• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Waralaba ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Definisi Waralaba ABSTRAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik.Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba, Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Dengan adanya jaminan kepastian hukum tersebut maka dengan ini penulis, ingin berpartisipasi dalam bisnis waralaba dengan cara mendirikan bisnis kuliner E – RESTO yang bergerak dibidang rumah makan siap saji.

Dengan mengambil lokasi di daerah kemang raya diselatan kota jakarta.

Definisi Waralaba

Suatu strategi pemasaran yang bertujuan untuk mengembangkan jaringan usaha.

Suatu cara untuk mengemas suatu produk atau suatu usaha dengan tujuan untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen yang lebih Iuas. (sesuai Peraturan Menteri no. 12/2006 tentang Waralaba) Waralaba (Franchise) adalah perikatan antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana Penerima Waralaba diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba. (sesuai rancangan Peraturan Pemerintah tentang Waralaba).

Waralaba ( Inggris: Franchising;Prancis: Franchise) untuk kejujuran atau kebebasan, adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah

Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

(2)

Selain pengertian waralaba, perlu dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee.

Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.

Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.

Waralaba di Indonesia

Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970- an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang.

Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut.

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.

Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba

Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.

Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.

Banyak orang masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima waralaba (franchisee) diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui master franchise yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Ada beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha

(3)

Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra),Franchise License Expo Indonesia ( Panorama convex), Info Franchise Expo ( Neo dan Majalah Franchise Indonesia).

Berdasarkan referensi dari beberapa jenis usaha waralaba yang sebelumnya penulis baca dari beberapa artikel cetak maupun online, yang dipandang dari sudut bisnis sangatlah mempunyai mempunyai prospek jangka panjang kedepannya. Maka dengan ini penulis telah mempertimbangkan jenis usaha dengan membuka bisnis kuliner siap saji. Karena berdasarkan pengamatan usaha ini sangatlah menguntungkan,jika dilakukan dengan management yang baik. Selain ada itu pertimbangan lain yang penulis rasa perlu dijadikan referensi dan semangat untuk maju. Sebagai pemikiran awal, pada dasarnya semua mahluk hidup sangatlah perlu asupan gizi dan makanan untuk menunjang aktifitasnya maka daripadanya sangantlah penting memberikan asupan – asupan yang baik dan sehat. Atas pemikiran tersebut, penulis rasa dibutuhkan outlet kuliner yang praktis,efisien dan higienis.

Dengan ini penulis mencoba mengembangkan pemikiran bisnis yang ada dengan mendirikan sebuah usaha waralaba berjenis kuliner yang diberi naman E – RESTO. yang akan berdiri diatas lahan jadi dibilangan jakarta tepatnya didaerah kemang raya jakarta selatan. Mengapa penulis merencanakan lokasi ditempat tersebut ? hal ini disebabkan karena lokasi tersebut adalah salah satu diantara banyaknya tempat strategis untuk mendirikan usaha, disamping itu juga disekitar lokasi tersebut telah terdapat banyak berdiri perusahan berskala domestik maupun internasional yang jika dilihat dari segi bisnis sangatlah menguntungkan.

Karena jika kita menghitung peluang penulis rasa, peluang tersebut sangatlah terbuka unutk memajukan usaha yang kita akan rintis ini. Dasar dari kepercayaan peluang usaha tersebut adalah karena banyaknya jumlah masyarakat yang ada merupakan pengusaha eksekutif muda dan karyawan perusahaan swasta maupun asing yang terdapat dan hilir mudik didaerah lokasi tersebut yang jika dilihat secara aktivitas adalah untuk bersantai, makan dan bernegosiasi bisnis pekerjaan. Maka untuk itu E – RESTO sebagai langkah awal akan menyediakan beranekaragam jenis menu kuliner tradisional nusantara salah satu diantaranya, antara lain :

kue Pot-pot dari papua, es palu butung soup konro dan ikan kuah dari ujung pandang, soto banjar (Kalimantan), kue bika. ambon dan soto medan (Medan), sayur babanci dan bubur ase ( Betawi), kue delapan jam ( Palembang), empal gentong dan tahu gejrot (Cirebon), dendeng Balado (Padang), bubur Manado (Manado), dan lain-lain. Selain itu konsep bisnis kuliner ini rencananya akan dipadukan dengan konsep design dalam hal interiornya. Terutama pada ruang makan sebagai tempat central aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung yang berkunjung dan makan di E- resto. dan konsep design yang akan penulis gunakan adalah konsep design retro minimalis, yang mengadopsi gaya lama yang dipadukan dengan konsep hunian modern. Ini dimaksudkan agar supaya pengunjung yang datang dapat merasakan suasana gaya lama dengan sentuhan modern didalamnya. Yang akan menunjang kenyamanan beraktivitas dalam jagka waktu yang singkat.

(4)

Dan untuk mempermudah langkah awal usaha ini, untuk itu penulis akan mencantumkan rencana / rancangan anggaran biaya agar lebih mudah dalam merevisi laporan pendapatan dan pengeluarannya. Diantaranya sebagai berikut.

1. Biaya sewa gedung atau rumah toko ( ruko ) = Rp. 130.000.000 /thn.

2. Biaya fasilitas 120 set meja makan = Rp. 120.000.000.

3. Biaya kebersihan = Rp. 12.000.000 /thn.

4. Biaya keamanan = Rp. 12.000.000 /thn.

5. Gaji karyawan. = Rp. 8.00.000/orang.

6. Tunjangan bonus = Rp. 200.000/orang.

7. Lain – lain = Rp. 20.000.000.

8. Total anggaran --- +

Rp. 295.000.000,-

Demikianlah rancangan anggaran biaya ( RAB ) yang dapat penulis gunakan, yang digunakan sebagai acuan modal awal.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

sumber referensi.

 http://teknikindustri2004-uii.blogspot.com/2009/11/definisi-waralaba-franchise.html. diunduh tanggal 31 maret 2011 pukul 13 :05 wib.

 Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba.

diunduh tanggal 31 maret 2011 pukul 14:34 wib.

 http://bataviase.co.id/Ragam pesona kuliner nusantara, diunduh tanggal 01 april 2011, pukul 11: 01 wib.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat dalam rumusan masalah rendahnya kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS materi membuat silsilah

Tujuan dari cafe Ludos adalah sebagai tempat untuk bersantai yang fun dan nyaman dalam berinteraksi sosial, sehingga dapat meningkatkan performa otak dalam meningkatkan

Jumlah daun pada tanaman cabai merah paling tinggi meng gunakan pupuk masyarakat A (338,00 helai) diduga karena pupuk organik tersebut memiliki total unsur hara N, P, K yang

Dari kriteria tersebut diatas, perlakuan kontrol dan perlakuan pemberian formula biofertilizer pada umumnya menunjukkan jumlah anakan produktif tergolong sedang, hanya

Untuk intervensi yang dilakukan hanya memfokuskan pada tindakan keperawatan yaitu penurunan suhu tubuh dimana tujuan ini sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

Bila anda menguasai program windows office dengan baik maka untuk menampilkan dan menyembunyikan toolbar yang kita butuhkan bukanlah persolan yang sulit, karena caranya persis

Untuk menginput pembayaran SPP cukup memilih kelas lalu klik Button Cari untuk memilih NIS Dan Nama Siswa maka otomatis akan muncul form untuk memilih data

Berdasarkan latar persoalan di atas dianggap perlu dilakukan pelatihan guru tentang bagaimana mendesain media presentasi interaktif yang dapat menciptakan