• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : Value BOR, Genesis Round Forced Bibliography : 13 (2007-2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Keywords : Value BOR, Genesis Round Forced Bibliography : 13 (2007-2014)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN NILAI BOR DENGAN KEJADIAN PASIEN PULANG PAKSA BANGSAL

MELATI DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2013-2015

Siti Khotijah¹, Tri Lestari² STIKes Mitra Husada Karanganyar

khodijah05@yahoo.com1, fitri.apikesmitra@yahoo.co.id2

ABSTRACT

Based on the results of a preliminary survey in dr. Moewardi, BOR value data and the incidence of forced return Bed ward in the period 2013-2015 there were 86.44% and 1,377 events with the percentage of patients forced return of 5.55%. According to the Minister of Health Decree No. 129 / Menkes / SK / II / 2008 on the SPM forced discharge is ≤ 5%, each year the value of BOR and the incidence of forced return Melati ward has increased and decreased. The aim of research to determine their relationship with the occurrence value BOR forced discharge ward Melati in dr. Moewardi year 2013-2015.This study was descriptive analytic time series. BOR value of independent variables and the dependent variable incidence of forced discharge. Subjects are jasmine ward clerk and medical records clerk in dr. Moewardi and the object is a data SIM-RS. The data collection instrument with observation and interview guides. The analysis used bivariate analysis using chi square. The results showed that a forced return characteristics of patients in the ward bud- get 2013-2015 has forced patients go home the highest class III class care to cancer diagnosis, long cared for >12 days and in 2013 the highest use how to pay Jamkesnas, in 2014-2015 the highest use BPJS payment method. BOR Value per month wards Bed in dr. Moewardi years 2013-2015 the average was 86.44%, with the number of occurrences of forced return are 1,377 patients and chi square test results showed that the value 6,013 >χ² tabeland the p-value 0,049 < 0,05. This means there is a significant correlation between the value of BOR with the incidence of forced discharge ward jasmine in dr. Moewardi years 2013-2015. Based on the research, suggested the officer needs to provide information about health insurance the government, especially BPJS detailed Health and clearly before patients get the service, that in case of incident patients return force and conduct inpatient returned within 7 days with the same diagnosis can not be guaranteed by BPJS Health and officer should report incidents of forcible return the patient in writing in order to be monitored and can be lowered incidence of forced return

Keywords : Value BOR, Genesis Round Forced Bibliography : 13 (2007-2014)

ABSTRAK

(2)

kelas perawatan kelas III dengan diagnosis cancer, lama dirawat > 12 hari dan tahun 2013 tertinggi menggunakan cara bayar Jamkesmas, pada tahun 2014-2015 tertinggi menggunakan cara bayar BPJS. Nilai BOR per bulan bangsal Melati di RSUD dr. Moewardi tahun 2013-2015 rata-rata adalah 86,44%, dengan jumlah kejadian pulang paksa terdapat 1.377 pasien dan hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai 6,013 >χ² tabel dan nilai p 0,049 < 0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara nilai BOR dengan kejadian pasien pulang paksa bangsal melati di RSUD dr. Moewardi tahun 2013-2015. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan petugas perlu memberikan informasi mengenai jaminan ke- sehatan pemerintah khususnya BPJS Kesehatansecararincidanjelassebelum pasien mendapatkanpelayanan, bahwa jika terjadi kejadian pasien pulang paksa dan melakukan rawat inap kembali dalam jangka waktu 7 hari dengan diagnosis yang sama tidak dapat dijamin oleh BPJS Kesehatan dan sebaiknya petugas melaporkan kejadian pasien pulang paksa secara tertulis agar terpantau dan dapat diturunkan angka kejadian pulang paksa.

Kata Kunci : Nilai BOR, Kejadian Pulang Paksa

Kepustakaan : 13 (2007-2014)

PENDAHULUAN

Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat. Rumah Sakit tidak dapat lagi dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang muncul akibat berbagai perubahan (Hatta, 2013).

Dalam pelayanan kesehatan peningkatan mutu pelayanan diperlukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien, petugas profesi kesehatan, manajer kesehatan maupun pemilik institusi kesehatan. Mengukur mutu pelayanan dapat dilakukan dengan indikator-indikator mutu pelayanan yang ditetapkan pemerintah yaitu Standar Pelayanan Minimal.

Kasus pasien pulang paksa dapat mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit.Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter. Tujuannya adalah tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas pelayanan rumah sakit (Depkes RI, 2008).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Rumah sakit dipersyaratkan standar kejadian

pulang paksa 5%, rumah sakit yang memiliki standar pelayanan minimal >5% maka mutu pelayanan rumah sakitnya kurang baik.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan di RSUD dr. Moewardi, data nilai BOR dan kejadian pulang paksa bangsal Melati dalam periode tahun 2013-2015 terdapat 86,44% dan 1.377 pasien pulang paksa dengan persentase 5,55%. Tiap tahun nilai BOR dan kejadian pulang paksa mengalami kenaikan dan penurunan, tahun 2013 terdapat 83,41% nilai BOR dan kejadian pulang paksa 463 (5,56%) pasien, tahun 2014 87,25% nilai BOR, 563 (6,75%) pasien pulang paksa, dan tahun 2015 terdapat 88,67% nilai BOR dan 351 (4,31%) pasien pulang paksa.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, yaitu penelitian yang mengambarkan ada tidaknya hubungan nilai BOR dengan kejadian pasien pulang paksa bangsal melati di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi tahun 2013-2015.Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah time serie.

(3)

variabel serta menguji ada tidaknya perbedaan atau

hubungan tersebut dengan tabel silang menggunakan 1 Januari

I 15

II 3

III 37

analisis Chi Square. 2 Februari 10 7 20

3 Maret 13 1 22

4 April 12 3 16

5 Mei 8 1 23

HASIL 6 Juni 21 3 24

7 Juli 20 7 25

1. Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal 8 Agustus 12 3 21

Melati di RSUD dr. Moewardi Tahun 2013-2015. 9 September 8 5 25

10 Oktober 8 17 31

a. Karakteristik Berdasarkan Kelas Perawatan.

11 Nopember 7 5 32

12 Desember 13 2 35

Jumlah 147 57 311

No Bulan Kelas Perawatan

I II III

1 Januari 11 1 34

2 Februari 3 2 25

3 Maret 4 3 19

4 April 3 0 25

5 Mei 2 2 18

6 Juni 6 1 16

7 Juli 1 2 25

1 Januari 2 1 36 dari 515 pasien pulang paksa.

2 Februari 0 2 21

3 Maret 7 3 32 Tabel 3 Karakteristik Pasien Pulang Paksa

4 April 5 1 42 Bangsal Melati Berdasarkan Kelas Perawatan

5 Mei 1 3 24 di RSUD dr. Moewardi Tahun 2015

6 Juni 9 0 37

7 Juli 4 2 34

8 Agustus 10 0 50

9 September 10 4 31

10 Oktober 5 13 27

11 Nopember 9 9 29

12 Desember 9 2 37

Jumlah 71 40 400

obyek adalah data sim-rs. instrumen pengumpulan data dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara. sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang berisi data nilai bor dan pasien pulang paksa per bulan bangsal melati, dan cara pengumpulan datanya menggunakan observasi dan wawancara tidak terstruktur, teknik pengolahan data melalui tahap pengumpulan, edit, klasifikasi, tabulasi, enter dan penyajian data. Analisis yang digunakan analisa bivariatyaitu data yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua

tahun 2013 tertinggi pada kelas III yaitu 400 pasien dan pada bulan Agustus mencapai 50 pasien, serta terendah pada kelas II yaitu 40 pasien.

Tabel 2 Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Kelas Perawatan

di RSUD dr. Moewardi Tahun 2014

NO Bulan Kelas Perawatan

Tabel 1 Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Kelas Perawatan

di RSUD dr. Moewardi Tahun 2013

Kelas Perawatan NO Bulan

I II III

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa karakteristik pasien pulang paksa berdasarkan kelas perawatan tahun 2014 tertinggi pada kelas III yaitu 311 pasien dan terendah pada kelas II yaitu 57 pasien

(4)

No Bulan Kelas Perawatan 11 Gangguan Syaraf 19 36 15 berdasarkan karakteristik diagnosis terdapat 30

12 Injury & Frac- ture

17 25 11 jenis diagnosis dan jumlah pasien pulang paksa tertinggi pada diagnisis cancer yaitu 61 pasien dari

13 ISK 14 48 9 511 pasien pulang paksa. Tahun 2014 terdapat 27

14 HIV 13 17 5 jenis diagnosis dan jumlah pasien pulang paksa

15 Talasemia 10 4 0 tertinggi pada diagnosis cancer yaitu 88 dari 515

16 Hepatitis 19 7 0 pasien pulang paksa dan tahun 2015 terdapat 35

17 Keracunan 9 4 0 jenis diagnosis dan jumlah pasien pulang paksa

18 DHF 8 19 5 tertinggi pada diagnosis cancer yaitu 61 pasien

dari 351 pasien pulang paksa bangsal melati. Tabel 3 dapat diketahui bahwa karakteristik

pasien pulang paksa berdasarkan kelas perawatan tahun 2015 tertinggi pada kelas III yaitu 264 pasien terendah pada kelas II yaitu 33 pasien dari 351 pasien pulang paksa.

b. Karakteristik Berdasarkan Diagnosis

(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 >12

Januari 4 4 2 0 6 3 3 2 1 0 1 4 9

Februari 1 3 2 6 0 2 0 2 0 3 1 0 3

Maret 4 3 3 2 5 7 4 5 1 2 1 1 4

April 7 9 2 4 1 3 2 1 3 2 1 1 12

Mei 3 4 3 2 1 1 3 2 4 2 0 1 2

Juni 5 8 2 10 3 1 1 3 5 1 3 1 3

Juli 3 5 6 1 6 3 1 2 5 1 1 2 4

Agustus 3 7 11 4 7 5 3 4 1 1 3 1 10

September 5 3 5 8 3 6 3 2 1 2 1 0 6

Okttober 11 7 0 1 2 3 1 5 1 2 2 2 8

Nopember 9 4 7 6 5 4 2 0 6 2 1 0 1

Desember 6 7 7 3 2 3 1 3 5 2 4 0 5

Jumlah 61 64 50 47 41 41 24 31 33 20 19 13 67

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 >12

Januari 7 9 9 4 8 2 6 1 2 3 1 1 2

Februari 7 8 5 5 2 0 3 2 3 0 1 0 1

Maret 5 2 3 2 2 2 4 3 5 1 1 0 3

April 4 5 1 4 3 3 3 2 0 0 2 1 4

Mei 1 3 5 5 1 2 2 2 0 4 2 0 5

Juni 2 9 4 5 6 3 0 2 7 0 2 1 7

Juli 9 7 5 8 1 1 3 5 4 0 0 2 7

Agustus 6 4 3 5 3 1 2 1 1 2 1 0 7

September 3 4 5 4 4 6 3 0 0 0 3 1 5

Okttober 13 6 2 4 4 1 2 3 1 3 1 1 3

Nopember 6 8 2 2 6 1 2 2 0 1 0 2 10

Desember 6 6 8 5 5 0 1 3 0 2 2 5 7

Jumlah 69 71 52 53 45 22 31 26 23 16 16 14 61

c. Karakteristik Berdasarkan Lama Dirawat

Tabel 5 Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Lama Dirawat di RSUD dr. Moewardi Tahun 2013

Lama Dirawat (hari) Bln

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa pasien pulang paksa berdasarkan karakteristik lama dirawat bangsal Melati di RSUD dr. moewardi tahun 2013 terdapat pasien yang mempunyai lama dirawat tinggi yaitu >12hari sebanyak 67 pasien.

Tabel 6 Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Lama Dirawat di RSUD dr. Moewardi Tahun 2014

Lama Dirawat (hari) Bln

(6)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 > 12

Januari 6 5 7 7 1 1 3 1 2 1 0 1 9

Februari 4 1 2 5 2 2 2 2 1 0 0 1 9

Maret 2 4 3 6 6 0 2 1 1 3 1 3 2

April 2 3 4 3 1 3 2 2 0 1 0 0 4

Mei 3 3 2 1 0 1 2 1 0 2 2 2 1

Juni 4 0 3 2 3 3 1 1 1 0 0 1 4

Juli 6 5 3 2 2 3 0 1 0 1 1 0 3

Agustus 3 3 2 3 2 1 0 0 0 1 1 0 3

September 2 6 0 1 3 2 1 0 3 1 0 3 7

Okttober 8 5 5 4 5 4 2 0 2 2 2 0 10

Nopember 6 2 1 3 5 0 5 4 0 0 0 0 1

Desember 2 3 2 3 2 3 4 0 1 1 0 0 2

Jumlah 48 40 34 40 32 23 24 13 11 13 7 11 55

Tabel 7 Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Lama Dirawat di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2015

Lama Dirawat (hari) Bln

Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa pasien pulang paksa berdasarkan karakteristik lama dirawat bangsal Melati di RSUD dr. moewardi tahun 2013 terdapat pasien yang mempunyai lama dirawat tinggi yaitu >12hari sebanyak 55 pasien dan terendah pada lama dirawat 11 hari yaitu 7 pasien.

d. Karakteristik Berdasarkan Cara Bayar.

Tabel 8 Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Cara Bayar di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2013

Bln

Cara Bayar

PKMS Silver

PKMS Gold

Kerja

sama Jamkesda Jamkesmas Umum Askes

Jamsos tek

Dinas Sos-

ial

BRI

Jan 4 0 0 5 16 14 0 0 0 0

Feb 1 0 0 0 15 5 2 0 0 0

Mar 0 0 0 4 21 9 7 1 0 0

Apr 1 0 0 3 27 16 1 0 0 0

Mei 2 1 0 4 8 12 1 0 0 0

Jun 6 1 0 2 21 20 8 0 1 0

Jul 4 0 0 1 19 11 3 1 0 0

Agu 3 0 0 3 36 12 5 0 0 1

Sep 0 0 0 20 23 13 5 0 0 0

Okt 0 0 7 9 16 11 5 0 0 0

Nop 0 0 0 1 24 11 7 0 0 0

Des 1 0 0 2 24 15 4 0 1 0

Jml 22 2 7 54 250 149 48 2 2 1

(7)

PKMS Silver PKMS Gold BPJS Kerjasama Jamkesda Umum

Jan 4 0 28 0 2 12

Feb 0 0 22 0 0 7

Mar 0 0 15 0 0 11

Apr 1 0 22 0 1 5

Mei 1 0 8 0 2 10

Jun 0 0 10 0 0 13

Jul 0 0 17 0 0 10

Agu 0 0 9 0 2 8

Sep 0 0 21 0 1 11

Okt 0 0 20 14 0 14

Nop 0 1 11 0 0 18

Des 2 1 7 0 0 13

Jmlh 8 2 190 14 8 132

Tabel 9 Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Cara Bayar di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014

Bln

Cara Bayar PKMS

Silver

PKMS Gold BPJS

Kerja

sama Jamkesda Jamkesmas Umum Askes Jam sostek In Healt

Jan 2 1 26 0 2 7 13 0 1 2

Feb 1 0 18 0 0 0 17 0 0 0

Mar 2 0 21 0 0 0 10 0 0 0

Apr 1 1 22 0 1 0 8 0 0 0

Mei 2 0 18 0 0 0 11 0 1 0

Jun 1 0 38 0 0 0 9 0 0 0

Jul 0 1 43 0 0 0 8 0 0 0

Agu 0 0 34 0 0 0 2 0 0 0

Sep 1 0 32 1 0 0 4 0 0 0

Okt 1 1 31 12 1 0 9 0 0 0

Nop 0 0 29 2 0 0 12 0 0 0

Des 1 0 29 0 1 0 19 2 0 0

Jml 12 4 341 15 5 7 122 2 2 2

Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa karakteristik pasien pulang paksa bangsal melati tahun 2014 berdasarkan karakteristik cara bayar, terdapat 10 jenis cara pembayaran yang digunakan dan cara pembayaran tertinggi menggunakan BPJS yaitu 341 pasien.

Bln

Tabel 10 Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Cara Bayar di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2015

Cara Bayar

(8)

2. Nilai BOR per bulan bangsal Melati di RSUD Dr. Moewardi tahun 2013-2015

RSUD Dr. Moewardi pada bangsal melati dibagi menjadi 3 bangsal yaitu bangsal melati 1, melati 2, dan melati 3 dengan nilai BOR yang berbeda-beda tiap bulannya. Nilai BOR bangsal melati pada tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11 Nilai BOR perbulan bangsal melatidi RSUD Dr. Moewardi 2013-2015

Thn

Bln Melati I Melati II Melati III Jml

2013 Jan 93,16 89,48 71,03 84,55

Feb 93,66 98,95 74,11 88,90

Mar 95,83 100,26 85,14 93,74

Apr 96,15 86,12 73,44 85,24

Mei 92,88 87,47 73,56 84,64

Jun 84,08 70,38 59,64 71,37

Jul 95,88 74,93 78,86 83,23

Agu 94,55 79,85 62,38 78,93

Sep 86,03 85,19 69,76 80,33

Okt 95,66 79,69 73,56 82,97

Nop 79,13 78,03 76,13 83,76

Des 93,44 81,07 75,17 83,23

2014 Jan 79,76 68,69 69,35 72,60

Feb 96,12 88,41 86,10 90,21

Mar 97,39 84,77 84,04 89,07

Apr 95,06 89,89 87,86 90,94

Mei 93,55 89,90 90,73 91,06

Jun 94,54 90,16 89,52 91,41

Jul 85,98 75,62 83,53 81,71

Agu 91,82 78,32 84,56 84,90

Sep 91,15 86,99 90,42 89,51

Okt 94,83 86,83 91,42 90,87

Nop 81,09 87,16 88,04 85,43

Des 93,16 86,41 88,27 89,28

2015 Jan 93,72 91,12 86,41 90,41

Feb 92,67 89,23 89,99 90,63

Mar 93,21 92,07 89,40 91,56

Apr 93,33 90,05 90,54 91,31

Mei 95,33 87,47 89,57 90,79

Jun 94,94 80,71 87,50 87,72

Jul 86,82 74,14 81,16 80,71

Agu 90,75 86,72 86,90 88,12

Sep 98,79 75,79 85,83 86,81

Okt 92,66 82,28 56,37 87,09

Nop 95,23 90,94 91,07 92,26

Des 93,94 83,45 82,55 86,64

(9)

Apr 27 13 8 48

3. Jumlah Kejadian Pulang Paksa Perbulan Bangsal Melati Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2013-2015

Bangsal Melati di RSUD dr. Moewardi setiap bulanya terdapat kejadian pulang paksa. Berikut jumlah kejadian pasien pulang paksa perbulan bangsal Melati dari tahun 2013 sampai tahun 2015.

Tabel 12 Jumlah Kejadian Pasien Pulang Paksa

keseluruhan bangsal melati terdapat 1.377 pasien, dengan jumlah tertinggi pada melati I yaitu 642 pasien dan tiap bulannya terdapat kejadian pasien pulang paksa tertinggi.

4. Hubungan Nilai BOR dengan Kejadian Pulang Paksa Bangsal Melati.

a. Kategori nilai BOR bangsal melati

(10)

No Bulan Tahun BOR

(%) Kategori 13 Januari 2014 72,60 Rendah 14 Februari 2014 90,21 Tinggi

15 Maret 2014 89,07 Tinggi

16 April 2014 90,94 Tinggi

17 Mei 2014 91,06 Tinggi

18 Juni 2014 91,41 Tinggi

19 Juli 2014 81,71 Sedang

20 Agustus 2014 84,90 Sedang 21 September 2014 89,52 Tinggi 22 Oktober 2014 90,87 Tinggi 23 November 2014 85,43 Tinggi 24 Desember 2014 89,28 Tinggi 25 Januari 2015 90,41 Tinggi 26 Februari 2015 90,63 Tinggi

No Bulan Tahun BOR

(%) Kategori

27 Maret 2015 91,56 Tinggi

28 April 2015 91,31 Tinggi

29 Mei 2015 90,79 Tinggi

30 Juni 2015 87,72 Tinggi

31 Juli 2015 80,71 Sedang

32 Agustus 2015 88,12 Tinggi 33 September 2015 86,81 Tinggi 34 Oktober 2015 87,09 Tinggi 35 November 2015 92,26 Tinggi 36 Desember 2015 86,64 Tinggi

Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa nilai BOR dengan kategori tinggi terdapat 23 periode, sedang 11 periode dan rendah 2 periode.

b. Kategori Pasien Pulang Paksa

Tabel 14 Kategori Pasien Pulang Paksa bangsal melati perbulan tahun 2013-2015

No Bln Thn ∑ RI ∑ PP Persentase (%) Kategori

1 Jan 2013 403 39 9,68 Tidak Standar

2 Feb 2013 610 23 3,77 Standar

3 Mar 2013 741 42 5,67 Tidak Standar

4 Apr 2013 724 48 6,63 Tidak Standar

5 Mei 2013 748 28 3,74 Standar

6 Jun 2013 671 46 6,86 Tidak Standar

7 Jul 2013 741 40 5,40 Tidak Standar

8 Agu 2013 665 60 9,02 Tidak Standar

9 Sep 2013 766 45 5,87 Tidak Standar

10 Okt 2013 756 45 5,95 Tidak Standar

11 Nov 2013 720 47 6,53 Tidak Standar

12 Des 2013 779 48 6,16 Tidak Standar

13 Jan 2014 660 55 8,33 Tidak Standar

14 Feb 2014 710 37 5,21 Tidak Standar

15 Mar 2014 691 36 5,21 Tidak Standar

16 Apr 2014 665 31 4,66 Standar

17 Mei 2014 678 32 4,72 Standar

18 Jun 2014 709 48 6,77 Tidak Standar

19 Jul 2014 656 52 7,93 Tidak Standar

20 Agu 2014 661 36 5,45 Tidak Standar

(11)

Tingkat Nilai BOR Kejadian Pulang Paksa P x

Standar % Tidak standar %

Tinggi 13 36,1 2 2,6 0,049 6.013

Sedang 2 5,6 9 25

Rendah 0 0 10 27,8

Jumlah 15 41,7 21 58,3

No Bln Thn ∑ RI ∑ PP Persentase (%) Kategori

22 Okt 2014 723 56 7,75 Tidak Standar

23 Nov 2014 684 44 6,43 Tidak Standar

24 Des 2014 712 50 7,02 Tidak Standar

25 Jan 2015 732 46 6,28 Tidak Standar

26 Feb 2015 631 30 4,75 Standar

27 Mar 2015 711 26 3,66 Standar

28 Apr 2015 677 28 4,14 Standar

29 Mei 2015 723 22 3,04 Standar

30 Jun 2015 655 23 3,51 Standar

31 Jul 2015 588 28 4,76 Standar

32 Agu 2015 697 19 2,73 Standar

33 Sep 2015 671 33 4,92 Standar

34 Okt 2015 721 46 6,38 Tidak Standar

35 Nov 2015 649 27 4,16 Standar

36 Des 2015 689 23 3,34 Standar

Ket : PP = Puang Paksa

Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa pasien pulang paksa dari tahun 2013-2015 terdapat 21 periode yang melebihi Standar Pelayanan Minimal yang disarankan dan 15 periode yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai BOR dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah.

Sehingga nilai BOR dengan kejadian pulang paksa bangsal melati di RSUD Dr. Moewardi 2013-2015 dapat diketahui dengan menggunakan rumus chi squere yang dibantu program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 15 Hasil Perhitungan Hubungan Nilai BOR dengan Kejadian Pulang Paksa Bangsal Melati 2013-2015

hitung

Berdasarkan tabel 15 diperoleh bahwa tingkat nilai BOR pada kategori tinggi pada pasien yang terjadi pasien pulang paksa yang standar sebanyak 36,1% kategori sedang 5,6% dan untuk kategori rendah 0%, sedangkan yang tidak standar kategori tinggi 2,6%, kategori sedang 25%, dan kategori rendah 27, 8%. Hasil uji statistik hubungan nilai BOR dengan kejadian pulang

(12)

pada bangsal melati di RSUD Dr. Moewardi 2013-2015.

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati di RSUD dr. Moewardi Tahun 2013-2015.

Pasien pulang paksa bangsal melati tertinggi pada kelas perawatan kelas III, di RSUD dr. Moewardi bangsal melati dibagi menjadi 3 bangsal dengan kekhususan SMF dan kelas perawatan masing- masing yaitu melati I khusus SMF penyakit dalam dengan kelas perawatan kelas III, melati II kesehatan anak kelas perawatan III dan melati III digunakan untuk campuran dengan kelas perawatan I dan II, namun jika ada bangsal lain yang sudah penuh dan bangsal melati masih tersedia maka pasien dapat dirawat dibangsal melati walaupun tidak sesuai dengan SMF bangsal melati. Berdasarkan karakteristik diagnosis pasien pulanng paksa tertinggi yaitu cancer. Penanganan penyakit cancer diantaranya adalah dengan terapi dan operasi, tetapi terdapat pasien yang tidak bersedia menjalankan terapi atau tidak mau menunggu kamar operasi tersedia sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya kejadian pasien pulang paksa.

Rata-rata lama dirawat pasien pulang paksa cukup panjang yaitu >12 hari. Lama dirawat yang lama dipengaruhi kondisi pasien tersebut seperti keaadaan yang kronis, berdasarkan hasil wawancara dengan petugas bangsal melati fakor penyebab pasien pulang paksa salah satunya adalah keadaan pasien yang kronis. Sesuai dengan Sudra (2010) mengatakan bahwa rata-rata lama dirawat yang lebih dari 12 hari disebabkan karena pasien kronis dirawat di rumah sakit.Kejadian pasien pulang paksa karena lama dirawat yang cukup panjang juga disebabkan karena kurangnya efisinsi pelayanan yang diberikan, menurut Bustami(2011) mengatakan bahwa efisiensi pelayanan kesehatan merupakan dimensi yang penting dari mutu karena efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan, apalagi sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya

terbatas. Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki.

Cara pembayaran pasien pulang paksa tahun 2013 tertinggi menggunakan cara bayar Jamkesmas karena kelas perawatan bangsal melati I dan melati II digunakan khusus kelas III sehingga penggunaan Jamkesmas sangat berpengaruh dan pada tahun 2014-2015 tertinggi menggunakan cara bayar BPJS Kesehatan, karena pada tahun 2014 sudah diberlakukan kebijakan peraturan presiden RI nomor 111 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan nasional yaitu BPJS Kesehatan. Banyaknya pasien BPJS Kesehatan baik PBI maupun Non PBI karena RSUD Dr. Moewardi merupakan salah satu rumah sakit rujukan tingkat 3 dan kejadian pasien pulang paksa dengan jaminan BPJS Kesehatan biaya perawatannya tetap akan ditanggung BPJS Kesehatan akan tetapi apabila pasien tersebut melakukan rawat inap kembali dalam jangka waktu 7 hari dengan diagnosis yang sama tidak dapat dijamin oleh BPJS Kesehatan dan pasien harus membayar secara umum serta akan dimonitoring oleh BPJS Kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan Surat BPJS Kesehatan Nomor 2321/VI.06/0715 hal penjaminan kasus APS poin 2.a bahwa pasien yang pulang rawat inap atas permintaan sendiri /APS (pulang paksa), maka apabila pasien tersebut rawat inap kembali dalam ±7 hari dengan diagnose yang sama baik pada Rumah Sakit yang sama maupunpada Rumah Sakit yang berbeda dan yang masuk melalui IGD maupun poli rujukan, maka tidak dijamin BPJS Kesehatan / tidak dibuatkan SEP.

2. Nilai BOR per bulan bangsal Melati di RSUD dr. Moewardi tahun 2013-2015

(13)

hanya mempunyai 58 TT dan pada melati II 61 TT, melati III 56 TT sedangkan jumlah hari perawatan di melati I lebih tinggi daripada melati II dan melati III. Nilai BOR yang tinggi akan berpengaruh terhadap kesibukan dan beban kerja petugas dalam memberikan pelayanan, sehingga rumah sakit perlu meningkatkan dimensi mutu agar tetep terjaga mutu pelayanannya. Menurut Bustami (2011) dimensi mutu terdiri dari kompetensi teknis, akses terhadap pelayanan, efektifitas, hubungan antar manusia, efisiensi, kelangsungan pelayanan, keamanan, kenyamanan dan kenikmatan.

3. Jumlah Kejadian Pulang Paksa Perbulan Bangsal Melati Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2013-2015

Rumah Sakit Umum dr. Moewardi pada tahun 2013 sampai 2015 terdapat kejadian pasien pulang paksa bangsal melati sebanyak 1.377 pasien dan tertinggi terjadi pada melati I yaitu 642 pasien. Kejadian pasien pulang paksa bangsal melati memiliki persentase melebihi standar yang disarankan oleh Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 yaitu

≤ 5% sedangkan bangsal melati pada tahun 2013- 2015 terdapat 5,5%. Dari hasil wawancara dengan petugas bangsal melati I, II, dan III dapat diketahui berbagai faktor alasan dari pasien pulang paksa yang sering muncul yaitu karena faktor kondisi pasien itu sendiri.

RSUD Dr. Moewardi merupakan pelayanan kesehatan rujukan tingkat ke-3 rata-rata adalah pasien rujukan dengan jaminan kesehatan, akan tetapi untuk pasien kelas perawatan I dan II kebanyakan adalah pasien umum sehingga biaya sangat berpengaruh untuk pasien meminta dirawat dirumah, sedangkan kelas III dengan rata-rata pasien memiliki jaminan kesehatan pemerintah maka faktor yang paling berpengaruh bukan faktor biaya akan tetapi kondisi pasien yang tidak ada perubahan, kritis atau dokter sudah angkat tangan, tidak ada yang mengunggu pasien, dan juga pasien inggin pindah ketempat pelayanan kesehatan yang lain. Untuk menekan angka kejadian pasien pulang paksa petugas perlu memberikan informasi mengenai jaminan kesehatan pemerintah dan memotivasi pasien agar mau dirawat secara utuh dari awal sampai akhir dengan harapan pulang sembuh.

Sehingga efektivitas dan kesinambungan pelayanan kesehatan pasien tercapai sesuai dengan Kepmenkes RI No. 129 tahun 2008 mengenai dimensi mutu pasien pulang paksa yaitu tercapainya efektivitas dan kesinambungan pelayanan.

Hal ini relevan dengan penelitian dari Menap (2012) yang mengatakan bahwa alasan pasien pulang paksa yaitu biaya, ingin pindah rawat ketempat lain, kecewa dengan pelayanan yang diberikan RS, tidak ada keluarga yang menunggu di RS, tidak ada harapan untuk sembuh. Dan penelitian Wulandari (2014) yang mengatakan bahwa penyebab pasien pulang paksa adalah pindah rumah sakit, keadaan pasien sudah kritis dan tidak punya biaya.

4. Hubungan Nilai BOR dengan Kejadian Pulang Paksa Bangsal Melati.

Berdasarkan hasil perhitungan rumus chi squere dengan program SPSS menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan antara nilai BOR dengan kejadian pasien pulang paksa pada nilai p = 0,049. Bangsal melati merupakan bangsal dengan kelas perawatan tertinggi kelas III, semakin tinggi penggunaan tempat tidur dibangsal kelas III akan berpengaruh pada keamanan dan kenyamanan pasien. Hal ini dapat mempengaruhi kejadian pasien pulang paksa, menurut Bustami (2011) keamanan merupakan salah satu dimensi dari mutu, keamanan berarti mengurangi risiko cedera, infeksi, efek samping atau bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan,keamanan pelayanan melibatkan petugas dan pasien. Sedangkan kenyamanan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan tersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya.

(14)

penggunaan TT yang ada untuk perawatan pasien, namun semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unti tersebut. Akibatnya, pasien bisa kurang mendapat perhatian dan pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi ini justru bisa menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Hal tersebut dapat mempengaruhi kejadian pasien pulang paksa, kejadian pasien pulang paksa di RSUD dr. Moewardi hanya diketahui dari hasil wawancara yaitu kondisi dari pasien, akan tetapi tidak diketahui kepuasan pelayanan yang diberikan maka perlu ada keterangan alasan pasien pulang paksa secara tertulis untuk mengevaluasi dan menekan angka kejadian pasien pulang paksa kedepannya. Menurut pohan (2007) kepuasan pasien adalah salah satu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkan.

SIMPULAN

1. Karakteristik pasien pulang paksa bangsal melati pada tahun 2013-2015 memiliki pasien pulang paksa tertinggi pada kelas perawatan kelas III dengan diagnosis cancer, lama dirawat > 12 hari dan tahun

2013 tertinggi menggunakan cara bayar Jamkesmas, pada tahun 2014-2015 tertinggi menggunakan cara bayar BPJS Kesehatan.

2. Nilai BOR per bulan bangsal Melati di RSUD dr.

Moewardi tahun 2013-2015 rata-rata adalah 86,44%.

3. Jumlah kejadian pulang paksa per bulan bangsal Melati di RSUD dr. Moewardi Tahun 2013-2015 terdapat 1.377 pasien.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara nilai BOR dengan kejadian pasien pulang paksa bangsal melati di RSUD dr. Moewardi tahun 2013-2015.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Renika

Cipta

Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik

. 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik

. 2013. Peraturan Presiden RI Nomor 111 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Jakarta: Sekertariat Kabinet Republik Indonesia

Erkadius dan Suswardjo. 2013. Butiran Data Asuhan Kesehatan dalam Gemala R Hatta (ed). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press

Menap, 2012. Analisis Alasan Pasien Pulang Paksa di Rumah Sakit Umum Daerah Praya Kabupaten Lombok Tengah. [Karya Tulis Ilmiah]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

(15)

Hubungan Nilai Bor dengan Kejadian Pasien Pulang Paksa Bangsal 73 Sudra, Rano Indradi. 2010. Statistik Rumah Sakit

Dari Sensus Pasien & Grafik Barber-Johnson Hingga Statistik Kematian & Otopsi. Yogyakarta: Graha Ilmu

. 2013. Rekam Medis. Tangeran

Selatan : Universitas Terbuka

Widiarti, Anis Sumi. 2013. Analisis Kejadian Pulang Paksa di Rumah Sakit TNI Lanud Iswahjudi Tahun 2013. [Karya Tulis Ilmiah]. Karanganyar: Mitra Husada

Gambar

Tabel 1 Karakteristik Pasien Pulang   Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Kelas Perawatan di RSUD dr
Tabel  4  Karakteristik  Pasien  Pulang  Paksa
Tabel 5 Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Lama Dirawat di RSUD dr
Tabel 7 Karakteristik Pasien Pulang Paksa Bangsal Melati Berdasarkan Lama Dirawat di RSUD Dr
+6

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu seorang pemimpin harus mampu meningkatkan keterampilan dalam pengambilan keputusan agar organisasi yang dipimpin menjadi lebih berkembang sesuai dengan

• Permenpan-RB Nomor 3 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional PLP dan Angka Kreditnya Dan Peraturan Bersama antara menteri Pendidikan Nasional dan Kepala BKN Nomor 02/V/PB/2010 Nomor

responden yang waktu tempuh lebih dari 29 menit memiliki rata – rata yang paling sedikit terhadap permintaan jasa angkutan kota dalam

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Karakter Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 

Kelebihan yang dimiliki komunikasi massa dalam menyampaikan pesan adalah dapat mencapai jumlah sasaran khalayak tidak terbatas dan pesan diterima secara serempak diwaktu

Diharapkan juga hasil dari pemodelan kami ini dapat digunakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya guna memberikan hasil yang lebih akurat dan lebih baik sehingga pada akhirnya

Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka..

Adapun hambatan yang dihadapi oleh Badan Pertanahan Nasional dan solusinya adalah hambatan eksternal dan hambatan internal yakni dari masyarakat itu sendiri yang