• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan harga padi EPP Tugas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan harga padi EPP Tugas"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PRAKTIKUM

PAPER MATA KULIAH EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN “KEBIJAKAN HARGA ATAP DAN HARGA DASAR”

Disusun oleh : Kelompok 2

Irfan Fahrizza (135040100111082)

Ardi Huda Mafaaza (135040100111093) Anggi Haga Sembiring (135040100111094) Iswatin Iftitah E.M. (135040100111097) Ivan Nur Syifa H. (135040100111101) Brian Lampa Ganda N. (135040100111139)

Kelas E

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

I. PENDAHULUAN

Sektor pertanian memiliki peran yang cukup besar dalam laju perekonomian Indonesia. Untuk terus meningkatkan produktivitas disektor pertanian, maka pembangunan harus terus dilaksanakan. Dalam pembangunan pertanian, tentunya pemerintah harus ikut andil dalam bagian ini, karena pemerintah sangat berperan penting untuk mewujudkan pembangunan. Selama ini, sudah terdapat banyak sekali kebijakan-kebijakan pemerintah untuk menstabilkan laju pertanian di Indonesia. Salah satu kebijakan pemerintah yang kita ketahui dalam sektor pertanian adalah kebijakan mengenai penetapan harga atap dan harga dasar.

Pada paper kali ini, kami akan membahas mengenai kebijakan pemerintah terhadap fluktuasi harga yang terjadi pada produk pertanian. Lebih tepatnya yang akan kita bahas adalah penetapan harga atap dan harga dasar pada padi. Tujuan dari termahal dari suatu produk yang bertujuan untuk melindungi konsumen dari harga yang terlampau tinggi. Dalam menentukan kebijakan harga dasar dan harga atap, pemerintah memanfaatkan peranan bulog. Kebijakan harga dasar dan harga atap itu sendiri diaplikasikan dengan cara menyimpan atau mengeluarkan suatu produk. Maksud dari menyimpan dan mengeluarkan adalah pemerintah membeli produk yang penawarannya melebihi permintaan lalu disimpan pada bulog sampai produk tersebut dibutuhkan pasar atau pada saat terjadi kelangkaan (Mubyarto. 1975).

(3)

II. KEBIJAKAN HARGA

Terkadang terjadi gejolak yang menyebabkan keadaan pasar berubah-berubah contohnya permintaan yang lebih besar daripada penawaran atau penawaran yang lebih besar daripada permintaan. Di sinilah peran pemerintah sebagai penengah antar produsen dan konsumen agar salah satu pihak tidak ada yang dirugikan. Berikut ini adalah bentuk kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka mengatur harga keseimbangan di pasar.

1. Kebijakan harga atap

Kebijakan ini dilakukan pemerintah apabila harga di pasar bebas dianggap terlalu tinggi, sehingga dikhawatirkan membawa dampak yang tidak diinginkan seperti terjadinya inflasi dan juga mempengaruhi pada kesejahteraan masyarakat. Nursantiyah (2009) mengatakan jika harga atap (harga maksimum) tetap diperlukan khususnya pada saat persediaan produksi terbatas. Dalam hal ini, jumlah permintaan (Qd) lebih besar dari jumlah penawaran (Qs).

Gambar 1, Kurva price ceiling

Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan harga maksimum mempengaruhi:

- Menurunnya harga

- Menciptakan kelebihan permintaan - Berkurangnya penawaran

(4)

2. Kebijakan Harga Minimum (Price Floor)

Hall dan Lieberman (2012) mendefinisikan a price floor is minimum amount below which the price is permitted to fall. Kebijakan ini adalah lawan dari kebijakan harga maksimum dimana harga yang berlaku di pasar dianggap terlalu rendah dan akan merugikan produsen. Dalam hal ini, jumlah penawaran (Qs) lebih besar dari jumlah permintaan (Qd) sehingga menyebabkan kondisi surplus dimana jumlah pasokan barang yang beredar di masyarakat sangat banyak

Gambar 2, Kurva Price floor

Sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa kebijakan harga minimum akan mempengaruhi:

- Menaikkan harga pasar

- Menciptakan kelebihan penawaran - Berkurangnya permintaan

- Menurunnya kuantitas yang diperjualbelikan

(5)

III. PEMBAHASAN

Tabel 1. Harga Pasar, Harga Dasar dan Harga Atap Beras Tahun 2008-2012 Tahun Harga Dasar

Harga Pasar, Harga Dasar dan Harga Atap Beras Tahun 2008-2012

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: Bulog Sumatera Utara 2008-2012

(6)

6.600/kg. Sedangkan harga pasar walaupun sama cenderung meningkat akan tetapi peningkatannya tidak setara dengan harga dasar dan harga atap itu sendiri.

Dalam hal ini campur tangan pemerintah dalam ekonomi perbesaran nasional pada dasarnya ada lima yaitu: meningkatkan produksi padi, meningkatkan pendapatan petani, mengurangi ketidak stabilan harga ditingkat produsen dan konsumen, dan mengendalikan keseimbangan harga beras diantara pasar domestik dan pasar internasional. Stabilisasi harga beras oleh pemerintah dilakukan melalui mekanisme buffer stock, yaitu dengan menetapkan harga dasar dan harga batas tertinggi. Harga dasar (minimum) di jamin pemerintah untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga yang tidak terkendali terutama pada musim paceklik. Ini semuanya diusahakan dengan pengadaan beras dikala panen dan penyaluran di kala paceklik (Tim Pengkajian Kebijakan Perberasan Nasional, 2001).

Melalui Bulog pada tahun 2001 pemerintah melalui Inpres No.9 tahun 2001 mengganti kebijakan HDG menjadi Harga Dasar PembelianPemerintah (HDPP), dan selanjutnya diubah lagi menjadi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) melalui Inpres No. 2 tahun 2005. Kebijakan HPP memang berbeda dengan kebijakan HDG, walaupun keduanya mempunyai tujuan yang sama,yaitu menyangga harga gabah supaya tidak anjlok utamanya pada musim panen raya melalui intervensi peningkatan permintaan pembelian harga gabah. Setelah enam tahun penerapan kebijakan HPP ternyata juga tidak efektif. Harga gabah pada musim panen raya yang dimulai pada bulan Februari sampai April tetap anjlok dan merugikan petani. Kemampuan petani dalam melanjutkan usahatani pada musim berikutnya berkurang sehingga kualitas gabah yang dihasilkan juga menjadi rendah (Hutagalung,2007).

Sehingga dari uraian diatas kebijakan harga ter-rendah beras yang seharusnya dapat melindungi petani cenderung merugikan petani. Selain itu, pada kenyataannya, dimana harga ter-tinggi yang harusnya melindungi konsumen terpaut jauh dengan harga beras dipasaran seperti pada table 1 dan dimana harga ter-tinggi dapat dilihat pada tahun 2012 sebesar Rp. 10.048,37/kg. Selain beras merupakan bahan makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia dampak kenaikan juga akibat dari peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun. Dimana juga mempengaruhi banyaknya konsumsi pada beras itu sendiri.

(7)

1. Stabilisasi harga gabah hendaklah dilakukan secara parsial (partial price band) yang terbatas namun masih cukup merangsang bagi pedagang atau petani untuk melakukan penyimpanan gabah antar musim. Salah satu kebijakan yang dipandang sesuai dengan kondisi Indonesia adalah kebijakan rentang harga (price band) yang banyak juga diterapkan oleh negara-negara sedang berkembang lainnya. Kebijakan rentang harga tersebut diwujudkan dalam bentuk kebijakan ambang bawah harga gabah untuk melindung petani dan kebijakan ambang atas harga beras untuk melindungi konsumen. Pengertian kebijakan ambang maksudnya yaitu batas tingkatan yg masih dapat diterima atau ditoleransi.

2. Dasar penetapan ambang bawah harga gabah atau Harga Dasar Gabah (HDG) adalah memberikan jaminan profitabilitas kepada petani minimal 30 persen dan juga dengan memperhatikan perkembangan harga beras serta biaya hidup. panen raya tidak memadai. Pembatasan impor hanya melalui pengenaan tarif sering tidak efektid karena anjloknya harga beras dunia dan kemampuan Bulog menjadi terbatas karena statusnya telah berubah menjadi Perum. Akibatnya HDG yang telah ditetapkan oleh pemerintah menggantung (price overhang). Sehingga perlu adanya kebijakan pengendalian impor dan tarif serta peningkatan kemampuan Bulog dalam membeli gabah khususnya pada musim raya.

(8)
(9)

V. KESIMPULAN

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, R dan Lieberman, M. 2012. Microeconomics: Principles and Applications. New York: Cengage Learning.

Hutagalung, Makmur. 2007. Dampak Peningkatan Harga Beras Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani pada Beberapa Strata Luas LahanI. Studi Kasus: Kabupaten Deli Serdang.

Mubyarto. 1975. Harga Beras dan Kebijakan Produksi di Indonesia. Dalam Bulog Pergulatan dalam Pemantapan Peranan dan Penyesuaian Kelembagaan. Kumpulan naskah Dalam rangka Menyambut 35 tahun Bulog. Institut Pertanian Bogor-Press, Bogor.

Gambar

Gambar 1, Kurva
Gambar 2, Kurva
Tabel 1. Harga Pasar, Harga Dasar dan Harga Atap Beras Tahun 2008-2012

Referensi

Dokumen terkait

MODEL SISTEM MANAJEMEN AHLI UNTUK STRATEGI KEBIJAKAN HARGA PRODUK INDUSTRI

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan

Hasil kajian Maulana (2012) tentang prospek implementasi kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) multikualitas untuk gabah dan beras di Indonesia diperoleh beberapa

Hasil kajian Maulana (2012) tentang prospek implementasi kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) multikualitas untuk gabah dan beras di Indonesia diperoleh beberapa

Jika kebijakan pemerintah masih fokus pada aspek kuantitas melalui stabilitas harga di tingkat konsumen atau intervensi pasar dan cadangan beras pemerintah (CBP) atau

Kebijakan pemerintah harus diorientasikan dari fokus kebijakan harga ke peningkatan kapasitas produksi, yakni: (a) rehabilitasi dan ekstensifikasi infrastruktur irigasi;

Rekomendasi dari hasil analisis kebijakan harga listrik panas bumi dalam penelitian ini adalah pemberian insentif fiskal oleh pemerintah kepada pengembang, pemerintah yang melakukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 signifikansi pengaruh kebijakan harga yang terdiri dari penetapan harga diskon dan penetapan harga secara geografis terhadap volume