• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Waralaba Makanan and Indomart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Waralaba Makanan and Indomart"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

WARALABA (FRANCHISE)

Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Bisnis

Dosen Pembimbing : Haryono,

Di susun Oleh :

1.

Aminah

NIM : 2014122423

2.

Fahrur Roji

NIM : 2014122846

3.

Martha

Nim : 20141111111

4.

Ovander yohanes

Nim : 2014122848

5.

Putria Muamala

Nim : 2014120817

6.

Sri Devi

Nim : 2014122175

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Untuk memenuhi tugas Pengantar Bisnis yang di berikan oleh Bapak

Haryono, MSI

selaku

pembimbing.

B.

Rumusan Masalah

Untuk mengetahui apa itu Franchise beserta pemahamannya. Mahasiswa dituntut untuk

mengerti apa saja yang berhubungan dengan Franchise.

C.

Tujuan

Mengetahui pengertian atau definisi dari Franchise. Selain itu, untuk mengetahui

Kekurangan, kelebihan dan kegagalan dari Franchise tersebut. Agar setiap mahasiswa dapat

mengerti hal- hal yang berhubungan dengan Franchising.

D. Metode

1) Mencari bahan dari internet

(3)

BAB II

Pembahasan

1.

Definisi Waralaba

Waralaba berasal dari

bahasa Inggris

yaitu

franchising

;dan

bahasa Perancis

yaitu

franchise

yang aslinya berarti hak atau kebebasan) jadi

Franchise

atau

Franchising

adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan.

[1]

Pengertian franchise sendiri di setiap negara tidak lah sama, namun bukan berarti

tidak memiliki tujuan yang sama. Di Amerika, menurut

International Franchise

Association (IFA)

, franchise adalah sebuah hubungan kontraktual antara Franchisor

(Pemberi waralaba) dengan Franchisee (Penerima waralaba) yang dimana Franchisor

berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang

dijalankan oleh Franchisee misalnya melalui pelatihan, di bawah merek dagang yang

sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (Franchisor), dan juga

Franchisee menanamkan investasinya tersebut dari sumber dana sendiri.

Di Indonesia melalui

Asosiasi Franchise Indonesia

, Franchise adalah suatu sistem

pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek

(Franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan

bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan

sebelumnya dalam jangka waktu tertentu yang meliputi area tertentu.

Sedangkan menurut

British Franchise Association

Franchise diartikan sebagai

garansi lisensi kontraktual oleh satu orang (franchisor) ke pihak lain (franchisee)

dengan :

1.

Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode

tertentu pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor.

2.

Mengharuskan franchisor untuk melatih kontrol secara kontinyu selama

periode perjanjian.

3.

Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap franchisee

pada subjek bisnis yang dijalankan di dalam hubungan terhadap organisasi

usaha franchisee seperti training terhadap staf, merchandising, manajemen

atau yang lainnya.

4.

Meminta kepada franchise secara periodik selama masa kerjasama waralaba

untuk membayarkan sejumlah fee franchisee atau royalti untuk produk atau

service yang disediakan oleh franchisor kepada franchisee.

[2]

(1) http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba

(4)

Para Pakar Ahli pun memiliki definisi terhadap franchise, diantaranya :

1.

Menurut

Campbell Black

dalam bukunya

Black’s Law Dict

menjelaskan

franchise sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain

untuk menjual produk atau service atas nama merek tersebut.

2.

Menurut

David J.Kaufmann

juga memberi definisi franchising sebagai sebuah

sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil

(franchisee) yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses

pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi

franchisor.

[3]

2.

Pengwaralaba dan pewaralaba

Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud

dengan

pengwaralaba

dan

pe waralaba

Yaitu :

Pengwaralaba

atau

pe mberi waralaba

(

franchisor

), adalah badan usaha atau

perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan

dan/atau menggunakan hak atas Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau

akronim “HaKI”, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia, atau penemuan, atau

ciri khas usaha yang dimilikinya.

Pewaralaba

atau

pene rima waralaba

(

franchisee

), adalah badan usaha atau

perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak

atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas yang dimiliki pemberi

waralaba.

[4]

3.

Sejarah Waralaba

1.

Perusahaan Coca cola di Atlanta, Amerika Serikat.

(3) http://salamfranchise.com/2008/03/03/franchise-di-indonesia-dan-pengertiannya/

(5)

Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat

mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya.

Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan

format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian, caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain

yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber

lain, yang mengikuti Singer kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah

industri otomotif AS,

General Motors Industry

pada tahun 1898. Contoh lain di AS

ialah sebuah sistem

telegraf

, yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan

kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar

pabrikan mobil dengan penjual.

2.

Mc Donalds

, salah satu pewaralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia.

Waralaba saat ini lebih didominasi oleh waralaba

rumah makan

siap saji.

Kecenderungan ini dimulai pada tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka

restoran cepat sajinya. Pada tahun

1935

, Howard Deering Johnson bekerjasama

dengan Reginald Sprague untuk memonopoli usaha restoran modern. Gagasan mereka

adalah membiarkan rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama,

makanan, persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan

suatu pembayaran.

Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai penyempurnaan

terutama pada tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi waralaba sebagai format

bisnis

(business format)

atau sering pula disebut sebagai waralaba generasi kedua.

Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat terutama di negara asalnya,

AS

,

menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis diberbagai bidang usaha,

mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS. Sedangkan

di

Inggris

, berkembangnya waralaba dirintis oleh

J. Lyons

melalui usahanya

Wimpy

and Golden Egg

, pada tahun 60-an.

Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Pemberi waralaba dalam menyeleksi

calon mitra usahanya berpedoman pada keuntungan bersama, tidak berdasarkan

SARA.

[5]

(6)

4. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FRANCHISE

Dalam menjalankan usaha franchise untuk memperluas jaringan pemasaran dari produk

anda, pasti anda akan mengalami pasang surut dalam melakukan usaha tersebut. Namun,

sebelum kita memulai usaha dengan Franchise, kita harus pintar menganalisa apakah

bisnis tersebut untung / rugi. Calon franchisee harus detail memutuskan pantas atau

tidaknya usaha tersebut, adapun pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum kita

memulai usaha franchise, antara lain:

1.

Apakah usahanya sudah proven/menguntungkan? Berapa lama usianya? Hal ini

sangat penting pasalnya ada beberapa business opportunity yang baru berusia seumur

jagung sudah mulai mengembangkan peluang usaha dengan mengatasnamakan

franchise.

2.

Anda sebaiknya melihat prospek bisnisnya dalam jangka panjang serta melihat dari

analisa bisnis yang dipaparkan. Pastikan bisnis yang akan Anda ambil bukan bisnis

musiman artinya usaha tersebut terus bisa bertahan dan bertumbuh di masa

mendatang.

3.

Tanyakan berbagai keunggulan dan keunikan dari franchise tersebut. Hal ini penting

untuk mengantisipasi adanya persaingan dengan bisnis sejenis.

4.

Anda juga bisa mendatangi langsung kantor pusatnya untuk memastikan apakah

franchise/BO tersebut bisa dipercaya atau tidak. Hal ini sangat penting berkaitan

dengan kesiapan franchisor apakah mereka siap berkomitmen untuk mensupport

bisnis franchisenya dalam jangka panjang. Selain itu tentu Anda bisa lihat bagaimana

organisasi franchisenya, system, SDM, Fasilitas, dll.

5.

Sebaiknya Anda luangkan waktu untuk mendatangi prototype outlet franchisor

tersebut, untuk mengenal bisnis tersebut lebih dalam baik dari sisi customer services,

produk, melihat jumlah pengunjung, lokasi usaha atau display produk, dll.

6.

Lakukan investigasi kepada franchisee/mitra yang sudah berjalan. “Tongkrongin”

outlet yang ada untuk melihat dan memprediksi tingkat penjualan outlet tersebut.

Apakah sesuai proyeksi keuangan yang disampaikan sesuai dengan kenyataan

dilapangan. Bahkan ada kejadian calon franchisee sampai meminta melihat

penjualannya dari “cash register” (jika diperbolehkan), Cari tahu juga karakter owner

dari franchise tersebut untuk memastikan komitmen mereka di dalam menjalankan

bisnis franchise dalam jangka waktu yang panjang.

Berikut ini contoh waralaba di Indonesia yang mungkin saja suatu saat nanti anda

berminat untuk membukanya, diantaranya :

1. Nama waralaba : Aladine Kebab

Franchisor : Aladine Kebab

Bidang usaha : Garai Kebab

Keunikan : Garai Kebab cepat saji dan bergizi, dengan isi daging sapi panggang khas timur

tengah.

(7)

Waralaba Fee: sistem paket investasi

Total modal awal : Rp 21 juta dan Rp 50 juta

Perkiraan BEP : –

Alamat : Jalan Bungur Raya no 88 Kebayoran Lama, Jakarta 12240 . Telp: 021-68708847 /

0856-91623714 . Fax: 021-7397104

2. Nama waralaba : Bakmi Gila

Franchisor: Bakmi Gila

Bidang usaha : Garai bakmi

Keunikan: Garai bakmi yang menawarkan bakmi ramuan sendiri

Berdir i : 2006

Mulai waralaba: 2006

Waralaba fee: Sistem paket investasi

Total modal awal: Rp 6 juta – 19 juta

Alamat : Jl Kemir i Depok Telp: Telp: 021- 92894924

3. Nama waralaba : Bakso Kota Cak Man

Franchisor : Bakso Kota Cak Man

Bidang usaha : Bakso

Keunikan : -.

Berdir i : 1984

Waralaba Fee: 50 juta

Total modal awal : Rp 110 juta

Perkiraan BEP : 12 bulan

Alamat : Jalan Kedawung ll no 11 Malang Telp: (0341) 474648

4. Nama waralaba : Cendol Gading

Franchisor : Wahyu Saidi

Bidang usaha : Garai Cendol

Keunikan : Garai cendol di Gerobak.

Berdir i : 1990 (mulai kemitraan 2004)

Waralaba Fee: sistem paket investasi

Total modal awal : Rp 3 juta

Perkiraan BEP : 5 bulan

Alamat : Jl Pemuda no 66 Rawamangun Jakarta Timur 13220. Telp: 021-470.4546, Hp:

0818754173

5. Nama waralaba : Kebab Turki

Franchisor : Hendy Sutiono

Bidang usaha : Garai Kebab

Keunikan : Garai Kebab yaitu makanan khas timur tengah berupa daging sapi panggang yang

dibungkus roti khusus.

Berdir i : 2003

(8)

Total modal awal : Rp 40 juta Rp 60 juta dan Rp 80 juta

Perkiraan BEP : 19 bulan

Alamat : Semolowaru Elok 1 / 17 Surabaya. Telp: 031-70641912. Fax: 031-5949112

Dan masih banyak lagi contoh waralaba lainnya.

Sistem franchise ini juga memiliki keuntungan dan kerugian dalam operasi usahanya,

yaitu:

a.

Keuntungan Sistem Franchise

:

Percepatan perluasan usaha, dengan modal relatif rendah

Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama

Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi

Menggantikan kebutuhan personel Franchisor dengan para operator milik

Franchisee (slim organization)

Pemilik outlet bermotivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan

keuntungan usaha.

b.

Kerugian usaha Franchise

:

Kewenangan outlet di tangan Franchisee (kalau terlalu banyak ide merepotkan

Franchisor)

Perlu perubahan paradigma (paradigm shift) atas materi yang dijual

Untuk membentuk sistem yang baku, perlu adanya proses yang lebih birokratis.

[6]

5.

Jenis waralaba

Waralaba dapat dibagi menjadi dua:

Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya lebih jelas, merek

sudah diterima diberbagai dunia, dan dirasakan lebih bergengsi.

Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi untuk

orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak memiliki pengetahuan

cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang disediakan oleh pemilik

waralaba.

6.

Biaya waralaba

Biaya waralaba meliputi:

Ongkos awal, dimulai dari Rp10 juta hingga Rp. 1 miliar. Biaya ini meliputi

pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat

usaha sesuai dengan spesifikasi pengwaralaba dan ongkos penggunaan

HAKI

(hak

kekayaan intelektual).

(6) http://expedisi-kami.blogspot.com/2010/01/keuntungan-kerugian-franchise.html

(9)

Ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional.

Besarnya ongkos royalti berkisar dari 5-15 persen dari penghasilan kotor. Ongkos

royalti yang layak adalah 10 persen. Lebih dari 10 persen biasanya adalah biaya

yang dikeluarkan untuk pemasaran yang perlu dipertanggungjawabkan.

7.

Waralaba di Indonesia

Di

Indonesia

, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan

munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan

kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi

plus, yaitu pewaralaba tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak

untuk memproduksi produknya.

Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus

dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi pengwaralaba

maupun pewaralaba. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki

kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di

AS

dan

Jepang

.

Tonggak kepastian

hukum

akan format waralaba di

Indonesia

dimulai pada tanggal

18

Juni

1997

, yaitu dengan dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah

(PP) RI No. 16

Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah

dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya

ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis

waralaba adalah sebagai berikut:

[7]

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997

Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha

Waralaba.

Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008

tentang Penyelenggaraan Waralaba

Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.

Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

Banyak orang masih skeptic (ragu-ragu) dengan kepastian hukum terutama dalam

bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan

format bisnis waralaba jauh

lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dar i semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima

(10)

waralaba diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui waralaba master (master franchise) yang diter imanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan.

Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jar ingan format bisnis waralaba akan terus berekspansi (berkembang). Ada beberapa asosias i waralaba di Indones ia antara lain APWINDO ( Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosias i Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Br idge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain- lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra), Franchise License Expo Indonesia (Panorama convex), Info Franchise Expo (Neo dan Majalah Franchise Indonesia).

Tingkat pengembalian

Tingkat pengembalian yang layak dari sebuah waralaba adalah minimum 15 persen dari nilai.

8.

Lain-lain

• Di Indonesia waralaba yang berkembang pesat dan mas ih sangat menguntungkan adalah

waralaba di bidang makanan (Wong Solo, Sapo Oriental, CFC, Hip Hop, Red Crispy, Papa Rons dan masih banyak merek lainnya).

• Waralaba berbentuk retail mini outlet seperti (Indomaret, Yomart, AlfaMart) banyak

menyebar ke pelosok kampung dan pemukiman padat penduduk.

• Di bidang Telematika atau Information & Communication Technology, juga mulai diminati

pada 3 tahun terakhir, yaitu berkembang beberapa bidang waralaba seperti distribusi tinta printer refill/cartridge (Inke, X4Print, Veneta, dll.), pendidikan komputer (Widyaloka, Binus), distribusi peralatan komputer (Micronics Distribution), Warnet / Net Cafe (Multiplus, Java Net Cafe, Net Ezy), Kantor Konsultan Solusi JSI, dll.

• Yang juga menguntungkan adalah waralaba di bidang pendidikan (Science Buddies, I Tutor

Net, Primagama, Sinotif), lebih menarik lagi terdapat Sekolah robot (Robota Robotics School), taman bermain (Super Kids) dan taman kanak-kanak(Fastract Kids, Kids 2 success, Town for Kids), Pendidikan Bahasa Inggris (EF/English First, ILP, Direct English), dll.

• Perkembangan merek dan waralaba dalam negeri cukup pesat dan pada pameran pameran waralaba di tanah air ter lihat banyak merek merek nasional Indones ia bersaing dengan merek global dan regional.[8]

9. Perkembangan Waralaba di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Omzet bisnis waralaba di Indonesia sepanjang semester

pertama 2013, disebut telah melampaui 50 persen realisasi selama 2012. Sepanjang tahun

lalu, omzet bisnis waralaba tercatat Rp 114 triliun.

(11)

ini melihat perkembangan usaha waralaba di Indonesia yang makin bertumbuh," kata Kepala

Seksi Direktorat Bina Usaha Kementrian Perdagangan, Iqbal Sofwan, Selasa (23/7/2013). Dia

mengatakan sebagian besar pendapatan itu berasal dari waralaba di bidang otomotif,

pendidikan, kuliner dan agen wisata.

Iqbal mengatakan tantangan utama bisnis waralaba nasional adalah peningkatan daya saing,

jejaring fisik maupun non-fisik, dan fasilitas layanan. "Ini juga ke depan untuk meningkatkan

omzet," kata dia.

Selain meningkatkan kapasitas, lanjut Iqbal, peningkatan iklim usaha yang kondusif juga

menjadi tantangan lain bagi bisnis ini. Salah satu strategi pemerintah atas masalah ini, sebut

dia, adalah reformasi perpajakan dan birokrasi. Apalagi saat ini sudah semakin mendekati

penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang dijadwalkan mulai berlaku pada 2015. [9]

Peluang Bisnis yang akan Naik Daun di Tahun 2015

yang akan booming di Indonesia mendatang kini menjadi perbincangan hangat para pelaku bisnis

saat ini. Sebenarnya di internet banyak sekali peluang bisnis yang bisa anda jadikan sebagai

referensi usaha dan anda tinggal mempelajar inya dengan seksama dengan sedikit memodifikasi

sesuai dengan keinginan anda. Namun ada hal yang harus anda ingat, apapun bentuk usaha bisnis

yang akan anda tekuni nantinya yang harus anda pegang dan pedomani adalah keberanian untuk

memulai bisnis tersebut. Karena tanpa itu semuanya tidak akan memiliki makna apapun.

www.suksesbisnisusaha.com

Menurut beberapa pelaku bisnis, trend bisnis di tahun 2015 tidak akan berubah dan sama dengan

trend bisnis di tahun 2014 kemarin dimana bisnis online masih menjadi peluang bisnis yang paling

banyak diminati. Bisnis online yang sangat fleks ibel, hemat waktu, bisnis yang tanpa ada ruang

pemisah ruang dan waktu, menurut beberapa kalangan pelaku bisnis menjadikan bisnis online ini

menjadi pilihan terbaik para pelaku bisnis di tahun 2015 mendatang. Di sis i lain dengan semakin

pesatnya perkembangan teknologi terutama teknologi perangkat komunikasi menjadikan para

pelaku bisnis menjadi sangat terbantukan baik ketika mereka harus memantau setiap transaksi

maupun komunikas i dengan para pelanggan mereka dan dengan fakta inilah maka bisnis online

(12)

Trend bisnis di tahun 2015 yang juga akan booming adalah bisnis menjadi penulis lepas. Mengapa

menjadi penulis lepas adalah peluang bisnis di tahun 2015 mendatang? Tentu saja dengan alasan

bahwa trend bisnis online yang booming di tahun 2015 di atas tak lepas dari peranan website atau

pun blog sebagai alat bisnis online yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis online. Tentu

saja tidak semua pelaku bisnis online tersebut mahir di dalam mengis i konten situs mereka

dengan tulisan tulisan yang memikat para customers/ pembeli, maka dis inilah peranan para

penulis lepas tersebut. Dengan alasan inilah maka menjadi penulis lepas adalah trend bisnis di

tahun 2015 yang akan booming kedepannya. Keberhasilan sukses bisnis menjadi penulis lepas

akan sangat ditentukan oleh kemampuan anda di dalam menulis artikel artikel seperti yang

diinginkan oleh para pelaku bisnis online di atas.

Trend bisnis di tahun 2015 yang kelihatannya akan booming selanjutnya adalah bisnis waralaba.

Walaupun sebenarnya menekuni bins i waralaba ini dikategorikan sebagai sebuah konsep bisnis

yang agak sulit dilakukan, namun statistic perkembangan bisnis waralaba ini dar i tahun ketahun

terus mengalami peningkatan. Salah satu hal penting yang per lu dilakukan untuk sukses di dalam

menekuni bisnis waralaba ini adalah anda haruslah memiliki tim yang profesional dan solid

terutama di dalam menentukan prestasi usaha waralaba yang anda jalankan.

Usaha kuliner

Usaha kuliner masih menjadi trend bisnis di tahun 2015 mendatang. Kebutuhan manus ia akan

makanan menjadikan bisnis kuliner ini terus menjadi pilihan orang di dalam berbisnis. Sukses

menekuni bisnis kuliner ini menurut beberapa pakar kuliner sebenarnya ada di cita rasa. Jika anda

mampu memberikan cita rasa yang berbeda maka anda akan sukses menekuni bisnis kuliner ini.

Bisnis musiman

Bisnis Musiman menunjukkan trend peningkatan yang sangat signif ikan dan menurut pengamat

bisnis bisnis musiman ini mas ih menjadi trend bisnis di tahun 2015 nanti. Ber jualan gamis dan

jilbab lebaran yang tengah menjadi trend, memasarkan kue-kue ker ing saat natal dan lebaran,

berjualan jersey saat musim piala dunia dan lain- lain adalah contoh bisnis musiman yang bisa

anda lakukan. Bisnis mus iman ini mempunyai prospek yang sangat bagus dan bisa menghasilkan

keuntungan sangat besar apabila anda jeli dalam menangkap peluang yang bisa dimaksimalkan.

Demikianlah trend bisnis di tahun 2015 mendatang yang diperkirakan oleh para pelaku bisnis di

Indonesia akan menglami booming dan semoga tulisan sederhana ini bisa menginspiras i bisnis

yang akan anda lakukan nantinya.[10]

(8)http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba/30-03-2015/13:41 (9) Kompas.com Rabu, 24 Juli 2013 | 05:37 WIB

(13)

BAB III

PENUTUP

Dalam melakukan bisnis waralaba setiap orang harus memiliki pengetahuan tentang

Franchising (pewaralabaan). Dari definisi yang telah di jelaskan di atas bahwa Franchising

merupakan salah satu konsep dari pemasaran untuk memperluas jaringan usaha secara tepat.

Tetapi Franchising bukan merupakan alternatif melainkan suatu cara yang sama kuat, sama

strategis dengan cara konvesional untuk mengembangkan usaha yang telah di buat. Berbeda

dengan konvesional, di dalam Franchising memiliki banyak kelebihan terutama dalam

pendanaan, SDM dan managemen, kecuali kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan

pihak lain.

Selain banyak kegunaan di dalam Franchising terdapat pula kekurangan dari Franchising,

misalnya : tidak mandiri, kreativitas tidak berkembang, rentan dalam perubahan franchisor,

menjadi independen, terdominasi.

[9]

sistem piramida yaitu suatu sistem yang membentuk jaringan ke bawah dimana semakin

banyak orang yang harus direkrut untuk bergabung. Sedangkan jumlah penduduk terbatas dan

tidak semua bersedia bergabung

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1.

http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba

2.

http://salamfranchise.com/2008/03/03/franchise-di- indonesia-dan-pengertiannya/

3.

http://salamfranchise.com/2008/03/03/franchise-di- indonesia-dan-pengertiannya/

4.

www.majalahfranchise.com

5.

www.majalahfranchise.com

6.

http://expedisi-kami.blogspot.com/2010/01/keuntungan-kerugian- franchise.html

7.

http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba/30-03-2015/13:41

8.

http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba/30-03-2015/13:41

9.

http://baak.gunadarma.ac.id/30-03-2015/ 13:31

Referensi

Dokumen terkait

[r]

online dengan mean world syndrome tetapi disini peneliti menemukan adanya hubungan antara variabel terpaan media pemain game online “Point Blank” terhadap efek

(sesuai Peraturan Menteri no. 12/2006 tentang Waralaba) Waralaba (Franchise) adalah perikatan antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana Penerima Waralaba

Pada sistem yang ditawarkan ini peneliti mengajukan sistem yang ditawarkan untuk BAZNAS Musi Rawas dimana sistem yang dtawarkan ini adalah humas desa mengajukan

Berdasarkan latar persoalan di atas dianggap perlu dilakukan pelatihan guru tentang bagaimana mendesain media presentasi interaktif yang dapat menciptakan

Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Aceh Tengah merupakan pusat perkantoran di Kabupaten Aceh Tengah. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan pada Bagian Umum

Sebaliknya pada saat tanaman memerlukan pupuk urea untuk pertumbuhan cepat, saat pupuk yang tersedia dalam tanah berkurang, petani memberikan pupuk N dalam jumlah yang jauh di

Pemberian status hukum Perseroan Terbatas harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu setelah akta pendiriannya mendapat pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia