dapat memasarkan produk-produk bank 3) Manfaat kreit bagi pemerintah /Negara

a) Kredit bank dapat digunakan sebagai alat untuk

e) Meningkatkan pendapatan Negara melalui pajak

f) Pemberian kredit bank yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah /Negara/daerah akan menambah pendapatan yang berupa setoran bagi laba

g) Pemberian kredit menciptakan dan memperluas pasar. 4) Manfaat kredit bagi masyarakat luas

a. Mendorong pertumbuhan dan perluasan ekonomi

b. Bagi anggota masyarakat yang bergerak di pasar modal ataupun nasabah bank syriah maka suku bunga kredit merupakan salah satu indicator bagi nilai saham atau deviden.

f. Kredit Menurut Jangka Waktunya

(20)

3) Kredit jangka panjang, kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun

i. Kredit menurut kualitas atau kolektibilitasnya

Kredit menurut kolektibilitasnya digolongkan menjadi (Rachmat Firdaus) :

1) Kredit lancar (L)

2) Kredit dalam perhatian khusus (DPK) 3) Kredit kurang lancar (KL)

4) kredit diragukan (D) 5) Kredit macet (M)

Dalam pengembangan kegiatan kredit tak lepas dari kegagalan pengembalian sebagian kredit yang diberikan dan menjadi kredit bermasalah mempengaruhi pendapatan. Hal tersebut biasanya terjadi dalam bisnis perbankan dimana hampir mustahil bahwa semua kredit yang disalurkan akan 100% berjalan lancar sehingga sedikit atau banyak bank akan menghadapi kredit bermasalah (non performing loans/NPL) karena disebabkan adanya : risiko usaha (keuntungan tinggi,risiko tinggi), risiko geografis (bencana alam), risiko keramaian (peperangan) , risiko politik (gagalnya usaha debitur akibat ketidakstbilan politik), risiko ketidakpastian (waktu), risiko inflasi , risiko persaingan. (Rachmat Firdaus).

4. Rasio Keuangan

a. Pengertian Rasio keuangan

(21)

penyederhanaan ini pemakai laporan keuangan dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga dapat diperoleh informasi dan memberikan penilaian. (Harahap, 2006)

Untuk itu rasio keungan dapat dikatakan sebagai ukuran perbandingan antara satu komponen dengan komponen lain yang ada dalam laporan keuangan.

b. Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan

Pedoman dalam perhitungan rasio keuangan bank meliputi (Taswan 2013) :

1) Permodalan

a) CAR (modal terhadap ATMR), perhitungan modal dan aktiva tertimbang menurut risiko dilakukan berdasarkan

ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum yang

berlaku.

CAR = Modal/ATMR b) Aktiva tetap terhadap modal

(1) Perhitungan modal dilakukan berdasarkanketentuan

kewajiban penyediaan modal minimum yang berlaku. (2) Termasuk dalam aktiva tetap adalah inventaris dan

aktiva sewa guna usaha. c) Aktiva tetap dan inventaris/ modal

II.aktiva produktif

1.aktiva produktif bermasalah (aktiva produktif bermasalah

terhadap total aktiva poduktif)

a.cakupan komponen aktiva produktif sesuai ketentuan

yang berlaku. Aktiva produktif bermasalah adalah aktiva

produktif dengan kualitas kurang lancar, diragunakan, dan

macet.

b.aktiva produktif bermasalah dihitung secara gross (tidak

dikurangi PPAP)

(22)

a.kredit merupakan kredit yang deiberikan kepada pihak

ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain)

b.kredit yang bermasalah adalah kredit dengan kualitas

yang lancar, diragukan, dan macet.

c.kredit bermasalah dihitung secara gross (tidak dikurangi

PPAP)

d.angka dihitung per posisi (tidak disetahunkan) NPL = kredit bermasalah / total kredit

4.PPAP terhadap aktiva produktif (penyisihan

penghapuasan aktiva produktif terhadap total aktiva

produktif)

a.cakupan komponen aktiva produktif sesuai ketentuan

kualitas aktiva produktif yang berlaku.

b.angka dihitung per posisi (tidak di setahunkan)

Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang telah

dibentuk / total aktiva produktif

5.pemenuhan PPAP, (penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang telah dibentuk terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk)

a. perhitungan penyisihan, penghapusan aktiva produktif

yang wajib dibentuk dilakukan sesuai ketentuan yang

berlaku.

Penyisishan penghapusan aktiva produktif yang telah di

bentuk/penyisishan penghapusan aktiva produktif yang

wajib di bentuk

III.Rentabilitas

1.ROA (Return On Asset)

a.perhitungan laba sebelum pajak disetahunkan b.rata-rata total asset

ROA = laba sebelum pajak/rata-rata total asset 2.ROE (return On Equity)

a.rata-rata equity : rata-rata modal inti (tier 1)

b.perhitungan modal inti dilakukan berdasarkan ketetuan

kewajiban penyediaan modal minimum

(23)

3.NIM (Net Interest Margin)

a.pendapatan bunga bersih : pendapat bunga – beban

bunga

b.pendapatan bunga bersih disetahunkan

c.aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva

produktif yang menghasilkan bunga (interest bearing

asset)

NIM = pendapatan bunga bersih/rata-rata aktiva

produktif

4.BOPO (beban operasi terhadap pendapatan operasi),

angka dihitung perposisi (tidak disetahunkan)

BOPO = total beban operasional/total pendapatan

operasional

IV.Likuiditas, LDR (kredit terhadap dana pihak ketiga) a.kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak

ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank ini)

b.dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, deposito

(tidak termasuk giro dan deposito antara bank) LDR=Kredit/dana pihak ketiga

5. Profitabilitas

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapat laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. (Harahap 2001)

Penilaian terhadap faktor rantabilitas/ profitabilitas meliputi penilaian terhadap komponen-komponensebagai berikut (Harahap 2001) :

a. Return On Asset (ROA)

(24)

Pengembalian atas Aktiva (Return on Asset), bentuk paling mudah dari analisis profitabilitas adalah menghubungkan laba bersih (pendapatan bersih) yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca. Aktiva bersih (total aktiva dikurangi kewajiban lancar) juga dapat digunakan, mengingat argumentasi yang disebutkan di muka bahwa kewajiban operasi pada dasarnya tersedia untuk mendukung sebagian aktiva lancar tanpa memerlukan biaya. Aktiva bersih itu juga disebut kapitalisasi perusahaan atau investasi modal, yang menyajikan bagian total aktiva yang didukung oleh ekuitas dan hutang jangka panjang. Selain aktiva bersih atau total, juga mungkin digunakan aktiva rata-rata untuk periode itu, dismping saldo akhir. Dengan menggunakan aktiva rata-rata, memungkinkan adanya perubahan karena pertumbuhan, penurunan, atau pengaruh signifikan lainnya dalam usaha. (Erich A. 1996)

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

% 100 aktiva total

EBIT

ROA  x

Perhitungan ROA terdiri dari : 1) EBIT

EBIT adalah laba perusahaan (bank) sebelum dikurangi bunga dan pajak

2) Total aktiva

Merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank, terdiri dari:

a) Aktiva lancar b) Aktiva tetap

(25)

b. Biaya Operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO)

Penilaian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutupi biaya operasioanal.

BOPO = Total Beban Operasional

Total Pendapatan Operasional c. Net Interest Margin (NIM)

Penilaian komponen ini dilakukan untuk mengetahui margin bunga atau kemampuan pendapatan bunga menutupi beban bunga, pembentukan cadangan sekaligus return terhadap rata-rata total asset. Indikator pendukung :

NIM = Pendapatan Bunga Bersih rata-rata aktiva produktif d. Return On Equity (ROE)

Penilaian komponen ini dilakukan untuk mengukur peranan tingkat laba terhadap modal bank. Rasio ini semakin besar mengindikasikan kemampuan modal dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin baik. bank dalam menghasilkan laba perusahaan. Indikator pendukung :

Pendapatan operasional – biaya operasional

f. Komposisi fortofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan Penilaian komponen ini dilakukan untuk menilai kesesuaian antara komposisi aktiva produktif bank dengan komposisi pendapatanya. Indikator pendukung :

1) Komposisi fortofolio aktiva produktif dibandingkan dengan komposisi pendapatan operasional dari aktiva produktif

(26)

g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya

Penilaian komponen ini dilakukan untuk menilai konsistensi dan kesesuaian anatar penerapan sistem akuntansi yang telah dilakukan bank dengan standart akuntasi yang berlaku. Indikator pendukung :

1) Konsistensi pengakuan pendapatan bunga yang berkaitan dengan kualitas aktiva produktif

2) Metodologi akuntansi untuk pengakuan pendapatan dan biaya h. Prospek Laba Operasional

Penilaian komponen ini dilakukan agar dapat menilai bank dlam memproyeksikan laba operasional dalam kurun waktu tertentu di masa depan, melalui rencana bisnis yang telah dibuat. Indikator pendukung :

1) Hasil stress test proyeksi laba opersional berdasarkan rencana bisnis

Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupaan cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya profitabilitas. sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien, karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut dengan kata lain adalah menghitung profitabilitas (Harahap 2001) .

6. Risiko Kredit

(27)

berkaitan dengan pihak peminjam tidak dapat dan/atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Pinjaman yang dimaksud adalah aktiva produktif Bank, yakni alokasi dana Bank yang ditempatkan pada pihak lawan transaksi atau peminjam atau debitur, dimana peminjam berkewajiban untuk mengembalikannya kembali pada waktu yang disepakati.

Pengembalian dana dari peminjam adalah berupa pokok pinjaman ditambah bunga. Berdasarkan counterparty, risiko kredit dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. risiko kredit pemerintahan (sovereign credit risk)

Risiko kredit pemerintahan berhubungan dengan Pemerintah suatu negara yang tidak mampu membayar pokok dan bunga pinjamannya pada saat jatuh tempo, terutama pinjaman bilateral antar negara.

b. risiko kredit korporat (corporate credit risk)

Risiko kredit korporat adalah risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerbitkan surat utang, gagal bayar dari perusahaan yang telah memperoleh kredit, serta gagal bayar dari perusahaan. Risiko korporat lebih berisiko dan lebih sering terjadi dalam Bank.

c. risiko kredit konsumen (retail customer credit risk)

Risiko kredit konsumen adalah risiko kredit yang terkait dengan ketidakmampuan debitur perorangan dalam menyelesaikan pembayaran kreditnya.

(28)

yang digunakan untuk tujuan konsumtif dan dalam hal ini sumber pengembalian kredit tidak berasal dari objek yang dibiayai.

Sedangkan berdasarkan komponen utama dari risiko kredit, terbagi menjadi tiga komponen, yakni: pinjaman pada saat terjadi default

Adapun kriteria penggolongan kolektibilitas kredit menurut Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 Risiko Kredit dapat timbul karena beberapa hal :

a. Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi (surat hutang) yang dibeli oleh bank tidak terbayar, b. Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat didalamnya

bias melalui pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada kontrak derivative.

c. Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga, dan

produk derivative.

Dalam penelitian ini tingkat Risiko Kredit diproksikan dengan NPL (Non Peforming Loan) dikarenakan NPL dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank (Teguh Pudjo Mulyono, 1995).

(29)

mengacu pada kesepakatan Basel, persyaratan itu diberlakukan bagi bank-bank yang bergerak dalam tataran global. Pada level nasional, Capital Requirenments tersebut dikenal sebagai ukuran kecukupan modal minimum yang wajib dipenuhi oleh perbankan Indonesia.

Kecukupan modal bank merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank kecukupan modal bank menunjukkan sejauh mana penurunan Asset Bank masih dapat ditutup oleh Equity bank yang tersedia, semakin tinggi kecukupan modal bank semakin baik kondisi sebuah bank (Tarmidzi Achmad, 2003).

Penilaian terhadap faktor kecukupan modal meliputi penilaian terhadap komponen-komponen berikut :

a. Capital Adquacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.

CAR=������100% ����

b. Komposisi Permodalan

Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan modal inti (tier 1) dengan modal pelengkap (tier 2) dan modal tambahan (tier 3). Semakin besar modal inti dibandingan dengan modal pelengkap mengidentifikasi bank memiliki buffer (real capital) yang lebih kuat untuk menyerap potensi kerugian.

Tier 1/tier 2+tier3

(30)

Peniliaian ini dilakukan untuk mengukur kecukupan modal bank dalam mengcover kerugian akibat dari memburuknya penanaman dana bank pada aktiva produktif. Memburuknya aktiva produktif ini dikarenakanadanya penggolongan kolektibilitas kredit. Pengukuran terhadap penggolongan aktiva produktif antara lain adalah ketetapan pembayaran kembali pokok dan bunga bank serta kemampuan debitur baik ditinjau dari usaha maupun nilai agunan kredit. Ativa produktif yang diklasifikasikan/modal

d. trend ke depan / proyeksi KPMM

Penilaian ini dilakukan untuk mengukur apakah ekspansi uasaha bank yang antara lain dicerminkan oleh pertumbuhan eksposur risiko (ATMR) yang didukung oleh tingkat kecukupan modal bank.

Persentase pertumbuhan modal/persentase pertumbuhan ATMR e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penanaman modal

yang berasal dari keuntungan (laba ditahan)

Penilaian komponen ini dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan penambahan modal bank yang berasal dari hasil usaha.

2) Deviden pay out ratio = deviden yang dibagi/laba setelah pajak

3) Retention rate = laba ditahan/modal rata-rata

f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha

(31)

Indikator pendukung seperti presentase pertumbuhan modal dibandingkan dengan presentase rencana pertumbuhan volume usaha.

4) Persentase pertumbuhan modal :

Modal (triwulan penilaian – triwuan sebelumnya)/vol usaha triwulan sebelumnya

5) Presentase rencana pertumbuhan volume usaha

Vol usaha (triwulan penilaian – triwulan sebelumnya)/vol usaha triwulan sebelumnya

g. akses kepada sumber permodalan

Penilaian ini dilakukan untuk menilai tingkat kemudahan baik dalam memperoleh modal dari sumber-sumber permodalan atau melalui pasar modal.

6) Earning per share (EPS) atau Price Earning Ratio 7) Profitabilitas

8) Peringkat bank atau surat utang dari lembaga pemeringkat (apabila ada)

9) Performance saham atau obligasi yang diterbitkan bank dipasar sekunder

h. kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank

Penilaian ini dilakukan untuk menilai kemampuan keuangan pemegang saham bank dalam meningkatkan permodalan bank. 10) Kondisi keuangan pemegang saham

11) Peringkat perusahaan pemegang saham 12) Track record pemegang saham

(32)

CAR itu telah ditingkatkan secara bertahap dan sejak awal tahun 2001, Bank Indonesia menetapkan sebesar 8%.

Adapun besaran angka CAR itu (dalam %) diperoleh dari pembagian antara nilai nominal modal bank dibagi nilai ATMR (aktiva Tertimbang Menurut Risiko). Keduanya dalam satuan nilai rupiah di kali 100%. Pemikiran di balik mengapa CAR dipakai sebagai ukuran modal bank, adalah sebagai berikut :

a. Setiap kali bank mangalami kerugian, modal bank menjadi berkurang nilainya sebesar nilai kerugian tersebut (juga sebaliknya, jika bank meraih untung maka modalnya akan bertambah.

b. Kerugian bank dapat berasal dari berbagai sumber. Dapat disebabkan oleh kareena bank menderita apa yang disebut negative spread atau karena terjadinya tindak manipulasi bank oleh kalangan internal bank sendiri atau kareena tindakan orang atau pihak di luar bank dan sebgainya. Namun, dari penglaman perbankan di manapun sumber kerugian yang terbesar berakar dari memburuknya kualitas aktiva produktif bank.

c. Sumber dari memburuknya kualitas aktiva produktif itu sendiri adalah karena bank memberikan penyediaan atau penempatan dana-dananya pada jenis-jenis aktiva yang mengandung risiko-risiko kegagalan (default) yang tinggi.

(33)

besaran weight (alat penimbang risiko) yang disebut risk weight (RW).

e. Dengan demikian,makin besar RW suatu aktiva, makin besar pula nilai risiko yang terkandung dalam aktiva tersebut, sehingga makin besar pula pengaruh dari memburuknya aktiva tersebut terhadap modal bank.

f. Besarnya jumlah aktiva dengan memperhitungkan terdapatnya berbagai jenis risiko yang terkandung di dalamnya itu dihitung dengan menjumlahkan semua hasil perkalian antara RW jenis aktiva tersebut dengan nilai aktiva masing-masing besaran risikonya inilah yang disebutsebagai (ATMR).

Dengan demikian jika ATMR meningkat, modal nominal bank harus ditingkatkan pula agar CAR tetap dapat dipertahankan sebesar minimum 8%. Hal itu terkait dengan kesepakatan yang dicapai antaraperbankan internasional nterbesar di dunia yang menghendaki terciptanya “playing field” yang sama sebagai persyaratan tegaknya persaingan yang sehat. Basel Agreement I menyepakati untuk hanya mempertimbangkan terdapatnya credit risk dalam menghitung ATMR sebagai faktor pembagi untuk mendapatkan besaran CAR. (Masyud Ali 2006)

8. Likuiditas

a. Pengertian Likuiditas

(34)

cepat dari sumber lainnya, untuk memungkinkan memenuhi kewajiban pembayaran dan komitmen keuangan lain pada saat yang tepat. Selain itu harus ada likuiditas penyangga yang memadai untuk memenuhi hampir setiap kebutuhan uang tunai yang mendadak. Jadi yang di maksud likuiditas adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan persediaan uang tunai dan alat-alat likuid lainnya yang dikuasai bank yang bersangkutan. b. Pengelolahan likuiditas industry perbankan

(35)

Beberapa likuiditas yang harus dipertahankan dan memerlukan perhatian manajemen bank setiap saat karena : 1) Bank diharuskan untuk memenuhi ketentuan giro wajib

minimum setiap hari.

2) Bank memrlukan likuiditas untuk memenuhi permintaan pinjaman musiman dan tarikan yang tak terduga.

3) Diperlukan untuk mengisi cadangan penyangga untuk sebagaian penarikan deposito yang diperkirakan sebelumnya dan tidak dapat dipenuhi dengan penerimaan deposito yang baru, maupun dengan setoran cicilan kredit, penerimaan pendapatan, atau menambah hutang.

Penilaian terhadap faktor likuiditas meliputi penilaian terhadap komponen sebagai berikut Harahap 2001:

1) Aktiva liquid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva liquid kurang dari 1 bulan

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%.artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar.

Rasio lancar = aktiva lancar/hutang lancar 2) Loan to Deposito Ratio (LDR)

Penilaian komponen ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kredit yang diberikan yang dibiayai oleh dan pihak ketiga Kredit / dana pihak ketiga

3) Rasio kas/ aktiva lancar=kas / aktiva lancar

(36)

4) Rasio kas atas hutang lancar= kas / hutang lancar

Rasio ini yang mendapat porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar.

5) Rasio aktiva lancar dan total aktiva= aktiva lancar/total aktiva Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total aktiva 6) Rasio aktiva lancar dan total hutang=aktiva lancar/total

hutang+j.panjang

Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total kewajiban perusahaan

Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Loan to Deposit Ratio menunjukkan kemampuan bank didalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari masyarakat (Achmad dan Kusuno, 2003).

(37)

hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut :

Jumlah Kredit LDR =

Jumlah Dana

Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank). Dana Pihak Ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank).

Loan to Deposit Ratio (LDR), mencerminkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga pada loan/kredit atau sejenis kredit, yang jika tidak tersalur, akan menjadi iddle money yang akan mengakibatkan opportunity lost dan perubahan laba menjadi rendah. LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi pada saat adanya kewajiban kliring, dimana pemenuhannya dilakukan dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

F. Penelitian Terdahulu

Dari penelitian terdahulu terdapat beberapa hasil pengaruh risiko kredit, kecukupan modal, dan likuiditas terhadap profitabilitas, dan hasil beda antara bank satu dengan bank lain, antara lain :

(38)

terhadap terhadap ROA, sedangkan risiko suku bunga, CAR dan LDR menunjukkan pengaruh yang positif.

Pandu Mahardian ( 2008 ) menguji, Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap ROA (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ periode Juni 2002-Juni 2007). Dan hasil yang diperoleh CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sedangkan NPL tidak memiliki Pengaruh terhadap ROA.

Diana Puspitasari ( 2009 ), menguji analisis pengaruh CAR, NPL,PDN,BOPO, LDR dan Suku bunga SBI terhadap ROA ( Studi pada Bank Devisa periode 2003 – 2007), dimana hasilnya PDN dan Suku Bunga SBI tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap ROA. Variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif signifkan terhadap ROA.

Widya Wahyu ( 2012 ), menguji analisis perbandingan kinerja keuanagan bank umum syariah dengan bank umum konvensional di Indonesia. Hasil uji statistic independent sample t-test menunjukkan rasio CAR, LDR, NPL, BOPO, dan ROA Bank Umum Syariah berbeda secara signifikan dengan Bank Umum Konvensional.

G. Hipotesis

H1, Risiko kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia.

H2, Kecukupan modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia.

(39)

H4, Terdapat pengaruh risiko kredit, kecukupan modal, dan likuiditas bank terhadap profitabilitas pada Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia.

H5, Terdapat Perbedaan risiko kredit, kecukupan modal, dan likuiditas bank terhadap profitabilitas antara Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia.

H. Metode Penelitian 1. Definisi Konseptual

a. X1 = Risiko kredit,

Menurut Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapatan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, menyatakan bahwa risiko kredit diartikan sebagai risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya.

NPL=kredit bermasalah / total kredit

b. X2 = Kecukupan modal, menurut Tarmidzi Achmad

Kecukupan modal adalah persyaratan pemenuhan modal yang setiap saat wajib dipertahankan oleh setiap bank.

CAR = ������100% ����

c. X3 = likuiditas, menurut

Likuiditas adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukan persediaan uang tunai dan asset lain yang dengan mudah dijadikan uang tunai.

(40)

LDR =

Jumlah Dana

d. Y = Profitabilitas

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapat laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. (Harahap 1998)

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel dependen (Variabel Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah aspek (y) profitabilitas.

Profitabilitas (Y) adalah kemampuan suatu bank dalam sebab terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

1) Risiko Kredit (X1)

Risiko kredit adalah risiko kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali pokok pinjaman beserta bunga

2) Kecukupan Modal Bank (X2)

Kecukupan modal bank adalah rasio antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

(41)

����

3) Likuiditas Bank (X3)

Kecukupan modal adalah persyaratan pemenuhan modal yang setiap saat wajib dipertahankan oleh setiap bank.

Jumlah Kredit

LDR =

Jumlah Dana

3. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam ruang lingkup penelitian ini, peneliti akan meniliti tentang “Analisis Pengaruh Risiko Kredit, Kecukupan Modal, dan Likuiditas Bank Terhadap Profitabilitas (Perbandingan antara Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia tahun 2006-2013)”. Pembahasan pada pokoknya akan diawali dengan menelaah tentang pengaruh risiko kredit, kecukupan modal, likuiditas terhadap profitabilitas bank. Dalam rangka untuk mengetahui kinerja bank terkhusus mengenai profitabilitas, perlu adanya pengujian khusus untuk membuktikan variabel risiko kredit, kecukupan modal, dan likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Setelah dilakukannya pengujian dan adanya hasil pengaruh, selanjutnya akan dibedakan antara Bank Milik Negara (BNI) dan Bank Swasta (BCA).

(42)

dalam kategori besar menurut asset sedangkan BCA mewakili bank swasta dalam kategori besar menurut asset.

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang akan di bahas sehingga penelitian akan lebih terfokus. Batasan pada penelitian ini adalah :

a. Obyek penelitian hanya dibatasi pada bank Bank Negara Indonesia 46 dan Bank Central Asia pada periode 2006-2013. b. Karena keterbatasan informasi akuntasi yang terdapat dalam

laporan keungan, analisis hanya dibatasi pada empat rasio yang mewakili, yang terdiri dari ROA, NPL, CAR, LDR.

4. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh atau dikumpulkan secara langsung . sumber data sekunder adalah bahan-bahan dokumentasi yang ditetapkan sebagai sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti. Data pada penelitian ini dapat diperoleh melalui data laporan keuangan triwulan pada masing-masing bank.

5. Teknik Pengumpulan Data

Mengacu pada jenis data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah teknik dokumentasi. Dasar pertimbangan penggunaan teknik dokumentasi untuk pengumpulan data adalah faktor efisiensi dan efektivitas dalam penggunaannya serta data yang digunakan melalui teknik dokumentasi di anggap sudah cukup mewakili. Data yang didapatkan dari dokumentasi yaitu data triwulai pada BNI 46 dan BCA dari variable risiko kredit, kecukupan modal, likuiditas bank dan profitabilitas bank yang datanya didapatkan melalui IDX, www.bi.go.id, www.bni.co.id, www.bca.co.id.

(43)

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu.

a. Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi

berganda. Regresi berganda merupakan hubungan antara dua variabel untuk mengetahui koofisien regresi, koofisien determinasi dan korelasi parsial serta pengujian koefisien regresi (Suharyadi 2004).

Bentuk persamaan regresi dengan tiga variabel independen adalah :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e Keterangan :

Y : Profitabilitas

a : Konstanta

b1,b2,b3 : Koofisien regresi x1,x2,x3

x1,x2,x3 : risiko kredit, kecukupan modal, likuiditas

e : Faktor residual

b. Uji t

Menurut sugiyono 2008, uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual alam menerangkan variasi variabel terikat. Rumus yang digunakan :

t = r√n-2 √1-r² Keterangan :

t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel r = korelasi parsial yang ditemukan

n = jumlah sampel c. Uji f

(44)

terikat. Selain itu dengan uji f ini dapat diketahui pula apakah model regresi linier yang digunakan sudah tepat atau belum. Rumus yang digunakan adalah :

F = R²/k

i. R²)/(n-k-1) Keterangan :

F = Fhitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan Ftabel R² = korelasi parsial yan ditemukan

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas

d. Untuk menguji perbedaan pengaruh risiko kredit, risiko tingkat

bunga, kecukupan modal, likuiditas antara bank BNI 46 dan BCA menggunakan analisis T-Test untuk Sampel Bebas (independent sampels).

Rumus t-test dapat dituliskan sebagi berikut : t = x1-x2

√s² + s² N1 N2

X1, X2 = sampel 1, sampel 2 s² = varian populasi

N1, N2 = Jumlah subjek kelompok sampel ke-1 dan ke-2

Untuk mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program SPSS Statistics 22 for windows.

Daftar pustaka

S Federic, 2008 , Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Edisi 8, Salemba Empat

(45)

Purwanto Suharyadi, 2004, Statistik untuk Ekonomi dan keuangan Modern, Salemba Empat

Firdaus Rachmat. 2006. Manajemen Pengkreditan Bank Umum. Alfa Beta. Jakarta.

Taswan. 2013. Akuntasi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi ketiga. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Peraturan Bank Indonesia No.9/7/PBI/2007 http//www.bni.co.id

http//www.bca.co.id

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011

TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006

TENTANG

PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Referensi

Dokumen terkait

GLCM dan metode LVQ pada parameter orde dua kontras, korelasi, energi, dan homogenitas dengan nilai epochs = 100 dan jumlah hidden layer 10 yaitu dengan nilai

Hasil penelitian atas hipotesis ketiga membuktikan bahwa kompleksitas perusahaan berpengaruh secara positif terhadap abnormal audit delays , sehingga perusahaan yang

Memberikan motivasi kepada orang tua untuk bekerjasama melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai prosedur Memberikan informasi tentang Teknik penilaian yang

Namun bukan hanya sebagai sarana rekreasi, game juga mempunyai dampak negatif, dari beberapa penelitian baik dari ilmu psikologi maupun kesehatan, sebagian besar

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan mengangkat judul : ” Analisis Diferensiasi Produk pada

(2003), ekspektasi kinerja, ekpektasi usaha,faktor sosial dan Kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dijelaskan bahwa: 1) ekspektasi kinerja ( performance

Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh program aplikaksi yang dibuat sudah benar-benar baik dalam melakukan input materi, input tugas, input ujian,